BAB I RANGKAIAN ALUR KESEIMBANGAN Mimpi akan adanya perubahan ( Latar Belakang )
|
|
- Herman Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I RANGKAIAN ALUR KESEIMBANGAN 1.1. Mimpi akan adanya perubahan ( Latar Belakang ) Bagai sebuah kenyataan dari mimpi ketika saya mendapatkan kasus proyek ini di dalam Tugas Akhir saya. Ketika dulu, saya bermimpi akan merancang bangunan yang digunakan oleh masyarakat tidak mampu saat di Tugas Akhir. Dan saat ini saya mendapatkan kesempatan untuk melihat kenyataan dari mimpi tersebut. Membuka mata untuk membantu masyarakat Nias Utara dalam pembangunan kotanya. Siapa yang tidak kenal dengan pulau kecil yang satu ini? Nias merupakan salah satu pulau kecil yang menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau yang memiliki luas area 3.495,40 km2 dan sangat kaya dengan hasil laut serta memiliki banyak wisata pantai dengan bermacam macam nuansa, mulai dari pantai pasir putih, pasir merah dan sebagainya. Ditambah lagi dengan hamparan ombak dari Samudera Hindia yang sangat menantang para peselancar. Hal ini tentunya menjadi modal utama pada sektor pariwisata. Para wisatawan dari berbagai mancanegara juga sangat menikmati dan memanfaatkan ombak di pulau ini untuk kegiatan berselancar. Namun tidak ada yang bisa menduga, gempa bumi menimpa pulau ini pada tahun Semua hancur dalam waktu yang tidak cukup lama. Semua potensi yang dimiliki pulau Nias juga menjadi rusak. Dampak dari bencana ini 4
2 juga adalah berkurangnya sumber daya manusia di pulau Nias. Dampak gempa ini juga dirasakan di seluruh kota di Nias, namun dampak terbesar dirasakan di kabupaten Nias Utara. Goncangan gempa meluluhlantahkan semua bangunan, termasuk bangunan bersejarah, sektor pertanian, peternakan dan sebagainya. Beberapa tahun pasca gempa sempat membuat kondisi masayarakat Nias Utara semakin terpuruk, namun semangat jiwa untuk bangkit semakin mencuat dari tahun ke tahun. Akhirnya di tahun 2008, Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat melaksanakan Pemekaran Daerah. Pembangunan juga akan terus dilakukan pada segala bidang, yaitu : sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, dan sebagainya guna menciptakan kesejahteraan masyarakat yang menyeluruh. Berjalan seiring waktu, akhirnya potensi alam kembali pulih dan dapat dioptimalkan kembali. Sumber Daya Manusia juga sudah cukup padat dan kedua hal tersebut dapat menjadi agen pembangunan di kota Nias Utara. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, terdapat jiwa jenis kelamin laki-laki dan jiwa jenis kelamin perempuan. Jumlah masyarakat yang sudah memiliki pekerjaan sebanyak jiwa dan yang tidak mempunyai pekerjaan berjumlah jiwa jiwa diantaranya memiliki usia yang produktif. Berdasarkan data pendidikan, lulusan SLTA banyak yang tidak terserap di dunia kerja. Pemerintahan Kab.Nias Utara akirnya bertekad untuk meningkatkan aspek keterampilan lulusan SLTA agar mampu mengelolah potensi daerah menjadi sumber penggerak roda pembangunan daerah. Sebuah harapan tersebut kemudian direalisasikan dengan mendirikan Akademi Komunitas Nias Utara. Pendidikan 5
3 Diploma-2 ( D2 ) dengan sistem pendidikan vokasional. Sistem yang lebih menerapkan aksi melalui kompetensi keahlian. Sistem ini sangat berbeda dengan pada umunya karena lebih sering melakukan praktek kerja lapangan. Dengan ini juga kompetensi keahlian lulusan SLTA dapat memenuhi kebutuhan pembangunan di Nias Utara. Gambar 1.1. Masyarakat Nias Utara 2 Sumber : kepulauannias.com Seperti kata tokoh Bob Sadino, Pendidikan yang ada sekarang ini banyak menghasilkan orang-orang yang arogan yang merasa pintar, namun tidak punya keterampilan dan kompetensi melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk membuat Indonesia maju dan sejahtera. Kondisi ini sepertinya sudah menjadi permasalahan hampir di seluruh penjuru di Indonesia. Sudah sepantasnya pendidikan vokasianal diterapkan di kota Nias Utara. Perancangan kampus ini juga diharapkan dapat menyesuaikan serta mendukung sistem pendidikan yang di terapkan agar kelak terjadi keseimbangan antar segala aspek, baik pada aspek yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Pembangunan yang dilaksanakan juga merupakan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan ini disediakan bukan 6
4 hanya untuk generasi saat ini melainkan juga menyediakan pembelajaran bagi generasi mendatang. Dimana walaupun diinterpretasikan ke segala bidang juga diharapkan munculnya simbiosisme antar segala bidang. Menjadi satu kesatuan tanpa menghiraukan satupun dari segala aspek. UU Nomor 12 Tahun 2012 adalah undang-undang yang membahas tentang pendidikan tinggi, salah satu bentuknya adalah Akademi Komunitas (AK). Dengan hadirnya AK di Nias Utara maka potensi-potensi daerah yang meliputi pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata dapat dijadikan subyek pembelajaran dan pada gilirannya lulusan yang dihasilkan akan mampu menggerakkan sektor-sektor tersebut. Pada sektor perikanan saat ini lebih menerapkan bagaimana mengembangkan budidaya perikanan air tawar. Karena pada dasarnya hanya sedikit masyarakat Nias Utara yang memiliki keahlian untuk membudidayakannya guna memenuhi kebutuhan akan ikan air tawar sehingga harus selalu mengimpor dari kota lain Merangkai alur sebuah harapan ( Proses terbentuknya tema ) Gambar 1.2. Masyarakat Nias Utara 2 Sumber : kepulauannias.com 7
5 Bermula dari pembangunan Sumber Daya Manusia Lotu adalah salah satu kota di Nias Utara, lokasi ini menjadi awal pembangunan karena memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi sebuah daerah yang akan berkembang. Pemerintah Nias Utara berencana akan melakukan pengembangan di daerah tersebut terlebih dahulu sekaligus akan menjadi pusat Pemerintahan Nias Utara. Pengembangan yang dilakukan meliputi infrastruktur Pemerintahan, permukiman, industri, sekolah dan akademi, fasilitas umum dan sebagainya. Akan tetapi langkah awal yang dilakukan Pemerintah adalah dengan mendirikan Akademi Komunitas Nias Utara. Pembangunan sebuah kota ditentukan oleh 2 hal yaitu : kemampuan Sumber Daya Manusia dan kemampuan Sumber Daya Alam. Namun kemampuan Sumber Daya Manusia lebih menentukan dan diyakini dapat dengan cepat membangun kota Nias Utara. Pada awal pembangunan, titik kosentrasi berada pada pembangunan Sumber Daya Manusia, dengan harapan akan mampu membaawa kemajuan bagi Nias Utara. Pembangunan SDM dilandasi dengan karakter agar mempunyai nilai yang berbudaya dan beradab serta bertanggung jawab terhadap tanah kelahirannya. Memiliki rasa percaya diri, rasa kemanusiaan, kepedulian, tangguh, kedisiplinan dan attitude yang baik juga harus dimiliki oleh SDM di Nias Utara. Mempunyai kecerdasan tentunya diperlukan namun belum cukup jika tidak diimbangi dengan karakter diri yang kuat. Kekuatan dan kemajuan bangsa yang ditentukan oleh karakter SDM-nya. Kekuatan Negara - negara maju, seperti Singapura, Jepang, Inggris dan sebagainya bukan terletak pada Sumber Daya 8
6 Alam tetapi lebih kepada kualitas SDM-nya. Begitu juga kenajuan sebuah kota bukan ditentukan oleh SDA atau besarnya pendapatan asli daerah tetapi ditentukan oleh kualitas SDM yaitu SDM yang berkarakter. Akademi Komunitas dengan sistem vokasional menjadi solusi Setelah Pemerintah melakukan pendataan terhadap masyarakat, dan ternyata dapat disimpulkan bahwa kompetensi lulusan SLTA tidak sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya secara kuantitas bahkan juga kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal ini berdasarkan fakta pendidikan yang menunjukkan bahwa masyarakat lulusan SLTA banyak yang tidak terserap di dunia kerja, bukan hanya karena melainkan juga kurangnya kemampuan intelektual. Membangun kembali sistem di SLTA tentunya dilakukan namun hal itu belum cukup untuk membentuk karakter generasi penerus yang berintelektual. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membangun sekolah tinggi dengan jenjang 2 tahun ( Diploma-2 ). Sekolah tinggi ini lebih dikenal dengan Akademi Komunitas. Dengan pembangunan kampus ini juga diharapkan, siswa lulusan SLTA dapat menekuni pendidikan yang lebih tinggi lagi tanpa harus pergi atau berpindah ke kota kota besar di luar pulau Nias. Sangat disayangkan juga beberapa generasi penerus dari tanah Nias yang dikirim oleh Pemerintah untuk menekuni pendidikan di luar kota Nias, tidak kembali lagi untuk membangun kota Nias Utara. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan bagi pembangunan Akademi Komunitas ini. Akan tetapi tidak cukup hanya dengan pembangunan secara fisik saja. 9
7 Akademi Komunitas Nias Utara juga mengimplementasikan sistem pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi adalah pendidikan keahlian terapan yang diselenggarakan di perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik, institut dan universitas berdasarkan standar kompetensi nasional dan/atau internasional. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki keahlian terapan tertentu serta mampu beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu dan dapat menciptakan peluang kerja. Pendidikan ini juga berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian serta berbagai kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan dan tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan. Dengan dibangunnya Akademi Komunitas ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi kota Nias Utara. Kualitas Sumber Daya Manusia yang meningkat akan mendukung pengelolaan Sumber Daya Alam yang ada di Nias Utara, meliputi: sumber daya perikanan, pertanian,perkebunan, peternakan dan pariwisata. Jika dikelola semaksimal mungkin akan meningkatkan perekonomian, kualitas hidup masyarakat, dan membantu perbaikan infrastruktur lainnya. Akademi Komunitas yang berkelanjutan serta bersimbiosis Sistem berkelanjutan sudah menjadi trend topik di Indonesia dan diterapkan pada berbagai fungsi bangunan. Namun pada dasarnya sistem berkelanjutan selalu berdampingan dengan konsep simbiosisme. Konsep berkelanjutan berasaskan pada kelestarian yaitu memenuhi kebutuhan saat ini dan 10
8 di masa yang akan datang. Akademi ini juga membutuhkan identitas agar dapat mempertahankan keberadaannya. Pembangunan yang berkelanjutan bukan membahas tentang penghematan energi saja melainkan ikut mempertimbangkan interaksi yang terjadi anatara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dalam pembangunan sebuah kawasan terdapat enam aspek yang menjadi prinsip keberlanjutan, yaitu : Aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sumber daya, spek sosial, dan aspek keterlibatan. Keenam aspek tersebut bukanlah hal yang terpisah melainkan aspek yang harus saling bersmbiosis satu sama lain atau lebih tepatnya keenam aspek tersebut akan saling mempengaruhi. Gambar 1.3. Skematik Sustainable dan Symbiosisme Sumber : Dokumen Pribadi Menciptakan keseimbangan pada Kampus Perikanan Dalam pengelolaan budidaya perikanan yang berkelanjutan terdapat kode etik yaiu CCRF ( Code of Conduct for Responsible Fisheries ). Terdapat 3 aspek 11
9 yang harus ditegakkan dalam Budidaya Perikanan, yaitu : Ekologi, Sosial, dan Ekonomi. Ketiga aspek tersebut sering terjadi proses tarik ulur, seperti misalnya : suatu saat aspek ekologi yang menonjol dan pada saat yang berbeda aspek sosial dan ekonomi yang menonjol. Permasalahan ini sering terjadi di dalam budidya perikanan sehingga sangat dibutuhkan Keseimbangan di dalam mengatur proses tarik ulur. Fungsi utama dari pengelolaan budidaya perikanan adalah Stabilitas dan Konsistensi ( Keseimbangan ). Sehingga pada kampus perikanan air tawar AKNIRA yang berperan sebagai rumah perubahan sangat tepat diterapkan keseimbangan. Perancangan kampus ini bukan hanya secara fisik tetapi mampu menciptakan ketiga aspek tersebut bahkan simbiosisme antar aspek. Berikut skematik ketiga aspek serta bentuk realisasinya tersebut : Gambar 1.4. Aspek Kode Etik Budidaya Perikanan Sumber : Dokumen Pribadi 12
BAB I. BERAWAL DARI SEMANGAT
2 BAB I. BERAWAL DARI SEMANGAT Semangat adalah sesuatu hal yang abstrak, tidak terlihat namun dapat dirasakan. Semangat juga diperlukan sebagai langkah awal dalam mengawali suatu kegiatan untuk mencapai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya
Lebih terperinciBAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai
BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki 17.504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km2, dan panjang pantai 95.181 Km. Juga merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia meningkat seiring dengan perubahan dan perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidup yang semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018 peranan Bali dengan sektor unggulan pariwisata telah memiliki posisi strategis pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia memiliki banyak kekayaan bahari yang indah serta mempesona, salah satunya adalah pulau
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciTENTANG KAMI. e I I
TENTANG KAMI Yayasan Inovasi Pembangunan Hijau (IPEHIJAU) adalah organisasi masyarakat yang didirikan oleh pemeduli lingkungan yang kritis dan aktif terlibat dalam proses pembangunan berkelanjutan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf perekonomian masyarakat. Namun pengembangan sektor pariwisata juga
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perikanan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional mempunyai tujuan antara lain untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan nelayan. Pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Samudera Hindia. Kepulauan Mentawai merupakan bagian dari serangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling barat pulau Sumatra dan dikelilingi oleh Samudera Hindia. Kepulauan
Lebih terperinciSmart, Innovative, Professional
email : politeknik@polije.ac.id Smart, Innovative, Professional 8 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 7 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 6 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 5 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 4 >> 0 >> 1 >> 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pengembangan pariwisata sebagai industri, adalah untuk meningkatkan perolehan devisa. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, sangat membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Lebih terperinciLaporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN
BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi
Lebih terperinciRumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA
Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan 2016 2019 PUSKAMUDA Isu Strategis dalam Kerangka Strategi Kebijakan 1. Penyadaran Pemuda Nasionalisme Bina Mental Spiritual Pelestarian Budaya Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 MEMULAI LANGKAH
BAB 2 MEMULAI LANGKAH Lokasi proyek perencanaan kampus akademi komunitas berada di Kecamatan Lotu. Pemilihan lokasi proyek dikarenakan Kecamatan Lotu merupakan ibukota dari Kabupaten Nias Utara. Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian
Lebih terperinciREKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG
REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu kota pada mulanya berawal dari suatu pemukiman kecil, yang secara spasial mempunyai lokasi strategis bagi kegiatan perdagangan (Sandy,1978). Seiring dengan perjalanan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di beberapa negara, telah mendorong meningkatnya permintaan komoditas perikanan dari waktu ke waktu. Meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Kelayakan 1.1.1.1. Hotel Resort di Pantai Sorake Nias Selatan. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah 1 (satu) buah
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI LAGOI OLEH INVESTOR ASING TERHADAP MASYARAKAT SETEMPAT DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN RIAU
DAMPAK KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI LAGOI OLEH INVESTOR ASING TERHADAP MASYARAKAT SETEMPAT DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HENI ARI PUTRANTI L2D 097 445 JURUSAN
Lebih terperinciBAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR
BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah penduduk yang dilakukan dari Sensus Penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para
Lebih terperinciBAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN TAHUN 1. Perlunya memajukan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak merupakan modal utama bagi suatu negara dalam mempersiapkan kondisi negara yang kuat, aman dan
Lebih terperinci6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar (primer) manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar (basic human
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari beberapa pulau dengan potensi alam dan budaya yang berbeda-beda antara satu pulau dengan pulau lainnya. Namun
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang telah banyak dikenal oleh dunia sebagai negara yang indah. Kekuatan potensi wisata bahari Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara yang maju adalah negara yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam suatu Negara akan mendapatkan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini meluangkan waktu untuk menikmati pesona alam milik negeri sendiri maupun mancanegara kini sudah menjadi salah satu kebutuhan. Berdasarkan data Kementerian
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Secara umum, pendidikan ayah dan pendidikan ibu berpengaruh positif terhadap probabilitas bersekolah bagi anaknya, baik untuk jenjang SMP maupun SMA. Jika dibandingkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Alasan Pemilihan Obyek Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Di awali dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada masa sekarang kepariwisataan menjadi topik utama di seluruh dunia. Isu-isu mengenai pariwisata sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat luas baik di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah
BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sektor pariwisatanya telah berkembang. Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia sangat berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan perekonomian. Hal ini karena Pariwisata merupakan ujung tombak dan kemajuan perekonomian suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Program pembangunan di Indonesia telah berlangsung kurang lebih
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah berlangsung kurang lebih selama lima puluh tahun, namun sebagian besar kegiatannya masih mengarah pada eksploitasi sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali
Lebih terperinciTUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut Ratu dari Timur ( Queen of the east ). Kejadian kejadian sejarah termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batavia yang merupakan cikal bakal kota jakarta saat ini mempunyai sejarah yang panjang, dalam berbagai masa, perubahan, perombakan dan pembangunan. Ia mengalami masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat
Lebih terperinciKAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D
KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR Oleh: TUHONI ZEGA L2D 301 337 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciMATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN
MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang sifatnya sudah berkembang dan sudah mendunia. Indonesia sendiri merupakan negara dengan potensi pariwisata yang sangat tinggi. Pemerintah
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang
Lebih terperinciSELEKSI MASUK JALUR UNDANGAN DAERAH (SMJUD) AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BENGKALIS TAHUN AKADEMIK 2017/2018
SELEKSI MASUK JALUR UNDANGAN DAERAH (SMJUD) AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BENGKALIS TAHUN AKADEMIK 2017/2018 A. PENDAHULUAN Akademi Komunitas Negeri Bengkalis merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul
Lebih terperinciPOTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP
POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP Ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan
Lebih terperinciKEWENANGAN PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA.
KEWENANGAN PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA http://www.birohumas.baliprov.go.id, 1. PENDAHULUAN Hutan sebagai modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan Bangsa Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan hal yang terpenting bagi suatu negara atau daerah, yang dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau daerah
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi berkembang sangat pesat sebagai media pendukung kebutuhan individu atau organisasi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam
2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi interaksi
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan adalah melalui pengembangan kegiatan wisata bahari. Berbicara wisata bahari, berarti kita berbicara tentang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA INDUK REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO
PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan berkualitas. Dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir
Lebih terperincikuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA INDUK REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terpadat penduduknya di dunia. Dimana jumlah penduduk secara keseluruhan ditinjau dari hasil sensus penduduk 2000, telah mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara di seluruh dunia. Negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong ekonomi dan juga devisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terus menerus dilaksanakan melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek. Salah satu
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.
I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah Kanada, sehingga 2/3 luas wilayah Indonesia merupakan. untuk menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau dan memiliki garis panjang pantai terpanjang kedua di dunia
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini
Lebih terperinciRINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN
RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025 VISI : Kabupaten Pasuruan yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera MISI : 1. Penerapan nilai-nilai
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinci