MEKANISME PELAKSANAAN PRA-MUSRENBANG NASIONAL 2015
|
|
- Susanto Susanto
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MEKANISME PELAKSANAAN PRA-MUSRENBANG NASIONAL 05 Disampaikan Oleh: Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Kementerian PPN/Bappenas Dalam Acara: Rakorbangpus II dan Pembukaan Pra-Musrenbangnas 05 Jakarta, 5 April 05
2 KERANGKA PAPARAN Rangkaian Pelaksanaan Musrenbangnas 05 Hasil Pelaksanaan Multilateral Meeting (Koordinasi Lintas Sektor/Lintas K/L) Hasil Pelaksanaan Musrenbang Provinsi 05 Isu Strategis Per Provinsi Pelaksanan e-musrenbang Pelaksanaan Pra-Musrenbangnas 05 Mekanisme Pelaksanaan Teknis Pembagian Forum dan Layout Persidangan Slide -
3 AGENDA TAHAPAN RANGKAIAN MUSRENBANGNAS 05 Forum Ratek/ Rakernis KL ( Maret April) Musrenbangprov ( Maret 3 April 05 ) Pembahasan Angka Dasar Persiapan Pagu Indikatif (3-5 Maret) Multilateral Meeting (7 & 30 Maret) Rakorbangpus I dan Forum Konsultasi Bappeda (6 Maret 05) Forum Konsultasi Publik (9 April 05) Persiapan Pagu Indikatif (Lanjutan ) (3 Maret 0 April) Ratas Pagu Indikatif (3 April) Rakorbangpus II (5 April) Trilateral Meeting (5 April 5 Mei) Rakor Khusus Papua & Papua Barat oleh Pemda (7 Mei 05) Pra Musrenbangnas (6-4 April) Penutupan Pramusrenbangnas (8 April) Musrenbangnas (9 April) Finalisasi RKP 06 (9-0 Mei) Sidang Kabinet Rancangan Akhir RKP 06 (3 Mei 05) Perpres RKP 06 (8 Mei 05) TINDAK LANJUT PEMBAHASAN RKP 06 DI DPR Slide - 3
4 RANGKAIAN PELAKSANAAN MUSRENBANGNAS 05 RAKORBANGPUS I FORUM KONSULTASI BAPPEDA hasil ditindaklanjuti RAKORBANGPUS II ditindaklanjuti MULTILATERAL MEETING Koordinasi perencanaan Multi Sektor atau Multi K/L ditindaklanjuti MUSRENBANG PROVINSI Isu Strategis Provinsi e-musrenbang (Usulan Kegiatan dari Pemerintah Provinsi) PRA MUSRENBANGNAS hasilnya ditindaklanjuti Sinkronisasi Hasil Multilateral Meetting dengan Usulan Kegiatan per Provinsi TRILATERAL MEETING (antara Bappenas K/L Kemen Keuangan) dilanjutkan dengan MUSRENBANGNAS dilanjutkan dengan PASCA MUSRENBANGNAS dilanjutkan dengan FINALISASI HASIL TRILATERAL MEETING (antara Bappenas K/L Kemen Keuangan) RANCANGAN AKHIR RKP 06 Slide - 4
5 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL HASIL PEMBAHASAN MULTILATERAL MEETING LINTAS/MULTI K/L
6 HASIL PEMBAHASAN MULTILATERAL MEETING LINTAS/MULTI K/L Koordinasi Perencanaan Multilateral/Multi-Sektor/Multi K/L telah dilaksanakan pada tanggal 7 3 Maret 05, meliputi: Kedaulatan pangan Kedaulatan energi Kemaritiman Industri/Kawasan Industri Pariwisata Revolusi mental Pembangunan Kawasan Perbatasan Pembangunan Daerah Tertinggal Hasil pembahasan multilateral meeting tersebut akan disinkronkan dengan usulan kegiatan yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi (hasil Musrenbangprov) pada Forum Pra-Musrenbangnas. Slide - 6
7 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING KEDAULATAN PANGAN (/) Slide - 7
8 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING KEDAULATAN PANGAN (/) Slide - 8
9 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING KEDAULATAN ENERGI Slide - 9
10 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI (/) Slide - 0
11 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI (/) Slide -
12 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL (/) Slide -
13 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL (/) Slide - 3
14 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING REVOLUSI MENTAL (/3) Slide - 4
15 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING REVOLUSI MENTAL (/3) Slide - 5
16 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING REVOLUSI MENTAL (3/3) Slide - 6
17 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING KEMARITIMAN (/3) Slide - 7
18 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING KEMARITIMAN (/3) Slide - 8
19 CONTOH HASIL FORUM MULTILATERAL MEETING KEMARITIMAN (3/3) Slide - 9
20 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL HASIL MUSRENBANG PROVINSI 05 Isu Strategis per Provinsi Pelaksanan e-musrenbang
21 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI ACEH. Penurunan angka kemiskinan dan pengangguran;. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat; 3. Ketahanan pangan dan nilai tambah; 4. Peningkatan infrastruktur, investasi dan pengembangan kawasan-kawasan strategis; 5. Reformasi birokrasi, Dinul Islam, adat istiadat dan budaya serta keberlanjutan perdamaian. Slide -
22 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG. Memantapkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah. Akselerasi pembangunan pertanian dan kelautan untuk mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional 3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan 4. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan pendidikan dan kesehatan 5. Memantapkan reformasi birokrasi dan meningkatkan kualitas pelayanan aparatur 6. Mendukung stabilitas kamtibmas dan meningkatkan kualitas pelayanan perijinan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif 7. Mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif serta meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM 8. Memantapkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan meningkatkan kesiagaan penanggulangan bencana Slide -
