Diklat Calon Kepala Lab SMA... Modul Kegiatan Laboratorium

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diklat Calon Kepala Lab SMA... Modul Kegiatan Laboratorium"

Transkripsi

1 Diklat Calon Kepala Lab SMA... Modul Kegiatan Laboratorium 1. Sistim Koloid 2. Energetika 3. Kesetimbangan Kimia Instruktur : Miftahul Khair, S.Si, M.Sc, miftah@fmipa.unp.ac.id mobile :

2 2 Daftar Isi Petunjuk...3 Modul 1. SISTEM KOLOID...4 Tujuan...4 Percobaan...4 Alat dan Bahan...4 Cara Kerja dan Pengamatan...5 Percobaan 1. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi...5 Percobaan 2. Pembuatan koloid dengan cara dispersi...6 Percobaan 3. Penstabilan Koloid...8 Percobaan 4: Adsorpsi...9 Modul 2. ENERGETIKA...11 Tujuan..11 Alat dan Bahan...12 Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi...12 Percobaan 1. Penentuan H reaksi larutan NaOH dengan HCl...12 Percobaan 2. Kespontanan Reaksi Endoterm...15 Pertanyaan...16 Modul 3. KESETIMBANGAN KIMIA...17 Tujuan..17 Alat dan Bahan...18 Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi...19 Percobaan 1. Membuat kesetimbangan Fe(III) dan tiosianat...19 Percobaan 2. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Fe(III) & tiosianat 19 Percobaan 3. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Cu(II) dan iodida..21 Percobaan 4. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan Fe(III) dan tiosianida...23 Percobaan 5. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan PbCl 2 dengan ion-ionnya 24

3 3 Petunjuk 1. Silahkan kerjakan 3 modul praktikum ini. Dosen dan asisten akan mendampingi Anda. 2. Buatlah laporan praktikum dari 3 modul ini dengan menggunakan format standar penulisan sebuah laporan praktikum. 3. Dengan pengalaman praktikum dari modul ini dan materi klasikal Diklat, buatlah sebuah Penuntun Praktikum untuk SMA dengan topik Koloid, Energetika dan Kesetimbangan Kimia, dengan ketentuan : a. Didasarkan hanya pada ketersediaan alat dan bahan di labor sekolah masing-masing, atau dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sehari-hari sebagai alternatif pengganti. b. Dilengkapi dengan, tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar, teori dasar, alat dan bahan, cara kerja, blanko lembar pengamatan, skema disain alat, pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya. Kedua tugas diatas (Laporan dan Penuntun) dikirimkan ke miftah@fmipa.unp.ac.id bentuk file MS Word (tulisan tangan diterima) deadline : Tunggu feedback selanjutnya dari instruktur melalui . Selamat bekerja...!

4 4 Modul 1. SISTEM KOLOID Tujuan Membedakan larutan, koloid dan suspensi kasar. Memahami sifat Tyndall koloid dan kegunaannya. Dapat membuat koloid secara kondensasi dan dispersi. Memahami sifat adsorpsi koloid dan kegunaannya. Memahami sifat koagulasi dan penstabilan koloid dan kegunaannya. Memahami zat pengemulsi dan cara melakukannya. Percobaan Dalam percobaan ini dilakukan hal sebagai berikut. a. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dengan mereaksikan FeCl 3 dalam air yang dipanaskan FeCl 3 (aq) + 3H 2O 3HCl + Fe(OH) 3 b. Pembuatan koloid dengan cara dispersi yaitu dengan menghaluskan belerang jadi serbuk dan memasukan ke dalam air. c. Pembuatan emulsi minyak dalam air yaitu mencampur minyak dengan air ditambah air sabun. d. Pemanfaatan adsorpsi arang terhadap kotoran gula sehingga didapat gula yang murni, yaitu dengan mencampur gula kotor dengan arang yang kemudian disaring. Alat dan Bahan Alat Gelas piala 250 ml 1 buah Tabung reaksi kecil Statif dan klem Lampu spiritus Batang pengaduk Sendok porselen Rak tabung Gelas piala 50 ml 1 buah Tabung reaksi besar Lumpang dan alu Corong Erlenmeyer 250 ml Neraca

5 5 Bahan Larutan FeCl 3 jenuh Serbuk As 2O 3 Gas H 2S Amilum serbuk Aquades Gula pasir merah. Norit Minyak kelapa Larutan natrium oleat atau air sabun Kertas saring Whatman Cara Kerja dan Pengamatan Percobaan 1. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi (Koloid Fe(OH) 3 ) 1) Sediakan dua buah gelas kimia 250 ml yang bersih. 2) Gelas kimia pertama (A) diisi dengan 100 ml air suling dan kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan FeCl 3 jenuh dengan pipet sebanyak 5 ml (100 tetes). 3) Gelas kimia yang kedua (B) diisi dengan 100 ml air suling dan panaskan sampai mendidih, kemudian ke dalam larutan yang sedang mendidih tersebut tambahkan tetes demi tetes larutan FeCl 3 jenuh sebanyak 5 ml, sambil diaduk sehingga larutan bewarna merah coklat. 4) Ambil dua kertas putih berbentu bujur sangkar (6 cm x 6 cm). 5) Tulis kata KOLOID pada masing-masing kertas itu. 6) Letakan gelas kimia (A) berisi air suling pada kertas pertama dan gelas kimia (B) di atas kertas kedua. Amati tulisan koloid dari atas gelas dan bandingkan pengamatan anda.

6 6 Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan Warna larutan FeCl 3 jenuh Warna 5 ml larutan FeCl 3 dalam 100 ml air (A). Warna 100 ml air panas setelah ditambah 5 ml larutan FeCl 3 (B) Apakah terjadi reaksi kimia pada B (ya atau tidak). Jika bereaksi tulis reaksinya Apakah tulisan KOLOID dapat tampak jelas atau tidak dilihat dari di atas gelas A Apakah tulisan KOLOID dapat tampak jelas atau tidak dilihat dari di atas gelas B Kenapa demikian Apa nama gejala ini Apa nama campuran dalam gelas kimia B Senyawa apa yang membentuk koloid dalam campuran ini (B) Kenapa pembuatan koloid dengan cara ini disebut cara kondensasi Percobaan 2. Pembuatan koloid dengan cara dispersi (Koloid Belerang dalam Air) 1). Ambil padatan belerang kira-kira sebesar satu biji jangung. Haluskan dengan lumpang atau tekan dengan punggung sendok sampai jadi serbuk dan masukan ke dalam gelas kimia (A) yang berisi air 100 ml. Kemudian dikocok dan diamkan sebentar dan terlihat ada dua lapisan. (Jika dibiarkan terlalu lama maka semua belerang akan jatuh ke dasar gelas). 2). Tuangkan lapisan bagian atas kedalam gelas kimia kosong (B) dengan hatihati sehingga padatan di bagian bawah tidak terbawa.

7 7 3). Letakan gelas kimia (B) ini di atas kertas bertuliskan KOLOID. Amati apa yang terjadi. Warna padatan belerang Bagaimana serbuk belerang dalam air setelah dikocok dan dibiarkan sebentar (A) (homogen atau heterogen) Amati belerang pada lapisan bawah (terlihat partikel belerang atau tidak). Amati belerang pada lapisan atas (terlihat partikel belerang atau tidak). Apakah tulisan koloid di bawah gelas (A) terlihat jelas atau tidak. Apakah belerang di lapisan atas (B) bersifat koloid atau tidak. Jika ia, apa nama koloid belerang dalam air seperti ini. Kenapa pembuatan koloid dengan cara ini disebut cara dispersi Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan

8 8 Percobaan 3. Penstabilan Koloid a. Ke dalam tabung reaksi bersih masukkan 1 ml minyak kelapa dan 10 ml air, kocoklah dengan keras. Amati hasilnya. Letakkan tabung reaksi itu pada rak dan perhatikan apa yang terjadi. b. Ke dalam campuran dia atas tambahkan 15 ml larutan natrium oleat atau air sabun, dan kocok sekali lagi dengan kuat. Letakkan pada rak untuk waktu 10 atau 15 menit. Apakah kedua memisah atau tidak? Minyak dan air apakah pada mulanya bercampur atau tidak Apa yang terjadi bila campuran dikocok dengan kuat? Apa yang terjadi bila campuran yang telah dikocok itu dibiarkan. Setalah campuran diberi air sabun dan dikocok lagi dan dibiarkan, apa yang terjadi setelah menit. Tuangkan campuran ini kedalam gelas kimia. Letakkan gelas kimia ini di atas kertas bertuliskan KOLOID. Apakah tulisan itu terlihat jelas atau tidak. Apakah campuran air dengan minyak ini bersifat koloid atau tidak. Jika ia, apa nama koloidnya. Kenapa demikian Apa fungsi air sabun dalam percobaan ini. Apa nama umum untuk air sabun itu dalam sistem koloid. Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan

9 9 Percobaan 4: Adsorpsi a. Masukan setengah sendok norit (karbon aktif) kedalam gelas kimia berisi air 100 ml dan kocok dengan kuat. b. Letakan gelas kimia ini di atas kertas bertuliskan koloid Apa warna norit dalam air. Apakah tulisan koloid terlihat jelas atau tidak. Apa norit dalam air bersifat koloid atau tidak. Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan c. Larutkan 1 sendok gula pasir merah (kotor) ke dalam 10 ml air dalam suatu tabung reaksi. d. Masukkan setengah sendok norit (karbor aktif) ke dalam tabung reaksi. e. Letakkan tabung reaksi ke dalam gelas piala yang berisi air panas. f. Kocoklah tabung reaksi tersebut berkali-kali, dan sesudah 10 menit g. Saringlah campuran dalam tabung reaksi dan filtrat (cairannya) masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih. h. Perhatikan warna larutan tersebut dan bandingkan dengan larutan sebelumnya. Apa warna gula pasir yang murni. Apa artinya gula pasir yang berwarna merah Apa sebetulnya yang berwarna merah, gulanya atau zat lain. Apa warna laruran gula merah dalam air Setelah campuran disaring, apa yang terdapat pada kertas saring. Ada dua zat dan sebutkanlah. Bagaimana warna air saringan(filtrat). Apa kandungan filtrat ini. Apa hasil percobaan ini. Pengamatan/Interpretasi/Pengamatan Norit dalam air bersifat

10 10 koloid atau tidak. Jika benar, norit sebagai apa (fasa pendispersi atau terdispersi) Apa peranan norit dalam percobaan ini (menyerap zat lain atau diserap zat lain) Apa nama sifat norit dalam percobaan ini. Ternyata sifat norit itu dapat dipakai untuk apa/ Jelaskan

11 11 Modul 2. ENERGETIKA Tujuan 1. Dapat menjelaskan reaksi eksoterm dan endoterm serta apa sebabnya demikian. 2. Dapat menentukan kalor reaksi dengan kalorimeter. 3. Dapat menentukan kalor reaksi dari nilai kalor kalor pembentukan standard. 4. Dapat menentukan H reaksi, G reaksi dan S reaksi secara kualitataif melalui percobaan. 5. Dapat menentukan syarat kespontanan untuk reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Dalam modul ini dilakukan tiga percobaan sebagai berikut. 1. Melakukan reaksi larutan HCl dengan larutan NaOH dalam kalorimeter untuk menentukan nilai H secara kuantitatif. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2O(l) 2. Seterusnya melakukan analisis terhadap reaksi HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H 2O(l) a. Dari percobaan dapat diketahui nilai H reaksi apakah positif atau negatif. b. Dari percobaan dapat diketahui nilai G reaksi apakah positif atau negatif. c. Dari wujud zat pereaksi dan hasil reaksi dapat diperkirakan apakah nilai S reaksi positif atau negatif. 3. Mereaksikan NH 4Cl padat dan Ba(OH) 2.8H 2O padat dengan reaksi 2NH 4Cl(s) + Ba(OH) 2.8H 2O(g) BaCl 2(s) + 2NH 4OH(g) + 8H 2O(l) Kemudian NH 4OH terurai jadi NH 3 dan H 2O, sehingga reaksi total adalah 2NH 4Cl(s) + Ba(OH) 2.8H 2O(g) BaCl 2(s) + 2NH 3(g) + 10H 2O(l). a. Reaksi dapat terjadi bila diaduk berkali-kali karena keduanya berwujud padat. Adanya reaksi dapat diketahui dari bau gas NH 3 (amoniak), berarti dapat ditentukan apakah G reaksi negatif atau positif. b. Dari pengukuran suhu sebelum dan sesudah reaksi menunjukan Hreaksi positif adalah negatif.

12 12 c. Dengan memperhatikan wujud zat hasil reaksi berupa gas dapat dipakai untuk memperkirakan Sreaksi positif atau negatif. Dengan membandingkan percobaan 2 dan 3 dapat ditentukan bahwa kespontanan ( G) reaksi bergantung pada besarnya nilai H dan S, karena G = H - T S Alat dan Bahan Alat : Gelas kimia 100 ml 2 buah Gelas ukur 50 ml 1 buah Batang pengaduk 1 buah Termosmeter 50 0 C skala 0,2 0 1 buah Bejana plastik sebagai kalorimeter 1 buah Botol semprot 1 buah Timbangan teknis 1 buah Botol plastik kecil 1 buah Batang pengaduk 2 buah Termometer 50 0 C skala 0,2 0 1 buah Bahan: Larutan NaOH 1M Larutan HCl 1 M NH 4Cl 1 padat Ba(OH) 2.8H 2O padat Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi Percobaan 1. Penentuan Hreaksi larutan NaOH dengan HCl a. Sediakan 2 buah gekas kimia 100 ml, kemudian masukan 50 ml larutan NaOH 1 M ke dalam gelas kimia pertama dan 50 ml larutan HCl ke dalam gelas kimia kedua. b. Ukur suhu kedua larutan tersebut. Termometer harus dibilas dengan aquades dan dikeringkan sebelum dipindahkan dari suatu larutan ke larutan yang lain.

13 13 Catat suhu kedua larutan. Jika suhu kedua larutan berbeda, catatlah suhu rata-rata. Suhu yang diperoleh merupakan suhu awal (T 1). c. Tuangkan kedua larutan ke dalam tabung reaksi kalorimeter dan aduklah air dalam kalorimeter sampai homogen. Kemudian catat suhu yang ditunjukan oleh termometer. Suhu yang diperoleh merupakah suhu akhir (T 2). d. Hitunglah perubahan entalpi reaksi ( H ) dengan menggunakan rumus : H = m C p T Pada perhitungan perubahan entalpi dalam reaksi ini dianggap bahwa : Berat jenis larutan sama dengan berat jenis air sehingga berat 100 ml larutan = 100 gram. Energi yang diserap oleh bejana kalorimeter sangat kecil, sehingga dalam perhitungan dapat diabaikan. Kalor jenis air (C p = 4,2 JK -1 g -1 Pengamatan/Interpretasi/Alasan Volume larutan NaOH 1 M Volume larutan HCl 1 M Volume campuran Massa total larutan Volume air Suhu larutan NaOH Suhu larutan HCl Suhu awal (T 1) Reaksi Pengamatan/Interpretasi/Alasan Suhu setelah bereaksi (T 2) Kenaikan suhu ( T) Nilai H reaksi Apakah reaksi eksoterm H = m C p T =

14 14 atau endoterm Analisis Kespontanan Reaksi Eksoterm (Reaksi Larutan NaOH dengan HCl) Dari reaksi percobaan di atas didapat: Aspek yang dibahas Nilai H Positif atau negatif A l a s a n Nilai G Perkiraan nilai S Kesimpulan reaksi ini terjadi karena (pilih satu atau dua) a. H > 0 ; S > 0 tetapi H < T S b. H > 0 ; S < 0 tetapi H < T S c. H < 0 ; S > 0 tetapi H < T S G > 0 d. H < 0 ; S < 0 tetapi H < T S G < 0

15 15 Percobaan 2. Kespontanan Reaksi Endoterm {Reaksi NH 4 Cl dengan Ba(OH) 2.8H 2 O} a) Timbang 1,1 gram NH 4Cl padat dan 3,2 gram Ba(OH) 2.8H 2O padat. Kedua zat tersebut dicampurkan kedalam botol. b) Ukur suhu awal c) Campuran diaduk terus menerus d) Amati terus apa yang terjadi. e) Ukur dan catat suhu secara berkala. f) Catat suhu terendah yang dapat dicapai. Tabel observasi pendukung: Pengamatan/Interpretasi/Alasan Massa NH 4OH padat Massa Ba(OH) 2.8H 2O padat Suhu awal (T 1) Tulis reaksi Suhu setelah bereaksi (T 2) Perubahan suhu ( T) Nilai H positif atau negatif Nilai G positif atau negatif Perkiraan S positif atau negatif Kesimpulan: reaksi ini terjadi karena (pilih salah satu) a. H > 0 ; S > 0 tetapi H < T S b. H > 0 ; S < 0 tetapi H < T S c. H < 0 ; S > 0 tetapi H < T S d. H < 0 ; S < 0 tetapi H < T S (Isi. dengan >, < ) Reaksi H 0 G 0 S.0 Syarat: eksoterm Reaksi H 0 G 0 S.0 Syarat:

16 16 endoterm Pertanyaan 1. Hitunglah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 100 ml larutan (dapat dianggap = 100 gram air) dari suhu awal menjadi suhu akhir. 2. Hitunglah jumlah mol NaOH dari 50 ml NaOH 1 M dan jumlah mol HCl dari 50 ml HCl 1 M. Hitunglah kalori yang dibebaskan per mol H 2O yang terbentuk dalam reaksi diatas. 3. Bagaimanakah nilai G (positif atau negative) reaksi NaOH dengan HCl secara kualitatif dan secara kualitatif. Apa alasan anda! 4. Bagaimanakah nilai S reaksi NaOH dengan HCl secara kualitatif (positif atau negatif). Apa alasan anda! 5. Bagaimanakah nilai H reaksi NH 4Cl dengan Ba(OH) 2.8H 2O secara kualitatif (positif atau negatif). Apa alasan anda! 6. Bagaimanakah nilai S reaksi NH 4Cl dengan Ba(OH) 2.8H 2O secara kualitatif Beri alasan anda! 7. Jika suatu reaksi eksoterm dan nilai S positif, apakah syaratnya supaya reaksi terjadi spontan. 8. Jika suatu reaksi eksoterm dan nilai S negatif, apakah syaratnya supaya reaksi terjadi spontan. 9. Jika suatu reaksi endoterm dan nilai S positif, apakah syaratnya supaya reaksi terjadi spontan.

17 17 Modul 3. KESETIMBANGAN KIMIA Tujuan 1. Memahami apa yang dimaksud kesetimbangan kimia dan syarat reaksi yang dapat membentuk kesetimbangan. 2. Dapat menjelaskan perbedaan kesetimbangan tanpa pelarut dan kesetimbangan larutan. 3. Dapat menjelaskan penggolongan kesetimbangan berdasarkan wujud zatzat pereakasi dan zat hasil reaksi. 4. Memahami faktor-faktor yang menggeser kesetimbangan kimia serta arah pergeseran masing-masing faktor tersebut. 5. Memberikan pengalaman melalui percobaan cara menguji pergeseran kesetimbangan akibat perubahan konsentrasi zat pereaksi dan hasil reaksi serta perubahan suhu. Dalam modul ini dilakukan percobaan sebagai berikut. 1. Membuat sistem kesetimbangan Fe(III) dan tiosianat dalam air, dengan reaksi FeCl 3(aq) + KCNS(aq) FeCNSCl 2(aq) + KCl(aq). Atau reaksi ion Fe 3+ + CNS - FeCNS Mempelajari pergeseran akibat perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Fe (III) dan tiosianat yaitu dengan cara sebagi berikut. a. Menambah ion Fe 3+ dengan cara memberi larutan FeCl 3. b. Menambah ion CNS - dengan cara memberi larutan KCNS. c. Mengurangi ion Fe 3+ dengan menambahkan kristal NaH 2PO 4 atau Na 2HPO 4 karena dapat mengikat dan bereaksi dengan Fe Membuat kesetimbangan Cu(II) dan iodida dengan reaksi 2CuSO 4(aq) + 4KI(aq) 2CuI(s) + 2K 2SO 4(aq) + I 2(aq) Atau reaksi ion 2Cu 2+ (aq) + 4I - (aq) 2CuI(s) + I 2(aq)

18 18 4. Mempelajari pergeseran akibat perubahan konsentrasi. a. Mengurangi I 2 dengan menambah cairan CHCl 3 dan dikocok karena I 2 larut dalam CHCl 3. b. Mengurangi Cu 2+ dengan memberi larutan NH 4OH karena bereaksi membentuk ion kompleks, Cu(NH 3) 2+. c. Menambah Cu 2+ dengan memberi larutan CuSO 4 karena berupa ion dalam air. 5. Mempelajari pergeseran kesetimbangan akibat perubahan suhu, pada kesetimbangan feri klorida dan tiosianat dalam air. a. Menaikkan suhu dengan memanaskan tabung reaksi b. Menurunkan dengan mencelupkan tabung reaksi kedalam air dingin atau es. 6. Mempelajari pergeseran kesetimbangan akibat perubahan suhu, pada kesetimbangan timbal klorida dengan ion-ionnya dalam air. a. Menaikan suhu dengan memanaskan tabung reaksi b. Menurunkan dengan mencelupkan tabung reaksi kedalam air dingin atau es. Alat dan Bahan A l a t : Tabung reaksi 13 x 100 mm 5 buah Labu erlemenyer 50/25 ml 4 buah Gelas ukur 10/5 ml 10 buah Rak tabung reaksi 1 buah Pipet tetes 1 buah Gelas piala 50/100 ml 5 buah B a h a n : Larutan FeCl 2 0,1 M Larutan KCNS 0,1 M Larutan KI 0,2 M Larutan CHI 3 Larutan amoniak 5 M Kristal NaH 2PO 4 dan Na 2HPO 4 Kristal BaSO 4 Aquades Es

19 19 Cara Kerja, Pengamatan dan Interpretasi Percobaan 1. Membuat kesetimbangan Fe(III) dan tiosianat a. Masukan 20 ml air suling ke dalam gelas piala dan kemudian tambahkan 4 tetes larutan FeCl 3 0,1 M dan larutan KCNS 0,1 M. Amati dan nyatakan yang terjadi. Pengamatan Warna larutan ion Fe 3+ Warna larutan ion CNS - Warna setelah dicampur Tulis reaksi kesetimbangan Warna FeCNS 2+ b. Tuliskan dua warna yang kontras dalam kesetimbangan Fe 3+ + CNS - FeCNS 2+. Warna kontras Fe 3+ Warna kontras FeCNS c. Membuat warna larutan berada di antara kedua warna yang kontras itu. 1) Tambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 20 ml air suling. 2) Aduk larutan sampai warnanya tidak berubah lagi! 3) Jika warna larutan terlalu gelap tambahkan air suling sampai warnanya menjadi jingga coklat muda. Pada keadaan ini warna larutan berada diantara warna ion Fe 3+ dan warna ion CNS -. Percobaan 2. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Fe(III) & tiosianat a. Ambil 4 buah tabung reaksi dan beri nomor 1 s/d 4. Isi dengan larutan diatas masing-masing setinggi 2 cm. Jadikan tabung reaksi 1 sebagai pembanding warna. b. Memberi 2 tetes larutan FeCl 3 0,1 M pada erlenmeyer no.2. Amati warna yang terjadi dan bandingkan no. 1

20 20 Tabung 2 Ditambah FeCl 3 Warna yang timbul Zat yang terbentuk Kesetimbangan bergeser ke Alasan Kesimpulan d. Tambahkan 2 tetes larutan KCNS 0,1 M pada erlenmeyer no. 3. Amati warna yang terjadi dan bandingkan no. 1 Tabung 3 Ditambah KCNS Warna yang timbul Zat yang terbentuk Kesetimbangan bergeser ke Alasan Kesimpulan e. Tambahkan sebutir kecil kristal NaH 2PO 4 atau Na 2HPO 4 pada Erlenmeyer no. 4. Amati warna yang terjadi dan bandingkan tabung dengan no. 1. Tabung 4 Ditambah kristal NaH 2PO 4 atau Warna yang timbul Na 2HPO 4 Zat yang terbentuk Kesetimbangan bergeser ke Alasan Kesimpulan

21 21 Percobaan 3. Pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan Cu(II) dan iodida a.menyiapkan kesetimbangan Atau Ambil sebuah erlenmeyer 100 ml dan masukan 60 ml larutan CuSO 4 0,2 M dan tambah perlahan-lahan 20 ml larutan Kl 0,2 M. Biarkan dan biarkan beberapa lama agar terjadi kesetimbangan. 2CuSO 4(aq) + 4KI(aq) 2CuI(s) + 2K 2SO 4(aq) + I 2(aq) 2Cu 2+ (aq) + 4I - (aq) 2CuI(s) + I 2(aq) Catat dan jelaskan hasil pengamatan anda. Pengamatan/interpretasi Warna larutan ion CuSO 4 atau Cu 2+ Warna larutan KI atau I - Yang berupa endapan Warna endapan b. Melihat dua warna yang kontras dalam kesetimbangan Tentukan dua zat yang mempunyai perbedaan warna yang kontras. Cu 2+ (aq) + 4I - (aq) CuI 2(s) + I 2(aq). c. Menyiapkan larutan kesetimbangan yang akan diberi perlakuan Siapkan 3 buah erlenmeyer dan diberi nomor 2, 3 dan 4. Masukan masing-masing sekitar 20 ml ke dan diberi no.2, 3 dan 4, sedangkan larutan awal diberi no.1 sebagai pembanding. d. Tambahkan 2 ml larutan CHCl 3 kedalam erlenmeyer no.2. Kemudian kocok larutan tersebut karena I 2 larut dalam CHCl 3. Amati perubahan yang terjadi selama mengocok dan bandingkan dengan no. 1. Erlenmeyer no.2 Ditambah CHCl 3 Warna larutan setelah larutan CHCl 3 dan dikocok Zat yang berkurang

22 22 Zat yang bertambah Alasannya Kesetimbang bergeser ke Kesimpulan b. Tambahkan 1 ml larutan NH 4OH 5 M pada Erlenmeyer no.3. Kemudian kocok larutan tersebut. Amati perubahan warna dari lapisan CHCl 3 dan endapan Cu(I) iodida. Erlenmeyer no.3 Warna larutan setelah ditambah larutan NH 4OH Zat yang berkurang Pengamatan/interpretasi Zat yang bertambah Alasannya Kesetimbang bergeser ke Kesimpulan c. Masukkan 4 ml larutan CuSO 4 0,2 M kedalam erlenmeyer no. 4. Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan dengan no. 1. Erlenmeyer no.4 Warna larutan setelah ditambah larutan NH 4OH Zat yang berkurang Pengamatan/interpretasi Zat yang bertambah Kesetimbang bergeser ke Alasan Kesimpulan

23 23 Percobaan 4. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan Fe(III) dan tiosianida. a. Kedalaman tabung reaksi masukan 5 ml larutan FeCl 3 0,1 M dan 5 ml larutan KCNS 0,1 M. Amati yang terjadi, harus sama dengan percobaan 1 b. Bagi dua isi tabung reaksi diatas. Tabung reaksi 1 sebagai pembanding dan tabung 2 dipanaskan sampai timbul perubahan warna. Bandingkan warna isi tabung 2 dengan warna tabung reaksi 1. Tulis reaksi kesetimbangan Warna tabung 1 Warna tabung 2 setelah dipanaskan Terjadi pergeseran reaksi arah ke Alasan Pengamatan/interpretasi Kesimpulan c. Tabung reaksi 2 yang dipanaskan tadi didinginkan dalam gelas kimia yang berisi air. Amati apa yang terjadi, bandingkan kembali dengan tabung reaksi 1. Warna tabung 2 setelah didingin. Dalam tabung 2 terjadi pergesan dari Reaksi arah ke kanan apakah eksoterm atau endoterm Beri alasan Kesimpulan Pengamatan/interpretasi

24 24 Percobaan 5. Pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan PbCl2 dengan ionionnya a. Menyiapkan kesetimbangan PbCl 2 dengan ion-ionnya. 1) Panaskan air dalam gelas kimia. 2) Ambil tabung reaksi, isi dengan 5 ml air dan tambahkan 0,5 gram kristal PbCl 2 3) Kocok tabung agak kuat dan biarkan. Perhatikan apakah semua larut atau tidak. Apakah ada padatan PbCl 2 dalam tabung reaksi? Tulis reaksi kesetimbangan ion dalam tabung reaksi Apakah kesetimbangan homogen atau heterogen Pengamatan/interpretasi b. Masukan tabung reaksi ke dalam air mendidih. Amati jumlah padatan Bila dipanaskan jumlah endapan bertambah atau berkurang Bila dipanaskan terjadi pergeseran kesetimbangan atau tidak Kemana arah pergeseran itu Pengamatan/interpretasi c. Dinginkan tabung reaksi dalam air es selama lebih kurang 30 menit dan amati jumlah padatan. Bila didinginkan jumlah padatan PbCl 2 bertambah atau berkurang Bila didinginkan terjadi pergeseran atau tidak Kemana arah pergeseran Reaksi arah ke kanan apakah eksoterm atau endoterm Beri alasan Pengamatan/interpretasi

25 25 Catatan :...

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II (Prodi Fisika P MIPA FKIP)

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II (Prodi Fisika P MIPA FKIP) PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II (Prodi Fisika P MIPA FKIP) DISUSUN OLEH Prof. Dr. Siang Tandi Gonggo, M.Si Ratman, S.Pd, M.Si UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM DASAR UNIVERSITAS TADULAKO 2013

Lebih terperinci

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA : LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA : [PRAKTIKUM MENENTUKAN NILAI DELTA H REAKSI MENGGUNAKAN KALORIMTER SEDERHANA] Lembar Kerja Siswa SMA N 1 KOTA JAMBI Menentukan nilai H reaksi Menggunakan Kalorimeter Sederhana

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2006 Shift : Kamis Pagi Kelompok : 4.3. A Disusun Oleh : Aulia Qiranawangsih (16606227)

Lebih terperinci

SMAN 1 MATAULI PANDAN

SMAN 1 MATAULI PANDAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA D I S U S U N OLEH KELOMPOK IV Chaidi Reza Depari Firdanta Ginting Hadi Mulki Siregar Lazuardyas Ligardi Zulhanggari Dwitama XI IPA 1 SMAN 1 MATAULI PANDAN 2013 Percobaan II Reaksi

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL 144 LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL KELAS/KELOMPOK : KETUA KELOMPOK : ANGGOTA : UPI #PENDIDIKAN KIMIA AULIA WAHYUNINGTYAS #0706475 TUJUAN PERCOBAAN 1.

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI Nama Anggota: Isrenna Ratu Rezky Suci 1157040029 Helmi Fauzi 1157040025 Fajar Gunawan 1157040022 Fresa Agustini 1157040024 JURUSAN KIMIA 1A FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

1. Perhatikan struktur senyawa berikut! . Perhatikan struktur senyawa berikut! CH CH CH CH CH CH CH Jumlah atom C primer, atom C sekunder, dan atom C tersier dari senyawa di atas adalah...,, dan D.,, dan,, dan E.,, dan,, dan. Di bawah ini merupakan

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN. titik setimbang

KESETIMBANGAN. titik setimbang KESETIMBANGAN STANDART KOMPETENSI;. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang berpengaruh, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. KOMPETENSI DASAR;.. Menjelaskan kestimbangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

MENYARING DAN MENDEKANTASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA TERMOKIMIA STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA KOMPETENSI DASAR; 2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER Oleh: Aprilia Rizqi Nurcahyani XI IPA IV (02) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SEWON JALAN PARANGTRITIS KM 5 YOGYAKARTA 2012/2013 A.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU Yang diampu oleh Bapak Ridwan Joharmawan & Bapak Ida Bagus Suryadharma OLEH KELOMPOK 7 1. LAILATUL ILMIYAH* (150332605145) 2. RR. DEWI AYU ANJANI

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III Olimpiade Kimia Indonesia Kimia UJIAN PRAKTEK Petunjuk : 1. Isilah Lembar isian data pribadi anda dengan lengkap (jangan disingkat) 2. Soal Praktikum terdiri dari 2 Bagian:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II DISUSUN OLEH Drs. Supriadi, M.Si Drs. Tri Santoso, M.Si Dra. Siti Aminah, M.Si UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM DASAR UNIVERSITAS TADULAKO 2013 I. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Soal No.1 Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Reaksi kimia ada yang berlangsung searah (berkesudahan) dan ada yang dapat balik (bolak-balik). Jelaskan perbedaanya disertai dengan contoh-contohnya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA NAMA : ASTRID SISKA PRATIWI (147008007) IKA WARAZTUTY (147008019) PRODI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 10 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1. BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor

Lebih terperinci

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA SEKOLAH : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) ALOKASI WAKTU : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Oleh: 1. Kurniawan Eka Yuda (5) 2. Tri Puji Lestari (23) 3. Rina Puspitasari (17) 4. Elva Alvivah Almas (11) 5. Rusti Nur Anggraeni (35) 6. Eki Aisyah (29) Kelas XI

Lebih terperinci

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../... Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Praktikan : mor Absen : Kelas : Tanggal : Lembar Kegiatan Siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak REAKSI KIMIA 17 Oktober 2014 Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA 11140162000033 Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perubahan kimia maupun perubahan sifat fisis pada reaksi kimia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya Lampiran B.1 KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID Tujuan Siswa mampu menganalisis sifat efek Tyndall melalui latihan prediksi 1 Andre melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang, manusia tidak dapat lepas dari bahan-bahan kimia, hampir disemua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan bahan-bahan kimia. Mulai dari aspek kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Titrasi Volumetri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K PENDAHULUAN egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar Anda dalam melakukan pekerjaan laboratorium, melatih Anda dalam bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 1. Perhatikan reaksi berikut: CaCO 2 (s) CaO (s) + CO 2 (g) H = 178 KJ/mol. Jelaskan! a. Arah kesetimbangan ditambahkan CaCO 2 (s) b. Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TUGAS KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI REAKSI KIMIA OLEH : KELOMPOK 7 1.Ida Ayu Putu Sri Puspitawati 2.Putu Devi Yani 1213031023 1213031017 3.Lalu Tio Noval Wiratama 1213031006 UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : T.M. Reza Syahputra Dinno Rilando Hari / Tgl: Kamis / 24 Maret 2016 Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian dan fungsi

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

Praktikum Kimia XII. Rate This TITIK BEKU LARUTAN (KELAS XII) Tujuan : Untuk mengetahui titik beku beberapa larutan.

Praktikum Kimia XII. Rate This TITIK BEKU LARUTAN (KELAS XII) Tujuan : Untuk mengetahui titik beku beberapa larutan. Praktikum Kimia XII Rate This TITIK BEKU LARUTAN (KELAS XII) Tujuan : Untuk mengetahui titik beku beberapa larutan. Alat dan Bahan : Alat dan Bahan 1. Neraca 6. Air 2. Tabung reaksi 7. Es batu 3. Sendok

Lebih terperinci