BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data dan Profile Objek Penelitian Konsumsi Coklat di Indonesia
|
|
- Verawati Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 44 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Data dan Profile Objek Penelitian Konsumsi Coklat di Indonesia Sebagai negara penghasil kakao, tingkat konsumsi coklat masyarakat Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan masyarakat Eropa yang tidak menghasilkan kakao sama sekali. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan saat ini konsumsi coklat masyarakat Indonesia hanya 0,7 ons/orang/tahun. Angka tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan masyarakat Eropa yang hampir 5 kg/orang/tahun.( detik finance, 2011 ). Indonesia merupakan Negara ketiga terbesar penghasil coklat setelah Pantai Gading dan Ghana. Ironis bila masyarakatnya bahkan petaninya sendiri tidak pernah merasakan coklat sekalipun. Namun Dengan usaha pemerintah dalam menggerakkan produsen coklat local dan pencanangan program konsumsi coklat, tingkat konsumsi Coklat di Indonesia meningkat setiap tahunnya, Asosiasi 44
2 45 Industri Kakao Indonesia (AIKI) menyatakan pertumbuhan konsumsi kakao dalam negeri bisa mencapai ton pada 2014, dengan peningkatan konsumsi per kapita mencapai 0,5 kg. Hal ini membuat banyak perusahaan perusahaan coklat baik local maupun asing berusaha berlomba memenangkan persaingan coklat di konsumen Indonesia.(bisnis.com,2014) Perusahaan Coklat di Indonesia dan Pertumbuhan Pasar Industri hilir kakao dinilai masih sangat prospektif seiring dengan pertumbuhan tingkat konsumsi coklat yang menembus 20% setiap tahun di dalam negeri, serta terbukanya pasar baru di level internasional seperti China dan India.(bisnis.com,2014). Ada sekitar 50 lebih perusahaan Coklat di Indonesia yang bersaing dalam memenangkan konsumen di Indonesia. Dalam gambar 2.1 terlihat bahwa pertumbuhan untuk tahun 2012 ke 2013 bisa mencapai 30 %.
3 Hasil Penelitian dan analisis 5.2.1Analisa Lima Besar Tabel 5.1 Lima brand besar produk coklat berdasarkan konsumsi rata - rata Dalam table 5.1 Terlihat bahwa dari 60 Produk Coklat yang ada di pasaran dalam category enrobed ( coklat batang ), diambil 5 produk coklat yang mempunyai tingkat konsumsi paling besar diantara pesaingnya yaitu : 1. Beng Beng dari PT. Mayora 2. Delfi TOP dari PT. Ceres 3. Rock r silverqueen dari PT. Ceres 4. Snickers dari PT. Marss 5. Chokoku dari PT. GIZO Perusahaan yang bermain di produk coklat cukup banyak ada sekitar 50 lebih perusahaan, namun kenapa produk produk pada table 5.1
4 47 bisa menduduki posisi 5 besar, hal ini bisa disebabkan oleh banyak factor. 1. Beng Beng dari PT. Mayora Gambar 5.1 Produk Beng - Beng Beng Beng lahir sejak tahun 2004 dan diproduksi oleh PT. Mayora Tbk, merupakan perusahaan Lokal di Indonesia yang bergerak di dunia makanan. Beng beng bisa menguasai Pasar dengan banyaknya aktifitas promosi yang dilakukan dari sejak launching sampai saat ini. Dan penerapan marketing mix sebagai strategi yang integrated oleh PT. Mayora. Secara Produk, beng beng merupakan coklat yang secara kualitas sangat diterima oleh semua lapisan masyarakat, Harga beng beng terjangkau untuk sekelas modern trade di Indonesia, yaitu Rp. 1,250 per buah. Secara Tempat pemasaran, untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, beng beng didistribusikan dan dijual tidak hanya di Modern trade, namun juga di general trade dengan harga yang lebih murah yaitu Rp.
5 48 500,- per buah. Dan secara promosi berikut contoh aktifitas beng beng yang dilakukan untuk mendekatkan diri ke konsumen 1. Aktifitas Promosi Online : Gambar 5.2 beng beng online promosi Promosi online yang dilakukan sangat menarik dan bagus dilakukan untuk jaman serba online saat ini. 2. Aktifitas Iklan Tabel 5.2 pengeluaran iklan 10 brand produk coklat Tahun Dalam Milyar Rupiah
6 49 Dalam table 5.2 terlihat bahwa Beng beng menghabiskan dana untuk iklan paling besar diantara semua brand coklat ternama di indonesia. 2.Delfi Top dari PT. Ceres Gambar 5.3 Produk Delfi TOP Delfi Top merupakan pesaing Beng beng, berada dikatagory yang sama selama sepuluh tahun, namun Sebenarnya usia Delfi TOP lebih lama dibandingkan dengan Beng beng. Delfi top berusia hampir 27 tahun sementara Beng Beng berusia sepuluh tahun. Delfi TOP langsung mengalami penurunan ke peringkat dua setelah beng beng di launching, terlihat bahwa strategy Beng beng lebih tepat dalam pemasaran dan lebih diterima di Market. Terlihat dari sisi Promotion,table 5.2 Pengeluaran Dana iklan delfi TOP berada di nomer 8, diantara pesaingnya, sementara Beng beng terbesar.
7 50 Tabel 5.3 aktifitas Beng beng dan Delfi TOP 2013 Terlihat pula pada table 5.3 bahwa akifitas event Beng beng juga lebih padat dan banyak dibandingkan dengan Delfi TOP, hal ini juga menjelaskan posisi beng beng sebagai peringkat nomer satu di katagory coklat enrobed ( coklat jenis batang ) 3.Rockers silverqueen dari PT. Ceres Gambar 5.4 Produk Rockers silverqueen
8 51 Rockers Silverqueen berada dibawah perusahaan yang sama dengan Delfi TOP, memiliki spesifikasi produk yang berbeda, namun berada dalam satu category enrobed. Bila dilihat dari usia launching, posisi nomer tiga dalam category enrobed merupakan prestasi yang cukup baik, karena ada banyak produk yang lebih lama bermain di category enrobed. Rocker baru dilaunching di pertengahan tahun 2012, usianya genap tiga tahun. Rockers bisa cepat menduduki posisi nomer tiga di katagory coklat enrobed dikarenakan Rockers adalah Sub brand produk silverqueen yang sudah mempunyai nama besar di katagory produk coklat, sehingga konsumen mempunyai nilai believe pada rockers. Selain itu rockers juga mempunyai aktifitas trade yang cukup banyak, diantaranya promo Beli 3 hanya sepuluh ribu dan masih banyak yang lainnya. Dari sisi Iklan, Rockers juga mempunyai konsep iklan yang menarik dan langsung dikenal oleh masyarakat.
9 52 4.Snickers dari Mars Gambar 5.5 Produk Snickers Snickers merupakan Produk olahan coklat dari Mars. Mars merupakan perusahaan asing yang produk produknya sangat terkenal di Luar negeri.snickers baru di launching di Indonesia tahun 2011, dan berhasil menempati posisi ke empat dalam category coklat batang enrobed, hal ini menunjukkan kekuatan brand Snickers yang kuat di luar masuk ke Indonesia. Populasi orang asing diindonesia yang cukup besar terutama di kota kota besar juga mempengaruhi Besarnya brand Snickers di Indonesia, walaupun secara konsumsi masih kecil dibandingkan beng beng, delfi TOP dan rockers silverqueen. Aktifitas snickers juga sangat luar biasa dalam menjalankan strategy pemasarannya, diantaranya iklan dengan spending yang besar ( Posisi nomer sepuluh dalam pengeluaran dana di table 5.2),
10 Program Display yang hampir merata di Modern Trade, terutama di Mini Market. 53 Gambar 5.6 Program Display Snickers di COC Alfamart
11 54 5.Chokoku dari Gizo Gambar 5.7 produk Chokoku Chokoku merupakan produk Coklat Payung yang berada di lima besar, Nama chokoku bisa menduduki posisi kelima dikarenakan banyak aktifitas promosi yang dilakukan. Chokoku lebih besar didistribusikan di Modern Trade khususnya mini market. Produk chokoku yang unik berbentuk paying ini, bisa menarik untuk target pasar mereka yaitu, anak anak. Gambar 5.8 Aktifitas promosi online Coklat Chokoku
12 Analisa Market Share Mengetahui Market Share setiap produk dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting, dikarenakan dengan mengetahui market share pesaing, kita bisa mempelajari keunggulan dan kelemahan pesaing produk kita. Hal ini akan memudahkan kita untuk menentukan strategi yang tepat untuk bisa memenangkan market share suatu produk. Pada analisa BCG Matriks semua produk lima brand besar produk coklat di hitung juga relative market sharenya. Pada tabel 4.2 terlihat bahwa nilai rata rata Market share pada tahun untuk category enrobed didominasi oleh tiga produk utama yaitu beng beng ( 35,9 % ), TOP (21,3 %) dan Rockers ( 17,9 %). Sementara untuk Snickers dan Chokoku walaupun berada di lima besar, namun market share mereka sangat kecil yaitu snickers (6,7 %) dan chokoku ( 7 % ). Market Share didapatkan dari pembagian antara Market suatu produk dengan market total di category produk tersebut. Tingkat konsumsi yang tinggi akan mempengaruhi tingginya nilai market share suatu produk.
13 56 Sehingga hal ini menjelaskan kenapa dari sisi market share urutan produk untuk lima besar tetap sama yaitu : 1. Beng Beng 2. Delfi Top 3. Rockers 4. Snickers 5. Chokoku Namun bila dilihat angka pertahunnya pada tabel 4.2 terlihat Bahwa beberapa Produk seperti Delfi TOP, Rocker silverqueen dan Chokoku dari gizo, mengalami turun naik dalam memenangkan konsumen Indonesia, akan tetapi bila dilihat pemain utamanya Beng beng dari Mayora, mempunyai market share yang stabil bahkan meningkat setiap tahunnya. Begitu Juga dengan Produk Snickers dari PT. Mars, mengalami peningkatan market share setiap tahunnya.untuk bisa menempatkan setiap produk dalam Kuadran BCG Matriks, maka dicari dulu nilai Relative dari Market Share setiap produk. Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa relative market share juga akan mengikuti data market share setiap produk. Dimana Beng beng tetap memegang peamin utama di category produk coklat enrobed jenis batang.
14 57 Nilai Mean Market Share 57 % menunjukkan nilai tengah dalam pembagian kuadran untuk menentukan tinggi rendahnya suatu nilai market share dibandingkan dengan market growthnya Analisa data Market Growth Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa market growth beng beng juga berada pada posisi teratas yaitu 30,66 %, kemudian Delfi TOP 25,47 %, rockers %, Chokoku 8,78 % dan snickers di 4,45 %. Dalam hasil Market Growth terlihat bahwa Snickers yang secara konsumsi mempunyai Tingkat Konsumsi lebih besar dibandingkan chokoku. Snickers mempunyai Market growth yang lebih kecil dibandingkan Chokoku yang ada di posisi ke lima, hal ini menunujukkan bahwa Chokoku walaupun memiliki tingkat konsumsi yang rendah, namun memiliki growth yang semakin meningkat setiap tahunnya. Hasil analisa market growth ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu memperhatikan Market Growth selain market share untuk bisa menentukan strategi marketing yang tepat untuk produknya.
15 5.2.4 Analisa Brand Posisi Produk coklat dengan BCG Matriks 58 Gambar 5.9 Hasil analisa BCg Matriks lima besar produk coklat Kuadran Stars Pada Gambar 5.8 terlihat bahwa tiga produk berada pada posisi Kuadran Stars Yaitu : 1. Beng-beng dari PT. Mayora 2. Delfi Top dari PT. Ceres 3. Rockers silverqueen dari PT. Ceres
16 59 Kuadran Stars diartikan bahwa posisi produk tersebut berada pada posisi yang aman secara pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas. Perusahaan yang memliki produk dalam posisi Stars dianjurkan untuk menanamkan investasi yang lebih pada produk tersebut agar profit perusahaan bertambah. ( Marcel, key management model,2009 ). Konsumen biasanya memilih produk dan jasa yang memberikan kepada mereka nilai terbesar. Jadi karena untuk memenangkan dan mempertahankan pelanggan ialah memahami kebutuhan dan proses pembelian mereka lebih baik daripada pesaing dan memberikan nilai yang lebih besar. Jadi penentuan posisi berawal dengan mengadakan pembedaaan (diferensiasi) atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga ia memberikan nilai lebih besar daripada tawaran pesaing. ( euis dasipah, 2009). Beng Beng sebagai pemain utama dalam produk coklat katagory enrobed, merupakan produk dari PT. Mayora yang sudah lama bergerak dalam produk Snack merupakan perusahaan yang sangat berkomiment dalam melakukan strategi marketing yang sesuai untuk produk produknya. Dalam segi dana pemasaran yang dikeluarkan PT. Mayora untuk beng beng terutama dalam hal
17 60 beriklan menggunakan dana yang besar yang bisa mencakup konsumen secara meluas ( Tabel 5.2 ). Delfi TOP dan Rockers dari silverqueen, merupakan produk dari PT. Ceres yang di produksi dari satu pabrik dari dua brand yang berbeda. Dua Brand besar yaitu Delfi dan Silverqueen sudah sangat dikenal oleh masyarakat, semua orang Indonesia pasti kenal dengan dua brand tersebut. PT. Ceres Melakukan hal ini, dengan maksud memenangkan dan mendominasi pasar category enrobed. Kalau kita totalkan secara perusahaan maka PT. Ceres berhasil mendominasi pasar, Market Share Delfi TOP yaitu 21,3 % ditambah dengan market share Rockers silverqueen 17,9 %, maka PT. ceres mempunyai market share untuk category coklat jenis batang sebesar 39.2 %. Sementara Beng beng dari PT. Mayora yang merupakan pemain teratas di category coklat jenis batang mempunyai market share sebesar 35,9 %. Sehingga bisa dikatakan secara perusahaan PT. Ceres adalah pemain besar dalam category Coklat jenis batang di Indonesia. Apa yang dilakukan PT. Ceres bisa menjadi suatu hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan lainnya, yaitu membuat dua produk dengan brand berbeda untuk category yang sama. Selama strategy marketing yang dijalankan setiap brand bisa focus dan tepat, maka kedua brand akan tetap berkembang bersama sama, walaupun terkadang terjadi Proses Kanibalisme.
18 Kuadran DOG Dalam Gambar 3 terlihat bahwa dalam lima produk terbesar di category coklat enrobed yang termasuk dalam kuadran Dog adalah 1. Snickers dari PT. Marss 2. Chokoku dari Gizo Menurut Marcel van assen, 2009 dalam key management model, bahwa produk produk yang berada dalam kuadran dog, bila tidak memberikan keuntungan jangan melakukan investasi yang berlebih. Namun jika menguntungkan juga jangan menginvestasikan di produk produk dalam kuadran dog, hal yang terbaik yang perlu dilakukan adalah memperbaiki situasi produk tersebut dari situasi atau keadaannya saat ini, yang sangat bisa diperbaiki.
BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang positif bagi perkembangan bisnis coklat di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin Meningkatnya Konsumsi Coklat diindonesia dari tahun ketahun merupakan suatu hal yang positif bagi perkembangan bisnis coklat di Indonesia, dikarenakan
Lebih terperinciANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU
ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU Nama : Indah Adiyati NPM : 13211556 Dosen Pembimbing : Reni Diah Kusumawati, SE, MMSI Pendahuluan Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tidak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya persaingan dalam dunia bisnis yang tinggi menuntut suatu perusahaan untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain
Lebih terperinciSEMINAR PENULISAN ILMIAH
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MATRIKS BCG DAN SWOT UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA INDOMARET CABANG 4 MARGONDA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MATRIKS BCG DAN SWOT UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan persaingan di dunia industri dewasa ini semakin berat, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang mempertahankan produknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bisnis consumer good khususnya makanan dan minuman di Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di berbagai daerah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang. Tempat yang nyaman untuk ngobrol lama bersama teman hingga
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dewasa ini, makan dan kumpul-kumpul di cafe menjadi gaya hidup di zaman sekarang. Tempat yang nyaman untuk ngobrol lama bersama teman hingga berkreasi dengan memanfaatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN & SARAN
BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Dari survey yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa pembeli (pihak yang menentukan pemilihan suatu merek) keramik, umumnya memiliki kualifikasi: - Mayoritas pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup kompleks. Banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus di penuhi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masyarakat Indonesia sudah mempunyai kebutuhan yang cukup kompleks. Banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus di penuhi setiap harinya, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997, ditambah perkembangan situasi politik yang kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, tertanam dalam setiap tindakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran ada di mana-mana. Formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran. Pemasaran yang baik semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis sekarang di era Ekonomi Global sangat ketat. Hal ini terjadi dikarenakan negara-negara didunia tidak lagi menerapkan aturan yang memberatkan bagi perusahaan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciterus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan-persaingan yang terjadi dalam pasar bisnis semakin ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Semua perusahaan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Loyalitas konsumen adalah isu yang sangat penting dan menarik bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran produk ataupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan antar perusahaan-perusahaan, yang mana dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar pria maupun wanita, kini banyak yang memilih menggunakan deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar. Bahkan kini, produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara atau bentuk bisnis yang saat ini sedang berkembang pesat adalah dengan mendirikan ritel. Sejak dekade yang lalu, terdapat perubahan pada bisnis ritel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka ragam, antara lain kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer merupakan prioritas utama
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beragamnya industri yang beroperasi di Indonesia menyebabkan setiap perusahaan yang beroperasi menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Para pengusaha saling bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Salah satu perkembangan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar belakang Penelitian Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan berbagai cara untuk menarik minat konsumen terhadap produk mereka. Syarat agar suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 4 Marketing Mix Strategy
BAB 4 Marketing Mix Strategy Marketing Mix Strategy Kombinasi dari 4P: 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotion Product Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini telah terjadi disetiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin tinggi.
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana
PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 Konsep marketing merupakan salah satu hal yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman mengenai aspek-aspek perilaku konsumen akan memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. Perilaku konsumen adalah tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan kebutuhan serba instan. Seiring dengan aktivitas yang semakin sibuk dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Ekonomi nasional sedang mengalami perubahan yang pesat seiring dengan perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak membuang-buang waktu yang ada. Kemudahan yang diinginkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan di era globalisasi saat ini memaksa setiap pihak untuk dapat bergerak dengan cepat dan aktif. Setiap aktivitas dijalankan dengan serba cepat dan tidak
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang industriindustri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang industriindustri. Pertumbuhan dan perkembangan industri tersebut bisa kita rasakan dan lihat saat ini dalam
Lebih terperinciBAB II MANAJEMEN PEMASARAN
BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. triliun atau naik 68% dibanding tahun sebelumnya. Dari angka rencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri tekstil di Indonesia sangat pesat. Menurut data BKPM (2015), rencana investasi yang tercatat dalam jumlah izin prinsip yang diperoleh dari
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembang nya teknologi, buah tidak hanya dikonsumsi secara segar tetapi juga dapat dikonsumsi dalam bentuk sari buah. Sari buah dapat berupa jus buah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (beranda.miti.or.id)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produksi makanan dan minuman di Indonesia saat ini menunjukkan dampak yang cukup positif dibandingkan beberapa tahun ke belakang. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak
Lebih terperinciMembentuk Positioning Merek. By : Diana Ma rifah
Membentuk Positioning Merek By : Diana Ma rifah Mengembangkan dan Mengkomunikasikan Strategi Positioning Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk tercatat 237,6 juta dengan tingkat pertumbuhan 1,49% per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya kehidupan masyarkat sekarang ini memberikan warna tersendiri bagi pembisnis ritel. Gaya hidup modern masyarakat kota dapat dilihat dari aktifitas keseharian,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi strategi, analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang ada dalam industri BBM Retail Indonesia, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang signifikan di Kota Bandung. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya produsen pakaian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Bahkan, saham yang paling menjanjikan ditahun ini adalah saham bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perekonomian di era millennium saat ini sangat luar biasa cepatnya. Yang tertinggal dan kurang inovasi dapat terancam tertinggal. Termasuk dalam hal perkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam setiap aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aspek komunikasi. Bahkan komunikasi telah menjadi kebutuhan dasar, selain juga dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal sehingga mampu memenangkan pasar. Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan masih berperan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia, artinya perbankan tetap menjadi pemain utama di sistem keuangan nasional.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Merek merupakan komponen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pangsa pasar obat analgesic adult di Indonesia pada umumnya dan daerah Jabotabek pada khususnya cukup besar dibanding dengan obat bebas lainnya, baik dilihat dari
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi memudahkan para pelaku bisnis untuk mengakses informasi sehingga para konsumen dengan mudah memilih produk yang dikehendaki, hal ini menyebabkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri minuman di Indonesia ditandai dengan banyaknya jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim di Indonesia yang tropis menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah kondisi krisis keuangan global, Indonesia telah menunjukan ekonomi yang cukup berkembang pada 2011. Pertama, Indonesia kembali mendapatkan predikat
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA
BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modern tumbuh seiring dengan adanya perubahan perilaku belanja konsumen dari pasar tradisional ke pasar modern yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan
Lebih terperinciMuhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.
Muhammad Cendana Aji 15213856 Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Latar Belakang Persaingan bisnis ritel (minimarket dan convenience
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan
Lebih terperinciFUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.
FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN Definisi Sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis Merencanakan menentukan harga Mempromosikan Mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan pembeli. Pemasaran meliputi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap manusia pasti baik secara langsung ataupun tidak langsung membutuhkan komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran modern dewasa ini tidak lagi hanya memasarkan produk yang berkualitas, menjual produk dengan harga yang murah, dan menempatkan produk yang mudah dijangkau
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit dan karet dan berperan dalam mendorong pengembangan. wilayah serta pengembangan agroindustry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu hasil perkebunan Indonesia yang cukup potensial. Di tingkat dunia, kakao Indonesia menempati posisi ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat serta beragamnya aktivitas kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah berlangsung suatu iklim yang sangat kompetitif. Di mana hampir semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era yang sangat berkembang saat ini terutama dalam dunia bisnis, telah berlangsung suatu iklim yang sangat kompetitif. Di mana hampir semua industri barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, yaitu: Wafer yang memiliki tingkat awareness paling tinggi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke:
Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 11Fakultas FIKOM Perencanaan Strategis Kampanye Periklanan Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Hakikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kondisi pasar Indonesia yang akan memasuki era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kondisi pasar Indonesia yang akan memasuki era globalisasi ditambah dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum terlepas dari krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri kerajinan rotan untuk meningkatkan volume penjualan ekspor. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan terletak pada seberapa jauh perusahaan tersebut memiliki kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana mengelola pasar. Sebagaimana diketahui bahwa kelangsungan hidup suatu perusahaan terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya perekonomian di Indonesia ditandai dengan berkembangnya industri di Indonesia. Setiap negara dituntut untuk dapat meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana para produsen per-telekomukasian berlomba-lomba untuk menarik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin Berkembangnya jaman, perkembangan Telekomunikasi dan internet semakin berkembang pesat dan menyebabkan kompetitifnya persaingan, dimana para produsen per-telekomukasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH BAB I MARKETING PLAN DALAM BISNIS
UCAPAN TERIMA KASIH 1 BAB I MARKETING PLAN DALAM BISNIS 2 MARKETING PLAN! dalam Bisnis MARKETING PLAN DALAM BISNIS 3 ARTI MARKETING Arti umum marketing adalah suatu sistem kegiatan bisnis yang dirancang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi persaingan bisnis yang dewasa ini semakin dinamis disertai memudarnya batasan-batasan hubungan perdagangan antar negara mengharuskan setiap pelaku usaha menerapkan
Lebih terperinciChocolate War Hershey s VS Mars
Chocolate War Hershey s VS Mars Tugas Mata Kuliah MANAJEMEN PEMASARAN Dosen Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Di susun oleh : Teti Filantri Siregar (P056132582.48e) PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH tentang PELUANG BISNIS
KARYA ILMIAH tentang PELUANG BISNIS Di Susun oleh Nama : Nanda Syahama El Haq NIM : 11.12.6022 Kelas : I Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara, CondongCatur Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA Peringatan Hari Kakao Indonesia (Cocoa Day) ke 3 Tanggal September 2015 di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA Peringatan Hari Kakao Indonesia (Cocoa Day) ke 3 Tanggal 17-20 September 2015 di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta Yang Terhormat, 1. Menteri Perekonomian RI; 2. Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Lebih terperinci