23 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI. Pengembangan ekonomi rakyat, investasi dan kepariwisataan.. Ketahanan pangan (pengembangan pertanian dan kebutuhan Alsintan, pengembangan indutri hilir hasil pertanian) dan SDA serta lingkungan hidup. 3. Penataan tata kelola pemerintahan yang baik. 4. Penggalakan KB dan Pengembangan Ekonomi Kreatif. 5. Pengembangan Jalur evakusi di wilayah Gunung Kerinci. 6. Pemeliharaan Bendungan Tebo dan penyelesaian pembangunan PLTU Tebo. 7. Peningkatan Infrastruktur wilayah (mis: jalan nasional dan kereta api) dan pelayanan umum. 8. Peningkatan pelayanan pasokan energi listrik. 9. Pendidikan, Kesehatan dan sosial Budaya (mis:peningkatan SDM untuk SMK Pertanian). Slide - 3
24 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Pengembangan industri pengolahan perikanan dan kelautan serta pariwisata secara berkelanjutan guna mendukung sektor kemaritiman. Peningkatan produksi dan produktifitas pertanian, serta kemandirian dan ketahanan pangan masyarakat 3. Peningkatan konektifitas antarwilayah dan antarpulau serta sarana dan prasarana dasar masyarakat 4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan, mitigasi bencana alam dan perubahan iklim 5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan berbudaya 6. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik Slide - 4
25 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA. Peningkatan kehidupan beragama, penegakan hukum, penguatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan 3. Peningkatan aksesibilitas dan pelayanan kesehatan 4. Peningkatan infrastruktur dan pengembangan wilayah mendukung daya saing perekonomian 5. Peningkatan produksi, produktifitas dan daya saing produk pertanian, kelautan dan perikanan 6. Peningkatan produksi, produktifitas dan daya saing produk pertanian, kelautan dan perikanan 7. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahun dan penerapan teknologi, inovasi dan kreatifitas daerah 8. Peningkatan ekonomi kerakyatan 9. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan rakyat miskin 0. Mendukung dan mendorong kebijakan nasional di daerah, dengan fokus : pengendalian impor pangan, penanggulangan kemiskinan pertanian, reformasi agraria, dan pembangunan agribisnis kerakyatan melalui bank khusus Slide - 5
26 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT Pengamalan Agama dan ABS-SBK Dalam Kehidupan Masyarakat. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat. Pengembangan Pertanian Berbasis Kawasan dan Komoditi Unggulan. 6. Pengembangan Industri Olahan, Perdagangan, UMKM, dan Iklim Investasi 7. Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya 8. Penurunan Tingkat Pengangguran, Kemiskinan, dan Daerah Tertinggal. 9. Pembangunan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat. 0. Penanggulangan Bencana Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup. Slide - 6
27 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA BARAT. Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan serta pasokan energi listrik.. Peningkatan pelayanan penyediaan dan distribusi air bersih. 3. Peningkatan kualitas sanitasi masyarakat. 4. Revitalisasi pasar rakyat. 5. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan dan sarana pendidikan. 6. Peningkatan partisipasi lama sekolah di kabupaten. 7. Pembangunan ekonomi pertanian. Slide - 7
28 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH. Percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran berdimensi kewilayahan;. Peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan daerah; 3. Peningkatan kualitas hidup masyarakat dan perluasan cakupan layanan sosial dasar; 4. Optimalisasi pembangunan infrastruktur dan pengembangan teknologi guna meningkatkan daya saing daerah; 5. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dalam upaya pemulihan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta pengurangan potensi ancaman bencana; 6. Peningkatan pelayanan publik, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan, dan peningkatan kondusivitas wilayah. Slide - 8
29 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA. Peningkatan pelayanan infrastruktur dasar dan transportasi. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. 3. Penguatan ekonomi masyarakat lokal. 4. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha. 5. Penguatan ketahanan pangan. 6. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan perlindungan sosial. 7. Pelestarian sumber daya alam. 8. Pengembangan kapasitas dan tata kelola pemerintahan. Slide - 9
30 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI BALI. Peningkatan produktivitas sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan mendukung kedaulatan pangan.. Peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untuk meningkatkan pendapatan per kapita. 3. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan untuk mendorong akses permodalan usaha (investasi). 4. Peningkatan porsi belanja modal pemerintah daerah untuk menstimulasi kegiatan perekonomian masyarakat. 5. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan suplai kelistrikan. Slide - 30
31 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Pudarnya Jati diri. Pelayanan publik dan kepastian hukum 3. Partisipasi politik dan keamanan ketertiban masyarakat 4. Kualitas pendidikan, kesehatan, dan masalah kesejahteraan sosial 5. Daya saing produk lokal, kemiskinan dan pengangguran 6. Kerjasama dan konektifitas antarwilayah 7. Perubahan iklim dan bencana Slide - 3
32 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT.. 3. Peningkatan jalan di kawasan perbatasan: Tanjung Datu Perbatasan Kaltara. Peningkatan infrastruktur mercusuar perbatasan negara di Tanjung Datu, Camar Bulan. Pembangunan pangkalan militer di Paloh, Kab. Sambas untuk upaya antisipasi ancaman keamanan RI di Laut China Selatan. 4. Peningkatan peran dan fungsi pengamanan perbatasan di Entikong, termasuk dalam hal kepabeanan. 5. Peningkatan pelayanan dan distribusi pasokan energi listrik sehingga tidak ada lagi pemadaman bergilir di seluruh wilayah Kabupaten/Kota. 6. Peembangunan pelabuhan ekspor-impor, termasuk pembangunan pelabuhan internasional (Pelindo II) di Pantai Kijing, Kab. Mempawah untuk mendukung kegiatan bongkar muat kontainer peti kemas di Pelabuhan Pontianak. 7. Peningkatan sarana-prasana perikanan tangkap di sepanjang Selat Karimata guna mengoptimalkan potensi perikanan, termasuk hilirisasi industri perikanan. 8. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan secara menyeluruh, termasuk di daerah terpencil dan perbatasan. 9. Penataan Kawasan Perkotaan di Kota Pontianak untuk mewujudkan kota perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. 0. Pembangunan Jembatan Kapuas 3. Penyediaan lahan pertanian baru untuk mendukung kedaulatan pangan.. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan perlindungan sosial berbasis adat. Slide - 3
33 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Pembangunan Pelabuhan pelabuhan trisakti. Akses Jalan dan Jembatan janal kandangan-batulicin; jembatan barito kuala; akses jalan Kalsel dengan wilayah timur 3. Pemenuhan Energi PLTU asam-asam unit 5 & 6 4. Peningkatan Kelas Jalan jalan kelas 3 menjadi jalan kelas diseluruh, terutama ruas Banjarmasin-Tabalong dan Banjarmasin Kota Baru Slide - 33
34 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Mewujudkan dan peningkatan nilai Daya Saing Ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan energi terbarukan 3. Peningkatan infrastruktur dasar yang berkualitas bagi masyarakat secara merata 4. Tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan dan berorientasi pada pelayanan publik 5. Peningkatan kualitas lingkungan yang baik dan sehat serta berperspektif perubahan iklim Slide - 34
35 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI UTARA.. 3. Pembangunan Infrastruktur dasar Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Peningkatan akses pelayanan dasar di daerah kepulauan, perbatasan dan terpencil 4. Kedaulatan Maritim 5. Penanganan tindak kriminal (konflik warga antar kampung, narkoba, miras, perempuan dan anak) 6. Strategi penanganan bencana dan cuaca iklim ekstrim 7. Tindak lanjut pilkada 05 dan pilkada tahun Ketahanan pangan dan energi baru terbarukan 9. Peningkatan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan 0. Sanitasi permukiman. Penerapan kualiti manajemen sistem di bidang jasa dan produk untuk mengantisipasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Slide - 35
36 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI BARAT. Penguatan Pelayanan dan Aksesibilitas Pendidikan. Penguatan Pelayanan dan Aksesibilitas Kesehatan Ibu dan Anak 3. Penanggulangan Penduduk Miskin 4. Cakupan dan Kualitas Pelayanan Infrastruktur Jalan dan Air Baku 5. Cakupan dan Kualitas Sanitasi dan Air Bersih 6. Pengembangan Kawasan Strategis Destinasi Wisata Sulawesi Barat 7. Penguatan Ketahanan Pangan, Agroindustri dan Daya Saing 8. Penguatan Profesionalisme SDM Aparatur di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah 9. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak Slide - 36
37 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN. Pengembangan ekonomi Kerakyatan. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayan serta pembangunan kesehatan 3. Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah 4. Pengembangan kawasan strategis 5. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan Slide - 37
38 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA. Peningkatan konektivitas antar daerah, melalui peningkatan kualitas: jalan dan jembatan; pelabuhan; dan bandara.. Peningkatan pelayanan infrastruktur dasar dan peningkatan sanitasi masyarakat, termasuk peningkatan pelayanan air bersih. 3. Peningkatan investasi dan hilirisasi industri pengolahan, melalui: pemenuhan infrastruktur; permudah perijinan; ciptakan iklim tenaga kerja yang kondusif bagi investasi; meninjau kembali Perda yang bermasalah. 4. Peningkatan ketaatan masyarakat Papua terhadap hukum. 5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta penguatan Otsus. 6. Mewujudkan sumber daya manusia Papua yang sehat, berprestasi dan berahlak mulia. 7. Pengembangan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal. 8. Peningkatan pendekatan pembangunan berbasis adat/budaya. Slide - 38
39 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI MALUKU Pembangunan jalan Trans Maluku Pembangunan Bandara Tepa, Bandara Banda dan Bandara Arara Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kawasan perbatasan Penguatan rencana Pulau Maluku sebagai lumbung ikan nasional (pembangunan cold storage) Penambahan jumlah kapal perintis Pengembangan desa wisata di 30 desa se-provinsi Maluku Pembangunan lahan sawah baru dan optimalisasi lahan kering Pembangunan pelabuhan perikanan daerah prioritas di lokasi sentra perikanan terpadu sebanyak 4 pelabuhan Pembangunan sekolah satu atap berasrama dan tempat pelatihan keterampilan Pengembangan sarana prasarana SUPM/ SMA Perikanan Maluku Pembangunan dan rehabilitasi situs cagar budaya dan museum Pengembangan Puskesmas menjadi Rumah Sakit (RS) Pratama Pengembangan RS Daerah Maluku sebagai RS Pendidikan Peningkatan peralatan dasar untuk RS regional Penataan pemukiman masyarakat pesisir yang didukung dengan sarana perikanan budidaya di daerah perbatasan Slide - 39
40 HASIL REKAP APLIKASI E-MUSRENBANG (USULAN KEGIATAN DARI PEMERINTAH PROVINSI) Aplikasi e-musrenbang 05 dibangun sebagai instrumen untuk menyandingkan/menyelaraskan/mensinkronkan usulan kegiatan dari Pemerintah Provinsi dengan Rencana Kerja K/L dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 06. Usulan kegiatan strategis daerah merupakan usulan kegiatan dari SKPD Kabupaten/Kota yang telah memperoleh verifikasi dari Bappeda Kabupaten/Kota dan Bappeda Provinsi sebelum diusulkan kepada Pemerintah Pusat. Sebagian besar usulan kegiatan dari Pemerintah Daerah tersebut merupakan usulan kegiatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung implementasi program kedaulatan pangan (sekitar 4%) dan pembangunan kawasan industri (3%); pengembangan kualitas sumberdaya manusia, yaitu pendidikan (0,3%) dan kesehatan (8,8%). Sementara itu, sisanya merupakan usulan kegiatan yang terkait dengan program prioritas nasional lainnya, seperti: pengembangan pariwisata, pembangunan daerah perbatasan dan daerah teringgal dan lainnya. Slide - 40
41 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MEKANISME PELAKSANAAN PRA-MUSRENBANGNAS 05
42 MEKANISME PELAKSANAAN PRA MUSRENBANGNAS (/) Pra Musrenbangnas diselenggarakan untuk membahas sinergi K/L dan Daerah terhadap pencapaian sasaran Agenda Prioritas Nasional (Nawa Cita), yang dibagi dalam kelompok pembahasan agenda: () Revolusi Mental; () Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Kedaulatan Pangan; (5) Kedaulatan Energi; (6) Maritim; (7) Industri dan Pariwisata; (8) Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal. Setiap kelompok agenda pembahasan terdiri dari beberapa K/L terkait dan wakil dari setiap Provinsi terkait untuk membahas masing-masing program/kegiatan K/L yang akan disinkronkan/diselaraskan dengan usulan daerah. Setiap sesi membahas materi persandingan usulan provinsi dan Rencana Kegiatan K/L yang telah dikelompokan dalam pencapaian target prioritas nasional (Nawa Cita). Pembahasan akan diakhiri dengan penandatangan kesepakatan pembahasan oleh Bappeda Provinsi, beberapa K/L terkait, dan Koordinator Sidang Kelompok (Deputi/Direktur Bappenas). Slide - 4
43 MEKANISME PELAKSANAAN PRA MUSRENBANGNAS (/) Forum Pra-Musrenbangnas diadakan selama 7 hari (tanggal 6-4 April 05). Jumlah Provinsi yang akan melakukan pembahasan per hari sebanyak 4-5 Provinsi, dan yang dibahas adalah per provinsi dalam tiap sesi pembahasan. Kementerian/Lembaga (K/L) yang hadir adalah K/L sebagai lead sector tiap agenda Nawa Cita dan K/L yang memiliki program/kegiatan pendukung pencapaian Nawa Cita. Alokasi waktu,5 jam untuk setiap pembahasan (dimulai pukul berakhir pukul 7.0). Slide - 43
44 TERIMA KASIH
45 PANDUAN MEKANISME PRA-MUSRENBANGNAS UNTUK DEPUTI KOORDINATOR Deputi Koordinator Kelompok Sidang memastikan pembahasan difokuskan pada setiap sasaran agenda nawa cita. Deputi koordinator didampingi oleh Direktur sektor inti dan Kepala Biro Perencanaan Kementerian/Lembaga Penanggung Jawab Agenda (Lead Sector) : Karoren Kementan utk Kedaulatan Pangan, Karoren Kemen ESDM utk Kedaulatan Energi, Karoren KKP untuk Kemaritiman, Karoren Kemen Pariwisata, Karoren Kemen Perindustrian, dan Sekdenas KEK utk Pariwisata dan Industri, Karoren Kemenbuddikdasmen utk Revolusi Mental dan Pendidikan, Karoren Kemenkes untuk Kesehatan, Karoren BNPP dan Karoren Kemendes PDTT utuk Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal. Para Direktur sektor terkait lainnya juga mendampingi dalam setiap kelompok sesuai dengan kelompok pembahasan, apabila ada beberapa kelompok yang memerlukan pendampingan, maka kelompok lain dapat menugaskan Kasubdit/Staf terkait. Deputi Koordinator mempersilahkan Kepala Biro Perencanaan K/L Penanggung Jawab Agenda (Lead Sector) untuk menyampaikan kebijakan dan distribusi sasaran yang akan dicapai di provinsi yang bersangkutan pada tahun 06 (misal: berapa luas, berapa ton produksi, berapa panjang, berapa jumlah, dan di kabupaten/kota mana) secara singkat. Deputi Koordinator akan mengarahkan jalannya diskusi untuk melakukan konfirmasi terhadap Sasaran Nawa Cita berdasarkan Program K/L dan usulan dari pemerintah daerah serta Sasaran Nawa Cita berdasarkan lokasi. Deputi Koordinator menugaskan staf di lingkungannya untuk menjadi Notulis: Notulis- bertugas mengoperasikan matrik E-Musrenbang sebagai materi diskusi, Notulis- bertugas untuk mencatat jalannya diskusi Slide - 45
46 TUGAS K/L PENANGGUNG JAWAB AGENDA (LEAD SECTOR) DALAM MENDAMPINGI DEPUTI KOORDINATOR Menyiapkan data distribusi sasaran pencapaian agenda Nawa Cita : (i) Revolusi Mental, (ii) Kedaulatan Pangan, (iii) Kedaulatan Energi, (iv) Maritim, (v) Pariwisata dan Industri, (vi) Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal, dan (vii) Pendidikan, dan (viii) Kesehatan pada setiap provinsi/wilayah untuk tahun 06 secara singkat. Membantu Deputi Koordinator untuk melengkapi penjelasan/tanggapan mengenai kebijakan dan strategi pencapaian agenda Nawa Cita di setiap provinsi/wilayah. Sebagai Lead Sector, mengawal komitmen dukungan Kementerian/ Lembaga lainnya dan komitmen Pemda dalam pencapaian agenda Nawa Cita secara terintegrasi. Slide - 46
47 PANDUAN MEKANISME PRA-MUSRENBANGNAS UNTUK PEMERINTAH DAERAH Setiap sesi pembahasan Pemerintah Daerah diberikan kesempatan melibatkan maksimal 0 orang (Bappeda Provinsi diperkenankan melibatkan SKPD Provinsi terkait dengan kelompok agenda). Apabila ada sesi dimana satu provinsi harus membahas di kelompok agenda dalam waktu/sesi bersamaan, untuk itu perlu diatur perwakilan Bappeda Provinsi dan SKPD Provinsi terkait untuk masuk di dua kelompok agenda tersebut. Masing-masing Provinsi maksimal 0 orang. Juru bicara dalam diskusi adalah Bappeda Provinsi, sedangkan SKPD Provinsi diperkenankan berbicara singkat sepanjang diberikan kesempatan oleh Bappeda Provinsi. Setelah selesai membahas satu agenda perwakilan Kepala Bappeda atau yang mewakili akan mendatangani Berita Acara Kesepakatan. Setelah Provinsi selesai membahas satu kelompok agenda akan bergerak ke kelompok agenda lainnya sesuai jadwal. Slide - 47
48 PANDUAN MEKANISME PRA-MUSRENBANGNAS UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA Setiap sesi, Kementerian/Lembaga menugaskan Biro Perencanaan dan/atau Unit Teknis-nya untuk hadir dalam kelompok agenda yang memerlukan dukungan program/kegiatan dari Kementerian/Lembaga tersebut (lihat distribusi peserta forum). Terhadap kementerian/lembaga yang menjadi penanggung jawab agenda (lead sector), Kepala Biro Perencanaan mendampingi Deputi Koordinator Sidang Kelompok. Terhadap Kementerian/Lembaga yang diperlukan dalam beberapa kelompok agenda sedapat mungkin menugaskan pejabat/staf yang dapat mengambil keputusan. Setiap perubahan sesi, Kementerian/Lembaga akan tetap berada dalam ruang kelompok, yang berpindah ruang adalah Pemerintah Daerah. Setelah selesai membahas satu provinsi perwakilan Kementerian/Lembaga akan mendatangani Berita Acara Kesepakatan. Slide - 48
49 PEMBAGIAN RUANG PERSIDANGAN PRA-MUSREMBANGNAS 05 NO KELOMPOK PEMBAHASAN Pariwisata dan Industri (4 Kawasan Industri & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal 3 Kemaritiman SG 4 4 Kedaulatan Pangan SG 5 5 Kesehatan SS 6 Pendidikan SS 7 Kedaulatan Energi SS 3 8 Revolusi Mental SS 4 RUANG SG SG 3 Slide - 49
50 REKAP PESERTA PRA MUSRENBANGNAS 05 (/3) PERSIDANGAN No Kementerian/Lembaga () () Ruang Jumlah Peserta A Pemda Deputi Koordinator 3 Direktorat di Bappenas 4 Penanggung Jawab Ruangan 5 Asisten/Notulis e-musrenbang 6 Asisten GIS B KSP Perusahaan Milik Pemerintah (BUMN)* 3 Kemenko Perekonomian 4 Kemenko PMK 5 Kemenko Kemaritiman 6 Kemenko Polhukam C Pertanian Agraria dan Tata Ruang 3 Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4 Desa, PDT dan Transmigrasi 5 Perdagangan 6 Perindustrian 7 Koperasi dan UKM 8 Komunikasi dan Informatika 9 Pariwisata 0 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Perhubungan BUMN Jumlah Pariwisata Kawasan Forum Jumlah dan Perbatasan Kedaulatan Kedaulatan Revolusi Kemaritiman Kesehatan Pendidikan yang Orang Industri (4 dan Daerah Pangan Energi Mental Diikuti Tiap KL KI & 8 KEK) Tertinggal KL (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (0) () () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS Slide - 50
51 REKAP PESERTA PRA MUSRENBANGNAS 05 (/3) PERSIDANGAN No Kementerian/Lembaga () () Ruang Jumlah Peserta Kelautan dan Perikanan Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Agama Hukum dan HAM PAN RB Kejaksaan Republik Indonesia KPK Dalam Negeri Sosial Pemuda dan Olah Raga Pemberdayaan Peremp. Dan Perl. Anak BKKBN Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Ekonomi Kreatif BKPM Luar Negeri BNPP Kesehatan BIG Ketenagakerjaan Keuangan Jumlah Pariwisata Kawasan Forum Jumlah dan Perbatasan Kedaulatan Kedaulatan Revolusi Kemaritiman Kesehatan Pendidikan yang Orang Industri (4 dan Daerah Pangan Energi Mental Diikuti Tiap KL KI & 8 KEK) Tertinggal KL (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (0) () () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS Slide - 5
52 REKAP PESERTA PRA MUSRENBANGNAS 05 (/3) PERSIDANGAN No Kementerian/Lembaga () () Ruang Jumlah Peserta 35 KOMNAS HAM 36 POLRI 37 Pertahanan 38 BPPT 39 BPOM 40 Sekdenas KEK 4 LIPI Jumlah Pariwisata Kawasan Forum Jumlah dan Perbatasan Kedaulatan Kedaulatan Revolusi Kemaritiman Kesehatan Pendidikan yang Orang Industri (4 dan Daerah Pangan Energi Mental Diikuti Tiap KL KI & 8 KEK) Tertinggal KL (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (0) () () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS (*) Peserta Perusahaan BUMN menyesuaikan dukungan kegiatan di tiap kelompok pembahasan. misal: - PT. PLN mengikuti pembahasan di Kelompok Kedaulatan Energi, Pariwisata dan Industri, serta Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal - PT. Pelindo I dan PT. Pelindo II mengikuti pembahasan di Kelompok Pariwisata dan Industri, Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal, serta Kemaritiman - Dan Lain-lain. Slide - 5
53 PEMBAGIAN FORUM PRA-MUSRENBANGNAS 05
54 HARI DAN Hari I (Kamis, 6 April 05) Ruang Kelompok Pembahasan () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS (3) () Pariwisata dan Industri ACEH (4 KI & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan SUMUT Daerah Tertinggal SUMBAR Kemaritiman BENGKULU Kedaulatan Pangan JAMBI Kesehatan ACEH Pendidikan SUMUT Kedaulatan Energi SUMBAR Revolusi Mental (4) JAM (5) (6) (7) (8) Daftar Provinsi SUMBAR BENGKULU SUMUT JAMBI ACEH ACEH JAMBI SUMBAR BENGKULU SUMUT SUMUT SUMBAR BENGKULU JAMBI ACEH BENGKULU ACEH SUMUT SUMBAR BENGKULU JAMBI ACEH JAMBI ACEH SUMUT SUMBAR BENGKULU JAMBI BENGKULU JAMBI ACEH SUMUT SUMBAR SUMUT SUMBAR BENGKULU JAMBI Hari II (Jumat, 7 April 05) Ruang Kelompok Pembahasan () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS 4 () Pariwisata dan Industri (4 KI & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Kemaritiman Kedaulatan Pangan Kesehatan Pendidikan Kedaulatan Energi Revolusi Mental JAM (5) (6) (7) (8) (3) (4) JATIM DIY JABAR DKI DKI DKI JATIM DIY JABAR DIY JABAR DIY JATIM DKI JABAR DIY DKI JABAR DIY JATIM DKI JABAR JATIM DKI JABAR DIY JATIM DKI DIY JATIM DKI JABAR DIY JATIM JABAR JATIM Daftar Provinsi Tidak Ada Pembahasan Pada Kelompok Tersebut Slide - 54
55 HARI 3 DAN 4 Hari III (Senin, 0 April 05) Ruang Kelompok Pembahasan () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS (3) () Pariwisata dan Industri RIAU (4 KI & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan BABEL Daerah Tertinggal SUMSEL Kemaritiman LAMPUNG Kedaulatan Pangan KEPRI Kesehatan RIAU Pendidikan BABEL Kedaulatan Energi SUMSEL Revolusi Mental (4) JAM (5) (6) (7) (8) Daftar Provinsi SUMSEL LAMPUNG BABEL KEPRI RIAU RIAU KEPRI SUMSEL LAMPUNG BABEL BABEL SUMSEL LAMPUNG KEPRI RIAU LAMPUNG RIAU BABEL SUMSEL LAMPUNG KEPRI RIAU KEPRI RIAU BABEL SUMSEL LAMPUNG KEPRI LAMPUNG KEPRI RIAU BABEL SUMSEL BABEL SUMSEL LAMPUNG KEPRI (7) (8) Daftar Provinsi Hari IV (Selasa, April 05) Ruang Kelompok Pembahasan () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS 4 () Pariwisata dan Industri (4 KI & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Kemaritiman Kedaulatan Pangan Kesehatan Pendidikan Kedaulatan Energi Revolusi Mental JAM (5) (6) (3) (4) KALTIM KALSEL KALTARA KALBAR KALTENG KALTIM KALBAR KALTIM KALTENG KALSEL KALTARA KALBAR KALSEL KALTARA KALTENG KALTIM KALBAR KALSEL KALBAR KALSEL KALTARA KALTENG KALTIM KALTARA KALTIM KALBAR KALSEL KALTARA KALTENG KALTIM KALTENG KALTIM KALBAR KALSEL KALTARA KALTENG KALTARA KALTENG KALTIM KALBAR KALSEL KALBAR KALSEL KALTARA KALTENG Tidak Ada Pembahasan Pada Kelompok Tersebut Slide - 55
56 HARI 5 DAN 6 Hari V (Rabu, April 05) Ruang Kelompok Pembahasan () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS 4 () Pariwisata dan Industri (4 KI & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Kemaritiman Kedaulatan Pangan Kesehatan Pendidikan Kedaulatan Energi Revolusi Mental (3) (4) BANTEN BALI JATENG BALI NTB NTT BANTEN JATENG BALI JAM (5) (6) (7) (8) Daftar Provinsi NTB JATENG NTT BANTEN BANTEN NTT BALI NTB JATENG JATENG BALI NTB NTT BANTEN NTB BANTEN JATENG BALI NTB NTT BANTEN NTT BANTEN JATENG BALI NTB NTT NTB NTT BANTEN JATENG BALI JATENG BALI NTB NTT (7) (8) Daftar Provinsi Hari VI (Kamis, 3 April 05) Ruang Kelompok Pembahasan () SG SG 3 SG 4 SG 5 SS SS SS 3 SS (3) GORONTALO () Pariwisata dan Industri (4 KI & 8 KEK) Kawasan Perbatasan dan SULTENG Daerah Tertinggal Kemaritiman SULBAR SULUT Kedaulatan Pangan SULSEL Kesehatan GORONTALO Pendidikan SULTENG Kedaulatan Energi SULBAR Revolusi Mental (4) JAM (5) (6) SULBAR SULUT SULTENG SULSEL GORONTALO GORONTALO SULSEL SULBAR SULUT SULTENG SULTENG SULBAR SULUT SULSEL GORONTALO SULUT GORONTALO SULTENG SULBAR SULUT SULSEL GORONTALO SULSEL GORONTALO SULTENG SULBAR SULUT SULSEL SULUT SULSEL GORONTALO SULTENG SULBAR SULTENG SULBAR SULUT SULSEL Tidak Ada Pembahasan Pada Kelompok Tersebut Slide - 56
SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015 Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Jakarta, 10 April 2015 AGENDA
Lebih terperinciMekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017
Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus
Lebih terperinciMekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Mekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017
Lebih terperinciMekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 Oleh : Deputi Bidang Pengembangan Regional Jakarta,
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017
Lebih terperinciProses dan Mekanisme Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2010 dalam rangka Penyusunan RKP 2011
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Proses dan Mekanisme Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2010 dalam rangka Penyusunan RKP 2011 Kedeputian Bidang Pengembangan Regional
Lebih terperinciTINDAK LANJUT RAKORBANGPUS 2017 : PENYELESAIAN PAGU INDIKATIF K/L 2018
REPUBLIK INDONESIA TINDAK LANJUT RAKORBANGPUS 2017 : PENYELESAIAN PAGU INDIKATIF K/L 2018 Oleh: Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian Perencanaan
Lebih terperinciNOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH Jl.Pramuka No.33 Jakarta 320 Telepon 02-8584863 Faksimile 02-8590332 NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4//207 Tanggal
Lebih terperinciMULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL Deputi Bidang Pengembangan Regional Jakarta, 14
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciPADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA
PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinciWORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)
WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:
Lebih terperinciIMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc Plt.
Lebih terperinciDRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016
DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciSINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG
SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciPERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
1 PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara PPN/Bappenas Workshop Sinkronisasi Program Pembangunan Bidang Geologi: Optimalisasi Peran
Lebih terperinciPAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017
PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciDr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama
Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciPENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh: MENTERIDALAMNEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Bangka Tengah, 7 April 207 2 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL (Pasal
Lebih terperinciKEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL
Lebih terperinciKERANGKA PRIORITAS NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KERANGKA NASIONAL REFORMA AGRARIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan
PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)
Lebih terperinciMULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral
Lebih terperinciPENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011
PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011 ARAHAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN TINGKAT NASIONAL (MUSRENBANGNAS) 28 APRIL 2010
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD JAKARTA, 28 JANUARI 2010 Pendekatan Pengembangan Wilayah PU Pengembanga n Wilayah SDA BM CK Perkim BG AM AL Sampah
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi
Lebih terperinciDeputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B. Ikwanuddin Mawardi
Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B Ikwanuddin Mawardi Jakarta, 17 April 2013 Diagram Alur Rakorsus P4B dengan Musrenbang Rakorsus P4B Musrenbang RPJM 2010-2014
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,
Lebih terperinciPUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015
PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2015
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciDr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018
LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI 1. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI MK 2018 2. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN
Lebih terperinciStrategi UKM Indonesia
Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in
Lebih terperinciPEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING Oleh : Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.
Lebih terperinciASOSIASI PEMERINTAH DAERAH
ASOSIASI PEMERINTAH DAERAH OPTIMALISASI PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PILKADA SERENTAK MELALUI DESK PILKADA Oleh DR. SUMARSONO, MDM. DIRJEN OTONOMI DAERAH DIRJEN OTONOMI DAERAH Disampaikan Pada
Lebih terperinciUPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional
UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL KERANGKA PROSES DAN MEKANISME REVITALISASI MUSRENBANG 2011
1 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL KERANGKA PROSES DAN MEKANISME REVITALISASI MUSRENBANG 2011 DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Sambutan Pembukaan
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Sambutan Pembukaan RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN PUSAT (RAKORBANGPUS) KE-II PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN
Lebih terperinciMultilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa
Lebih terperinciPEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT
Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)
Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan
Lebih terperinciHASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS
Lebih terperinciPEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN
Lebih terperinciMUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta, 30 April 2018 2 Pendahuluan: Agenda Penyusunan RKP 2019 Januari
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak negara di dunia, karena dalam negara maju pun terdapat penduduk miskin. Kemiskinan identik dengan
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. #Energi Berkeadilan. Disampaikan pada Pekan Pertambangan. Jakarta, 26 September 2017
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral #Energi Berkeadilan Disampaikan pada Pekan Pertambangan Jakarta, 26 September 2017 1 #EnergiBerkeadilan Untuk Kesejahteraan Rakyat, Iklim Usaha dan Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTEMUAN TIGA PIHAK PENYUSUNAN RKP 2018 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERTEMUAN TIGA PIHAK PENYUSUNAN RKP 2018 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah
Lebih terperinciIr. ISMINTARTI, M.Si. Kepala Bidang Program dan Materi, Pusat Pelatihaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigraasi
Ir. ISMINTARTI, M.Si. Kepala Bidang Program dan Materi, Pusat Pelatihaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigraasi EVALUASI : NEGARA KAYA POTENSI SUMBER DAYA ALAM MENGAPA,
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.
Lebih terperinciAKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:
AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi
Lebih terperinciPEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015
PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA
Lebih terperinciALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016
KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana
Lebih terperinciSiaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017
Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017 Kementerian PPN/Bappenas menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas)
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala RAKORBANGPUS Jakarta, 7 April 2010
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DALAM RANCANGAN RKP 2017
11/05/2016 15:46 ARAH KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DALAM RANCANGAN RKP 2017 Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, April 2016 1 ARAHAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN DANA
Lebih terperinciISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012 DIREKTUR PENGEMBANGAN WILAYAH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Jakarta, 10 Maret 2011 OUTLINE
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciPengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014
Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 A. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciSosialisasi Desk Pembahasan Musrenbangnas 2017
Sosialisasi Desk Pembahasan Musrenbangnas 2017 Direktorat Otonomi Daerah Bappenas Jakarta, 18 April 2017 1 11 April 12-21 April (6 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi
Lebih terperinciVIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN
185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN No.60/Kpts/RC.110/4/08 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN.60/Kpts/RC.0//08 TENTANG SATUAN BIAYA MAKSIMUM PEMBANGUNAN KEBUN PESERTA PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DI LAHAN KERING TAHUN 008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, baik negara ekonomi berkembang maupun negara ekonomi maju. Selain pergeseran
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciRapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018
REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciPAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012
No Kode PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012 Nama Satuan Kerja Pagu Dipa 1 4497035 DIREKTORAT BINA PROGRAM 68,891,505.00 2 4498620 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JATENG 422,599,333.00
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik
KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciYang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing
SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN 3 PROVINSI (SULAWES SELATAN, SULAWESI TENGAH
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
- 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah
Lebih terperinciNAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA
2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN
KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciKOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciPAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23
Lebih terperinciRencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa Disampaikan oleh: Direktur Perkotaan dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciSABER PUNGLI SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENDUKUNG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL SATGAS SABER PUNGLI
SATGAS SABER PUNGLI SABER PUNGLI SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENDUKUNG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL SATGAS SABER PUNGLI Jakarta, 23 Maret 2017 COMPANY PROFILE 2 PENGERTIAN PUNGLI? ADALAH PENGENAAN BIAYA
Lebih terperinciPENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017
PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PELAKSANAAN PENYALURAN 1. Penyaluran melalui KPPN dilaksanakan berdasarkan PMK nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan
Lebih terperinci