KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Puji syukur dipersembahkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 ini merupakan perwujudan kewajiban segenap jajaran Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Sesuai dengan fungsinya, Rencana Strategis tersebut merupakan komitmen perencanaan yang menjadi tolok ukur dan alat bantu dalam mengemban tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik, yang memuat terutama visi dan misi yang ingin dicapai dan diwujudkan melalui pelaksanaan tugas. Rencana Strategis dimaksud merupakan landasan dan acuan bagi penyusunan rencana dan kegiatan seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik dalam kurun waktu Pelaksanaan tugas sebagaimana yang dilaporkan dalam LAKIP Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik ini merupakan gambaran hasil yang dicapai berdasarkan kinerja kegiatan masing-masing program yang dilaksanakan oleh seluruh pejabat dan staf di lingkungan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, segenap jajaran Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik telah berupaya secara maksimal untuk mewujudkan visi dan misi Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik melalui capaian-capaian tahunan, termasuk capaian kinerja sasaran strategis tahun Untuk itu, saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh pejabat dan staf di i

2 lingkungan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik atas dukungan dan kerja kerasnya sehingga program dan kegiatan yang telah kita rencanakan dapat terlaksana dengan baik. Harapan saya, kiranya kinerja kita semakin meningkat di Tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang, sehingga amanah nasional yang kita emban sebagai pejabat publik dapat kita pertanggungjawabkan penuh, baik kepada masyarakat, bangsa dan negara maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekian dan terima kasih. Jakarta, Maret 2013 DIREKTUR JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK, A. TANRIBALI L. ii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii RINGKASAN EKSEKUTIF iv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. DASAR HUKUM C. MAKSUD DAN TUJUAN D. GAMBARAN ORGANISASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI STRUKTUR ORGANISASI SUMBER DAYA ORGANISASI E. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI F. SISTEMATIKA PENYAJIAN BAB II PERENCANAAN STRATEGIS A. PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN Visi Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis B. RENCANA KINERJA TAHUN Rencana Kinerja Tahunan Indikator Kinerja Utama Penetapan Kinerja Pengukuran Pencapaian Sasaran BAB III AKUNTABILITAS SASARAN A. EVALUASI CAPAIAN KINERJA TAHUN B. ANALISA PERBANDINGAN CIAN KINERJA PERIODE TAHUN

4 C. AKUNTABILITAS KEUANGAN TAHUN BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN

5 BAB I PENDAHULUAN A.. LATAR BELAKANG Salah satu prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance) adalah akuntabilitas, dimana merupakan salah satu wujud komitmen organisasi penyelenggara Negara dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya dalam pelaksanaan kebijakan pada setiap akhir tahun. Kebijakan sesuai dengan tugas dan kewenangannya dipertanggungjawabkan kepada publik sebagai pemegang kedaulatan Negara sebagaimana diamanatkan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Ditegaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam mewujudkan Good Governance di lingkungan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik. Pada tahun 2012, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik melaksanakan program kerja secara bertahap melalui pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja sebagai pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Proses penyusunan dokumen perencanaan dan anggara tahunan dilakukan secara terpadu dengan berdasarkan program-program, khususnya bidang pembinaan kesatuan bangsa dan politik, serta mengacu kepada visi dan misi Ditjen Kesbangpol sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik , sehingga merupakan dokumen perencanaan yang saling sinergi dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Ditjen Kesbangpol. Sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang kemudian dijabarkan kedalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi 1

6 dan Nepotisme dijelaskan bahwa Akuntabilitas sebagai salah satu aspek umum penyelenggara negara adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat atau rakyat, sebagai pemegang kedaulatan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku. Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, khususnya upaya untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memerlukan suatu perencanaan yang strategis pada setiap program kegiatan agar apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan sasaran. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman yang matang dan terarah serta usaha yang maksimal dari setiap aparat, untuk berkomitmen mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan dan hasil akhir kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik. Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita semua untuk mengupayakan peran aktif, kerjasama, tanggungjawab dan kerja keras setiap unsur aparatur/staf Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik, yang dipergunakan sebagai modal dasar didalam mengemban visi dan misi. B.. DASAR HUKUM Penyusunan LAKIP Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 didasarkan : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2

7 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata kerja. C.. MAKSUD DAN TUJJUAN Maksud penyusunan LAKIP Ditjen Kesatuan Bangsa dan Poitik Tahun 2012 adalah: 1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis atas kinerja Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik kepada Menteri Dalam Negeri sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012; 2. Memberikan gambaran dan informasi atas capaian pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran dalam hal ini Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik; 3

8 3. Memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan dan/atau tingkat kegagalan capaian kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan kerja Ditjen Kesbangpol Tahun Tujuan Penyusunan LAKIP Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 adalah: 1. Mewujudkan pertangungjawaban Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012; 2. Memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja perencanaan program dan kegiatan maupun pemberdayaan sumber daya di lingkungan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik khususnya dan secara umum; 3. Terlaksananya program/kegiatan kerja secara efisien, efektif dan responsif serta tanggap terhadap kondisi penyelenggaraan pemerintahan bidang kesatuan bangsa dan politik; 4. Menyediakan laporan kepada pimpinan dalam pengambilan keputusan. D.. GAMBARAN ORGANIISASII 1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik berkedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang kesatuan bangsa dan poitik, yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Dalam Negeri. Adapun tugas pokok Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis dibidang kesatuan bangsa dan Politik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang kesatuan bangsa dan politik; b. pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa dan politik; 4

9 c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kesatuan bangsa dan politik; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesatuan bangsa dan politik; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik. 2. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana Permendagri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan didukung 1 orang Sekretaris Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik (Eselon II), 5 orang Direktur (Eselon II), dan dibantu 28 orang Kepala Bagian dan Kepala Sub Direktorat (Eselon III), 17 Kepala Sub Bagian dan 48 orang Kepala Seksi (Eselon IV), dan staf sebanyak 102 orang. Pejabat eselon I dan II di lingkungan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 1. Pejabat Eselon I dan Eselon II Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsadan Politik No. Jabatan Nama Pejabat 1. Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Drs. A. Tanribali L, SH 2. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Drs. Indra Baskoro 3. Direktur Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Dr. Didik Suprayitno, MM 4. Plt. Direktur Kewaspadaan Nasional Budi Prasetyo, SH 5. Direktur Ketahanan Seni, Budaya, Agama Budi Prasetyo, SH 5

10 dan Kemasyarakatan 6. Direktur Politik Dalam Negeri Drs. Lutfi, TMA, M.Si 7. Direktur Ketahanan Ekonomi Bahrum Alamsyah Siregar, SH, M.Si Sumber : Bagian Kepegawaian dan Perundang-undangan, Desember 2012 Tugas pokok dan fungsi satuan kerja di lingkungan Direktorat Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai berikut : a. Sekretariat Direktorat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Ditjen berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Kesatun Bangsa dan Politik. Sekretariat Ditjen mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif dan teknis kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas 4 (empat) bagian yaitu Bagian Perencanaan, Bagian Perundangundangan dan Kepegawaian, Bagian Keuangan dan Bagian Umum. Dan setiap Bagian terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian. Sekretariat Ditjen menyelenggarakan fungsi koordinasi dan penyusunan program dan anggaran; penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pengelolaan urusan kepegawaian; pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan pengelolaan perlengkapan, urusan tata usaha dan rumah tangga. b. Direktorat Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal. Direktorat Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik di Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan. Direktorat Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan terdiri atas 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian, yaitu Subdirektorat Ketahanan Ideologi Negara, Subdirektorat Wawasan Kebangsaan, Subdirektorat Bela Negara, Subdirektorat Nilai-Nilai Sejarah Kebangsaan, Subdirektorat Pembauran dan 6

11 Kewarganegaraan, dan Sub bidang Tata Usaha. Setiap Sub direktorat terdiri dari 2 (dua) Seksi. Direktorat Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan menyelenggarakan fungsi penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi ketahanan ideologi negara; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengembangan wawasan kebangsaan; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan bela negara penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pembinaan pembauran dan kewarganegaraan; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. c. Direktorat Kewaspadaan Nasional dipimpin oleh Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal. Direktorat Kewaspadaan Nasional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik di Bidang Kewaspadaan Nasional. Direktorat Kewaspadaan Nasional terdiri atas 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha, yaitu Subdirektorat Kewaspadaan Dini dan Kerjasama Intelijen Keamanan; Subdirektorat Bina Masyarakat Perbatasan Antar Negara; Subdirektorat Penanganan Konflik Pemerintahan; Subdirektorat Penanganan Konflik Sosial; Subdirektorat Pengawasan Orang Asing dan Lembaga Asing; dan Subbagian Tata Usaha. Direktorat Kewaspadaan Nasional menyelenggarakan fungsi penyiapan perumusan penyiapan kebijakan dan pelaksanaan serta fasilitasi kewaspadaan dini dan kerjasama intelejen keamanan; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta pemantauan masyarakat perbatasan dan tenaga kerja; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penanganan konflik pemerintahan; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penanganan konflik sosial; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan orang asing dan lembaga asing; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. d. Direktorat Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur 7

12 Jenderal. Direktorat Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik di bidang Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan. Direktorat Ketahanan Seni. Budaya, Agama dan Kemasyarakatan terdiri atas 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian, yaitu Subdirektorat Ketahanan Seni, Subdirektorat Ketahanan Budaya, dan Subdirektorat Agama dan Kepercayaan, Subdirektorat Organisasi Kemasyarakatan, Subdirektorat Masalah Sosial Kemasyarakatan serta Subbagian Tata Usaha. Setiap Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) Seksi. Direktorat Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan ketahanan seni budaya, agama dan kemasyarakatan; perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerukunan agama dan kepercayaan; perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembauran dan akulturasi budaya; perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan; perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanganan masalah sosial kemasyarakatan; dan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. e. Direktorat Politik Dalam Negeri dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal. Direktorat Politik Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik di bidang politik dalam negeri. Direktorat Politik Dalam Negeri terdiri atas 5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian, yaitu Subdirektorat Implementasi Kebijakan Politik, Subdirektorat Fasilitasi Kelembagaa Politik Pemerintahan, Subdirektorat Fasilitasi Kelembagaan Partai Politik, Subdirektorat Pendidikan Budaya Politik, Subdirektorat Fasilitasi Pemilihan Umum serta Subbagian Tata Usaha. Setiap Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) Seksi. 8

13 Direktorat Politik Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan politik; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi kelembagaan politik pemerintahan; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi kelembagaan partai politik; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pendidikan budaya politik; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi pemilihan umum, pemilihan umum presiden dan wakil presiden; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. f. Direktorat Ketahanan Ekonomi dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal. Direktorat Ketahanan Ekonomi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik di bidang ketahanan ekonomi dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Direktorat Ketahanan Ekonomi terdiri atas 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian, yaitu Subdirektorat Ketahanan Sumber Daya Alam dan Kesenjangan Perekonomian, Subdirektorat Ketahanan Perdagangan, Investasi, Fiskal dan Moneter, Subdirektorat Perilaku Perekonomian Masyarakat, Subdirektorat Ketahanan Lembaga Usaha Ekonomi serta Subbagian Tata Usaha. Setiap Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) Seksi. Direktorat Ketahanan Ekonomi menyelenggarakan fungsi penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi Ketahanan Sumber Daya Alam dan Kesenjangan Perekonomian; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi Ketahanan Perdagangan, Investasi, Fiskal dan Moneter; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi Perilaku Perekonomian Masyarakat; penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta monitoring dan evaluasi Ketahanan Lembaga Usaha Ekonomi; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 9

14 3. SUMBER DAYA ORGANISASI Jumlah personil Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik per Desember 2012 berjumlah 235 orang, dapat disajikan susunannya sebagai berikut : Tabel 2. PNS pada Ditjen Kesbangpol Tahun 2012 NO UNIT KERJA JUMLAH 1. Sekretariat 58 orang 2. Direktorat Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan 37 orang 3. Direktorat Kewaspadaan Nasional 38 orang 4. Direktorat Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasyarakatan 40 orang 5. Direktorat Politik Dalam Negeri 33 orang 6. Direktorat Ketahanan Ekonomi 29 orang Jumlah 235 orang Sumber : Bagian Kepegawaian dan Perundang-undangan, Desember 2012 Tabel 3. PNS pada Ditjen Kesbangpol Berdasarkan Pangkat Tahun 2012 NO UNIT KERJA JUMLAH 1. Golongan IV 38 orang 2. Golongan III 175 orang 3. Golongan II 22 orang 4. TNI/POL 0 orang Jumlah 235 orang Sumber : Bagian Kepegawaian dan Perundang-undangan, Desember

15 Tabel 4. PNS pada Ditjen Kesbangpol Tahun 2012 Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO UNIT KERJA JUMLAH 1. S3 2 orang 2. S2 61 orang 3. S1 120 orang 4. D3 8 orang 5. SLTA 39 orang 6. SLTP 3 orang 7. SD 2 orang Jumlah 235 Orang Sumber : Bagian Kepegawaian dan Perundang-undangan, Desember 2012 D.. ASPEK STRATEGIIS ORGANIISASII Beberapa tantangan kedepan dalam rangka menjaga proses konsolidasi demokrasi di Indonesia dan penegakan hukum, antara lain: (1) Pengembangan pola hubungan eksekutif dan legislatif dalam kerangka meningkatkan kualitas demokrasi; (2) Peran partai politik dan organisasi masyarakat sipil dalam melaksanakan agregasi politik, komunikasi politik, artikulasi politik, dan pendidikan politik bagi masyarakat; (3) Perbaikan proses politik melalui Pemilu dan Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) terkait penyiapan perangkat peraturan perundangan sesuai jadwal, peningkatan kapasitas dan kredibilitas lembaga penyelenggara pemilu, serta pemahaman dan kesadaran politik masyarakat yang lebih baik; (4) Peningkatan kepercayaan masyarakat terkait upaya menjaga nilai-nilai pluralisme atau kemajemukan bangsa, termasuk komitmen melindungi kebebasan beragama, keyakinan politik, latar belakang etnis dan sosial budaya, serta menghindari bentuk-bentuk kekerasan dalam penyelesaian permasalahan dalam masyarakat; (5) Penguatan lembaga-lembaga 11

16 penegak hukum dan indepedensinya yang semakin bersih dari berbagai kepentingan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; serta (6) Upaya pemberantasan korupsi yang didukung aparat penegak hukum yang memilki integritas. Selanjutnya, aktualisasi partai politik sebagai saluran utama aspirasi politik rakyat belum sepenuhnya dapat berlangsung dengan optimal karena berbagai kondisi partai politik secara internal serta perkembangan lingkungan eksternalnya. Masih terdapat kekecewaan masyarakat kepada partai politik, juga terhadap mekanisme kaderisasi partai politik yang masih belum berjalan baik. Padahal, partai politik merupakan salah satu unsur aktor politik dalam infrastruktur politik yang sangat penting dalam mengembangkan mekanisme demokrasi yang sedang berlangsung dalam sistem politik yang sedang dimantapkan. Dalam konteks tersebut, diperlukan upaya dan dukungan bagi partai politik sesuai dengan kriteria dan mekanisme yang ditetapkan dalam aturan perundang-undangan antara lain dengan mendorong dan memfasilitasi partai politik untuk terus menerus meningkatkan kapasitasnya dalam melaksanakan fungsinya melalui fasilitasi dan pemberian dukungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Memfasilitasi penyaluran bantuan keuangan partai politik hasil Pemilu 2009 setiap tahunnya. Pada sisi pendidikan politik masyarakat, serta penguatan persatuan dan kesatuan nasional, telah dilaksanakan fasilitasi pendidikan politik, pengembangan wawasan dan nilai-nilai kebangsaan, serta kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta peningkatan partisipasi politik di daerah, melalui kerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)/Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Lembagan Non Nirlaba (LNL). Terkait dengan upaya menjawab adanya kebutuhan payung hukum bagi penyusunan program-program pembangunan di daerah terkait penanganan dan pegelolaan konflik dalam rangka memelihara Stabilitas Politik dan Kesatuan Bangsa, antara lain: (1) Pemerintah bersama DPR telah menyelesaikan pembahasan RUU tentang Penanganan Konflik Sosial yang merupakan RUU inisiatif DPR dengan diterbitkannya UU No. 7 Tahun 2012, serta (2) diterbitkannya Permendagri No. 16 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah. 12

17 Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis dibidang kesatuan bangsa dan politik. Sebagai salah satu komponen yang memiliki kewenangan urusan pemerintah tersebut, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai hubungan kerja dengan Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penanganan masalah politik dalam negeri, masalah-masalah konflik sosial dan pemerintahan di daerah, dan dalam tataran penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kegiatan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan, pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan kapasitas aparatur di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, ketahanan seni, budaya, agama dan kemasyarakatan, politik dalam negeri, maupun di bidang ketahanan ekonomi. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik telah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan serta kebijakan yang berkaitan dengan penanganan masalah-masalah sosial dalam kehidupan di masyarakat melalui pembentukan forum-forum dimasyarakat seperti Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) serta memfasilitasi pembentukan komunitas intelejen di daerah dengan melibatkan instansi terkait di Daerah. Pembentukan forum-forum tersebut dimaksudkan untuk menjaga stabilitas politik dalam negeri di daerah. Hubungan kerja yang melibatkan pemerintahan daerah khususnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik setiap saat selalu melakukan koordinasi melalui Pusat Komunikasi Informasi (PUSKOMIN) yang berada di pusat dan masing-masing daerah untuk memantau perkembangan situasi dan kondisi daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik. Disamping itu Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik juga melibatkan elemen-elemen di masyarakat seperti Ormas/LSM/LNL di daerah dalam menjalankan kebijakan-kebijakan pusat melalui kegiatan kerjasama program 13

18 di bidang Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan serta Cinta Tanah Air serta memberikan izin pendirian kepada Ormas/LSM/LNL yang baru. Untuk itu peran Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik di Daerah sangatlah strategis khususnya dalam penanganan masalah-masalah yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban di masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI. E.. SIISTEMATIIKA PENYAJJIIAN Adapun sistematika penyajian LAKIP Ditjen Kesbangpol Tahun 2012, disusun sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai Latar Belakang singkat mengenai, Dasar Hukum, Maksud dan Tujuan, Gambaran Organisasi mengenai Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi dan SDM, Aspek Strategis Organisasi mengenai alasan pentingnya keberadaan organisasi serta Sistematika Penyajian. BAB II : PERENCANAAN KINERJA Bab ini akan menjelaskan Perencanaan Strategis Tahun yang memuat Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran, Program/Kegiatan Tahun 2012 dengan memuat Sasaran Strategis serta Rencana Kinerja Tahun 2012 mengenai Sasaran, Indikator Kinerja Utama dan Target. BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA Bab ini akan menjelaskan mengenai Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012, Indikator Kinerja Utama, Target dan Realisasi pada Tahun 2012 beserta Capaian Per-Sasaran juga alasan perolehan realisasi (perbandingan capaian kinerja berdasarkan IKU Sasaran dan Tujuan) serta Akuntabilitas Keuangan Per- 14

19 Sasaran atau Per-Program dengan format Pagu, Realisasi dan Persentase. BAB IV : PENUTUP Bab ini akan menjelaskan mengenai Kesimpulan serta Saran-Saran untuk meningkatkan perkembangan Capaian Kinerja yang akan datang. LAMPIRAN : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Tabel Realisasi Keuangan dan Capaian Realisasi Fisik Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun

20 BAB II PERENCANAAN STRATEGIS A.. PERENCANAAN STRATEGIIS TAHUN Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pemerintah harus dapat menempatkan posisinya sebagai katalisator dan motivator dalam menggerakkan sendi-sendi pemerintahan dalam tingkat pelayanan kepada masyarakat dan perwujudan pembangunan sebagai bentuk keterlibatan dan partisipasi masyarakat menuju tatanan pemerintahan yang baik (Good Governance). Apabila kondisi tersebut dapat berjalan selaras dan berkesinambungan, maka penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah pada good governance akan terwujud dan dapat berjalan dengan baik. Renstra Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan gambaran dan arahan kebijakan dan strategi pembangunan pada tahun sebagai tolok ukur dan alat bantu dalam melaksanakan tugas dan fungsi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang urusan dalam negeri. Dokumen ini berfungsi untuk menuntut segenap penyelenggara kegiatan dilingkungan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik untuk secara konsisten melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban dibidang pembinaan kesatuan bangsa dan politik. Penyusunan Renstra Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dimaksudkan sebagai panduan kerja operasional yang visioner, sekaligus sebagai instrumen pokok dalam keseluruhan kerangka manajemen program di lingkungan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik. Juga dimaksudkan dalam rangka penyiapan dokumen perencanaan pembangunan 5 tahunan, serta bertujuan untuk memantapkan terselenggaranya kegiatan-kegiatan prioritas sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dalam periode 5 Tahun kedepan, yang disesuaikan dengan dinamika dan tuntutan 16

21 perubahan yang ada dalam masyarakat, serta sinkronisasi perencanaan pembangunan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam mendukung kebijakan khususnya dan kebijakan pembangunan nasional pada umumnya. 1. Visi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Sebagai unsur pelaksana di bidang kesatuan bangsa dan politik, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik, dirumuskan visi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai cerminan peran dan kondisi yang ingin diwujudkan dimasa depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan sistem pemerintahan dan politik dalam negeri. Oleh karena itu sesuai dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa Tahun , Visi Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik adalah Terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa melalui sistem politik yang demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia" Pernyataan Visi tersebut, secara deskriptif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, merupakan salah satu tujuan sekaligus tantangan yang ingin diwujudkan oleh Ditjen Kesbangpol. Dimana tantangan ini juga akan menjadi dasar penentuan arah pembangunan politik dalam negeri kita ke depan yang pada dasarnya berdimensi dua yakni dimensi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa serta dimensi pembangunan sistem politik demokrasi. 2. Sistem Politik Demokratis, merupakan tujuan yang ingin diwujudkan oleh Ditjen Kesbangpol yaitu suatu tatanan kehidupan politik yang demokratis dengan tetap meletakkan kedaulatan di tangan rakyat melalui pengembangan politik dalam negeri dan sistem pemerintahan termasuk sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah kearah yang lebih demokratis. 17

22 3. Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), merupakan suatu komitmen utama yang harus diwujudkan bersama dalam rangka menegakkan persatuan dan kesatuan nasional dalam seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan, politik dalam negeri, pembangunan daerah dan pemberdayan masyarakat. 2. Misi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Untuk dapat mewujudkan Visi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui sistem politik yang demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka ditetapkan Misi Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai berikut : 1. Memelihara dan memantapkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Memantapkan sistem politik dalam negeri yang demokratis dalam negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Memantapkan wawasan kebangsaan, ideologi dan kewaspadaan nasional, pembauran bangsa, kesadaran dan kemampuan bela negara serta wawasan Ketahanan Ekonomi dalam tatanan Politik, Sosial, Budaya, dan Hukum segenap warga negara, dengan didukung berperannya institusi-institusi sosial dan budaya masyarakat bagi penguatan integrasi sosial. 3. Tujuan Strategis Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyatan visi dan misi tersebut diatas, Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik menetapkan tujuan yaitu Memperkokoh kesatuan dan persatuan nasional serta stabilitas politik dalam negeri yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 melalui pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat. Dimana tujuan tersebut merupakan tujuan ke-1 (satu) dari 9 (sembilan) tujuan Renstra

23 4. Sasaran Strategis Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Lebih lanjut Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik menetapkan 4 (empat) sasaran yang ingin dicapai dalam Renstra yang merupakan derivasi dari tujuan diatas adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres); 2. Meningkatnya Komitmen Pemangku Kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian berbagai persoalan masyarakat; 4. Meningkatnya kesadaran Warga Negara dalam partisipasi politik. Keempat sasaran tersebut, dicapai dengan indikator sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres), dengan indikator sasaran : a. Jumlah paket revisi undang-undang bidang politik khususnya revisi terbatas terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu. b. Indeks Kinerja Lembaga Demokrasi. c. Indeks Organisasi Kemasyarakatan. d. Indeks Kebebasan Masyarakat Sipil. e. Indeks Hak-Hak Politik. 2. Meningkatnya Komitmen Pemangku Kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dengan indikator sasaran yaitu Persentase kebijakan/peraturan perundangan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan. 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian persoalan kemasyarakatan, dengan indikator sasaran yaitu Persentase forum dialog publik yang efektif. 19

24 4. Meningkatnya kesadaran Warga Negara dalam partisipasi politik, dengan indikator sasaran yaitu Persentase peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan terkait 4 pilar negara (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI). B. RENCANA KINERJA TAHUN 2012 Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan jangka menengah sebagaimana yang diuraikan dalam Rencana Strategis Tahun dan mendukung kegiatan dan program pembangunan tersebut, dialokasikan pembiayaannya melalui Rencana Kerja Tahun 2012 yang merupakan acuan pelaksanaan kegiatan Kementerian untuk Tahun Anggaran 2012 yang berisi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan lingkup. Berangkat dari hal tersebut diatas, maka pada Tahun 2012 Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sebagai berikut: Tabel 5. RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK TAHUN ANGGARAN 2012 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) 1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres) 1. Jumlah revisi paket undangundang bidang politik khususnya revisi terbatas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu. 2. Indeks Kinerja Lembaga Demokrasi 3 (tiga) Dokumen Indeks Kebebasan Sipil Indeks Hak-Hak Politik 68 20

25 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) 2. Meningkatnya Komitmen Pemangku Kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian berbagai persoalan kemasyarakatan 4. Meningkatnya kesadaran Warga Negara dalam partisipasi politik. Persentase kebijakan/peraturan perundangan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan. Persentase forum dialog publik yang efektif Persentase peningkatan masyarakat dalam kegiatan terkait dengan 4 (empat) pilar negara (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI) 75% 75% 72,5% Berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tersebut Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 disusun Penetapan Kinerja (PK) Tahun Kemudian dianalisis dalam bentuk Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai intrumen dalam melakukan evaluasi dalam penyusunan LAKIP Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Utama Di Lingkungan Tahun merupakan parameter serta acuan dalam melaksanakan seluruh program dan kegiatan di lingkungan Ditjen Kesbangpol Tahun Anggaran 2012 yang juga merupakan kelanjutan dari indikator kinerja utama Ditjen Kesbangpol pada periode Renstra Tahun

26 Sebagaimana yang dijelaskan diatas, yang juga tertuang dalam Renstra dan Renstra Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik serta Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Dalam Negeri Tahun ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun sebagai berikut : NO. Tabel 6. Indikator Kinerja Utama Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA Meningkatnya kualitas penyelenggaraan demokrasi (Pemilu/Pilpres). 1. Jumlah paket revisi undang-undang bidang politik khususnya revisi terbatas terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu 2. Indeks Kinerja Lembaga Demokrasi 3. Indeks Kesehatan Masyarakat Sipil Rekap hasil finalisasi Daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dan Prolegnas Prioritas lingkup Kementerian Dalam Negeri 1. Dokumen Indeks Demokrasi Indonesia (BPS). 2. Dokumen Prosiding Seminar Mengukur Demokrasi Pengalaman Indonesia dan Internasional. 4. Indeks Kebebasan Sipil 3. Dokumen diskusi peer-review Penyempurnaan Indikator dan Metodologi Indeks Demokrasi Indonesia. 22

27 2. Meningkatnya Komitmen Pemangku kepentingan dalam persatuan menjaga dan kesatuan bangsa. 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian persoalan kemasyarakatan. 4. Meningkatnya kesadaran Warga Negara dalam partisipasi politik 5. Indeks Hak-Hak Politik 4. Progress report 6. Persentase kebijakan/peraturan perundangan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan 7. Persentase forum dialog publik yang efektif 8. Persentase peningkatan masyarakat dalam kegiatan terkait 4 pilar negara (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI). Pembentukan Pokja Demokrasi Indonesia (IDI) di Daerah. Implementasi peraturan perundangundangan bidang kesatuan bangsa dan politik. Laporan pelaksanaan sosialisasi, seminar, workshop yang dilaksanakan. 1. Laporan hasil pelaksanaan kerjasama program dalam rangka pendidikan politik dan wawasan kebangsaan dengan Ormas/LSM/LNL. 2. Laporan hasil pertemuan dengan Pemerintah daerah dan stakeholders di daerah. Sumber : Kepmendagri Nomor Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2010 tentang Penetapan IKU di Lingkungan Kemdagri 23

28 Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 diimplementasikan sebagaimana tabel 5 diatas, dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK) Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2012 sebagai Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik dengan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 13 Februari 2012 sebagaimana disajikan pada Tabel 6. Dimana Penetapan Kinerja Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik tersebut merupakan ikhtisar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2012 sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran Tabel 7. Penetapan Kinerja Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Meningkatnya kualitas 1. Jumlah paket revisi 3 (tiga) Dokumen penyelenggaraan demokrasi (Pemilu/Pilpres). undang-undang bidang politik khususnya revisi terbatas terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu 2. Indeks Kinerja 68 Lembaga Demokrasi 3. Indeks Kebebasan 79 Sipil 4. Indeks Hak-Hak Politik Meningkatnya Komitmen Pemangku kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Persentase kebijakan/peraturan perundangan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan 75% 24

29 3. Meningkatnya komunikasi dan dialog yang konstruktif antar anggota masyarakat dalam penyelesaian persoalan kemasyarakatan. 4. Meningkatnya kesadaran Warga Negara dalam partisipasi politik Persentase forum dialog publik yang efektif Persentase peningkatan masyarakat dalam kegiatan terkait 4 pilar negara (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI). 75% 72.5% Jumlah Anggaran : Rp ,- Program : Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik 25

30 Tabel 8. Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Ditjen Kesatuan Bangsa dan Poitik Tahun 2012 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN Semester I Semester II Meningkatnya komitmen pemangku kepentingan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. 1. Persentase kebijakan/peraturan perundangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan Pemangku Kepentingan 75% 40% 72% - Terlaksananya implementasi kebijakan/peraturan Bidang Kesbangpol di seluruh daerah dengan berbagai evaluasi dan kendala yang terjadi di daerah, antara lain: 1. Peraturan Bersama Menteri (PBM) antara Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah, dengan ditindaklanjuti pembentukan FKUB di 33 Provinsi, 329 Kab dan 88 Kota. Dengan pelaksanaan Rakornas FKUB yang dilaksanakan pada tanggal November 2012 di Hotel Sahid Jakarta, yang mengahasilkan salah satu rekomendasi untuk membentuk FKUB pada tingkat Kecamatan; 2. Permendagri No. 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No.11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah, sebagai tindak lanjut 26

31 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN Semester I Semester II Undang-Undang No.17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, dengan belum diikutinya perubahan organisasi yang dibentuk berdasarkan Permendagri tersebut. Sudah dilakukan pembentukan Kominda di tingkat Provinsi; 3. Permendagri No. 49 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah dan Permendagri Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing di Daerah, dimana terdapat urusan wajib yang belum didukungnya SOTK yang melaksanakan urusan wajib dimaksud (kesbangpol); 4. Permendagri No. 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi/Kab/Kota, dimana di dalam permendagri tersebut fungsi dari Kesbangpol tidak atau kurang tegas disebutkan; 5. Permendagri No. 64 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian, dengan belum terakomidirnya atau tidak disertakannya pendelegasian penandatanganan surat rekomendasi penelitian. 6. Permendagri No. 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini 27

32 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN Semester I Semester II Masyarakat di Daerah, dengan pembentukan FKDM pada tingkat Provinsi dan 246 Kab/Kota, beberapa kendala antara lain minimnya alokasi anggaran utk kegiatan FKDM baik dari APBN/APBD; 2. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan proses demokrasi (Pemilu/Pilpres). 2. Jumlah revisi paket Undang-Undang Bidang Politik Khususnya Revisi Terbatas Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu 3 Dokumen 1 (satu) Dokumen - Tersusunnya Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, yang merupakan hasil revisi 20% - Tersusunnya Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) insiatif pemerintah terkait Undang- Undang Nomor42 Tahun 2008 tentang Pemilu 7. Permendagri No. 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran di Daerah, yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) pada tingkat Prov/Kab/Kota; - Dalam rangka pelaksanaan implementasi/sosialisasi dan monitoring sampai pada tingkat Kab/Kota terkendala belum tersedianya alokasi dana APBD. - Pembahasan terhadap Undang- Undang ini mengalami keterlambatan dikarenakan pada waktu yang bersamaan terdapat pembahasan Undang-Undang yang lebih diprioritaskan waktu penyelesaiannya 28

33 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN Semester I Semester II terbatas dari Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Presiden dan Wakil Presiden, yang direncanaka n draft baru diserahkan DPR RI pada bulan Januari % - Tersusunnya Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) insiatif pemerintah terkait Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yang direncanaka n draft baru diserahkan DPR RI pada bulan Januari

34 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN Semester I Semester II Indeks Kinerja - Kelembagaan demokrasi merupakan Lembaga Demokrasi satu-satunnya aspek dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Tahun 2011 yang mengalami kenaikan nilai, hal tersebut disebabkan adanya kenaikan nilai indeks pada variabel Peran DPRD dan Peran Partai Politik; - Angka tersebut merupakan hasil pengukuran indeks pada Tahun 2011 sedangkan untuk Tahun 2012 sedang dalam tahap pengukuran (oleh Bappenas); - Adapun capaian kinerja Ditjen Kesbangpol Tahun 2012 dalam hal kelembagaan demokrasi antara lain: 1. Tersusunnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik; 2. Tersusunnya Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahunn 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Parpol; yang ditindaklanjuti dengan revisi Permendagri Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Parpol, yang saat ini sedang tahap finalisasi dengan Biro Hukum; 30

35 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN Semester I Semester II Tersusunnya Permendagri No. 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi/Kab/Kota; 4. Tersusunnya rumusan tentang sistem pengembangan kapasitas bagi 9 (sembilan) Parpol melalui kegiatan Workshop dan Lokakarya Nasional tentang Peningkatan Kapasitas Parpol bagi pengurus Parpol; 5. Tersusunnya aplikasi Data base dan manual teknis parpol; 6. Tersalurkannya Bantuan Keuangan kepada 9 Parpol hasil pemilu 2009 yang mendapatkan kursi di DPR RI; 7. Tersusunnya rumusan tentang pola kemitraan antara parpol dengan lembaga eksekutif dalam pelaksanaan pendidikan politik; 8. Terlaksananya pertemuan dan tersedianya dokumen dalam rangka fasilitasi pelaksanaan bantuan keuangan parpol; 9. Terlaksananya 90 (sembilan puluh) kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dalam peningkatan kapasitas perempuan bidang pendidikan politik. 31

Governance dituntut adanya sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Governance dituntut adanya sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan kinerja disusun sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan untuk memenuhi Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Berau LAKIP 2013 BAB I PENDAHULUAN

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Berau LAKIP 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Salah satu prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance) adalah akuntabilitas, dimana merupakan salah satu wujud komitmen organisasi penyelenggara Negara dalam mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 Rencana Kerja Tahun 2018 Badan Kesbangpol Prov. Kalsel 1 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT, i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan hidayah-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kesatuan Bangsa

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI ii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------- i DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KATA PENGANTAR PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua, sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN TENTANG E PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN 2014 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana kerja (Renja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. (Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan pedoman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rencana kerja (Renja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. (Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan pedoman dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana kerja (Renja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas, baik dalam progam dan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) www.kpud-banyumaskab.go.id PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS www.kpud-banyumaskab.go.id PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS PENETAPAN

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN

Lebih terperinci

L K I P LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

L K I P LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 L K I P LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK JALAN SUPRATMAN NO. 44 BANDUNG TLP. (022) 7206174 FAX. (022) 7106286 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM Jakarta, 19 November 2015 AMANAT PEMBUKAAN UUD NKRI 1945 PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA

Lebih terperinci

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR TAHUN

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Blitar dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Blitar

Lebih terperinci

KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI RIAU. NIZHAMUL, SE,MM Pembina Utama Muda NIP

KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI RIAU. NIZHAMUL, SE,MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya Rencana Strategis (Renstra) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Riau Tahun 2014-2018 sebagai dokumen

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Kesbangpol dan Linmas Aceh didirikan berdasarkan Qanun no. 5 tahun 2007 tentang susunan organisasi dan tata kerja, dinas, lembaga teknis daerah dan lembaga daerah

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015

KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015 ISU-ISU STRATEGIS INSTANSI VERTIKAL PELAKSANA URUSAN P E MERINTAHAN UMUM OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015 AMANAT UUD 1945

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahwa Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( RENJA SKPD ) tahun 2015 ini adalah merupakan dokumen perencanaan jangka pendek tahunan, dalam rangka merealisasikan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG DRAFT PER TGL 15 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI

Lebih terperinci

Balikpapan, Februari 2016 Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Balikpapan, Astani Pembina Tingkat I NIP

Balikpapan, Februari 2016 Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Balikpapan, Astani Pembina Tingkat I NIP Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenannya Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Balikpapan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tahunan Tahun, sesuai Peraturan

Lebih terperinci

( L A K I P )

( L A K I P ) PEMERINTAH KOTA MALANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2015 ( L A K I P - 2015 ) BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA MALANG Jl. A. Yani No 98 Malang Telp. (0341) 491180

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

b. perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan; c. perumusan kebijakan teknis di bidang Kewaspadaan Nasional; d. perumus

b. perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan; c. perumusan kebijakan teknis di bidang Kewaspadaan Nasional; d. perumus BAB XXXI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 615 Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan : 1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2012 Kata Pengantar Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG - 1 - BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat 1. V i s i Sesuai dengan peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330 SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) 21157 21003 21125 21090 21001 21000 Fax. (0421) 24330 Kode Pos 91122 PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KANTOR KESATUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Puji syukur dipersembahkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 98 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 98 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 98 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU INDIKATOR KINERJA INDIVIDU 1. JABATAN : BIDANG INTEGRASI BANGSA 2. TUGAS : Pengembangan ideologi,wawasan kebangsaan, pembauran dan bela negara 3. FUNGSI : a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BLITAR INSPEKTORAT Jalan Imam Bonjol Nomor 9 Blitar KATA PENGANTAR Sebagai bentuk telah terlaksananya suatu capaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG Page 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Kantor Kesatuan Bangsa Politik Kota Padang telah menyusun rencana kerja tiap tahunnya sebagai implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci