TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL Room Occupancy Rate of Hotels DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi

1 Katalog BPS: TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL Room Occupancy Rate of Hotels DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL Room Occupancy Rate of Hotels DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

3 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Room Occupancy Rate of Hotel Daerah Istimewa Yogyakarta Catalog Number of BPS Number of Publication Number of pages pages Manuscripts /Commerce and Services Statistic Sub Division Distribution Statistic Division Cover /Commerce and Services Statistic Sub Division Distribution Statistic Division Published by BPS - Statistics of Daerah Istimewa Yogyakarta Province Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of part of this book for commercial purposes without permission from BPS statistics of Daerah Istimewa Yogyakarta

4 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Room Occupancy Rate of Hotel Daerah Istimewa Yogyakarta TIM PENYUSUN / COMPILING TEAM Penanggung Jawab Umum / : J. Bambang Kristianto, MA General in Charge Penanggung Jawab Teknis / : Ir. Haryono, M.Si. Technical in Charge Editor/Editor : Chatarina Budi Anggarini, S.ST Penulis/Writer : Nur Mujib, S.ST Pengolah Data/ Data Processor : Nur Mujib, S.ST Penyiapan Draft/ Draft Designer : Nur Mujib, S.ST

5 KATA PENGANTAR Salah satu indikator untuk mengetahui produktivitas hotel atau akomodasi lainnya dapat dilihat dari angka tingkat penghunian kamar hotel (TPK). Publikasi Tingkat Penghunian Kamar Hotel Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Publikasi ini berisi informasi mengenai tingkat penghunian kamar hotel, jumlah wisatawan yang berkunjung, rata-rata lama menginap tamu dan informasi perhotelan lainnya yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi tentang produktivitas perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak terutama pihak hotel atas bantuan dan kerja samanya. Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan/ penyempurnaan isi penerbitan yang akan datang sangat diharapkan. Yogyakarta, Juni 2015 Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kepala, J. Bambang Kristianto, MA NIP Tingkat Penghunian Kamar Hotel DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY i

6 PREFACE One indicator to determine the productivity of hotels or other accommodations can be seen from the figure of the hotel room occupancy rate (ROR). The Publication of Room Occupancy Rate of Hotel is an annual publication published by BPS- Statistics of Daerah Istimewa Yogyakarta Province. This publication consists of information covering the number of room occupancy rates, guests visiting and staying, room night occupied, average length of stay and other information of hotels. Hopefully, it can fulfill the need of information on hotel s productivity in Daerah Istimewa Yogyakarta. We would like to express our gratitude to all parties involved for their help and cooperation, especially to the hotel managers, in giving the accurate data. Comment and suggestions to improve the contents of this publication are always welcome. Yogyakarta, Juny 2015 BPS - Statistics of Daerah Istimewa Yogyakarta Head, J. Bambang Kristianto, MA NIP ii Tingkat Penghunian Kamar Hotel DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

7 ABSTRAKSI Publikasi Tingkat Penghunian Kamar Hotel diterbitkan setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data tersebut dikumpulkan setiap bulan secara sensus untuk hotel bintang dan secara sampel untuk usaha hotel non bintang. Jumlah responden sebanyak 252 responden, terdiri dari 71 hotel bintang dan 181 hotel non bintang/akomodasi lain yang ada. Banyaknya objek dan daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Aspek stabilitas ekonomi dan politik juga mempengaruhi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi obyek daerah tujuan wisata. Jumlah tamu yang datang dan menginap pada tahun mengalami peningkatan sebesar 1,76 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada tercatat kunjungan wisatawan yang menginap di hotel sebanyak orang terdiri dari orang wisatawan mancanegara dan orang wisatawan nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 71 hotel bintang dan hotel melati/non bintang dan usaha akomodasi lain di seluruh DIY pada. Dari sejumlah wisatawan yang datang sebanyak 38,22 persen menginap di hotel bintang, dan sebanyak 61,78 menginap pada jenis akomodasi lain. Rata-rata lama menginap tamu pada hotel bintang mencapai 1,76 malam, sedangkan rata-rata lama menginap tamu pada akomodasi lainnya mencapai 1,26 malam. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada hotel bintang mengalami peningkatan, dari 56,20 persen pada tahun 2013 menjadi 57,18 persen pada tahun. Sementara TPK akomodasi lainnya turun dari 30,02 persen menjadi 28,98 persen. Tingkat Penghunian Kamar Hotel DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY iii

8 ABSTRACT Publication of Room Occupancy Rate of Hotel is published annually by BPS-Statistics of Daerah Istimewa Yogyakarta Province. The data were collected monthly by listing to all classified hotels and drawing sample to non-classified hotels. There were 252 respondents consisting of 71 star hotels and 181 non-star hotels/ other accommodations. The number of objects and tourist attraction in Daerah Istimewa Yogyakarta have absorbing tourists visit, both foreign tourists and travelers. Aspects of economic and political stability also affects the attraction of tourists to visit tourist destination object. Political and economic stability aspects influencing the tourist attention to visit the tourism objects. The situation reflected in the number of guests that come and stay in experience an increase of 1.76 percent over the previous year. In is recorded tourist staying at the hotel as much as 3,877,771 persons consisting of the 202,659 of foreigners and 3,675,112 domestic tourists. Tourism in the form of DIY include tours of MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), cultural tours, nature tours, special interest tours, and various other tourist facilities, such as resorts, hotels, and restaurants. There are 71 listed star hotels and 1,067 non stars and other accommodations around the DIY in. The number of tourists coming as much as percent stay at star hotels and percent stay in other types of accommodation. The average long-stay guests at star hotels reached 1.76 nights, while the average long-stay guests at other accommodations reached 1.26 nights. The Room Occupancy Rate (ROR) on star hotels has increased, from percent in 2013 to percent in. Other accommodation down from ROR percent to percent. iv Tingkat Penghunian Kamar Hotel DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

9 DAFTAR ISI/CONTENTS Halaman/page KATA PENGANTAR/PREFACE... ABSTRAKSI/ABSTRACTS... DAFTAR ISI/CONTENTS... DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES... DAFTAR TABEL/LIST OF TABLES... i/ii iii/iv v vi vii BAB I. PENDAHULUAN/INTRODUCTION... 1 BAB II. RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN /SCOPE AND COVERAGE 3 BAB III. CARA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA/DATA COLLECTION AND PROCESSING METHOD... 3 BAB IV. BEBERAPA KONSEP DAN DEFINISI/CONCEPTS AND DEFINITIONS... 5 BAB V. PENYAJIAN DATA/DATA PRESENTATION... 8 BAB VI. ULASAN SINGKAT/HIGHLIGHT... 9 a. Jumlah wisatawan/the Number of Tourists... 9 b. Banyaknya Malam Tamu/The Number of Staying Guest c. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri/Average Length of Stay of Foreign and Domestic Tourists 13 d. Tingkat Penghunian Kamar (TPK)/Room Occupancy Rate e. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate f. Rata-rata Tamu per Kamar /Average Guest Per Room TABEL-TABEL/TABLES Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel-DIY v

10 DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES Gambar 1. Figure 1. Gambar 2. Figure 2. Banyaknya Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Number of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification Banyaknya Malam Tamu Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Number of Guest Night of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification Gambar 3. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Figure 3. Average Length of Stay of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification Gambar 4. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara menurut Kelas Hotel Bintang, Figure 4. Average Length of Stay of Foreign Tourists by the Star Hotel Classification Gambar 5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Kelas Hotel, Figure 5. Room Occupancy Rate by Hotel Classification Gambar 6. Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Kelas Hotel Bintang, Figure 6. Room Occupancy Rate by the Star Hotel Classification, Gambar 7. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel menurut Kelas Hotel, figure 7. Bed Occupancy Rate by Hotel Classification, Gambar 8. Rata-rata Tamu per Kamar menurut Kelas Hotel, Figure 8. Guest Per Room by Hotel Classification, vi Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel-DIY

11 DAFTAR TABEL/LIST OF TABLES A HOTEL BINTANG DAN HOTEL NON BINTANG / STAR HOTELS AND NON-STAR HOTELS Tabel 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Table 1. Number of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification, Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Mancanegara menurut Kelas Hotel, Table 1.1. Number of Foreign Tourists by Hotel Classification, Tabel 1.2. Jumlah Wisatawan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Table 1.2. Number of Domestic Tourists by Hotel Classification, Tabel 2. Table 2. Banyaknya Malam Tamu Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Number of Guest Nights of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification, Tabel 2.1. Banyaknya Malam Tamu Mancanegara menurut Kelas Hotel, Table 2.1. Number of Guest Nights of Foreign Tourists by Hotel Classification, Tabel 2.2. Banyaknya Malam Tamu Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Table 2.2. Number of Guest Nights of Domestic Tourists by Hotel Classification, Tabel 3. Table 3. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Average Length of Stay of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification, Tabel 3.1. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara menurut Kelas Hotel, Table 3.1. Average Length of Stay of Foreign Tourists by Hotel Classification, Tabel 3.2. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Table 3.2. Average Length of Stay of Domestic Tourists by Hotel Classification, Tabel 4. Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Kelas Hotel, Table 4. Room Occupancy Rate by Hotel Classification, Tabel 5. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel menurut Kelas Hotel, Table 5. Bed Occupancy Rate by Hotel Classification, Tabel 6. Rata-rata Tamu per Kamar menurut Kelas Hotel, Table 6. Guest per Room by Hotel Classification, Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel-DIY vii

12 Tabel 7. Table 7. Persentase Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, Percentage of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification, B HOTEL BINTANG /STAR HOTEL Tabel 8. Table 8. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel Bintang, Number of Foreign and Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, Tabel 8.1. Jumlah Wisatawan Mancanegara menurut Kelas Hotel Bintang, Table 8.1. Number of Foreign Tourist by the Star Hotel Classification, Tabel 8.2. Jumlah Wisatawan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel Bintang,.. 37 Table 8.2. Number of Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, Tabel 9. Table 9. Tabel 9.1. Table 9.1. Tabel 9.2. Table 9.2. Tabel 10. Table 10. Tabel Table Tabel Table Banyaknya Malam Tamu Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel Bintang, Number of Guest Nights of Foreign and Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, Banyaknya Malam Tamu Mancanegara menurut Kelas Hotel Bintang, Number of Guest Nights of Foreign Tourists by the Star Hotel Classification, Banyaknya Malam Tamu Dalam Negeri menurut Kelas Hotel Bintang, Number of Guest Nights of Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel Bintang, Average Length of Stay of Foreign and Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara menurut Kelas Hotel Bintang, Average Length of Stay of Foreign Tourists by the Star Hotel Classification, Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel Bintang, Average Length of Stay of Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, Tabel 11. Tingkat Penghunian Kamar menurut Kelas Hotel Bintang, Table 11. Room Occupancy Rate by the Star Hotel Classification, viii Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel-DIY

13 Tabel 12. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur menurut Kelas Hotel Bintang,.. 45 Table 12. Bed Occupancy Rate by the Star Hotel Classification, Tabel 13. Rata-rata Tamu per Kamar menurut Kelas Hotel Bintang, Table 13. Guest Per Room Hotel by the Star Hotel Classification, Tabel 14. Table 14. Persentase Tamu Mancanegara dan Dalam Negeri menurut kelas Hotel Bintang, Percentage of Foreign and Domestic Tourists by the Star Hotel Classification, C HOTEL NON-BINTANG/NON-STAR HOTEL Tabel 15. Table 15. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Number of Foreign and Domestic Tourists by Non-Star Hotel and Room Group, Tabel Table Tabel Table Tabel 16. Table 16. Jumlah Wisatawan Mancanegara pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Number of Foreign Tourists by Non-Star Hotel and Room Group, Jumlah Wisatawan Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Number of Domestic Guests by Non-Star Hotel and Room Group, Banyaknya Malam Tamu Mancanegara dan Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Number of Guest Nights of Foreign and Domestic Tourists by Non- Star Hotel and Room Group, Tabel Banyaknya Malam Tamu Mancanegara pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Table Number of Guest Nights of Foreign Tourists by Non-Star Hotel and Room Group, Tabel Table Tabel 17. Table 17. Tabel Table Banyaknya Malam Tamu Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Number of Guest Nights of Domestic Tourists by Non-Star Hotel and Room Group, Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Average Length of Stay of Foreign and Domestic Tourists by Non- Star Hotel and Room Group, Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Average Length of Stay of Foreign Tourists by Non-Star Hotel and Room Group, Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel-DIY ix

14 Tabel Table Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Average Length of Stay of Domestic Tourists by Non-Star Hotel and Room Group, Tabel 18. Tingkat Penghunian Kamar Hotel pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Table 18. Room Occupancy Rate by Non-Star Hotel and Room Group, Tabel 19. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel pada hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Table 19. Bed Occupancy Rate by Non-Star Hotel and Room Group, Tabel 20. Rata-rata Tamu per Kamar Hotel pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Table 20. Guest Per Room by Non-Star Hotel and Room Group, Tabel 21. Table 21. Persentase Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri pada Hotel Non Bintang menurut Kelompok Kamar, Percentage of Foreign and Domestic Tourists by Non -Star Hotel and Room Group, x Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel-DIY

15 BAB I. PENDAHULUAN CHAPTER I. INTRODUCTION Sektor pariwisata mempunyai peran penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia. Sektor pariwisata memiliki peran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam rencana pembangunan nasional. Hal tersebut menyebabkan pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan memperluas dan memanfaatkan sumber serta potensi pariwisata daerah. Secara umum pariwisata mempunyai andil dalam meningkatkan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, dan kesempatan berusaha khususnya bagi masyarakat sekitar. Kegiatan pariwisata bagi Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan, terutama dalam pemasukan devisa serta lebih memperkenalkan identitas budaya dan keindahan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada dua aspek stabilitas yang memperkuat daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata. Pertama adalah stabilitas politik yang memberikan perasaan aman dan kebebasan wisatawan mancanegara untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar Daerah Tujuan Wisata (DTW) khususnya, sedangkan stabilitas ekonomi memberikan kemudahan untuk melakukan perjalanan dan akses wisata lainnya. Dua keadaan ini rupanya belum tercapai maksimal, sehingga sektor wisata belum mencapai seperti yang diharapkan. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, seperti pusat budaya dan wisata alam yang sangat menarik sehingga diharapkan menjadi andalan utama untuk The tourism sector has an important and strategic role in the Indonesian economic. The role of tourism to improve the welfare of people in national development plans. Therefore, the management and development of tourism should be continued and enhanced. For example by expand and exploiting the potential of tourism. Tourism also contributed as a driver of economic development is quite dominant in increasing regional income, job creation, and business opportunities which in turn will occur and the distribution of income will introduce more arts and culture and beauty of Daerah Istimewa Yogyakarta. There are two stability aspects reinforcing the tourist attention to visit the tourism objects. Political stability gives comfort and freedom for foreign tourist to socialize the community around the tourist objects, while the economic stability gives easiness to do the travel and other tourist access. As these two conditions do not seem to be maximize reached yet, the tourism sector has not progressed as we hope. Daerah Istimewa Yogyakarta is potential for tourism, like cultural center and natural resorts. These features promote the businesses in accommodation. Therefore, tourism sector is expected to be the main power increasing the regional income. These conditions encourage enterpreneurs to add or expand their business facilities and accomodation. Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 1 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

16 meningkatkan pendapatan daerah. Kondisi ini mendorong para pengusaha untuk menambah fasilitas dan atau mengembangkan usaha akomodasinya. Perkembangan industri pariwisata dapat diketahui melalui indikator yang dihasilkan oleh statistik perhotelan, seperti tingkat penghunian kamar, jumlah kamar yang terjual/digunakan, rata-rata lama menginap serta perkembangan jumlah kamar hotel/akomodasi. Data tersebut sebagian besar tersedia di dalam publikasi statistik perhotelan tahun sehingga dapat dijadikan bahan perencanaan dan evaluasi baik oleh pemerintah, swasta maupun para pengusaha hotel/akomodasi untuk menentukan kebijakan di dalam usaha mereka. Pengumpulan data statistik perhotelan didasarkan pada nama dan alamat perusahaan yang dihasilkan dari kegiatan inventarisasi akomodasi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten/ Kota. Pada Publikasi ini usaha akomodasi dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu hotel bintang dan non bintang. Hotel non bintang mencakup di dalamnya usaha akomodasi lainnya seperti wisma, penginapan, motel, penginapan remaja, dan losmen. The prospect of tourism industry can be seen from the indicators presented in hotel statistics, such as the occupancy rate of hotel rooms, the number of the rooms occupied, the average length of stay of the guests, and the progress of the number of hotels/other accommodations. Data related to the above matters are presented in this hotel statistics publication, so that it can be used as references for the government, nongovernment institution, and for hotel entrepreneurs to set their policies in promoting their business. The collection of these hotel statistical data was based on the address of hotels obtained from the listing of accommodations conducted by officers of BPS-Statistics of City/Regency. In this publication, the various types of accommodation were classified into two groups, namely the classified hotels (star hotels) and non-classified hotels, including other accommodations such as guest houses, boarding houses, motels, hostels, bungalows, and pensions. Tabel 1. Banyaknya Hotel dan Usaha Akomodasi menurut Kab/Kota tahun 2013 dan Table 1. Number of Hotel and Other Accommodations by Regency/City, 2013 dan Kabupaten/Kota Bintang Non Bintang Jumlah Regency/ City Star Non Star Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta D.I. Yogyakarta Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

17 BAB II. RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN Dalam publikasi ini, data tingkat penghunian kamar yang dikumpulkan mencakup: 1. Semua hotel bintang yang ada di wilayah DIY, berdasarkan hasil klasifikasi hotel yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata. 2. Akomodasi menurut kelompok kamar, baik hotel maupun akomodasi lainnya di seluruh wilayah DIY, yang dicacah secara sampel. CHAPTER II. SCOPE AND COVERAGE In this publication, the data on room occupancy rates collected covers: 1. All the existing classified hotels through out DIY based on hotel classification result, which were conducted by the Directorate General of Tourism/Provincial Office of Tourism. 2. All accommodations by rooms group, both hotels and other accommodations through out DIY, which observed on selected sample. BAB III. CARA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan pengumpulan data statistik ini dilakukan oleh para petugas Badan Pusat Statistik (BPS) daerah, baik tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota yang ada di seluruh wilayah DIY dengan cara sebagai berikut: 1. Mendatangi semua hotel atau akomodasi lainnya seperti yang tercakup dalam ruang lingkup dan ruang cakupan setiap awal bulan. Memberikan daftar isian VHT-S untuk diisi oleh pengusaha hotel/akomodasi yang bersangkutan dan mengambilnya pada setiap awal bulan berikutnya. 2. Semua pertanyaan yang telah diisi dan diperiksa kebenarannya oleh petugas pengumpul data di BPS kabupaten/kota, dikirim ke BPS Provinsi untuk diolah dengan tahapan sebagai berikut: CHAPTER III. DATA COLLECTION AND PROCESSING METHOD As the previous years, the implementation of this statistical data collection was conducted by the officers of BPS-Statistics of City/Regency all over DIY as follow: 1. Visiting all hotels or other accommodations in the scope and coverage area at the beginning of each month, and by giving VHT-S questionnaires to be filled by the hotel owners and collecting the questionnaires every beginning of the following month. 2. All questionnaires which have already been filled out correctly by the data collector are sent to the Provincial BPS-Statistics in order to be processed with the following phases: Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 3 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

18 a. Pemeriksaan a. Editing Melakukan pemeriksaan ulang terhadap daftar isian VHT-S terutama mengenai: 1. Kelengkapan isian 2. Kebenaran isian 3. Konsistensi antar isian. Apabila terdapat kekeliruan, inkonsistensi atau ketidaklengkapan pada isiannya yang tidak dapat diedit, maka daftar isian tersebut dikembalikan oleh petugas pengumpul data ke usaha akomodasi yang bersangkutan untuk diperbaiki. b. Pengkodean Setelah proses editing selesai dilakukan, kegiatan pengolahan dilanjutkan dengan pemberian kode masing-masing daftar isian, agar dapat diolah langsung dengan komputer. c. Validasi Setelah data diolah dengan komputer, mungkin masih terdapat beberapa kesalahan yang harus diperbaiki dan diatasi sesuai dengan aturan validasi (validation rules) yang telah ditetapkan untuk mendapatkan data yang bersih dari kesalahan. d. Tabulasi Conducting a reexamination of the VHT-S questionnaires, especially concerning: 1. The completeness of fillingout 2. The correctness of filling-out 3. The consistency among the filling-out If there are errors, mistakes, inconsistencies or incompleteness in the filling-out of the questionnaire that can not be edited, then these questionnaires will be sent back by data collector to the accommodation concerned. b. Coding After the editing process has been conducted, the processing activities are continued by giving codes on the respective questionnaires, in order to be directly processed by computer. c. Validation After the data have been processed by computer, there is still the possibility of several mistakes which must be corrected in accordance with the stipulated validation rules, so that the data are really clean from errors. Setelah data bersih dari kesalahan (error), dilakukan tabulasi sesuai dengan bentuk tabel yang telah ditentukan dengan menggunakan komputer. d. Tabulation Only after the data are clean from errors, they will be tabulated by the computer, 4 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

19 Hasil pengolahan berupa tabel-tabel dikirim ke BPS melalui yang selanjutnya akan dilakukan penggabungan dengan provinsi lainnya. in accordance with the already stipulated table forms. These results are sent to the BPS-Statistics, which will be compiled with the results from other provinces. BAB IV. BEBERAPA KONSEP DAN DEFINISI CHAPTER IV. CONCEPTS AND DEFINITIONS 1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel ialah banyaknya malam kamar yang dihuni dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100 persen. 1. Room Occupancy Rate is the number room-nights occupied, divided by the number of room nights available, multiplied 100 percent. 2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur ialah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan 100 persen. 3. Rata-rata Lamanya Tamu Menginap ialah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang datang menginap ke akomodasi. Rata-rata lamanya tamu menginap ini dapat dibedakan antara tamu mancanegara dan tamu domestik. a. Rata-rata Tamu Mancanegara Menginap ialah banyaknya malam tempat tidur oleh tamu mancanegara dibagi dengan banyaknya tamu mancanegara yang menginap. b. Rata-rata Lama Tamu Domestik Menginap ialah banyaknya malam tempat tidur oleh tamu domestik dibagi dengan banyaknya tamu domestik yang menginap. 2. Bed-Occupancy Rate is the number bed-nights used divided by the number bed-nights available, multiplied by 100 percent. 3. Average Length of Stay (ALS) is the number of bed-night used (Guest nights), divided by number guests coming to stay at the accommodation. This average length of stay is distinguished between the foreign and domestic guests. a. ALS of foreign guest is the number of bed-nights used by foreign guests, divided by the total number of foreign guest visiting the hotels. b. ALS of domestic guest is the number of bed-nights used by domestic guests, divided by the total number of domestic guests visiting the hotels. Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 5 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

20 4. Perbandingan Tamu Mancanegara dan Domestik ialah perbandingan antara persentase tamu mancanegara dari seluruh tamu dan persentase tamu domestik dari seluruh tamu. 5. Rata-rata Tamu Per Kamar ialah perbandingan antara banyaknya malam tamu atau malam tempat tidur dengan banyaknya malam kamar yang dihuni Penjelasan: GPR menggambarkan rata-rata banyaknya tamu yang menghuni satu kamar yang terjual. Contoh: GPR = 1,43, berarti bahwa rata-rata kamar yang terjual dihuni oleh 1,43 orang Catatan: 1 malam kamar = 1 kamar x 1 malam 1 malam tempat tidur = 1 tempat tidur x 1 malam 1 malam tamu = 1 tamu x 1 malam 6. Hotel ialah: Suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata. 7. Hotel Bintang ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan, 4. Foreign and Domestic Guest Ratio is the ratio between percentage of foreign guests from the total number of guests and percentage of domestic guests from the total number of guests. 5. Guest per Room (GPR) is the ratio of guest nights or bed-nights to room nights occupied. In other words the GPR shows the average number of guests occupying one room sold. Example: GPR = 1.43 means that the average sold room is occupied by 1.43 persons. Note: 1 room-night = 1 room x 1 night 1 bed-night = 1 bed x 1 night 1 guest-night = 1 guest x 1 night 6. Hotel is an establishment using a building or a part of building especially provided/reserved that any person can stay, obtain food, service and use other facilities against payment. Restaurant managed by hotel is the special characteristic of hotel. Hotel classification is determined by the Directorate General of Tourism. 7. Star Hotel is an establishment using a building or a part of building especially provided/reserved, that any person can stay, obtain food, service and use other facilities against payment, which have fulfilled the requirements as stared hotel, which are determined by the Directorate General of Tourism. 6 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

21 memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata. Persyaratan tersebut antara lain mencakup: a. Persyaratan fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan. b. Bentuk pelayanan yang diberikan (service) c. Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan. d. Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam renang, dan diskotik. e. Jumlah kamar yang tersedia. 8. Hotel Non Bintang ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, yang setiap orang dapat menginap dengan atau tanpa makan dan memperoleh pelayanan serta menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Akomodasi lainnya meliputi: hotel melati yaitu hotel yang belum memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan Direktorat Jenderal Pariwisata, penginapan remaja, pondok wisata, dan jasa akomodasi lainnya. a. Hotel Melati/Losmen/Penginapan, adalah usaha pelayanan penginapan bagi umum yang dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan. Those requirements are: a. Physical requirement, such as location and condition of hotel. b. Service provided c. Manpower qualifications, such as education and employees welfare. d. Sport facilities and other available recreations, such as tennis courts, swimming pools, discotheques. e. The number of rooms available. 8. Non-Star Hotel is an establishment using a building or a part of building especially provided/reserved, that any person can stay, obtained food or not, service, and use other facilities against payment. Non-classified hotel excluded pension is the hotel which has not fulfilled the requirements as classified hotel determined by the Directorate General of Tourism, such as youth hostel, home stay, and other non classified hotels. Pension is a kind of accommodation, which managed commercially by using a building, or apart of building where any person can stay against payment. Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 7 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

22 b. Penginapan Remaja, adalah usaha penyediaan jasa akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan dan perjalanan. c. Pondok Wisata, adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran harian, yang dilakukan perseorangan dengan menggunakan sebagian dari tempat tinggalnya. Youth Hostel is a kind of accommodation provided for teenager who doing tourism activities for recreation spread acknowledgment experience of trip. Home stay is a kind of accommodation using part of building/house provided/ reserved, where any person can stay against payment. d. Jasa Akomodasi lainnya, adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk pada Hotel Melati, Penginapan Remaja dan Pondok Wisata misalnya Wisma. BAB V. PENYAJIAN DATA Penyajian data publikasi ini berupa uraian singkat, grafik dan tabel. Tabeltabel yang disajikan adalah tingkat penghunian kamar hotel, rata-rata lama tamu menginap, jumlah tamu, jumlah malam kamar, dan malam tamu. Data tersebut menggambarkan tingkat produktivitas hotel. Other non-classified hotel is a kind of accommodation, other than pension, youth hostel, and home stay, like wisma. CHAPTER V. DATA PRESENTATION The data presented in this publication are brief descriptions, figures, and tables. The presented tables, not only present the occupancy rate but also other statistics, such as the average length of stay, total guests, total room nights, and guest nights which show the hotel productivity rate. 8 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

23 BAB VI. ULASAN SINGKAT a. Jumlah Wisatawan Dalam lima tahun terakhir, arus wisatawan di DIY selalu mengalami peningkatan. Jumlah wisatawan yang menginap di hotel wilayah DIY selama tahun secara keseluruhan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. CHAPTER VI. HIGHLIGHT a. Number of Tourists For the last five years, the progress of tourists visiting DIY increased. During, the number of tourists staying at the hotel at DIY as a whole experienced an increase over the previous year. Jumlah wisatawan yang datang dan menginap di DIY meningkat dari orang di tahun 2013 menjadi orang pada tahun. Hal tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 1,76 persen. Dari sejumlah wisatawan yang datang ke DIY, sebanyak orang (38,22 persen) menginap di hotel bintang dan orang (61,78 persen) menginap pada usaha akomodasi lain. Dirinci menurut golongan hotel, jumlah wisatawan yang menginap pada hotel bintang naik 19,39 persen yaitu dari orang di 2013 menjadi orang di. Sementara wisatawan yang menginap di hotel non bintang justru turun sebesar 6,75 persen yaitu dari orang di 2013 menjadi orang di. Bila dirinci per bulan, wisatawan yang datang selama tahun terendah terjadi pada bulan Februari sebanyak orang, dan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebanyak orang (tabel 1). The number of tourists visiting and staying at DIY increased from 3,810,644 persons in 2013 to be 3,877,771 persons in. This shows an increase of 1.76 percent. The number of tourists coming to DIY, amounting to as much as 1,481,946 persons (38.22 percent) staying at the star hotel and 2,395,825 persons (67.43) stay in other accommodation. When specified by the hotel, the number of tourists staying at the star hotels increased by 19,39 percent (1,241,262 people in 2013 to 1,481,946 people in ). While the tourists staying at the hotel for non-star hotel decreased by 6,75 percent, from 2,569,382 persons in 2013 to be 2,395,825 persons in. If the specified per month, travelers who come for the year lowest occurred in February, as many as 223,161 persons, and the highest occurred in December of as many as 441,110 persons (table 1). Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 9 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

24 Gambar 1. Banyaknya Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri yang Menginap menurut Kelas Hotel, 2010 Figure 1. Number of Foreign and Domestic Tourist by Hotel Classification, 2010 a.1 Wisatawan Mancanegara Jumlah wisatawan mancanegara yang datang dan menginap selama tahun tercatat sebanyak orang. Hal tersebut menunjukkan penurunan sebesar 2,23 persen dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar dari mereka, yakni orang (81,12 persen) memilih menginap di hotel bintang. Jumlah wisman yang menginap, tertinggi pada bulan Agustus yaitu sebanyak orang; dan terendah pada bulan Februari hanya sebesar orang (tabel 1.1). Klasifikasi hotel bintang lima menerima tamu paling banyak. Pada tabel 8.1, dapat dilihat tamu wisman yang menginap sebanyak orang. Sedangkan kelompok hotel non bintang yang paling diminati oleh wisman adalah kelompok kamar dengan jumlah pengunjung orang. (tabel 15.1) a.1 Foreign tourists Number of foreign tourists visiting and staying during was recorded 202,659 persons. This shows an decreased to 2.23 percent compared with that in the previous year. Most of them, namely 164,405 persons (81.12 percent) chose to stay at the star hotel. The highest number of foreign tourists was in August, that of 26,510 persons and the lowest one was in February, that of 9,560 persons (table 1.1) The classification of the five-star hotel receives guests at most the number of guests. In table 8.1, it can be seen tourists staying as much as a 92,596 persons. While the group non star hotels were most in demand by tourists are room groups with the number of visitors 20,243 person. (table 15.1) 10 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

25 a.2. Wisatawan Dalam Negeri a.2. Domestic Tourists Jumlah wisatawan dalam negeri yang datang dan menginap di hotel tahun tercatat sebanyak orang atau naik 1,99 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut sebanyak orang atau 35,85 persen menginap di hotel bintang. Selebihnya, sebesar 64,15 persen menginap pada akomodasi lainnya. Pada hotel bintang, wisatawan dalam negeri yang datang mengalami kenaikan sebesar 22,01 persen yaitu dari orang pada 2013 menjadi orang pada. Sedangkan wisatawan yang menginap di hotel non-bintang turun dari orang pada tahun 2013 menjadi orang pada tahun (tabel 1.2). Puncak kedatangan jumlah wisatawan domestik terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak orang. Sementara kedatangan wisatawan paling sedikit dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya terjadi pada bulan Februari yaitu orang. (tabel 1.2). b. Banyaknya Malam Tamu Malam tamu menunjukkan perkembangan produktivitas dari usaha akomodasi, yang dihitung dengan menjumlahkan banyaknya tamu yang menginap setiap malam. Selama tahun, malam tamu hotel bintang mengalami peningkatan sebesar 25,91 persen. Namun hotel nonbintang mengalami penurunan sebesar 8,47 persen. Sementara secara keseluruhan malam tamu mencapai malam tamu. Jumlah ini naik 4,80 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai malam tamu (tabel 2). The number of domestic tourists who come and stay are all recorded at as many as 3,675,112 persons or increased by 1.99 percent over the previous year. Of that number, 1,317,541 persons or percent stayed at star hotels. The rest, amounting to percent stayed in other accommodations. At the star hotels, the domestic tourists increased of percent from 1,079,839 persons in 2013 to 1,317,541 persons in. While the tourists staying at the non-star hotels decreased from 2,523,527 persons in 2013 to 2,357,571 persons by (table 1.2). The number of domestic tourist arrivals peak occurred in December to coincide with the end of year holidays are as much as 426,033 persons and tourists coming at fewest number compared to the other months occurred in February of 213,601 persons. (table 1.2). b. Number of Guest night Guest night indicates the progress of productivity on accommodation business, which is calculated by totaling the number of guests staying each night. During, the number of guest nights at star hotels experiencing an increase to percent. However, non-star hotels experienced was decreasing 8.47 percent. Overall the guest nights reach the 5,637,793 guest nights. This number increased 4.80 percent compared to the year 2013 reached 5,379,385 guest nights. (table 2). When the note of origin of Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 11 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

26 Bila diperhatikan asal wisatawan yang datang dan menginap, malam tamu wisatawan mancanegara mengalami kenaikan sebesar 12,33 persen (dari pada 2013 menjadi malam tamu pada ). Demikian pula, malam tamu wisatawan dalam negeri mengalami peningkatan sebesar 4,18 persen (dari menjadi malam tamu (tabel 2.1 dan 2.2). tourists who come and stay, foreign tourists occurs a increase of percent or from 409,357 in 2013 to 459,845 guest nights in. While domestic tourists experienced a increase of 4.18 percent or from 4,970,028 to 5,177,948 guest nights. (tables 2.1 and 2.2). Gambar 2. Banyaknya Malam Tamu Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, 2010 Figure 2. Number of Guest Nights of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification, Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

27 c. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan (Mancanegara dan Dalam Negeri) Tabel 3 menggambarkan ratarata lama menginap Wisatawan (mancanegara dan dalam negeri) pada hotel bintang dan hotel non bintang. Pada tahun rata-rata lama menginap wisatawan sebesar 1,45 malam. Rata-rata lama menginap wisatawan di hotel bintang tercatat 1,76 malam. Rata-rata lama menginap wisatawan di hotel non bintang sebesar 1,26 malam. Terlihat bahwa rata-rata menginap wisatawan di hotel bintang lebih lama daripada di hotel non bintang. c.1. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara Rata-rata lama menginap wisatawan mancanegara di hotel bintang pada tahun mencapai 2,25 malam. Bila berdasarkan kelas hotel, hotel bintang dua mencapai rata-rata paling rendah yaitu 2,08 malam. Sedangkan yang tertinggi pada hotel bintang empat yaitu 2,61 malam. (tabel 10.1). Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap wisatawan mancanegara pada hotel non bintang mencapai 2,35 malam. Rata-rata lama menginap wisatawan pada kelompok kamar 41+ menunjukkan angka tertinggi mencapai besaran 3,48 malam. Sementara terendah selama 1,60 malam dicapai hotel kelompok kamar <10 (tabel 17.1). c. Average Length of Stay of Tourists (Foreign and Domestic Tourists) Table 3 showed the average length of stay of both foreign and domestic tourists at star and non-star hotels. In, average length of stay of tourists at star hotels recorded 1.45 nights. The average length of stay of tourists at star hotels recorded 1.76 nights. Average length of stay in non-star hotels rating of 1.26 nights. It was seen that average length of stay of tourists at star hotels was longer than in a non-star hotels. c.1. The Average Length of Stay of Foreign Tourists The average length of stay of foreign tourists in a star hotels reached 2.25 nights in. Specified by classified hotel, 2-star hotels reached the lowest number on average length of stay, that of 2.08 nights. While highest one was reached by 4-star hotels, that of 2.61 nights. (table 10.1). Overall, the average length of stay of foreign tourists at non-star hotels reached 2.35 nights. The average length of stay of tourists at room group 41+ reached the highest figure, that 3.48 nights. While the lowest one was reached by <10 room group, that 1.60 nights (table 17.1). Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 13 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

28 c.2. Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Dalam Negeri c.2. Average Length of Stay of Domestic Tourists Secara umum, rata-rata lama menginap wisatawan dalam negeri di hotel bintang naik dari 1,64 malam pada tahun 2013 menjadi 1,70 malam pada tahun. Bila dilihat pada kelas hotel bintang, rata-rata lama menginap wisatawan tertinggi dicapai oleh hotel bintang lima yaitu 1,89 malam. Sementara yang terendah selama 1,51 malam dicapai kelas hotel bintang dua (tabel 10.2). Pada kelas hotel non bintang, rata-rata lama menginap wisatawan dalam negeri mencapai 1,24 malam, mengalami penurunan 0,03 malam dibanding tahun Bila dirinci menurut kelompok kamar, rata-rata lama menginap tertinggi pada hotel kelompok kamar 41+ yaitu 1,35 malam, dan yang terendah selama 1,11 malam dicapai hotel kelompok kamar hotel <10 kamar (tabel 17.2). In general, the average length of stay of domestic tourists (at star hotels) increased from 1.64 nights to 1.70 nights. In the star hotels, the highest number of average length of stay was achieved by 5-star hotels, that of 1.89 nights; and the lowest number was attained by 2-star hotels, that of 1.51 nights (table 10.2). The average length of stay of domestic tourists at non-star hotels reached 1.24 nights, or decreased to 0.03 night compared with that in By the group room, the highest average length of stay occurred in the room group of 41+ i.e nights and the lowest one reached 1.11 nights occurred in room group of <10 rooms (table 17.2). 14 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

29 Gambar 3. Figure 3 Hari Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara dan Dalam Negeri menurut Kelas Hotel, 2010 Average Length of Stay of Foreign and Domestic Tourists by Hotel Classification, 2010 Gambar 4. Figure 4. Hari Rata-rata Lama Menginap Wisatawan Mancanegara menurut Kelas Hotel Bintang, 2010 Average Length of Stay of Foreign Tourists by Star Hotels, 2010 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 15 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

30 d. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) d. Room Occupancy Rate (ROR) Salah satu indikator untuk melihat produktivitas hotel adalah Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel. Secara umum TPK hotel bintang lebih tinggi dibanding dengan hotel non bintang. Pada tahun TPK hotel bintang sebesar 57,18 persen sedangkan TPK hotel non bintang hanya sebesar 28,98 persen. (tabel 4) Berdasarkan kelas hotel bintang, TPK hotel bintang lima mencapai tingkat penghunian yang tertinggi, yaitu 69,96 persen dan terendah hotel bintang satu yaitu sebesar 38,70 persen (tabel 11). Sedangkan menurut kelas hotel non bintang, tampak TPK tertinggi dicapai kelompok kamar sebesar 32,84 persen. Sedangkan TPK terendah dicapai hotel kelompok kamar 25 40, sebesar 22,87 persen (tabel 18). e. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Tabel 5 menunjukkan persentase pemakaian tempat tidur hotel setiap malam. Berbeda dengan pemakaian kamar yang bisa dihuni oleh 1 atau lebih orang tamu, maka setiap tempat tidur yang terjual dianggap hanya dipakai oleh 1 orang tamu. Tingkat pemakaian tempat tidur pada hotel bintang tercatat sebesar 67,37 persen. Sedangkan pada hotel non bintang hanya sebesar 37,48 persen. Tingkat pemakaian tempat tidur terbesar dicapai hotel bintang dua sebesar 78,00 persen (tabel 12). Sedangkan pada hotel non bintang tertinggi sebesar 48,32 persen pada kelompok kamar <10 (tabel 19). One of the indicators to measure the productivity of hotel was Room Occupancy Rate (ROR) of hotel. Generally, ROR at star hotels was higher than that at non-star hotels. In, the rooms occupied at star hotels were percent, while those at nonstar hotels were percent. (table 4) Specified by star hotels, ROR at 5- star hotels reached the highest number, that of percent. While the lowest number was reached at 1-star hotels, that of percent (table 11). At nonstar hotels, the highest ROR was achieved by hotels of room group, that of percent. While the lowest ROR was achieved by hotels of room group, that of only percent (table 18). e. Bed Occupancy Rate (BOR) Table 5 showed the percentage of bed occupancy rate of hotel each night. Each bed sold was assumed to be used by one person only.the highest number of bed occupancy rate was recorded by star hotels that was percent, while at non-star hotels the bed occupancy rate was only percent. The highest bed occupancy rate was reached by the 2- stars hotels, that was percent (table 12). While those at non-star hotels was reach percent by hotels of <10 room group (table 19). 16 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

31 Gambar 5. Figure 5. Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Kelas Hotel, 2010 Room Occupancy Rate by Hotel Classification, 2010 TPK/ROR Gambar 6. Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Kelas Hotel Bintang, Figure 6. Room Occupancy Rate by Star Hotel, Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 17 Room Occupancy Rate of Hotel DIY

32 Gambar 7. Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel menurut Kelas Hotel, Figure 7. Bed Occupancy Rate by Hotel Classification, Persen/Percent f. Rata-rata tamu per kamar Rata-rata tamu per kamar adalah perbandingan antara malam tamu dengan malam kamar yang terjual, angka ini menunjukkan rata-rata tamu yang menggunakan setiap kamar. Selama tahun, rata-rata tamu per kamar pada semua hotel di DIY mencapai 2,18 orang. Rata-rata tamu per kamar pada hotel bintang mencapai 2,33 orang. Sedangkan rata-rata tamu per kamar pada kelas hotel non bintang lebih rendah, yaitu 2,07 orang (tabel 6). Rata-rata tamu per kamar hotel bintang tertinggi dicapai pada bulan November sebesar 2,60 orang. Sementara yang terendah pada bulan Juni mencapai 2,03 orang. Rata-rata tamu per kamar pada hotel non bintang tertinggi dicapai pada bulan Mei sebesar 2,14 dan terendah pada bulan April sebesar 1,93 orang (Tabel 6). f. Average Guest per Room The average guest per room (GPR) is a ratio of guest nights to room nights sold. This figure showed the average number of guests occupying each room. In, the average number of guests per room at star hotels reached 2.18 persons. While the average number of guests per room at non-star hotels was lower, that of 2.07 persons (table 6). The highest GPR at star hotels was reached in November, that of 2.60 persons, and the lowest one was in Juny that reached 2.03 persons. The highest GPR at non star hotels was in May that of 2.14 persons, and the lowest one was in April, that of 1.93 persons (table 6). 18 Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY Room Occupancy Rate of Hotel DIY

33 Apabila dirinci menurut kelas hotel bintang, kelas hotel bintang lima memiliki rata-rata tamu per kamar tertinggi, yaitu 2,76 orang. Sedangkan hotel bintang dua mempunyai rata-rata tamu per kamar terkecil yaitu hanya 2,14 orang (tabel 13). Pada hotel non bintang, kelompok kamar 41+ mengalami rata-rata tamu per kamar terbesar yaitu 2,31 orang dan yang terendah 1,97 orang ditemui pada kelompok kamar <10 (tabel 20). Specified by star- hotels, GPR at 5-stars hotels was the highest, that of 2.76 persons, while the lowest one was at 2-star hotel, that of 2.14 persons (table 13). On the other side, at non-star hotels, hotels with rooms 40+ had the highest number of GPR, that of 2.31 persons and the lowest GPR was at hotels with rooms <10 that of 1.97 persons (table 20). Gambar 8. Rata-rata Tamu per Kamar menurut Kelas Hotel, Figure 8. Guest per Room by Hotel Classification, Tingkat Penghunian Kamar Hotel-DIY 19 Room Occupancy Rate of Hotel DIY