BAB VI PENGGERAK MEKANIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PENGGERAK MEKANIK"

Transkripsi

1 Kopling BAB VI PENGGERAK MEKANIK Kopeling adalah alat yang menghubungkan dua buah poros. Agar kopeling bekerja secara benar atau sempurna, komponen-komponennya harus berada dalam kondisi baik, dan perlengkapannya harus diluruskan secara tepat sehingga garis pusat kedua poros tersebut membentuk satu garis lurus yang tidak terputus. Penempatan kopeling dan poros disebut pelurusan poros (shaft alignment) Mengidentifikasi Ketidaklurusan Poros harus diluruskan secara tepat ketika dipasang, karena ketidaklurusan akan menyebabkan kerusakan atau mempersingkat usia fungsi bearing maupun kopeling. Mesin terposisi secara tetap ketika digunakan, oleh karena itu kelurusan poros harus diperiksa secara teratur dan diperbaiki jika perlu. Ada empat kondisi yang dapat menunjukkan ketidaklurusan: 1. Poros goyang. 2. Getaran yang berlebihan. 3. Temperatur bearing tinggi. 4. Ada bunyi aneh. Goyangnya poros dapat diamati tanpa instrumen atau alat. Ini menunjukkan bahwa poros tersebut tidak lurus dan perlu disetel. Getaran dapat dideteksi di dalam rumah motor atau rumah pompa. Cara sederhana untuk mendeteksi getaran yang tidak normal adalah dengan meletakkan tangan pada rumahan (housing) motor tersebut. Getaran dalam besaran tertentu masih dianggap normal pada perlengkapan yang sedang berjalan atau hidup, dan ini tidak menjadi masalah. Pekerja harus mengenal persis getaran normal ini agar, jika terjadi getaran yang berlebihan, dapat dengan mudah terdeteksi. Beberapa mesin dilengkapi dengan indikator temperatur bearing. Untuk mesinmesin yang tidak dilengkapi dengan indikator seperti itu, dengan menempatkan tangan pada bearing, maka temperatur bearing akan dapat dirasakan. Jika bearing pada mesin-mesin tertentu lebih panas dibandingkan dengan bearing

2 92 pada mesin yang sama, maka kemungkinan penyebabnya adalah ketidaklurusan. Perlengkapan yang berputar juga mengeluarkan bunyi. Bunyi yang tidak normal hanya dapat terdeteksi oleh pemasang yang sudah mengenal bunyi normal. Keempat gejala ketidaklurusan tersebut tidak tampak ketika mesin berhenti. Akibatnya, setiap saat sistem dimatikan untuk pemeliharaan rutin, ketidaklurusan yang mungkin terjadi harus dideteksi dengan cara lain. Salah satu cara tersebut adalah dengan memeriksa bearing. Jika bearing menunjukkan tanda-tanda aus yang berlebihan, maka penyebabnya ketidaklurusan. Bearing tersebut harus diganti dan kelurusan harus dibetulkan untuk mencegah kerusakan bearing lebih lanjut. Komponen-komponen kopeling juga harus diinspeksi. Setiap tanda aus yang berlebihan, terutama jika aus tersebut tidak merata, merupakan petunjuk yang jelas terjadinya ketidaklurusan. Cara lain untuk mendeteksi ketidaklurusan pada saat perlengkapan berhenti adalah dengan melakukan pengukuran. Pengukuran hanya akan menunjukkan apakah terjadi ketidaklurusan atau tidak, tetapi pengukuran menunjukkan seberapa jauh suatu sistem mengalami ketidaklurusan. Pengukuran betul-betul satu-satunya cara untuk menganalisa ketidaklurusan kopeling dan poros mengidentifikasi secara tepat jenis ketidaklurusan yang terjadi. Ada dua jenis ketidaklurusan: 1. Ketidaklurusan paralel (parallel misalignment) 2. Ketidaklurusan sudut (angular misalignment) Gambar 6.1. Ketidaklurusan paralel dan sudut

3 93 Setiap jenis ketidaklurusan dapat terjadi baik secara horizontal maupun vertikal. Umumnya, kedua jenis ketidaklurusan terjadi secara bersamaan. Poros, misalnya, dapat mengalami keadaan seimbang maupun miring satu sama lain, seperti yang ditunjukkan pada Gambar Prosedur Pelurusan - Metode 1 Panjang end play poros penggerak (driving shaft) dan poros yang digerakkan (driven shaft) harus diukur (sebelum diluruskan) agar kelonggaran dapat dibuat untuk jarak bebas (clearance) yang cukup di antara poros. Catatan: End play adalah besaran gerakan poros pada saat ditarik ke dalam dan ke luar. Ini dapat diukur dengan dial indicator. Mengukur Kelurusan Sudut Pekerjaan pelurusan harus selalu dimulai dengan mengetahui ketidak lurusan sudut. Ketidaklurusan sudut dapat dihitung atau diketahui dengan mengukur celah antara bidang permukaan hub pada saat pompa dan motor masih dibaut kuat pada pelat fondasi (bedplate). Jika celah tersebut sama besar, kelurusannya sudah benar. Jika tidak, maka sistem tersebut tidak lurus. Dalam mengukur kelurusan sudut, bidang permukaan hub pada motor harus dianggap sebagai permukaan lingkar jam. Untuk permukaan lingkar hub motor, bagian atas hub adalah pukul 12, bagian dasarnya adalah pukul 6, dan seterusnya. Pengukuran harus dilakukan pada posisi pukul 12, 3, 6, dan 9, dengan menggunakan sebuah taper gauge. Taper gauge bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan feeler gauge. Gambar 6.2 menunjukkan sebuah kasus dimana hasil pengukuran pada pukul 3 dan 9 adalah sama. Ini berarti bahwa kelurusan horizontal sistem tersebut sudah benar. Namun demikian, hasil pengukuran pukul 12 lebih besar dibandingkan dengan hasil pengukuran pukul 6, jadi kelurusan sudut vertikalnya salah (off). Gambar 6.2 Kelurusan sudut vertikal

4 Membetulkan Kelurusan Sudut Vertikal Semua ketidaklurusan vertikal, sudut maupun paralel, dibetulkan dengan menggunakan shim. Shim biasanya berbentuk potongan-potongan pelat baja atau kuningan yang ditempatkan secara berpasangan di bawah kaki perlengkapan untuk membetulkan ketidaklurusan. Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa celah antara hub lebih lebar pada posisi pukul 12 dibandingkan dengan posisi pukul 6, kelurusan dibetulkan dengan memiringkan satu poros sedikit ke arah bawah. Jika pompa dihubungkan ke pipa, kelurusan biasanya lebih mudah dilakukan dengan melepas baut motor dari pelat fondasi (bedplate)-nya dan penyetelan posisinya terhadap pompa juga lebih mudah. Dalam hal ini, shim dibutuhkan di bawah tumpuan kaki (outboard feet) motor untuk mengembalikan sistem ke kelurusan sudut vertikal yang benar. Gambar 6.3. Meletakkan shim untuk membetulkan ketidaklurusan sudut yang benar Pembetulan ketidaklurusan sudut (angular misalignment) harus dilakukan sebelum pembetulan ketidaklurusan paralel (parallel misalignment) Beberapa hal penting yang harus diikuti pada saat menggunakan shim: 1. Shim harus selalu sama lebar atau lebih lebar dari permukaan kaki (foot) perlengkapan yang mereka topang. Ini mencegah agar kaki tidak selip keluar pinggir shim. 2. Lebih baik menggunakan satu shim tebal dibandingkan dengan menggunakan beberapa shimp tipis. Menggunakan banyak shim dapat menyebabkan aksi atau gerakan vertikal memegas yang menyebabkan kelurusan yang tepat sulit dicapai. 3. Hanya shim yang bersih yang boleh digunakan. Shim tersebut harus bebas dari gemuk (grease), cat dan kotoran untuk menjamin penempatan yang kuat.

5 95 Juga kaki-kaki perlengkapan harus bersih dan digosok, jika perlu, untuk menjamin kebersihannya. 4. Kecuali jika bedplate bagian perlengkapan tidak rata untuk memulai pelurusan, shim harus selalu digunakan secara berpasangan. Penggunaan hanya satu kaki dapat menyebabkan perlengkapan miring sehingga ketidaklurusannya semakin parah Mengukur Kelurusan Paralel Satu metode untuk memeriksa kelurusan paralel adalah dengan menggunakan pisau perata (straight edge) atau penggaris baja sebagai pisau perata. Pegukuran dilakukan pada posisi pukul 12, 3, 6 dan 9 tepat pada saat posisi kelurusan sudut. Selama pengukuran, pompa maupun motor harus dibautkan dengan kuat pada bedplate. Dimulai pada posisi pukul 12, pisau perata diletakkan atau dibaringkan pada permukaan luar hub. Jika pisau perata tersebut rata pada kedua hub, maka kelurusan pada titik tersebut sudah benar. Jika ukuran kedua kopeling tidak sama, feeler gauge dapat digunakan untuk mengkompensasi perbedaan tersebut. Jika terdapat celah antara pisau perata dan salah-satu hub, celah tersebut dapat diukur dengan feeler gauge. Gambar 6.4 Mengukur ketidaklurusan paralel/sejajar Pada unit yang ditunjukkan pada Gambar 6.5, tidak ada masalah kelurusan pada posisi pukul 12 dan pukul 6, jadi kelurusan vertikal dan paralel sudah benar. Seperti ditunjukkan oleh adanya celah dengan ukuran yang berbeda-beda pada posisi pukul 3 dan pukul 9, maka terjadi ketidaklurusan paralel horizontal.

6 96 Gambar 6.5. Pengukuran menunjukkan indikasi ketidaklurusan paralel horizontal Catatan: Metode ini hanya cocok untuk situasi-situasi yang tidak memerlukan derajat keakuratan tinggi, atau dilakukan sebelum menggunakan menggunakan metode dial indicator Membetulkan Ketidaklurusan Paralel Horizontal Seperti halnya kedua jenis ketidaklurusan vertikal yang dibetulkan dengan menggunakan shim, ketidaklurusan paralel horizontal dan ketidaklurusan sudut horizontal dapat dibetulkan dengan memindahkan atau menggeser motor secara horizontal pada pelat fondasi (bedplate)-nya. Dalam kasus ketidaklurusan paralel horizontal, motor tidak dibautkan pada pelat fondasi (bedplate)-nya, dan keseluruhan motor dipindahkan atau digeser ke satu arah atau arah yang lain hingga lurus kembali. (Gambar 6.6) Bila terjadi ketidaklurusan sudut horizontal (Gambar 6.7), motor dibautkan dari pelat fondasi (bedplate) dan diputar secara horizontal hingga garis pusat kedua porosnya membentuk garis lurus yang tidak terputus. Gambar 6.6. Membetulkan Ketidaklurusan horizontal

7 97 Gambar 6.7. Membetulkan ketidaklurusan sudut horizontal Prosedur Pelurusan - Metode 2 Metode Dial Indicator Metode pelurusan kopeling yang lebih akurat adalah dengan menggunakan sebuah dial indicator yang dipasang pada sebuah braket. Sebelum kita memulai dengan metode pelurusan kopeling ini, pertama-tama kita harus mengumpulkan peralatan yang harus digunakan. Peralatan ini terdiri dari: 1. Sebuah braket untuk menahan dial indicator 2. Sebuah dial indicator 3. Sebuah obeng besar atau prying bar 4. Sebuah penggaris baja atau pisau perata kecil. 5. Feeler gauge dan taper gauge 6. Sebuah kikir (bergigi) halus Langkah pertama dalam mempersiapkan pengukuran kelurusan adalah memastikan bahwa semua kotoran dan bercak cat sudah dibersihkan dari bagian-bagian pada poros dimana penjepit akan dipasang. Penjepit-penjepit tersebut tidak akan menjepit sempurna jika poros tidak bersih. Poros juga harus bersih dari benjolan-benjolan atau permukaan kasar yang dapat menyebabkan penjepit bergoyang setelah dipasang pada tempatnya. Benjolan-benjolan atau permukaan kasar dapat dihilangkan dengan kikir halus. Lekukan-lekukan, kunci poros, dan lubang kunci (keyway) tidak akan menggangu penempatan penjepit, karena penjepit dapat disetel untuk menutup bintik-bintik tersebut. Sebelum pekerjaan pelurusan yang sebenarnya dapat dimulai, jarak bebas (clearance) putar antar hub harus diperiksa. Beberapa kopeling harus dipasang dengan jarak bebas (clearance) tertentu antara hub yang satu dengan hub yang lainnya. Jarak tersebut harus memenuhi spesifikasi yang tercantum pada buku pedoman yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.

8 98 Persiapan Pelurusan Untuk memulai, sambungan-sambungan (hub) kopeling harus digeser dengan menggunakan prying bar atau obeng besar. Setiap hub harus digeser hingga porosnya tidak berpindah lagi. Pada posisi ini, poros tepat berhadapan dengan outboard bearing-nya. Celah yang diperlukan harus tetap ada diantara hub satu dengan lainnya. Selama pekerjaan pelurusan, hub satu dengan lainnya harus dijaga agar tetap terpisah sejauh mungkin agar tidak dapat bergeser secara aksial. Ini berarti bahwa poros harus tepat berhadapan dengan outboard bearing-nya. Untuk menjaga hub dan poros pada posisinya, sebuah bola karet atau penghapus pensil yang terbuat dari karet kadang-kadang diapitkan di antara permukaan hub satu dan lainnya. Yang sering terjadi adalah karet ini juga akan berfungsi menghubungkan hub yang satu dengan yang lainnya agar berputar bersama selama pengukuran kelurusan, tetapi kadang-kadang potongan karet tidak akan cukup. Jangan menjepit sambungan (hub) kopeling secara satu sama lain karena akan menyebabkan pembacaan yang salah. Ini akan menimbulkan regangan seperti regangan pipa. Karet tersebut menjaga terpisahnya bagian permukaan hub. Jika sedang dilakukan pelurusan pada kopeling jenis grid, maka grid tersebut dapat digunakan untuk menjaga agar hub-hub selalu tetap terhubung, jika grid nya tidak terlalu kencang. Dalam hal kopeling yang besar, hub dengan indicator head mungkin harus ditandai dimana dial stem menyentuh dankemudian masing-masing dapat berputar atau berotasi secara terpisah ke berbagai posisi untuk menunjukkan pembacaan. Sebuah level harus digunakan untuk mengetahui posisi pukul 12, 3, 6 dan 9 yang tepat. CATATAN: Betulkan pembacaan untuk bar sag. Gambar 6.8 menunjukkan bagaimana dial dimulai dengan indikator yang disetel pada angka nol. Jika tangkai atau stem didorong ke dalam alat, pembacaan bergerak ke arah positif. Jika stem diperpanjang keluar alat, pembacaan akan bergerak dengan arah negatif. Kadang-kadang, dial indicator tidak ditandai positif atau negatif. Dalam hal ini, arah gerakan jarum jam adalah positif dan arah yang berlawanan dengan gerakan jarum jam adalah negatif.

9 99 Gambar 6.8 Bagaimana stem indikator mengubah pembacaan Catatan: Setelah motor ditinggikan, direndahkan atau disetel horizontal, besaran yang diperlukan, kelurusan sudut horizontal telah berubah, oleh karena itu, perlu diperiksa kembali kelurusannya setelah setiap penyetelan dilakukan terhadap kelurusan paralel METODE PELURUSAN RIM &FACE Ketidaklurusan (Misalignment): F Angularity: Ang thau D f Parallel Offset: P R offset * 2 thau

10 100 Koreksi: Front feet Ff Ang x L 1 Poffset thau Back feet B f Ang x L2 Poffset thau (+) Vertikal ditambah shim (-) Vertikal dikurangi shim (-) Horizontal digeser ke arah set nol (-) Horizontal digeser menjauhi set nol Faktor Barsag: Vertical R * R Barsag Horizontal R Keterangan: * R R = Pembacaan Rim (mils) F = Pembacaan face (mils) D f = Diameter face (inch) Barsag = Faktor kelengkungan batang dial indicator (+mils). L 1 = Jarak dari pusat kopling ke kaki depan (inch) L 2 = Jarak dari pusat coupling ke kaki belakang (inch) ST = Stasioner/mesin diam M = Moveable/mesin bergerak. 1 thau (sand) = 1 mils = 0,001.

11 101 Misal: Diketahui: Df = 10 L1 = 18 L2 = 36 Barsag = +2 mils. Vertical: F Ang D f 1, 2 mils inch R * 20 2 P Offset 9mils 2 2 Koreksi =

12 102 F Ang x L P f 1 Offset 1, 2 x18 ( 9) 30, 6 mils Kaki depan (front feet) ditambah shim 30,6 mils (0,031 ). B Ang x L P f 2 Offset 1, 2 x 36 ( 9) 52, 2 mils Kaki belakang (back feet) ditambah shim 52,2 mils (0,052 ) Horizontal: F Ang D f , mils inch R P * 30 Offset 15 mils 2 2 Koreksi: F Ang x L P f 1 offset 1, 5x mils Kaki depan (front feet) digeser menjauhi set nol 42 mils (0,042 ). B Ang x L P f 2 offset 1, 5x mils Kaki belakang (back feet) digeser menjauhi set nol 69 mils (0,069 ).

13 Sabuk V Faktor yang paling penting dalam pemasangan puli adalah untuk memastikan bahwa puli sabuk sudah diluruskan dengan benar. Banyak masalah yang menyebabkan kerusakan ban dan katrol disebabkan penyetelan yang salah. Pelurusan umumnya dilakukan secara sistematis dengan dua langkah berikut ini: 1. Pertama, poros diluruskan 2. Kedua, puli dipasang dengan benar pada poros. Kelurusan puli yang baik sangat penting, karena kalau tidak maka bagian ujung sabuk akan cepat aus. Penyimpangan yang umum terjadi dapat dilihat pada gambar 6.9. A B C D (a), (b), (c) Katrol yang salah setel (d) Katrol ban yang disetel dengan benar Gambar 6.9 Katrol A. Penyimpangan kearah sejajar, poros tidak sejajar satu dengan yang lainnya. B. Penyimpangan sudut, poros tidak disetel dengan benar meskipun dari atas tampaknya sejajar. C. Penyimpangan aksial, poros sudah sejajar dan lurus, tetapi puli tidak lurus. D. Pemasangan poros dan puli sudah sejajar dan lurus.

14 Prosedur Pelurusan Pelurusan poros bisa dilakukan dengan dua cara: 1. Dengan mengukur jarak antar shaft di berbagai titik untuk memastikan bahwa semuanya paralel. (gambar 6.10). 2. Dengan menggunakan level dan mata sendiri untuk memeriksa bahwa shaft berada pada bidang yang sama (gambar 6.10). Gambar 6.10 Memeriksa shaft letaknya paralel Untuk meluruskan puli dapat digunakan staight edge. Kalau jarak antar pusat shaft besar, maka paling cocok digunakan straight edge. Untuk jarak yang sedang, paling cocok digunakan string line. Setelah salah satu katrol telah diletakkan pada posisi yang benar, katrol yang satunya lagi diluruskan dengannya. Prosedur pelurusan dengan metode tali dilukiskan dibawah ini. Tali harus pelan-pelan dinaikkan sehingga menyentuh kedua permukaan puli. Puli yang kedua digerakkan ke arah aksial sehingga menyentuh tali dan kedua puli dikunci pada posisinya seperti diperlihatkan pada gambar Gambar 6.11 Metode penyetelan dengan string (tali)

15 105 Perhatian: Tergantung dari jenis hub (leher poros) yang ada dalam puli katrol, apabila leher porosnya tapered, maka apa yang tadinya lurus bisa menyimpang setelah leher poros dipasang. Umumnya, penampang lintang puli penggerak alur-v memerlukan gaya untuk mencapai defleksi dan ketegangan puli yang tepat, dihitung per inchi dari pusat poros. Sebaiknya menggunakan buku petunjuk untuk mendapatkan ukuran yang tepat. Puli penggerak alur-v mendapat cengkeramannya dari ekspansi yang terjadi saat mengelilingi puli katrol. Jadi dasar sabuk V tidak boleh sampai menyentuh dasar alur puli, karena kalau sampai ke dasar maka kemungkinannya puli aus atau tidak cocok Penyetelan Kekenduran Gerakkan driver belakang pada posisi yang tepat, kencangkan sabuk tersebut sesuai dengan spesifikasinya. Bila mungkin, putarlah drive beberapa kali untuk menepatkan sabuk pada alurnya. Tegangan yang benar dapat diperoleh dengan cara: Metoda menarik/defleksi diperlukan seperangkat meja. Pada gambar di bawah ini: S = Span/jarak dengan titik tengah (inchi) D = defleksi diukur dengan ukuran per enam puluh empat inchi dengan tegangan tertentu atau dengan menggantungkan alat pemberat yang dilengkapi dengan spring scale. Akan didapatkan defleksi 1/64 per inchi span tersebut.

16 106 Gambar 6.12 Metoda defleksi dalam mengatur tegangan belt sehingga sesuai dengan spesifikasi Tabel berikut ini merupakan petunjuk umum metoda defleksi. Buku petunjuk yang dikeluarkan pabrik akan memberikan petunjuk yang sesuai dengan produknya. Tekanan defleksi yang dianjurkan (tarikan diukur dalam pound) Belt Normal Maksimum Belt baru A B C D E V V V Berdasarkan pada tabel di atas, tentukan defleksi yang dianjurkan untuk pemasangan bagian B dengan titik pusat berjarak 30 inchi, bila tarikan yang diharuskan adalah 8 pound. S = 30" D = S 30 15" = = Tidak seperti penggerak sabuk, penggerak rantai tidak memerlukan tegangan awal, tetapi harus disetel agar cukup kendur. Apabila rantainya terlalu ketat maka akan cepat aus. Apabila terlalu kendur maka akan bergetar dan mengurangi umur. Untuk rantai yang dipasang di unit-unit yang dapat disetel jarak sumbunya, kekenduran harus disetel kira-kira 2% dari jarak sumbu. Dengan kata lain, apabila jarak sumbu adalah satu meter maka kekenduran sebaiknya 20mm. Ini

17 107 dapat dirubah dengan menarik rantai pada satu sisi dan mengukur kekenduran pada sisi yang lain dengan menggunakan penggaris dan straight edge. Puli penggerak vertikal memerlukan kekenduran yang lebih banyak dibandingkan dengan puli penggerak horizontal. Sebuah puli penggerak sebaiknya jangan seluruhnya vertikal Rantai Pelurusan Pelurusan sproket rantai sangat penting pada operasi pemindahan daya dan prosedur ini pelurusannya sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Sebagaimana pada sabuk-v, kedua shaft pertama diperiksa untuk memastikan kedataran dan kesejajarannya dengan menggunakan spirit level dan feeler bar atau gauges. Gambar 6.13 Memeriksa kedataran dan kesejajaran pada poros

18 108 Gambar 6.14 Memeriksa kelurusan pada muka sproket Sebuah straight edge dapat dipakai untuk memeriksa kelurusan muka sprocket seperti diperlihatkan dalam gambar 6.14 Apabila poros memiliki posisi yang berbeda pada saat diam dan beroperasi, setel sprocket (roda rantai) dengan shaft pada posisi operasinya. Motor listrik yang mempunyai sleeve bearing merupakan contoh dari pernyataan di atas. Saat sedang beroperasi rotor dapat mengambil posisi di bagian pusat dengan sendirinya dan selanjutnya pelurusan dapat dilakukan setelah mesinnya berhenti. Apabila jarak antara sumbu poros terlalu besar untuk staight edge, maka bisa digunakan kawat piano. Putar sproket and periksa kelurusannya di berbagai posisi. Gambar 6.15 Mengukur kekenduran pada unit yang mempunyai jarak sumbu tengah yang dapat disetel

19 109 Untuk penggerak dengan jarak sumbu tetap, sebuah sproket bantu atau pegas penegang akan mengatur kekenduran secara otomatis. Penting untuk diketahui bahwa rantai akan bertambah panjang saat operasi dan yang mempunyai jarak sumbu yang dapat diatur harus disetel dari waktu ke waktu. Pertambahan panjang ini bukan karena ada kerusakan rantai, tetapi karena keausan pada roller, bushing dan pasak harus diberikan kompensasi akibat pertambahan panjang tersebut. Perpanjangan rantai mempunyai batasan, karena pada sproket yang besar rantai yang sudah aus bisa lepas dari geriginya, sedangkan pada sproket yang lebih kecil hal tersebut tidak akan terjadi. Katalog rantai akan menunjukkan jumlah gerigi maksimum yang bisa ditampung sproket besar untuk uliran rantai tertentu Pemasangan Penggerak Rantai Prosedur yang berikut ini dianjurkan dalam pemasangan penggerak rantai: 1. Periksa kondisi sprocket dan pastikan bersih dan tidak ada kerusakan. 2. Luruskan sprocket seperti direkomendasi diatas. 3. Renggangkan alat penegang agar rantai dapat masuk diatas sprocket. 4. Copot rantai dari bungkusannya dan dekatkan kedua ujungnya diatas sprocket. Gunakan gigi sprocket untuk menahan rantai dan pasang mata rantai yang terakhir. Gambar 6.17 Menggunakan gigi sprocket untuk menahan rantai

20 Pasang side plate dan spring clip atau alat apa pun agar pin terpasang. 6. Renggangkan drive seperti disebut diatas. 7. Berikan minyak pelumas pada rantai sesuai dengan instruksi manufaktur. 8. Jalankan mesin dan periksa bahwa rantainya berjalan dengan baik, tidak terlalu ribut dan tidak renggang. 9. Pastikan bahwa sistim pelumasan berjalan dengan baik. 10. Pasang alat pengaman untuk menghindar terjadinya gangguan pada penggerak (Jangan berusaha melakukan ini apabila penggerak sedang beroperasi) Pelepasan Rantai Apabila setelannya memungkinkan rantai dilepas dengan melepas mata rantai penghubungnya tanpa manjadi rusak, maka gunakanlah metode ini. Apabila rantai perlu diperpendek maka sebuah alat pelepas (chain detacher) sebaiknya digunakan saat mata rantai sedang dilepas. Alat-alat untuk melepas rantai juga bisa dipakai untuk mengangkat pin. Gambar 6.18 Alat pelepasan rantai yang dapat mengangkat pin Pembersihan Rantai Apapun kondisi kerjanya, sangat dianjurkan untuk melepaskan rantai dan membersihkannya secara periodik. Kotoran yang disebabkan oleh pemakaian dan minyak pelumas akan cepat merusak pin dan bushing apabila tidak dilepas. Apabila udaranya berdebu, maka pembersihan secara rutin menjadi lebih penting lagi. 1. Prosedur yang direkomendasi adalah sebagai berikut:

21 Lepas rantai. 3. Periksa rantai dan sprocket untuk tanda-tanda kerusakan atau karatan. Periksa adanya keausan dengan prosedur seperti melmeriksa uliran (pitch) pada rantai yang lama dibandingkan rantai yang baru. Para insinyur mengatakan bahwa apabila pengulurannya lebih dari 2-3% maka rantai tersebut sebaiknya diganti. Sproket juga sebaiknya diganti karena rantai baru yang dipasang di sproket lama akan menyebabkannya menjadi cepat aus. 4. Bersihkan rantai dalam minyak tanah atau alat pembersih lain. Apabila rantainya sangat kotor maka perlu direndam. 5. Saring cairan permbersih dan rendam rantai dalam minyak pelumas. 6. Gantung rantai dan biarkan minyak yang tersisa jatuh ke bawah. 7. Bersihkan sprocket dan periksa kelurusannya. 8. Pasang kembali rantai Lubrikasi/Pelumasan Rantai Lubrikasi / pelumasan yang baik sangat penting terhadap cara kerja dan ketahanan chain drive. Prinsip umum dari pelumasan tetap berlaku dan hal-hal berikut ini harus diingat. 1. Pelumasan harus dilakukan secara rutin dan frekuensinya ditentukan oleh operasi kerjanya. 2. Apapun sistem pelumasan yang dipakai, minyak pelumasnya harus menembus lipatan rantai. 3. Rantai harus dibersihkan secara rutin agar minyak pelumas dapat mengalir ke dalam lipatan rantai. 4. Semakin besar kecepatan rantai maka semakin banyak minyak pelumas yang diperlukan. 5. Harus disediakan cara-cara untuk melindungi rantai dari kotoran. Metode lubrikasi chain drive yang paling umum adalah: Manual - Dengan mengguankan kuas atau minyak untuk drive yang sederhana Sistem tetes - untuk drive berkecepatan dan bertenaga kecil Otomatis - Dengan menggunakan bak oli atau penyemprot oli yang cocok untuk penggerak berkecepatan sedang dan tinggi.

22 Pola Kerusakan pada Rantai Gejala dan penyebab kerusakan rantai yang umum dapat diringkas sebagai berikut: Gejala-gejala dalam sistem operasi 1. Kebisingan 2. Penggerak rantai pada umumnya cukup bising, lebih dari penggerak sabuk, tetapi apabila suaranya menjadi terlalu bising, maka ini merupakan indikasi terjadinya kerusakan. Untuk indikasi lainnya, ada baiknya membuat level saat sistemnya baru dan telah disetel dengan benar sehingga perubahan pada tingkat kebisingan dapat dideteksi. Suara berdetik atau berdetak bisa merupakan indikasi terjadinya kerusakan sehingga harus segera diperiksa. 3. Rantai keluar sprocket Rantai cenderung naik ke atas sprocket dan keluar dari tempatnya. Hal ini mungkin disebabkan karena terlalu longgar sehingga kedudukan rantai jauh diatas gigi sprocket. 4. Kemungkinan sebab yang lain, kotoran yang mengendap di gigi sprocket dapat mengganggu cara kerja rantai dan gigi. Gambar 6.19 (a) Rantai dalam kondisi yang baik

23 113 Gambar 6.20(b) Rantai yang sudah aus 1. Rantai berayun Perenggangan yang terlalu besar atau beban yang berubah-ubah dapat menyebabkan rantai menjadi berayun. Hal ini juga dapat terjadi apabila beberapa mata rantai telah rusak. 2. Rantai putus Sangat jarang sebuah rantai putus sepenuhnya meskipun hal ini dapat terjadi apabila kerusakan sudah lama terjadi dan telah terjadi kelelahan yang berlebih.. Hal tersebut juga dapat terjadi apabila rantainya sudah sangat aus. Apabila mata rantai bertambah panjang maka rantainya dapat berpindah gigi pada sproket yang menyebabkannya menjadi tegang dan plat sisi penyambungnya menjadi rusak. 3. Panas yang berlebih Temperatur yang terlalu tinggi merupakan indikasi drive sedang bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, terlalu banyak beban, atau kurang pelumasannya. Seringkali sulit untuk menentukan temperatur suatu rantai yang sedang beroperasi tetapi dapat diperiksa setelah mesinnya dimatikan.sekali lagi, perbandingan dengan kondisi kerja yang normal diperlukan untuk mencari tahu adanya kerusakan.

24 Penyebab-penyebab Kerusakan pada Rantai 1. Salah pelurusan Pelurusan yang benar sangatlah penting. Salah pelurusan pada sprocket dapat menyebabkan keausan rantai dan sprocket yang berbeda dan juga kebisingan. 2. Penyetelan perenggangan yang salah Apabila perenggangan pada rantai terlalu banyak atau terlalu kecil maka akan menjadi bising. Rantai bisa naik ke atas gigi sprocket and menjadi lepas apabila terlalu renggang. Hal ini juga dapat menyebabkan rantai menjadi cepat aus. 3. Kurangnya pelumasan Kurangnya pelumasan akan mempengaruhi cara kerja chain drive seperti bagian-bagian mesin lainnya. Gejala yang paling terlihat adalah kebisingan dan menjadi cepat aus, dan rantainya bisa patah apabila tidak segera diperbaiki. 4. Penumpukan kotoran Penumpukan kotoran pada rantai dan sprocket karena debu atau kotoran lain akan membuat pelumas menjadi tidak efektif, dan dapat mengganggu jalan kerjanya rantai dan sprocket. Perlindungan yang baik dan pembersihan yang rutin akan membantu mengatasi masalah ini. 5. Gangguan Gangguan antara rantai dan pelindung atau bagian mesin lainnya akan menyebabkan rantai menjadi aus dan rusak. Hal ini dapat dilihat dengan peningkatan tingkat kebisingan. 6. Getaran Getaran yang berlebihan dari poros ke sproket penggerak akan menyebabkannya menjadi aus. 7. Beban lebih Cepat menjadi aus, putusnya rantai dan panas yang berlebihan semua dapat terjadi apabila penggerak dijalankan pada kecepatan yang terlalu tinggi atau beban yang terlalu berat dari yang dianjurkan. Untuk kecepatan yang lebih maka uliran rantai harus diperpendek, dan untuk mendapatkan H.P. transfer yang dibutuhkan mungkin memerlukan rantai multi-strand.

25 Sprocket Aus Kerusakan pada sprocket akan mempercepat kerusakan rantai. Rantai yang baru tidak boleh dipasang pada sprocket yang sudah aus. 6.4 Roda Gigi Roda gigi adalah roda bergerigi yang bertaut dengan roda lain. Proses pentautan gigi-gigi memberikan metode yang sangat positif dan efisien untuk mentransmisi tenaga dan mengurangi kecepatan atau menambah kecepatan. Ada banyak variasi tetapi semua berprinsip pada interaksi yang sama. Mari kita kaji jenis-jenis roda gigi yang berbeda. Gambar 6.21 Jenis-jenis Roda gigi Jenis-jenis Roda gigi 1. Spur Gear (Roda Gigi Lurus) Spur atau roda gigi dengan potongan lurus merupakan standar bagi banyak penggerak roda gigi dan kotak roda gigi (gearboxes). Spur gear adalah roda gigi termudah di dalam pembuatannya karena giginya dipotong lurus terhadap bagian depan dan umumnya setiap roda gigi tersendiri dan tidak harus memiliki pasangan yang sejenis. Spur gear mengatur tenaga transmisi pada dua poros paralel dengan rasio yang ditentukan oleh jumlah dari gigi dari setiap roda gigi. (Rack ialah batang lurus dimana gigi-gigi dibentuk)

26 116 Spur gears memiliki masalah dimana tenaga ditransmisikan ke setiap gigi secara sendiri-sendiri, oleh karena itu lebih cenderung terjadi kegagalan saat beban yang berlebihan atau terjadi hentakan dibanding dengan jenis gearing yang lain. Perangkat Roda gigi Planet (Planetary Gear Set) Nama perangkat roda gigi Planet diambil dari bentuknya yang mirip sebuah planet yang tengah mengelilingi matahari. Mekanik akan menemukan tiga roda gigi utama di dalam perangkat roda gigi planet, semuanya adalah spur gears. 1. Roda gigi Matahari (Sun Gear) Roda gigi Matahari adalah roda gigi tengah pada perangkat dan biasanya merupakan penggerak input. 2. Roda gigi Planet (Planet Gear) Roda gigi planet terletak di antara roda gigi matahari dan roda gigi ring dan biasanya berada di dalam perangkat dari tiga atau lebih yang dipasang dengan pengangkutnya. 3. Roda gigi Ring (Ring Gear) Roda gigi ring ialah ring bundar yang memiliki bentuk spur gear yang dikerjakan dengan mesin pada permukaan sisi dalamnya. Gambar 6.22 Kerja Perangkat Roda gigi Planet Kombinasi roda gigi ini bukan saja memungkinkan perancang untuk membuat gearbox yang sangat kompak tetapi juga gearbox atau bagian dari perangkat roda gigi yang bertenaga. Daya sekarang dibawa oleh dua atau tiga gigi pada satu waktu. Selain itu, rasio yang berbeda juga diperoleh apabila setiap bagian roda gigi planet dikontrol atau dikunci: 1. Semua bebas tidak ada penggerak.

27 Pengangkut planet tertahan di tempatnya terhadap ring - 1:1 penggerak, secara efektif mengunci planet. 3. Pengangkut planet tertahan di tempatnya terhadap sun rasio adalah perangkat ring/roda gigi karena planet akan bekerja sebagai idler. 4. Ring tetap dan planet bergerak - rasio adalah planet/ring, contohnya. planet dengan sun = 30t, Planet = 20t, Ring = 120t. (a) Semua bebas = tak ada gerakan Pengangkut tertahan bersama ring = Penggerak dengan kecepatan penuh 1:1 (b) Pengangkut tertahan bersama sun = 4:1 reduksi ( 30t :120t ) (c) Ring tetap = 6:1 reduksi ( 20t : 120t ) Mekanik pada umumnya hanya akan mendapati jenis box ini di dalam pemindahan peralatan bergerak dan penggerakkan akhir dimana tempat menjadi masalah yang utama dan biaya bukanlah masalah. 2. Roda gigi Helikal Jenis roda gigi ini sangat mirip dengan spur dalam bentuknya kecuali dipotong menyudut pada permukaannya. Sudut ini memungkinkan roda gigi memiliki dua gigi dalam pentautan sepanjang waktu dan membuat bagian face pada roda gigi menjadi lebih panjang oleh karena itu memungkinkan pemindahan daya yang lebih besar. Sudut tersebut juga akan menghasilkan gaya aksial yang harus diperhitungkan saat pengaturan poros dan bearing. Roda gigi Helikal memindahkan daya pada dua poros paralel dengan rasio yang ditentukan oleh jumlah gigi setiap roda gigi. 3. Roda Gigi Herringbone Ini adalah modifikasi dari perangkat roda gigi helikal standar. Untuk menghilangkan gaya aksial bagian pinggir, perangkat roda gigi herringbone akan menggunakan dua perangkat roda gigi helikal yang berlawanan atau baris gigi untuk membentuk setiap roda gigi yang diperlukan. Secara sederhana, dengan penggerakan berdaya kecil mekanik dapat menemukan roda gigi helikal tunggal yang terpasang saling membelakangi untuk membentuk setengah dari perangkat herringbone. Pada pemakaian yang berasio atau berdaya tinggi, perancang benar-benar harus membentuk

28 118 gigi herringbone pada satu casting atau gear blank. Perangkat roda gigi terakhir akan berpasangan serta di dalam perangkat yang dipasangkan, dan sebaiknya jangan dipakai secara terpisah. 4. Roda gigi Helikal Simpangan (Crossed Helical Gear) Jika sudut helikal bertambah, maka sudut pengerjaan poros dapat diubah. Penggerakkan roda gigi-roda gigi demikian pada sudut siku-siku tetapi dengan kemampuan tenaganya dikurangi secara maksimal. 5. Penggerak Ulir Ini adalah penggerak sudut siku-siku yang berbeda dari yang lainnya di dalam pengoperasian dan bentuk rancangannya: 1. Gigi-gigi penggerak ulir sesungguhnya tidak tergantung satu dengan lainnya seperti pada perangkat roda gigi lainnya, tetapi bergeser satu dengan lainnya. 2. Penggerak ulir umumnya memiliki rasio 5:1 dan memiliki satu arah. Alat tersebut hanya dapat diputar dengan menggunakan poros input. Poros output tidak dapat menggerakkan atau memutar poros input (ciri-ciri yang membantu guna apliksi penanganan material tidak diperlukan penghentian balik lainnya). Penggerak ulir memiliki roda gigi berbentuk unik. Poros input menyerupai ulir yang sangat kasar yang dibentuk pada poros. Roda gigi berpasangan disebut roda. Roda memiliki potongan bentuk gigi yang dalam dengan panjang garis yang sesuai dengan ulir. Ulir diputar, sehingga terjadi penyekrupan pada roda, mentransfer daya dan mengurangi kecepatan. Roda digerakkan lewat pemasangan ini, yang meningkatkan kemampuan gearbox menahan beban yang tinggi lewat reduksi tunggal yang besar (reduksi 100:1 adalah hal yang mungkin di dalam instalasi ulir tunggal) Mekanik harus memastikan pengaturan yang benar serta kelurusan antara ulir dan roda bila tidak akan berakibat muncul kesalahan dan aus lebih awal. 6. Bevel Gear (Roda gigi kerucut) Nama bevel gear diambil dari faktor dimana roda gigi yang berpasangan biasanya memiliki bagian depan yang tirus atau miring. Semua poros bevel gear bekerja pada sudut 90 satu dengan lainnya tetapi tidak penting dengan garis tengah yang memotong.

29 119 Perangkat roda gigi ini memerlukan pengaturan yang hati-hati untuk memastikan pengaturan roda gigi yang benar sehingga roda gigi akan bekerja sesuai beban dan usia rancangannya. Roda gigi input bisa berupa roda gigi lurus (spur gear) atau yang ditiruskan, tetapi bentuk gigi tetap sama seperti yang terdapat pada spur gear normal. Poros penggerak roda gigi harus berada 90 satu dengan lainnya serta garis tengah yang memotong. Mekanik sering kali akan menemukan penggerak roda gigi lurus ditiruskan digunakan dimana diperlukan penggerak roda gigi sederhana namun kuat, dalam hal ini roda gigi eksentrik di dalam cone crusher Roda gigi spiral ialah roda gigi serong yang sama dengan perangkat roda gigi helikal. Beban sekarang dapat diangkut pada dua gigi sekaligus. Contoh gearing seperti ini merupakan roda gigi differensial utama yang berbeda di dalam mobil. Roda gigi-roda gigi ini sering berada dalam perangkat yang disesuaikan. Dengan membuat sudut gigi-gigi lebih besar, poros tidak lagi harus menyimpang sepanjang garis tengah, sehingga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar pada penggerakan serta pemasangan gearbox. Roda gigiroda gigi ini akan selalu berpasangan dan sering dibungkus (roda gigi dipasang pada posisi yang benar dan pengerjaan beban rendah akan dibiarkan memukul dan menggosok permukaan yang lainnya). Roda gigi-roda gigi ini dikenal dengan nama roda gigi hypoid, spiroid dan helicon. 7. Roda gigi dengan Poros Simpangan atau Miring Cacing: memberikan rasio reduksi maksimum untuk jarak tengah yang ditentukan. Pekerjaan tenang dan lancar. Digunakan hanya untuk mengurangi kecepatan. Pada umumnya tidak dapat menggerakkan kembali dengan rasio lebih besar dari 20:1. Area kontaknya luas, sehingga kapasitas beban tinggi meski pekerja meluncur. Poros hampir selalu sudut siku-siku Helikon: menahan. Thread khusus membentuk pada pinyon silinder yang bertaut dengan face gear. Kemampuan pengangkutan beban sama dengan Spiroid. Baik untuk produksi masal karena mudah ditempa atau ditekuk.

30 120 Helikal: simpangan: Juga dikenal sebagai gear spiral. Sama penampilannya dengan gear helikal yang biasa. Kapasitas muatan rendah karena area kontak gigi rendah. Pada prinsipnya dipakai untuk memberikan variasi yang luas pada rasio kecepatan tanpa mengubah jarak tengah atau ukuran gear. Bisa digunakan dengan non interseksi, poros tak sejajar. Beveloid: Sifatnya. Memberikan gerakan yang akurat tidak terpengaruh oleh kesalahan pemasangan atau variasi. Kapasitas beban rendah. Bisa dipakai pada backlash nol. Sering dipakai pada instrumen pengukur ketepatan. Biasanya dipakai untuk gear poros simpangan tetapi juga cocok untuk poros menyimpang dan paralel. Kekurangannya mungkin pada biaya. Bevel rata: Jenis gear yang paling sederhana untuk poros. Biasa dipakai pada poros yang berpotongan pada sudut siku-siku, tetapi bisa juga dipakai pada pertemuan poros pada sembarang sudut. Dirancang berpasangan, sehingga tidak selalu dapat dipertukarkan. Poros dan bearing penahan harus kaku guna menjaga kontak gigi yang tepat. Spiroid: Sifatnya. Pinyon tirus bertaut dengan roda gigi jenis face. Kontak garis pada seluruh permukaan memberikan kapasitas beban yang tinggi. Hypoid: sama dengan gear spiral-bevel kecuali poros-poros tersebut tidak memotong. Pengoperasiannya juga lebih halus dan lebih tenang dan lebih kuat untuk rasio yang telah ditentukan. Karena poros-poros tidak memotong, bearing dapat dipasang pada kedua sisi untuk rigiditas yang tinggi. Mengizinkan rasio gerakan yang sangat tinggi. Sudut poros biasanya 90, tetapi sudut-sudut lainnya adalah mungkin. Memiliki kapasitas muatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran dan rasio yang sama dari gear spiral-bevel

31 121 Spiral bevel: mengangkut muatan yang lebih tinggi dan bekerja lebih tenang dibanding gear bevel lurus. Tapi lebih mahal dan memiliki gaya aksial lebih besar. Karena gigi membentuk pada satu sudut ke poros rotasi, muatan dapat didistribusikan pada dua atau lebih gigi pada satu jarak, tergantung pada sudut spiral. Cavex worm: Proprietary gear dengan ulir pada worm cekung yang bertaut dengan gigi gear convex. Memberikan tekanan kontak gigi yang lebih rendah serta lubrikasi yang lebih baik. Face: Sama dengan bevel gear, tetapi berpasangan dengan pinyon helikal atau spur. Pemasangan pinyon bukan masalah penting karena bersamaan dengan bevel gears. Juga bisa dipakai dengan poros yang menyimpang. Kapasitas beban kurang dari bevel gear lurus dengan ukuran yang sama. Zerol: Sama dengan spiral bevel tetapi dengan gigi yang tersusun agar beban thrust sama dengan bevel lurus. Penggerak kerucut: Jenis proprietary dimana bentuk cacingnya menyerupai sebuah jam kaca dan memiliki ulir pembungkus ganda untuk menambah luas kontak keseluruhan, sehingga meningkatkan kapasitas beban. Gambar 6.23 Jenis-jenis Roda gigi Miring Jenis-jenis Gearbox Mekanik akan mengetahui bahwa akan ada lebih dari satu perangkat roda gigi atau pasang yang terdapat pada penggerak dan perangkat ini akan dimasukkan ke dalam sebuah kotak. Wadah atau kotak ini akan memberikan lima fungsi utama yang penting bagi unjuk kerja roda gigi serta proses kerja yang efektif: 1. Beberapa cara melindungi dari debu dan kotoran 2. Memuat dan menyuplai pelumasan ke roda gigi dan bearing saat roda gigi dan bearing bekerja

32 Meluruskan roda gigi dengan benar dan memungkinkan pengapungan bagian ujung yang benar pada bearing penahan 4. Mampu menanggung resultan torsi yang diakibatkan dari operasi roda gigi saat dibebani 5. Memungkinkan kemudahan pemasangan sebagai satu unit yang menyatu 1. Gearbox Yang Dipasang di Poros Seperti namanya, kotak-kotak ini dipasang langsung pada poros penggerak akhir dan memerlukan beberapa cara atau lengan torsi untuk mencegah berputarnya kotak. Banyak terdapat pada konveyor karena kotak-kotak ini akan memungkinkan penginstalasian yang sederhana, biasanya memakai penggerak sabuk atau motor hidrolik langsung. Gambar 6.24 Gearbox yang dipasang langsung pada poros 2. Gearbox Helikal In-line Gearbox ini biasanya dipakai pada aplikasi sederhana atau ringan. Poros input dan output berada pada satu garis, seperti pada namanya. Cara ini juga umum dimana motor dipasang langsung di dalam gearbox.

33 123 Gambar 6.25 Gearbox inline 3. Gearbox Miring atau Helikal Paralel/Sudut Siku-siku Gearbox ini tidak berbeda di dalam rancangannya serta pemakaiannya kecuali cara penginputannya ke dalam box. Model-model box ini terutama dipakai pada penggerakkan dengan beban atau daya yang tinggi untuk kekuatan pemasangan dan penguatan. Kerap kali dipasangkan langsung di antara motor dan poros penggerak sebagai unit penggerak. 4. Gearbox Paralel Poros input dan output berada pada satu garis satu sama lainnya. Hanya ada dua pilihan pemasangan untuk gearbox paralel- poros berada pada satu sisi atau berlawanan.

34 124 Gambar 6.26 Poros Paralel 5. Gearbox Bevel Instalasi roda gigi pertama adalah bevel sudut siku-siku sehingga memungkinkan poros input memasuki sudut siku-siku pada box. Ada banyak pilihan penggerakkan karena input dapat ditempatkan dimana saja dari kelima posisi, ujung box, atau salah satu dari empat posisi ujung. Gambar 6.27 Bevel helikal sudut siku-siku 6. Gearbox Ulir Gearbox ini bekerja dengan cara penyekrupan antara profil poros input terhadap gigi-gigi roda output. Cara ini menghasilkan rasio reduksi tinggi dan

35 125 kemampuan overload sementara menjaga gearbox agar tetap sangat rapi. Keuntungan lain dalam menggunakan penggerak ulir adalah penggerakan satu arah, artinya poros input tidak akan berputar karena poros output tanpa terpengaruh beban pada poros output. Gearbox ini hanya diterima dengan penggerakan sudut siku-siku. Gearbox ulir mudah dipasangkan dengan box input lain, penggerak sabuk atau rantai untuk menghasilkan rasio yang lebih tinggi. Gambar 6.28 Box Ulir Merawat Gearbox Tanpa melihat seberapa baik sebuah gearbox, gearbox akan memerlukan beberapa perwatan dan penggantian pelumas. Tim service besar pengaruhnya pada terhadap seberapa baik gearbox bertahan kerja dengan melihat cara pemasangannya, pengoperasiannya dan perawatannya Menginstal Gearbox Pada semua gearbox kecuali yang Dipasang di Poros, selalu terdapat kerangka atau alat penaik (lug). Bagian ini akan memungkinkan mekanik untuk memasang box ke dalam konstruksi alat yang bekerja. Konstruksi tersebut harus cukup kuat untuk mengatasi tenaga serta torsi yang besar yang dihasilkan penggerakkan, artinya apapun torsi yang diperlukan untuk menggerakkan alat, ditransmisikan kembali ke dalam konstruksi pemasangan tetapi dengan putaran yang berlawanan. Struktur tersebut sebaiknya juga membantu mekanik dalam memudahkan pelurusan poros dan penginstalasian motor penggerak.

36 126 Catatan: Pelurusan poros yang baik mengurangi kemungkinan kegagalan pada bearing dan kopling. Mekanik harus mengetahui bobot yang terlibat serta posisi atau lug pengangkatan gearbox yang benar sebelum memindahkan atau mengangkat gearbox. Untuk memastikan tidak ada kerusakan pada gearbox atau poros, angkatlah dengan posisi dan alat yang benar Pelumasan pada Gearbox Pelumasan yang benar adalah hal yang penting untuk kelangsungan dan usia pakai yang lama. Mekanik harus memastikan tingkat dan jenis pelumas yang dipakai benar dan diganti dalam periode waktu khusus sesuai dengan pabrik pembuat dan kewajiban. Semua pelumas memiliki bahan aditif untuk membantu pekerjaannya - anti-aus, anti-oxidants, anti-pembusaan,pemakaian air, dan lain-lain. Bahan-bahan tambahan ini menjadi aus saat gearbox bekerja, jadi setelah periode waktu tertentu memerlukan penggantian selanjutnya meknik mengganti oli. Cara ini bukan hanya mengganti bahan tambahan dan oli dengan yang baru, tetapi juga membersihkan dan menghilangkan kotoran yang memasuki atau ada di dalam box. Sebagian besar gearbox tergantung pada pelumas yang digunakannya dan/atau terpercik lewat roda gigi sehingga menutupi semua komponen yang berputar di dalam. diperhatikan: Untuk mengerjakannya dengan benar, ketinggian pelumas harus 1. Terlalu sedikit roda gigi tidak cukup mendapat pelumasan. 2. Terlalu banyak mengakibatkan pemanasan berlebihan karena roda gigi harus bekerja dengan banyak oli tersebut. Pada gearbox utama, tangki pelumas luar, pompa, filtrasi, dan sistem pendinginan dipakai untuk memastikan operasi gearbox yang berkelanjutan. Tetapi ketinggian, kuantitas dan mutu masih merupakan hal yang penting Perawatan Rutin Seperti telah dijelaskan pada bagian pelumasan, gearbox akan selalu memerlukan pemeriksaan dan penggantian pelumas secara teratur. Mekanik sebaiknya menggunakan waktu pemeriksaan yang paling baik. Kondisi jika gearbox tertutup lumpur atau kotoran, bersihkanlah agar gearbox dapat menghilangkan panas di bagian dalam.

37 127 Temperatur Saat Bekerja (running) sebaiknya dicatat dan jika mungkin disimpan dengan menggunakan ukuran yang teratur. Informasi ini mungkin membantu mendeteksi setiap kesalahan atau masalah secara dini. Suara Bising jika gearbox mengalami masalah, umumnya suara gearbox akan menjadi lebih bising saat bekerja. Selip balik (Blacklash) dengan memutar poros gearbox dengan tangan (bila mungkin) mekanik akan dapat merasakan putaran (mesh) roda gigi dan melihat selip balik gearbox secara keseluruhan. Pekerjaan membuat takik atau selip balik berlebihan dapat menunjukkan kegagalan pada gigi atau keausan yang berlebihan. Pelumas saat mekanik mengganti oli, mekanik sebaiknya memeriksa debris dan kotoran partikel logam dan tanda-tanda pemanasan berlebihan (oli terbakar) pada oli lama. Membersihkan dan memeriksa breathers sebuah breather harus menyaring udara yang memasuki dan keluar dari gearbox. Jika terlalu kasar atau patah kotoran akan masuk dengan mudah. Jika tersumbat gearbox mungkin tidak sama atau seimbang dengan keadaan sekeliling. Bertekanan merusak lapisan dengan mendorongnya sehingga oli keluar dari box. Tekanan rendah menghisap udara dan kotoran masuk melalui pelapis. Jika semua informasi ini direkam di setiap pengerjaan mekanik supervisor dan/atau supervisor pabrik mungkin dapat memprogram pekerjaan utama untuk gearbox ini Memasang Ulang Gearbox Pada suatu waktu, setiap gearbox akan memerlukan bearing, pelapis, dan bahkan instalasi roda gigi yang baru. Jumlah pekerjaan yang diperlukan ditentukan oleh usia, kegagalan, beban kerja serta kerusakan yang terjadi. Karena lingkungan yang bersih merupakan suatu syarat, maka semua box harus dikembalikan ke workshop untuk diperbaiki atau diperiksa bagian dalamnya Melepaskan Sebelum melepaskan gearbox dari tempatnya, mekanik harus: 1. Mengetahui beban yang terdapat pada gearbox dan mengatur peralatan pengangkatan yang tepat. 2. Memastikan bahwa peralatan benar dan terisolasi sepenuhnya serta terkunci.

38 Memastikan tidak ada muatan yang akan atau dapat mengakibatkan alat ini berjalan atau berputar balik jadi tidak ada beban pada gearbox yang hendak dilepaskan oleh mekanik. 4. Melepaskan pengaman. 5. Melepaskan kopling atau penggerak lainnya. 6. Keringkan pelumas jika memungkinkan dan catatlah kondisi dan kontaminasi (jika ada). 7. Lepaskan gearbox dari posisi yang terpasang dengan menahan pelat (shims) dan packers yang diketahui dan mencatat posisinya untuk pemasangan ulang yang lebih sederhana Stripping Awal Apabila box telah dikembalikan ke workshop dan dibersihkan bagian luarnya, jika box masih berfungsi, mekanik perlu memutar box dengan menggunakan tangan. Cara ini dapat menunjukkan apa yang mungkin perlu diketahui oleh mekanik seperti: memeriksa selip balik yang berlebihan, suara yang sangat berisik dan daya tahan terhadap putaran atau lokasi tertentu yang keras. Pelat penutup pinggir, apabila ditandai untuk menunjukkan posisinya, dapat dilepaskan dan gasket/shim disimpan bersama penutupnya Kerangka atas selanjutnya dapat dilepaskan untuk membuka roda gigi dan poros. Setiap poros dapat dilepaskan dan bagian dalamnya diperiksa dari kemungkinan terdapat debris. (Jenis dan kuantitas dapat membantu menentukan alasan kegagalan akan terjadi atau telah terjadi) Semua komponen perlu dicuci dalam bahan pelarut atau dibersihkan untuk menghilangkan pelumas guna pekerjaan pemeriksaan. Diperlukan pemeriksaan yang hati-hati pada roda gigi untuk mengetahui adanya tanda-tanda keretakan yang halus atau tanda-tanda masalah lainnya (lihat bagian tentang Jenis-jenis Kegagalan). Apabila kegagalan, kondisi, ekonomi atau biaya perbaikan telah ditentukan, bearing dan lain-lain dapat dilepaskan Bearing Pre-loading Karena beban pada poros menjadi lebih besar, gearbox memerlukan mutu bearing yang lebih baik dan tahan panas termal yang berasal dari pengerjaan gearbox. Oleh karena itu saat mekanik mengkonsultasikan cara pengerjaan yang benar, mekanik akan mendapatkan informasi mengenai pre-load atau ruang bebas yang diperlukan untuk setiap poros atau instalasi bearing.

39 129 Cara yang baik lainnya adalah dengan mencatat apa dan dimana ketebalan shim shim pada saat membuka box, karena cara ini akan membantu mekanik pada saat memasang ulang gearbox tersebut. Beberapa cara sederhana memeriksa pre-load: 1. Feeler Gauge - (a) Pasanglah bearings dan poros ke dalam kerangka tanpa gasket atau shim. (b) Kencangkan penutup hingga poros tidak lagi berputar, poros menjadi terkunci. (c) Dengan feeler gauges ukurlah jarak antara kerangka dan penutup bearing. (d) Tambahkan pengapungan bebas (free float) yang tepat yang diperlukan untuk gambar ini. Gambar terakhir ini akan menunjukkan pada mekanik ketebalan shim atau gasket yang tepat yang diperlukan untuk penutup. Jumlah shim per sisi akan diatur sesuai jenis dan pelurusan roda gigi sebenarnya. (Pada spur sederhana dan kotak helikal kecil, jumlah ganjalan adalah setengah per penutup). 2. Feeler Gauge Jarak bebas bearing Cara ini dilakukan apabila bearing harus dipasang pada poros atau apabila bearing dibentuk ke dalam perangkat poros. Perangkat ini kemudian dipasang ke dalam box. Contohnya, roller bearings tirus ganda. (a) Feeler gauges dimasukkan ke dalam bearing antara rollers dan bidang luar. (b) Kerah tirus atau kerah beban awal disesuaikan hingga jarak bebas yang benar diatur. 3. Dial Indicator (a) Pasanglah bearing dan poros ke dalam kerangkanya dengan beberapa atau ketebalan yang sama dari gasket asli atau pengganjal yang dilepaskan. (b) Kencangkan penutup. (c) Pasanglah dial indicator agar dapat mengukur pengapungan poros. (d) Pukullah dengan pelan sepanjang sumbu poros untuk menggerakkannya ke kedua arah.

BAB II PERATAAN (LEVELLING) DAN PENJAJARAN (ALIGNMENT)

BAB II PERATAAN (LEVELLING) DAN PENJAJARAN (ALIGNMENT) 34 Tujuan Pelajaran 4 BAB II PERATAAN (LEVELLING) DAN PENJAJARAN (ALIGNMENT) Menyetel kerataan rakitan mesin, dengan memperhatikan prosedur keselamatan kerja. Kriteria Penilaian Mendemonstrasikan prosedur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

Pemindah Gigi Belakang JALANAN (Indonesian) DM-RD0003-09 Panduan Dealer Pemindah Gigi Belakang JALANAN RD-9000 RD-6800 RD-5800 RD-4700 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN...4 DAFTAR ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN...6

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000 (Indonesian) DM-MDFC001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Set engkol depan ALIVIO FC-M4000 FC-M4050 FC-M4050-B2 FC-M4060 ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR Oleh: ADITYA PRIMADI PUTRA 2108030047 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEng., Sc PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang (Indonesian) DM-RD0004-08 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE XTR RD-M9000 DEORE XT RD-M8000 Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...

Lebih terperinci

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA BAB 3 MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA Kompetensi Dasar : Memahami Dasar dasar Mesin Indikator : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang

Pemindah Gigi Belakang (Indonesian) DM-MBRD001-04 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah Gigi Belakang SLX RD-M7000 DEORE RD-M6000 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik

Lebih terperinci

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Teori Dasar Rodagigi Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang

Lebih terperinci

Pemindah gigi (derailleur) depan

Pemindah gigi (derailleur) depan (Indonesian) DM-RBFD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah gigi (derailleur) depan SORA FD-R3000 FD-R3030 CLARIS FD-R2000 FD-R2030 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN KELURUSAN Kelurusan poros adalah posisi yang tepat dari garis sumbu penggerak dan komponen yang digerakkan (gearbox, pompa, dll). Penyelarasan dicapai melalui shimming

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RODA GIGI

PERHITUNGAN RODA GIGI Teori Dasar Rodagigi PERHITUNGAN RODA GIGI Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Start Pemeriksaan awal per periodik Ada kerusakan Lepas wick assy dari TM Penggantian wick assy baru N Perbaikan Wick Assembly Y Tes Lubricator sesuai

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

Roda Rantai Depan. Panduan Dealer DURA-ACE FC-R9100 ULTEGRA FC-R8000. Braket bawah BB-R9100 SM-BBR60 SM-BB92-41B SM-BB72-41B. JALANAN MTB Trekking

Roda Rantai Depan. Panduan Dealer DURA-ACE FC-R9100 ULTEGRA FC-R8000. Braket bawah BB-R9100 SM-BBR60 SM-BB92-41B SM-BB72-41B. JALANAN MTB Trekking (Indonesian) DM-RAFC001-02 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Roda Rantai Depan DURA-ACE FC-R9100 ULTEGRA FC-R8000 Braket bawah BB-R9100 SM-BBR60 SM-BB92-41B

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Alignment Alignment adalah kesatu sumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan ketegak lurusan elemen mesin pemindah putaran atau daya. Berikut komponen yang sering terjadi

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 (Indonesian) DM-RAPD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 SM-PD63 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

DM-FD (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Pemindah gigi depan FD-9000 FD-6800 FD-5800 FD-4700

DM-FD (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Pemindah gigi depan FD-9000 FD-6800 FD-5800 FD-4700 (Bahasa Indonesia) DM-FD0002-05 Panduan Dealer Pemindah gigi depan FD-9000 FD-6800 FD-5800 FD-4700 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN... 4 PEMASANGAN... 5 PENYETELAN... 9 PERAWATAN...17

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Otomatis

Sistem Transmisi Otomatis Sistem Transmisi Otomatis A. Garis Besar Sistem V-Matic Sistem V-Matic adalah mekanisme otomatis yang mengubah perbandingan gigi tanpa langkah-langkah dan mengubah daya mesin menjadi gaya dorong optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL 48 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL 1. Gambar Komponen Transmisi Manual. 2.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat. BAB IV MESIN BUBUT Penggolongan Mesin Bubut A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet 1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal 2. Pemusingan Logam a. Jenis ram 3. Pemolesan b. Jenis sadel B. Pembubut Mesin 2. Vertikal

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

Pemindah gigi depan. Panduan Dealer SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000. JALANAN MTB Trekking

Pemindah gigi depan. Panduan Dealer SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000. JALANAN MTB Trekking (Indonesian) DM-MBFD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah gigi depan SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

(Indonesian) DM-TRPD Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal DEORE XT PD-T8000

(Indonesian) DM-TRPD Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal DEORE XT PD-T8000 (Indonesian) DM-TRPD001-02 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pedal DEORE XT PD-T8000 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN... 4

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Salah satu komponen yang digunakan oleh kendaraan HINO FM260TI adalah Gearbox bentuk aplikasi dari rodagigi dimana rodagigi disusun menjadi beberapa stage/tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada pembuatan rancang bangun kendaraan mobil mini ini kami menggunakan engine (mesin) suzuki smash 4 tak 110 cc dengan bahan bakar bensin dengan kemampuan ankut 50 150 kg. Dalam

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 0 Perangkat Tap Tap konis Tap konis di serong

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya BAB II TEORI UMUM 2.1 Landasan teori Rantai transmisi daya digunakan dimana jarak poros lebih besar dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada transmisi sabuk. Rantai mengait pada gigi

Lebih terperinci