para siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum jam belajar dimulai. Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam wahyu
|
|
- Widya Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN BACA TULIS DI SDN INTI PENGAMBANGAN 3 KOTA BANJARMASIN (PILOTING GERAKAN LITERASI SEKOLAH GUGUS BANUA ANYAR) PENGANTAR United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Literasi Internasional. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan warga dunia tentang pentingnya budaya literasi (baca tulis) dalam kehidupan. Budaya literasi erat kaitannya dengan kemajuan sebuah bangsa. Bangsa yang beradab pada umumnya adalah bangsa yang memiliki budaya dan tradisi literasi yang kental. Dalam sebuah laporan penelitian yang dilansir koran The Jakarta Post pada tanggal 12 Maret 2016 ( menempatkan Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara dalam hal budaya literasi. Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara miskin di Afrika. Hasil penelitian juga menempatkan lima negara pada posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia. Hasil penelitian di atas menunjukkan betapa lemahnya budaya literasi dalam masyarakat Indonesia. Bangsa kita masih mengandalkan apa yang dilihat dan didengar dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Kita belum terbiasa melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman dari membaca. Literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab itu, di awal tahun pelajaran yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah mengeluarkan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 yang mewajibkan 1
2 para siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum jam belajar dimulai. Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW., yakni perintah membaca (Iqra ) (QS. Al-Alaq:1) yang dilanjutkan dengan mendidik melalui literasi ( Allama bil qalam). MASALAH Salah satu penyebab rendahnya tradisi literasi di Indonesia adalah masih kurangnya aktivitas terkait literasi di lembaga pendidikan, meskipun demikian kita tidak bisa hanya mengandalkan lembaga pendidikan untuk peningkatan literasi ini. Program sekolah terkait peningkatan literasi masih belum sebanyak seharusnya, baik itu yang terkait dengan pelajaran bahasa, perpustakaan sekolah, maupun ekstrakurikuler. Dalam konteks pendidikan nasional kita, minat baca tulis masyarakat kita sangat menghawatirkan. Hal ini disebabkan adanya pelbagai persoalan, misalnya hampir semua kota-kota besar di Indonesia tidak memiliki perpustakaan yang memadai, padahal keberadaan perpustakaan yang memadai adalah salah satu ciri kota-kota modern di negara maju. Sementara itu perpustakaan yang ada di sekolah memiliki fasilitas yang kurang memadai sehingga tingkat kunjungan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan masih rendah. Hal ini merupakan fakta yang miris karena bisa menjadi indikator rendahnya budaya baca di sekolah. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV dan bermain daripada membaca buku. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, seringkali belum memiliki program pengembangan literasi atau menumbuhkan budaya baca tulis secara sistemik dan holistik. Padahal siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Hal serupa juga ditemui di SDN Inti Pengambangan 3 yang kini menjadi sekolah piloting Gerakan Literasi Sekolah di Gugus Banua Anyar. 2
3 Sekolah ini merupakan salah satu sekolah binaan Penulis. Adapun yang menjadi kendala dalam membiasakan baca tulis di sekolah ini adalah: 1. Sekolah belum memiliki program yang menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan baca tulis secara sistemik dan holistik. 2. Perpustakaan sekolah yang belum memadai, antara lain: a. Kurangnya jumlah koleksi buku b. Tingkat kunjungan dan peminjaman buku masih rendah. c. Situasi dan kondisi ruangan yang kurang kondusif. 3. Rendahnya partisipasi orang tua (komite sekolah), masyarakat, dan lembaga terkait untuk mendukung kegiatan baca tulis di sekolah. Karenanya menjadi sangat penting dilakukan suatu program kegiatan untuk membiasakan baca tulis di sekolah dalam rangka Gerakan Literasi Sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah dan mewujudkan lembaga pendidikan sebagai agen literasi untuk masyarakat. PEMBAHASAN DAN SOLUSI Solusinya ketika kita melihat persoalan di sekolah yang sedemikian krusial dalam hal kesadaran literasi, dibutuhkan kerjasama banyak pihak untuk mengatasinya. Paling penting adalah adanya tindakan nyata yang bukan sekedar wacana semata. Dibutuhkan intervensi secara sistemik, masif, dan berkelanjutan untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah. Pendekatan yang dianggap paling efektif adalah penyadaran literasi sejak dini dengan melibatkan dunia pendidikan khususnya tingkat dasar. Hal ini karena tidak dipungkiri hampir seluruh anak berstatus sebagai pelajar dan melalui proses pendidikan, sebuah program yang sistematik bisa masuk dengan efektif. Siswa sekolah dasar adalah peniru oleh karena itu harus ada teladan yang ditiru. Apabila guru dan orang tua mempunyai kebiasaan membaca, maka hampir dipastikan anak akan gemar membaca. Guru dan orang tua yang suka menceritakan kepada anak tentang apa yang dibaca 3
4 tentu akan membuat anak tertarik untuk membaca. Selanjutnya, jika guru dan orang tua teratur menugaskan anak untuk membaca, menulis, dan dievaluasi maka proses pembiasaan ini akan berhasil. Atas dasar pemikiran inilah, Penulis mencoba berbagi pengalaman selama melaksanakan kegiatan membiasakan baca tulis di sekolah. Kegiatan ini telah Penulis lakukan sejak tahun 2014, saat Penulis menjadi guru kelas di SDN Inti Kebun Bunga 5 Banjarmasin. Setelah Penulis diberi kepercayaan menjadi Pengawas Sekolah di Gugus Banua Anyar maka pengalaman di sekolah yang lama, Penulis jadikan panduan dengan memasukkan beberapa revisi dan pengembangan untuk dilaksanakan di salah satu sekolah binaan. Diantara 11 sekolah binaan, dipilih 1 sekolah menjadi piloting yaitu SDN Inti Pengambangan 3 Kota Banjarmasin. Alasan memilih sekolah ini adalah karena sudah berkriteria sekolah inti, sebagai tempat sekretariat KKG, dan pusat kegiatan KKG Gugus Banua Anyar Kota Banjarmasin. Program kegiatan ini diberi nama BUKU SAKU (Buku Sahabat Setiaku). Program BUKU SAKU adalah program yang dilakukan untuk membiasakan baca tulis bagi semua warga sekolah dan lingkungan sekitar. Program BUKU SAKU terdiri dari 3 tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penulis melakukan pendampingan dalam semua tahap program kegiatan. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Melakukan pertemuan dan koordinasi Penulis melakukan pertemuan dan koordinasi dengan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, guru senior, dan pengurus KKG yang kebetulan mengajar di sekolah ini. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi sekolah dalam pelaksanakan program BUKU SAKU ini. Hal ini 4
5 sesuai dengan program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang menuntut partisipasi lebih besar dari warga sekolah dalam setiap kebijakan dan proses pengambilan keputusan yang dibuat secara kolektif dan sinergis dengan stakeholder (Duhou, 2002:xix). Telah disepakati target buku yang dibaca selama pelaksanaan piloting yaitu sebanyak buku non pelajaran dan resume buku sebanyak 650 buah selama 1 bulan. Semua warga sekolah bertugas dan bertanggungjawab atas keberhasilan program ini. b. Melakukan sosialisasi Penulis melakukan sosialisasi awal kepada kepala sekolah, guru, dan karyawan berupa penjelasan teknis pelaksanaan program dan pembagian tugas beserta uraian tugas yang harus dilakukan sebagai penanggung jawab kegiatan. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula KKG Gugus Banua Anyar. Sosialisasi berikutnya dilakukan kepada siswa berupa penjelasan cara melaksanakan program BUKU SAKU selama siswa berada di sekolah maupun di luar sekolah. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula KKG Gugus Banua Anyar untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan untuk seluruh siswa dilaksanakan sosialisasi pada saat upacara bendera hari senin atau pada saat siswa berkumpul di lapangan sebelum masuk kelas. Sosialisasi juga dilakukan ke setiap kelas agar guru dan siswa memiliki pemahaman yang benar tentang pelaksanaan program BUKU SAKU ini, sehingga program ini mampu mencapai keberhasilan sesuai yang diinginkan. 5
6 2. Pelaksanaan Pelaksanaan program BUKU SAKU ini terbagi dalam 2 kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan Utama: Adalah kegiatan ekstrakurikuler yang didesain untuk menumbuhkan karakter yang berupa budi pekerti, apresiasi sastra, dan keteladanan tokoh (Asmani, 2011:64). Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: a. Membaca buku non pelajaran 15 menit setiap hari di luar jam belajar di dalam kelas Gambar 1: Siswa sedang membaca buku non pelajaran di dalam kelas Program ini merupakan program yang krusial untuk menjamin terciptanya kebiasaan baca tulis pada warga sekolah. Program ini dilaksanakan di dalam kelas dan diawasi oleh guru kelas masing-masing. Buku yang dibaca di dalam kelas adalah buku yang tersedia di pojok baca yang terdapat di tiap kelas. Buku ini akan digunakan secara bergiliran dengan kelas yang lain setelah 1 bulan. Buku ini boleh dibawa pulang dan tidak 6
7 boleh dikembalikan sebelum selesai dibaca dan dibuat resumenya. Bahkan sekolah telah mewajibkan agar selama berada di sekolah, siswa selalu bersama dengan buku non pelajaran ditangannya (buku sebagai sahabat setia). Jika ada waktu luang maka siswa dapat membaca di lingkungan sekolah. b. Membaca buku non pelajaran di perpustakaan sekolah dan pojok baca di lingkungan sekolah Buku non pelajaran juga telah disiapkan di perpustakaan dan pojok baca di lingkungan sekolah (kantin, selasar, dan tempat orang tua menunggu anaknya pulang sekolah). Buku ini hanya boleh dibaca di tempat dan tidak boleh dibawa pulang. Siswa sudah mulai membaca buku-buku tersebut selain buku yang dipegangnya. Bahkan orang tua siswa yang menunggu anaknya pulang sekolah juga sudah mulai memanfaatkan waktunya untuk membaca. c. Membaca buku non pelajaran di layanan mobil perpustakaan keliling Telah dilakukan kerjasama dengan pihak perpustakaan daerah. Perpustakaan daerah telah mendatangkan mobil perpustakaan keliling ke sekolah secara rutin seminggu sekali. Siswa dapat membaca dan meminjam buku. Siswa dapat membaca buku di bawah pohon atau lingkungan sekolah lainnya. d. Membaca buku non pelajaran secara bersama-sama di lapangan sekolah Seluruh warga sekolah setiap bulan mengadakan kegiatan membaca buku bersama-sama di lapangan sekolah dengan beralaskan tikar dan karpet. Dalam 7
8 kegiatan ini juga ditampilkan pembacaan puisi, bercerita, menyanyi, dan lainnya oleh guru dan siswa. e. Membaca buku non pelajaran di luar sekolah Kegiatan ini bisa dilakukan siswa secara pribadi dengan orang tua, keluarga, dan teman-temannya di rumah, perpustakaan daerah, toko buku, dan tempat lainnya. Setiap buku yang telah selesai dibaca dan dibuat resumenya dapat dimasukkan ke dalam buku jurnal BUKU SAKU. f. Membuat dan mengisi buku yang memuat jurnal BUKU SAKU, resume buku, dan buku penghubung Guru kelas membimbing siswa membuat dan mengisi buku yang berisi jurnal BUKU SAKU, resume buku, dan buku penghubung untuk orang tua. Jurnal dapat ditandatangani oleh guru dan orang tua jika siswa sudah menyelesaikan membaca 1 buku. Siswa kelas 1, 2, dan 3 hanya membaca buku. Sedangkan siswa kelas 4, 5, dan 6 setelah selesai membaca 1 buku wajib membuat resume tentang isi buku tersebut, kemudian siswa yang ditunjuk secara acak membacakan di depan kelasnya, dan berdiskusi untuk mengambil nilai-nilai positif dari buku yang telah dibacanya. Kemudian guru memberikan penguatan nilai-nilai positif tersebut kepada siswa. Nilai-nilai positif ini diharapkan dapat membentuk karakter dan budi pekerti yang baik pada siswa. g. Menyediakan majalah dinding kelas dan sekolah untuk menampung hasil karya siswa Majalah dinding kelas dan sekolah dapat dijadikan sebagai media apresiasi karya siswa seperti hasil resume 8
9 buku, puisi, cerita pendek, anekdot, poster, lukisan, dan lainnya. Kegiatan Pendukung: a. Melakukan kerjasama dengan orang tua siswa (komite sekolah), perpustakaan daerah, dan pihak terkait lainnya Program ini ditujukan untuk membantu perpustakaan sekolah dalam menambah koleksi buku non pelajaran dan menambah jumlah dan variasi buku bacaan siswa. Program pengembangan mencakup penambahan koleksi buku maupun inovasi lain untuk mendekatkan siswa kepada perpustakaan. Kepala Sekolah membuat surat edaran permohonan bantuan buku non pelajaran (cerita, majalah anak-anak, dan lainnya yang baru atau bekas tapi layak baca) kepada orang tua siswa (komite sekolah), perpustakaan daerah, dan pihak terkait lainnya. Selama 3 minggu kegiatan berlangsung telah diperoleh bantuan buku non pelajaran sebanyak 135 buah. Sementara itu guru kelas mencatat dan mendokumentasikan sumbangan buku non pelajaran tersebut secara tertib dan menyerahkan ke perpustakaan. b. Menggalakkan tabungan sampah di bank sampah sekolah untuk membeli buku Siswa dimotivasi untuk menabung sampah di bank sampah yang terdapat di sekolah. Uang yang diperoleh dari hasil tabungan sampahnya dapat digunakan untuk membeli buku dan bukunya dapat disumbangkan untuk perpustakaan sekolah sehingga dapat dibaca oleh siswa yang lain. Target pembelian buku non pelajaran dari uang hasil tabungan bank sampah sebanyak 10 buah. 9
10 c. Memberikan reward Pemberian reward ini berpengaruh besar terhadap keberhasilan membiasakan baca tulis di sekolah karena membuat siswa bersemangat untuk membaca dan membuat resume buku yang dibacanya. Hal ini sesuai dengan hierarki kebutuhan Maslow (Usman, 2011:257) bahwa setelah kebutuhan berkelompok terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang diinginkan manusia, yaitu kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi. Pemberian penghargaan dari sekolah dapat memotivasi siswa untuk membaca buku lebih banyak. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang setiap hari menyelesaikan membaca 1 buku cerita beserta resumenya yang meminta tanda tangan guru dan orang tua. Siswa juga bangga menunjukkan kepada orang tuanya bahwa dia telah menyelesaikan membaca sejumlah buku dan membuat resumenya. Pemberian reward terbagi 2 yaitu reward mingguan dan bulanan. Reward mingguan berupa piagam penghargaan yang diberikan kepada siswa dari tiap kelas yang membaca dan menulis resume terbanyak dalam 1 minggu. Reward mingguan diserahkan pada saat upacara bendera setiap hari senin. Reward bulanan berupa kunjungan gratis ke perpustakaan di luar sekolah dan toko buku yang diberikan kepada siswa yang membaca dan menulis resume terbanyak, yang paling sering berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah, yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan, dan yang paling banyak tabungan sampahnya selama 1 bulan. 10
11 d. Membuat kalimat-kalimat motivasi untuk membaca dan menulis Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar (Djamarah dalam Wahab, 2015:129). Menurut Syah (2003:152), faktor eksternal yang mempengaruhi siswa untuk membaca adalah adanya dorongan yang timbul dari lingkungan nonsosial seperti adanya alat-alat belajar. Salah satu alat belajar yang digunakan adalah adanya kalimat-kalimat motivasi untuk membaca dan menulis di dinding kelas dan sekolah. Berdasarkan pengamatan Penulis, kalimat-kalimat motivasi mampu meningkatkan motivasi untuk membaca dan menulis di kalangan siswa. e. Menciptakan tepuk BUKU SAKU Tepuk BUKU SAKU adalah tepuk untuk menumbuhkan semangat baca tulis kepada semua orang yang mendengarnya. Biasanya tepuk BUKU SAKU dilakukan pada kegiatan upacara bendera, upacara pramuka, membaca di kelas, membaca bersama di lapangan sekolah, dan kegiatan lainnya. f. Menciptakan situasi dan kondisi ruangan perpustakaan sekolah yang kondusif Situasi dan kondisi ruangan perpustakaan harus kondusif dan nyaman untuk membaca. Hal yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan, merapikan buku, menyusun meja dan kursi, menyediakan bunga/tanaman hias, dan lainnya. g. Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah Pustakawan membuat laporan kegiatan secara rutin setiap bulan dan melaporkan kepada pihak terkait. 11
12 Laporan berisi perkembangan jumlah kunjungan dan peminjam buku, sarana dan prasarana, dan kegiatan lainnya. Laporan ini berguna untuk pengambilan keputusan dan kebijakan pengembangan perpustakaan sekolah di masa akan datang. 3. Evaluasi Pelaksanaan piloting program BUKU SAKU di SDN Inti Pengambangan 3 Kota Banjarmasin memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Hanya dalam waktu 3 minggu dari waktu pelaksanaan selama 1 bulan, siswa telah berhasil membaca buku non pelajaran dari target buku. Sedangkan resume yang dihasilkan sebanyak buah dari target 650 buah. Adapun target pembelian 10 buku non pelajaran dari uang hasil tabungan bank sampah optimis terpenuhi. Saat ini sudah terkumpul banyak sampah yang siap untuk dijual dan motivasi siswa menabung sampah di bank sampah sekolah juga tinggi. Langkah berikutnya adalah membuat buku panduan sederhana tentang pelaksanaan Program BUKU SAKU yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan program. Buku panduan ini dapat digunakan di sekolah-sekolah pada Gugus Banua Anyar Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin dan sekolah lainnya. KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS Kesimpulan: 1. SDN Inti Pengambangan 3 telah memiliki program untuk menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan baca tulis yaitu Program BUKU SAKU (Buku Sahabat Setiaku). Program BUKU SAKU adalah program yang dilakukan untuk membiasakan baca tulis bagi semua warga sekolah dan lingkungan sekitar. 2. Perpustakaan sekolah sudah mulai dibenahi dengan bertambahnya koleksi buku hasil dari sumbangan, pemberian reward, dan 12
13 terciptanya situasi dan kondisi ruangan perpustakaan yang nyaman dan kondusif untuk membaca. 3. Partisipasi orang tua (komite sekolah), masyarakat, dan lembaga terkait untuk mendukung kegiatan baca tulis di sekolah telah meningkat. Harapan: 1. Program BUKU SAKU dalam Gerakan Literasi Sekolah diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang berbudi pekerti luhur. 2. Panduan sederhana Program BUKU SAKU Gugus Banua Anyar dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Kegiatan yang dilaksanakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masingmasing. 3. Program BUKU SAKU Gugus Banua Anyar ini dapat diperkaya dengan kegiatan lain seperti pameran buku, lomba mengarang, lomba menulis surat, lomba resensi buku, lomba bercerita, lomba mencipta dan membaca puisi, kunjungan ke tempat bersejarah (museum, cagar budaya, rumah adat, dan lainnya), membentuk komunitas literasi, lomba membuat kata-kata motivasi, lomba melukis, dan lainnya. 13
14 DAFTAR PUSTAKA Al Qur anul Karim Jakarta: Lautan Lestari Asmani, Jamal Ma mur Pendidikan Karakter di Sekolah. Jokjakarta:Diva Press Duhou, Ibtisam Abu Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Penerbit Logos Wacana Ilmu (diakses tanggal 26 Oktober 2016 pukul Wita) Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Usman, Husaini Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara Wahab, Rohmalina Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 14
15 15
KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK. Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016
KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 Oleh: Yati Kurniawati, M.Pd. NIP. 19761102 200212 2 003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca dapat memperluas cakrawala berfikir dan menambah kualitas keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Namun, membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam
Lebih terperinciRESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh
1 RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON Umi Magfiroh SDN Ngabab 02 Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur umiafira@yahoo.com Pengantar Salah
Lebih terperinciVISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah
VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Lebih terperinciBUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017
BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG) Materi A2 (Guru Pembelajar dan Literasi) Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan PROGRAM GURU PEMBELAJAR 2 PERAN STRATEGIS GURU Pengaruh
Lebih terperinciSosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah
BAB I PENDAHULUAN Belajar tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan
Lebih terperinci[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih terperinciMENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERBUDAYA LITERASI TINGGI SETARAF DENGAN NEGARA MAJU
GERAKAN LITERASI SEKOLAH MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERBUDAYA LITERASI TINGGI SETARAF DENGAN NEGARA MAJU 2014 1 LATAR BELAKANG Membaca-menulis (literasi) merupakan salah satu aktifitas penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di mana pun berada. Pendidikan sangat penting artinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Sudut Baca. a. Pengertian Sudut Baca. Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Sudut Baca a. Pengertian Sudut Baca Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku. Kemendikbud (2016:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, karena anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting
Lebih terperinciPENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala Sekolah & Pengawas Sekolah PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Lebih terperinciSTAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH
STAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH oleh: Nama : Nur Hidayah, S.Pd. NUPTK : 1634763664210142 Kabupaten/Kota : Kota Semarang Provinsi : Jawa Tengah Tahun 2016 i LEMBAR
Lebih terperinciMANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR
MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Rahmania Utari, M.Pd. Disampaikan dalam Workshop Tim Pengembang Bimtek MBS di Sekolah Dasar Tingkat Kabupaten/Kota Hotel Ros In, Bantul
Lebih terperinciDRAFT PROPOSAL PROGRAM GEMAR MEMBACA BERSAMA BANK BUKOPIN
DRAFT PROPOSAL PROGRAM GEMAR MEMBACA BERSAMA BANK BUKOPIN PENDAHULUAN Membaca merupakan hal yang sering ditekankan orangtua dan guru kepada anak-anak sejak usia dini. Minat dan kebiasaan membaca ini merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPeran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi suatu era atau masa yang tidak dapat diabaikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan mengerti bagaimana menunjukkan sikap peduli. Sikap peduli dapat terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan suatu kegiatan yang dapat menambah wawasan dan mengasah otak untuk semua orang. Kegiatan membaca (teks, literatur) yang dibiasakan sejak dini (baca:
Lebih terperinciDISKUSI PANEL I INOVASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN: KASUS KABUPATEN KETAPANG
DISKUSI PANEL I INOVASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN: KASUS KABUPATEN KETAPANG Rapat Kerja Nasional TNP2K & Kemendikbud Jakarta, 25 Agustus 2015 KONDISI AWAL TINGKAT KEHADIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan diantaranya melalui peningkatan pendidikan. Hal ini diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Lebih terperinciPenumbuhan Budi Pekerti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Penumbuhan Budi Pekerti Anies R. Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Disampaikan pada rapat koordinasi dengan Kepala Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinciCONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3
CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3 FA Book 2 3.indd 1 10/26/10 2:13:03 PM FA Book 2 3.indd 2 10/26/10 2:13:03 PM DAFTAR ISI B2-3 A. Manajemen Sekolah 04 B. PAKEM 06 C. Peran Serta Masyarakat 07 D. Dampak
Lebih terperinciUpaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011)
Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011) Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Krisisnya minat baca buku masyarakat Indonesia saat ini boleh jadi yang menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu tempat menimba ilmu, belum sepenuhnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu tempat menimba ilmu, belum sepenuhnya menumbuhkan budaya membaca dan menulis (literasi) siswa. Membaca dan menulis merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan
Lebih terperinciTEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH
TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik
Lebih terperinciMAKALAH MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP
MAKALAH MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERPUSTAKAAN SEKOLAH Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh : Yeni Indriana 1300005092 KELAS VII B PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,
Lebih terperinciA. Laporan Kegiatan Di Tempat Magang
BAB III PELAKSAAN MAGANG A. Laporan Kegiatan Di Tempat Magang Kegiatan yang dilakukan penulis ketika melakukan Kuliah Kerja Pusdokinfo (KKP) yang dilaksanakan mulai tanggal 9 Februari 2016 hingga 24 Maret
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Baca Minat baca yaitu suatu dorongan untuk memperhatikan, rasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik di Indonesia berkaitan erat dengan keterampilan membaca yang berkelanjutan pada kemampuan memahami informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia, karena pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan nasional. Keberlangsungan
Lebih terperinciPeningkatan Minat Baca dan Gemar Membaca
Peningkatan Minat Baca dan Gemar Membaca Disampaikan Pada Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan Sekolah Tingkat SD/MI dan SLTP/MTs Se-Kabupaten Sidoarjo Oleh : Ani Sistarina PENDAHULUAN Permasalahan
Lebih terperinci1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran
1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler
Lebih terperincia. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah
Lampiran a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah 1. Bagaimana cara anda selaku Kepala Sekolah dalam memberikan pelimpahan dan distribusi kewenangan terhadap rekan kerja anda? 2. Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan angkutan umum. SD Negeri Minomartani I terletak dalam suatu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri Minomartani I merupakan sekolah dasar yang terletak di jalan Mlandhangan Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Wilayah ini
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS)
KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS) Dr. Sukiman, M.Pd. Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kementerian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Simpulan Umum Pendidikan karakter antikorupsi merupakan hal yang paling penting dalam melihat situasi kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini. Melihat fenomena
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62 2015 SERI : E IKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT MELALUI BUDAYA BACA, MENULIS DAN BELAJAR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (Undang-Undang, 1999). Sehingga keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat. merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kreativitas dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya baca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pertanyaan dan fakta-fakta penelitian. Di samping itu, peneliti mengungkapkan
104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada anggota ekstrakurikuler paskibra SMA Negeri 1 Bandung tentang peranan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa Bahasa dan Budaya Jawa
Lebih terperinciMetode Pendidikan Nilai dan Moralitas. menurut Howard Kirschenbaum
Metode Pendidikan Nilai dan Moralitas menurut Howard Kirschenbaum Ada 4 metode pendidikan nilai dan moralitas, yaitu: 1. Metode penanaman nilai-nilai dan moralitas. Beragam strategi digunakan sekolah untuk
Lebih terperinciKUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN
KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui kegiatan membaca.
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana dan tata
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)
ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. 1. Histori Sekolah Dasar Negeri Sapen 03. (UPTD) Mojolaban kabupaten Sukoharjo.
BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG A. Profil Sekolah 1. Histori Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 kecamatan Mojolaban kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah berdiri pada tahun 1983.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar
Lebih terperinciSagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 2 Januari-Juni 2018
PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA MELAKSANAKAN BUDAYA BERSIH MELALUI PEMBINAAN TERPROGRAM OLEH KEPALA SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI BANUA ASAM DI KECAMATAN PANDAWAN Raina Iriyani Sekolah Dasar Negeri Banua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Baik tulis, dan jam dinding. Meja, kursi, almari, buku, televisi, dan etalase piala.
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. KONDISI SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN a. KONDISI FISIK 1) KONDISI FISIK SEKOLAH Sekolah Dasar Negeri Terbahsari adalah salah satu Sekolah Dasar yang termasuk sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak
Lebih terperinciBagaimana Memotivasi Anak Belajar?
Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang
Lebih terperinciBudaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen
Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen Oleh Rohmawati,S.Ag NIP. 197809201998032001 NUPTK. 6252756657210073 Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012 (http://www.bps.go.id/) menunjukkan bahwa, masyarakat Indonesia, (18.57%) memilih mendengar radio,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan
Lebih terperinciMenumbuhkan Minat Baca Siswa (Perspektif Teori Kebutuhan Maslow)
Menumbuhkan Minat Baca Siswa (Perspektif Teori Kebutuhan Maslow) Ahmad Arief Ma ruf A. Latar Belakang Masalah Empat belas tahun sebagai guru Bahasa Indonesia, penulis cukup banyak menemui kendala yang
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPANDUAN UMUM LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR TAHUN 2017
PANDUAN UMUM LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR TAHUN 207 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR JAKARTA PANDUAN UMUM LOMBA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG ^ ^ GERAKAN PEMBUDAYAAN KARAKTER DI SEKOLAH DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mendewasakan seseorang. Mendewasakan seseorang berarti membantu seseorang menjadi manusia dewasa yang dapat memahami dirinya sendiri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada siswa kelas I SDN Cibodas I Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan menerapkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA SDN JAMBUSARI 03 KECAMATAN JERUKLEGI
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA SDN JAMBUSARI 03 KECAMATAN JERUKLEGI Alamat : Jl. Raya Jambusari No 12, Jeruklegi KP 53252 PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan pembelajaran Bahasa Jawa di SMK ABDI NEGARA Muntilan menurut praktikan sudah berjalan dengan baik, akan tetapi kegiatan mengajar tersebut akan lebih bagus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciPerlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.
KEBIJAKAN PEMDA DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BACA MASYARAKAT Oleh Dardjo Sumardjo Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga minat dan budaya baca masyarakat kita belum sebagaimana yang diharapkan.
Lebih terperinciPendampingan Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Untuk Menumbuhkan Budaya Baca dan Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar Di Kota Parepare
Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submitted : 09/10/2017 Reviewed : 09/10/2017 Accepted : 09/10/2017 Published
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan
Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan Dosen Pengampu: : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh: Galih Puryani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciA. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al-
BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al- Abidin SMP Islam Al-Abidin adalah Sekolah Menengah Pertama Islam yang berdiri dibawah naungan Yayasan Al-Abidin Surakarta.
Lebih terperinciPERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pendahuluan Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. Tidak banyak orang tahu bahwa di Indonesia ada hari kunjung perpustakaan yang jatuh pada 14 September 2003.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pendidikan Karakter. reward guna mendorong siswa untuk berkarakter gemar membaca.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter gemar membaca di Sekolah Dasar Negeri Panambangan dilaksanakan melalui gerakan literasi
Lebih terperinci