Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen
|
|
- Budi Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen Oleh Rohmawati,S.Ag NIP NUPTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016 i
2 Kata Pengantar Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan artikel dengan judul Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen. Artikel yang penulis buat ini berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan peserta didik. Diharapkan dengan artikel ini dapat bermanfaat bagi guru yang ingin menggerakkan literasi di sekolah. Literasi tidak hanya dalam bentuk membaca dan menulis saja tetapi juga membaca lingkungan sekitar. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Suami tercinta Muh.Rosyid Ridho, yang telah memberikan dukungan dan mengertian dalam membuat artikel ini. 2. Anak-anakku tersayang yang selalu memberikan motivasi. 3. Kepala MIN Karangjati yang telah memberikan kesempatan untuk berinovasi 4. Semua teman yang selalu mendukung dalam proses pembelajaran Penulis ii
3 Daftar Isi Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Foto... iv Pengantar... 1 Permasalahan... 3 Pembahasan dan Solusi... 6 Kesimpulan dan Harapan Daftar Pustaka Lampiran Lampiran 1 Foto Kegiatan Lampiran 2 Surat Pernyataan Keaslian Artikel iii
4 Daftar Gambar 1. Foto membaca bersama 2. Foto membaca terbimbing 3. Foto guru membantu memilih buku yang tepat 4. Foto peserta didik membaca buku cerita saat jam istirahat 5. Foto peserta didik sedang membaca tulisan temannya iv
5 Pengantar Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Karangjati merupakan sebuah lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar di bawah naungan Kementerian Agama dengan ciri khas pendidikan bernuansa Islami yang terletak di desa Karangjati kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen provinsi Jawa Tengah. Madrasah ini berada di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota dengan mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah mebel. Kurikulum yang diterapkan di MIN Karangjati saat ini adalah KTSP 2006 untuk kelas 3 dan 5, KTSP 2013 untuk kelas 1, 2, 4, dan 5. Berbagai pembiasaan juga diterapkan di antaranya adalah tahfizd Al-Qur`an Juz 30, sholat dhuhur berjamaah, dan membaca. Pembiasaan tersebut dilaksanakan setiap hari dengan baik kecuali membaca. Hanya beberapa siswa saja yang tertarik dengan membaca meskipun buku sudah disediakan di dalam kelas masing-masing. Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan itu (Nurhadi, 2016:2). Dari pengertian membaca tersebut dapat dipahami bahwa membaca sangat penting untuk dilakukan oleh siapa pun. Membaca tidak hanya sekedar tahu apa yang telah dibaca tetapi perlu sebuah penerapan yang terkait dengan lingkungan sekitarnya. Membaca perlu dibudayakan sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 ayat 5 berbunyi pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Dalam undang-undang tersebut meletakkan budaya membaca, menulis, dan berhitung adalah sebuah kewajiban yang harus diutamakan. Budaya membaca menjadi kegiatan pembiasaan yang wajib bagi semua sekolah sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang terdapat di dalam lampiran poin F.VI.1. Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran 1
6 (setiap hari). Dengan diberlakukannya Permendikbud ini, maka setiap sekolah wajib melaksanakan pembiasaan membaca buku setiap hari. Buku adalah jendela dunia, dengan membaca buku kita akan mengetahui hal baru dan mendapatkan informasi dengan cepat. Pembiasaan membaca di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan budaya baca bagi semua warga sekolah sehingga akan tercipta masyarakat yang berpengetahuan luas dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Membaca membuat kita berpengetahuan luas, berpikir lebih maju, dan kreatif. Apalagi dimasa modernisasi seperti saat ini dibutuhkan informasi lebih cepat dan akurat. Selain pembiasaan membaca di sekolah pemerintah melalui Kemendikbud juga meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara (Kemendikbud, 2016:2). Literasi tidak hanya sebatas membaca buku tetapi melibatkan berbagai hal yang ada di sekitar kita. Berliterasi dengan lingkungan dapat dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai macam pengamatan dan penelitian. Untuk melaksanakan GLS ini tentunya diawalai dengan kegiatan budaya membaca. Menulis tanpa membaca akan menghasilkan tulisan yang kurang berbobot dan akan hambar. 2
7 Permasalahan Gerakan Literasi di Sekolah dan gemar membaca membutuhkan sarana prasana yang memadai terutama buku dan perpustakaan. Selain sarana dan prasarana, membangkitkan minat baca dan menulis peserta didik itu tidaklah mudah. Apalagi di masa modern dengan tehnologi serba canggih membuat kita tidak dapat menutup mata bahwa gadget lebih menarik dari pada membaca buku. Menulis status di media sosial berkali-kali dalam sehari lebih mudah dari pada menulis di kertas. Pembiasaan membaca perlu ditanamkan sejak kecil atau setidaknya ketika peserta didik masuk sekolah dasar. Melatih membaca bagi peserta didik membutuhkan buku-buku yang menarik untuk mereka yaitu berupa buku bergambar. Pengadaan buku-buku cerita yang menarik untuk anak usia 7 sampai 12 tahun perlu diperhatikan jumlah kata dan penggunaan tanda baca. Selain itu dipilihkan bacaan yang berkarakter budi pekerti luhur untuk membentuk karakter peserta didik. Bagi sekolah yang terpenuhi segala sarana dan prasarananya hal ini mungkin tidak jadi masalah. Tetapi bagi sekolah/madrasah yang berada di desa dan keadaan ekonomi masyarakat yang pas-pasan, pengadaan buku menjadi masalah tersendiri. Hal ini juga dialami MIN Karangjati, di mana kami tidak dapat menyediakan buku sesuai dengan kebutuhan. Selain itu masalah buku, kami juga tidak mempunyai gedung perpustakaan yang memadai untuk membaca peserta didik dengan nyaman. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyediakan buku yang dibutuhkan peserta didik di antaranya dengan pengadaan buku melalui dana BOS yang dibatasi minimal 5 % dari anggaran operasional sekolah. Akan tetapi melalui anggaran operasional sekolah lebih difokuskan untuk pengadaan buku pelajaran. Mengapa demikian? Karena sekolah negeri tidak berani untuk meminta orang tua wali murid membeli buku sendiri. Sekolah negeri rata-rata menyediakan buku pelajaran untuk inventaris sekolah tanpa memungut iuran. 3
8 Anggaran 5% dari anggaran operasional sekolah dapat dimanfaatkan dengan sebaiknya. Membeli buku pelajaran secukupnya dan sisa anggaran tersebut dapat digunakan untuk membeli buku bacaan non pelajaran. Ketika buku bacaan tersedia meskipun tidak banyak, buku-buku tersebut ditempatkan di ruang khusus atau perpustakaan. Tetapi bagaimana dengan sekolah yang tidak mempunyai gedung perpustakaan? Ada beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan membuat sudut baca di setiap ruang kelas. Setiap ruang kelas di MIN Karangjati telah disediakan sudut baca dengan jumlah buku lebih dari jumlah peserta didik di kelas tersebut. Setiap siswa diwajibkan membaca menit setiap harinya. Waktu yang digunakan untuk membaca disela-sela kegiatan pembelajaran yaitu di jam pagi sebelum mulai pembelajaran dan jam istirahat pertama. Meskipun diwajibkan membaca, tidak semua peserta didik tertarik dengan kegiatan membaca. Membaca adalah kegiatan yang menyebalkan bagi beberapa peserta didik. Kegiatan membaca di pagi hari sering kali tidak terlaksana karena adanya rasa bosan dari peserta didik. Selain buku yang terbatas, tempat membaca yang kurang nyaman, peserta didik juga bosan karena tidak ada ketertarikan dengan kegiatan tersebut. Perlu adanya sebuah inovasi untuk mendorong peserta didik gemar membaca. Diharapkan ketika peserta didik mulai gemar membaca, peserta didik dapat diarahkan untuk gemar menulis. Bagi peserta didik di kelas awal juga mengalami kendala karena belum membaca dengan lancar. Kemampuan membaca yang berbeda di kelas awal juga menjadi kendala dalam program gemar membaca di sekolah. Perlu motivasi untuk peserta didik yang kemampuan membacanya masih rendah. Gemar membaca harus dimulai sejak dini sehingga peserta didik di kelas awal perlu bimbingan untuk membaca. Sebagaimana pengertian literasi di atas bahwa literasi tidak hanya sekedar membaca tetapi juga menulis maka perlu kiat-kiat untuk mengarahkan peserta didik mampu menulis apa yang mereka dengar, lihat, dan lakukan. Literasi dapat juga sebagai wujud dari peduli terhadap lingkungan. Peserta didik dapat menemukan 4
9 suatu fakta dari apa yang didapat melalui pengamatan lingkungan baik itu makhluk hidup, makhluk tak hidup, dan keadaan sosial masyarakat. Peserta didik yang gemar membaca, peka terhadap lingkungan akan dapat menuangkannya dalam bentuk tulisan. Untuk membangkitkan gemar membaca dan menulis tersebut, penulis menggunakan strategi membaca Bersama, Terbimbing, dan Mandiri (BBM) untuk kelas awal. Dengan strategi tersebut diharapkan peserta didik yang kemampuan membacanya masih rendah dapat termotivasi untuk belajar membaca. Sedangkan untuk menarik minat peserta didik gemar menulis, dibuatkan karya inovasi berupa pohon literasi. Pohon literasi yang dimaksud adalah pohon yang terbuat dari kayu kering yang di setiap cabangnya terdapat buah dan daun. Setiap daun yang digantung pada ranting pohon diberi nama peserta didik. Dari beberapa permasalah tentang gerakan literasi di sekolah di atas penulis akan memaparkan beberapa kegiatan pembiasaan yang sudah diterapkan di MIN Karangjati untuk menyukseskan kegiatan tersebut. 5
10 Pembahasan dan Solusi Pembahasan Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, 2015:9). Membaca tidak hanya sekedar mengenal huruf, mengeja, dan membaca kata tetapi perlu pemahaman dari apa yang dibaca. Mengarahkan peserta didik di kelas awal untuk memahami bacaan dengan strategi BBM sangat tepat. Selain strategi ini menarik peserta didik juga mampu memahami bacaan. Pembelajaran harus dibuat menarik dan kreatif begitu juga dalam gerakan literasi di sekolah. Pembelajaran yang kreatif akan memotivasi siswa untuk senang belajar. Prinsip pembelajaran kreatif adalah membawa implikasi moral menyenangkan dan efektivitas hasil dan minat belajar (Heru Kurniawan, 2015 ;42). Gerakan Literasi Sekolah dibuat kreatif dan menarik dengan strategi membaca Bersama, Terbimbing, dan Mandiri(BBM) dan gemar menulis dengan pohon literasi. Solusi Untuk memotivasi peserta didik gemar membaca dan menulis, berikut beberapa inovasi yang dapat dilakukan : 1. Membaca Bersama, Terbimbing, dan Mandiri (BBM) Strategi membaca BBM ini penulis dapatkan dari diklat TOT fasilitator daerah USAID Prioritas program Buku Bacaan Berjenjang untuk kelas awal. Disebut Buku Bacaan Berjenjang karena buku ini di design secara berjenjang dalam penggunaannya sesuai kemampuan membaca peserta didik. Strategi membaca BBM ini disebut dengan membaca berimbang. Membaca berimbang adalah suatu program yang mengedepankan beragam kegiatan membaca yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan minat mereka terhadap membaca (USAID Prioritas, 2016:3). Kemampuan dan minat baca yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan pencapaian kemampuan dibidang akademik. Strategi membaca tersebut adalah : a. Membaca Bersama dengan menggunakan big book. 6
11 Strategi ini menggunakan buku yang besar dengan tulisan dan gambar yang dapat diakses oleh semu peserta didik. Guru berperan sebagai model dan ditirukan oleh semua peserta didik. Ketrampilan yang diajarkan dalam membaca bersama adalah memprediksi, kosakata dan tanda baca, pemahaman dan merangkum. Kegiatan memprediksi, guru menunjukkan gambar sampul di buku besar kemudian diarahkan untuk memprediksi isi cerita di dalam buku. Prediksi dari peserta didik ditulis di papan tulis dan setelah membaca selesai dicocokkan antara prediksi dan isi buku. Tidak ada kata salah dalam memprediksi isi bacaan. Ketrampilan membaca dengan fokus memprediksi ini mengajarkan peserta didik untuk membaca isi buku melalui gambar sampul. Membaca gambar adalah mendeskripsikan gambar melalui penjelasan mengenai apa yang terkandung dalam gambar ( Alamsyah Said,Andi Budimanjaya,2016:206). Fokus ketrampilan membaca yang kedua adalah kosakata dan tanda baca. Penekanan kosakata di sini adalah pada kata sulit. Ketika guru menemukan kata sulit baik dari segi arti maupun pengucapannya atau merupakan kosakata baru bagi siswa maka guru dapat menjelaskannya secara detail. Fokus membaca kosakata ini guru juga dapat menggunakan bantuan jendela kata untuk memberikan pertanyaan kepada siswa. Sedangkan untuk tanda baca, setiap membaca guru harus memodelkan cara membaca dari tanda baca yang terdapat dalam bacaan tersebut. Jika perlu guru memperagakan melalui gestur dan ucapan yang berulang-ulang. Ketiga, ketrampilan membaca dengan fokus pemahaman. Fokus pemahaman dilakukan dengan memperdalam isi bacaan baik melalui bacaan juga melalui gambar. Melalui pemahaman guru menggali informasi sebayakbanyaknya dan menjelaskannya kepada peserta didik. Di fokus ini peserta didik juga diajak untuk bermain peran sesuai dengan isi bacaan Fokus ketrampilan membaca yang keempat adalah merangkum. Dalam merangkum buku sudah harus dibaca oleh peserta didik sebelumnya. Merangkum dapat dilakukan di setiap halaman atau satu buku disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mempermudah peserta didik merangkum isi bacaan dapat dibantu dengan kartu kata tanya. Guru menempel kartu kata tanya di 7
12 papan tulis, kemudian guru membantu dengan memberikan pertanyaan sesuai isi bacaan. Setelah semua kata tanya yang dibutuhkan selesai dijawab baru disusun menjadi kalimat yang runtut. Fokus merangkum guru cukup memberi contoh sekali kemudian peserta didik merangkum pada halaman berikutnya secara mandiri atau kelompok. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membaca bersama. Membaca bersama guru sebagai model, sehingga peserta didik tidak membaca secara individu. Sebelum membaca dilaksanakan hendaknya dibuat kesepakatan bersama agar proses membaca berjalan dengan tenang dan nyaman. Membaca bersama dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pengaturan kelas dapat dilakukan dengan duduk di lantai (lesehan) atau duduk di bangku. Posisi guru ketika membaca harus lebih tinggi dari peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar semua peserta didik dapat mengakses buku dengan jelas. Membaca bersama ini bermanfaat untuk meningkatkan percaya diri peserta didik karena guru yang memodelkan membaca. Jumlah buku besar yang diberikan oleh USAID Prioritas sangat terbatas yaitu 6 eksemplar setiap sekolah. Untuk itu penulis membuat sendiri buku besar agar peserta tidak bosan. Peserta didik juga penulis ajak untuk membuat buku besar sendiri dengan mendiskripsikan gambar. Gambar 1 Foto membaca bersama 8
13 Gambar di atas adalah contoh pelaksanaan membaca bersama di kelas tiga. Membaca tersebut dilaksanakan menggunakan buku besar yang dibuat oleh peserta didik. Terlihat peserta didik sangat antusias dalam mengikuti membaca bersama. Fokus membaca pada gambar di atas adalah pemahaman. b. Membaca Terbimbing Kegiatan membaca terbimbing dilakukan di kelompok kecil beranggotakan peserta didik dengan kemampuan membaca yang sama (homogen). Buku yang dipakai adalah buku bacaan berjenjang dengan ukuran kecil. Buku ini terdiri dari 8 eksemplar setiap judulnya, sehingga dalam pembimbingan dapat dilakukan maksimal 7 peserta didik. Membaca terbimbing bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan membaca. Pelaksanaan membaca terbimbing dilaksanakan di dalam kelas membentuk kelompok. Bagi kelompok yang terbimbing menempati bangku dan meja yang telah disediakan guru dan peserta didik yang tidak terbimbing akan diberi tugas. Membaca terbimbing juga menggunakan 4 fokus ketrampilan membaca seperti membaca bersama. Ada perbedaan dalam membaca bersama dan terbimbing. Jika membaca bersama guru sebagai model, suara harus nyaring dan secara klasikal, maka membaca terbimbing guru sebagai fasilitator, suara guru dan peserta didik terbimbing pelan, dan dilaksanakan secara kelompok kecil. Gambar 2 Foto membaca terbimbing 9
14 Gambar di atas memperlihatkan ketika guru melakukan bimbingan terhadap lima peserta didik. Sedangkan peserta didik yang tidak terbimbing mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dengan adanya strategi membaca terbimbing ini peserta didik dapat dibimbing sesuai kebutuhan dan kemampuan membaca setiap kelompok. c. Membaca Mandiri Membaca mandiri siswa membaca buku scara individu atau berpasangan. Buku yang dibaca bisa diambil dari koleksi buku yang dimiliki sekolah. Dalam melakukan strategi membaca mandiri penulis melakukannya pada jam istirahat. Semua peserta didik bebas memilih buku yang mereka suka dari buku yang sudah di pajang di depan kelas. Guru dapat mengawasi mereka dan memberikan arahan buku yang sesuai untuk mereka baca. Gambar 3 Foto guru membantu memilih buku yang tepat Membaca mandiri bukan berarti peserta didik dibebaskan begitu saja membaca buku yang mereka suka. Ada aturan lima jari untuk menentukan 10
15 tepat dan tidaknya buku untuk mereka. Jika buku tersebut ada yang tidak dimengerti arti kata lebih dari lima berarti buku tersebut terlalu sulit untuk peserta didik. Gambar 4 Foto peserta didik membaca buku cerita saat jam istirahat 2. Pohon Literasi Pohon literasi yang penulis buat merupakan tiruan pohon yang dibuat dari kayu kering kemudian dibuat ranting-ranting yang setiap ranting terdapat paku untuk menggantungkan hasil karya peserta didik. Pohon ini dibuat menarik dengan buah dan daun dari plastik yang diberi nama setiap peserta didik. Karya yang telah mereka tulis digantung pada buah yang ada namanya. Pohon literasi ini dibuat karena peserta didik sulit diajak untuk menulis. Mereka juga malas untuk membaca buku cerita yang ada di susut baca kelas. Pohon literasi ini ada dua macam yaitu satu untuk buku cerita satu untuk tulisan mereka. Karya yang sudah dibuat oleh peserta didik boleh dibaca oleh siapa saja termasuk peserta didik dari kelas lain Dengan adanya pohon literasi ini, peserta didik suka menulis tentang cita-cita, pengalaman mereka, dan juga cerita lainnya. Literasi tidak hanya sebatas menulis cerita, di kelas IV, penulis juga mengajak peserta didik untuk melakukan pengamatan terhadap hewan tertentu dan perkembangbiakannya 11
16 kemudian dituliskan dalam bentuk laporan. Tumbuhan di sekitar madrasah juga diamati untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan ciri-cirinya. Dengan strategi membaca BBM dan pohon literasi ini peserta didik lebih senang membaca dan mau menulis. Ternyata menulis tidak sulit, itu yang selalu penulis ucapkan kepada peserta didik. Apapun yang mereka tulis akan mendapatkan pujian untuk motivasi tertarik menulis. Gambar 5 Foto peserta didik sedang membaca tulisan temannya 12
17 Kesimpulan dan Harapan Kesimpulan Buku adalah jendela dunia, dengan membaca kita akan kaya ilmu dan berpandangan luas. Peserta didik adalah tanggung jawab kita sebagai guru untuk mendidik menjadi pribadi yang berkarakter mulia. Kita sebagai guru berharap dapat menjadi contoh untuk peserta didik dan masyarakat bagaimana kita menghidupkan gerakan literasi sekolah. Kita dapat memulai dengan membaca buku setiap ada kesempatan untuk membaca. Begitu juga ketika kita menunggui peserta didik kita membaca. Peserta didik mencontoh apa yang dilakukan oleh guru. Mereka tidak akan sulit diajak membaca jika mereka juga melihat kita suka membaca. Strategi membaca BBM dan pohon literasi dapat dipakai sebagai rujukan untuk meningkatkan minat baca peserta didik di sekolah. Dengan inovasi tersebut peserta didik lebih termotivasi untuk membaca dan menulis. Rasa percaya diri juga terbangun dengan adanya pohon literasi. Peserta didik tidak malu lagi ketika hasil karyanya dibaca oleh teman-temannya. Dengan strategi membaca BBM dan pohon literasi peserta didik berani menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Membaca terbimbing juga mampu meningkatkan ketrampilan membaca. Harapan Pemerintah melalui Kemendikbud sudah mencanangkan gerakan literasi sekolah, berharap agar sarana dan prasarana untuk menjalankan program tersebut dipenuhi. Terutama bagi kami yang ada di desa dengan fasilitas seadanya dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung dengan budaya membaca ini. Kami sangat berharap ada bantuan buku untuk kami sehingga buku yang dibutuhkan siswa dapat terpenuhi. Harapan untuk sekolah, gerakan literasi sekolah ini sangat menarik bagi penulis untuk dikembangkan sebaik mungkin. Perlu ada kerjasama yang baik antara semua warga sekolah untuk mewujudkannya. Menghidupkan perpustakaan meskipun sederhana agar peserta didik memiliki tempat untuk membaca dan 13
18 meminjam buku yang mereka suka. Setiap sekolah diharapkan menyediakan satu ruang untuk membaca siswa. Jika terpaksa perpustakaan tidak dapat diusahakan, penulis sangat berharap sudut baca dengan model pohon literasi ini dapat menjadi rujukan untuk menarik perhatian peserta didik gemar membaca. Pohon literasi dapat diletakkan di halaman agar semua peserta didik dapat membaca dengan leluasa. Menanamkan budaya baca mungkin di awal sedikit memaksa sampai akhirnya peserta didik akan sadar dengan sendirinya dan tanpa diperintah akan gemar membaca. Bagi peserta didik terutama di sekolah dasar, penulis sangat berharap agar tetap istiqomah dengan gemar membaca saat ini. Jangan sampai ketika besar nanti melupakan kebiasaan baik ini. Bacalah buku-buku yang kalian suka dan juga perhatikan lingkungan sekitar. Menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai bagian dari literasi lingkungan. Berkarya tiada henti itu yang diharapkan dari kalian. Dengan gemar membaca diharapkan negara Indonesia akan mengalami kemajuan baik dibidang ekonomi, sosial, dan pertahanan nasional. Membaca menjadi suatu kebutuhan, itu harapan kita semua. Perkaya pengetahuan dengan literasi. Anak-anak kita akan senang membaca dibanding bermain gadget. Diera modernisasi ini gadget telah menguasai anak-anak kita, perlu arahan yang positif agar tidak jauh terpelosok dengan alat canggih tersebut. Semoga gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan di Indonesia yang telah tertinggal jauh dari negara-negara Asia lainnya. 14
19 Daftar Pustaka Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 2016, 95 Strategi Mengajar. Jakarta: Prenadamedia Group. Heru Kurniawan, 2015, Pembelajaran Kreatif. Jakarta: Prenadamedia Group. Nurhadi, 2016, Teknik Membaca. Jakarta:Bumi Aksara. Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, 2015, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV.Angkasa USAID PRIORITAS, 2016, Pembelajaran Membaca di Kelas Awal 15
20 terasi Lampiran 1 Foto Kegiatan Buku Big Book karya Peserta didik 16
21 Peserta didik membaca secara mandiri 17
22 Lampiran 2 18
RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh
1 RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON Umi Magfiroh SDN Ngabab 02 Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur umiafira@yahoo.com Pengantar Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Baca Minat baca yaitu suatu dorongan untuk memperhatikan, rasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini. Cakupan tersebut antara lain latar belakang masalah, rumasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh peserta didik. Membaca, melalui kegiatan tersebut peserta didik akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan makin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi suatu era atau masa yang tidak dapat diabaikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
Lebih terperinciGERAKAN LITERASI SEKOLAH
GERAKAN LITERASI SEKOLAH SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Tujuan Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa
Lebih terperinciMembangun Budaya Literasi Bagi Anak Autis Memakai Media Kliping Bergambar
Membangun Budaya Literasi Bagi Anak Autis Memakai Media Kliping Bergambar Di susun oleh : Dina Kurnia Restanti, S.Si, M.Pd Dalam Rangka Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
Lebih terperinciBUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017
BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang sangat menguntungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, akhirnya bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan menjadi bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di mana pun berada. Pendidikan sangat penting artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelas Awal di LPTK, ( Jakarta:USAID,2014), hlm.1. 1 USAID, Buku Sumber untuk Dosen LPTK: Pembelajaran Literasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan membaca di kelas awal sangat berperan penting sebagai fondasi atau dasar penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar siswa 1.Jika pembelajaran membaca dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu untuk berkembangnya
Lebih terperinciRENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI
MAKALAH BAHASA INDONESIA RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI Oleh : Ita Sulistia Ningsih Nurlita Amril Zain MADRASAH ALIYAH AL-ISHLAH BUNGAH GRESIK Tahun Pelajaran 2014/2015 i Kata Pengantar Puji syukur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan pekerjaaan guru yang berat karena pada fase tersebut fondasi anak untuk bisa mengikuti pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran ketrampilan berbahasa yaitu ketrampilan-ketrampilan yang ditekankan pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan sejak peserta didik mengikuti pendidikan formal di bangku sekolah. Membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Sudut Baca. a. Pengertian Sudut Baca. Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Sudut Baca a. Pengertian Sudut Baca Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku. Kemendikbud (2016:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciSTAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH
STAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH oleh: Nama : Nur Hidayah, S.Pd. NUPTK : 1634763664210142 Kabupaten/Kota : Kota Semarang Provinsi : Jawa Tengah Tahun 2016 i LEMBAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, perlu
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01 Budi Mulyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara dalam hal ini menyampaikan pesan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN
BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN Berbicara adalah salah satu dari keterampilan bahasa yang ditekankan pencapaiannya melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. Keterampilan berbahasa mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dimana manusia mempunyai perasaan, jiwa, hati dan pikiran masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna. Kegiatan membaca tidak muncul dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah keterampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang Masalah Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu mengalami perubahan, manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah menengah meliputi kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis melalui kegiatan berbahasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK
BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu
Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bisa dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan membaca dan menulis permulaan merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki ketika mereka mulai memasuki jenjang pendidikan di sekolah dasar. Kedua kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya dalam memberdayakan suatu bangsa adalah melalui pendidikan. Sebagai ujung tombak perubahan, pendidikan mempunyai peranan untuk mengoptimasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan, dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang besar tidak pernah terlepas dari sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitik beratkan keterampilan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62 2015 SERI : E IKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT MELALUI BUDAYA BACA, MENULIS DAN BELAJAR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu usaha yang dilakukan secara sadar untuk menanamkan nilai-nilai atau sikap baik bagi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini era globalisasi semakin terasa, terkhusus di Negara Indonesia. Era globalisasi sudah berpengaruh dalam semua bidang, terutama dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan yang lain. Ilmu komunikasi merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati
Lebih terperinci