Analisis SWOT Terhadap Alat Formulasi Strategi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis SWOT Terhadap Alat Formulasi Strategi"

Transkripsi

1 Analisis SWOT Terhadap Alat Formulasi Strategi Menurut Freddy Rangkuti ( 2004 : 18 ), analisis SWOT adalah identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strength ) dan peluang ( Opportunities ), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan kelemahan ( Weakness ) dan ancaman ( Threats ). Usulan Strategi & Rencana Tindakan (Action Plan) Di dalam kegiatan penyusunan telaah lingkungan internal, eksternal serta kesimpulan analisis faktor internal dan eksternal harus berpedoman pada visi, misi dan nilai-nilai yang telah ditetapkan sebelumnya dan berlaku di lingkungan organisasi. Kesesuaian antara hasil scanning dengan visi, misi dan nilai dalam organisasi merupakan dasar dalam pembuatan usulan strategi yang dapat diimplementasikan dalam action plan

2 Rancangan Dasar Pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur didasarkan atas studi kelayakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur Tahun 2009, yaitu aspek operasional terkait usaha untuk menata kegiatan sehingga diperoleh suatu kualitas kegiatan yang tertentu. A. Pemberdayaan Jaringan Distribusi Yang Ada B. Pembentukan Sentra Produksi Hortikultura dan Sub Pasar Induk C. Pengaturan Kelembagaan (Pengorganisasian Pasar )

3 Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode pairwise comparison dalam AHP merupakan metode yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty untuk membantu menentukan prioritas. Langkah Metode AHP Menurut Saaty (1993) pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan, kriteria dan memungkinkan alternatif pada tingkat kriteria yang paling bawah. c. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pe-ngambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibanding elemen lainnya.

4 d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x ((n-1)/2) buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. e. Menghitung nilai eugen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten pe-ngambilan data diulangi. f. Mengulangi langkah c, d, dan e untuk seluruh tingkat hirarki. g. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. h. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% maka penilaian data judgment harus diperbaiki. i. Saaty (1993) menetapkan skala kuantitatif 1sampai9 untuk membandingkan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain.

5 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

6 Rancangan Alur Penelitian Pada penelitian ini model awal pengelolaan pasar Induk Agrobis Jawa Timur disusun berdasarkan Studi Kelayakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur bulan Januari dgn Tahapan penelitian sbb : 1. Penyusunan hirarki kriteria dan sub kriteria dalam model pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. 2. Penentuan kriteria-kriteria dan sub kriteria apa saja yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur dengan data dari kuisioner. 3. Penentuan prioritas atas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang telah disusun, yang dilakukan dengan cara menyusun model perbandingan berpasangan (pairwise comparison) kriteria dan sub kriteria pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

7 4. Kriteria-kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang diprioritaskan tersebut akan menjadi salah satu faktor internal dalam penyusunan strategi pengelolaan 5. Sedangkan faktor-faktor eksternal diperoleh dari data sekunder yang terdiri atas peluang dan ancaman dalam pengelolaan pasar induk. 6. Dari Faktor-faktor tsb dilakukan pembobotan dengan pairwise comparison untuk mengetahui tingkat kepentingan faktor internal dan eksternal melalui pengisian kuesioner kepada pengelola PIA. 7. Faktor-faktor tsb disusun menjadi prioritas usulan strategi dan selanjutnya dikaitkan dengan visi, misi, sasaran dan konsep serta kebijakan pembangunan dan pengembangan Pasar Induk Agrobis sehingga didapatkan rangking usulan strategi terpilih..

8 8. Penyusunan strategi diawali dengan melakukan environmental scanning, yaitu analisa faktor Internal dan analisa faktor eksternal 9. Dikualitatifkan dengan analisa SWOT untuk dapat disusun beberapa strategi usulan pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

9 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Survei. Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung dengan orangorang yang terkait dengan ruang lingkup penelitian dan terlibat dalam pengelolaan Pasar Induk agrobis Jawa Timur. Riset Pustaka. Riset pustaka digunakan untuk subyek-subyek metodologi penelitian, pairwise comparison, dan operasional komputer.

10 Kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 bagian. Kuesioner pertama bertujuan untuk mendapatkan kriteria dan sub kriteria pengelolaan PIA Jatim. Kuesioner kedua bertujuan untuk mendapatkan prioritas kriteria dan sub kriteria pengelolaan PIA Jatim. Sedangkan kuesioner ketiga bertujuan untuk mendapatkan bobot kepentingan faktor internal dan eksernal dalam pengelolaan PIA Jatim. Kuesioner pertama dan kedua diberikan kepada stake holder PIA Jatim yang terdiri dari pengelola, pedagang, dinas terkait dan calon pembeli. Sedangkan kuesioner ketiga hanya diberikan kepada General Manager Badan Pengelola PIA Jatim.

11 Model Hirarki awal

12 Metode Analisa Data 1. Metode penentuan prioritas kriteria dan sub kriteria pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur - Diawali dengan menentukan kriteria dan sub kriterianya dengan menyebarkan kuisioner (terlampir) untuk mereview model yang telah disusun oleh penulis dan dari hasil tsb ditetapkan sebuah model / hierarki kriteria dan sub kriteria pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, penentuan prioritas kriteria dan sub kriteria dapat dilakukan dengan metode pairwise comparison dalam AHP dari data kuisioner ke 2 (terlampir). Metode pairwise comparison dalam AHP merupakan metode untuk membantu menentukan prioritas, dalam hal ini menentukan prioritas pengelolaan Pasar Induk yang disyaratkan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting.

13 2. Metode penyusunan strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur - Hasil dari kriteria dan sub kriteria yang diprioritaskan, akan disusun sebagai faktor internal dalam pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jatim. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari data sekunder yang bersumber dari pengelola PIA Jatim dan Dinas-Dinas pemerintahan terkait. - Setelah diketahui faktor internal dan eksternal dalam pengelolaan PIA Jatim, selanjutnya dilakukan pembobotan dengan pairwise comparison untuk mengetahui tingkat kepentingan faktor internal dan eksternal melalui pengisian kuesioner kepada pengelola PIA.

14 - Dari hasil pembobotan tersebut lalu disusun strategi yang diawali dengan mempelajari visi, misi dan sasaran dari PIA Jatim dan melakukan environmental scanning /analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (kekuatan pesaing, peluang dan ancaman) selanjutnya dilakukan analisa SWOT. - Berdasarkan matriks SWOT yang dihasilkan, selanjutnya rancangan strategi dapat disusun. Rancangan ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses perancangan strategi tersebut dikaitkan dengan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

15 - Hasil dari analisis SWOT adalah empat strategi pengelolaan, yang selanjutnya dinilai hubungannya dengan visi, misi dan nilai-nilai yang diyakini oleh pengelola PIA Jatim. Nilai yang diberikan analisis dalam rangka menetapkan pilihan strategi adalah 1 (tidak terkait), 2 (kurang terkait), 3 (terkait) dan 4 (sangat terkait). Lalu dari Strategi yang dipilih adalah hasil penjumlahan terbesar. Faktor kunci keberhasilan ditetapkan dari 4 sampai dengan 7 urutan pilihan strategi yang memperoleh skor tertinggi, lalu diformulasikan dengan mengkaitkan faktor SWOT yang memperngaruhinya (Akdon,2009: 134).

16 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

17 Penentuan Kriteria dan Sub Kriteria Pengelolaan PIA Jatim o Penyebaran kuesioner Pada survei ini disampaikan maksud tujuan pemberian kuisioner dan cara pengisiannya. Juga diberitahukan pula bahwa hasil kuesioner ini akan dibuat kuisioner yang akan digunakan sebagai acuan pada kuisioner berikutnya yang bertujuan untuk menentukan prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. o Hasil Survei Tingkat Kepentingan Survei dilakukan untuk mengetahui pendapat responden tentang faktor-faktor yang signifikan dalam pengambilan keputusan, Dalam penelitian ini atribut-atribut yang menonjol diberi penilaian dengan cara menjawab dan memilih salah satu jawaban diantara Ya dan tidak, manakah yang paling sesuai dengan perasaan responden.

18 Penambahan Kriteria dan Sub Kriteria Berdasarkan penyebaran kuisioner yang diberikan kepada 15 responden, didapatkan penambahan sub kriteria sebagai berikut: No. Kriteria Perubahan/ Penambahan 1. Efisiensi Operasional Menambahkan sub kriteria: 1.Fleksibilitas Regulasi 2.Transportasi murah dan terjamin 2. Pelayanan Kepada Masyarakat Menambahkan sub kriteria: 1.Kualitas produk dan sertifikasi 2.Pemberdayaan masyarakat sekitar

19 Analitical Hierarchy Process (AHP) - Penyusunan Model Hirarki

20 Analitical Hierarchy Process (AHP) Perhitungan Bobot Antar Kriteria Pembobotan antar kriteria dilakukan dengan memperhatikan data kuisioner responden, nilai isian sesuai skala menurut proses hirarki analitis dari 1 sampai dengan 9. Isian skala prioritas 15 responden untuk setiap perbandingan berpasangan lalu dirata-rata dengan menggunakan rata-rata geometrik. Rata-rata geometrik (pemberdayaan jaringan distribusi dan pembentukan sub pasar induk) = 2,57 Hasil rata-rata geometrik penilaian perbandingan berpasangan antar kriteria selengkapnya bisa dilihat pada lampiran 4. Selanjutnya dari matrik penilaian perbandingan antar kriteria ini dimasukkan ke matrik perbandingan berpasangan antar kriteria sebagai berikut:

21 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Kriteria Permerdayaan Jaringan Distribusi Pembentukan Sub Pasar Induk Pengaturan Kelembagaan Efisiensi Operasional Pelayanan Kepada Masyarakat Permerdayaan Jaringan Distribusi Pembentukan Sub Pasar Induk Pengaturan Kelembagaan Efisiensi Operasional Pelayanan Kepada Masyarakat Jumlah

22 Matriks Normalisasi Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Kriteria Permerdayaa n Jaringan Distribusi Pembentuka n Sub Pasar Induk Pengaturan Kelembagaa n Efisiensi Operasional Pelayanan Kepada Masyarakat Mean (bobot) Permerdayaan Jaringan Distribusi Pembentukan Sub Pasar Induk Pengaturan Kelembagaan Efisiensi Operasional Pelayanan Kepada Masyarakat Jumlah

23 Hasil analisa didapatkan prioritas sbb : Hal yang paling penting dalam pengelolaan Pasar Induk adalah: 1. Pelayanan kepada Masyarakat, 2. Efisiensi dalam operasional dan 3. Pemberdayaan jaringan distribusi.

24 Perhitungan Bobot Antar Sub Kriteria Bobot Sub Kriteria pada Kriteria Pelayanan yang Baik Kepada Masyarakat No. Sub Kriteria Bobot 1 Lingkungan kerja dan perdagangan yang aman dan nyaman 0,205 2 Konsistensi suplai regular atas makanan pokok 0,123 3 Transparansi penentuan harga 0,155 4 Kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian 0,155 5 Kesesuaian pengemasan dengan kebutuhan 0,084 6 Kualitas produk dan sertifikasi 0,213 7 Pemberdayaan masyarakat sekitar 0,065 CR = 0,039 (konsisten); Median bobot = 0,155

25 Hasil analisa didapatkan prioritas sbb : 1. Kualitas produk dan sertifikasi 2. Lingkungan kerja dan perdagangan yang aman 3. Transparansi penentuan harga 4. Kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling penting dalam hal pelayanan kepada masyarakat adalah kualitas produk dan ditunjang dengan sertifikasi. Pasar induk ditujukan menjadi etalase baik produk agro di jawa timur khususnya, di tempat tersebut juga akan dilengkapai dengan layanan jasa eksport-import barang, sehingga kualitas produk yang disediakan di tempat tersebut harus berkualitas, sehingga benar-benar menjadi tempat menjadi central produk agro yang ideal.

26 Kriteria Efisiensi Operasional Bobot Sub Kriteria pada Kriteria Efisiensi Operasional No. Sub Kriteria Bobot Efisiensi kedatangan, loading & unloading Keteraturan alur, penyimpanan & display Pengendalian lalu lintas dan parkir Keamanan lingkungan Kebersihan dan higienitas Kecepatan dan efektifitas pelayanan Fleksibilitas Regulasi Transportasi murah dan terjamin 0,112 0,088 0,095 0,136 0,115 0,176 0,155 0,123 CR = 0,027 (konsisten); Median bobot = 0,119

27 Hasil analisa didapatkan prioritas sbb : 1. Kecepatan dan efektifitas pelayanan 2. Fleksibilitas Regulasi 3. Keamanan lingkungan 4. Transportasi murah dan terjamin Efisiensi Operasional adalah hal yang harus diperhatikan dalam keberhasilan sebuah pasar. Sehingga kecepatan dan efektifitas pelayanan adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan efisiensi operasional pasar.

28 Analisis Strategi Pengelolaan PIA Jatim Faktor Eksternal Pengelolaan Pasar Induk Agrobis No Faktor Eksternal Akan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro dan lainnya yang diproduksi Jatim khususnya dan daerah lain umumnya Masih belum ada pasar sejenis di Jatim Target market dari pasar2 sub grosir yaitu pedagang banyak yang mempunyai peluang besar utk di dipindahkan Bermunculannya pasar2 grosir (dengan skala yang lebih kecil) di daerah2 di jatim akan menjadi supporter komoditi dan menjadi alur distribusi penjualan bagi Pasar Induk Agrobisnis Didukung oleh Departemen2 dalam pemerintahan dalam hal regulasi, sosialisasi dan pendanaan (pertanian, kehutanan, depperindag dan pariwisata) Permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar mendukung kemajuan Pasar Induk Agrobis Masih sulitnya mencari komoditi agro yang berkualitas dengan standart tertentu di Pasar-pasar Tradisional, sehingga masih lekat pandangan barang berkualitas hanya ada di Pasar Modern, yang sangat merugikan Petani ataupun Pedagang. 8 Membuka kesempatan kerja terutama di daerah sekitar PIA

29 No. Faktor Eksternal 9 Otonomi daerah akan menunjang prospek kemajuan Pasar Induk Agrobis Belum tersediaanya pusat informasi harga yang diperlukan petani untuk mengkontrol harga komoditas agro dan kontinuitas penjualan Sudah adanya sub pasar grosir yang menyebar di kota surabaya, dan sudah berkembang dengan baik 12 Sudah ada pasar Wilayah dalam skala yang cukup besar yang dibangun oleh pemerintah kota Surabaya yang sudah beroperasi mendahului PIA, yang punya potensi besar mengambil kesempatan pedagang yang akan membeli stan di PIA 13 Menawarkan sistem baru dalam sirkulasi perdagangan dan sistem perdagangan didalamnya yang belum tentu dapat diterima masyarakat 14 Tidak murni diswastakan sehingga punya peluang gagal dalam operasional 15 Kurangnya produk yang dapat masuk PIA karena rendahnya kualitas produk Agro di Indonesia & tingginya standart yang diberlakukan 16 Persaingan dengan pasar modern yang memberikan harga murah dengan pelayanan yang nyaman, dimana pengambilan produk dilakukan langsung dari petani 17 Persaingan yang cukup tinggi antar Pasar Induk di Indonesia seringkali melemahkan jaringan Pasar. Merupakan dampak distribusi yang belum merata.

30 Faktor Internal Pengelolaan Pasar Induk Agrobis No. Faktor Internal 1 Lahan yang sangat luas dengan fasilitas yang sangat lengkap 2 3 Dukungan penuh pemerintah melalui birokrasi dan subsidi dana pembangunan APBD Sistem jaringannya menggunakan potensi pasar sub-sub grosir di daerah yang berpotensi 4 Menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas dengan adanya lab dan penerapan sertifikasi 5 Menerapkan sistem dan teknologi maju yang dapat menjadi pengendali perdagangan di jawa timur (sistem komputerisasi dan internet) 6 Menerapkan sistem pengelolaan modern yang akan mendahulukan kecepatan dan efektifitas pelayanan (Birokrasi yang pendek dan efektif) 7 Mempunyai fasilitas komposting yang dapat menjadi sumber daya energi dan agrowisata yang keduanya dapat menjadi sumber penerimaan bagi daerah 8 Menjadi satu-satunya pasar induk yang dilengkapi rusunawa dan medikal centre di jawa timur dan indonesia 9 Lokasi yang terjangkau dengan kendaraan umum

31 No. Faktor Internal Mempunyai regulasi yang fleksibel dan memberi keuntungan untuk semua pihak, dan nyaman untuk pedagang, misalnya ketentuan dalam perhitungan sistem sewa dan loading unloading Lokasi yang jauh dari pusat kota dan berada di daerah padat penduduk Akses jalan dan angkutan yang belum selesai dan belum memadai Dana yang disediakan oleh pemerintah belum mencukupi pembangunan seluruh bangunan Pengelola adalah pemain baru dalam Pasar, sehingga masih belajar dalam pelayanan Pasar 15 Akses transportasi di porong terganggu dengan adanya lumpur lapindo 16 Citra PIA di masyarakat kurang baik, terutama dikarenakan permasalahan pembebasan lahan Diperlukan pendampingan yang maksimal dari departemen-departemen terkait utk memenuhi fasilitas dan persyaratan bagi petani dan pedagang untuk terealisasinya sistem di Pasar ini Sosialisasi akan sistem baru yang diterapkan kurang maksimal, sehingga akan menjadi kendala dalam operasionalnya nanti Penerapan regulasi yang fleksibel memerlukan pengawasan dan konsistensi tinggi dari pengelola, sehingga dapat menjadi ancaman bagi pengelola apabila lengah.

32 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) No Critical Success Factors Weight PIA JATIM Rating Weight Score OPPORTUNITY Akan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro dan 1 lainnya yang diproduksi Jatim khususnya dan daerah lain 0, ,337 umumnya 2 Masih belum ada pasar sejenis di Jatim 0, ,059 3 Target market dari pasar2 sub grosir yaitu pedagang banyak yang mempunyai peluang besar utk di dipindahkan 0, , Bermunculannya pasar2 grosir (dengan skala yang lebih kecil) di daerah2 di jatim akan menjadi supporter komoditi dan menjadi alur distribusi penjualan bagi Pasar Induk Agrobisnis Didukung oleh Departemen2 dalam pemerintahan dalam hal regulasi, sosialisasi dan pendanaan (pertanian, kehutanan, depperindag dan pariwisata) 0, ,059 0, ,337 6 Permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar mendukung kemajuan Pasar Induk Agrobis 0, ,355 7 Masih sulitnya mencari komoditi agro yang berkualitas dengan standart tertentu di Pasar-pasar Tradisional, sehingga masih 0, ,352 lekat pandangan barang berkualitas hanya ada di Pasar Modern, yang sangat merugikan Petani ataupun Pedagang. 8 Membuka kesempatan kerja terutama di daerah sekitar PIA 0, ,169 9 Otonomi daerah akan menunjang prospek kemajuan Pasar Induk Agrobis 0, , Belum tersediaanya pusat informasi harga yang diperlukan petani untuk mengkontrol harga komoditas agro dan kontinuitas penjualan 0, ,157

33 THREATS 1 Sudah adanya sub pasar grosir yang menyebar di kota surabaya, dan sudah berkembang dengan baik 0, , Sudah ada pasar Wilayah dalam skala yang cukup besar yang dibangun oleh pemerintah kota Surabaya yang sudah beroperasi mendahului PIA, yang punya potensi besar mengambil kesempatan pedagang yang akan membeli stan di PIA Menawarkan sistem baru dalam sirkulasi perdagangan dan sistem perdagangan didalamnya yang belum tentu dapat diterima masyarakat 0, ,212 0, ,561 4 Tidak murni diswastakan sehingga punya peluang gagal dalam operasional 0, ,089 5 Kurangnya produk yang dapat masuk PIA karena rendahnya kualitas produk Agro di Indonesia & tingginya standart yang diberlakukan 0, , Persaingan dengan pasar modern yang memberikan harga murah dengan pelayanan yang nyaman, dimana pengambilan produk dilakukan langsung dari petani Persaingan yang cukup tinggi antar Pasar Induk di Indonesia seringkali melemahkan jaringan Pasar. Merupakan dampak distribusi yang belum merata. 0, ,340 0, ,220 Jumlah 1 4,43

34 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) No STRENGHT 1 2 Critical Success Factors Lahan yang sangat luas dengan fasilitas yang sangat lengkap Dukungan penuh pemerintah melalui birokrasi dan subsidi dana pembangunan APBD 3 Sistem jaringannya menggunakan potensi pasar sub-sub grosir di daerah yang berpotensi 4 Menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas dengan adanya lab dan penerapan sertifikasi 5 Menerapkan sistem dan teknologi maju yang dapat menjadi pengendali perdagangan di jawa timur (sistem komputerisasi dan internet) 6 Menerapkan sistem pengelolaan modern yang akan mendahulukan kecepatan dan efektifitas pelayanan (Birokrasi yang pendek dan efektif) Mempunyai fasilitas komposting yang dapat menjadi sumber daya energi 7 dan agrowisata yang keduanya dapat menjadi sumber penerimaan bagi daerah PIA JATIM Weight Rating Weight Score 0, ,389 0, ,153 0, ,092 0, ,424 0, ,096 0, ,219 0, ,104 8 Menjadi satu-satunya pasar induk yang dilengkapi rusunawa dan medikal 0, ,124 centre di jawa timur dan indonesia 9 Lokasi yang terjangkau dengan kendaraan umum 0, , Mempunyai regulasi yang fleksibel dan memberi keuntungan untuk semua pihak, dan nyaman untuk pedagang, misalnya ketentuan dalam perhitungan sistem sewa dan loading unloading 0, ,206

35 WEAKNESSES 1 Lokasi yang jauh dari pusat kota dan berada di daerah padat penduduk 0, , Akses jalan dan angkutan yang belum selesai dan belum memadai Dana yang disediakan oleh pemerintah belum mencukupi pembangunan seluruh bangunan Pengelola adalah pemain baru dalam Pasar, sehingga masih belajar dalam pelayanan Pasar Akses transportasi di porong terganggu dengan adanya lumpur lapindo Citra PIA di masyarakat kurang baik, terutama dikarenakan permasalahan pembebasan lahan 0, ,406 0, ,069 0, ,175 0, ,429 0, ,406 7 Diperlukan pendampingan yang maksimal dari departemendepartemen terkait utk memenuhi fasilitas dan persyaratan bagi petani dan pedagang untuk terealisasinya sistem di Pasar ini 0, , Sosialisasi akan sistem baru yang diterapkan kurang maksimal, sehingga akan menjadi kendala dalam operasionalnya nanti Penerapan regulasi yang fleksibel memerlukan pengawasan dan konsistensi tinggi dari pengelola, sehingga dapat menjadi ancaman bagi pengelola apabila lengah. 0, ,071 0, ,296 Jumlah 1,00 4,22

36 Analisa TOWS

37 Matriks Prioritas Pilihan Strategi Strategik Keterkaitan dengan: Visi Misi Nilai Prioritas Strategi SO Dapat menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas, adanya laboratorium dan penerapan sertifikasi yang didukung penuh oleh departemen dalam pemerintahan untuk melayani besarnya potensi pasar di pasar-pasar tradisional (O4 x S1) Diharapkan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim dengan mengoptimalkan lahan yang sangat luas, fasilitas lengkap dan lokasi yang terjangkau (O3 x S2) Dukungan pemerintah harus dimanfaatkan PIA untuk menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas melalui pembuatan regulasi yang mendukung hal tersebut (O4 x S1) Dengan dukungan penuh pemerintah, PIA harus mampu menerapkan sistem pengelolaan modern yang mendahulukan regulasi yang fleksibel dan efektifitas pelayanan (O4 x S3 x S4)

38 ST Dengan dukungan penuh pemerintah, PIA harus mensosialisasikan aplikasi sistem baru dalam sirkulasi dan sistem perdagangan melalui sistem komputerisasi dan internet sehingga pasar dan pengaturan jalur distribusi dapat terkendali (T1 x S5) Kurangnya produk yang dapat masuk PIA karena rendahnya kualitas diatasi dengan dukungan pemerintah melalui pendampingan terhadap petani oleh departemen-departemen terkait (T2 x S5) Persaingan dengan pasar modern yang memberikan harga murah dengan pelayanan yang nyaman, dapat diatasi dengan penerapan regulasi yang fleksibel serta penyediaan fasilitas yang lengkap bagi pedagang (T3 x S2 x S4) WO Akses transportasi yang terganggu di porong dan akses jalan yang belum memadai mengharuskan PIA memperhatikan tatacara pengiriman barang sehingga permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar dapat terlayani dengan baik (O1 x W1 x W2) Masih sulitnya mencari komoditi agro yang berkualitas dengan standart tertentu di Pasar-pasar Tradisional mengharuskan PIA harus segera membangun dan memperbaiki akses jalan yang belum memadai, sehingga dengan semakin cepatnya proses distribusi maka kualitas dapat semakin terjaga (W3 x O2) Potensi permintaan ekspor komoditi agro yang tinggi dan lokasi PIA yang berada di daerah padat penduduk, harus diatasi dengan pembangunan akses jalan yang memadai (O1 x W2)

39 WT Pengaplikasian sistem baru dalam sirkulasi dan sistem perdagangan harus dapat diatasi PIA dengan koordinasi yang baik antara pengelola dengan departemen terkait melalui pendampingan yang maksimal (T1 x W5) PIA harus mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam hal perbaikan akses jalan, akibat kurangnya produk yang dapat masuk PIA karena rendahnya kualitas yang juga ditambah dengan akses jalan yang terganggu dan belum memadai (T2 x W2) Ancaman dari persaingan pasar modern yang memberikan harga relatif murah dan pelayanan yang baik harus diatasi dengan akses jalan yang baik dan penerapan regulasi yang fleksibel dan konsisten (T3 x W4) Keterangan: 1 : tidak terkait 2 : kurang terkait 3 : terkait 4 : paling terkait

40 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 7 strategi yang memiliki weight score tertinggi, yaitu sebagai berikut: 1. Dapat menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas, adanya laboratorium dan penerapan sertifikasi yang didukung penuh oleh departemen dalam pemerintahan untuk melayani besarnya potensi pasar di pasar-pasar tradisional 2. Diharapkan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim dengan mengoptimalkan lahan yang sangat luas, fasilitas lengkap dan lokasi yang terjangkau 3. Dukungan pemerintah harus dimanfaatkan PIA untuk menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas melalui pembuatan regulasi yang mendukung hal tersebut 4. Dengan dukungan penuh pemerintah, PIA harus mampu menerapkan sistem pengelolaan modern yang mendahulukan regulasi yang fleksibel dan efektifitas pelayanan 5. Akses transportasi yang terganggu di porong dan akses jalan yang belum memadai mengharuskan PIA memperhatikan tatacara pengiriman barang sehingga permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar dapat terlayani dengan baik 6. Masih sulitnya mencari komoditi agro yang berkualitas dengan standart tertentu di Pasar-pasar Tradisional mengharuskan PIA harus segera membangun dan memperbaiki akses jalan yang belum memadai, sehingga dengan semakin cepatnya proses distribusi maka kualitas dapat semakin terjaga 7. Potensi permintaan ekspor komoditi agro yang tinggi dan lokasi PIA yang berada di daerah padat penduduk, harus diatasi dengan pembangunan akses jalan yang memadai

41 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

42 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Dalam penentuan prioritas kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, kriteria yang paling penting adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Untuk kriteria pelayanan kepada masyarakat, sub kriteria yang penting adalah kualitas produk yang ditunjang dengan sertifikasi, lingkungan kerja dan perdagangan yang aman dan nyaman, kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian serta transparansi dalam penentuan harga. Sedangkan untuk kriteria efisiensi dalam operasional, sub kriteria yang penting adalah kecepatan dan efektifitas pelayanan, fleksibilitas Regulasi, keamanan lingkungan dan transportasi murah dan terjamin.

43 Rancangan strategi pengelolaan yang diusulkan kepada pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah sebagai berikut: Dapat menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas, adanya laboratorium dan penerapan sertifikasi yang didukung penuh oleh departemen dalam pemerintahan untuk melayani besarnya potensi pasar di pasar-pasar tradisional Diharapkan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim dengan mengoptimalkan lahan yang sangat luas, fasilitas lengkap dan lokasi yang terjangkau Dukungan pemerintah harus dimanfaatkan PIA untuk menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas melalui pembuatan regulasi yang mendukung hal tersebut Dengan dukungan penuh pemerintah, PIA harus mampu menerapkan sistem pengelolaan modern yang mendahulukan regulasi yang fleksibel dan efektifitas pelayanan

44 Akses transportasi yang terganggu di porong dan akses jalan yang belum memadai mengharuskan PIA memperhatikan tatacara pengiriman barang sehingga permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar dapat terlayani dengan baik Masih sulitnya mencari komoditi agro yang berkualitas dengan standart tertentu di pasar-pasar Tradisional mengharuskan PIA harus segera membangun dan memperbaiki akses jalan yang belum memadai, sehingga dengan semakin cepatnya proses distribusi maka kualitas dapat semakin terjaga Potensi permintaan ekspor komoditi agro yang tinggi dan lokasi PIA yang berada di daerah padat penduduk, harus diatasi dengan pembangunan akses jalan yang memadai

45 Saran Dalam implementasi konsep strategi, pengelola diharapkan dapat menentukan action plan yang sesuai dan tepat sasaran sehingga visi dan misi organisasi dapat tercapai. Penelitian dapat dikembangkan dengan melakukan evaluasi terhadap implementasi strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar dalam melakukan studi-studi yang berkelanjutan.

46 Daftar Pustaka Akdon. (2009), Strategic Management For Educational Management, cetakan ketiga, Alfabeta, Bandung. Bryson, John M, (2003), Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Terjemahan M. Miftahuddin, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istijanto, (2005), Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Gramedia, Jakarta. Jatim Graha Utama, (2009), Studi Kelayakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, PT Karya Nugraha Konsultama, Surabaya. Mahendra,M.S,(2008),AnalisisSWOTdanSMARTKeragaanFasilitasdanUtilitas Pasar di Indonesia, Universitas Udayana, Denpasar. Nurgiyantoro, B., Gunawan dan Marzuki, (2004), Statistik Terapan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Riduwan, (2004), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung. Saaty, T.L, (1993), The Analytical Hierarchy Process; Planning, Priority Setting, Resource Allocation, The Wharion School, University of Pennsylvania. Santoso, S. dan Tjiptono F, (2002), Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta. Sugiyono, (2005), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suryadi K., dan Ramdhani M. Ali, (2002), Sistem Pendukung Keputusan, Cetakan Keempat, CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.

47 PENUTUP TERIMA-KASIH

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO. Abstrak

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO. Abstrak STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO Abstrak Pasar Induk Agrobis (PIA) Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa Agro. PIA Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO Happy Rosalina dan I Putu Artama Wiguna Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG

KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG Purnomo 1), Rudy Setiawan 2), 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sentra Kerajinan Bambu (SKB) Putra Handicraft, Jl. AH Nasution, Kampung Situ Beet, Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Kendal, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF KULIT IKAN PARI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN SWOT DAN AHP Feny Yuliana Andriani 1, Delia Isti Astari 2, Diniarie Budhiarti 3, Kiki

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemasaran strategis yang akan diterapkan oleh CV. Gunung Batujajar. Latarbelakang penelitian dilakukan karena peranan divisi pemasaran dan tenaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung Dini Haris Wulandari, Woro Priatini, Herry Ryana Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan studi kasus di UMKM sulam usus Galeri Aan Ibrahim. Pengolahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok sasaran

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemasaran Global sudah tidak dapat dihindarkan lagi, terutama Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, merupakan sasaran utama dalam memasarkan produk-produk import. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem

Lebih terperinci

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP

Lebih terperinci

ANALISIS STATEGIS SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus: Divisi IT Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)

ANALISIS STATEGIS SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus: Divisi IT Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung) ANALISIS STATEGIS SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus: Divisi IT Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung) Sri Nurhayati Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan yang memakai e- learning. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jalan Raya Puputan No. 86 Renon Denpasar, (0361)244445

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. 46 BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan untuk merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data-data sekunder

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Pengumpulan Data 23 III. METODE KAJIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lokasi penanaman padi Pandanwangi, yaitu diwilayah Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur. Kelembagaan tani yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci