BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang positif bagi perkembangan bisnis coklat di

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin Meningkatnya Konsumsi Coklat diindonesia dari tahun ketahun merupakan suatu hal yang positif bagi perkembangan bisnis coklat di Indonesia, dikarenakan Indonesia merupakan Negara terbesar ketiga penghasil Coklat setelah Pantai gading dan Ghana. Sehingga diharapkan hal ini bisa memajukan perindustrian coklat di Indonesia. Biji kakao sebagai bahan baku cokelat merupakan salah satu komoditi andalah perkebunan, hal ini bisa dilihat dari devisa yang dihasilkan serta mampu menghidupi petani dan keluarganya terutama di sentra produksi. Produksi biji kakao Indonesia tahun 2010 tercatat sekitar 550 riibu ton dengan nilai devisa mencapai USD 1.59 miliar setiap tahunnya. Dari total produksi tersebut, 70% diekspor dalam bentuk biji kakao (raw product) sedangkan sisanya 30% diproses oleh industri pengolahan dalam negeri menjadi produk kakao olahan (cocoa butter, cocoa powder, dll). 1

2 2 Dari Fakta ini, banyak perusahaan perusahaan berlomba untuk membuat produk produk coklat yang berkualitas dan terjangkau yang bisa diminati oleh masyarakat di Indonesia, namun Mayoritas perusahaan industri pengolahan biji kakao (cokelat) di Indonesia dikuasai oleh asing. Penguasaan asing terhadap kapasitas produksi olahan kakao bisa mencapai angka yang cukup besar yaitu 75%. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar pun melambungkan potensi bisnis produk coklat ini. 75% kapasitas giling biji kakao di dalam negeri dikuasai perusahaan multinasional sebagian besar berasal dari Uni Eropa dan Amerika lalu ada Malaysia. Sisanya 25% adalah perusahaan lokal. Kenapa rendah? Salah satunya karena masalah dana," kata Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang saat berdiskusi terbatas tentang Kakao: Menembus Pasar Kakao Eropa. Konsumen Produk Coklat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu konsumen individu dan konsumen industry. Pada konsumen tingkat individu produsen dituntut untuk memenuhi permintaan dan keinginan konsumen guna tercapainya kepuasan konsumen. Hal itu mengakibatkan terjadi persaingan antar produsen dalam upaya merebut loyalitas konsumen terhdap produk Coklat. Sedangkan pada konsumen tingkat industry mencakup supply kepada Pabrik pabrik besar seperti bakery, PT. Sari roti. Perusahaan yang bergerak dalam pasar Produk Coklat yang berkembang di Indonesia ada hampir 50 perusahaan namun pemain besar untuk pasar coklat

3 3 antara lain PT. Ceres, PT. Mayora, PT. Mars, PT. Orang Tua. Keempat Perusahaan tersebut merupakan pemain pasar yang telah cukup lama bermain di pasar Coklat. Diantara semua jenis Coklat yang kita temui di supermarket, Coklat batangan dan wafer coklat adalah jenis Coklat yang paling banyak disukai, hal ini dikarenakan kedua jenis coklat ini sudah lebih lama dikenal di masyarakat Indonesia dibandingkan jenis coklat yang lain. Brand Coklat bermerek di Indonesia yang menguasai pasar saat ini untuk coklat Batangan ( Moulded ) adalah Silverqueen, Cadburry, dan Delfi, untuk Wafer ( enrobed ) adalah Beng-beng, Delfi TOP, Snickers, Dan Untuk Coklat Bulat adalah CHACHA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat Dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Brand Positioning produk coklat jenis batang berdasarkan Market share berbanding dengan market growth. 2. Brand Positioning Produk coklat jenis batang di Indonesia dengan menggunakan BCG matriks. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ilmiah ini adalah mengenai Posisi Brand Produk Coklat jenis batang di Indonesia

4 4 Penelitian dilakukan dengan menggunakan data yang sudah diambil oleh lembaga survey Nielsen di Tahun dengan menggunakan analisa BCG Matriks. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisa Posisi Brand pada produk Coklat jenis batang di Indonesia. 2. Untuk merumuskan strategi yang tepat dalam pemasaran terutama dalam pembelanjaan dana investasi marketing produk coklat jenis batang di Indonesia 1.5 Metode Penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik: 1. Observasi Lapangan Metode ini dilakukan dengan observasi secara langsung ke supermarket dan hypermarket untuk memastikan availability produk Coklat.

5 5 2. Studi Kepustakaan Metode yang dilakukan dengan cara membaca atau mencari literatur dan buku-buku untuk memperoleh informasi dasar-dasar teori yang medukung dalam penelitian. 3. Collecting Data Metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan Data yang akan dipakai dalam analisa positioning produk yaitu data market share dan market growth dari Produk coklat yang sudah ditemukan di supermarket. Data Market share dan market growth akan diambil dari data Research yang dilakukan oleh Nielsen yang dilakukan setiap tahun, adapun data yang diambil adalah data tahun Analisa Data Dalam menganalisa Data market share dan market growth, metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan Key Management Model yaitu The BCG matrix. Data setiap Brand akan dimasukkan ke dalam BCG matrix yang akan diketahui posisi produk tersebut di market.