PENGARUH PENAMBAHAN CdS/P(MAA-EDMA) TERHADAP TETAPAN DIELEKTRIK PADATAN [Pb(Zr 0,37 Ti 0,63 )O 3 ] HASIL SINTESIS DENGAN METODE SOL GEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENAMBAHAN CdS/P(MAA-EDMA) TERHADAP TETAPAN DIELEKTRIK PADATAN [Pb(Zr 0,37 Ti 0,63 )O 3 ] HASIL SINTESIS DENGAN METODE SOL GEL"

Transkripsi

1 0632: M.D. Rahayu dkk. KO-133 PENGARUH PENAMBAHAN CdS/P(MAA-EDMA) TERHADAP TETAPAN DIELEKTRIK PADATAN [Pb(Zr 0,37 Ti 0,63 )O 3 ] HASIL SINTESIS DENGAN METODE SOL GEL Maya Damayanti Rahayu, Eriawan Rismana, Rony Febryarto, Nurhajiyah, dan Putri Handayani Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat Telepon (021) , Faks: (021) damayanti yay@yahoo.com Disajikan Nop 2012 ABSTRAK Keramik timbal zirkonat titanat (PZT) merupakan material piezoelektrik yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai sensor dan transduser. Bahan ini banyak diminati karena dapat difabrikasi sesuai dengan kebutuhan. Sifat dielektrik merupakan salah satu indikator yang penting untuk dipelajari sehingga bahan PZT dapat diaplikasikan sesuai dengan syarat yang diperlukan. Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh penambahan CdS/P(MAA-EDMA) terhadap tetapan dielektrik padatan [Pb(Zr 0,37Ti 0,63)O 3]. Bahan CdS/P(MAA-EDMA) disintesis dengan menggunakan metode in situ polimerisasi, penukaran ion dan pengendapan, sedangkan [Pb(Zr 0,37Ti 0,63)O 3] disintesis dengan menggunakan metode sol gel. Bahan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) telah dibuat dengan mencampurkan CdS/P(MAA-EDMA) sebanyak 2% b/b pada bahan [Pb(Zr 0,37Ti 0,63)O 3]. Karakterisasi menggunakan XRD diketahui bahwa PZT-CdS/P(MAA-EDMA) telah membentuk kristal perovskite dengan struktur tetragonal, sedangkan analisis menggunakan FTIR dan SEM menunjukkan bahwa campuran telah tercampur secara homogen Pengukuran PZT menggunakan LCR meter menghasilkan konstanta dielektrik sebesar 61,7 sedangkan konstanta dielektrik PZT-CdS/P(MAA-EDMA) sebesar 218,9. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penambahan bahan CdS/P(MAA-EDMA) ke dalam serbuk PZT dapat meningkatkan tetapan dielektrik Kata Kunci: PZT, piezoelektrik, tetapan dielektrik, sol gel I. PENDAHULUAN Material PZT atau lead zirconate titanite diketahui sebagai material terbaik piezo-elektrik, sifat-sifat ini pertama kali diselidiki oleh Jaffe et al., (1960). Material ini memiliki struktur perovskite dengan formula ABO 3. Disini oksigen oktahedral memegang peranan penting. A dalam hal ini diisi oleh kation Pb 2 menempati salah satu sudut dari kubus, sedangkan B dalam hal ini diwakili oleh Zr 4+ dan oksigen mengisi pusat muka dari kubus tersebut. Posisi Ti 4+ dan Zr 4+ dapat dipertukarkan. [1] PZT mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai sensor, mikroaktuator, dan transduser. Pada aplikasinya seringkali diperlukan suatu keramik piezoelekrik yang memiliki karakteristik tertentu agar sesuai dengan kebutuhan pada penggunaan yang spesifik. Untuk memenuhi kebutuhan keramik pada aplikasi khusus tersebut, dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi pada kondisi yang berbeda sehingga dihasilkan karakteristik yang berbeda pula. Teknik yang dipakai dalam memodifikasi keramik piezoelektrik adalah dengan subtitusi unsur atau doping. [2] Modifikasi bahan PZT dengan penambahan bahan yang mempunyai tetapan dielektrik yang tinggi untuk meningkatkan tetapan dielekrik PZT sangat baik dilakukan. Hal ini karena Semakin tinggi tetapan dielektrik suatu material maka kemampuan polarisasinya semakin besar sehingga tetapan muatan piezoelektriknya semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan rumus: g = d ɛ di mana g adalah konstanta tegangan piezoelektrik, d adalah konstanta muatan piezoelektrik, dan ɛ adalah tetapan dielektrik. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk penumbuhan film tipis PZT antara lain adalah Chemical Vapor Deposotion (CVD), Pulse Laser Ablation Deposotion (PLAD), Solution gelation (Sol-gel), Metarol- (4)

2 KO-134 [3, 4] ganic CVD dan Sputtering. Bahan CdS/P(MAA-EDMA) merupakan bahan yang mempunyai tetapan dielektrik yang tinggi. Bahan ini disintesis dengan menggunakan metode in situ polimerisasi, penukaran ion dan pengendapan. Tingginya tetapan dielektrik menyebabkan bahan ini mempunyai kemampuan polarisasi yang besar. Dalam makalah ini akan dibahas pengaruh penambahan CdS/P(MAA-EDMA) terhadap tetapan dielektrik PbZr 1 x Ti x O 3 (PZT), dengan x = 0, 63 yang sintesis dengan metode sol gel. Karakterisasi struktur lapisan tipis PZT-CdS/P(MAA-EDMA) yang dilakukan meliputi struktur kristal dengan X-Ray Diffraction (XRD) dan morfologi permukaan dengan Scanning Electron Microscopy (SEM). Sedangkan pengukuran konstanta dielektrik material menggunakan LCR meter. II. METODOLOGI A. Sintesis Kadmium Sulfida Poli (Asam Metakrilat- Etilen Glikol Asam Dimetakrilat) [CdS/P(MAA-EDMA)] Poli (asam metakrilat- etilen glikol asam dimetakrilat) P(MAA-EDMA) disintesis menggunakan metode in-situ polimerisasi dalam sistem miniemulsi. Miniemulsi dipersiapkan dengan mencampur 4g MAA, 2 g EDMA, 10 ml propanol, 10 ml butanol, 2,2 azo-bis-isobutironitril (AIBN) 1%. Kemudian ke dalam campuran ditambahkan 1,458 g CTABr yang telah dilarutkan ke dalam 54 ml H 2 O. Campuran disonifikasi selama 2 menit. Selanjutnya polimerisasi dilakukan pada suhu C sampai terbentuk serbuk polimer. Padatan yang terbentuk disaring dan dicuci dengan metanol kemudian dikeringkan pada suhu 100 C selama 4 jam. 0632: M.D. Rahayu dkk. B. Sintesis CdS-P(MAA-EDMA) Tahap pertama sintesis adalah penukaran kation Cd 2+ ke dalam P(MAA-EDMA) dilakukan dengan mencampurkan 0,01 M Cd- Asetat kedalam 0,3 g P(MAA-EDMA) dalam larutan metanol. Campuran diaduk selama 24 jam pada suhu ruang. Campuran disaring dan dicuci dengan metanol kemudian dikeringkan pada suhu 100 C selama 4 jam. Zirkonium (IV) propoksida (70%) sebanyak 7,05 ml dicampur dengan titanium (IV) isopropoksida (99%) sebanyak 8,05 ml. Campuran diaduk selama 1 jam pada suhu C dan dialiri gas nitrogen. Penambahan 4,46 ml asam asetat glasial (96%) diaduk selama 2 jam. Tahap selanjutnya penambahan 16,498 gram timbal (II) asetat trihidrat yang telah dilarutkan dalam 30,42 ml metanol. Campuran diaduk selama 4 jam pada suhu 65 C. Sol gel yang terbentuk kemudian ditambahkan 18 ml H 2 O kemudian didiamkan selama 5 menit. Pengeringan dilakukan pada suhu 130 C selama 15 jam. Serbuk yang terbentuk dikalsinasi pada suhu 500 C selama 2 jam dengan pemanasan rata-rata 5 C/menit. Setelah kalsinasi serbuk kemudian dicetak menjadi pellet dan tahap selanjutnya adalah sintering 900 C selama 2 jam dengan rata-rata pemanasan 5 C/menit. C. Sintesis PZT- CdS/P(MAA-EDMA) Sintesis PZT-CdS/P(MAA-EDMA) dilakukan dengan mencampurkan CdS/P(MAA-EDMA) dengan PZT. Serbuk PZT yang telah disintering pada suhu 900 C dicampur dengan 2% b/b serbuk CdS/P(MAA- EDMA). Bahan yang telah dicampur tadi dicetak membentuk pellet. D. Karakterisasi Karakterisasi bahan CdS/P(MAA-EDMA), PZT dan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) dilakukan menggunakan FTIR untuk menetukan perubahan senyawa serta interaksinya. Sedangkan untuk morfologi struktur permukaan kristal dianalisis menggunakan SEM. Struktur Kristal yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan XRD. Pengukuran dielektrik dilakukan pada ketiga bahan tersebut dengan menggunakan LCR meter. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis kadmium sulfida - poli (asam metakrilatetilen glikol asam dimetakrilat) [CdS/P(MAA-EDMA)] dilakukan dengan menggunakan metode in situ polimerisasi dalam sistem miniemulsi, penukaran ion dan pengendapan. Sistem miniemulsi terdiri dari surfaktan, ko-surfaktan, monomer, fase air, fase minyak dan inisiator. Skema sintesis P(MAA-EDMA) menggunakan sistem miniemulsi ditunjukkan pada GAMBAR 1 Pada penelitian ini surfaktan yang digunakan adalah CTABr sedangkan yang bertindak sebagai ko-surfaktan yaitu 2-propanol. Surfaktan pada sistem miniemulsi berfungsi menstabilkan partikel monomer dalam sistem miniemulsi. Monomer yang digunakan yaitu asam metakrilat (MAA) dan etilen glikol asam dimetakrilat (EDMA). Pemilihan metode in-situ polimerisasi dalam sistem miniemulsi adalah bertujuan untuk mendapatkan partikel polimer dengan ukuran kecil (skala mikrometer) dan ukuran yang seragam. Hasil analisis menggunakan AAS menunjukkan kadar Cd 2+ yang terkandung dalam CdS/P(MAA-EDMA) sebesar 1,34 µg/g. Dari pengukuran menggunakan LCR meter diperoleh konstanta dielektrik CdS/P(MAA-EDMA) sebesar 312,8 diukur pada frekuensi 200 KHz. Sintesis PZT dilakukan dengan metode sol gel menggunakan pelarut asam asetat glasial pada perbandingan komposisi molar antara Zr(nOPr)4 : Ti(nOPr)4 = 37/63 dan membentuk [Pb(Zr 0,37 Ti 0,63 )O 3 ]. Kalsinasi dilakukan pada suhu 500 C dengan rata-rata pemanasan 5 C/menit. Serbuk hasil kalsinasi kemudian dicetak membentuk pellet dan di sintering pada suhu 900 C dengan rata-rata pemanasan 3 C/menit. Hasil pengukuran menggunakan LCR meter diperoleh konstanta

3 0632: M.D. Rahayu dkk. KO-135 GAMBAR 1: Skema sintesis P(MAA-EDMA) menggunakan sistem miniemulsi dielekytrik sebesar 61,7 diukur pada frekuensi 200 KHz Sintesis PZT-CdS/P(MAA-EDMA) dilakukan dengan mencampurkan serbuk PZT setelah disintering 900 C dengan 2% b/b serbuk CdS/P(MAA-EDMA). Campuran kemudian dicetak membentuk pellet. Hasil pengukuran menggunakan LCR meter diperoleh konstanta dielektrik sebesar 218,9 diukur pada frekuensi 200 KHz. Dari data yang diperoleh menunjukkan penambahan CdS/P(MAA -EDMA) ke dalam serbuk PZT mempunyai tetapan dielektrik yang lebih tinggi dari pada PZT murni. Dapat disimpulkan penambahan CdS/P(MAA- EDMA) ke dalam serbuk PZT dapat meningkatkan tetapan dielektrik. Hasil karakterisasi XRD serbuk PZT hasil sintering dan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) ditunjukkan pada GAM- BAR 2. Dari grafik yang diperoleh menunjukkan terbentuknya kristal perovskite pada serbuk PZT dan serbuk PZT-CdS/P(MAA-EDMA). Adanya fase yang tidak diketahui dalam jumlah kecil pada 2Θ 29. Fase ini diduga disebabkan distribusi komponen Pb, Zr, Ti yang tidak homogen. [5] Karakteristik morfologi permu-kaan kristal serbuk CdS/P(MAA-EDMA), PZT hasil sintering dan PZT- CdS/P(MA-EDMA) menggunakan SEM ditunjukkan pada GAMBAR 4 Dari analisis SEM terlihat bahwa P(MAA-EDMA) sebagai matriks dari CdS mempunyai bentuk homogen yakni berbentuk bola dan berukuran dibawah 1µm. Sedangkan gambar SEM bahan PZT setelah sintering menunjukkan bahan berbentuk bola dengan ukuran partikel juga di bawah 1µm. Hasil analisis SEM bahan PZT- CdS/P(MAA-EDMA) menunjukkan perpaduan karakter dari bahan CdS/P(MAA-EDMA) dan PZT yang berarti menunjukkan bahan sudah tercampur secara merata. Hasil analisis FTIR pada sampel CdS/P(MAA- EDMA), PZT dan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) ditunjukkan pada GAMBAR 5 GAMBAR 7. Pada GAMBAR 5 menunjukkan spektrum FTIR CdS/P(MAA-EDMA) menunjukkan adanya puncak pada cm 1 yang merupakan gugus O-H karboksilat pada polimer. Dua puncak pada 2920 dan 2850 cm 1 merupakan CH 2 asimetris dan CH 2 simetris dari akrilat. Sedangkan puncak pada 1717 cm 1 adalah menunjukkan gugus C=O dan puncak pada 1559 cm 1 menunjukkan gugus C-O. Sedangkan puncak lemah pada 1350 cm 1 menunjukkan interaksi antara CdS dengan polimer. Lemahnya intensitas puncak pada 1350 cm 1 diduga menunjukkan sedikitnya CdS yang terikat pada polimer sedikit dan hal ini didukung oleh hasil analisis jumlah kadmium secara AAS. Pada GAMBAR 6 Spektrum FTIR bahan PZT menunjukkan adanya puncak tajam pada 618 cm 1 puncak tersebut menunjukkan vibrasi oktahedral BO 6 pada fase perovskite PZT. [6] Sedangkan puncak puncak di sekitar cm 1 diduga diakibatkan oleh adanya pengotor yang belum dapat diketahui asalnya. Spektrum FTIR bahan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) menunjukkan adanya gabungan puncak puncak gabungan dari gugus gugus fungsional yang teramati pada spektrum FTIR bahan CdS/P(MAA-EDMA) dan serbuk PZT. Dan hasil karakterisasi FTIR ini menunjukkan bahwa serbuk tersebut sudah tercampur secara homogen. IV. KESIMPULAN Bahan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) telah berhasil disintesis dengan mencampurkan PZT dan bahan CdS/P(MAA-EDMA) sebanyak 2% b/b. Bahan PZT pada PZT-CdS/P(MAA-EDMA) disintesis menggunakan metode sol gel dengan menggunakan pelarut organik, sedangkan CdS-(PMAA-EDMA) disintesis menggunakan metode in-situ polimerisasi, penukaran ion dan pengendapan. Hasil karakterisasi secara XRD pada PZT dan PZT-CdS/P(MAA-EDMA) menunjukkan sudah terbentuk jenis kristal perovskite. Hasil karakterisasi FTIR bahan PZT-CdS/P(MAA-EDMA)

