BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR
|
|
- Siska Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2300 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang tertera dalam bagian kiri pasal ini masing-masing harus diartikan sebagaimana penjelasan pada bagian kanan dari uraian dibawah ini : Anggota Kliring Berjangka Pembeli Anggota Kliring Berjangka Penjual Bulan Kontrak Formulir Pemberitahuan Penyerahan (FPP) Hari Perdagangan Terakhir Nilai Kontrak Penyerahan OLEINTR Pembeli Penetapan Mutu (Grading) Pengelola Tangki Anggota Kliring Berjangka yang mengkliringkan transaksi atas nama Pembeli. Anggota Kliring Berjangka yang mengkliringkan transaksi atas nama Penjual. Bulan yang tersedia untuk transaksi Kontrak Berjangka RBD Palm Olein. Formulir yang diterbitkan oleh Lembaga Kliring Berjangka yang digunakan oleh Penjual untuk menyatakan akan melakukan penyerahan fisik. Perdagangan untuk suatu Bulan Kontrak berakhir pada tanggal 15 bulan yang bersangkutan, jika tanggal 15 bukan Hari Perdagangan, maka perdagangan berakhir pada Hari Perdagangan sebelumnya. Nilai Rupiah dari jumlah RBD Palm Olein yang ditetapkan berdasarkan Harga Penyelesaian Harian pada Hari Perdagangan sebelum pemberitahuan penyerahan. Simbol spesifikasi Kontrak Berjangka RBD Palm Olein dalam satuan 10 (sepuluh) metrik ton/lot, dan dalam mata uang Rupiah. Pihak yang memiliki posisi beli terbuka pada Kontrak Bulan Penyerahan dan/atau Pihak yang secara langsung bertanggung jawab untuk menerima penyerahan fisik RBD Palm Olein. Pengujian mutu yang dilakukan oleh Lembaga Penguji Mutu yang ditunjuk oleh Bursa. Pihak yang ditunjuk oleh Penjual untuk menyimpan fisik RBD Palm Olein. 1
2 Penjual RBD Palm Olein Satuan Kontrak/Lot Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) Tangki Pihak yang memiliki posisi jual terbuka pada Kontrak Bulan Penyerahan dan/atau Pihak yang secara langsung bertanggung jawab untuk melakukan penyerahan fisik RBD Palm Olein. Refined, Bleached, Deodorized Palm Olein sesuai dengan tingkat mutu sebagaimana disebut dalam Pasal metrik ton. Dokumen yang diterbitkan oleh Pengelola Tangki yang menunjukkan hak kepemilikan RBD Palm Olein dalam Tangki yang dikelola oleh Pengelola Tangki yang bersangkutan. Fasilitas tangki atau tempat penampungan terukur yang terletak di kawasan berikat atau tidak berikat, yang dimiliki oleh Penjual atau ditunjuk oleh Penjual sebagai tempat penyimpanan/penyerahan fisik RBD Palm Olein, sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Bursa Ketentuan Umum Perdagangan Kontrak Berjangka RBD Palm Olein tunduk pada Peraturan Bursa dan Peraturan Lembaga Kliring Berjangka sepanjang tidak ditentukan lain secara khusus dalam Bab ini. Kecuali disebut khusus setiap pencabutan, perubahan, dan tambahan terhadap ketentuan yang dimuat dalam Bab ini akan berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan tertulis dari Bappebti Bulan Kontrak Perdagangan untuk setiap Hari Perdagangan dilaksanakan untuk 12 (dua belas) bulan berturutturut dan dapat diubah dari waktu ke waktu oleh Bursa Hari dan Jam Perdagangan 1. Hari Perdagangan adalah Hari Kerja dari Senin sampai dengan Jumat. 2. Jam perdagangan antara pukul WIB sampai dengan pukul WIB. 3. Hari Perdagangan Terakhir adalah tanggal 15 Bulan Kontrak pada pukul WIB. Apabila tanggal tersebut merupakan hari libur, maka Hari Perdagangan Terakhir jatuh pada Hari Perdagangan sebelumnya Pencatatan Transaksi Untuk Proses Kliring Semua transaksi yang telah terjadi akan diteruskan oleh Bursa secara elektronis kepada Lembaga Kliring Berjangka untuk dilakukan pendaftaran pada Lembaga Kliring Berjangka. 2
3 2305. Biaya Transaksi 1. Ketentuan mengenai penetapan biaya bursa dan biaya kliring akan ditetapkan dengan Surat Edaran Bersama (SEB) antara Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. 2. Besarnya biaya transaksi untuk setiap transaksi dan untuk setiap Posisi Terbuka yang diselesaikan diperhitungkan untuk setiap lot (10 metrik ton) Mutu RBD Palm Olein RBD Palm Olein yang dapat diserahkan untuk penyelesaian kontrak ini wajib memenuhi persyaratan kualitas, fisik dan kimia sebagai berikut: a. Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) maksimum 0,1%; b. Tingkat Kelembaban dan Kotoran (Moisture and Impurities) maksimum 0,1%; c. Nilai Iodine (Iodine Value) (WIJS) minimum 56; d. Titik Leleh (Melting Point) maksimum 24⁰C; e. Warna (5 ¼ Lovibond Cell) maksimum 4 Merah Satuan Kontrak Satuan kontrak adalah 10 (sepuluh) metrik ton, dengan ketentuan permintaan beli atau penawaran jual hanya diperkenankan dalam lot yang jumlahnya 10 (sepuluh) metrik ton atau kelipatannya Harga dan Perubahan Harga Minimum (Tick) 1. Harga ditetapkan dalam mata uang Rupiah per kilogram. Harga tidak termasuk PPN. 2. Perubahan harga minimum (Tick) adalah Rp. 5,- per kilogram dan kelipatannya Batas Perubahan Harga 1. Jika harga menyentuh di atas/di bawah 10% dari Harga Penyelesaian Harian sebelumnya, maka perdagangan akan dihentikan selama 15 menit, kemudian batas perubahan harga berikutnya adalah 15% di atas/di bawah dari Harga Penyelesaian sebelumnya. 2. Batas perubahan harga ini berlaku untuk semua Bulan Kontrak kecuali untuk Kontrak Bulan Penyerahan Harga Penyelesaian 1. Harga Penyelesaian pada Hari Perdagangan ditetapkan berdasarkan: a. metode perhitungan Harga Penyelesaian Harian akan diumumkan melalui Surat Edaran Bersama (SEB) yang dikeluarkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka; 3
4 b. pada keadaan tertentu Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka berhak menentukan Harga Penyelesaian Harian di luar ketentuan angka 1 huruf a. 2. Harga Penyelesaian Akhir pada Hari Perdagangan Terakhir menggunakan Harga Penyelesaian Harian rata-rata pada 5 (lima) hari terakhir sampai dengan Hari Perdagangan Terakhir di Bursa Batas Posisi Jumlah maksimum posisi beli atau jual netto setiap hari yang diperkenankan untuk dikuasai oleh suatu Pihak sebanyak-banyaknya adalah lot untuk satu Bulan Kontrak atau gabungan seluruh Bulan Kontrak. Pihak yang melakukan transaksi lindung nilai Bonafide akan diberikan Batas Posisi khusus Posisi Wajib Lapor Posisi beli atau jual netto yang dikuasai satu Pihak, yang mencapai 300 lot atau lebih untuk satu Bulan Kontrak pada saat penutupan Hari Perdagangan harus dilaporkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Bursa Pilihan Prosedur Penyelesaian Kontrak Memasuki Kontrak Bulan Penyerahan sampai dengan Hari Perdagangan Terakhir, seluruh Anggota Kliring Berjangka Pembeli dan Anggota Kliring Berjangka Penjual yang masih memiliki Posisi Terbuka diperkenankan untuk melakukan penyelesaian transaksi dengan salah satu pilihan prosedur penyelesaian sebagai berikut: 1. Penyelesaian Penyerahan Fisik Ketentuan di bawah ini berlaku untuk Anggota Kliring Berjangka Penjual yang memilih penyelesaian transaksi Bursa dengan serah fisik, yaitu: a. Anggota Kliring Berjangka Penjual yang telah setuju untuk melakukan serah fisik, akan mengisi dan menandatangani dokumen serah fisik dalam format sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga Kliring Berjangka; b. setelah Lembaga Kliring Berjangka menerima dokumen serah fisik yang telah ditandatangani dan setelah dilakukan alokasi, Posisi Terbuka dari Kontrak Bulan Penyerahan Anggota Kliring Berjangka Penjual dan Anggota Kliring Berjangka Pembeli yang bersangkutan akan di-offset dengan menggunakan Harga Penyelesaian Harian pada Hari Perdagangan sebelumnya; c. pemberitahuan penyerahan fisik dapat dilakukan dalam waktu 5 (lima) Hari Perdagangan Terakhir Kontrak Bulan Penyerahan. 2. Tukar Fisik Dengan Berjangka (TFB) a. Tukar Fisik dengan Berjangka dapat dilakukan apabila telah memasuki periode 5 (lima) hari sebelum Hari Perdagangan Terakhir; 4
5 b. Anggota Kliring Berjangka dapat mencari Pihak-pihak yang melakukan transaksi Komoditi fisik di luar Bursa untuk ditukar dengan transaksi berjangka disertai penyerahan dokumen sebagaimana ditentukan oleh Bursa. 3. Penyelesaian Secara Tunai (Cash Settlement) Apabila sampai dengan pukul WIB di Hari Perdagangan Terakhir, Penjual tidak mengajukan Formulir Pemberitahuan Penyerahan (FPP), maka semua Posisi Terbuka yang ada akan diselesaikan melalui penyelesaian tunai Satuan Penyerahan Penyerahan RBD Palm Olein dapat dilakukan dengan kuantitas minimum 2 (dua) lot atau 20 (dua puluh) metrik ton Pemberitahuan Penyerahan 1. Penjual pada Kontrak Bulan Penyerahan, dapat melakukan pemberitahuan penyerahan dalam waktu 5 (lima) Hari Perdagangan Terakhir Kontrak Bulan Penyerahan. 2. Penjual tersebut pada angka 1, melakukan pemberitahuan penyerahan kepada Lembaga Kliring Berjangka melalui Anggota Kliring Berjangka Penjual dengan menyampaikan Formulir Pemberitahuan Penyerahan (FPP) dan Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO). 3. Penyampaian Formulir Pemberitahuan Penyerahan (FPP) dan Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) tersebut paling lambat dilakukan pukul WIB dengan memperhatikan ketentuan Pasal 2306 dan Pasal Status Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) yang diserahkan harus bebas dari segala bentuk kewajiban, tidak sedang dijadikan jaminan, dan tidak dalam sengketa apapun Alokasi Penyerahan 1. Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka memastikan kebenaran transaksi terkait dan memastikan terpenuhinya persyaratan penyerahan. 2. Lembaga Kliring Berjangka akan melakukan alokasi secara acak terhadap posisi beli terbuka untuk Kontrak Bulan Penyerahan sesuai dengan Peraturan Lembaga Kliring Berjangka Pemberitahuan Alokasi Selambat-lambatnya sebelum pukul WIB, pada Hari Perdagangan setelah hari pemberitahuan penyerahan, Lembaga Kliring Berjangka menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang terkena alokasi, Pihak yang melakukan penyerahan, dan Bursa sesuai dengan Peraturan Lembaga Kliring Berjangka. 5
6 2318. Tempat Penyerahan 1. RBD Palm Olein yang akan diserahkan harus disimpan di Tangki. 2. Bursa menetapkan daftar Tangki dan Pengelola Tangki serta melaporkannya kepada Bappebti. 3. Bursa mengumumkan: a. daftar Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) yang berlaku serta melaporkannya kepada Bappebti; b. setiap penambahan Tangki paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Tangki tersebut dapat digunakan Dokumen Tambahan Yang Harus Diserahkan 1. Apabila dilakukan penyerahan fisik, maka Penjual harus menyerahkan dokumen-dokumen lainnya sebagaimana ditentukan oleh Bursa dari waktu ke waktu kepada Lembaga Kliring Berjangka paling lambat pukul WIB di hari kedua perdagangan setelah hari pemberitahuan penyerahan. 2. Lembaga Kliring Berjangka harus menyerahkan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada Pembeli paling lambat pukul WIB di hari kedua perdagangan setelah hari pemberitahuan penyerahan Tanggung Jawab Pembayaran Margin 1. Anggota Kliring Berjangka Penjual dan Anggota Kliring Berjangka Pembeli yang akan melakukan penyerahan dan penerimaan RBD Palm Olein wajib menyetor Margin Penyerahan (Spot Margin) menjadi 30% selama 5 (lima) Hari Perdagangan Terakhir Kontrak Bulan Penyerahan. 2. Meskipun pemberitahuan penyerahan telah dilaksanakan, Penjual dan Pembeli tetap berkewajiban membayar Margin sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Lembaga Kliring Berjangka Pembayaran 1. Paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah pemberitahuan penyerahan, Pembeli wajib melaksanakan pembayaran kepada Lembaga Kliring Berjangka. 2. Anggota Kliring Berjangka Pembeli wajib membayar sebesar Nilai Kontrak Penyerahan RBD Palm Olein ditambah dengan PPN (kecuali pengambilan pada Tangki di kawasan berikat tidak dikenakan PPN) ke Lembaga Kliring Berjangka. 3. Pembayaran oleh Pembeli sudah harus diterima oleh Lembaga Kliring Berjangka paling lambat pukul WIB. 4. Lembaga Kliring Berjangka akan membayar ke Rekening Terpisah Anggota Kliring Berjangka Penjual dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah: 6
7 a. menerima konfirmasi dan verifikasi pengambilan RBD Palm Olein dari Pembeli; atau b. masa berlaku Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) kadaluwarsa Masa Berlaku Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) 1. Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) berlaku 15 (lima belas) hari kalender sejak tanggal penyerahan Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) oleh Lembaga Kliring Berjangka kepada Pembeli. 2. Apabila batas waktu 15 (lima belas) hari kalender sesuai dimaksud angka 1 melewati Hari Kerja terakhir Bulan Kontrak, maka masa berlaku Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) berakhir pada Hari Kerja terakhir Bulan Kontrak tersebut. 3. Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka selama masa berlaku Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) tidak bertanggung jawab terhadap hal-hal yang timbul dari atau yang berhubungan dengan kondisi Tangki atau kelayakan untuk penyimpanan RBD Palm Olein atau tindakantindakan Pengelola Tangki. 4. Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka tidak bertanggung jawab atas Surat Bukti Pengambilan Olein (SBPO) yang telah kadaluwarsa, dan Pembeli dinyatakan telah mengambil RBD Palm Olein dalam keadaan baik Gagal Serah 1. Apabila Pengelola Tangki tidak dapat menyediakan RBD Palm Olein sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2306 pada saat Pembeli mengambil fisiknya ke Tangki, maka Penjual dinyatakan Gagal Serah. 2. Lembaga Kliring Berjangka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan kontrak yang Gagal Serah tersebut dan semua biaya serta kerugian yang timbul akan dibebankan kepada Pihak yang melakukan Gagal Serah Gagal Bayar 1. Apabila Pembeli tidak melakukan kewajiban pembayaran kepada Lembaga Kliring Berjangka dalam jangka waktu 2 (dua) Hari Kerja maka Pembeli dinyatakan Gagal Bayar. 2. Lembaga Kliring Berjangka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan kontrak yang Gagal Bayar tersebut dan semua biaya serta kerugian yang timbul akan dibebankan kepada Pihak yang melakukan Gagal Bayar Diijinkan Menyimpan Bercampur Di Tangki Dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 2306, RBD Palm Olein dari lot yang berbeda dapat disimpan bercampur. 7
8 2326. Tanggung Jawab Pengelola Tangki Pengelola Tangki bertanggung jawab bahwa Tangki yang dikelola sanggup menyerahkan RBD Palm Olein dengan mutu sesuai ketentuan dalam Pasal 2306 dengan toleransi kuantitas + 2% Tanggung Jawab Penguji Mutu Lembaga Penguji Mutu harus tunduk pada ketentuan kontrak yang berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai penguji mutu dan penerbit dokumen yang digunakan dalam rangka penyelesaian Kontrak Berjangka Perselisihan Terhadap Mutu 1. Dalam hal terjadi perselisihan mengenai mutu RBD Palm Olein, maka uji ulang untuk penetapan mutunya dilakukan oleh Lembaga Penguji Mutu dan hasil uji ulang tersebut merupakan keputusan final. 2. Biaya pengujian mutu pada angka 1 dibebankan kepada Pembeli, kecuali hasil uji ulang tersebut tidak memenuhi mutu yang dipersyaratkan maka biaya tersebut akan dibebankan kepada Penjual. 8
BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR
BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR 1200. Definisi Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian
Lebih terperinciBAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU
BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL (CPOTU) 1101. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf capital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung
Lebih terperinciBAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN)
BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN) 2400. Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2400 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang
Lebih terperinciBAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)
BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) 1401. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian
Lebih terperinciPERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA
PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA KETENTUAN UMUM Margin In Adalah dana yang disetorkan Nasabah kepada pialang yang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.
Peraturan Kepala Badan Pengawas MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI. Pasal
Lebih terperinciANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-010/DIR/KPEI/1115 Tanggal : 23-11-2015 PERATURAN KPEI NOMOR: III-1 ANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN
Lebih terperinciBAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :
BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN 200. Keanggotaan dan Persyaratan (1) Keanggotaan Penjaminan terdiri dari : (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari : (i) Perorangan adalah setiap orang perseorangan
Lebih terperinciSpesifikasi Kontrak Fisik Timah INATIN
SIMBOL PERDAGANGAN INATIN Kuotasi Harga 1. Ditetapkan dalam mata uang USD per metrik ton dengan kelipatan 5 (lima) USD. 2. Berdasarkan harga Free On Board (FOB) ekspor di Pelabuhan Pemuatan. 3. Tidak termasuk
Lebih terperinciPERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA
*update 15 May 2014 PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA Gedung Graha Arda Lt.2 Suite B Jl.H.R.Rasuna Said Kav.B-6 Kuningan Jakarta Selatan Phone: 021-5277707 Fax:
Lebih terperinciKLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-012/DIR/KPEI/0916 Tanggal: 08-09-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 117/BAPPEBTI/PER/03/2015
7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/10/2012;
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.
7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M- DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Lebih terperinciBAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI
BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dengan huruf awal kapital dalam peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN
BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN 500. UMUM 1. Kecuali dinyatakan berbeda dalam Peraturan Lembaga Kliring ini, Anggota Kliring akan menerima dan mengkliringkan semua Kontrak Berjangka atas namanya sendiri
Lebih terperinci2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia.
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-008/DIR/KPEI/0416 Tanggal : 25-04-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-3 ANGGOTA KLIRING I. DEFINISI Dalam peraturan ini, yang dimaksud
Lebih terperinciBAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87
BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN Pasal 87 1. Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan Pengelola Sentra Dana Berjangka wajib membuat, menyimpan, dan memelihara
Lebih terperinciSPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING
SPESIFIKASI KONTRAK MATA UANG ASING 1. Definisi dan Interpretasi 2 1.1 Definisi 2 1.2 Interpretasi 2 2. Ketentuan Kontrak..3 2.1 Waktu Perdagangan dan Satuan Kontrak.3 2.1.1 Waktu Perdagangan 3 2.1.2 Satuan
Lebih terperinciM E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 60/M Tahun 2008 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Perdagangan; 7. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan
Lebih terperinciKLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK
Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-001/DIR/KPEI/0116 Tanggal : 6-1-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: III-2 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA
Lebih terperinciPASAR FISIK KARET TERORGANISIR
PASAR FISIK KARET TERORGANISIR 1. DEFINISI 2. KEPESERTAAN 3. SATUAN TRANSAKSI 4. KUOTASI HARGA 5. JENIS DAN TEMPAT PENYERAHAN 6. JAM PERDAGANGAN 7. KECUKUPAN JAMINAN 8. BIAYA TRANSAKSI 9. KADAR KARET KERING
Lebih terperinciBAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF
BAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF 1400. KETENTUAN UMUM Tanpa mengesampingkan pengertian yang tercantum dalam Bab 1 Peraturan dan Tata Tertib Lembaga Kliring, maka setiap istilah yang tercantum dalam
Lebih terperinciBAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN
BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN 300. Ketentuan Umum (1) Sebelum melakukan transaksi, setiap Anggota wajib menyetor Jaminan Risiko Transaksi ke Rekening Kliring yang besaran dan tata caranya akan
Lebih terperinciBAB 6 PROSEDUR KLIRING
BAB 6 PROSEDUR KLIRING 600. PENYERAHAN KONTRAK UNTUK PENDAFTARAN Melalui jaringan sistem ATP, seluruh volume dan spesifikasi Kontrak Berjangka yang terjadi akan disampaikan kepada Lembaga Kliring oleh
Lebih terperinciBAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG
BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG 400. Ketentuan Umum (1) Penyerahan dan penerimaan Komoditas yang dimaksud dalam Kontrak Lelang yang telah jatuh tempo harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Lebih terperinciBAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN
BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN TATA CARA PERDAGANGAN MELALUI ATP 600. JENIS PELAKSANAAN AMANAT Jenis pelaksanaan amanat yang dimasukkan ke dalam ATP, terdiri
Lebih terperinciPERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00016/BEI/04-2012 Tanggal ditetapkan : 2 April 2012 Tanggal diberlakukan : 1 Mei 2012 PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013
8. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 63/BAPPEBTI/Per/9/2008 tentang Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciBAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI
BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)
SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA) A. DEFINISI 1. Layanan Khusus BCABIZZ adalah layanan khusus yang disediakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (selanjutnya disebut BCA )
Lebih terperinciNo. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA
1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan
Lebih terperinciPP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA
Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,
Lebih terperinci1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.
PERATURAN II.D.1 PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK A. DEFINISI 1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciMekanisme Perdagangan (Sumber :
Mekanisme Perdagangan (Sumber : http://www.idx.co.id) PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN DI BURSA PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN SECARA REMOTE PELAKSANAAN PERDAGANGAN Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE
Lebih terperinciKETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB
KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan
Lebih terperinciPERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS
LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-008/DIR/KPEI/0612 Tanggal: 11-06-2012 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK
Lebih terperinciKEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA
KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciM E M U T U S K A N :
7. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47 /PM/2004 TENTANG DANA JAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47 /PM/2004 TENTANG DANA JAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional
Lebih terperinciPERATURAN DAN TATA TERTIB PENYELENGGARA PASAR LELANG GULA KRISTAL RAFINASI PT. PASAR KOMODITAS JAKARTA
PERATURAN DAN TATA TERTIB PENYELENGGARA PASAR LELANG GULA KRISTAL RAFINASI PT. PASAR KOMODITAS JAKARTA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB 1... 1 KETENTUAN UMUM DAN DEFINISI... 1 100. KETENTUAN UMUM... 2 101.
Lebih terperinciBAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49
BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pasal 49 1. Setiap Pihak dilarang melakukan kegiatan Perdagangan Berjangka, kecuali kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM 100. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Peraturan ini akan mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:
Lebih terperinciPERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT
Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 104/BAPPEBTI/PER/08/2013
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; 6. Keputusan Presiden Nomor 69/M Tahun
Lebih terperinciPERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI
Peraturan KSEI No. VI-B Tentang Biaya Layanan Jasa Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0005/DIR/KSEI/0218 tanggal 1 Februari 2018) PERATURAN KSEI
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia
Lebih terperinciFormulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)
Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciNo. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor
Lebih terperinciPERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI
Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-20/PM/2003 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-20/PM/2003 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memperkuat
Lebih terperinci2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
No.361, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5635) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA
SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA Di bawah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan (selanjutnya disebut "Syarat dan Ketentuan") yang berlaku untuk melakukan pembelian (subscription),
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciNo. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank
Lebih terperinciMekanisme Perdagangan
Mekanisme Perdagangan (Sumber: http://www.idx.co.id) Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan
Lebih terperinciNo. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT
1 No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana melalui
Lebih terperinciNo.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan
Lebih terperinciSpesifikasi Kontrak Jagung Pipilan ex-nusa Tenggara Barat Surat Keputusan Penyelenggara ipasar nomor: 01.77/iPASAR/Dag/IV/10 tanggal 15 April 2010
Spesifikasi Kontrak Jagung Pipilan ex-nusa Tenggara Barat Surat Keputusan Penyelenggara ipasar nomor: 01.77/iPASAR/Dag/IV/10 tanggal 15 April 2010 TRADING FACTS Papan Perdagangan Spot Papan Perdagangan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERDAGANGAN GULA KRISTAL RAFINASI MELALUI PASAR LELANG KOMODITAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciNo. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara
No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan
Lebih terperinci!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&
!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#& Berikut di bawah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuanketentuan (selanjutnya disebut "Syarat dan Ketentuan") yang berlaku untuk melakukan transaksi
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 39/PM/2003 TENTANG KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 39/PM/2003 Peraturan Nomor III.E.1 TENTANG KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN TRANSAKSI ONLINE KONTRAK DERIVATIF KOMODITI
PERATURAN TRANSAKSI ONLINE KONTRAK DERIVATIF KOMODITI PRODUK Nama Kontrak Kode Kontrak BBJ Satuan Kontrak Kontrak Gulir Berkala Crude Oil CLSK10_BBJ 1,000 Barrel Kurs yang ditawarkan untuk pembukaan Account
Lebih terperinciBAB 1 KETENTUAN UMUM
BAB 1 KETENTUAN UMUM 1.1. Definisi Kecuali diberikan pengertian secara khusus, maka semua kata dan atau istilah dalam peraturan ini mempunyai pengertian yang sama sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 99/BAPPEBTI/PER/11/2012
Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan; 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
Lebih terperinciKETENTUAN BERLANGGANAN
KETENTUAN BERLANGGANAN Pasal 1 Definisi 1. Ketentuan Berlangganan adalah ketentuan yang wajib dipatuhi baik oleh Mitra maupun D&K sehubungan dengan pelayanan PEMBUKAAN AKSES ONLINE PAYMENT POINT berdasarkan
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,
- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pensiun, investasi
Lebih terperinciBAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka. Pasal 102
BAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka Pasal 102 Pialang Berjangka wajib mempertahankan Modal Bersih Disesuaikan sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti.
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/1/PBI/1999 TENTANG FASILITAS PENDANAAN DALAM RANGKA MENGATASI KESULITAN PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/1/PBI/1999 TENTANG FASILITAS PENDANAAN DALAM RANGKA MENGATASI KESULITAN PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menjalankan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor : Kep-00407/BEI/10-2009 Perihal : Biaya Penggunaan Sistem CTP-PLTE Tanggal Dikeluarkan : 1 Oktober 2009 Tanggal Diberlakukan : 1 Oktober 2009 Menimbang :
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-005/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Tgl. Diterbitkan : 5 Mei
Lebih terperinciPERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy
PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,
Lebih terperinciBAB 5 PENEGAKAN PERATURAN
BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN OTORITAS PENEGAK PERATURAN DAN TATA TERTIB BURSA 500. DIVISI AUDIT DAN PENGAWASAN PASAR 1. Direksi menunjuk kepala Divisi Audit Dan Pengawasan Pasar untuk melaksanakan penegakan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
KEMENTERIA PER DAGAN REPUBLIK INDONESI INISTRY OF TRAD BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Gedung Bappebti Lantai 3-5 JI. Kramat Raya No. 172 Jakarta 10430 Telephone: (021) 31924744 Faxsimile
Lebih terperinci2016, No Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri, diatur penjualan ke luar negeri dalam jumlah terten
No.1419, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Tarif Bea Keluar. Barang Ekspor. Penetapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.010/2016 TENTANG PENETAPAN BARANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1205, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN Perdagangan. Harga Patokan. Ekspor. Produk Pertanian. Kehutanan. Penetapan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 Peraturan Nomor IX.J.1 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 343 /KMK.01/2003 TENTANG LELANG PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI NEGARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan Surat Utang Negara sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciPT PINDAD (PERSERO) PENGUMUMAN LELANG
PT PINDAD (PERSERO) Jl. Jend. Gatot Subroto No.517 Bandung 40284 Indonesia Phone : (62-22) 7312073 (Hunting) facsimile : (62-22) 7401222 E-mail : biroadapusat@pindad.com PENGUMUMAN LELANG I. PEKERJAAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA
No. 9/38/DPBPR Jakarta, 28 Desember 2007 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Perkreditan
Lebih terperinciDaftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral
Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Bab 1 : Ketentuan Umum... 1 1.1 Definisi... 1 1.2 Layanan Jasa... 4 1.3 Peraturan dan Prosedur Operasional Layanan Jasa... 5 1.4 Tempat dan Waktu Layanan Jasa...
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK SURABAYA No. : SK - 011/LGL/BES/VIII/2003 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK SURABAYA No. : SK - 011/LGL/BES/VIII/2003 TENTANG KETENTUAN PELAPORAN TRANSAKSI HASIL LELANG PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI NEGARA (LPKON) KE BURSA EFEK SURABAYA MELALUI SISTEM
Lebih terperinci