BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran. Menurut Arifin (2009), keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran. Menurut Arifin (2009), keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Menurut Arifin (2009), keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi. Prosedur pengembangan evaluasi terdiri atas: (1) perencanaan evaluasi yang meliputi analisis kebutuhan, merumuskan tujuan evaluasi, menyusun kisi-kisi, mengembangkan draf instrumen, uji coba dan analisis, merevisi dan menyusun instrumen final, (2) pelaksanaan evaluasi dan monitoring, (3) pengolahan data dan analisis, (4) pelaporan hasil evaluasi, dan (5) pemanfaatan hasil evaluasi. Seorang evaluator harus dapat membuat perencanaan evaluasi dengan baik. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkahlangkah selanjutnya, bahkan memengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. W. James Popham dalam Arifin (2009) mengemukakan maksud perencanaan evaluasi adalah to facilitate gathering data, thereby making possible valid statements about the effect or outcomes of the program, practice, or policy under study. Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang 9

2 10 matang dapat ditetapkan tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat dipersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat. Dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyusun kisi-kisi atau blueprint, mengembangkan draft instrumen, uji coba dan analisis instrumen, revisi dan merakit instrumen baru. 1. Menentukan Tujuan Penilaian Dalam penialain hasil belajar, ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan). Dengan kata lain, tujuan penilaian harus dirumuskan sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif, diagnostik, penempatan atau seleksi. Rumusan tujuan penilaian harus memperhatikan domain hasil belajar, seperti domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor dari Bloom (1956) yaitu Taxonomy Bloom. 2. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Peserta didik dianggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaran.

3 11 Mengenai hasil belajar, Benyamin S.Bloom,dkk mengelompokkannya dalam tiga domain, yaitu: (a) domain kognitif (cognitive domain) yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, (b) domain afektif (affective domain) yang meliputi penerimaan, respons, penilaian, organisasi, karakterisasi, dan (c) domain psikomotor (psychomotor domain) yang meliputi persepsi, kesiapan melakukan sesuatu pekerjaan, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan orijinasi. 3. Menyusun Kisi-kisi Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul representratif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi soal disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: (a) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan dinilai, (b) komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas dan mudah dipahami, (c) soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

4 12 Berikut adalah tahapan dalam menyusun kisi-kisi soal. Langkah ke-1 Langkah ke-2 Langkah ke-3 Langkah ke-4 Langkah ke-5 Langkah ke-6 ANALISIS SILABUS MENYUSUN KISI-KISI MEMBUAT SOAL MENYUSUN LEMBAR JAWABAN MEMBUAT KUNCI JAWABAN MENYUSUN PEDOMAN PENSKORAN (Arifin, 2009) Gambar 2.1 Langkah-langkah Menyusun Kisi-kisi Soal 4. Mengembangkann Draf Instrumen Mengembangkan draf instrumen penilaian merupakan salah satu langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrumen penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun nontes. Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Dalam bentuk nontes, guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat dan sebagainya. 5. Uji Coba dan Analisis Soal Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah

5 13 mengalami beberapa kali uji coba dan revisi yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahankelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi empirik pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat memengaruhi validitas soal, seperti aspekaspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh kultur, dan sebagainya, sedangkan analisis rasional dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. 6. Revisi dan Merakit Soal (Instrumen Baru) Setelah uji coba soal dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option), bahkan ada soal yang harus dibuang atau disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal ini, baru dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat memengaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, penataan soal dan sebagainya harus diperhatikan. B. Validitas Firman (2000) mengemukakan bahwa validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang diperoleh melalui judgement dari para ahli dan validitas empiris yang dihitung menggunakan teknik statistik yaitu analisis korelasi.

6 14 Ada batas-batas tertentu untuk menentukan seberapa jauh validitas suatu butir tes. Butir tes yang memiliki korelasi tinggi dan positif dengan total skor menunjukkan validitas yang tinggi pula. Butir-butir yang memiliki korelasi negatif dengan total skornya merupakan butir-butir yang tidak baik. Korelasi di atas 0,30 dipandang sebagai butir tes yang baik (Surapranata, 2009). C. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 2009). Sedangkan menurut Firman (2000), reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Cara untuk menyelidiki reliabilitas suatu alat ukur ialah dengan menghitung besarnya koefisien korelasi antara skor hasil pengukuran dengan alat ukur yang sama yang digunakan pada waktu yang berbeda, antara dua alat ukur yang setara (ekivalen) atau bagian-bagian alat ukur yang sama yang digunakan pada waktu yang bersamaan. D. Classical Test Theory Classical Test Theory (CTT-Teori Tes Klasik), yang lebih dikenal sebagai CTT, dikembangkan sekitar tahun 1920-an (Natarajan, 2009). Teori ini memiliki beberapa komponen seperti teori validitas, reliabilitas, objektivitas, teori analisis tes, teori analisis butir dan sebagainya. Sebagian besar praktiknya dimulai dari tes psikologi dan kemudian dikembangkan dalam tes kependidikan. Teori tes klasik menurut O Connor et al. (2002) adalah suatu model pengukuran berdasarkan

7 15 informasi yang didapatkan pada level skor tes. Menurut Hambleton dan Jones, teori tes klasik adalah teori mengenai skor tes yang mengenalkan tiga konsep yaitu test score/observed score, true score dan error score. Berikut ini parameter yang digunakan dalam teori tes klasik. 1. Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah (Arifin, 2009). Menurut Arikunto (2010), soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. 2. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan pesserta didik yang kurang menguasai kompetensi (Arifin, 2009). 3. Kualitas Pengecoh Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban (opsi) yang merupakan pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh

8 16 peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata (Arifin, 2009). Menurut Firman (2000) analisis pengecoh bertujuan untuk menemukan pengecoh yang kurang berfungsi dengan baik. Arikunto (2010) mengemukakan bahwa suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes. E. Item Response Theory Hambleton et al. (1991) mengemukakan bahwa item response theory (IRT) adalah teori yang menyatakan bahwa hasil tes dapat diprediksikan atau dijelaskan melalui serangkaian faktor yang disebut dengan sifat atau karakter (trait), karakter terpendam (latent trait) atau kemampuan (abilities) dan hubungan antara jawaban peserta tes dengan kemampuannya dapat dijelaskan dengan grafik karakteristik butir atau item characteristic curve (ICC). Dengan menggunakan IRT, kemampuan peserta tes dapat dievaluasi dan seberapa baik kemampuan suatu butir soal dalam suatu tes dapat dideskripsikan (Act Workforce Development, 2010). IRT menggunakan konsep Item Characteristic Curve (ICC-Kurva Karakteristik Butir) untuk menunjukkan hubungan antara kemampuan peserta tes dengan kemampuan butir soal. Dalam IRT, kemampuan peserta tes dengan parameter butir dapat diamati berdasarkan pola respon peserta tes pada suatu tes. Banyaknya parameter butir yang diamati menentukan model IRT yang mana yang akan digunakan. Meskipun model-model ini melibatkan prosedur matematis yang rumit, tetapi konsep dasarnya mudah dipahami.

9 17 Parameter butir merupakan konsep dasar dari IRT. Secara umum model-model IRT didasarkan pada satu, dua dan tiga parameter. Berikut ini adalah model IRT yang didasarkan pada tiga parameter. 1. Parameter a: Daya Pembeda Salah satu ciri tes yang baik adalah peserta tes pada kelompok atas akan memiliki pilihan jawaban benar lebih banyak daripada peserta tes pada kelompok bawah. Parameter a menunjukkan seberapa baik sebuah butir soal dapat membedakan peserta tes dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Butir soal yang baik biasanya memiliki rentang nilai daya pembeda dari 0,5 sampai 2. Hal ini digambarkan dengan plot grafik ICC. Semakin tinggi kemiringan suatu ICC, semakin tinggi pula daya pembeda suatu butir soal. Daya pembeda yang tinggi menunjukkan bahwa peserta tes yang memiliki skor tinggi cenderung menjawab butir soal dengan benar, sedangkan peserta tes dengan skor rendah cenderung memilih pilihan jawaban yang salah. Gambar 2.2 Item Characteristic Curve (Perbandingan Parameter a) Butir soal No.1 : Daya pembeda rendah (kurva biru)-butir soal ini kurang dapat membedakan antara peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah karena

10 18 peluang peserta tes akan memilih respon jawaban benar adalah relatif sama pada tingkat kemampuan yang berbeda. Butir soal No.2 : Daya pembeda tinggi (kurva merah)-butir soal ini dapat membedakan dengan baik antara peserta tes kelompok atas dengan peserta tes kelompok bawah. Semakin tinggi kemampuan, semakin tinggi pula peluang peserta tes akan memilih respon jawaban benar. 2. Parameter b: Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran sebuah butir soal, dikenal sebagai parameter b, adalah titik dimana kurva bentuk-s memiliki kemiringan paling tinggi. Semakin sukar suatu butir soal, semakin tinggi kemampuan yang diperlukan dari peserta tes untuk menjawab butir soal tersebut dengan benar. Suatu butir soal dengan nilai b yang tinggi adalah soal sukar, dimana peserta tes kelompok bawah tidak dapat menjawab dengan benar. Butir soal dengan nilai b rendah adalah soal mudah, dimana sebagian besar peserta tes, termasuk peserta tes kelompok bawah, akan memiliki peluang minimal setengah untuk menjawab soal tersebut dengan benar. Untuk semua butir soal pada gambar dibawah, kemiringannya curam dimana peluang menjawab benar adalah 0,5 atau 50 persen, butir-butir soal ini memiliki nilai parameter a yang sama. Hal yang membedakan butir soal ini adalah parameter b sehingga kemampuan yang dibutuhkan oleh peserta tes untuk mencapai peluang setengah atau 50 persen dalam menjawab soal dengan benar. Kurva merah merepresentasikan butir soal yang mudah karena dengan kemampuan hanya sebesar -0,2 peserta tes memiliki peluang 0,5 untuk menjawab soal dengan benar. Kurva hitam merepresentasikan butir soal sukar karena peserta

11 19 tes harus memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk mencapai peluang 0,5 dalam menjawab soal dengan benar. Gambar 2.3 Item Characteristic Curve (Perbandingan Parameter b) 3. Parameter c: Faktor Tebakan Beberapa model IRT memasukkan parameter faktor tebakan. Parameter c menunjukkan kecenderungan peserta tes kelompok bawah dapat menebak jawaban yang benar dari sebuah butir soal sehingga memiliki peluang lebih dari nol dalam menjawab soal dengan benar. Sebagai contoh, peserta tes yang memilih jawaban secara acak dari sebuah butir soal yang memiliki empat pilihan respon jawaban dapat menjawab butir soal dengan benar satu dari empat kali kesempatan, artinya peluang menjawab benar dengan menebak adalah 0,25. ICC masih berbentuk-s, tetapi nilai terendah dari kurva adalah lebih dari nol. Kurva biru merepresentasikan butir soal dengan memperhitungkan faktor tebakan. Nilai tertinggi pada kedua kurva sama dengan 1,0. Hal ini dikarenakan tidak ada peserta tes yang memiliki peluang lebih dari 1,0 atau 100 persen dalam menjawab butir soal dengan benar.

12 20 Gambar 2.4 Item Characteristic Curve (Perbandingan Parameter c) F. Ulangan Kenaikan Kelas Menurut Permendiknas No.20 tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Penilaian untuk tujuan melihat prestasi siswa dalam mengikuti suatu program pengajaran disebut penilaian sumatif (Firman, 2000). Menurut Arifin (2009) tujuan penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. Hasil penilaian sumatif juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan. Adapun fungsi utama penilaian sumatif adalah sebagai berikut. 1. Untuk menentukan nilai ujian akhir semester, akhir tahun atau akhir suatu sekolah. 2. Untuk memberikan keterangan tentang kecakapan atau keterampilan peserta didik dalam periode tertentu.

13 21 3. Untuk memprakirakan berhasil tidaknya peserta didik dalam pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. G. Tinjauan Materi 1. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Berdasarkan daya hantar listriknya larutan diklasifikasikan sebagai berikut. Larutan Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Lemah (Harnanto dan Ruminten, 2009) Gambar 2.5 Klasifikasi Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik Bergantung pada sifat zat terlarut, ada larutan yang dapat menghantarkan listrik ada juga yang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkann arus listrik disebut larutan nonelektrolit. Daya hantar listrik dari larutan dapat diketahui dengan mempelajari hasil percobaan berikut. Terdapat beberapa macam larutan dengan kadar tertentu, yang dilewatkan aliran listrik ke dalamnya. Kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan listrik ditandai dengan adanya nyala lampu seperti pada gambar berikut.

14 22 Skema/desain percobaan Keterangan gambar : 1. Larutan uji 2. Elektrode 3. Lampu baterai 4. Sumber arus (AC/DC) (Sunarya dan Setiabudi, 2009) Gambar 2.6 Percobaan Uji Daya Hantar Listrik Percobaan uji daya hantar listrik ini dilakukan pada beberapa bahan yang terdapat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Bahan Percobaan Uji Daya Hantar Listrik No. Larutan 1. Garam dapur 5% berat 2. Alkohol 10% volume 3. Gula pasir 5% berat 4. Cuka 10% volume 5. Asam klorida 10% volume (Sunarya dan Setiabudi, 2009) Berdasarkan data hasil pengamatan, diketahui bahwa dengan bahan garam dapur (NaCl) dan asam klorida (HCl), lampu dapat menyala dengan terang. Asam asetat atau cuka (CH 3 COOH) menyala, tetapi redup. Adapun alkohol (C 2 H 5 OH) dan gula pasir (C 12 H 22 O 11 ) tidak menyala. Senyawa ion terbentuk melalui transfer elektron menghasilkan kation dan anion. Kedua spesi kimia ini memiliki muatan listrik positif dan negatif. Contohnya adalah garam dapur atau NaCl. Jika garam dapur dilarutkan ke dalam air, akan terurai membentuk ion-ionnya sehingga dalam larutan NaCl terdapat spesi yang bermuatan listrik, yakni Na + dan Cl. NaCl (s) Na + (aq) + Cl (aq)

15 23 Pada saat elektrode dihubungkan dengan sumber arus, ion-ion Na + dan Cl akan bergerak menuju elektrode-elektrode yang berlawanan muatan dengan membawa muatan listrik. Jadi, listrik dapat mengalir dari satu elektrode ke elektrode lain melalui ion-ion dalam larutan. Alkohol dan gula pasir tergolong senyawa kovalen. Oleh karena pembentukan ikatan kovalen tidak melalui transfer elektron maka senyawa kovalen tidak terionisasi (dengan beberapa pengecualian), melainkan terurai secara molekuler. Akibatnya, di dalam larutan tidak ada spesi yang dapat menghantarkan arus litrik. C 2 H 5 OH (l) C 2 H 5 OH (aq) C 12 H 22 O 11 (s) C 12 H 22 O 11 (aq) Pada percobaan yang lain, HCl dan CH 3 COOH terbentuk melalui ikatan kovalen, tetapi dapat menghantarkan arus listrik. Semua asam terbentuk melalui ikatan kovalen, tetapi di dalam pelarut air, asam-asam akan terurai menjadi ion H + dan ion negatif sisa asam, dalam kasus ini adalah ion Cl dan ion CH 3 COO. Oleh karena semua asam terionisasi di dalam pelarut air maka dapat diduga bahwa larutan asam dapat menghantarkan arus listrik melalui proses yang serupa dengan senyawa-senyawa ion. Hasil uji daya hantar listrik menggunakan larutan HCl adalah lampu menyala terang, sedangkan dengan larutan CH 3 COOH, lampu menyala kurang terang. Atom hidrogen hanya memiliki satu elektron dan berperan sebagai elektron valensi. Jika elektron valensi lepas maka yang tersisa hanya inti atom hidrogen yang bermuatan positif. Gugus sisa asam memiliki kekuatan untuk menarik pasangan elektron pada ikatan yang digunakan bersama dengan atom hidrogen. Kekuatan untuk menarik pasangan elektron ikatan bergantung pada sifat

16 24 dan struktur gugus sisa asam. Jika asam dilarutkan dalam air, gugus sisa asam akan menarik pasangan elektron ikatan sehingga terurai membentuk ion sisa asam yang bermuatan negatif (kelebihan elektron) dan atom hidrogen yang sudah kehilangan elektron valensinya (membentuk ion H + ). Oleh karena daya tarik gugus sisa asam terhadap pasangan elektron ikatan beragam maka pembentukan ion H + dan ion sisa asam dalam pelarut air tidak sama. Asam-asam kuat seperti HCl, HNO 3, dan H 2 SO 4, gugus sisa asamnya memiliki daya tarik relatif kuat terhadap pasangan elektron ikatan sehingga hampir semua molekul asam dalam air terionisasi. Dapat dikatakan bahwa asam-asam tersebut terionisasi sempurna. HCl (l) H + (aq) + Cl (aq) Asam-asam lemah seperti CH 3 COOH, H 2 S, HCN, dan H 2 SO 3, gugus sisa asamnya memiliki daya tarik kurang kuat sehingga tidak semua molekul-molekul asam ini dalam air terionisasi, tetapi hanya sebagian kecil. Sisanya tetap dalam bentuk molekulnya. CH 3 COOH (aq) H + (aq) + CH 3 COO (aq) Tanda panah dua arah menunjukkan hanya sebagian kecil dari asam asetat terurai menjadi ion-ionnya. Umumnya tetap sebagai molekul (Sunarya dan Setiabudi, 2009). 2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi a. Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai cakupan konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi

17 25 oksidasi didefinisikan sebagai reaksi penggabungan/pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi. Contoh reaksi oksidasi: C(s) + O 2 (g) CO 2 (g) 4 Fe(s) + 3 O 2 (g) 2 Fe 2 O 3 (s) Contoh reaksi reduksi: 2 SO 3 (g) 2 SO 2 (g) + O 2 (g) 2 KClO 3 (s) 2 KCl(s) + 3 O 2 (g) b. Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron Pada reaksi Na(s) + S(s) Na 2 S(s) tidak melibatkan gas oksigen, maka konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen tidak dapat digunakan. Konsep redoks berkembang, bukan lagi pengikatan dan pelepasan oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan elektron. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contohnya pada pembentukan ion Na +. Na(s) Na + (aq) + e Sebaliknya reaksi pengikatan elektron disebut reaksi reduksi. Contohnya pada pembentukan ion S 2. S(s) + 2 e S 2 (aq) Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi di mana reaksi oksidasi dan reduksi terjadi bersama-sama. 2 Na(s) + S(s) Na 2 S(s)

18 26 c. Konsep redoks berdasarkan perubahan (kenaikan dan penurunan) bilangan oksidasi Bilangan oksidasi (bilok) adalah jumlah muatan yang dimiliki atom suatu unsur jika bergabung dengan atom unsur lain. Aturan bilok: 1) Unsur bebas mempunyai bilok 0 (nol). Yang termasuk unsur bebas: unsur diatomik (H 2, N 2, O 2, F 2, Cl 2, Br 2, I 2 ), unsur poliatomik (O 3, P 4, S 8 ). Selain unsur tersebut adalah unsur monoatomik (Na, K, Mg, C, dan lain-lain). Contoh: H dalam H 2 O dalam O 2 dan O 3 F dalam F 2 Na dalam Na 2) Unsur H umumnya mempunyai bilok (+1), kecuali pada senyawa hidrida mempunyai bilok ( 1). Senyawa hidrida adalah senyawa yang terbentuk jika logam bergabung dengan atom H (Contoh: NaH, KH, CaH 2 ). Contoh: H dalam H 2 O, NH 3, HCl. 3) Unsur O umumnya mempunyai bilok ( 2), kecuali: a) Pada senyawa peroksida contohnya: Na 2 O 2, H 2 O 2, BaO 2 mempunyai bilok ( 1). b) Senyawa F 2 O mempunyai bilok (+2), dan c) Senyawa superoksida (contohnya KO 2 ) mempunyai bilok ( ). Contoh: O dalam H 2 O, Na 2 O, Fe 2 O 3, MgO.

19 27 4) Unsur logam dalam senyawa umumnya mempunyai bilok positif. Contoh: a) Golongan IA (Li, Na, K, Rb, dan Cs) mempunyai bilok (+1). b) Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) mempunyai bilok (+2). c) Al 3+, Ag +, Zn 2+, Pb 2+, Pb 3+, Fe 2+, dan Fe 3+. 5) Unsur nonlogam umumnya mempunyai bilok negatif. Contoh: Golongan VIIA (F, Cl, Br, I) mempunyai bilok ( 1). Golongan VIA (O, S, Se, Te) mempunyai bilok ( 2). 6) Jumlah bilok unsur-unsur dalam ion poliatom sama dengan jumlah muatannya. 7) Jumlah bilok unsur-unsur dalam senyawa sama dengan 0 (nol). Reaksi oksidasi adalah reaksi kenaikan bilok. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilok. Contoh: Zn(s) + 2 HCl(aq) ZnCl 2 (aq) + H 2 (g) Bilok Zn (unsur bebas) = 0 Bilok Zn dalam ZnCl 2 = +2 Berarti Zn mengalami kenaikkan bilok, maka Zn mengalami reaksi oksidasi. Bilok H dalam HCl = +1 Bilok H dalam H 2 (unsur bebas) = 0 Jadi, H mengalami penurunan bilok, maka H mengalami reaksi reduksi.

20 28 Pada reaksi di atas terjadi kenaikan bilok (reaksi oksidasi) dan penurunan bilok (reaksi reduksi) secara bersama-sama, maka disebut reaksi redoks. Jika suatu zat mengalami reaksi oksidasi sekaligus reduksi, maka reaksi ini disebut autoredoks (disproporsionasi). Contoh: 6 NaOH(aq) + 3 Cl 2 (g) 5 NaCl(aq) + NaClO 3 (aq) + 3 H 2 O(l) Bilok Cl dalam Cl 2 (unsur bebas) = 0 Bilok Cl dalam NaCl = 1 Bilok Cl dalam NaClO 3 = +5 Jadi, Cl mengalami kenaikan bilok (reaksi oksidasi) dan penurunan bilok (reaksi reduksi) sekaligus (Harnanto dan Ruminten, 2009). 3. Hidrokarbon a. Kekhasan Atom Karbon 1) Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen dengan atom unsur nonlogam maupun atom unsur logam. Unsur-unsur yang paling banyak ditemukan membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon adalah hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan unsur-unsur halogen (F, Cl, Br, I). 2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon Atom-atom karbon dapat saling berikatan untuk membentuk rantai karbon lurus, bercabang dan melingkar (membentuk cincin). Rantai karbon lurus dan bercabang dapat mencapai panjang ribuan atom karbon, sedangkan rantai karbon melingkar (siklik) biasanya terdiri dari tiga sampai enam atom karbon. Ikatan

21 29 kimia rantai karbon dapat berupa ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, atau ikatan kovalen rangkap tiga. Atom-atom karbon dapat dibedakan menjadi atom karbon primer, atom karbon sekunder, atom karbon tersier dan atom karbon kuartener. Atom karbon primer adalah atom karbon yang diikat oleh satu atom C lainnya; atom karbon sekunder adalah atom karbon yang diikat oleh dua atom C lainnya; atom karbon tersier adalah atom karbon yang diikat oleh tiga atom C lainnya; dan atom karbon kuartener adalah atom karbon yang diikat oleh empat atom C lainnya. 3) Ukuran atom karbon relatif kecil Berdasarkan konfigurasi elektronnya, atom karbon hanya mempunyai dua kulit yaitu kulit K dan kulit L, sehingga ukuran (jari-jari) atom karbon tersebut relatif kecil. Oleh karena itu, pada saat atom karbon berikatan dengan atom unsur lain atau dengan sesama atom karbon, pasangan elektron ikatannya akan tertarik lebih kuat ke inti, akibatnya ikatan kovalen yang dibentuk karbon cukup kuat (Sunardi, 2007). b. Identifikasi Karbon dan Hidrogen Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dapat diidentifikasi melalui percobaan sederhana. Metodenya adalah dengan menggunakan lilin (C 20 H 42 ) yang direaksikan dengan oksigen dari udara (dibakar), hasil pembakaran lilin dilewatkan ke dalam larutan Ca(OH) 2 1%.

22 30 Gambar 2.7 Skema Percobaan Identifikasi Atom C dan H Ketika lilin terbakar terjadi reaksi antara lilin dan oksigen dari udara. Jika pembakarannya sempurna, terjadi reaksi: 2C 20 H 42 (s) + 61O 2 (g) 40CO 2 (g) + 42H 2 O(g) Gas CO 2 dan uap air hasil pembakaran akan mengalir melalui saluran menuju larutan Ca(OH) 2. Pada saat menuju larutan Ca(OH) 2, terjadi pendinginan oleh udara sehingga uap air hasil reaksi akan mencair. Hal ini dibuktikan dengan adanya tetesan-tetesan air yang menempel pada saluran. Oleh karena titik embun gas CO 2 sangat rendah maka akan tetap sebagai gas dan bereaksi dengan larutan Ca(OH) 2. Bukti adanya CO 2 ditunjukkan oleh larutan menjadi keruh atau terbentuk endapan putih dari CaCO 3 (Sunarya dan Setiabudi, 2009). CO 2 (g) + Ca(OH) 2 (aq) CaCO 3 (s) + H 2 O(l) c. Klasifikasi Hidrokarbon Pada dasarnya, senyawa karbon dapat digolongkan ke dalam senyawa hidrokarbon dan turunannya. Senyawa turunan hidrokarbon adalah senyawa karbon yang mengandung atom-atom lain selain atom karbon dan hidrogen. Ditinjau dari cara berikatan karbon-karbon, senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu:

23 31 1) Senyawa hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai karbon dengan ujung terbuka, baik berupa rantai lurus atau bercabang. Senyawa alifatik dibedakan sebagai berikut a) Senyawa hidrokarbon jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang berikatan kovalen tunggal. Contohnya, senyawa alkana. H H H H H H C C C C C H atau CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 H H H H H b) Senyawa hidrokarbon tidak jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang berikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Contohnya alkena dan alkuna. 2) Senyawa hidrokarbon siklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai karbon tertutup. Senyawa siklik dibedakan sebagai berikut. a) Senyawa hidrokarbon alisiklik, merupakan senyawa golongan alifatik dengan ujung rantai karbon tertutup. Contohnya sikloheksana dan sikloheksena. b) Senyawa hidrokarbon aromatik, merupakan senyawa benzena dan turunannya. Contoh hidrokarbon aromatik yaitu benzena, naftalena, toluena, dan sebagainya (Sunarya dan Setiabudi, 2009).. d. Alkana, Alkena dan Alkuna 1) Alkana Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah C n H 2n+2.

24 32 Tabel 2.2 Deret Homolog Alkana Deret Alkana Rumus Molekul Rumus Struktur Metana CH 4 H H C H H Etana C 2 H 6 CH 3 CH 3 Propana C 3 H 8 CH 3 CH 2 CH 3 Butana C 4 H 10 CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 Pentana C 5 H 12 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 Heksana C 6 H 14 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 Heptana C 7 H 16 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 Oktana C 8 H 18 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 Nonana C 9 H 20 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 Dekana C 10 H 22 CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 Dari metana ke etana mempunyai perbedaan CH 2, begitu pula seterusnya. Deret senyawa karbon dengan gugus fungsi sama dengan selisih sama yaitu CH 2 disebut deret homolog. a. Tata nama alkana menurut IUPAC (1) Alkana rantai lurus diberi nama dengan awalan n (n = normal). Contoh: CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 n-butana CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 n-pentana (2) Alkana rantai bercabang (a) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang.

25 33 (b) Cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil C n H 2n+1. Nama alkil sama dengan nama alkana dengan jumlah atom C sama, hanya akhiran ana diganti il. (c) Jika hanya ada satu cabang maka rantai cabang diberi nomor sekecil mungkin. (d) Jika alkil cabang lebih dari satu dan sejenis menggunakan awalan Yunani (di = 2, tri = 3, tetra = 4, dan seterusnya) dan jika berbeda jenis diurutkan sesuai alfabetis. Contoh: CH 3 CH CH 2 CH 3 CH CH 3 CH CH CH 3 CH 3 CH 3 2-metil butana 2,3-dimetil butana CH 3 CH 3 CH 2 CH CH CH 3 3-etil-2-metil pentana C 2 H 5 b. Sifat-sifat senyawa alkana (1) Pada suhu kamar C 1 C 4 berwujud gas, C 5 C 17 berwujud cair, dan di atas 17 berwujud padat. (2) Semakin bertambah jumlah atom C maka massa molekulnya juga bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus

26 34 mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. (3) Alkana mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air. (4) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO 2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. Reaksi pembakaran sempurna: CH 4 (g) + 2 O 2 (g) CO 2 (g) + 2 H 2 O(g) + E Reaksi pembakaran tak sempurna: 2CH 4 (g) + 3 O 2 (g) 2 CO(g) + 4 H 2 O(g) + E (5) Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom/ gugus atom dengan atom/gugus atom yang lain. CH 4 (g) + Cl 2 (g) CH 3 Cl(g) + HCl(g) (6) Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam. 2) Alkena Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Rumus umum alkena adalah C n H 2n. Tabel 2.3 Deret Homolog Alkena Deret Alkena Rumus Molekul Rumus Struktur Etena C 2 H 4 CH 2 =CH 2

27 35 Deret Alkena Rumus Molekul Rumus Struktur Propena C 3 H 6 CH 2 =CH CH 3 1-butena C 4 H 8 CH 2 =CH CH 2 CH 3 1-pentena C 5 H 10 CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 3 1-heksena C 6 H 12 CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-heptena C 7 H 14 CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-oktena C 8 H 16 CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-nonena C 9 H 18 CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-dekena C 10 H 20 CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 a) Tata nama alkena menurut IUPAC (1) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua. Ikatan rangkap dua diberi nomor sekecil mungkin. (2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap dua. Contoh: CH 2 =C CH 2 CH 3 CH 3 CH 3 CH 3 C=C CH 3 CH 3 2-metil-1-butena 2,3-dimetil-2-butena b) Sifat-sifat alkena (1) Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi. (2) Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air. (3) Alkena dapat bereaksi adisi dengan H 2 dan halogen (X 2 = F 2, Cl 2, Br 2, I 2 ). (a) Adisi alkena dengan H 2.

28 36 Contoh: CH 2 =CH 2 + H 2 CH 3 CH 3 etena etana (b) Adisi alkena dengan halogen. Reaksi umum: Contoh: CH=CH + X 2 CHX CHX CH 2 = CH 2 + Cl 2 CH 2 Cl CH 2 Cl Etena 1,2-dikloro etana 3) Alkuna Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai karbonnya. Rumus umum alkuna adalah C n H 2n 2. Tabel 2.4 Deret Homolog Alkuna Deret Alkuna Rumus Molekul Rumus Struktur Etuna C 2 H 2 CH CH Propuna C 3 H 4 CH C CH 3 1-butuna C 4 H 6 CH C CH 2 CH 3 1-pentuna C 5 H 8 CH C CH 2 CH 2 CH 3 1-heksuna C 6 H 10 CH C CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-heptuna C 7 H 12 CH C CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-oktuna C 8 H 14 CH C CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-nonuna C 9 H 16 CH C CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 1-dekuna C 10 H 18 CH C CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 a) Tata nama alkuna menurut IUPAC (1) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin. (2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap tiga.

29 37 Contoh: CH 3 CH 3 C C C CH 3 CH 3 b) Sifat-sifat alkuna 4,4-dimetil-2-pentuna (1) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi. (2) Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H 2, halogen (X 2 = F 2, Cl 2, Br 2, I 2 ) dan asam halida (HX = HF, HCl, HBr, HI). e. Isomer Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama tetapi mempunyai struktur yang berbeda. Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu isomer, struktur, dan isomer geometri. 1) Isomer struktur Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus fungsi. a) Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya berbeda. Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna. Butana (C 4 H 10 ) CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 CH 3 CH CH 3 CH 3 Pentena (C 5 H 10 ) CH 2 =CH CH 2 CH 2 CH 3 n-butana 2-metil propana 1-pentena

30 38 CH 2 =CH CH CH 3 CH 3 CH 2 =C CH 2 CH 3 CH 3 Pentuna (C 5 H 8 ) CH C CH 2 CH 2 CH 3 3-metil-1-butena 2-metil-1-butena 1-pentuna CH 2 C CH CH 3 3-metil-1-butuna CH 3 b) Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkena dan alkuna. Butena (C 4 H 8 ) CH 2 =CH CH 2 CH 3 CH 3 CH=CH CH 3 1-butena 2-butena Butuna (C 4 H 6 ) CH C CH 2 CH 3 CH 3 C C CH 3 1-butuna 2-butuna c) Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkuna dan alkadiena. Propuna (C 3 H 4 ) CH C CH 3 CH 2 =C=CH 2 propuna 1,2-propadiena 2) Isomer geometri Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur ruangnya berbeda. Contoh pada alkena mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan trans.

31 39 A A A B \ / \ / C=C C=C / \ / \ B B B A cis trans (Harnanto dan Ruminten, 2009) 4. Minyak Bumi Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut. Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Proses peruraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa hidrokarbon. Untuk dapat dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya pada kolom bertingkat. Komponen utama minyak bumi dan gas alam adalah alkana. Gas alam mengandung 80% metana, 7% etana, 6% propana, 4% butana dan isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat dimanfaatkan gas propana dan butana dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural Gas). Karena pembakaran gas alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka gas alam banyak digunakan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Senyawa penyusun minyak bumi: alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatik. Dari hasil distilasi bertingkat diperoleh fraksi-fraksi LNG, LPG, petroleum eter, bensin, kerosin, solar, oli, lilin, dan aspal.

32 40 Tabel 2.5 Fraksi-Fraksi Minyak Bumi Fraksi Jumlah Titik Didih atom C ( C) Kegunaan Gas 1-4 (-160)-30 Bahan bakar LPG, sumber hidrogen, bahan baku sintesis senyawa organik. Petroleum eter Pelarut Bensin (gasoline) Bahan bakar kendaraan Nafta (bensin berat) Bahan kimia (pembuatan plastik, karet sintetis, detergen, obat, cat, serat sintetis, kosmetik), zat aditif bensin. Minyak tanah (kerosin) Rumah tangga Avtur Bahan bakar mesin pesawat terbang (Aviationturbinekerosene) Solar dan minyak diesel Bahan bakar diesel, industri Pelumas (Oli) ke atas Pelumas Parafin/lilin/malam ke atas Lilin, batik, korek api, pelapis kertas bungkus, semir sepatu. Aspal 25 ke atas 350 ke atas Pengaspalan jalan, atap bangunan, lapisan antikorosi, pengedap suara pada lantai. Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan merupakan ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n heptana dan isooktan. Misalnya

33 41 bensin premium yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80 88), pertamax (bilangan oktan 91 92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95). Penambahan zat antiketukan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb 2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril ( SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin. Untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan cara-cara cracking (perengkahan) yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil, reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang dan alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar (Harnanto dan Ruminten, 2009). a. Dampak Pembakaran Minyak Bumi Pembakaran bahan bakar minyak dapat berlangsung dua cara yaitu pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan energi yang

34 42 cukup besar dibandingkan pembakaran tidak sempurna. Tetapi gas CO 2 yang dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya green house effect (efek rumah kaca). Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar minyak akan menghasilkan jelaga yang dapat mengotori alat-alat seperti perkakas rumah tangga, mesin, knalpot, dan lain-lain. Sehingga mempercepat kerusakan pada alat-alat tersebut. Selain itu juga menghasilkan gas CO yang dapat menyebabkan keracunan. Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain seperti: oksida belerang (SO 2 dan SO 3 ), oksida nitrogen (NO dan NO 2 ), dan partikel-partikel debu. Gasgas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam (Harnanto dan Ruminten, 2009). 5. Kegunaan dan Komposisi Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari a. Senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan Zat aditif yang berasal dari senyawa hidrokarbon misalnya pemanis sakarin dan sodium siklamat, keduanya mengandung bahan dasar benzena C 6 H 6. Bahan pengawet lainnya yang mengandung bahan dasar senyawa turunan benzena yaitu natrium benzoat yang biasa digunakan untuk pengawet manisan buah dan minuman. Senyawa ini merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang bentuknya siklik, tak jenuh, dan berbahaya. b. Senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang Bahan sandang sintetis umumnya merupakan polimer dari beberapa senyawa kimia yang bahan dasarnya adalah senyawa hidrokarbon yaitu metana, etena, butena, juga benzena. Hidrokarbon tersebut direaksikan dengan zat lain untuk

35 43 menghasilkan monomer-monomer yang mengandung oksigen dan mengandung nitrogen kemudian monomer-monomer dipolimerisasikan menjadi senyawa polimer yang berupa serat atau benang. Serat atau benang tersebut diolah menjadi kain-kain yang digunakan sebagai bahan sandang. (Devi, 2009) Gambar 2.8 Pemanfaatan Senyawa Hidrokarbon dalam Bidang Sandang c. Senyawa hidrokarbon dalam bidang papan Bahan bangunan yang dibuat dari senyawa hidrokarbon antara lain cat dan kaca plastik atau fiberglas. Cat ada yang bahan dasarnya metana, etena, dan butena. Tabel 2.6 Jenis Cat Sesuai Bahan Dasarnya Hidrokarbon Jenis Cat Rumus Kegunaan Metana Cat Vinil (C 4 H 6 O 2 ) n Cat tembok Etena Cat Lateks Stirena- Butadiena (C 28 H 30 ) n Cat tembok Propena Cat Damar Alkid (C 11 H 10 O 5 ) n Cat kayu atau besi (Devi, 2009)

36 44 Selain cat, bahan bangunan lain ada yang dibuat dari macam-macam polimer hidrokarbon, misalnya daun pintu, atap plastik, bak mandi dan pipa-pipa air. Tabel 2.7 Jenis Bahan Bangunan Sesuai Bahan Dasarnya Senyawa Hidrokarbon Jenis Plastik Jenis Bahan Bangunan Kloro etena PVC Pipa air 2-metilpropanoat Perspek Kaca plastik (Devi, 2009) d. Senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika Lukisan umumnya dibuat dari cat yang sebagian komponennya berasal dari senyawa hidrokarbon. Benda seni lainnya banyak dibuat dari plastik seperti patung-patung, aksesoris, bunga-bungaan, atau buah-buahan. Tabel 2.8 Beberapa Benda Seni Dari Hidrokarbon Benda Seni Bahan Hidrokarbon Kerajinan tangan patung Busa poliuretan Benzena Bunga dan buah plastik Polietilena Etena Hiasan dinding Pleksiglas Propilena Hiasan aquarium Polietilena Etena (Devi, 2009)

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti BAB 9 HIDROKARBON Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Pada pelajaran bab kesembilan ini akan dipelajari tentang kekhasan atom karbon, identitifikasi senyawa karbon, alkana,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009 SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009 1. Dari suatu percobaan daya hantar listrik suatu larutan diperoleh data sebagai berikut: Percobaan Larutan Lampu Gelembung gas 1 2 3 4

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami definisi dan jenis-jenis isomer beserta contohnya

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 6 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Jenis ikatan karbon edakan : Propena (tak jenuh) Propuna (tak jenuh) Propana (jenuh) Rantai Atom Karbon Bedakan : 2-metil butana siklobutana

Lebih terperinci

PENGANTAR. Kekhasan atom Karbon Perbedaan Rantai Karbon Perbedaan Atom Karbon. Hidrokarbon EVALUASI PENUTUP. Created By EXIT

PENGANTAR. Kekhasan atom Karbon Perbedaan Rantai Karbon Perbedaan Atom Karbon. Hidrokarbon EVALUASI PENUTUP. Created By EXIT Loading. 5 4 3 2 1 : : Atom C mempunyai nomor atom 6 memiliki konfigurasi elektron : K L C (z=6) : 2 4 maka elektron valensinya = 4 Atom C dapat mengikat 4 atom yang lain dan dapat mengikat 4 atom C yang

Lebih terperinci

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4 Alkena dan Alkuna Pertemuan 4 Alkena/Olefin hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C) Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap: alkadiena tiga ikatan rangkap: alkatriena,

Lebih terperinci

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs : Nama : Kelas/No.Abs : LKS HIDROKARBON 1. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon 1. Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. 2. Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon

Lebih terperinci

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami pengertian, rumus umum, serta tata nama senyawa hidrokarbon

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 176 KIMIA X SMA S AL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Suatu zat padat dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat menghantarkan arus listrik. Pernyataan yang benar tentang

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 10. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) Pilihlah jawaban yang paling tepat.

LEMBARAN SOAL 10. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) Pilihlah jawaban yang paling tepat. LEMBARAN SOAL 10 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas 11 A. Senyawa Karbon Hidrokarbon termasuk senyawa organik yang hanya terdiri atas unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Contohnya adalah metana (CH 4), etena (C 2H 4), dan asetilena (C 2H 2).

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK BAAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 al 1 dari 19 BAB VII KIMIA ORGANIK Dari 109 unsur yang ada di alam ini, karbon mempunyai sifat-sifat istimewa : 1. Karbon dapat membentuk

Lebih terperinci

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air KIMIA 2 KELAS X PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah...

1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah... 1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah... A. Karbon melimpah di kulit bumi B. Karbon memiliki 4 elektron valensi C. Dapat membentuk rantai atom karbon D. Titik didih

Lebih terperinci

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti BAB 9 HIDROKARBON Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Pada pelajaran bab kesembilan ini akan dipelajari tentang kekhasan atom karbon, identitifikasi senyawa karbon, alkana,

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X

LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Alkana yang tidak mengandung lima atom karbon yaitu.... a. n-pentena b. 2-metil-butana c. isopentana d. 2-metil-pentana

Lebih terperinci

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. SENYAWA ORGANIK A. Sifat khas atom karbon Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi,

Lebih terperinci

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan pembentukan minyak bumi. 2. Memahami fraksi-fraksi

Lebih terperinci

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti Senyawa Hidrokarbon Senyawa Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung hanya karbon dan hidrogen C + H Carbon sebagai unsur pokok memiliki keistimewaan sbb : 1. Dengan ev = 4 membentuk 4 ikatan kovalen

Lebih terperinci

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1 ALKANA Rumus umum alkana: C n H 2n + 2 R (alkil) = C n H 2n + 1 Alkana Adalah rantai karbon yang memiliki ikatan tunggal (jenuh) A. Alkana 1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin).

Lebih terperinci

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran ALKANA Sifat-sifat fisik alkana Alkana : senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal), atom C : hibridisasi sp 3 rumus molekul : C n H 2n+2 struktur : alifatik (rantai lurus) dan siklik (sikloalkana) Tidak

Lebih terperinci

HIDROKARBON A. PENGERTIAN SENYAWA KARBON B. HIDROKARBON

HIDROKARBON A. PENGERTIAN SENYAWA KARBON B. HIDROKARBON 7 HIDROKARBON A. PENGERTIAN SENYAWA KARBON B. HIDROKARBON Apabila kita membakar kayu, maka akan didapat suatu zat berwarna hitam yang kita sebut arang. Arang yang dihasilkan dari peristiwa pembakaran adalah

Lebih terperinci

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

1. Perhatikan struktur senyawa berikut! . Perhatikan struktur senyawa berikut! CH CH CH CH CH CH CH Jumlah atom C primer, atom C sekunder, dan atom C tersier dari senyawa di atas adalah...,, dan D.,, dan,, dan E.,, dan,, dan. Di bawah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA Standar Kompetensi : Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan mendeskripsikan proses

Lebih terperinci

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA Standar Kompetensi : Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan mendeskripsikan proses pembentukan dan teknik penyulingan minyak bumi

Lebih terperinci

Kemampuan dan Sikap yang Dimiliki

Kemampuan dan Sikap yang Dimiliki Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu: 1. menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya, serta menyebutkan dampak pembakaran

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN POLIMER

HIDROKARBON DAN POLIMER HIDROKARBON DAN POLIMER Hidrokarbon Senyawa karbon disebut senyawa organik karena pada mulanya senyawa-senyawa tersebut hanya dapat dihasilkan oleh organisme Senyawa lain yang tidak berasal dari makhluk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Belajar menurut Slameto (2003: 2) secara psikologis adalah Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN KEGUNAANNYA

HIDROKARBON DAN KEGUNAANNYA Modul 3. 10. IDROKARBON DAN KEGUNAANNYA Standar Kompetensi Mengkomunikasikan Senyawa idrokarbon dan Kegunaannya Kompetensi Dasar 1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk senyawa hidrokarbon

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi Waktu : 18 jam pelajaran (untuk

Lebih terperinci

GLOSARIUM. rangkap tiga : ion yang bermuatan negatif : elektroda yang mengalami oksidasi Antrasena : senyawa yang terdiri atas 3 cincin benzena (C 14

GLOSARIUM. rangkap tiga : ion yang bermuatan negatif : elektroda yang mengalami oksidasi Antrasena : senyawa yang terdiri atas 3 cincin benzena (C 14 KIMIA X SMA 183 GLOSARIUM A Affinitas elektron Air kristal Alkana Alkanatiol Alkena Alkuna : energi yang dibebaskan oleh atom dalam bentuk gas jika menerima satu elektron sehingga membentuk ion negatif

Lebih terperinci

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan

Lebih terperinci

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi A. PILIHAN GANDA 1. Molekul oksigen atau O2 merupakan lambang dari partikel a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur 2. Di antara zat berikut yang merupakan unsur ialah... a. Air

Lebih terperinci

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON? APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON? Oleh: Didi S. Agustawijaya dan Feny Andriani Bapel BPLS I. Umum Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL Larutan senyawa di bawah ini dalam air bersifat elektrolit kuat, kecuali... a. NaOH c. HCl e. Ba(OH) 2 b. H 2 SO 4 e.

LEMBARAN SOAL Larutan senyawa di bawah ini dalam air bersifat elektrolit kuat, kecuali... a. NaOH c. HCl e. Ba(OH) 2 b. H 2 SO 4 e. LEMBARAN SOAL 13 Mata Pelajaran : KMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik Salah satu sumber daya alam yang tidak asing lagi adalah minyak bumi. Bahan alam ini amat mempengaruhi kehidupan. Ummat manusia masih menggantungkan sebagian besar aktivitas kehidupannya pada bahan alam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iv v vi ix xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI IDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kekhasan atom karbon dan karakteristik atom karbon dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di kelas X. Dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada

Lebih terperinci

d. 3 dan 5 e. 2 dan Nama yang tepat untuk senyawa di bawah adalah... a. 4-etil 2-metil 2-heptena b. 4-etil 6-metil 5-heptena c.

d. 3 dan 5 e. 2 dan Nama yang tepat untuk senyawa di bawah adalah... a. 4-etil 2-metil 2-heptena b. 4-etil 6-metil 5-heptena c. 25. Berikut ini, ditunjukkan empat isomer 6H12 : Pasangan berikut ini, manakah yang merupakan pasangan isomer cis-trans? A. 1 dan 2 B. 1 dan 3. 1 dan 4 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4 26. Suatu senyawa ester metil

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMA Sang Timur Yogyakarta : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I (Cont d) MINYAK BUMI

BAB I (Cont d) MINYAK BUMI BAB I (Cont d) MINYAK BUMI Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul. Kompetensi Dasar Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11KIM01UTS Doc. Version: 2016-10 halaman 1 01. Sebenarnya kimia organik dan anorganik tidaklah perlu dipisah-pisahkan,

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA ALKANA Alkana rantai pendek (metana dan etana) terdapat dalam atmosfer beberapa planet seperti jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Bahkan di titan (satelit saturnus) terdapat danau metana/etana yang

Lebih terperinci

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

BAB VIII SENYAWA ORGANIK BAB VIII SENYAWA ORGANIK Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan mikromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa serta kegunaannya. Sebagian besar zat yang ada di sekitar kita merupakan

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K1 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Hidrokarbon - Soal Doc Name: RK1AR11KIM0101 Version: 016-10 halaman 1 01 Untuk mengenali adanya senyawa karbon dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan cara membakar

Lebih terperinci

MODUL 10. Satuan Pendidikan : SMA SEDES SAPIENTIAE JAMBU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2

MODUL 10. Satuan Pendidikan : SMA SEDES SAPIENTIAE JAMBU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 MODUL 10 Satuan Pendidikan : SMA SEDES SAPIENTIAE JAMBU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 I. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa makromolekul.

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA ALKENA Nama lain alkena adalah olefin atau senyawa vinil. Alkena termasuk senyawa organik tak jenuh. Alkena merupakan senyawa yang relatif stabil, akan tetapi lebih reaktif dari alkana karena terdapatnya

Lebih terperinci

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Sikloalkana Ikhtisar Sumber: hang Bab 11 Alkuna idrokarbon Aromatik Gugus Fungsi Departemen Kimia FMIPA IPB Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Beberapa karakteristik

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Di antara unsur-unsur 12 P, 16 Q, 19 R, 34 S dan 53

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Endang Susilowati MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SAINS KIMIA Prinsip dan Terapannya untuk Kelas X SMA dan MA Semester 2 1B Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

yang sesuai 3. Alat dan bahan 2. Buku PR Kimia dinding tabung reaksi Amati perubahan yang Selanjutnya, uji titik-titik terjadi pada air kapur.

yang sesuai 3. Alat dan bahan 2. Buku PR Kimia dinding tabung reaksi Amati perubahan yang Selanjutnya, uji titik-titik terjadi pada air kapur. Kimia Kelas X 1 Silabus Sekolah : Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran : Kimia Standar Kompetensi : 4 Memahami sifat-sifat senyawa organik atau dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 01. Diketahui ion X 3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron.

Lebih terperinci

THE MEANING. The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time.

THE MEANING. The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time. RATE OF REACTION THE MEANING The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time. FAST REACTION SLOW REACTION Sodium metal reacts quickly with water to release

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 13 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tes Keterampilan Proses 1. Pengertian keterampilan proses Keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para ilmuwan ketika mereka mempelajari atau menyelidiki

Lebih terperinci

S I L A B U S. Indikator Materi Pembelajaran Imtaq Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Waktu

S I L A B U S. Indikator Materi Pembelajaran Imtaq Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Waktu Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cianjur Kelas : x / umum Mata Pelajaran : Kimia Semester : GANJIL Standar Kompetensi : 1.Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi : 8 jam

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5 TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA kelompok II x5 DI SUSUN OLEH: ARIEF NURRAHMAN FARID SUHADA GERRY REGUS M. HANIEF IQBAL S. ILHAM SYAHBANI ALKANA ALKANA adalah Hidrokarbon jenuh yang paling

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA)

RINGKASAN MATERI DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA) RINGKASAN MATERI DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pelajaran : SMA Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu : Kimia : Hidrokarbon : Minyak Bumi : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

Lebih terperinci

contoh-contoh sifat Pengertian sifat kimia perubahan fisika perubahan kimia ciri-ciri reaksi kimia percobaan materi

contoh-contoh sifat Pengertian sifat kimia perubahan fisika perubahan kimia ciri-ciri reaksi kimia percobaan materi MATA DIKLAT : KIMIA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan, alam dan sekitarnya. 2. Siswa memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menunjang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

BAB I HIDROKARBON. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul.

BAB I HIDROKARBON. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul. BAB I HIDROKARBON Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa

Lebih terperinci

Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1.

Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Jenuh : alkana, mempunyai ikatan tunggal dibagi menjadi 2 yaitu

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan, Yogyakarta Telepon (0274) 376067, Faksimile 376067, Kasihan 55181 e-mail : sman1kasihan@yahoo.com

Lebih terperinci

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS)

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kimia Dasar II / Kimia Organik Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kontrak perkuliahan : 1. Ujian : 50% 2. Tugas : 10% 3. Kuis

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

Bab XI Kegunaan dan Komposisi Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bab XI Kegunaan dan Komposisi Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-Hari Bab XI Kegunaan dan Komposisi Senyawa idrokarbon dalam Kehidupan Sehari-ari Sumber: Pustaka Ilmu Molekul Raksasa Rumah plastik pertama dibangun tahun 1957. Salah satu bahan utama plastik adalah senyawa

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2005 Bidang Kimia KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA 1. BILANGAN OKSIDASI Bilangan oksidasi suatu unsur menggambarkan kemampuan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain dan menunjukkan bagaimana peranan elektron

Lebih terperinci

Kimia Ebtanas Tahun 1988

Kimia Ebtanas Tahun 1988 Kimia Ebtanas Tahun 988 EBTANAS-88-0 Zat-zat dibawah ini tergolong unsur, kecuali A. besi B. emas C. nikrom D. belerang E. kalium EBTANAS-88-0 Didalam rumus senyawa K CO terdapat A. atom K, atom C, atom

Lebih terperinci

SENYAWA KARBON. Indriana Lestari

SENYAWA KARBON. Indriana Lestari SENYAWA KARBON Indriana Lestari A. Keunikan Atom Karbon ( C ) Atom Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi. Dengan nomor atom 6, atom C memiliki 4 elektron valensi, sehingga untuk mencapai kestabilan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASINAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Diketahui ion X 3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron.

Lebih terperinci

MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA

MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. 2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun

Lebih terperinci

PENGANTAR. Konsep Dasar Kimia untuk PGSD 203

PENGANTAR. Konsep Dasar Kimia untuk PGSD 203 PENGANTAR Materi termasuk zat yang telah dibahas pada BBM terdahulu, kebanyakan berkaitan dengan unsur dan senyawa anorganik. Golongan senyawa lainnya adalah senyawa organik. Dalam kehidupan, justeru golongan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Multiplechoice OSK Kimia Tahun 2014 Oleh Urip

Pembahasan Soal Multiplechoice OSK Kimia Tahun 2014 Oleh Urip Pembahasan Soal Multiplechoice OSK Kimia Tahun 2014 Oleh Urip Kalteng @ http://urip.wordpress.com Dengan senang hati jika ada yang mau mengoreksi pembahasan ini A. Pilih jawaban yang paling tepat ( 25

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 17 Sesi NGAN Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa hidrokarbon secara umum adalah reaksi adisi,

Lebih terperinci

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi :

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi : 1. Perhatikan reaksi, 2 Fe 2 S 3 + 3O 2 + 6 H 2 O 4 Fe(OH) 3 + 6S Jika 2 mol Fe 2 S 3, 2 mol O 2 dan 3 mol H 2 O bereaksi dengan sempurna, akan dihasilkan : A. 3 mol Fe(OH) 3 B. 2 mol Fe(OH) 3 D. 8 mol

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 10 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih, larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan keelektrolitannya,

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB VII HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI Kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, struktur, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. A. HIDROKARBON Atom karbon merupakan

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 12 A. BENZENA 1. Rumus a. Rumus molekul : C 6H 6 b. Rumus bangun : 2. Hibridisasi Struktur Kekule, setiap atom C dalam benzena membentuk 3 ikatan sigma = ( sp 2 ) 3 dan 1 ikatan phi = ( p-p ) 1. Hal ini dapat

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 6 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 6 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 6 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Elektron ditemukan oleh. A. J.J. Thomson D. Henri Becquerel

Lebih terperinci

Kimia Organik Pertemuan 1

Kimia Organik Pertemuan 1 Kimia Organik Pertemuan 1 Hidrokarbon Isomer struktur Alkana Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Contoh senyawa HC: minyak tanah,

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 4 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron

Lebih terperinci

PREDIKSI UJIAN NASIONAL 2011 KIMIA

PREDIKSI UJIAN NASIONAL 2011 KIMIA Soal PREDIKSI Latihan UJIAN NASIONAL 2011 2013 KIMIA 1 LATIHAN UJIAN AKHIR NASIONAL TAHUN AJARAN 2012/2013 KIMIA 1. Jika unsur 19 X berikatan dengan unsur 35 Z maka, rumus senyawa dan jenis ikatan yang

Lebih terperinci