4 KO : M.D. Rahayu dkk. GAMBAR 2: Difraktogram XRD [Pb(Zr 0,37Ti 0,63)O 3] GAMBAR 3: Difraktogram XRD PZTCdS/P(MAA-EDMA) (a) (b) (c) GAMBAR 4: Hasil karakterisasi serbuk (a) CdS/P(MAA-EDMA), (b) PZT hasil sintering, dan (c) PZT-CdS/P(MAA-EDMA) menggunakan SEM menunjukkan perpaduan puncak puncak gugus fungsional bahan CdS/P(MAA-EDMA) dan PZT sebagai penyusunnya yang menunjukkan bahwa bahan sudah tercampur secara homogen. Pengukuran PZT menggunakan LCR meter menghasilkan konstanta dielektrik sebesar 61,7 sedangkan konstanta dielektrik PZT-CdS/P(MAA-EDMA) sebesar 218,9. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penambahan

5 0632: M.D. Rahayu dkk. KO-137 GAMBAR 5: Spektrum FTIR serbuk CdS/P(MAA-EDMA) GAMBAR 6: Spektrum FTIR bahan PZT bahan CdS/P(MAA-EDMA) ke dalam serbuk PZT dapat meningkatkan tetapan dielektrik. DAFTAR PUSTAKA [1] M. Sayer and V. Chivucula, 1996, Handbook of Thin Film Process Technology [2] Y. Xu, 1991, Ferroelectric Material and Their Applications, North-Holland, Netherlands. [3] O. Auciello, J.F. Scott and R Ramesh, 1998, The Physics of Ferroelectric Memories, Physics Today, July [4] Takashi Yamamoto, 1996, Ferroelectric Properties of the PbZrO 3 - PbTiO 3 System, Jpn. J. Appl. Phys. Vol. 35, pp [5] Bursill. L. A., I. M. Reaney, D. P. Vijay, and S.B. Des, 1994, Comparison of Lead Zirconate Titanate Thin Films on Ruthenium Oxide and Platinum Electrodes, Journal of Applied Physics 75 : [6] Anupama, 2010, Synthesis and Characterization of PZT-Based Ceramics and Films, Thesis University

6 KO : M.D. Rahayu dkk. GAMBAR 7: Spektrum FTIR serbuk PZT-CdS/P(MAA-EDMA) of Delhi [7] Azizahwati, 2002, Study Morfologi Permukaan Film Tipis PbZr 0,525 Ti 0,475 O 3 yang Ditumbukkan dengan Metode DC Unbalanced Magnetron Sputtering, Jurnal Natur Indonesia 5(1): [8] Chontira Sangsubun, Manoch Naktasa, Anucha Watcharapasom, Tawee Tunkasin, Sukanda Jiansirisomboon, 2005, Preparation of PZT Nanopowders via Sol-Gel Processing, Journal Special Isuue on Nanotechnology Vol 4 (1). [9] Hadi Nur, Eriawan Rismana, Salasiah Endud, 2010, Dielectric Enhancement In Cadmium Sulfide-Poly (Methacrylic Acid-Ethylene Glycol Dimethacrylic Acid) Nanocomposite Through Interfacial Interaction, Journal Composite of Material 45 (19) [10] Ioanna G. Mina, 2007, High Frequency Transducers from PZT Films, The Pennsylvania State University [11] Ngurah Ayu K U, Irzaman, Maman B, dan M Barmawi, 2001, Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrk PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT), Konstribusi Fisika Indonesia, Vol 12, No 4 [12] O. Auciello, J.F. Scott and R Ramesh, 1998, The Physics of Ferroelectric Memories, Physics Today, July [13] Perdamean, S, Tomi, B W, Muljadi, Kreshna A, 2005, Optimasi Proses Sinter Dari Keramik Timbal Zirkonat Titanat (PZT) dan Kajian Sifat Fisisnya, Teknologi Indonesia 28: 1-8 [14] Putri N.A, 2012, Pembuatan dan Karakterisasi Keramik PbZr 0,53 Ti 0,47 O 3 (PZT) untuk Material Sensor Akustik Bawah Air, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi bandung [15] Sayer, M, & Chivukulas, V, Hand Book of Thin Film Process Technology. IOP Publishing Ltd

Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrik PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT)

Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrik PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT) Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 12 No.4, Oktober 2001 Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrik PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT) Ngurah Ayu Ketut Umiati 1,2, Irzaman 1,3, Maman Budiman 1 dan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) Kaspul Anuwar 1, Rahmi Dewi 2, Krisman 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-Universitas

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Variasi Dopan Lantanum pada Lapisan Tipis Barium Strontium Titanat Terhadap Struktur Kristal

Analisis Pengaruh Variasi Dopan Lantanum pada Lapisan Tipis Barium Strontium Titanat Terhadap Struktur Kristal ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.2 halaman 170 Oktober 2012 Analisis Pengaruh Variasi Dopan Lantanum pada Lapisan Tipis Barium Strontium Titanat Terhadap Struktur Kristal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 5, No. 1, Mei 2010 : KARAKTERISTIK FILM TIPIS TiO 2 DOPING NIOBIUM

Molekul, Vol. 5, No. 1, Mei 2010 : KARAKTERISTIK FILM TIPIS TiO 2 DOPING NIOBIUM KARAKTERISTIK FILM TIPIS TiO 2 DOPING NIOBIUM Bilalodin dan Mukhtar Effendi Program Studi Fisika, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik UNSOED Email: bilalodin.unsoed@gmail.com ABSTRACT Niobium (Nb) doped

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA.

KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA. KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 DENGAN METODE SOL GEL S. Hadiati 1,2, A.H. Ramelan 1, V.I Variani 1, M. Hikam 3, B. Soegijono 3, D.F.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu

Lebih terperinci

1. Departemen Fisika, Fakultas FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424

1. Departemen Fisika, Fakultas FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424 Sintesa Material Barium Titanate (BaTiO 3 ) melalui Metode Sol-Gel Nur Intan Pratiwi 1, Bambang Soegijono 1, Dwita Suastiyanti 2 1. Departemen Fisika, Fakultas FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424

Lebih terperinci

METODE SOL GEL UNTUK SINTESIS BAHAN PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN BISMUT NATRIUM TITANAT

METODE SOL GEL UNTUK SINTESIS BAHAN PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN BISMUT NATRIUM TITANAT Vol. 14, No., Januari 013, hal : 14-146 Akreditasi LIPI Nomor : 395/D/01 Tanggal 4 April 01 METODE SOL GEL UNTUK SINTESIS BAHAN PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN BISMUT NATRIUM TITANAT Mardiyanto dan Syahfandi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

Jurnal MIPA. KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 DENGAN METODE SOL GEL

Jurnal MIPA. KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 DENGAN METODE SOL GEL Jurnal MIPA 36 (1): 20-27 (2013) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 DENGAN METODE

Lebih terperinci

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal Oleh: Risa Fitriya H. Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di berbagai bidang sangat pesat terutama dalam bidang mikroelektronika atau miniaturisasi peralatan elektronik. Mikroelektronika didorong oleh

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO Cicik Herlina Yulianti 1 1) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Pengembangan material kristalin berukuran nano merupakan suatu

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal K Oleh Said Mihdar Said Hady Nrp. 1407201729 Dosen Pembimbing Dra. Ratna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, bertempat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, bertempat di Laboratorium Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok

Lebih terperinci

SINTESIS MATERIAL FERROELEKTRIK BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba0,75Sr0,25TiO3) MENGGUNAKAN METODE CO-PRECIPITATION

SINTESIS MATERIAL FERROELEKTRIK BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba0,75Sr0,25TiO3) MENGGUNAKAN METODE CO-PRECIPITATION SINTESIS MATERIAL FERROELEKTRIK BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba0,75Sr0,25TiO3) MENGGUNAKAN METODE CO-PRECIPITATION Y. SUBARWANTI1), R. D. SAFITRI1), A. SUPRIYANTO2,*), A. JAMALUDIN2), Y. IRIANI3) 1) Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) H.Kurniawan 1), Salomo 2), D.Gustaman 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kestabilan Sol Pada penelitian ini NASICON disintesis menggunakan metode sol gel dengan bahan baku larutan Na 2 SiO 3, ZrO(NO 3 ) 2, NH 4 H 2 PO

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat 28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi

AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER Warih Supriadi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Encapsulation B3 tidak boleh bebas Di lingkungan (Chen. dkk, 2008) Amobilisasi dengan

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan 3 Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, seperti gelas kimia, gelas ukur, cawan petri, labu

Lebih terperinci

Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain

Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain FABRIKASI DAN KARAKTERISASI Ba 0,9 Sr 0,1 TiO 3 MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan produk industri barang pecah belah, seperti perhiasan dari tanah, porselin, ubin, batu bata, dan lain-lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi

Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi Penyusun: Mohammad Rahmatullah (2309 100 097) Septono Sanny Putro (2310 106 012) Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Sugeng

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor dimulai bulan Mei 2010 sampai Bulan Mei 2011 3.2.

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ROHANA TAQIYAH M SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

Disusun Oleh : ROHANA TAQIYAH M SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains PERBANDINGAN STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI LAPISAN TIPIS BARIUM TITANAT (BT) DAN BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BZT) YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE SOL-GEL Disusun Oleh : ROHANA TAQIYAH M0207012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER ) DENGAN METANOL SEBAGAI EKSTRAKTAN TEMPLATE DALAM SINTESISNYA UNTUK PENENTUAN KADAR KAFEIN

APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER ) DENGAN METANOL SEBAGAI EKSTRAKTAN TEMPLATE DALAM SINTESISNYA UNTUK PENENTUAN KADAR KAFEIN APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER (Agus Rahmad H) 45 APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER ) DENGAN METANOL SEBAGAI EKSTRAKTAN TEMPLATE DALAM SINTESISNYA UNTUK PENENTUAN KADAR KAFEIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN LAPISAN TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BZT) MENGGUNAKAN METODE SOL GEL DENGAN VARIASI HOLDING TIME PADA PROSES ANNEALING

PEMBUATAN LAPISAN TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BZT) MENGGUNAKAN METODE SOL GEL DENGAN VARIASI HOLDING TIME PADA PROSES ANNEALING PEMBUATAN LAPISAN TIPIS BARIUM ZIRKONIUM TITANAT (BZT) MENGGUNAKAN METODE SOL GEL DENGAN VARIASI HOLDING TIME PADA PROSES ANNEALING Disusun Oleh : MERRY YULIANI M0207043 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SrTiO 3 PADA STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK BAHAN PIEZOELEKTRIK BNT-BT

PENGARUH PENAMBAHAN SrTiO 3 PADA STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK BAHAN PIEZOELEKTRIK BNT-BT PENGARUH PENAMBAHAN SrTiO 3 PADA STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK BAHAN PIEZOELEKTRIK BNT-BT Uchi Delfia 1, Alimin Mahyudin 1, Syahfandi Ahda 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Pusat Teknologi Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BKT PADA PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN BI0,5NA0,5TIO3-BATIO3-BI0,5K0,5TIO3 (BNT-BT-BKT)

PENGARUH PENAMBAHAN BKT PADA PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN BI0,5NA0,5TIO3-BATIO3-BI0,5K0,5TIO3 (BNT-BT-BKT) PENGARUH PENAMBAHAN BKT PADA PIEZOELEKTRIK RAMAH LINGKUNGAN BI0,5NA0,5TIO3-BATIO3-BI0,5K0,5TIO3 (BNT-BT-BKT) Alimin Mahyudin, 1 Helga Dwi Fahyuan 1, Syahfandi Ahda 2 1 Jurusan Fisika Universitas Andalas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 sampai Desember 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM Oleh: Ella Agustin Dwi Kiswanti/1110100009 Dosen Pembimbing: Prof. Suminar Pratapa, M.Sc., Ph.D. Bidang Material Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN DESY TRI KUSUMANINGTYAS (1409 100 060) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen

Lebih terperinci

Hariadi Aziz E.K

Hariadi Aziz E.K IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel plastik layak santap dibuat dari pencampuran pati tapioka dan pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran ini diperoleh 6 sampel

Lebih terperinci

Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut

Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut Jurnal ILMU DASAR, Vol. 13 No. 1, Januari 2012: 1-5 1 Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut Synthesis Thin Layer ZnO-TiO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Sebelum dilakukan sintesis katalis Cu/ZrSiO 4, serbuk zirkon (ZrSiO 4, 98%) yang didapat dari Program Studi Metalurgi ITB dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan asam nitrat 1,0

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Pada umumnya peralatan yang digunakan berada di Laboratorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan yang berada di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini

Lebih terperinci

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M SINTESIS SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag DENGAN METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M0204046 (Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag Superconductor Synthesis with Sol-Gel Method) INTISARI Telah dibuat superkonduktor sistem BSCCO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%) Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA PLA A1 A2 A3 A4 65 80 95 35 05 Pembuatan PCL/PGA/PLA Metode blending antara PCL, PGA, dan PLA didasarkan pada metode Broz et al. (03) yang disiapkan

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : 3 Percobaan 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : Gambar 3. 1 Diagram alir tahapan penelitian secara umum 17 Penelitian ini dibagi

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TIMAH HITAM TERHADAP STRUKTUR KRISTAL LAPISAN TIPIS PZT DI DAERAH MORPHOTROPIC PHASE BOUNDARY (MPB)

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TIMAH HITAM TERHADAP STRUKTUR KRISTAL LAPISAN TIPIS PZT DI DAERAH MORPHOTROPIC PHASE BOUNDARY (MPB) Studi Pengaruh Penambahan Timah Hitam Terhadap Struktur Kristal Lapisan Lipis PZT di Daerah Morphotropic Phase Boundary (MPB) STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TIMAH HITAM TERHADAP STRUKTUR KRISTAL LAPISAN TIPIS

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah KH 2 PO 4 pro analis, CaO yang diekstraks dari cangkang telur ayam dan bebek, KOH, kitosan produksi Teknologi

Lebih terperinci

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zirkonium dioksida (ZrO 2 ) atau yang disebut dengan zirkonia adalah bahan keramik maju yang penting karena memiliki kekuatannya yang tinggi dan titik lebur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Morfologi Analisis struktur mikro dilakukan dengan menggunakan Scanning Electromicroscope (SEM) Philips 515 dengan perbesaran 10000 kali. Gambar 5. menunjukkan morfologi hidroksiapatit

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BATERAI BATERAI ION LITHIUM BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Sintering Terhadap Prosentase Tetragonal Dan Rhombohedral Pada Perbandingan Zr/Ti (60/40)

Pengaruh Suhu Sintering Terhadap Prosentase Tetragonal Dan Rhombohedral Pada Perbandingan Zr/Ti (60/40) 117 NATURAL B, Vol. 3, No. 2, Oktober 2015 Pengaruh Suhu Sintering Terhadap Prosentase Tetragonal Dan Rhombohedral Pada Perbandingan Zr/Ti (60/40) Tamam Abimanyu 1)*, Rachmat Triandi 1), Masruroh 2) 1)

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol. 7 No.1 halaman 28 April 2017 Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan

Lebih terperinci

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 3 Pendahuluan ZnO merupakan bahan semikonduktor tipe-n yang memiliki lebar pita energi 3,37 ev pada suhu ruang dan 3,34 ev pada temperatur rendah dengan nilai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

PENGURANGAN MASSA SELAMA PROSES ANNEALING PADA SINTESA PREKURSOR BaSrTi03 (BST)

PENGURANGAN MASSA SELAMA PROSES ANNEALING PADA SINTESA PREKURSOR BaSrTi03 (BST) MAKALAH SEMNAR PENGURANGAN MASSA SELAMA PROSES ANNEALNG PADA SNTESA PREKURSOR BaSrTi03 (BST) OLEH: Yenni Darvina Jurusan Fisika FMPA Universitas Negeri Padang Disampaikan pada: SEMRATA BKS PTN Wilayah

Lebih terperinci

Kajian Variasi Temperatur Annealing dan holding time pada Penumbuhan Lapisan Tipis BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 dengan Metode Sol-Gel

Kajian Variasi Temperatur Annealing dan holding time pada Penumbuhan Lapisan Tipis BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 dengan Metode Sol-Gel JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 10, NOMOR 1 JANUARI 2014 Kajian Variasi Temperatur Annealing dan holding time pada Penumbuhan Lapisan Tipis BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 dengan Metode Sol-Gel S. Hadiati,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menunjukan perkembangan, sarana dan prasarana pendukung yang terkait dengan kemajuan tersebut termasuk fasilitas peralatan

Lebih terperinci