M. Nurhalim Shahib, Diah Dhianawaty, dan Ani Melani
|
|
- Yanti Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KO-30 INOVASI BARU PENGEMBANGAN OBAT KANKER ALAMI BERBASIS BIOLOGI MOLEKULER: MEMBANGUN PROTOTIPE FORMULA ANTI KANKER DARI EKSTRAK PANDANUS CONOIDEUS LAM, PHYLLANTUS NIRURI L. DAN VITIS VINIFERA DALAM BENTUK SERBUK ORAL M. Nurhalim Shahib, Diah Dhianawaty, dan Ani Melani Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang telp: (022) Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Dalam penelitian ini telah dikembangkan obat kanker baru berdasarkan ekspresi gen sel HeLa dalam bentuk kombinasi ekstrak tanaman obat yang terdiri dari Phyllanthus niruri L. (Pn) Vitis vinifera (Vv). Kedua kombinasi ini efeknya menghambat ekspresi gen caspase-3, p53, siklin D1, siklin D2, siklin D3, bcl-2, Rock-1, Rip-1, BRCA-1, BRCa-2, GAPDH dan PARP-1, sedangkan terhadap gen Cox-2 meningkat ringan. Kedua kombinasi tersebut lebih kuat hambatannya dibandingkan kombinasi tiga herbal (dari Phyllanthus niruri L., Vitis vinifera dan Pandanus connoideus Lam), sehingga layak dilanjutkan ke tahap percobaan hewan. Pada percobaan hewan yang diinduksi dengan dextrose sodium sulphate (DSS) dan Aoxymethan (AOM) terjadi penurunan ekpsresi Muc-2 dan Ascl-2 (Mash-2). Kedua gen tersebut adalah marker untuk adanya perubahan sekresi dan proliferasi pada mukosa usus mencit, sehingga dapat dianggap sebagai petanda awal perkembangan kanker usus (colon). Kombinasi ekstrak Phyllanthus niruri dan Vitis vinifera ternyata dapat meningkatkan kembali ekspresi gen Muc-2, namun tidak sepenuhnya dapat mengembalikan ekspresi Ascl-2. Efek terhadap eskpresi gen yang lain seperti siklin D tidak berpengaruh tetapi menurunkan ekpresi gen bcl-2. Sebaliknya terhadap PARP-1 terjadi penguatan ekspresi. Data selanjutnya telah diketahui bahwa Cox-2 merupakan gen yang penting untuk proliferasi sel, tetapi tidak spesifik. Pada penelitian ini ekspresinya tidak berubah setelah ditambahkan kombinasi ekstrak Phyllanthus niruri dan Vitis vinifera. Ini berarti fenomena molekuler yang diperoleh pada penelitian ini masih berada pada tahap perkembangan awal suatu kanker. Keadaan ini dapat dianggap sebagai precancer dan masih diperlukan pemeriksaan gen-gen lain yang spesifik dan perlu dianalisis gen-gen yang spesifik. Berdasarkan data ekspresi gen tersebut di atas, kombinasi Phyllanthus niruri dan Vitis vinifera dapat dikembangkan menjadi obat kanker colon. Dalam penelitian ini pula telah dapat disajikan dalam bentuk serbuk sesuai dengan tujuan penelitian. Kata Kunci: kanker, herbal, ekspresi gen, Real-Time PCR, target molekuler I. PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah memberdayakan pemanfaatan obat generik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Berkaitan dengan hal itu diperlukan suatu upaya mempertajam sasaran dengan mengarahkan efeknya sampai ke tingkat molekuler atau seluler, sehingga dapat ditentukan target molekuler suatu herbal. Hal ini penting untuk mengimbangi superioritas penggunaan obat modern yang hanya melegalitaskan senyawa aktif. Sejalan dengan program pemerintah yang sedang mengembangkan dan meningkatkan obat generik di Indonesia, pemberdayaan bahan alam berkhasiat obat sekarang saatnya dikembangkan sampai uji klinik agar dapat diproduksi secara nasional. Diharapkan pengembangan obat generik yang dieksplorasi secara ilmiah akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga dapat menunjang kemandirian bangsa. Pada penelitian ini direncanakan pengembangan bahan alam herbal menjadi obat kanker (generik). Kanker atau neoplasma maligna adalah sekelompok penyakit yang etiologinya multifaktorial dan secara spesifik menye-
2 KO-31 babkan kelainan proliferasi sel. Keadaan tersebut dapat terjadi karena gangguan siklus sel dan regulasinya yang semuanya diatur melalui protein-protein yang dikode oleh gen-gen spesifik. [1] Hingga kini upaya pengembangan obat kanker dari bahan alam di Indonesia masih belum berhasil baik, sehingga pengelolaan penyakit kanker masih sepenuhnya bergantung kepada obat impor. Alasan logis mengenai hal itu karena orientasi pengembangan obat kanker di Indonesia terlalu kaku, hanya mengikuti pola barat dengan mengandalkan khasiat senyawa aktif. Sedangkan kenyataannya keberhasilan kemoteurapeutik dengan senyawa akif tersebut masih belum memuaskan, bahkan boleh dikatakan belum menurunkan angka kematian penyakit kanker secara bermakna. Alasan ilmiah yang kedua, jalur kematian sel dan cell survival belum seluruhnya dipahami, sehingga belum dapat dijawab dengan tuntas mengapa sel kanker dapat mati semu (dorman), dapat rekuren, bahkan dapat pula resisten terhadap terapi. Hal ini menunjukkan bahwa jalur kematian sel bukan hanya merupakan satu jalur lurus, tetapi multi pathways. [2] Sehingga dengan mengandalkan aktivitas satu senyawa aktif saja sukar untuk membunuh sel kanker. Alasan lain bahwa spesifisitas masing-masing jaringan menggunakan jalur kematian pada waktu yang berbeda, sehingga umur sel organ yang satu berbeda dari organ yang lain. Ini menunjukkan pathway yang digunakan untuk mempertahankan cell survival juga berbeda. Sudut pandang pengembangan obat kanker (generik) ini berdasarkan patogenesis kanker yang multifaktorial yang berarti secara molekuler terapi kanker tidak dapat hanya menggantungkan kepada satu macam senyawa aktif saja. Beberapa tahun terakhir telah dilaporkan bahwa Amerika Serikat telah mengembangkan penelitian alternative dan complementary medicine (Cruzen J., 1998). Ternyata para ahli telah sepakat bahwa bahan terapi alternatif dapat mengurangi efek toksik dan ketidaknyamanan terapi (Colic M. dan Povelic K., 2000). Permasalahannya apakah sel kanker dapat dihambat pertumbuhannya oleh pemberian ekstrak herbal. Dapatkah profil ekspresi gen dijadikan indikator hambatan sel kanker oleh ekstrak herbal. Untuk memecahkan masalah tersebut peneliti bertekad untuk mengembangkan obat kanker dalam bentuk kombinasi ekstrak tanaman obat Indonesia yang telah dikenal mempunyai efek anti kanker tetapi belum diuji secara akademik. Bentuk kombinasi tersebut terdiri dari Pandanus conoideus Lam, Phyllantus niruri L. dan Vitis vinifera yang disajikan dalam bentuk ekstrak etanol. Kombinasi tersebut untuk meningkatkan daya bunuh terhadap sel kanker, menghindari kematian semu (dorman), menghindari rekurensi dan resistensi terhadap obat kanker serta mencegah kanker yang disebabkan virus. Untuk mendeteksi suatu sel masuk ke fase proliferasi perlu diselidiki ekspresi gen siklin D yang berperan pada awal siklus sel (fase G1). Selanjutnya untuk mengetahui suatu sel kanker mempertahankan kehidupannya (cell survival) atau beralih ke resisten perlu diperiksa ekspresi bcl-2, Atg-6 dan p53. Disamping itu gen-gen pengendali proliferasi sel yang lain, seperti Cox-2 juga penting diteliti. Pada penelitian ini juga tumor suppressor gen seperti BRCA-1/2 disamping p53 perlu diteliti profil ekspresinya. Inilah salah satu alasan diformulasikannya kombinasi senyawa-senyawa yang mempunyai efek anti kanker dalam bentuk satu formula kombinasi obat kanker. Dalam hal ini, diperlukan kombinasi herbal dan konsentrasi yang tepat, sehingga mencapai kematian sel maksimal dan spesifik. Sebagai pembanding digunakan doxorubicin dan cisplatin. Efek kedua obat kanker ini terhadap kematian sel kanker disetarakan dengan efek herbal maka formula kombinasi herbal akan dapat ditentukan. Untuk mengetahui tipe kematian sel yang terjadi akan dianalisis berdasarkan ekspresi gen. Profil ekspresi gen bcl-2, caspase-3 menunjukkan apoptosis, sedangkan ekspresi RIP-1 menunjukkan nekrosis dan Atg-6 untuk menunjukkan autofagi. Analisis kombinasi ketiga obat kanker yang terdiri dari Pandanus conoideus Lam, Phyllantus niruri L. dan Vitis vinifera diharapkan akan menghasilkan suatu anti kanker yang ideal bagi dunia kedokteran di Indonesia. Yang selanjutnya diharapkan kombinasi tersebut dapat dikembangkan menjadi obat kanker generik yang efektif, efek sampingnya rendah dan murah. Tujuan Penelitian 1. Pengembangan obat kanker baru dari bahan alam dalam bentuk serbuk herbal berstandar. 2. Menghasilkan target molekuler ekstrak etanol herbal terhadap sel kanker berupa 14 macam profil ekspresi gen yaitu bcl-2, caspase-3, p53, cyclin D1, cyclin D2, cyclin D3, Atg-6, RIP-1, BRCA-1/2, Cox- 2, GAPDH, dan PARP-1 3. Meningkatkan perolehan hak paten nasional. 4. Membuka peluang baru pemanfaatan tanaman asli Indonesia yang berarti membuka peluang baru bagi petani Indonesia. TABEL 1: Nilai IC50 Phyllanthus niruri, Pandanus conoideus dan Vitis vinivera terhadap sel HeLa
3 KO-32 II. METODOLOGI 1. Penyediaan bahan herbal didapat dari PT. Puspita Jelita. 2. Metode analisis kimia kuantitatif dan kualitatif ekstrak etanol terhadap Phyllanthus niruri, Pandanus connoideus Lam dan Vitis vinifera yang dilakukan oleh ahli kimia dan farmasi. 3. Kultur sel HeLa untuk menentukan ekspresi gen caspase 3, p53, Atg-6, CCND-1, CCND-2, CCND- 3, Bcl-2, Rock-1, RIPK-1, BRCA-1/2, Cox-2 dan GAPDH. 4. Menyetarakan efek herbal dibandingkan dengan obat kanker cisplatin dan doxorubicin 5. Menggunakan hewan uji mencit/tikus penderita kanker yang diinduksi dengan zat karsinogenik. 6. Isolasi jaringan kanker untuk memperoleh ekstrak RNA 7. Penentuan konsentrasi Real-Time PCR. Dari sini akan didapat profil masing-masing efek herbal terhadap kadar RNA. 8. Formula kombinasi herbal sebagai obat kanker dapat diproduksi dalam bentuk serbuk. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan sebagian dari tahap penelitian translasi (translational research) dalam bidang medis di Fakultas Kedokteran UNPAD meliputi bidang penelitian dasar sampai dengan terapan, namun pada tahap ini belum sampai ke uji klinis. Walaupun demikian melalui penelitian ini telah banyak informasi baru yang dapat diungkapkan, terutama dalam bidang biologi molekuler tentang kaitannya dengan penentuan IC50 (inhibition concentration 50) tiga macam ekstrak tanaman obat yang dikaitkan dengan ekpresi gen. Gengen tersebut meliputi siklin D (D1, D2 dan D3), p53, caspase-3, beclin-1, bcl-2, Cox-2, Rock-1, RIP-1, GAPDH dan PARP-1. Ke 12 gen tersebut mempunyai fungsi atau terkait dengan fungsi seluler sebagai berikut: 1. Peran siklus sel dan regulasinya yang melibatkan berbagai gen di antaranya yang penting adalah siklin D1, D2, D3 dan p53. Tentu saja keempat peran tersebut tidak terlalu kaku terbatas itu saja, karena ada pula gen-gen yang berperan ganda bahkan berperan multiple seperti p53, GAPDH yang selain berperan dalam glikolisis juga berperan dalam apoptosis. Hasil penetuan IC50 (inhibition concentration 50) telah dilakukan terhadap 3 macam herbal; Phyllanthus niruri, Pandanus conoideus dan Vitis vinivera terhadap sel HeLa (TABEL 1) Dari TABEL 1 di atas dapat diketahui bahwa hambatan terhadap proliferasi sel HeLa yang paling kuat adalah ekstrak Pandanus conoideus dibandingkan dengan Phyllanthus niruri dan Vitis vinivera. Berdasarkan IC50 masing-masing herbal ditentukan variasi hambatan terhadap proliferasi sel HeLa seperti tertera pada TABEL 3. Berdasarkan TABEL 3 dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin rendah kemampuan proliferasi, sedangkan persentasi penghambatan proliferasi semakin tinggi. Hasil uji hambatan terhadap proliferasi sel HeLa tampak konsentrasi Phyllanthus niruri (Pn) yang bervariasi dari 1000 µg/ml sampai dengan 2000 µg/ml tidak mengalami peningkatan yang berarti. Berdasarkan reaksi substrat-enzim ataupun suatu senyawa kimia tertentu dengan protein tertentu, fenomena yang demikian memperlihatkan reaksi tingkat nol. Artinya penambahan substart tidak berpengaruh lagi terhadap laju reaksi. Berdasarkan hasil itu maka kadar efektif Pn adalah 1000 µg/ml. Hasil yang lebih menarik adalah bila kedua herbal tersebut dikombinasikan (Pn+Vv) timbul sinergivitas yang sangat tinggi. Tampaknya ada mekanisme lain dan pathway reaksi yang lain daripada yang ditunjukkan oleh konsentrasi tunggal. TABEL 3: Konsentrasi Herbal yang Digunakan Beserta Persentasi Proliferasi dan Penghambatan Proliferasi (PP) 2. Peran dalam cell death pathway yang melibatkan juga banyak gen, termasuk caspase-3, bcl-2, beclin- 1, RIP-1 dan p Peran dalam cell movement, termasuk cell detachment yang dalam penelitian ini oleh gen Rock Peran dalam DNA repair seperti PARP-1 dan GAPDH.
4 KO-33 TABEL 2: Ekspresi Gen Pengaruh gabungan herbal terhadap kultur sel HeLa menghasilkan hambatan proliferasi yang bervariasi dari rendah sampai lebih dari 95% (TABEL 2). Pada (TABEL 2 tertera pengaruh kombinasi herbal terhadap sel HeLa dianalisis berdasarkan sel yang masih hidup dan sel yang sudah mati (sel yang telah mengalami pelepasan dari dasar atau disebut detachment cell). Sel yang bebas dari dasar flash (cell detachment) dianggap sel mati, sedangkan sel yang masih melekat pada dasar tabung dianggap masih hidup. Hasil penelitian dengan herbal terhadap kehidupan sel HeLa akan dibandingkan berdasarkan ekspresi gen. Setelah ditentukan nilai IC50 ternyata gabungan Pc dengan Vv (IC50=8,70 µg/ml) dapat menghambat proliferasi sel HeLa lebih kuat dibandingkan dengan Pn dan Vv dalam kondisi ekstrak tunggal. Kalau dibandingkan dengan IC50 masing-masing herbal, tampak Pn dan Vv tidak mempunyai efek toksik atau mempunyai efek toksik yang sangat lemah. Mekanisme reaksi biokimia saja belum cukup dapat menerangkan efek interaksi obat tersebut. Hal ini harus dikaitkan dengan perubahan yang terjadi pada tingkat molekuler. Penulis mencoba mengaitkan hambatan proliferasi tersebut dengan 14 macam ekspresi gen ((TABEL 2). Proliferasi sel sangat tergantung kepada siklus sel yang dikendalikan oleh gen Siklin D1 dan p53. Kedua ekspresi gen tersebut pada sel yang mati tampak negatif. Tetapi yang menarik pada sel mati masih terdapat ekspresi gen bcl-2, sedangkan yang lain negatif, kecuali Atg-6 dan RIP-1 yang terekspresi lemah. Mengenai BRCA-2 belum dapat ditarik kesimpulan. Bila dibandingkan dengan sel HeLa yang hidup ternyata p53 dan siklin D1 serta GAPDH terekspresi sangat kuat. Di samping itu pada sel yang hidup tampak caspase-3, Atg-6, siklin D3, bcl-2, RIP-1, semua positif. Tetapi gen siklin D2, Rock-1, Cox-2, PARP-1 Dan BRCA-1 tidak berbeda dengan sel mati. Untuk sementara dapat disimpulkan bahwa sel akan mati bila siklin D1 dan GAPDH tidak terekpresi. Kemungkinan kematian tersebut bukan karena apoptosis, tetapi mungkin sel sedang melakukan mekanisme kematian sel dengan autofagi. Berdasarkan pengujian bcl-2 dan adanya Atg-6 (Beclin-1) yang pernah positif pada sel hidup. Dilakukan penetuan kosentrasi IC50 untuk gabungan herbal dengan hasil seperti yang tertera pada TABEL 2. Pada penelitian ini telah dapat ditetapkan bahwa kemampuan hambatan proliferasi masing-masing herbal terhadap pertumbuhan sel HeLa bervariasi dari yang kuat sampai yang rendah berdasarkan IC50 (TABEL 1). Seperti telah diketahui bahwa kematian sel terdiri dari tiga cara, apoptosis, autifagi dan nekrotik (Kroemer G. et al., 2009). Untuk pengembangan obat kanker pada penelitian ini ditujukan pada peningkatan kematian apoptosis dan autofagi. Oleh karena itu pengembangan selanjutnya adalah penentuan konsentrasi kombinasi yang dibandingkan dengan Doxorubicin dan Cisplatin yang dikaitkan dengan profil ekspresi. Pada percobaan in vitro yang menggunakan sel HeLa telah didapatkan suatu kombinasi herbal yang terdiri dari Phyllanthus niruri dan Vitis vinivera yang dapat menghambat proliferasi sel sebesar 95,65%. Berdasarkan data di atas kombinasi tersebut diuji pada hewan percobaan (mencit). Sebagaimana telah dilaporkan dan diperlihatkan pada hasil terdahulu bahwa gen Muc-2 terekspresi positif pada usus mencit sedangkan MASH-2 tidak terekspresi atau terekspresi lemah. Pada penelitian ini hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi tersebut dapat meningkatkan ekspresi gen Muc-2 dan menurunkan bcl-2. Hal ini berarti kombinasu herbal tersebut dapat digunakan untuk mencegah terjadinya tahap awal proliferasi sel kanker usus. IV. KESIMPULAN 1. Efek kombinasi Phyllanthus niruri dan Vitis vinifera lebih potensial dalam menghambat proliferasi sel HeLa dibandingkan dengan dosis tunggal. 2. Kematian sel oleh kombinasi Phyllanthus niruri dan Vitis vinifera dapat menyebabkan kematian sel namun tidak spesifik. 3. Pada sel HeLa yang mati terdapat ekspresi bcl-2, belum dapat dijelaskan mekanismenya. 4. Ekspresi gen Muc-2 dan Ascl-2 dapat dijadikan petanda (marker) proliferasi sel mukosa usus, se-
5 KO-34 hingga kemungkinan dapat dikembangkan marker pada kanker usus. 5. Kombinasi Phyllanthus niruri dan Vitis vinifera dapat mengembalikan ekspresi gen Muc-2 kembali normal pada usus mencit. 6. Telah dapat dihasilkan crude extract Phyllanthus niruri dalam bentuk serbuk sebagaimana yang diharapkan. SARAN Masih diperlukan efek spesifik dari kombinasi herbal dalam mengatur ekspresi gen dengan memeriksa micro-rna dan metilasi DNA. DAFTAR PUSTAKA [1] Lodish, H., Berk, A., Zipursky, S.L, Matsudaira, P., Baltimore, D., Darnel, J Molecular Cell Biology, 4 th ed. Freeman and Company, New York [2] Kroemer, G., Galluzzi, L., Vandenabeele, P., Abrams, J., Alnemri, E.S., Baehrecke, E.H., Blagosklonny, M.V., El-Deiry, W.S., Golstein P., Green, D.R., Hengartner, M., Knight, R.A., Kumar, S., Lipton, S.A., Malorni, W., Nunez, G., Peter, M.E., Tschopp, J., Yuan, J., Piacentini, M., Zhivotovsky, B., Melino, G Classification of Cell Death. Cell Death Differ January; 16(1): 3-11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma secara harafiah berarti pertumbuhan baru, adalah massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel neoplastik adalah otonom dalam arti tumbuh
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini
BAB 6 PEMBAHASAN Phaleria macrocarpa merupakan salah satu tanaman obat tradisional Indonesia yang mempunyai efek anti kanker, namun masih belum memiliki acuan ilmiah yang cukup lengkap baik dari segi farmakologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulcerative Colitis (UC) termasuk dalam golongan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD). Keadaan ini sering berlangsung kronis sehingga dapat mengarah pada keganasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada wanita dengan insiden lebih dari 22% (Ellis et al, 2003) dan angka mortalitas sebanyak 13,7% (Ferlay
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses patogenesisnya, proses pembelahan sel menjadi tidak terkontrol karena gen yang mengatur
Lebih terperinciUji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro
SIDANG TUGAS AKHIR Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro Hani Tenia Fadjri 1506 100 017 DOSEN PEMBIMBING: Awik Puji Dyah Nurhayati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal adalah kanker ketiga tersering di dunia dan merupakan penyebab kematian akibat kanker kedua di Amerika Serikat, setelah kanker paru-paru. Pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bahan alam berkhasiat obat yang banyak diteliti manfaatnya adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray]. Tanaman kembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi. Sekitar 90-95% dari total kanker pada rongga mulut merupakan kanker sel skuamosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Terapi kanker payudara yang berlaku selama ini adalah dengan pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi bersifat terapi definitif lokal, sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab kematian wanita nomor satu (14,7%) di seluruh dunia (Globocan-IARC, 2012). International Agency for Research
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%
63 BAB VI PEMBAHASAN Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% dari masing-masing kelompok dan bersifat multipel dengan rerata multiplikasi dari kelompok K, P1, P2, dan P3 berturut-turut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan penyakit yang disebabkan karena pertumbuhan abnormal pada sel-sel jaringan tubuh. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh dan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia terutama di negara miskin dan berkembang. Peningkatan kasus kanker dari tahun ketahun menjadi beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia. mencapai 18 % dari total kanker (World Health
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia mencapai 18 % dari total kanker (World Health Organization, 2008). Pada tahun 2010, insiden kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui. IBD terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan lahir merupakan berat bayi baru lahir yang diukur dalam satu jam pertama kehidupan. Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misalnya sel otot, sel darah, sel otak atau sel jantung. Stem cell berfungsi sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stem cell merupakan sel yang belum terdiferensiasi dan mempunyai potensi yang tinggi untuk berkembang menjadi jenis sel berbeda di dalam tubuh misalnya sel otot, sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menimbulkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya. Sel-sel kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retinoblastoma merupakan keganasan intraokular paling sering pada anak, yang timbul dari retinoblas immature pada perkembangan retina. Keganasan ini adalah keganasan
Lebih terperinciUJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI
UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia, Jack) TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN SEL MIELOMA Nina Salamah Disampaikan dalam seminar Nasional PERHIPBA Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bagian dari wilayah Indopasifik, yang merupakan salah satu pusat keanekaragaman biota laut yang terbesar di dunia. Sumber daya biota laut tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemakaian parasetamol sangat luas di dunia kedokteran karena merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian parasetamol sangat luas di dunia kedokteran karena merupakan salah satu analgesik-antipiretik yang efektif dan obat bebas yang mudah didapat dimana saja baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke-2 di dunia dengan persentase sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular (Kemenkes, 2014). Data Riset Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KULTUR SEL RAJI
ABSTRAK UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KULTUR SEL RAJI Skolastika Prima, 2006 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr.,mkes. Kanker penyebab kematian kedua terbesar setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi kronik memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya kanker. Salah satu penyakit inflamasi kronik adalah Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang dipicu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2 yang terkandung dalam kopi atau teh dan banyak digunakan dalam pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di dunia, khususnya di negara-negara berkembang (Anderson et al., 2001;
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan peringkat keenam keganasan terbanyak di dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium didiagnosis pada 225.500
Lebih terperinciToksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.
Uji Pra-Klinik Uji Pra-Klinik dimaksudkan untuk mengetahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan ataukah tetap aman dipakai. Karena itulah penelitian toksisitas merupakan cara potensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kanker merupakan penyakit paling mematikan ke-5 dan mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus tumbuh atau bertambah dan tidak dapat mati (Depkes RI, 2013). Di Indonesia, kanker
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu massa yang abnormal dengan pertumbuhan yang tidak teratur (melampaui batas normal dan tidak terkoordinasi) dan dapat bermetastasis (Stricker & Kumar,
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah
BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi. Pewarna makanan saat ini sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman olahan. 1 Penambahan
Lebih terperinciSitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa
Tugas Akhir SB 091351 Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Ika Puspita Ningrum 1507100059 DOSEN PEMBIMBING: Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si N. D. Kuswytasari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan pada usus besar dan rektum. Gangguan replikasi DNA di dalam sel-sel usus yang diakibatkan oleh inflamasi kronik dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diderita. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat penuaan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga
Lebih terperinciKata Kunci : Fraksi-fraksi ekstrak Buah Merah, sel T47D
ABSTRAK UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI-FRAKSI EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KARSINOMA MAMMAE DALAM KULTUR SEL T47D Endry, 2008; Pembimbing : Hana Ratnawati, dr., MKes. Buah Merah telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, (yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumor odontogenik adalah tumor yang berasal dari jaringan pembentuk gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling sering ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan selsel jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk karena terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan suatu sindrom terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2000, kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua kematian) di seluruh dunia, menyusul kejadian kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa abnormal pada jaringan yang tumbuh secara cepat dan tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap walaupun rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan sistem imun dapat menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh (Murphy et al.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012 sebanyak 8,2 juta orang meninggal karena kanker dan 65% di antaranya terjadi di negara miskin dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Salah satu jenis kanker yang memiliki potensi kematian terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikelilingi oleh berbagai bahan organik dan anorganik yang dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit dan kerusakan jaringan. Oleh sebab itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker merupakan penyakit yang dikelompokkan sebagai penyakit terminal (Sudiana, 2011). Kanker menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, sebanyak 7,6 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas
Lebih terperinciGambar Scan gel SDS PAGE protein sel galur HSC-3
34 BAB 5 HASIL PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini, berupa sel galur karsinoma sel skuamosa rongga mulut tipe HSC-3 dan HSC-4 serta jaringan mukosa mulut normal. Penelitian diawali dengan
Lebih terperinciPerangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis. DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K)
Perangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Pendahuluan Sel kanker : sel normal yang telah mengalami perubahan menjadi sel berproliferasi melampaui batas pertumbuhan normal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal. Kanker disebabkan oleh faktor eksternal (tembakau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia yang menjadi perhatian serius untuk segera ditangani. Rendahnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker dengan insidensi dan mortalitas terbanyak pada wanita di dunia, yaitu sebanyak 1.384.155 kejadian dan 458.503 kematian (IARC, 2013). 70%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inflamatory bowel disease (IBD) mewakili suatu kondisi inflamasi kronik usus yang idiopatik. IBD terdiri atas dua jenis penyakit, yaitu Crohn's disease (CD)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. AIDS didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Riset Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di seluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol karena adanya perubahan abnormal dari gen yang berperan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN DEKLARASI.... v KATA PENGANTAR.... vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR LAMPIRAN..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal (Herien, 2010). Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciEFEK SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val) TERHADAP VIABILITAS SEL HELA
EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val) TERHADAP VIABILITAS SEL HELA THE CYTOTOXIC EFFECT OF TURMERIC (Curcuma domestica Val) ON THE VIABILITY OF HELA CELLS Erna Mirani 1, Chodidjah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal adalah suatu keganasan polip adenomatosa yang sering menyerang kolom dan rektum. Keganasan ini disebabkan mutasi protoonkogen K- RAS, hipometilasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker ditetapkan sebagai penyebab utama kematian di dunia dengan angka yang mencapai 7,6 juta atau (sekitar 13% dari semua kematian setiap tahunnya) pada tahun
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PRODUKSI HERBAL STANDAR EKSTRAK ETANOL TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) SEBAGAI AGEN ANTIKANKER UNTUK PENGOBATAN KANKER (Kajian sitotoksik, mekanisme apoptosis dan
Lebih terperinciinfeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya dan mematikan bagi penderitanya. Kanker merupakan penyakit tidak menular yang berawal dari kerusakan materi genetik.
Lebih terperinciTIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA
TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA Suryani Hutomo, Chandra Kurniawan Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks
36 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sampai saat ini penyakit kanker masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, baik di Indonesia maupun di
Lebih terperincikurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini
BAB I PENDAHULUAN Dalam dua dasawarsa terakhir penggunaan obat bahan alam mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik di negara berkembang maupun di negara-negara maju. Hal ini dapat dilihat dari semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Seseorang dengan BMI 30 dikategorikan sebagai obesitas (WHO, 2014). Obesitas dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini masyarakat tertarik pada usaha untuk mengobati diri sendiri ketika merasa mengalami keluhan kesehatan yang bersifat ringan. Dalam kurun waktu tahun 2000 hingga
Lebih terperinciSUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016
SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016 BSK sudah lama diketahui diderita manusia terbukti ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan tersebut yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, salah satu dampak negatifnya ialah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur merupakan sumber terbesar dari produk baru dalam bidang farmasi. Lebih dari itu, jamur memiliki peranan penting dalam pengobatan modern, itu menunjukkan sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan
BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan menurunnya atau penghambatan pertumbuhan karsinoma epidermoid
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatannya dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman yang memiliki kemampuan untuk menonaktifkan ribosom dengan memodifikasi 28S rrna melalui aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keganasan payudara merupakan keganasan yang sering ditemukan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keganasan payudara merupakan keganasan yang sering ditemukan di seluruh dunia, dengan insidensi relatif tinggi yaitu sebesar 20% dari seluruh keganasan. 1. International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 200 SM sindrom metabolik yang berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein, diberi nama diabetes oleh Aretaeus, yang kemudian dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme tubuh, termasuk dalam mekanisme keseimbangan kadar glukosa darah yang berperan penting dalam aktifitas
Lebih terperinciMOLEKULER ONKOGENESIS
MOLEKULER ONKOGENESIS Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT) Molekuler Onkogenesis (Konsep Genetik, Virus, Radiasi - Kimia, Mutasi Gen, Epigenetik dan Signalling) dr. H. Agung Putra, M.Si.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan penelitian dengan menggunakan bahan alam yang digunakan sebagai salah satu cara untuk menanggulangi berbagai macam penyakit semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat-obatan alami secara luas sudah digunakan menjadi budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih akrab dan lebih mudah diterima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma epidermoid (squamous cell carcinoma) adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tidak terbatas (Djajanegara, 2010). Di beberapa bagian dunia, dalam waktu singkat
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr & Perry) TERHADAP KARSINOMA KOLON PADA KULTUR SEL WiDr
ABSTRAK EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr & Perry) TERHADAP KARSINOMA KOLON PADA KULTUR SEL WiDr Wandy Margo, 2013, Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolon dan rektum merupakan salah satu kanker yang sering dijumpai baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis sporadik
Lebih terperinciBanyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,
BAB 1 PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah
Lebih terperinciRingkasan Uji Toksisitas Akut. e-assignment
Ringkasan Uji Toksisitas Akut Toksisitas: umum-khusus, tunggalberulang, akut (beda) Minimum LD, No ED LD 50 potensi toksisitas (kelas) Konversi, kapasitas maksimum Aplikasi & makna uji toksisitas akut
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP EKPRESI SIKLOOKSIGENASE-2 (COX-2) PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL
ABSTRAK EFEK SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP EKPRESI SIKLOOKSIGENASE-2 (COX-2) PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL Khie Khiong, 2010. Pembimbing I: Prof. Dr. H. R. Muchtan Sujatno, dr.,
Lebih terperinci