PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO Lea Anumerta a, Mahendrawathi Er b a Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jl.Cokroaminoto 12A, Surabaya, le4.d3v@gmail.com, b Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS, Keputih Sukolilo mahendra_w@is.its.ac.id ABSTRAK Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten (GFK) Sidoarjo merupakan salah satu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang melaksanakan pengendalian obat dan pendistribusian obat untuk kebutuhan Puskesmas se- Kabupaten Sidoarjo. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam proses pengendalian obat yang diterapkan oleh GFK dan Puskesmas saat ini. Pengendalian persediaan yang terpisah - pisah dan masih manual (ratusan item obat belum dipantau secara up to date) sehingga rawan terjadinya human error pada akhirnya berdampak terhadap ketidakakuratan informasi yang tersedia. Makalah ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi GFK dengan mengembangkan sistem manajemen persediaan yang terintegrasi. Metode yang digunakan dalam tesis ini adalah metode waterfall, dimana setelah kebutuhan diperoleh dengan cara wawancara maka dilakukan perancangan dan pengembangan sistem melalui beberapa tahap yaitu analisis, perancangan, implementasi dan pengujian Hasil yang diperoleh dari tesis ini adalah sebuah sistem yang dapat diakses oleh user dan dituangkan dalam platform dekstop dengan database tunggal. Dengan adanya database tunggal ini maka data akan terekam satu kali dan diakses oleh pihak yang membutuhkan sesuai dengan hak aksesnya. Adanya sistem manajemen terintegrasi dapat memberikan informasi yang up to date tentang persediaan yang tersisa dan permintaan kebutuhan dari waktu ke waktu sehingga membantu dalam evaluasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Penggunaan sistem tersebut diperkirakan dapat membantu pengelolaan persediaan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem yang ada saat ini karena mampu menurunkan rata - rata persediaan hingga 93 %. Kata kunci: sistem manajemen persediaan, integrasi, kesehatan, waterfall. PENDAHULUAN Salah satu unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang melaksanakan pengelolaan obat untuk kebutuhan Puskesmas se-kabupaten Sidoarjo adalah Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten (GFK). Fungsi dari Gudang farmasi ini adalah sebagai tempat berlangsungnya pekerjaan kefarmasian dan bertanggung jawab atas pengelolaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian obat ke Puskesmas - Puskesmas yang berada pada ruang lingkup layanannya. GFK menyimpan rata - rata 398 item obat per C-7-1

2 tahunnya dan distribusikan ke 26 Puskesmas yang berada didalam naungannya dimana setiap Puskesmas rata - rata menangani sebanyak 378 item obat. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam manajemen persediaan obat yang diterapkan oleh GFK dan Puskesmas saat ini. Manajemen persediaan yang terpisah - pisah dan masih manual (ratusan item obat belum dipantau secara up to date) sehingga rawan terjadinya human error pada akhirnya berdampak terhadap ketidakakuratan informasi yang tersedia. Menurut Lee dkk (1997) distorsi informasi dalam rantai pasok dapat menyebabkan inefisiensi seperti jumlah inventori yang terlalu banyak atau sedikit, tingkat layanan yang rendah, pemborosan, transportasi yang tidak efektif. Hal ini menyebabkan GFK kesulitan dalam menentukan persediaan yang optimal untuk memenuhi pasokan ke semua puskesmas sehingga kebijakan manajemen persediaan yang diambilpun menjadi sederhana. Beberapa item obat yang umum (dalam hal ini obat yang sering dipakai), GFK menyamakan stok pengaman (safety stok) sebesar % akibatnya item obat tersebut selalu berlebih (overstock) sehingga jika disimpan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan banyaknya obat yang kadaluarsa dan berdampak pada kerugian biaya. Disisi lain ada item obat khusus yang tidak ditentukan besar safety stock, yaitu obat yang penggunaannya jarang dan hanya untuk penyakit tertentu,. Untuk item ini pembagian ke puskesmas sesuai permintaan yang diajukan tanpa ada stok pengaman. Jika obat jenis ini habis, maka GFK kesulitan memenuhi permintaan puskesmas karena mereka tidak memiliki stok persediaan obat tersebut. Sebenarnya masalah ini dapat diatasi dengan mencarikan di puskesmas lain yang persediaannya berlebih namun GFK sulit menemukan mana puskesmas yang memiliki item tersebut sehingga harus ditanyakan satu persatu sehingga memakan waktu yang lama. Hal ini tentunya bisa berpengaruh terhadap pelayanan kepada pasien. Secara singkat masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan antar elemen rantai pasok di sektor kesehatan yaitu antara GFK dan Puskesmas seperti diuraikan di atas adalah: 1) sistem pengelolaan persediaan yang digunakan masih manual sehingga mengakibatkan tingginya human error, rendahnya akurasi informasi dan lambatnya penyediaan informasi 2) kurangnya visibilitas terhadap informasi yang ada di GFK dan puskesmas dan 3) belum adanya integrasi perencanaan dan manajemen persediaan. Masalah - masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan berbagai konsep dalam manajemen rantai pasok terutama terkait dengan sektor kesehatan. Menurut Cheng dan Whittemorre (2008) yang meneliti tentang manajemen rantai pasok di rumah sakit, sistem yang masih manual merupakan salah satu penyebab dari kelebihan pemesanan yang akhirnya menimbulkan inventory yang berlebih. Menurut LeRouge, Mantzana dan Vance Wilson (2007) teknologi informasi tidak dapat dianggap sebagai alat pendukung tetapi telah menjadi kebutuhan strategis untuk membangun infrastruktur teknologi informasi layanan kesehatan yang terintegrasi yang dapat meningkatkan pelayanan dan mengurangi kesalahan-kesalahan medis. Tung (2008) menambahkan bahwa sektor medis adalah sektor yang padat modal, padat karya dan padat informasi, sehingga pertukaran informasi yang sangat besar telah menarik perhatian para pelaku industri kesehatan. Menurut mereka rumah sakit yang tidak mengaplikasikan sistem dan teknologi informasi akan menjadi kurang efisien dan kehilangan kepercayaan dari pasiennya. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan hasil-hasil penelitian yang sebelumnya maka diperlukan sistem yang dapat membantu pihak GFK dan Puskesmas untuk melakukan manajemen persediaan secara terintegrasi. Sistem ini harus mampu meningkatkan visibilitas dan kecepatan penyediaan informasi terkait dengan manajemen persediaan sehingga GFK bisa berperan lebih besar dalam mengatur alokasi persediaan di masing-masing Puskesmas. Selain C-7-2

3 itu sistem harus dapat membantu menentukan persediaan yang optimal, memberikan alert untuk mengingatkan saat item obat di Puskesmas harus dipesan dan menentukan report detil harian dan bulanan. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu permasalahan yang dihadapi oleh bagian logistik GFK maupun Puskesmas dalam manajemen persediaan obat agar lebih baik dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan tingkat layanan yang diberikan oleh Puskesmas. METODA PENELITIAN Rancangan pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan metode waterfall dengan model sekuensial linier. Pressman (1997) menyebutkan model ini terbagi dalam beberapa tahap yaitu analisis, perancangan, implementasi dan pengujian. Tahapan dari metoda ini akan disajikan dalam bentuk bagan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1 Bagan Arus Metoda Waterfall Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan tahap diskusi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak pihak yang terkait yaitu: pihak manajemen GFK dan unit pelayanan obat Puskesmas. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis mengenai kebutuhan sistem. Pada tahap ini dilakukan penggalian kebutuhan user sebagai dasar dalam membangun perancangan sistem. Setelah tahap analisis selesai, dilanjutkan dengan tahap perancangan sistem. Perancangan sistem ini meliputi pembuatan DFD (data flow diagram), Pemodelan Basis Data dan desain antar muka sistem. Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi sistem, yaitu tahapan dimana dilakukan penerapan rancangan berupa penulisan kode program sehingga menjadi suatu sistem yang sesuai. Tahap berikutnya yaitu tahap pengujian atau testing sistem, dimana pada tahapan ini dilakukan pengujian dan evaluasi terhadap hasil sistem yang telah dikerjakan. ANALISIS SISTEM Pada bagian ini akan dilakukan penjelasan proses bisnis secara umum yang berjalan saat ini dan hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai kelemahan, permasalahan, kebutuhan dan hambatan yang terdapat pada sistem konvensional yang sedang berlaku di GFK dan Puskesmas. Analisis terhadap sistem yang berlangsung saat ini akan menghasilkan saran perbaikan yang kemudian dijadikan dasar dalam merancang sistem yang akan dibangun. Data mengenai kebutuhan yang diperlukan pada tahap ini C-7-3

4 diantaranya data administrasi obat, data anggaran pengadaan dan keuangan, Standard Operasional Procedure (SOP) dan kebijakan - kebijakan. Dalam tahap ini juga dilakukan pendefinisian ruang lingkup, tujuan bisnis, sasaran bisnis, profil organisasi, struktur organisasi, identifikasi stakeholder serta memetakan semua strategi yang akan dilakukan. Selain itu didefinisikan kebutuhan teknologi yang akan digunakan meliputi perangkat lunak dan perangkat keras sistem. Alur Proses Distribusi Obat Alur proses distribusi obat yang berjalan saat ini diawali dari penerimaan obat dari Supplier yang dilakukan setiap satu tahun sekali berdasarkan perencanaan periode sebelumnya. Obat yang diterima dari supplier di simpan di gudang farmasi kesehatan untuk melayani permintaan obat di 26 Puskesmas dalam naungannya. Proses distribusi dilakukan setiap 6 bulan sekali. Obat yang berada di Puskesmas pada akhirnya diserahkan ke pasien untuk keperluan pengobatan. Pemakaian obat oleh pasien direkap dan dilakukan pencatatan sebagai bahan laporan perencanaan obat untuk periode selanjutnya. Alur distribusi obat dapat ditunjukkan sesuai Gambar 2 berikut ini : Gambar 2 Alur distribusi obat Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem. Pada proses ini, ditentukan fungsionalitas apa saja yang diinginkan oleh para stakeholder dengan mendeskripsikan fungsi, fasilitas dan aktivitas yang dihasilkan oleh sistem agar tercapai sasaran sistem yang diinginkan. Kebutuhan fungsional ini adalah bagian dari saran dan perbaikan yang akan menjawab permasalahan yang terjadi pada sistem saat ini. Adapun fungsionalitas yang diinginkan dari sistem inventory GFK dan Puskesmas adalah: Sistem dapat menentukan persedian yang optimal dengan memperhitungkan besar safety stock di GFK. Sistem memberikan peringatan (alert) pada GFK dan Puskesmas untuk mengingatkan saat item obat di Puskesmas dalam keadaan habis dan GFK harus memasok kebutuhan obat tersebut ke Puskesmas terkait. Sistem dapat menentukan perkiraan titik pemesanan ulang dan kapan obat akan habis. Sistem menyediakan sebuah daftar warning list untuk obat di Puskesmas yang telah mencapai titik pemesanan ulang (reorder point). Sistem dapat menentukan detil persediaan dan transaksi tiap ada pemakaian obat oleh pasien di GFK dan Puskesmas. Sistem dapat menentukan laporan persediaan obat bulananan dan tahunan di GFK serta laporan Perencanaan untuk periode tahun berikutnya. C-7-4

5 Sistem dapat memberikan informasi mengenai data jenis obat, data supplier yang terkait dan data Puskesmas yang berada dalam naungan GFK. Sistem dapat memberikan informasi obat yang akan expired. Alur Integrasi Sistem Yang Diusulkan Alur proses manajemen persediaan terintegrasi diawali ketika salah satu item obat Puskesmas tertentu mencapai titik pemesanan ulang (ROP). Dengan terpakainya obat oleh pasien maka warning list obat pada sistem GFK akan memberikan peringatan disertai daftar Puskesmas dan obat yang harus segera diisi. Selanjutnya pihak GFK melakukan pengisian obat ke Puskesmas berdasarkan kuantitas optimal perngisian (EOQ). Perhitungan ROP dan EOQ mengacu pada rumus yang diusulkan oleh Chopra & Meindl (2007) sebagai berikut : Rumus ROP : ROP = d x l + SS (1) Dengan diketahui: SS : Safety Stock d : rata-rata permintaan perhari l : rata-rata leadtime Rumus EOQ : (2) Dengan diketahui: Q : besar pemesanan optimal (EOQ) D : permintaan tahunan Cb : biaya order per order h : biaya simpan per unit per tahun Adapun transaksi penerimaan obat dan pengeluaran obat akan dicatat pada report persediaan yang hasilnya dapat di cetak dalam bentuk dokumen report. PERANCANGAN SISTEM SECARA UMUM Sistem yang dibuat bertujuan untuk menggantikan proses yang masih manual menjadi otomatis. Fitur Manajemen Persediaan yang dibuat diharapkan dapat membantu manajemen GFK dalam mengelola persediaan dan memenuhi pasokan obat ke Puskesmas sehingga Puskesmas dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien. Garis besar sistem yang dibangun memiliki masukan, proses dan output. data masukan terdiri dari data pemakaian obat Puskesmas, data service level dan data lead time baik lead time GFK maupun lead time Puskesmas. Sementara tahap proses sistem terdiri dari penghitungan safety stock, reoder point, EOQ dan perhitungan konsumsi normal selama lead time. Hasil keluaran dari sistem dibedakan menjadi 2 sisi yaitu di sisi GFK dan sisi Puskesmas. Pada sisi GFK keluaran berupa safety stock, perkiraan stok habis dan laporan (reporting). Sedangkan di sisi Puskesmas keluaran berupa ROP, EOQ, perkiraan reorder dan perkiraan stok habis. Untuk lebih jelasnya perancangan sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. C-7-5

6 Gambar 3 Gambaran Sistem Secara Umum Dari gambaran sistem secara umum yang dibuat maka langkah perancangan selanjutnya adalah membuat DFD (data flow diagram), kemudian memodelkan basis data dan selanjutnya membuat desain antar muka sistem. IMPLEMENTASI SISTEM Sistem ini merupakan aplikasi berbasis dekstop yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman VB.NET. Sedangkan database yang digunakan adalah MySQL. Dari fitur - fitur yang ada diatas akan dilakukan proses implementasi yaitu tahapan dimana keseluruhan perancangan diubah menjadi kode-kode program yang selanjutnya akan diintegrasikan menjadi sistem yang lengkap. Gambar 4 menunjukkan hasil implementasi dari fitur manajemen persediaan Puskesmas seperti fitur ROP, EOQ, safety stock, perkiraan reorder dan perkiraan stok habis pada halaman persediaan obat Puskesmas. Gambar 4 Implemetasi Fitur Manajemen Persediaan Obat di Puskesmas (ROP, Alert, Perkiraan Reorder Perkiraan Stok Habis, EOQ) UJI COBA INTEGRASI DETIL PERSEDIAAN PUSKESMAS DI SISTEM GFK Tahap uji coba akan dilakukan dengan mengambil beberapa contoh data obat GFK dan Puskesmas yang sudah ada histori permintaan minimal 1 tahun. Adapun data obat yang digunakan antara lain Amoxicillin 500 mg Tab, Antalgin 500 mg Tab, Asam Mefenamat 500 mg dan Dexamethason 0,5 mg Tab pada tahun Skenario uji coba yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk menguji integrasi antara sistem GFK dan sistem Puskesmas serta melihat apakah detil persediaan Puskesmas dapat di pantau pada Sistem GFK. Tahapan scenario uji coba adalah sebagai berikut. Langkah pertama user berada di halaman form persediaan Puskesmas pada sistem GFK, selanjutnya user menginputkan kode Puskesmas C-7-6

7 yang ingin dilihat kemudian diisikan range periode tanggal persediaan. Hasilnya Fitur detil transaksi di Puskesmas berhasil dilihat dan dapat di pantau oleh Sistem di GFK.Hal ini sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 5. HASIL PENGGUNAAN SISTEM Gambar 5 Form Persediaan Puskesmas Pada Sistem GFK Mengingat sistem yang baru belum diterapkan dalam secara langsung di GFK dan Puskesmas maka hasil penggunaan sistem belum dapat diperoleh. Oleh karena itu, manfaat penggunaan sistem ditinjau dengan memperkirakan proses manajemen persediaan jika menggunakan sistem yang baru dibandingkan dengan kondisi saat ini. Percobaan dilakukan terhadap item Amoxicillin 500 mg Tab selama tahun 2011 terjadi 293 transaksi keluar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas, rata-rata item obat yang digunakan adalah 378 unit/hari. Dengan sistem yang ada tidak terjadi stockout namun rata-rata persediaan cukup tinggi yaitu 27423,35 unit. Jika sistem baru diterapkan dalam situasi yang sama maka didapat perhitungan EOQ sebesar 6760 unit dan ROP sebesar 838,41 unit dengan service level 90%, berarti sistem baru akan memberikan toleransi sampai 29 kali stock out. Ternyata dengan sistem baru ini juga tidak mengalami stock out bahkan rata-rata persediaan sangat rendah yaitu 4049,70 unit. Dengan menerapkan sistem baru maka rata - rata persediaan dapat ditekan hingga 93%. Adapun grafik perbandingan antara sistem lama tanpa aplikasi dan sistem baru dengan menggunakan aplikasi dapat dilihat pada Gambar sistem baru sistem lama KESIMPULAN Gambar 6 Grafik Perbandingan Persediaan item obat Amoxicillin 500 mg 1. Untuk memenuhi kebutuhan GFK dan Puskesmas maka dirancang sebuah sistem berbasis desktop dengan satu basis data sehingga perubahan terhadap data di masing-masing pihak akan terekam 1 kali dan dipakai oleh seluruh pihak terkait. 2. Sesuai dengan rancangan telah dikembangkan maka dibangun sebuah sistem dengan bahasa pemrograman visual basic yang memiliki fitur Safety Stock, Warning List Obat, C-7-7

8 Stock Out, ROP (Reorder Point), EOQ, Perkirangan Reorder, dan Perkiraan Stok Habis serta Reporting 3. Dengan adanya sistem warning (Alert ROP) yang berfungsi memberi peringatan jika terjadi kehabisan obat maka GFK akan mengetahuinya dan bisa menyiapkan pasokan lebih awal sehingga pelayanan pasokan dan pelayanan ke pasien lebih terjamin. 4. Fitur EOQ (Economic Order Quantity), ROP(Reorder Point ) dan SS untuk masing - masing obat dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sebagai berikut: kuantitas pengisian paling ekonomis yang harus dikirimkan oleh GFK ke Puskesmas, kapan dilakukan pengisian obat, sisa persediaan obat dan dalam jumlah obat yang harus ada di GFK dan Puskesmas supaya tidak kehabisan obat. 5. Dibangunnya sistem manajemen terintegrasi dapat memberikan informasi yang up to date tentang persediaan yang tersisa dan permintaan dari waktu ke waktu sehingga membantu dalam evaluasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik. 6. Penggunaan sistem manajemen persediaan terintegrasi memberikan hasil lebih efektif dan efisien dari sistem yang ada saat ini (sistem lama) karena diperkirakan dapat menurunkan rata - rata persediaan hingga 93 %. DAFTAR PUSTAKA Chopra,S. dan Meindl, P. (2007), Supply Chain Management: Strategy,Planning and Operation,Third Edition, Pearson Education Inc. Cheng and Whittemore, 2008, An Engineering Approach to Improving Hospital Supply Chains. LeRouge, Mantzana dan Vance Wilson (2007) ini belum terdaftar di daftar pustaka Lee,H.L.,Padmanabhan,V.,Whang,S.,1997, Information distortion in a supply chain : The Bull Whip Effect, ManagementScience43(4), Tung, F-C., Changa, S-C, Chou, C-M. (2008) An extension of trust and TAM model with IDT in the adoption of the electronic logistics information system in HIS in the medical industry, International Journal of Medical Informatics 77, Pressman R.S.,1997, Software Engineering : A Practitioner's Approach, New York : McGraw- Hill C-7-8

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PERGERAKAN OBAT ANTARA INSTALASI FARMASI DENGAN INSTALASI/UNIT DI RUMAH SAKIT

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PERGERAKAN OBAT ANTARA INSTALASI FARMASI DENGAN INSTALASI/UNIT DI RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PERGERAKAN OBAT ANTARA INSTALASI FARMASI DENGAN INSTALASI/UNIT DI RUMAH SAKIT Hendroyono Wibowo 1) dan M. Isa Irawan 2) 1) Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM Abi Arga Hadityarista Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM SIDANG TUGAS AKHIR 17 JANUARI Penyusun Tugas Akhir:

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM SIDANG TUGAS AKHIR 17 JANUARI Penyusun Tugas Akhir: PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT Penyusun Tugas Akhir: Abi Arga Hadityarista 5207100046 PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM Pembimbing : Mahendrawathi E.R., S.T., M.Sc, Ph.D SIDANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan pesat pada saat ini. Kemajuan TI ini membuat para

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan pesat pada saat ini. Kemajuan TI ini membuat para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu teknologi yang sedang mengalami perkembangan pesat pada saat ini. Kemajuan TI ini membuat para penggunanya dapat mengakses

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi persediaan pada PT. Javan Indonesia dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis memberikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level...

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Hak Cipta... ii Halaman Pernyataan Keaslian... iii Halaman Pernyataan Persetujuan... iv Halaman Persetujuan... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Persembahan... vii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah menjadi elemen penting yang berpengaruh dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan hal tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi sistem informasi saat ini berkembang di semua bidang, dan salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Suatu sistem terkomputerisasi adalah sistem yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 53 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Agar sistem berjalan, dalam kegiatan implementasi sistem membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab jumlahnya paling besar. Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi dan penjualan secara

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari Tugas Akhir, ruang lingkup kajian, sumber data serta sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB. Wargi Putra merupakan perusahaan dagang yang bergerak dibidang bahan material bangunan. Perusahaan ini menerima pesanan untuk material-material bangunan, seperti

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Manunggaling Rizki Karyatama Telnics (Marktel) merupakan perusahaan berbasis teknologi elektronika yang bergerak di bidang perangkat kontrol, telekomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari sistem terdiri dari kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari sistem terdiri dari kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap penerapan dari hasil analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum melakukan tahap implementasi,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Waskita Jaya merupakan suatu perusahaan komoditer yang berbadan hukum resmi yang bergerak dibidang jasa perbaikan alat-alat pendingin seperti freezer, AC, refrigerator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toko obat di pedesaan adalah salah satu betuk pelayanan kepada masyarakat, berupa penjualan obat-obat kepada masyarakat. Toko obat di pedesaan ini berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pendahuluan dalam penyusunan Laporan Penelitian. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya persediaan bahan baku yang akan diolah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya persediaan bahan baku yang akan diolah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimum. Tentunya tujuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ELECTRONIC SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA LOGISTIK FARMASI BERBASIS WEB ANGGA PRASETYO

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ELECTRONIC SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA LOGISTIK FARMASI BERBASIS WEB ANGGA PRASETYO PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ELECTRONIC SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA LOGISTIK FARMASI BERBASIS WEB ANGGA PRASETYO Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Upaya untuk melakukan penyempurnaan

Lebih terperinci

SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ)

SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ) SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ) Mahendrawathi Er, Ph.D., Ika Dewi Vihara Bara Shanti Jurusan Sistem Informasi, Institut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen

BAB III ANALISIS SISTEM. komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagianbagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ 1 Dwiska Aini Nurrahma, 2 Ari Yanuar Ridwan, 3 Budi Santosa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toko URO spare part merupakan salah satu unit usaha dalam bidang perniagaan yang memiliki arus lalu lintas data informasi yang cukup padat. Berdasarkan hasil observasi

Lebih terperinci

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Prawasmita Sedyandini dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PD.BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG. instansi yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dan peminjaman uang atau kredit.

BAB I PENDAHULUAN PD.BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG. instansi yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dan peminjaman uang atau kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PD.BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG merupakan instansi yang bergerak di bidang jasa penyimpanan dan peminjaman uang atau kredit. Pada proses penyimpanan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI JUAL BELI DAN MANAJEMEN GUDANG DI TOKO AF TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI JUAL BELI DAN MANAJEMEN GUDANG DI TOKO AF TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI JUAL BELI DAN MANAJEMEN GUDANG DI TOKO AF TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : Yusril Arief NPM : 0835010053 PROGAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Umum Santa Maria Pemalang merupakan Rumah Sakit swasta yang ada di Kabupaten Pemalang. Rumah Sakit Santa Maria Pemalang memiliki pelayanan seperti

Lebih terperinci

SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL

SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL SIMAPEM MESIN PERCETAKAN DIGITAL PRINTING BERBASIS DESKTOP PADA CV. WUJUD UNGGUL Virgina Septiara 1), Awalludiyah Ambarwati 2), dan Aryo Nugroho 3) 1,2,dan 3) Program Studi Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah PD.WIN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, manajemen persediaan merupakan kegiatan untuk merencanakan, mengelompokkan dan mengontrol aktivitas-aktivitas selama proses terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi informasi berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi tersebut didukung oleh banyaknya perangkat lunak (software) dan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Bahan Baku dan Manajemen Persediaan Di sebagaian besar RS, termasuk persediaan (supplies) dan farmasi (obat2an) adalah biaya non tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan (Wild dkk, 2004). Oleh sebab itu persediaan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apotek Parsitabu salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan yaitu penyediaan obat yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja No.49 Pangururan, dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC)

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC) D-1-1 SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC) * Agus Mansur, ** Budi Rianto Aribowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. program agar menghasilkan sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. program agar menghasilkan sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan. 92 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi sistem adalah tahap selanjutnya dari proses analisis dan perancangan sistem. Implementasi sistem merupakan tahap menuliskan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada suatu resiko dimana

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom Technologia Vol 7, No.1, Januari Maret 2016 25 PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom (gitaayusyafarina@gmail.com) ABSTRAK Sistem informasi merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

PEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Dadan Teja Nugraha Program Studi Magister Sistem Informasi, Fakultas Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Produk yang dijual oleh PT. XYZ dapat berupa benda fisik (physical goods) dan layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hardware) dan juga berupa perangkat lunak (Software), tetapi mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN. (Hardware) dan juga berupa perangkat lunak (Software), tetapi mempunyai nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya. Untuk mengelola informasi dibutuhkan teknologi yang baik dan canggih.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN PERHIASAN SENTOSA ABADI

PENGEMBANGAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN PERHIASAN SENTOSA ABADI PENGEMBANGAN SOFTWARE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN PERHIASAN SENTOSA ABADI Lisana Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Telp

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM MONITORING INVENTARIS MEUBEL BINTANG JAYA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN ROP (REORDER POINT)

JURNAL SISTEM MONITORING INVENTARIS MEUBEL BINTANG JAYA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN ROP (REORDER POINT) JURNAL SISTEM MONITORING INVENTARIS MEUBEL BINTANG JAYA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN ROP (REORDER POINT) INVENTORY MONITORING SYSTEM IN BINTANG JAYA FURNITURE USING METHODS EOQ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Barang pada UD. Mekaryo Utomo dibutuhkan perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

B A B V KESIMPULAN DAN SARAN

B A B V KESIMPULAN DAN SARAN B A B V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Evaluasi Pengelolaan Persediaan Logistik Obat Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Pariaman Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT EWINDO merupakan perusahaan milik swasta yang bergerak di bidang manufaktur, memproduksi kabel elektronik, kabel penyusun kendaraan seperti motor dan mobil,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses sebuah barang yang akan dijual lagi kepada end user nantinya. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. proses sebuah barang yang akan dijual lagi kepada end user nantinya. Mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelian merupakan bagian terpenting bagi suatu perusahaan untuk melakukan pengadaan barang. Karena banyak sekali yang harus diperhatikan dalam proses sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS 2013 DI ZAHRA BABY SHOP KABUPATEN SUMEDANG

PERANGKAT LUNAK PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS 2013 DI ZAHRA BABY SHOP KABUPATEN SUMEDANG PERANGKAT LUNAK PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS 2013 DI ZAHRA BABY SHOP KABUPATEN SUMEDANG Doni, S.T., M.T. 1, Rahayu Nurhadianti 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA 3 Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya melalui beberapa proses dari pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi atau

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Poliklinik umum atau poli umum merupakan salah satu dari banyak poliklinik di puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bersifat umum

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 53 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis sistem, perancangan sistem, rancangan pengujian dan evaluasi sistem dalam Rancang Bangun Sistem

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sangat berperan penting untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan memberikan solusi yang teratur dan terarah sesuai dengan tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gudang adalah tempat penyimpanan barang-barang material yang bersifat sementara sebelum ada pemakaian, untuk memenuhi kebutuhan operasi suatu perusahaan serta melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perlengkapan (supplies). Persediaan merupakan asset yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. atau perlengkapan (supplies). Persediaan merupakan asset yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini, selanjutnya Akumulator akan disebut aki.

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini, selanjutnya Akumulator akan disebut aki. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Istana Accu merupakan suatu usaha dagang yang bergerak dalam bidang jual beli Akumulator. Akumulator adalah alat yang dapat menghasilkan energi listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PIKIR

BAB 3 KERANGKA PIKIR BAB 3 KERANGKA PIKIR 3.1. Kerangka Pikir Aspek dalam pengelolaan obat publik di instalasi farmasi kabupaten meliputi perencanaan kebutuhan obat, pengadaan obat, penerimaan obat, penyimpanan dan pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Rumah Sakit menurut UU RI No.23 Tahun 1992 adalah sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan jasa atau perusahaan manufaktur pasti memerlukan persediaan. Jika tidak ada persediaan maka perusahaan akan dihadapkan pada risiko tidak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG MOBIL BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) PADA CV. INDOPRIMA TRANSPORTASI SERVICE BONTANG

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG MOBIL BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) PADA CV. INDOPRIMA TRANSPORTASI SERVICE BONTANG 20 SEBATIK STMIK WICIDA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG MOBIL BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) PADA CV. INDOPRIMA TRANSPORTASI SERVICE BONTANG Ita Arfyanti 1), Azahari Lathyf 2), Ryan Agusta 3)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau di simpan di dalam gudang. Jika jumlah inventori terlalu sedikit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau di simpan di dalam gudang. Jika jumlah inventori terlalu sedikit dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventori merupakan permasalahan operasional yang sering dihadapi oleh Kementerian Perindustrian. Inventori bisa berupa jumlah barang yang dimasukkan atau di simpan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, yang terbagi atas 4

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 60 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1 Kegiatan Manjemen Persediaan di RSUD Pasar Rebo Metode yang dipakai untuk perencanaan obat di RSUD Pasar Rebo adalah dengan menggunakan acuan tahun sebelumnya. Perencanaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI PT DIMARCO MITRA UTAMA CABANG BANDUNG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI PT DIMARCO MITRA UTAMA CABANG BANDUNG PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI PT DIMARCO MITRA UTAMA CABANG BANDUNG 1 Tri Ramdhany, 2 Deni Kurnia 1,2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung 1 tri@lpkia.ac.id, 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi ini menjelaskan setiap langkah-langkah ataupun kegiatan yang di jalani oleh peneliti sepanjang penelitian berlangsung yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG)

APLIKASI SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG) APLIKASI SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG) M.Agustiawan, Andri Wijaya Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Teknik Musi Jl. Bangau

Lebih terperinci

APLIKASI INSTALASI PENJUALAN OBAT DI FARMASI PUSKESMAS MANTUP

APLIKASI INSTALASI PENJUALAN OBAT DI FARMASI PUSKESMAS MANTUP APLIKASI INSTALASI PENJUALAN OBAT DI FARMASI PUSKESMAS MANTUP Kemal Farouq Mauladi*) *)Dosen Prodi Teknik Informatika FT Universitas Islam Lamongan Abstrak Pada beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini menurut kita untuk aktif dan inovatif dalam menemukan hal-hal baru dalam bidang teknologi dan informasi. Salah satu teknologi dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci