Totok Bintoro. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Totok Bintoro. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional"

Transkripsi

1 Totok Bintoro Tim Pengembang Program PPG Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional 1

2 Pada saat para guru dan akademisi di bidang pendidikan berkumpul, murid-murid bertanya: Untuk apa mereka berdiskusi tentang pendidikan? Apakah untuk mempersiapkan masa depan kami?

3 3 Seminar Guru Depok 1 Maret 09

4 Belajar dari Negara Tetangga Dulu Malaysia di tahun 70an, banyak mengirim pelajar ke Indonesia Kini Malaysia tumbuh pesat meninggalkan Indonesia Negeri jiran itu punya visi: Twenty-twenty Pada th 2020 menjadi negara maju, modern, berjaya dengan misi utamanya adalah Pendidikan yang bermutu sebagai pilar utama untuk mencapai visi

5 Kata Dr. Daoed Joesoef (Mendikbud ), tentang Guru: Tidak gampang untuk bisa mengatakan apa yang membuat suatu bangsa kokoh dan maju. Namun, mudah sekali untuk mengatakan kapan bangsa ini mulai goyah eksistensinya, yaitu bila generasi yang sedang berkuasa melalaikan pendidikan generasi penerusnya, melalui pelecehan terhadap kinerja pengabdi nomor satu di bidang pendidikan, yaitu guru" 5

6 6 Seminar Guru Depok 1 Maret 09

7 Penetapan UU RI No. 20 Th tentang Sisdiknas yang diikuti UU RI No. 14 Th tentang Guru dan Dosen dan Permen RI No. 19 Th 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, serta PP No 74/2008 tentang Guru maka perlu diselenggarakan program pendidikan profesi guru, dengan kajian yang serius dan arif. Mengingat Undang-undang ini menurut beberapa pakar pendidikan ada celah-celah pasal yang bermasalah Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional tersebut diperoleh melalui pendidikan profesi (UU RI N0. 14 Th pasal 8 dan pasal 10). 7

8 Perubahan kebijakan Amanah Undang-undang, g, guru harus berkualifikasi S1/D-4 dan bersertifikat pendidik Pendidikan (profesi) guru yang semula terintegrasi (konkuren) Dikembangkan menjadi Konsekutif (berlapis) Pemerintah menetapkan Program Sertifikasi Guru

9 1 GURU PRA JABATAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) SERTIFIKAT PENDIDIK 2 GURU DALAM JABATAN PENILAIAN PORTOFOLIO Catatan: Program Sergur melalui penilaian portofolio berakhir tahun

10 POLA PENYIAPAN GURU PROFESIONAL

11 MODEL-MODEL PPG PPG PraJabatan Lulusan S1 Dik dan Non Dik PPG Dalam Jabatan Guru (S-1) yang tidak mungkin mengikuti sertifikasi melalui PF Lulusan SMA/MA/SMK dari PPGT daerah 3T Semester PPG 3T Lulusan S Semester KKN 3T dan PPGT Mahasiswa semester VII atau IX yang sudah tidak memiliki beban 3000 teori PPGT Kolaboratif Lulusan D-IV/D-III untuk memenuhi guru SMK yang tidak 500 dihasilkan oleh LPTK 2-3 Semester 3-5 Semester

12 Model PPGT KKN 3T dan Lulusan S-1 Lulusan D III Kejuruan Mhs Smt VII/IX Penyetaraan KKN dan Penelitian di 3T Penyusunan Skripsi Lulusan S1/D-IV SPP 3T Ujian di LPTK PPG Sertifikat Pendidik PNS di 3T

13 PROGRAM PPG PRAJABATAN

14 UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan. Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.

15 Program PPG bagi guru yang selanjutnya disebut program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat t pendidik. 15

16 Untuk menghasilkan guru profesional yang memiliki kompetensi: (a) merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; (b) menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik; dan (c) mampu melakukan penelitian dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan. 1 6

17 Keberadaan LPTK saat ini Saat ini di Indonesia terdapat ±342 LPTK negeri dan swasta dalam berbagai bentuk dan tersebar di seluruh Indonesia yang pemetaannya belum sepenuhnya dilakukan secara detail. Sementara itu juga terjadi disparitas kualitas, ditambah lagi sebarannya tidak merata. Haruskan 342 LPTK tsb diberi tugas melaksanakan Program PPG? 17

18 Jumlah LPTK di Indonesia : 374 (data Dikti 2010) Eks IKIP FKIP UT FKIP Negeri LPTK Swasta 18 tok_bintoro@yahoo.com

19 Data LPTK Jmlh LPTK : 374 Jumlah Prodi : 1964 Jumlah Mhs : Lulus per thn : Terjadi over supply lulusan S1 LPTK 19 tok_bintoro@yahoo.com

20 Sistem Seleksi Jumlah mahasiswa yang diterima berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan dengan menggunakan prinsip supply and demand. Seleksi penerimaan peserta didik program PPG dilakukan oleh program studi/jurusan di bawah koordinasi LPTK penyelenggara. Mahasiswa yang lulus seleksi dilaporkan kepada Dirjen Dikti untuk mendapatkan nomor registrasi Program PPG. 20

21 GURU DLM JABATAN S1/ D4 Alur Pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) DISDIKNAS PROPINSI/KAB/KOTA DIKEMBALIKAN KE DINAS TL UJI AN ULANG 1X LULUS SELEKSI ADM DO BERASRAMA TL TOLAK LPTK SELEKSI AKD TERIMA REGISTRASI PPG DLM JABATAN: PENDALAMAN, WOR KSHOP SSP & PPL UJI KOMPETENSI LULUS SERTIFIKAT PENDIDIK SELEKSI ADM DISDIKNAS LPTK MATRIK ULASI PPG PRA JABATAN: WORKSHOP SSP & PPL LULUS DO TL UJI AN ULANG 1X LULUS S1/ D4 DIK & NON DIK TL TL

22 Beban Belajar Program PPG NO PROGRAM PPG SKS 1. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulusan S-1 PGTK dan PGPAUD untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulusan S-1 PGSD 3. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulusan selain S-1/D-IV Kependidikan PGTK dan PGPAUD untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulusan S-1/D-IV Kependidikan selain S-1 PGSD 5. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang lulusan S-1 Psikologi 6. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, baik lulusan S-1/D-IV Kependidikan maupun lulusan S-1/ D-IV Non Kependidikan 22

23 Model-model Program PPG Prajabatan

24 Kurikulum PPG No Lulusan S-1 Lulusan S-1/D-IV Non Kependidikan Kependidikan *) 1 Pengemasan materi Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran yang bidang studi untuk pembelajaran yang mendidik (subject specific pedagogy) mendidik (subject specific pedagogy) 2 PPL Kependidikan PPL Kependidikan *) Lulusan S1/DIV Non Kependidikan dapat mengikuti Program PPG jika ) Lulusan S1/DIV Non Kependidikan dapat mengikuti Program PPG jika kompetensi Akademik Kependidikan dan Akademik Bidang Studi sama dengan S1 Kependidikan sesuai dengan profesi yang akan diampu

25 Model A SKS PENDIDIKAN PROFESI GURU (PRAKTIK NYATA DI LAPANGAN/SEKOLAH) S1 KEPENDIDIKAN MATA KULIAH AKADEMIK KEPENDIDIKAN MATA KULIAH AKADEMIK BIDANG STUDI Yakni program pendidikan calon guru profesional yang masukannya berasal dari S1 Kependidikan yang bersifat linear/sesuai, dan beban belajar yang ditetapkan dalam peraturan perundangan SKS. Sebagai contoh peserta Program Pendidikan Profesi Guru SD berasal dari S1 PGSD, peserta program pendidikan profesi guru PLB berasaldaris1 PLB, peserta program pendidikan profesi guru TK berasal dari S1 PAUD

26 Model B SKS PENDIDIKAN PROFESI GURU (PRAKTIK NYATA DI LAPANGAN/SEKOLAH) S1 KEPENDIDIKAN MATA KULIAH AKADEMIK KEPENDIDIKAN MATA KULIAH AKADEMIK BIDANG STUDI (PAEDAGOGICAL CONTENT) Yakni program pendidikan calon guru profesional yang masukannya berasal dari S1 Kependidikan yang bersifat linear/sesuai. Sebagai contoh Peserta Program Pendidikan Profesi Guru mematika berasal dari S1 Pendidikan Matematika.

27 Model C SKS PPG Yakni program pendidikan calon guru profesional yang masukannya berasal dari S1 kependidikan bidang studi PRAKTIK NYATA DI LAPANGAN/SEKOLAH/PPL yang tidak linear/tidak sesuai. Sebagai contoh peserta Program Pendidikan MATRIKULASI MATA KULIAH BIDANG STUDI Profesi Guru SD/MI berasal (tidak menutup kemungkinan dari S1 Pendidikan juga matakuliah akademik Matematika. Peserta kependidikan Program Pendidikan Profesi Guru IPS SMP/Mts berasal dari S1 Pendidikan Geografi. Peserta Program Pendidikan S1 KEPENDIDIKAN Profesi Guru IPA SMP BIDANG STUDI berasaldaris1 Pendidikan Biologi.

28 Model D SKS PPG PRAKTIK NYATA DI LAPANGAN/SEKOLAH/PPL MATRIKULASI MATA KULIAH AKADEMIK BIDANG STUDI S1 KEPENDIDIKAN NON BIDANG STUDI Yakni program pendidikan calon guru profesional yang masukannya berasal dari S1 kependidikan yang bersifat tidak linear/tidak sesuai dan bukan bidang studi. Sebagai contoh peserta Program Pendidikan Profesi Guru SD/MI berasal dari S1 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, S1 Administrasi Pendidikan, dsb.

29 Model E SKS PPG Yakni program PRAKTIK NYATA DI pendidikan calon guru LAPANGAN/SEKOLAH/PPL profesional yang masukannya berasal dari S1 non MATRIKULASI MATA kependidikan. Sebagai KULIAH AKADEMIK contoh peserta program KEPENDIDIKAN Pendidikan Profesi Guru IPA SMP berasal dari S1 Fisika. Peserta Program Pendidikan Profesi Guru S1 NON KEPENDIDIKAN Fisikaik SMA berasal dari S1 Fisika.

30 Model F SKS PPG PRAKTIK NYATA DI LAPANGAN/SEKOLAH/PPL MATRIKULASI MATA KULIAH AKADEMIK KEPENDIDIKAN MATRIKULASI MATA KULIAH AKADEMIK BIDANG STUDI S1 NON KEPENDIDIKAN NON BIDANG STUDI Yakni program pendidikan calon guru profesional yang masukannya berasal dari S1 non kependidikan dan bukan bidang studi. Sebagai contoh peserta Program Pendidikan Profesi Guru SD/MI berasal dari S1 Psikologi. Peserta Program Pendidikan Profesi Guru IPS SMP/Mts berasal dari S1 Ilmu Hukum.

31 Matrikulasi Lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan yang tidak sesuai dengan program PPG yang akan diikuti, harus mengikuti program matrikulasi. Matrikulasi adalah sejumlah matakuliah yang wajib diikuti oleh peserta program PPG yang sudah dinyatakan lulus seleksi untuk memenuhi kompetensi akademik bidang studi dan/atau kompetensi akademik kependidikan sebelum mengikuti program PPG. Matrikulasi diperuntukkan bagi calon peserta Program PPG Pra Jabatan yang belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen (berdasarkan standar kompetensi lulusan melalui tes penguasaan SKL) Kurikulum matrikulasi adalah kurikulum S1 kependidikan (dapat berupa matrikulasi matakuliah akademik kependidikan, maupun akademik bidang studi) 31

32 Sistem Pembelajaran Program PPG Perkuliahan dalam bentuk workshop SSP (subject specific pedagogy) untuk menyiapkan perangkat pembelajaran di sekolah (RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, dsb), dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan pemantauan langsung secara intensif oleh dosen yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara objektif dan transparan. Praktik pengalaman lapangan program PPG dilaksanakan berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan k proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan.

33

34 Workshop SSP (subject specific pedagogy) Workshop SSP adalah suatu pembelajaran berbentuk lokakarya yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik Program PPG agar mampu mengemas materi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy), sehingga peserta PPG dinyatakan siap untuk melaksanakan tugas Program Pengalaman Lapangan Kependidikan. Workshop SSP menghasilkan: 1.RPP, 2.Bahan Ajar, 3.Media Pembelajaran, dan 4.pendukung pembelajaran lainnya, serta 5.kemampuan menampilkan kinerja calon guru profesional. poeso

35 PROGRAM PPG DALAM JABATAN

36 Berisi program workshop pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran yang mendidik (Subject Specific Pedagogy) dan disertai pemantapan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi akademik bidang studi, serta PPL kependidikan. Proporsi beban belajar (SKS) untuk workshop SSP: PPL = 60 : 40 Program PPG dalam Jabatan tidak disertai dengan Matrikulasi Karakteristik Peserta Lulusan S-1 Kependidikan Lulusan S-1/D-IV Non Kependidikan Struktur Kurikulum Workshop pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran yang mendidik (subject specific pedagogy) disertai dengan pemantapan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi akademik bidang studi. Workshop pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran yang mendidik (subject specific pedagogy) disertai dengan pemantapan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi akademik bidang studi. Praktik Pengalaman Lapangan Praktik Pengalaman Lapangan 36

37 37

38 No Komponen Aspek Sub Komponen Rincian 1 Workshop (bobot 30) Proses (20) Kemampuan Akademik Kependidikan/ Pedagogik Penerapan Teori Belajar dan Pembelajaran yang Mendidik Penerapan Strategi Pembelajaran Pemahaman Peserta Didik Kemampuan perencanaan Pembelajaran Kemampuan Evaluasi Keaktifan workshop diukur dengan skor partisipasi i i dan skor teman sejawat Kemampuan akademik Substansi Materi bidang studi Peer/ Micro teaching Dikembangkan oleh masing-masing LPTK/Prodi 2 PPL (Bobot 40) Produk Perangkat RPP hasil Silabus (10) workshop Skenario LKS Proses (30) Produk (10) 3 Uji Kompetensi (bobot 30) Proposal PTK Praktik Mengajar Kegiatan Non Mengajar Kompetensi Sosial dan Kepribadian Portofolio Laporan Kegiatan PPL Uji Tulis (10) Uji Kinerja (20) Lembar Penilaian Media Pembelajaran Rincian sesuai Pedoman PPL Dikembangkan Prodi Rincian sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Th Tahun 2007 tentangt Standar Kualifikasi i dan Kompetensi Guru Perangkat RPP dengan penyempurnaan saat PPL Sejak observasi hingga akhir Penguasaan kompetensi pedagogis dan profesional Praktik mengajar menggunakan Perangkat RPP yang sesuai dengan kalender akademik sekolah.

39

40 Latar Belakang Permasalahan pendidikan di daerah 3T antara lain: kekurangan guru, mismatch, kualifikasi rendah, disparitas kompetensi, dll Guru di daerah 3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan NKRI. Peningkatan kualitas guru di daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh. Sebagai Rintisan Model PPG Terintegrasi (Konkuren)

41 Model Program Rintisan PPGT SD Kewenangan Ganda BERASRA AMA Th 1 Th 2 S1 Th 3 Th 4 Smt 1 Smt 2 M1 Smt 3 Smt 4 Smt 5 Smt 6 Smt 7 Smt 8 A L I H E KKN Pendidikan, Penelitian, Skripsi, & Ujian Akhir PPG Th 5 Smt 9 PPL Workshop SSP A L I S M2 M3 M4 M5 Kompetensi akademik kependidikan Kompetensi akademik bidang studi utama Kompetensi akademik bidang studi kewenangan tambahan KKN Pendidikan, Penelitian, Skripsi, dan Ujian Akhir Magang/internship PPG

42 Model Program Rintisan PPGT SMK Kewenangan Ganda Th 1 Smt 1 Smt 2 M1 BERASRA AMA S1 Th 2 Th 3 Th 4 Smt 3 Smt 4 Smt 5 Smt 6 Smt 7 Smt 8 A L I H E KKN Pendidikan, Penelitian, Skripsi, dan Ujian Akhir M2 M3 M4 M5 M6 PPG Th 5 Smt 9 Workshop SSP Smt 10 PPL A L I S Kompetensi akademik kependidikan Kompetensi akademik bidang studi utama Kompetensi akademik bidang studi kewenangan tambahan KKN Pendidikan, Penelitian, Skripsi, dan Ujian Akhir Magang/internship PPG

43 Elemen-elemen Kompetensi yang Dikembangkan dalam PPGT 1. Elemen kompetensi akademik kependidikan 2. Elemen kompetensi akademik bidang studi utama 3. Elemen kompetensi akademik bidang studi kewenangan tambahan 4. Elemen pra-kondisi calon guru profesional melalui magang 5. Elemen kompetensi pendidikan profesi 6. Elemen pengembangan karakter melalui pendidikan akademik dan profesional serta kehidupan di asrama

44 PPGT SD (Sekurang-kurangnya /20 SKS) Elemen Kompetensi Lingkup Kompetensi SKS Elemen kompetensi akademik kependidikan Elemen kompetensi akademik bidang studi utama Elemen kompetensi akademik bidang studi kewenangan tambahan Elemen pra-kondisi calon guru profesional melalui magang/internship Elemen kompetensi pendidikan profesi Elemen pengembangan karakter melalui pendidikan akademik dan profesional serta kehidupan di asrama Pedagogik, Sosial, dan Kepribadian Profesional (penguasaan Bidang Studi Utama) Profesional (penguasaan Bidang Studi Kew Tambahan) Implementasi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial, tahap Prakondisi Implementasi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial, tahap Pend Profesi Pengembangan Kompetensi Kepribadian dan Sosial

45 PPGT SD Model kurikulum Program Pendidikan Guru SD Profesional Terintegrasi i (berkewenangan ganda) dan berasrama ini i dilaksanakan selama 9 (sembilan) semester Beban belajar pendidikan akademik sekurang-kurangnya k angn a 144 SKS dengan sebaran untuk kewenangan utama 124 SKS (meliputi beban belajar untuk kompetensi akademik kependidikan, kompetensi akademik bidang studi utama, dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial, Disertai i prakondisi i PPG melalui l magang 5 SKS dan Kompetensi Akademik Kewenangan Ganda 20 SKS (kompetensi akademik bidang studi tambahan), Program PPG SKS.

46 PPGT SMK (Sekurang-kurangnya /40 SKS) Elemen Kompetensi Lingkup Kompetensi SKS Elemen kompetensi akademik kependidikan Elemen kompetensi akademik bidang studi utama Pedagogik, Sosial, dan Kepribadian Profesional (Penguasaan Bidang Studi Utama) 120 Elemen kompetensi akademik bidang studi kewenangan tambahan Profesional (penguasaan Bidang Studi Kew Tambahan): KKPI dengan pengayaan KWU Elemen pra-kondisi calon guru Implementasi Pedagogik, profesional melalui magang/internship g/ Profesional, Kepribadian dan Sosial, tahap Prakondisi Elemen kompetensi pendidikan profesi Implementasi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial, tahap Pend Profesi Elemen pengembangan karakter melalui pendidikan akademik dan profesional serta kehidupan di asrama Pengembangan Kompetensi Kepribadian dan Sosial 6

47 PPGT SMK Model kurikulum Program Pendidikan Guru SMK Profesional Terintegrasi (Berkewenangan ganda) dan berasrama ini dilaksanakan selama 10 (sepuluh) semester Beban belajar pendidikan akademik sekurang-kurangnya kurangnya 144 SKS dengan sebaran untuk kewenangan utama 120 SKS (meliputi beban belajar untuk kompetensi akademik kependidikan, kompetensi akademik bidang studi utama, dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial, Pra kondisi PPG melalui magang/internship) 6 SKS, dan Kompetensi Akademik Bidang Studi (Adaptif) Kewenangan Ganda SKS, Kewengan Tambahan berupa KKPI (20 SKS) dengan pengayaan Kewirausahaan (± 6 SKS) Serta beban belajar untuk u Program PPG 36 40SKS. S

48 Rancangan Matakuliah Yang Akan Dikembangkan Elemen Kompetensi Lingkup Kompetensi Pengembangan Matakuliah Elemen kompetensi akademik kependidikan Pedagogik, Sosial, dan Kepribadian Elemen kompetensi akademik Profesional (penguasaan bidang studi utama Bidang Studi Utama SKS 120 Elemen kompetensi akademik bidang studi kewenangan tambahan Elemen pra-kondisi calon guru profesional poeso melalui eau magang/internship Elemen kompetensi pendidikan profesi Elemen pengembangan karakter melalui pendidikan akademik dan profesional serta kehidupan di asrama Profesional (penguasaan Bidang Studi Kew Tambahan) Implementasi Pedagogik, Profesional, oeso a, Kepribadian a dan Sosial, tahap Prakondisi Implementasi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial, tahap Pend Profesi Pengembangan Kompetensi Kepribadian dan Sosial

49 Penyelenggaraan PPGT PPGT dilaksanakan k oleh: Prodi Kewenangan Utama Dengan Bantuan Prodi untuk Kewenangan Tambahan

50 Kompetensi Akademik Kependidikan Sebagai Rujukan Pengembangan Kurikulum PPGT NO MATA KULIAH BOBOT SKS 1 KAJIAN ILMU PENDIDIKAN 2 2 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 2 3 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2 4 STRATEGI PEMBELAJARAN 4 5 PERENCANAAN PEMBELAJARAN 2 6 EVALUASI PENDIDIKAN 2 7 KOMUNIKASI PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK 8 PENGEMBANGAN MEDIA DAN BAHAN AJAR 2 9 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

51

52 Prinsip Magang 1. Magang adalah bagian penting dan merupakan prakondisi dari sistem penyiapan guru profesional. 2. Magang tidak sama dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL). 3. Magang dilaksanakan secara terstruktur dan merupakan beban belajar tersendiri yang dilaksanakan secara blok sesudah ujian akhir semester perkuliahan tatap t muka, dengan beban belajar tiap-tiap semester sekurang- kurangnya 1 SKS. 4. Magang dilaksanakan secara gradual/berjenjang untuk mengimplementasikan ik hasil belajar pada tiap-tiap semester. 52

53 Prinsip Magang 5. Magang dibimbing oleh dosen pembimbing yang relevan dan memenuhi syarat bersama dengan guru pamong. 6. Diperlukan kerjasama yang kuat dengan sekolah mitra yang memenuhi syarat. 7. Diperlukan manajemen pemagangan yang sistematis, seperti penjadwalan, penempatan, proses pemagangan, dan penilaian. 8. Diperlukan dukungan dana agar sekolah mitra tidak direpotkan. 9. Diperlukan sistem pembimbingan yang baik, terstruktur t dan sistematis 53

54 Tahapan & Tujuan Magang Calon Guru Kelas SD 1. Magang 1 bertujuan membangun landasan jatidiri pendidik melalui: Pengamatan langsung kultur sekolah. Pengamatan untuk membangun kompetensi dasar Pedagogik, Kepribadian, dan Sosial. Pengamatan untuk memperkuat pemahaman peserta didik. 2. Magang 2 bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan melalui: Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas. Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran. 54

55 Tahapan & Tujuan Magang Calon Guru Kelas SD 3. Magang 3 bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kaitannya dengan kompetensi akademik bidang studi melalui: Menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru. Menelaah strategi pembelajaran. Menelaah sistem evaluasi. 4. Magang 4 bertujuan memantapkan kemampuan awal calon guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran melalui partisipasi dalam mengembangkan: RPP, media pembelajaran, bahan ajar, perangkat evaluasi. 55

56 Tahapan & Tujuan Magang Calon Guru Kelas SD 5. Magang 5 bertujuan untuk memberikan pengalaman awal tambahan sesuai dengan kewenangan ganda yang akan diberikan kepada calon guru kelas SD dalam bentuk menjadi asisten mengajar guru SMP pada salah satu mata pelajaran pokok dari 5 (lima) mata pelajaran pokok di SD. 56

57 Tahapan & Tujuan Magang Calon Guru SMK Magang 1 s.d. Magang 4 sama dengan Calon Guru SD. 5. Magang 5 bertujuan menyiapkan kemampuan awal proses pembelajaran dengan merasakan langsung mengajar pada bidang-bidang tertentu t t dalam waktu yang terbatas dengan menjadi asisten guru, seperti: mencoba mengajar dengan bimbingan melekat GP dan DP, dengan tujuan merasakan langsung proses pembelajaran, pemantapan jati diri pendidik, bukan untuk keterampilan pembelajaran, bukan PPL Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan ekstra kurikuler. 57

58 Tahapan & Tujuan Magang Calon Guru SMK 6. Magang 6 bertujuan untuk memberikan pengalaman awal tambahan sesuai dengan kewenangan ganda yang akan diberikan kepada calon guru SMK dalam bentuk menjadi asisten mengajar guru mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). 58

59 KKN Pendidikan & Penelitian Mengimplementasikan secara komprehensif kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian dalam bentuk pengabdian masyarakat, tetapi bukan PPL Memberikan pengalaman langsung calon pendidik pada tataran sekolah, Dinas Pendidikan (Kab/Kota/Kecamatan), dan masyarakat/orangtua peserta didik, dengan proporsi waktu yang berimbang Memantapkan kemampuan manajerial, komitmen, disiplin, kepekaan sosial, survival, komunikasi pendidikan, dsb. 59

60 A. Input : Kurikulum, Peserta, Dosen Pembimbing, Guru Pamong, Sekolah Mitra, Fasilitas Belajar B. Proses : Fasilitas Belajar, Proses Pembelajaran, Program Pengalaman Lapangan (PPL), Uji Kompetensi C. Output: Output adalah lulusan program PPG yang memenuhi standar kompetensi lulusan. Lulusan program PPG mendapat sertifikat pendidik dari LPTK Penyelenggara. 60

61 Elemen Utama Penyiapan Guru Profesional Sekolah Mitra yang Baik LPTK yang Kuat Sistem Pembinaan Berkelanjutan Sistem Perekrutan GURU PROFESIONAL Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Guru

62

63 SISTEM PEMBELAJARAN PLPG 2011 MENYERUPAI SISTEM PEMBELAJARAN PPG

64

65

66 Guru dimasa perjuangan dan awal kemerdekaan 66

67 Guru Sejati 67

68 Murid-muridku sayang 68

69

PROFESIONALISME PEMBELAJARAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

PROFESIONALISME PEMBELAJARAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) MAKALAH UTAMA PROFESIONALISME PEMBELAJARAN ISBN : 978-979-1533-85-0 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU () Totok Bintoro Tim Pengembang Program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 Program pendidikan profesi guru pra jabatan yang selanjutnya disebut program

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KURIKULUM NASIONAL PPG SM3T 2014 DAN IMPLEMENTASINYA DI PROGRAM PPG SM-3T UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

KURIKULUM NASIONAL PPG SM3T 2014 DAN IMPLEMENTASINYA DI PROGRAM PPG SM-3T UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 KURIKULUM NASIONAL PPG SM3T 2014 DAN IMPLEMENTASINYA DI PROGRAM PPG SM-3T UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 SOSIALISASI KURIKULUM NASIONAL PPG SM3T 2014 DAN PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN PENDIDIKAN PROFESI GURU SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN Disampaikan dalam Seminar Nasional Impementasi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah kaitannya dengan Pendidikan

Lebih terperinci

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,..

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,.. alinea IV Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

Lebih terperinci

JUMLAH & JENIS-JENIS KELEMBAGAAN LPTK

JUMLAH & JENIS-JENIS KELEMBAGAAN LPTK GANEFRI TIM PENGEMBANG PROGRAM PPG Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan JUMLAH & JENIS-JENIS KELEMBAGAAN LPTK 1 DATA LPTK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI BERKEWENANGAN TAMBAHAN (PPGT)

PEDOMAN RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI BERKEWENANGAN TAMBAHAN (PPGT) PEDOMAN RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI BERKEWENANGAN TAMBAHAN (PPGT) PEDOMAN RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI BERKEWENANGAN TAMBAHAN (PPGT) DIREKTORAT PENDIDIK

Lebih terperinci

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Direktur Penjaminan Mutu Jogjakarta, 10 Maret 2018 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 DEMAND SIDE SUPPLY SIDE Kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia Dindin Abdul Muiz Lidinillah Dosen Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya dindin_a_muiz@upi.edu Abstrak Guru sebagai tenaga profesional

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 1

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 1 PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 1 PANDUAN PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T)

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan secara geografis maupun sosiokultural sangat heterogen,

Lebih terperinci

Kurikulum Program PPG Matematika

Kurikulum Program PPG Matematika Published on Jurusan Pendidikan Matematika (http://pendidikan-matematika.fmipa.uny.ac.id) Home > Kurikulum Kurikulum Program PPG Matematika Submitted byhenrylutfi on Wed, 2012-08-29 11:11 Struktur Kurikulum

Lebih terperinci

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan No Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Perkembangan Jumlah Guru Sumber: Balitbang 2004 Jenjang Pendidikan Tahun 2000/2001 2001/2002 2002/2003 1 TK 102,503

Lebih terperinci

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU ~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR Draf 03 12 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI (REVIEW DARI KEBIJAKAN DIKTI ) Sajidan, FKIP UNS Surakarta

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI (REVIEW DARI KEBIJAKAN DIKTI ) Sajidan, FKIP UNS Surakarta 9 8 7 6 KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI (REVIEW DARI KEBIJAKAN DIKTI ) 5 4 3 2 1 Sajidan, FKIP UNS Surakarta TOPIK Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

Lebih terperinci

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017 SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017 SOSIALISASI TEKNIS PELAKSANAAN PLPG BAGI RAYON DAN SUBRAYON (BUKU 2) DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

Agustus Pedoman PKK (Pengembangan Kompetensi Kependidikan) dan P3 (Pengembangan Perangkat Pembelajaran)

Agustus Pedoman PKK (Pengembangan Kompetensi Kependidikan) dan P3 (Pengembangan Perangkat Pembelajaran) Agustus 2014 Pedoman PKK (Pengembangan Kompetensi Kependidikan) dan P3 (Pengembangan Perangkat Pembelajaran) user Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember Agustus 2014 Deskripsi Matakuliah 1.Magang 1

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

REFLEKSI PENDIDIKAN (GURU) DI INDONESIA : PELUANG DAN TANTANGAN. Dadang Sunendar (Universitas Pendidikan Indonesia)

REFLEKSI PENDIDIKAN (GURU) DI INDONESIA : PELUANG DAN TANTANGAN. Dadang Sunendar (Universitas Pendidikan Indonesia) REFLEKSI PENDIDIKAN (GURU) DI INDONESIA : PELUANG DAN TANTANGAN Dadang Sunendar (Universitas Pendidikan Indonesia) HISTORIS Pra kemerdekaan : untuk menjadi guru SD 3 th, lulusan CVO (Cursus voor Volk Onderwijs),

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Standar Nasional Pendidikan Tinggi A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3.

Lebih terperinci

PANDUAN MAGANG. UNIT PELAKSANA TEKNIS PPL DAN MAGANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO JI. K.H Ahmad Dahlan no. 3 Purworejo 54111

PANDUAN MAGANG. UNIT PELAKSANA TEKNIS PPL DAN MAGANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO JI. K.H Ahmad Dahlan no. 3 Purworejo 54111 PANDUAN MAGANG UNIT PELAKSANA TEKNIS PPL DAN MAGANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO JI. K.H Ahmad Dahlan no. 3 Purworejo 54111 PANDUAN MAGANG UM Purworejo 2016 Hal. 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) BERBASIS KKNI

PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) BERBASIS KKNI PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) BERBASIS KKNI Wayan Maba Guru Besar Psikologi Pendidikan Kopertis Wilayah VIII Dipekerjakan pada FKIP Unmas Denpasar ABSTRAK Penyusunan kurikulum Program Sarjana

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU HAND OUT Disampaikan pada kegiatan Forum Wartawan Pendidikan Wisma Depdiknas Argamulya, Bogor, Sabtu, 16 September2006

Lebih terperinci

PANDUAN PPG Pendidikan Profesi Guru 2017

PANDUAN PPG Pendidikan Profesi Guru 2017 i PANDUAN PPG Pendidikan Profesi Guru 2017 DIREKTORAT PEMBELAJARAN Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi P uji syukur kami panjatkan ke

Lebih terperinci

UNIT PRAKTIK KEPENDIDIKAN TERPADU STANDART OF OPERATING PROCEDURE MAGANG KEPENDIDIKAN 1 TERINTEGRASI MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN 1.

UNIT PRAKTIK KEPENDIDIKAN TERPADU STANDART OF OPERATING PROCEDURE MAGANG KEPENDIDIKAN 1 TERINTEGRASI MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN 1. 1. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan: Standard Operating Procedure ( SOP) ini bertujuan untuk memberikan prosedur tentang tata cara pelaksanaan magang kependidikan 1 yang terintegrasi dengan mata kuliah profesi kependidikan

Lebih terperinci

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

C. Tujuan. D. Profil Lulusan A. Latar Belakang Upaya perbaikan di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar masyarakat dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

PANDUAN PPG. Pendidikan Profesi Guru 2017

PANDUAN PPG. Pendidikan Profesi Guru 2017 i PANDUAN PPG Pendidikan Profesi Guru 2017 DIREKTORAT PEMBELAJARAN Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi P uji syukur kami panjatkan ke

Lebih terperinci

Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPGT UNESA TAHUN 2015

Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPGT UNESA TAHUN 2015 Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPGT UNESA TAHUN 2015 A. Rasional Masalah mendasar dunia pendidikan, terutama yang terkait dengan guru ialah: distribusi guru yang tidak merata, relevansi terhadap

Lebih terperinci

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN riaumandiri.co I. PENDAHULUAN Tujuan pemerintah negara Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang RASIONAL 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang mampu menghadapi dan mengantisipasi berbagai dampak perubahan semakin

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2008

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2008 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2008 Disampaikan dalam Seminar Pendidikan dengan teman Isu isu Strategis Sertifikasi Guru di Jawa Barat yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG-SM3T UNESA TAHUN 2015

Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG-SM3T UNESA TAHUN 2015 Panduan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG-SM3T UNESA TAHUN 2015 A. Rasional Masalah mendasar dunia pendidikan, terutama yang terkait dengan guru ialah: distribusi guru yang tidak merata, relevansi

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UST

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UST FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UST Pengertian Magang I Program magang I merupakan salah satu mata kuliah kependidikan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S-1 FKIP UST untuk mendapatkan gelar sarjana.

Lebih terperinci

Panduan PPL PPG SM-3T UNDIKSHA

Panduan PPL PPG SM-3T UNDIKSHA BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (3) yang telah diamandemen, dinyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN GURU, KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH BERPRESTASI DAN GURU PLB/PK BERDEDIKASI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN GURU, KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH BERPRESTASI DAN GURU PLB/PK BERDEDIKASI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN GURU, KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH BERPRESTASI DAN GURU PLB/PK BERDEDIKASI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN DASAR PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunia dan nikmat-nya sehingga Buku Pedoman Panduan Pengajaran Mikro ini dapat tersusun dan terselesaikan.

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model PPL keguruan mahasiswa

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN Draft Naskah Akademik NASKAH AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN Direktorat Ketenagaan Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Ketenagaan Direktorat

Lebih terperinci

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 1 Penggunaan EMI berguna bagi Program Studi kependidikan dalam upaya menyiapkan guru professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan setiap individu adalah melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/15105241036 Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id Standar yang diatur dilingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN ABSTRAK WAYAN RESMINI FKIP Univ. Muhammadiyah Mataram Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Hand out Seminar Pengembangan KTSP bagi Pengawas, Kepala Sekolah, Guru Kabupaten Donggala, Sulawesi Selatan 1 Desember 2007 Oleh

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 BAHAN INFORMASI DAN PUBLIKASI SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011 Landasan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh faktor dari komponen-komponen pendidikan itu sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh faktor dari komponen-komponen pendidikan itu sendiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberlangsungan dan kesuksesan suatu sistem pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor dari komponen-komponen pendidikan itu sendiri, atara lain dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Ketentuan Umum Pasal 1. LPTK (UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru & Dosen)

UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Ketentuan Umum Pasal 1. LPTK (UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru & Dosen) REVITALISASI LPTK UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 LPTK (UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru & Dosen) Ayat (14) Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti

Lebih terperinci

Kata Pengan KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Kata Pengan KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Kami atas nama Pimpinan IKIP Veteran Semarang mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kepercayaan saudara telah memilih IKIP Veteran Semarang sebagai salah

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan & Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan & Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan & Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI NO 44/2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Bab I Ketentuan Umum Bab II Standar Nasional

Lebih terperinci

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP. 132 316 930 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PANDUAN PESERTA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T)

PANDUAN PESERTA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) A. Latar Belakang PANDUAN PESERTA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan secara geografis maupun sosiokultural sangat heterogen, pada

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM PERSPEKTIF PROFESIONALISME GURU

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM PERSPEKTIF PROFESIONALISME GURU ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM PERSPEKTIF PROFESIONALISME GURU Oleh Asmuni Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan UNS Surakarta astikip@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memahami

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.

Lebih terperinci

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG APPRENTICESHIP II MAGANG II Acep Haryudin, M.Pd DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG PROGRAM MAGANG 2 Program Magang 2 bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kaitannya

Lebih terperinci

PANDUAN PPG. Pendidikan Profesi Guru 2016

PANDUAN PPG. Pendidikan Profesi Guru 2016 PANDUAN PPG Pendidikan Profesi Guru 2016 DIREKTORAT PEMBELAJARAN Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi P asal 23 (ayat 1) Undang-undang

Lebih terperinci

Panduan. Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP) Universitas Negeri Surabaya

Panduan. Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP) Universitas Negeri Surabaya 2014 Panduan Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP) Universitas Negeri Surabaya Panduan Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP) Universitas Negeri Surabayaa KATA PENGANTAR Program Pengalaman Pembelajaran

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

PANDUAN. PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN PASCA PROGRAM SM-3T (Edisi III)

PANDUAN. PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN PASCA PROGRAM SM-3T (Edisi III) PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN PASCA PROGRAM SM-3T (Edisi III) K E M E N T E R I A N R I S E T, T E K N O L O G I DAN P E N D I D I K A N T I N G G I 201 5 PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG PROFESI KEPENDIDIKAN MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNS

PELAKSANAAN MAGANG PROFESI KEPENDIDIKAN MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNS SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU SM-3T

PEDOMAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU SM-3T Panduan PPL PPG SM-3T UNDIKSHA 2017 i PEDOMAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU SM-3T KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1 IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PENGERTIAN KURIKULUM (Pasal 1 UU No. 0 Tahun 00) Seperangkat rencana & pengaturan SNP Tujuan

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG) KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Aprilia Setianingrum NIM : 4101409073 Program studi : Pendidikan Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK) STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK) KOMPONEN DURASI WAKTU (Jam) A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 192 2. Pendidikan Kewarganegaraan 192 3. Bahasa Indonesia 192 4. Bahasa Inggris 440 5. Matematika

Lebih terperinci

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN M. Syaom Barliana Universitas Pendidikan Indonesia L A T A R B E L A K A N G Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus dilakukan, antara lain berupa pengembangan kurikulum sesuai dengan perkembangan jaman, pengadaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci