BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN"

Transkripsi

1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten dari 23 Kabupaten/Kota di Propinsi Aceh. Kabupaten yang beribukota Suka Makmue ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Secara administratif Kabupaten Nagan Raya dibagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan, 30 (tiga puluh) kemukiman dan 222 (dua ratus dua puluh dua) desa/gampong. Wilayah administrasi kecamatan di lingkup Kabupaten Nagan Raya adalah: Darul Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Seunagan, Suka Makmue, Seunagan Timur, Beutong Ateuh Banggalang dan Tripa Makmur. Wilayah kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Darul Makmur dengan luas wilayah 1.076,97 Km 2 atau 30,38% dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya, serta wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Suka Makmue sebesar 51,56 Km 2 atau 1,45% dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya. Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan dan jumlah desa di Kabupaten Nagan Raya tersaji pada Tabel 2.1 dan 2.2; Gambar 2.1 dan 2.2. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 1

2 No Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Persentase Luas (%) Jarak Dari Kota Kec Ke Ibu Kota Kab (Km) 1 Kuala Pesisir Padang Rubek 7, Kuala Ujong Fatihah 8, Suka Makmue Lueng Baro 5, Seunagan Jeuram 5, Seunagan Timur Keude Linteung 25, Beutong Babussalam 101, Beutong Ateuh Kuta Teungoh 40, Banggalang 8 Tadu Raya Alue Bata 38, Tripa Makmur Kabu 14, Darul Makmur Alue Bilie 107, Jumlah 354, Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun (diolah) Gambar 2.1 Persentase Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya Menurut Kecamatan Tahun 2012 Persentase Luas Wilayah (%) 28,70 30,38 2,15 2,48 1,45 1,60 7,10 11,45 10,72 3,96 Kuala Pesisir Suka Makmue Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Kecamatan Kuala Seunagan Beutong Tadu Raya Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun (diolah) RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 2

3 Tabel 2.2 Jumlah Desa/Gampong dan Kemukiman Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 No Kecamatan Kemukiman Gampong/Desa 1 Kuala Pesisir Kuala Suka Makmue Seunagan Seunagan Timur Beutong Beutong ateuh Banggalang Tadu Raya Tripa Makmur Darul Makmur 5 40 Jumlah Total Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun (diolah) Gambar 2.2 Jumlah Desa/Gampong Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Kecamatan Kuala Pesisir Kuala Suka Makmue Seunagan Seunagan Timur Beutong Beutong ateuh Banggalang Tadu Raya Ttripa Makmur Darul Makmur Gampong/Desa Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun (diolah) RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 3

4 2.1.1 Kondisi Fisik Wilayah dan Demografi Kondisi Geografis Secara geografis, Kabupaten Nagan Raya terletak antara 03º40-03º38 Lintang Utara dan 96º11-96º48 Bujur Timur dan memiliki luas wilayah 3.544,91 Km 2 atau 354,491 Ha atau sebesar 6,25 % dari luas Provinsi Aceh. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Nagan Raya sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat; 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat; 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudera Indonesia; 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten Nagan Raya memiliki posisi strategis karena dilintasi oleh jalan nasional yang merupakan jalur pantai Barat Sumatera. Selain itu wilayah ini juga dilintasi oleh jalan strategis Nasional yang menghubungkan wilayah Pantai Barat wilayah Pantai Timur melalui Kabupaten Aceh Tengah Struktur Tanah Bila dilihat dari struktur dan jenis, tanah di Kabupaten Nagan Raya terdiri dari jenis tanah podzolit coklat, Alluvial, Podzolit merah kuning, Andosol, Rock Out Croups, Renzina, Litosol, Mediteran dan beberapa jenis tanah lainnya. Jenis tanah yang ada di wilayah ini berpengaruh besar terhadap pengembangan sektor pertanian dan perkebunan serta jenis tanaman yang cocok dikembangkan. Jenis tanah tersebut pada umumnya relatif subur dan pada tanah tersebut sesuai untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Beberapa RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 4

5 jenis tanah yang mempunyai sifat yang mempunyai resiko erosi yang tinggi dan mempunyai kedalaman efektif yang dangkal sehingga perlu dilindungi Topografi Kabupaten Nagan Raya termasuk bagian dataran rendah dan tinggi yang memiliki variasi ketinggian antara m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar desa-desa yang ada di kabupaten Nagan Raya berada di wilayah dataran rendah yaitu sebanyak 218 (Dua ratus delapan belas) desa atau 98,2% sedangkan sisanya merupakan desa yang terletak di dataran tinggi yaitu desa-desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang. Terdapat tiga kecamatan yang langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia yaitu Kecamatan Darul Makmur, Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Tadu Raya. Untuk lebih jelasnya tentang Topografi Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4. No Tabel 2.3 Jumlah Desa Menurut Letak Desa Berdasakan Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Kecamatan Lereng Letak Topografi Lembah/ DAS Dataran Jumlah Total Darul Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Beutong Ateuh Banggalang Tripa Makmur Jumlah Sumber : Nagan Raya Dalam Angka 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 5

6 No Tabel 2.4 Jumlah Desa dan Letak Desa Berdasakan Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Kecamatan Berbatasan dengan Laut Letak Desa Tidak Berbatasan dengan Laut Jumlah Total 1 Darul Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Ttripa Makmur Jumlah Total Sumber : Nagan Raya Dalam Angka 2013 Berdsarkan kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Nagan Raya dibagi beberapa kelas lereng, yaitu: Kelas kemiringan lahan 0-3 % menempati areal seluas 6,49%, bergelombang dengan kemiringan 8-15 % menepati areal seluas 18,07%, kecuraman dengan lereng 20-40% dengan luas areal sebesar 11,2% dan kemiringan di atas 40% menempati areal seluas 0,73% Untuk lebih jelasnya tentang Tupografi Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Kemiringan lahan Menurut Kelasnya dan Persentase Luas Areal Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Persentase Kemiringan No Uraian Lahan Persentase Luas (%) (%) 1 Kelas Kemiringan Wilayah Berombak Wilayah Bergelombang Wilayah Hampir Curam Wilayah Curam Wilayah Kemiringan > Sumber : Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 6

7 Gambar 2.4 Peta Kelas Lereng Kabupaten Nagan Raya Sumber: Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun Wilayah Selatan dari Kabupaten Nagan Raya meliputi: Kecamatan Darul Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya, berada di pesisir pantai Samudra Indonesia. Wilayah Utara dari Kabupaten Nagan Raya merupakan distribusi hutan lindung, di antaranya Kecamatan Beutong dan Beutong Ateuh Banggalang merupakan kawasan hutan lindung terbesar dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Darul Makmur sehingga kawasan hutan lindung yang sudah ditetapkan tersebut tidak boleh dialih fungsi atau perambahan untuk fungsi-fungsi lain karena akan dapat berpotensi untuk terjadinya kerusakan hutan Klimatologi Pada tahun 2013 kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 22,7-20,9 sampai dengan suhu maksimum 31, Selama RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 7

8 ini curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan September sedangkan curah hujan rata-rata yang sama terjadi pada bulan Maret dan Agustus. Rata-rata curah hujan periode Januari sampai dengan Desember 2013 masing-masing mm dan 16 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada tahun 2013 yaitu pada bulan September 395,1 mm/bulan dan hari hujan tertinggi pada bulan April 23 hari, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei 150,8 mm/bulan dan hari hujan terendah pada bulan Oktober yaitu 8 hari. Perkembangan curah hujan menurut bulan dapat dilihat pada tabel 2.6 dan 2.7 berikut ini. Tabel 2.6 Perkembangan Curah Hujan menurut Bulan Kabupaten Nagan Raya Tahun Curah Hujan Bulan Tahun Januari , Februari , Maret ,2 230 April , Mei ,0 289 Juni , Juli , Agustus ,8 230 September , Oktober , Nopember , Desember , Jumlah Total , Rata-Rata ,4 288,25 Sumber : BMKG - Nagan Raya Dalam Angka 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 8

9 Bulan Tabel 2.7 Jumlah Hari Hujan menurut Bulan Kabupaten Nagan Raya Tahun Hari Hujan Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Total Rata-Rata Sumber : BMKG - Nagan Raya Dalam Angka 2013 Penilaian faktor iklim digambarkan dalam bentuk curah hujan, oleh karena curah hujan sangat berpengaruh terhadap kondisi tanah, baik terhadap kesuburan maupun kerusakan tanah. Klasifikasi curah hujan menurut Kepmentan No.837/Kpts/UM/II/1980 ditunjukkan pada tabel 2.8 Tabel 2.8 Intensitas Hujan harian Rata-Rata No Intensitas Hujan Tingkat Kepekaan Nilai Bobot 1 < 13,6 mm/hari Tidak peka mm/hari Tidak peka mm/hari Tidak peka mm/hari Peka 60 5 > 34.8 mm/hari Sangat Peka 75 Sumber : Kepmentan No.837/Kpts/UM/II/1980 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 9

10 Selanjutnya bila ke tiga faktor yaitu : kemiringan lahan, kepekaan tanah, dan intensitas curah hujan dijumlahkan bobotnya. Maka nilai bobot ke tiga faktor tersebut < 124 mempunyai kesesuaian lahan untuk Hutan Produksi Biasa (HPB) atau Hutan Produksi Konversi (HPK), nilai bobot mempunyai kesesuaian lahan untuk Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan nilai bobot > 175 mempunyai kelas kesesuaian lahan untuk Hutan Lindung. Suhu udara di Kabupaten Nagan Raya berkisar antara 21,5 0 C 31,2 0 C. Pada daerah pantai, suhu udara maksimum bisa mencapai 29,5 0 C 31,2 0 C, sedangkan di daerah pegunungan suhu minimum dapat mencapai hingga 20,4 0 C 21,5 0 C. Kabupaten Nagan Raya memiliki curah hujan antara 3132,3 5023,8 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 418,7 mm dan mempunyai 217 hari hujan per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.009,6 milibar Hidrologi Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi sumber daya air sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan dari darat ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Kondisi sungai pada umumnya panjang, berliku dan melebar di daerah daratan bagian hilir. Kabupaten Nagan Raya memiliki 5 (lima) sungai besar yaitu Krueng Beutong, Krueng Tripa, Krueng Seunagan, Krueng Tadu, dan Krueng Seumanyam sedangkan anak-anak sungai berjumlah 10 (sepuluh) yang terdiri dari sungai krueng Cut, Krueng Neuang, Krueng Trang, Krueng Agam, Krueng Isep, Krueng Ukam, Krueng Buloh, Krueng Mangkom, Krueng Baro dan Krueng Kila. Banyak sungai di Kabupaten Nagan Raya yang memiliki ketersediaan air sungai yang besar yang berpotensi untuk dibangun waduk atau embung sebagai prasarana yang dapat menjamin ketersediaan air baku domestik, pertanian dan industri. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 10

11 Saat ini Kabupaten Nagan Raya memiliki 1 (satu) bendungan besar yaitu bendungan irigasi Jeuram yang bisa mengaliri di 4 (empat) Kecamatan yaitu Kecamatan Beutong, Kecamatan Seunagan, Kecamatan Seunagan Timur dan Kecamatan Kuala dan beberapa bendungan kecil sebagai bangunan intake untuk mengairi beberapa daerah irigasi kecil. Wilayah Kabupaten Nagan Raya memiliki air tanah yang bersifat payau dan tawar. Daerah dengan air tanah payau terdapat pada bagian selatan yang merupakan daerah pesisir, sedangkan daerah yang memilki air tanah tawar berada di bagian barat, timur dan utara. Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai (DAS) Berdasarkan Prioritas Pengelolaan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 NO. DAS/SUB DAS PRIORITAS DAS 1 Krueng Beutong Prioritas DAS 2 Krueng Nagan Prioritas DAS 3 Krueng Lamie Prioritas DAS 4 Krueng Seumayam Prioritas DAS 5 Krueng Isep Prioritas DAS Sumber : Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun DAS Prioritas (Berdasarkan SK Menhut Nomor 284/Kpts/II/1999, tanggal 7 Mei 1999), yaitu: Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial Prioritas 1 : ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas tertinggi untuk di Rehabilitasi; Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah Prioritas 2 : tersebut mempunyai prioritas kedua untuk di Rehabilitasi; RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 11

12 Prioritas 3 : Prioritas 4 : Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas ketiga untuk di Rehabilitasi; Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut tidak perlu diberikan prioritas dalam penanganannya Geologi Secara Geologi, wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari batuan sedimen kuarter dan tersier yang berada di bagian Utara Kabupaten Nagan Raya serta batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Kabupaten Nagan Raya. Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang masih muda, aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan Raya (di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di bagian selatan Nagan Raya Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Nagan Raya terbagi atas beberapa bagian atau fungsi yaitu daerah daratan yang berfungsi sebagai daerah pemukiman dan lahan perkebunan serta pertanian, dan daerah rawa terdapat di sepanjang pantai. Pemanfaatan lahan cenderung ke arah bagian Utara, terutama kegatan budi daya pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan/tambak), pemukiman penduduk serta perdagangan dan jasa. Secara morfologi wilayah Nagan Raya terbagi pada tiga wilayah yaitu: wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Kawasan pemukiman perkotaan yang tumbuh dan berkembang di wilayah Kabupaten RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 12

13 Nagan Raya lebih banyak terkonsentrasi di pusat Ibukota kecamatan, terutama yang dilintasi oleh jalan negara dan jalan provinsi dari barat ke timur atau sebaliknya. Penggunaan lahan di Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering. Pada Tahun 2012, penggunaan lahan untuk Bandara sebesar 103,25 Ha atau 0,03 %, danau sebesar 115,56 Ha atau 0,03 %, hutan sebesar ,49 Ha atau 47,54 %, industri sebesar 82,35 Ha atau 0,02, perkebunan sebesar Ha atau 12,37 %, perkebunan masyarakat 1.308,45 Ha atau 0,37 %, pemukiman sebesar atau 1,94 %, pertanian lahan kering ,66 atau 29,36 %, rawa sebesar 13, Ha atau 3,72 %, sawah 8, Ha atau 2,50 %, sungai 2, Ha atau 0,74 % dan tanah terbuka 4, Ha atau 1,36 %, dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya. Penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Nagan Raya untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.10 dan gambar 2.4 berikut ini. Tabel 2.10 Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 No Keterangan Luas Lahan Persentase Luas Lahan (Ha) (%) 1 Bandara Danau Hutan 168, Industri Perkebunan 43, Perkebunan Masyarakat 1, Pemukiman 6, Pertanian Lahan Kering 104, Rawa 13, Sawah 8, Sungai 2, Tanah Terbuka 4, Jumlah 354, Sumber : Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 13

14 Gambar 2.4 Persentase Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Keterangan Bandara Danau 003% 0.03% 2% 0% 0.02% 4% Hutan Industri Perkebunan 30% Perkebunan Masyarakat 12.37% Pemukiman Pertanian Lahan Kering Rawa 2% 0% 13% Sawah 0.37% Sumber : Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun Pengelolaan Kawasan Lindung Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antara wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana pemanfaatan kawasan lindung di Kabupaten Nagan Raya bertujuan untuk: a) Mengarahkan fungsi kawasan lindung yang meliputi rencana pemanfaatan ruang kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan di bawahnya, kawasan suaka alam, kawasan perlindungan setempat dan kawasan bencana; b) Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber air; RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 14

15 c) Mengendalikan pemanfatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana pemanfaatan kawasan lindung di Kabupaten Nagan Raya seluas Ha adalah: a) Kawasan lindung Kawasan hutan lindung di Kabupaten Nagan Raya terdapat wilayah Kecamatan Seunagan Timur seluas ,35 Ha, Kecamatan Beutong seluas ,35 Ha, Kecamatan Beutong Ateuh Benggalang seluas ,04 Ha dan Kecamatan Darul Makmur seluas ,45 Ha. b) Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kabupaten Nagan Raya dibagi dalam tiga jenis yaitu kawasan sempadan pantai seluas 329,44 Ha, kawasan sempadan sungai seluas 9.596,88 dan kawasan sekitar danau 210,01 Ha Pengelolaan Kawasan Budidaya Pengembangan kawasan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung Kabupaten Nagan Raya. Adapun kawasan budidaya diperuntukkan untuk: pemukiman, pertanian tanaman pangan, tanaman tahunan/perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata, pengembangan hutan rakyat, industri, lahan basah, lahan kering dan transmigrasi. Luas area kawasan lindung dan budidaya tahun 2012 di Kabupaten Nagan Raya sebagaimana ditunjukkan pada tabel RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 15

16 No Kawasan Hutan Lindung Tabel 2.11 Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Uraian Luas Areal Kawasan Lindung (Ha) 1 Kawasan Hutan Lindung 126, Kawasan Yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahnya 1 Kawasan Rawa gambut 4, Kawasan Perlindungan Setempat 1 Kawasan Spamdan Pantai Kawasan Spamdan Sungai 9, Kawasan sekitar Danau Kawasan Hutan Produksi 1 Hutan Produksi 15, Hutan Produksi Terbatas 4, Hutan Produksi Koversi 4, Kawasan Rawan Bencana Alam 1 Kawasan Rawan Longsor 16, Kawasan Rawan Pasang dan Abrasi 15, Kawasan Rawan Kebakaran 1, Kawasan Rawan Banjir 92, Kawasan Pertanian 1 Kawasan Lahan Basah 11, Kawasan Lahan Kering 69, Kawasan Perkebunan 1 Perkebunan Besar 83, Perkebunan Rakyat 2, Kawasan Peternakan 1 Peternakan Besar Sumber : Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun Tabel 2.11 di atas memperlihatkan luas pemanfaatan lahan Kabupaten Nagan Raya pada Tahun Luas lahan tersebut memberikan gambaran perbandingan terhadap lahan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Status Penguasaan Lahan di wilayah Kabupaten Nagan Raya saat ini yang terindentifikasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu: Hak Guna tanah (HGU) dan Hak Milik. Penggunaan lahan yang termasuk status HGU diantaranya Hak Penguasaan Hutan (HPH), Perkebunan Besar dan Hutan Tanaman RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 16

17 Industri (HTI). Pemanfaatan lahan juga untuk berbagai kegiatan pemukiman, pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa serta perkantoran. Tabel 2.12 Luas Kawasan Hutan Lindung dan Budidaya Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya No Kecamatan Kawasan Hutan Lindung Kawasan Budidaya (Ha) (%) (Ha) (%) 1 Darul Makmur 21, , Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong 72, , Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur 2, , Beutong ateuh Banggalang 30, Ttripa Makmur Jumlah 126, , Sumber : Draft RTRW Kabupaten Nagan Raya Tahun Kawasan Rawan Bencana Alam Berdasarkan faktor penyebab terjadinya bencana dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencana sosial. Bencana yang disebabkan oleh faktor alam (Bencana Alam) antara lain berupa gempa bumi, Tsunami, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Berdasarkan kondisi geografis, geologi, hidrologis dan demografi bahwa wilayah Kabupaten Nagan Raya memiliki kondisi yang memungkinkan terjadinya bencana alam yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa, timbulnya kerusakan lingkungan dan dampak psikologis bagi RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 17

18 Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya yaitu dapat menghambat estafet pembangunan yang akan dilaksanakan. Secara geologis daerah Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu wilayah di Aceh yang rawan terhadap bencana alam, potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi. Jika mengacu pada data geologi wilayah Kabupaten Nagan Raya termasuk daerah yang berada di zona patahan aktif, jalur penujaman pertemuan lempeng Asia dan Australia yang membelah pulau Sumatera dari Aceh sampai Sulat Sunda yang dikenal dengan patahan Semangko. Zona tersebut terdapat di wilayah bagian tengah bersamaan dengan kapupaten lainnya di Propinsi Aceh. Wilayah Kabupaten Nagan Raya juga berpotensi terjadi banjir karena banyaknya sungai-sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Nagan Raya. Umummya penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Nagan Raya akibat perusakan hutan di daerah aliran sungai, tidak berfungsinya drainase dengan baik dan banyaknya pengalihan fungsi lahan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Bencana lainya yang berpotensi terjadi adalah bersumber dari perilaku manusia yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kelalaian masyarakat dan lainnya, seperti kebakaran, konflik sosial dan pencemaran lingkungan. Sementara itu penambangan, pasir, batu gunung, batu kerikil, penambangan batu bara, penambangan emas dan pengalian serta penambangan penambangan liar yang banyak terjadi kemungkinan besar di masa yang akan datang akan menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan dan berpotensi menimbulkan bencana. untuk itu diperlukan membuat kebijakan dan upaya yang secara berkesinambungan dalam menanggulangi bencana di kawasan kawan yang rawan bencana. Daerah yang diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana meliputi daerah pesisir laut, perbukitan dan pinggiran sungai (DAS). Adapun jenis bencana dan Daerah-Derah yang rawan terjadi bencana dapat dilihat pada tabel 2.13 dan 2.12 berikut: RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 18

19 N o Kecamatan Tabel 2.13 Lokasi Rawan Bencana Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Jenis Bencana Banjir Kebakaran Tanah Longsor Gempa Bumi 1 Darul Makmur Banjir Kebakaran - Gempa Bumi 2 Kuala Gempa Bumi Angin Puting Beliung Angin Puting Beliung Angin Puting Beliung 3 Kuala Pesisir - Kebakaran - Gempa Bumi - 4 Tadu Raya Banjir Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 5 Beutong - Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 6 Seunagan Banjir - - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 7 Suka Makmue Banjir - - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 8 Seunagan Angin Puting Banjir - - Gempa Bumi Timur Beliung 9 Beutong ateuh Tanah Angin Puting - - Gempa Bumi Banggalang Longsor Beliung 10 Ttripa Makmur Banjir Kebakaran - Gempa Bumi - Sumber : BPBD Kabupaten Nagan Raya Tahun Demografi Masalah kependudukan antara lain meliputi jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk, merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional, dalam menangani permasalahan penduduk, Pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tapi juga menitik beratkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Karenanya, program perencanaan pembangunan manusia harus mendapat prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2008 sebesar (penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 19

20 jiwa). Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya sebesar jiwa (penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar jiwa) atau meningkat sebesar 4,34 % dari Tahun 2008 dengan rata rata laju pertumbuhan pada tahun sebesar 0,85 % per tahun. Gambaran lebih lanjut mengenai jumlah penduduk sebagaimana Tabel Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya N o JENIS Kelamin Tahun Rata-Rata Laju Petumbuhan Penduduk ( ) 1 Laki-laki 69,815 70,975 71,069 71,922 73,300 74, Perempuan 70,326 71,984 73,150 73,123 73,308 74, Jumlah 140, , , , , , Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 Sejak tahun 2008, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten ini terus bertambah. Laju pertumbuhan penduduk pada periode 2007 tercatat mencapai 2,01 persen. Pada periode 2012 laju pertumbuhannya sebesar 1,74 persen. Penurunan ini merupakan salah satu keberhasilan pembangunan kependudukan. Disamping keberhasilan Keluarga Berencana yang pada mulanya untuk mengendalikan jumlah penduduk, peranserta dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas sumberdaya manusia (dalam hal ini anak) telah tumbuh akibat kemajuan pembangunan. Sehingga menuju Keluarga Berkualitas merupakan pencapaian yang diinginkan pembangunan kependudukan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 20

21 Gambar. 2.5 Jumlah penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2,01 0,88 0,57 1,08 1,74 Tahun Tahun Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya, berdasarkan data per Kecamatan yang diperoleh masih berbeda antara satu instansi dengan instansi lainnya. Perbedaan jumlah penduduk antar wilayah yang begitu jauh dilatarbelakangi oleh beberapa hal seperti: kondisi wilayah, lokasi wilayah, serta luas administrasi masing-masing Kecamatan tersebut. Penyebaran penduduk antar Kecamatan dapat dilihat terbanyak di Kecamatan Darul Makmur yaitu sebanyak jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yaitu sebanyak jiwa untuk lebih jelas dapat dilihat sebagaimana pada tabel 2.15 berikut. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 21

22 No Tabel 2.15 Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Kecamatan Rumah tangga Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin 1 Darul Makmur Tripa Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Beutong Ateuh Banggalang Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Sumber: Nagan Raya Dalam Angka tahun 2013 Gambaran jumlah penduduk menjadi penting, jika dilihat dari perkembangan dan laju pertumbuhan penduduk Persebaran penduduk antar Kecamatan tampak masih timpang, sehingga kepadatan untuk masingmasing Kecamatan belum merata. Kepadatan penduduk terpusat di daerah perkotaan yang umumnya memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk sehingga mengundang penduduk wilayah perdesaan untuk berusaha di daerah perkotaan. Masalah yang sering timbul akibat kepadatan penduduk terutama mengenai perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh karena itu, distribusi penduduk harus menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, seperti memprioritaskan pembangunan di daerah-daerah yang masih kekurangan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan perekonomian masyarakat setempat serta sarana lainnya seperti sekolah dan sarana kesehatan. Hal ini sekaligus harus berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 22

23 kerja yang luas bagi penduduk setempat, sehingga dapat memperlambat arus urbanisasi Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 meningkat dari 37 jiwa per kilometer menjadi 43 jiwa per kilometer persegi pada tahun Pada tahun 2012 Tingkat Kepadatan penduduk terbesar berada di Kecamatan Seunagan sebanyak 274 per km2 dan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang 5 jiwa per km 2. di Kecamatan Tadu Raya kepadatan penduduk terjadi fluktuasi (naik dan turun) setiap tahun. Pada tahun 2010 kepadatan penduduk di wilayah ini sebanyak 39 jiwa per km2, namun pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 33 jiwa per km2. Pada tahun 2012 terjadi penurunan lagi sebesar 40 jiwa per km2. Gambaran lebih lanjut mengenai penyebaran/kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan dapat dilihat sebagaimana Tabel NO Tabel 2.16 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Tahun Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Kecamatan Darul Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Tripa Makmur Jumlah Total Sumber : Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 23

24 Distribusi penduduk belum dapat ditabulasi dengan baik dan hal ini merupakan fakta yang ditemui dilapangan. Dari tabel 2.15, menunjukkan rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 adalah 43 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tertinggi berada di Kecamatan Seunagan dan yang terkecil yaitu di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang Aspek Kesejahteraan Masyarakat Indeks Pembangunan Manusia Pada sub bab sosial lainnya membahas mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan. IPM dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian manusia yang merupakan indeks gabungan dari komponen pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Nilai IPM Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan selama kurun waktu Tahun , Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Nagan Raya adalah 67,64, angka ini termasuk pada golongan IPM menengah atas yang memiliki nilai batas 65-80, sehingga dibutuhkan beberapa peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk menuju IPM tinggi yang memiliki nilai batas Pada tahun 2012, IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 70,64 atau mengalami kenaikan sebesar 3 persen dari IPM tahun Kenaikan ini terjadi akibat peningkatan komponen IPM pada tahun 2012 yaitu Indeks Angka Harapan Hidup sebesar 0,45 persen dari 69,31 (pada tahun 2007), Rata rata lama sekolah sebesar 0,79 persen dari 7,32 (pada tahun 2007) serta kenaikan indeks daya beli sebesar 22 persen dari 589,3 (pada tahun 2007). Jika dibandingkan dengan IPM Provinsi Aceh, IPM Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2012 lebih rendah sebesar 1,87. Untuk Tahun 2012, IPM Kabupaten Nagan Raya sebesar 70,64. Angka ini mengalami kenaikan hanya sebesar 0,96 persen dari tahun Gambaran Umum mengenai IPM dan Komponennya dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan Tabel 2.17 berikut ini. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 24

25 Tabel 2.17 IPM beserta Komponennya Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian IPM Kabupaten Nagan Raya Indeks angka harapan hidup Rata rata lama sekolah Laju Pertumbuhan (Tahun) ,64 68,47 68,74 69,18 69,68 70,64 69,31 69,42 69,53 69,64 69,7 69,76 7,32 7,32 7,34 7,57 7,75 8,11 4 Pengeluaran perkapita 589,3 599,28 601,67 604,08 608,3 611,3 5 IPM Provinsi Aceh 70,35 70,76 71,31 71,70 72,16 72,51 Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Nagan Raya Tahun Gambar 2.6 IPM Kabupaten Nagan Raya Tahun ,00 72,00 71,00 70,00 69,00 68,00 67,00 66,00 65,00 69,68 69,18 68,4768,74 67,64 IPM Kabupaten Nagan Raya 72,16 71,70 71,31 70,76 70,35 IPM Provinsi Aceh Sumber: Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 dan Indikator Sosial Ekonomi RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 25

26 Gambar 2.7 Indeks Angka Harapan Hidup Kabupaten Nagan Raya Tahun Indeks Angka Harapan Pengeluaran Perkapita Rata Rata Lama Sekolah Hidup 608,27 7,75 69,70 604,08 69,64 601,67 7,57 69,53 599,28 69,42 69,31 589,38 7,32 7,32 7,34 Tahun Tahun Tahun Sumber: Inkesra Kabupaten Nagan Raya dan Hasil Analisis Tahun 2012 Dari data tersebut terlihat bahwa pada tahun 2011 indeks angka harapan hidup sebesar 69,68 dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun sebesar 0,31 persen per tahun. Sementara dalam tahun yang sama rata rata lama sekolah 7,75 dan pengeluaran perkapita sebesar 608,27. Untuk tahun 2012,belum ada data yang valid untuk indek angka harapan hidup Angka Kemiskinan Perkembangan kesejahteraan masyarakat dapat tercermin juga dari angka kemiskinan yang merupakan salah satu persoalan serius dan tidak diharapkan oleh semua pemerintah daerah. Ukuran kemiskinan dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin atau prosentase penduduk miskin/angka garis kemiskinan. Selama kurun waktu tahun , prosentase penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukkan ada keberhasilan pemerintah dalam penanganan kemiskinan. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 26

27 Pada tahun 2007 persentase penduduk miskin sebesar 33,61 % (persen) dan pada tahun 2011 menjadi 23,38 % (persen) atau secara persentasi berkurang 10,23 % (persen). Untuk lebih jelasnya gambaran umum mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya dapat terlihat sebagaimana Tabel 2,18 dan Gambar 2.8. No Tabel 2.18 Jumlah, Persentase Perkembangan Penduduk Miskin (P 0 ), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) Tahun Kabupaten Nagan Raya Tahun Jumlah Penduduk miskin Persentase Penduduk Miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) , , , , , ,277 23,38 Sumber: Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Gambar 2.8 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya Tahun Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun , ,25 33,61 28,11 26,2224,07 23, Persentase Penduduk Miskin (P0) Sumber: Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 27

28 Gambar.2.9 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Nagan Raya Tahun Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan Tahun ,00 10,00 2,40 2,55 2,26 8,00 8,01 7,75 7,62 6,00 4,00 1,47 5,12 1,15 4,43 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2, Sumber: Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Dari gambar Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) diatas dapat dilihat tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan (P 1 dan P 2 ), di Kabupaten Nagan Raya, pada tahun 2006 kedalaman kemiskinan mencapai 8,01. P 1 merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas miskin. Makin besar indeks ini, maka makin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan P 2 pada waktu yang sama sebesar 2,40. P 2 memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Pada tahun 2010 terjadi perbaikan sehingga P1 tercatat 4,43 dan P 2 sebesar 1,15. Peliknya masalah kemiskinan mendesak pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk segera melakukan langkah-langkah nyata dalam penanggulangan-nya, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan nasional maupun daerah, penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas. Dalam Propenas bahkan telah ditargetkan bahwa persentase RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 28

29 penduduk miskin akan dapat diturunkan menjadi separuhnya pada tahun Guna dapat memenuhi target tersebut, penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk membantu penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Program utama yang dicanangkan untuk itu meliputi penyediaan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin dan pengembangan budaya usaha masyarakat miskin. Namun mengingat kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan multidimensi, maka dalam menanggulangi kemiskinan dibutuhkan strategi penanggulangan yang komprehensif yang meliputi kebijakan makro dan lintas sektor secara berkelanjutan Aspek Pelayanan Umum Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelayanan umum. Aspek pelayanan umum Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dapat digambarkan dari layanan urusan wajib dan urusan pilihan Layanan Urusan Wajib Layanan urusan wajib pemerintah Kabupaten Nagan Raya tahun terdiri dari 25 (Dua Puluh Lima) urusan, di antaranya yaitu : A. Urusan Pendidikan Urusan Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan urusan strategis yang masih menjadi kewenangan negara, namun karena keistimewaan dan kekhususan daerah, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Aceh dalam penyelenggaraan pendidikan juga sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan masyarakat Kabupaten Nagan Raya, yaitu pendidikan yang Islami RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 29

30 sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Qanun Aceh Nomor 23 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, yang kemudian direvisi menjadi Qanun No.5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Pengembangan sektor Pendidikan di Kabupaten Nagan Raya merupakan prioritas utama pembangunan yang perlu perhatian yang maksimal dan komprehensif sehingga dengan penetapan anggaran dibidang pendidikan dapat meningkatkan kualitas dan kemajuan peradaban daerah dan bangsa Indonesia secara umumnya. Pemerintah kabupaten Nagan Raya terus berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan serta mewujudkan pemerataan pendidikan melalui leding sektor terkait dengan bidang Pendidikan. Pembangunan dan perkembangan urusan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut : a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Untuk mengetahui banyaknya penduduk usia sekolah yang bisa memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah. Meningkatnya angka partisipasi sekolah menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan bagi seluruh penduduk. Dari Tabel 2.18, terlihat bahwa angka partisipasi sekolah anak-anak usia 7-12 tahun pada tahun 2011 telah mencapai 98,06 persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka partisipasi sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-iaki pada usia yang sama. Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah anak usia tahun di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana 97,74 persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 30

31 Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia lebih tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga terjadi pada kelompok usia tahun, dimana angka partisipasi sekolah anak laki-laki 77,79 persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah anak perempuan (86,68 persen). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut ini. Tabel 2.19 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 Jenis Kelamin Kelompok Jenjang NO Laki-Laki Perempuan Jumlah Umur Pendidikan (L) (P) (L)+(P) SD/MI 97,84 98,33 98, SMP/MTS 97,74 97,95 97, SMA/MA 77,79 86,68 81, Universitas 23,11 28,91 25,83 Jumlah Total 296,48 311,87 302,92 Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012 Gambaran tersebut di atas memperlihatkan bahwa semakin tinggi usia penduduk, angka partisipasi sekolahnya semakin rendah. Hal ini dapat dimengerti mengingat biaya dan sarana pendidikan belum menyentuh masyarakat secara keseluruhan. Sehingga kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi harus memendam keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sementara kesadaran menempuh pendidikan bagi kaum perempuan semakin baik, hingga angka partisipasi sekolah penduduk perempuan lebih baik daripada laki-laki. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 31

32 b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka partisipasi sekolah kasar untuk tingkat sekolah dasar di Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2012 mencapai 105,16 persen. Pada jenjang pendidikan SLTP Tahun 2012 mencapai sebesar 96,94 persen dan pada jenjang SLTA sebesar 86,16 persen. Gambaran lebih lanjut mengenai Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah dapat terlihat pada Tabel 2.20 dan gambar NO Tabel.2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Kabupaten Nagan Raya Tahun Jenjang Pendidikan Tahun Laju Pertumb uhan rata-rata (%) 1 SD/MI 1.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang 18,204 17,485 18, pendidikan SD/MI 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 17,382 17,209 17, APK SD/MI (Persen) SMP/MTs Jumlah siswa yang 2.1. bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs 7,734 8,140 8, jumlah penduduk kelompok usia tahun 8,015 8,208 8, APK SMP/MTs (Persen) SMA/MA/SMK 3.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK 5,997 6,326 6, jumlah penduduk kelompok usia tahun 5,025 7,391 7, APK SMA/MA/SMK (Persen) Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 32

33 Gambar 2.10 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Kabupaten Nagan Raya Tahun Angka Partisipasi Kasar Tahun ,73 101,60 105,16 96,49 99,17 96,94 119,34 85,59 86,16 APK SD/MI (Persen) APK SMP/MTs (Persen) APK SMA/MA/SMK Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 c) Angka Partisipasi Murni (APM) Angka partisipasi murni untuk tingkat sekolah dasar di Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2013 mencapai persen. Pada jenjang pendidikan SLTP mencapai sebesar persen dan pada jenjang SLTA sebesar persen. Untuk tahun 2013 Angka Partisipasi Murni cendrung naik dari tahun sebelumnya. Demikian juga kalau dibandingkan dengan angka partisipasi Kasar tahun 2012, terjadi kenaikan pula. Pertumbuhan rata rata RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 33

34 Tabel 2.21 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun NO Jenjang Pendidikan SD/MI 1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI 15,904 15,088 15,344 18, Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 17,382 17,209 17,381 17, APK SD/MI (Persen) SMP/MTs Jumlah siswa yang bersekolah 2.1. di jenjang pendidikan SMP/MTs Jumlah penduduk kelompok 2.2. usia tahun 7,094 5,957 5, ,015 8,208 8, APK SMP/MTs (Persen) SMA/MA/SMK Jumlah siswa yang bersekolah 3.1. di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK jumlah penduduk kelompok 3.2. usia tahun 5,025 4,484 4,484 7,054 7,363 7,391 7,318 7, APK SMA/MA/SMK Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 34

35 Gambar 2.11 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Nagan Raya Tahun ,588,51 87,68 88,28 103,27 99,96 93, ,25 72,58 69,59 60,67 61, SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah, khususnya untuk jenjang pendidikan SD dan SLTP semestinya juga diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan, terutama mengenai daya tampung ruang kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah dapat berhasil. d) Fasilitas Pendidikan Guna mengatasi kekurangan daya tampung, pemerintah perlu menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan seperti menambah pembangunan unit gedung baru dengan prioritas pada daerah yang angka partisipasi sekolahnya masih rendah dan daerah terpencil dan merehabilitasi gedung-gedung SD dan SLTP dengan prioritas gedung yang rusak berat serta mengangkat guru kontrak untuk ditempatkan pada sekolah yang kekurangan guru. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 35

36 - Perkembangan Sekolah dan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan Perkembangan jumlah sekolah menurut jenjang pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan baik pendidikan umum maupun pendidikan Agama. Untuk pendidikan umum dimana jenjang pendidikan SD pada tahun 2008 terdapat 126 sekolah dan menjadi 135 sekolah pada tahun Untuk jenjang pendidikan SMP pada tahun 2008 terdapat 25 sekolah dan pada tahun 2012 menjadi 36 sekolah, untuk jenjang pendikan SMA pada tahun 2008 terdapat 14 sekolah dan pada tahun 2013 menjadi 18 sekolah dan untuk jenjang SMK pada tahun 2008 terdapat 2 sekolah dan pada tahun 2013 mengalami penambahan satu sekolah yaitu menjadi 3 sekolah. Untuk penddikan agama dilihat berdasarkan jenjang pendidikan RA,MI, MTS, dan MA dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 hanya bertambah tiga sekolah. untuk jenjang pendidkan RA,bertambah 2 sekolah dan untuk pendidikan MTS bertambah 1 sekolah. Untuk lebih jelas gambaran perkembangan sekolah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel Tabel.2.22 Perkembangan Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Jenjang Pendidikan Tahun Pendidikan Umun 1 TK Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengan Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Agama 1 RA Maddrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTS) Madrasah Aliah (MA) Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 36

37 Perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan agama di Kabupaten Nagan Raya selama beberapa tahun terakhir mengalami hal yang sama dengan perkembangan jumlah sekolah, yang pada umumnya terjadi kenaikan. Khusus untuk jenjang pendiidkan SD Pada tahun mengalami kenaikan,namun untuk tahun ruang kelas yang tersedia terjadi penurunan sebesar 13 ruang kelas. Tahun 2012 tersedia 952 kelas,sedangkan tahun 2013 tersedia 939 kelas. untuk jenjang SMP ruang kelas yang tersedia sebanyak 179 ruang kelas dan tahun 2013 meningkat menjadi 285 ruang kelas. Untuk jenjang SMA ruang kelas yang tersedia pada tahun 2008 sebanyak 119 ruang kelas dan meningkat menjadi 187 ruang kelas. Untuk jenjang SMK tahun 2008 sebanyak 19 ruang kelas dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 32 ruang kelas. Untuk lebih jelas gambaran perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel NO Tabel.2.23 Perkembangan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun Jenjang Pendidikan Tahun Pendidikan Umun 1 TK 2 SD SMP SMA SMK Pendidikan Agama 1 RA MI MTS MA Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun Perkembangan Peserta Didik dan Tenaga Pendidik (Guru) Menurut Jenjang Pendidikan RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 37

38 Perkembangan peserta didik selama lima tahun terakhir rata rata mengalami peningkatan. Perkembangan peserta didik pada jenjang pendidikan umum untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2007 sebanyak siswa dan pada tahun 2012 menurut menjadi siswa. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2007 sebanyak siswa dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 6,997 siswa, untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2007 sebanyak siswa dan meningkat menjadi siswa pada tahun 2012 sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2007 sebanyak 416 siswa dan meningkat menjadi 538 siswa pada tahun Bila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang pendidikan SMA yaitu sebannyak 7,38 % pertahun. Perkembangan peserta didik perserta didik pada jenjang pendidikan Agama untuk tingkat Maddrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2007 sebanyak 2,524 siswa dan meningkat menjadi siswa pada tahun 2012, untuk jenjang pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) 837 siswa tahun 207 dan meningkat menjadi 1038 siswa tahun 2012, sedangkat untuk tingkat Maddrasah Aliah (MA) tahun 2007 sebanyak 418 siswa dan meningkat menjadi 493 siswa pada tahun Bila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang pendidikan MTS yaitu sebanyak 4,42 % pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan perserta didik dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 38

39 Tabel Perkembangan Peserta Didik dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Jenjang Pendidi kan Tahun Ket Pendidikan Umun 1 TK 1,795 1,811 1,820 2 SD 17,156 19,211 16,769 15,626 15,643 15,710 3 SMP 6,918 7,164 6,460 6,562 6,721 6,997 4 SMA 3,626 4,341 4,341 4,721 4,878 5,274 5 SMK Pendidikan Agama 1 RA MI 2,524 2,715 2,831 2,578 2,571 2,568 3 MTS 837 1,166 1,104 1,172 1,097 1,039 4 MA Sumber: Dinas Pendidikan dan Nagan Raya Dalam Angka Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Laju pertumbuhan rata-rata pertahun tenaga pendidik (Guru) menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya seperti terlihat pada tabel 2.24 untuk jenjang pendidikan umum, tingkat pendidikan SD rata-rata pertumbuhan tenaga pendidik pertahun sebesar 4,97 %, SMP 15,09 %, SMA 15,43 % dan SMK sebesar 38,34 % pertahun. Untuk Jenjang pendidikan Agama tingkat pendidikan MI 9,93 % pertahun, MTS 11,12 % pertahun dan MA sebanyak 8,13 % pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan tenaga pendidik (Guru) dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 39

40 N O Tabel.2.25 Perkembangan Tenaga Pendidik (Guru) dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun Jenjang Pendidikan Satuan Pendidikan Umum Tahun Laju Pertumbuhan rata-rata Tahun (%) 1 SD Orang 1,467 1,133 1,188 1,667 1,852 1, SMP Orang SMA Orang SMK Orang Pendidikan Agama 1 MI Orang MTs Orang MA Orang Sumber: Dinas Pendidikan dan Nagan Raya Dalam Angka Kabupaten Nagan Raya Tahun Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid dan Rasio Murid dengan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan Perkembangan rasio tenaga pendidik (Guru) dengan murid selama lima tahun terakhir disajikan pada Tabel Pada tahun ajaran 2008 untuk jenjang pendidikan SD, seorang guru mengawasi dan membimbing sekitar 17 orang murid dan pada tahun 2013 jumlah murid SD yang diawasi seorang guru menjadi 8 murid. Ini merupakan peningkatan yang signifikan, karena semakin sedikit jumlah murid yang diawasi oleh seseorang guru, maka diharapkan kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan semakin berhasil dengan baik. Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Umum, untuk jenjang pendidikan SLTP pada tahun 2008 seorang guru mengawasi/mendidik 17 murid dan pada tahun 2013 menurun secara signifikan menjadi 10 murid diawasi oleh seorang guru. Pada jenjang RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 40

41 pendidikan SLTA pada tahun ajaran 2008 jumlah murid yang diawasi seorang guru adalah 20 murid, kemudian pada tahun ajaran 2013 seorang guru menangani 12 murid. Untuk jenjang SMK pada tahun 2008 seorang guru mengawasi 39 Murid pada tahun 2013 juga terjadi penurunan yang sangat signifikan dimana seorang guru mengawasi/membimbing 7 murid. Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Agama juga mengalami perubahan dimana untuk jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2008 seorang guru membimbing/mengawasi 8 murid dan pada tahun 2013 menurun menjadi 7 murid di bimbing seorang guru. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) tahun 2008 seorang guru membimbing 9 murid dan tahun 2013 menurun seorang guru membimbing 6 murid. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Aliah (MA) tahun 2008 seorang guru membimbing 10 murid dan tahun 2013 menurun menjadi seorang guru membimbing 9 murid. Untuk perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas juga menunjukkan penurunan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan tahun Untuk jenjang SD tahun 2008 satu ruang kelas di isi oleh 25 siswa dan pada tahun 2013 menurun menjadi 19 siswa. tingkat SLTP dan SMK juga mengalami penurunan yang sigifikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, sedangkan untuk jenjang pendidikan SMA mengalami kenaikan yaitu tahun 2008 dari 36 siswa meningkat menjadi 41 siswa di tahun Perkembangan rasio murid dengan ruang kelas di jenjang pendidikan agama juga mengalami penurunan dan peningkatan. jenjang pendidkan RA di Tahun 2008 belum terisi,namun di tahun 2013 telah tersedia ruang kelas yang diisi sebanyak 17 murid.untuk jenjang pendidkan MA terjadi penurunan,di mana tahun 2008 dalam satu ruang kelas di isi oleh 38 orang siswa,sedangkan tahun 2013 dalam satu ruang kelas diisi oleh 27 orang siswa. Kondisi perkembangan rasio murid dengan ruang kelas tergambar pada tabel RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 41

42 Perkembangan rasio murid terhadap guru pada pendidikan umum dan pendidikan Agama, menunjukan peningkatan jumlah guru terutama pada kelompok pendidikan umum, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP), SLTA dan SMK mengindikasikan terjadi pertambahan jumlah guru yang cukup besar sejak tahun ajaran 2008 hingga tahun Secara keseluruhan rasio siswa-guru saat ini sangat rendah hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak guru dari yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan efisien. Angka ini di bawah rata-rata Indonesia, khusus untuk sekolah dasar satu guru melayani 20,1 siswa. Bila dilihat dari segi perbandingan antara jumlah ruang kelas yang di isi murid juga terjadi penurunan, sehingga pembelajaran seorang murid lebih terawasi oleh pengajar atau guru dan dengan adanya penurunan jumlah siswa yang mengisi ruang kelas akan berdampak pada kenyamanan para siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas. N O Tabel.2.26 Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun Jenjang Pendidikan Pendidikan Umum Satuan 1 TK Orang Tahun SD Orang SMP Orang SMA Orang SMK Orang Pendidikan Agama 1 RA Orang 8 2 MI Orang MTs Orang MA Orang Sumber: Dinas Pendidikan Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 42

43 Tabel Perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Jenjang Pendidikan Tahun Pendidikan Umun 1 TK 2 SD SMP SMA SMK Pendidikan Agama 1 RA 17 2 MI MTS MA Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 e) Angka Melek Huruf Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, yang tercermin dari data angka melek huruf, yaitu persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya. Penduduk yang dapat membaca dan menulis di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2010 mencapai 93,65 persen, sisanya sebanyak 6,35 persen adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang tidak dapat membaca atau buta huruf. Angka melek huruf pada kelompok laki-laki relatif lebih tinggi daripada perempuan, yaitu sekitar 97 persen. Sementara penduduk perempuan yang dapat membaca dan menulis huruf latin tercatat 90,27 persen. Pada tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 43

44 berikutnya, angka melek huruf terus meningkat, yakni 93,77 persen. Melek huruf perempuan masih jauh lebih rendah daripada laki-laki, yaitu 90,28 persen berbanding 97,26 persen. Kondisi ini kemungkinan sebagai akibat perlakuan tidak setara pada laki-laki dan perempuan pada masa lalu yang lebih mementingkan pendidikan pada kaum laki-laki. Oleh karenanya, untuk meningkatkan angka melek huruf pada kaum perempuan dapat dilakukan program Paket A di wilayah ini. Tabel Angka Melek Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Kabupaten Nagan Raya No Tahun Jenis Kelamin (%) (%) 1 Laki-laki 97,18 97,26 2 Perempuan 90,27 90,28 3 Laki-Laki+ Perempuan 93,65 93,77 Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012 Selanjutnya, kondisi angka melek huruf dapat dilihat dari persentase penduduk Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan menulis (angka melek huruf). Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan dari 89,70 % pada tahun 2007 hingga 93,77 % pada tahun 2011 selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 persentase penduduk Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan menulis terus mengalami peningkatan. Bahkan angka ini bila dibandingkan dengan propinsi Aceh tidak berbeda jauh, seperti terlihat pada gambar 2.15 dibawah ini. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 44

45 Gambar 2.12 Angka Melek Huruf Penduduk Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Tahun Angka Melek Huruf Penduduk Dewasa Kabupaten Nagan Raya (%) Propinsi Aceh (%) 96,20 96,20 96,39 96,88 97,22 93,65 93,77 89,70 89,70 89,78 Tahun Sumber:Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Rencana Kerja Pemerintah Aceh BAPPEDA Aceh Tahun 2012 dan f) Angka Rata-Rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan. Berdasarkan gambar 2.15, menunjukkan bahwa angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 angka rata-rata lama sekolah adalah 7,32 tahun dan menjadi 7,75 tahun pada tahun Bila dibandingkan dengan provinsi aceh angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya lebih rendah. Pada tahun 2007 menunjukkan bahwa angka ratarata lama sekolah provinsi Aceh 8,50 tahun dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 8,90 tahun. Gambaran lebih jelas angka RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 45

46 rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dan provinsi Aceh dapat dilihat pada gambar Gambar 2.13 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Tahun Rata-Rata Lama Sekolah (%) 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 8,50 Propinsi Aceh (%) 8,63 8,50 8,81 8,90 7,32 7,32 Kabupaten Nagan Raya (%) 7,34 7,57 7, Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 dan Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Aceh Tahun 2011 Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas dan hal tersebut bisa dilihat pada Tabel dibawah memperliahat Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP sebanyak 46,44 persen pada tahun Disini juga terlihat perbedaan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang menamatkan pendidikan setara SLTP keatas lebih besar daripada perempuan. Sejalan dengan program pemerintah mengenai wajib belajar, RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 46

47 maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka ini mengalami peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga kualitasnya. Gambaran lebih lanjut mengenai Jumlah Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dapat terlihat padatabel Tabel 2.29 Jumlah Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 NO Jenjang Pendidikan Laki-Laki Jenis Kelamin % Jumlah (L)+(P) (L) Perempuan (P) 1 Belum/Tdk Tamat SD SD SLTP SLTA D1/D2/D D4/S S2/S SLTP Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk perempuan yang belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih besar dari pada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 47

48 g). Angka Putus Sekolah Angka putus sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan. Penduduk yang putus sekolah/belum pernah sekolah menurut kelompok jenjang pendidikan berbeda nyata pada tahun Pada jenjang sekolah dasar, persentase anak usia sekolah yang putus sekolah sebesar 16 persen, dibandingkan jumlah siswa pada tingkat yang sama pada tahun ajaran sebelumnya sebesar APK SD/MI sebesar 0.09.persen. Gambaran lembih lanjut angka putus sekolah penduduk Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel Tabel 2.30 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya TA 2013 NO Jenjang Pendidikan Persentase 1 SD/MI 1.1. Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang pendidikan SD/MI 16 Jumlah siswa pada tingkat yang sama dan 1.2. jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya 1.3. APK SD/MI (Persen) SMP/MTs Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang pendidikan SMP/Mts Jumlah siswa pada tingkat yang sama dan RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 48

49 jenjang SMP/Mts pada tahun ajaran sebelumnya 1.3. APK SD/MI (Persen) SMA/SMK/MA Jumlah putus sekolah 1.1. pada tingkat dan jenjang pendidikan SMA/SMK/MA Jumlah siswa pada tingkat yang sama dan 1.2. jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya 1.3. APK SD/MI (Persen) 0.00 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 h) Pendidikan Berbasis Nilai Islami Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus berupaya meningkatkan pendidikan berbasis nilai Islami antara lain dengan melakukan pembinaanpembinaan kepada guru-guru yang nantinya bisa ditransfer kepada siswa di setiap jenjang sekolah. Khusus untuk murid Sekolah Dasar telah dilaksanakan pengajian Al-Qur an sebagai kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka meningkatkan kemampuan baca tulis Al Qur an dan pemahaman isi kandungannya. Selain itu penambahan jam pelajaran agama Islam pada tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK adalah merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai Islam di kalangan siswa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nagan Raya sesuai dengan visi dan misi kabupaten Nagan Raya. Dalam upaya penerapan pendidikan berbasis nilai-nilai Islami, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus melakukan upaya penyediaan akses layanan pendidikan berbasis syariah baik formal maupun non formal bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupannya. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 49

50 B. Urusan Kesehatan Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualitas fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 dan No 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan. Pembangunan Kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang antara lain diukur dengan Index Pembangunan Manusia (IPM). Dalam hal ini untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari indikator penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat perlu mendapat perhatian utama. Capain kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada beberapa inikator berikut ini : a) Derajat dan Status Kesehatan Penduduk Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualifikasi fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Indikator utama yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan penduduk adalah angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Selain itu aspek penting lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang antara lain diukur melalui angka kesakitan dan rata-rata lama sakit. Berdasarkan indikator kesejahtraan bidang kesehatan Kabupaten Nagan Raya tabel 2.30 menunjukkan Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran hidup di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 15 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 50

51 orang per seribu kelahiran dan pada tahun 2013 menurun menjadi 13 orang perseribu kelahiran. Jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan yang signifikan hal ini terlihat dari jumlah kelahiran bayi pada tahun 2010 berjumlah 1,780 orang dan pada tahun 2013 meningkat menjadi orang. Untuk kasus balita gizi buruk di kabupaten Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 110 orang atau 1,07 % balita menderita gizi buruk dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yang signifikan menjadi 32 oranng atau 0,02 % balita menderita gizi buruk. Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada Tabel Tabel 2.31 Indikator kesejahteraan bidang kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun No Indikator Satuan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka Kematian Bayi (IMR) per kelahiran hidup Jumlah kematian bayi Jumlah kelahiran bayi Orang Tahun Orang Orang Orang 1,780 2,970 2,895 2,726 5 Balita Gizi Buruk Persentase Jumlah Balita Gizi Buruk Orang Jumlah Balita Orang 10,249 10,647 19,770 18, Angka Harapan Hidup Kab Tahun Nagan Raya 9 Angka Harapan Hidup prov Aceh Tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 51

52 10 11 Angka Penduduk yang menderita penyakit kronis Angka masyarakat miskin yang menderita penyakit Orang Orang Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Angka harapan hidup penduduk Provinsi Aceh secara umum lebih rendah daripada penduduk Kabupaten Nagan Raya. Pada tahun 2009 harapan hidup penduduk provinsi Aceh adalah 68,4 tahun dan di Nagan Raya 69,3 tahun. Begitu pula pada tahun 2013 masing-masing 68,8 tahun dan 69,7 tahun. Dengan demikian kualitas hidup kesehatan penduduk Nagan Raya di atas rata-rata penduduk Provinsi Aceh. Angka harapan hidup 69,7 menunjukkan bahwa seseorang bayi yang dilahirkan pada tahun 2013 di Kabupaten Nagan Raya, mempunyai peluang hidup sampai 69,7 tahun. Berarti hampir satu tahun lebih panjang usianya daripada rata-rata penduduk Aceh. Status kesehatan penduduk memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan, yaitu persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan selama sebulan sebelum pencacahan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tabel Angka Kesakitan dan Rata-rata Lamanya Sakit Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun NO Indikator Kesehatan Satuan Angka Kesakitan Persentase 32,96 30,65 2 Rata-Rata Lama Sakit Hari 6,11 6,23 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 52

53 Berdasarkan Tabel 2.32, Capaian Kinerja dibidang Kesehatan di Kabupaten Nagan Raya dilihat dari segi angka kesakitan dan rata-rata lamanya sakit, menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitasnya pada tahun 2011 mengalami penurunan dibanding keadaan tahun 2010, yaitu dari 32,96 persen menjadi 30,65 persen. Dilihat dari rata-rata lamanya sakit dan terganggu kesehatannya sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari hampir tidak terjadi perubahan, yaitu menderita sakit selama 6,11 hari menjadi 6,23 hari pada b. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama. Puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat menjangkau penduduk sampai di pelosok. Namun ketersediaannya masih dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini. Selama periode ketersediaan sarana kesehatan tidak mengalami perubahan yang berarti. Jumlah rumah sakit umum 1 (Satu) buah, puskesmas 13 (Tiga Belas) buah, puskesmas pembantu 47 (Empat puluh Empat) buah dan jumlah Polindes 53 (Lima puluh Tiga) buah. Selama periode yang mengalami perubahan hanya fasilitas posyandu bertambah sebanyak 5 (lima ) unit. Sementara sarana penunjang kesehatan lainnya seperti apotek juga tersedia hanya 4 apotek di Kabupaten Nagan Raya. Gambaran lebih lanjut sarana dan prasarana kesehatan Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel, RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 53

54 Tabel.2.33 Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun No Uraian Satuan Rumah Sakit Umum Unit Rumah sakit Swasta Unit Puskesmas Unit Puskesmas Pembantu Unit Pulindes Unit Posyandu Unit Apotek Unit Praktek Dokter Unit Poliklinik Unit Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Jumlah dokter yang melayani masyarakat semakin bertambah, demikian pula tenaga medis lain seperti bidan dan perawat. Tahun 2013 tercatat 4(empat) dokter specialis, 44 (empat puluh empat) dokter umum dan 2 ( dua ) dokter gigi yang bekerja di Kabupaten Nagan Raya. Gambaran Jumlah tenaga medis dan non medis Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel Tabel Jumlah tenaga medis dan non medis Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun No Uraian Satuan Dokter Spesialis Orang Dokter Umum Orang RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 54

55 3 Dokter Gigi Orang Bidan Orang Perawat Orang Tenaga Gizi Orang Tenaga Kesehatan Masyarakat Orang Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan di kabupaten Nagan Raya seperti terlihat pada table pada tahun 2009 rasio seorang dokter melayani penduduk sedangkan tahun 2013 rasio seorang dokter mesti melayani penduduk merupakan hal yang memprihatinkan dan menunjukkan jumlah dokter yang ada di Kabupaten Nagan Raya masih sangat kurang dan hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan masyarakat tidak maksimal dan mungkin dapat terabaikan. Pada tahun 2009 rasio satu Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya melayani Penduduk dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan satu Puskesmas melayani penduduk meskipun adanya penambahan 3 (Tiga) Puskesmas antara tahun Rasio Pustu perpenduduk antara tahun 2009 sampai 2013 tidak terjadi penurunan yang signifikan rasio pelayanan tiap satu Pustu perpenduduk di mana pada tahun 2009 satu pustu melayani penduduk dan pada tahun 2013 menurun menjadi satu pustu melayani penduduk. Gambaran lebih lanjut Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 55

56 Tabel Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun NO Uraian Satuan Jumlah 1 Penduduk Rasio Dokter 2 per penduduk Rasio 3 Puskemsmas per Penduduk Rasio Pustu 4 per Penduduk Rasio 5 Polindes per Penduduk Rasio 6 Puskesmas per Penduduk Rasio Pustu 7 per Penduduk Rasio Polindes 8 per Penduduk Orang Orang Orang Orang Orang Persen 7,69 7,69 7,69 7,69 7,69 Persen 2,38 2,27 2,27 2,27 2,27 Persen 1,92 1,89 1,89 1,89 1,89 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang diupayakan agar persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya). Pada tahun 2011 sebanyak 45,93 persen persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan, lalu naik pada tahun 2012 menjadi 63,98 persen. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 56

57 Tabel Persentase Penolong Persalinan Bayi Kabupaten Nagan Raya ahun Tahun Indikator Tenaga Kesehatan 45,93 63,98 Dokter 6,34 6,7 Bidan 54,07 44,75 Tenaga paramedis lain 0 12,53 Bukan tenaga Kesehatan 39,59 39,59 Dukun Tradisional 39,59 39,59 Famili 0 0 Lainnya 0 0 Sumber : Nagan Raya Dalam Angka, Berdasarkan Tabel 2.37 di atas terlihat capaian kinerja dibidang kesehatan yang berhubungan dengan persalinan dimana mayoritas persalinan yang dibantu oleh bidan terjadi penurunan selama Persalinan yang dibantu oleh dokter juga mengalami peningkatan dari 6,34 persen tahun 2011 menjadi 6,7 persen pada tahun Ada penambahan tehadap persalinan yang dibantu oleh tenaga medis lain.pada tahun 2011, tidaka ada persalinan yang dibantu oleh paramedis lain,namun pada tahun 2012, telah ada sebesar 12,59 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan anak pada persalinan sehingga memilih bidan dan dokter atau paramedis lainnya sebagai penolong bersalin. Sementara itu persentase persalinan yang dibantu oleh bukan tenaga kesehatan, tahun 2011 sebesar 39,59 persen tetap sama persentasenya untuk tahun Penolong persalinan ini umumnya dilakukan dengan bantuan dukun tradisional pada saat pasien setelah pulang kerumah. Hal ini terjadi kemungkinan karena kemampuan masyarakat membayar tenaga kesehatan, atau mungkin akibat ketidaktahuan terhadap besarnya risiko melahirkan yang tidak ditangani oleh tenaga profesional, serta kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi tradisional. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 57

58 c. Pemberian ASI Balita Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling penting bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi karena selain mengandung nilai gizi yang cukup tinggi juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Pada tahun 2011 rata-rata lamanya bayi usia 0-24 bulan disusui selama 18,48 bulan. Sementara itu bayi tersebut pada umumnya hanya mengkonsumsi ASI saja (ASI eksklusif) selama sekitar 4,27 bulan. Pendeknya pemberian konsumsi ASI saja menunjukkan kegiatan pemberian ASI eksklusif bagi bayi selama 6 bulan masih belum mengenai sasaran. Oleh sebab itu sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sebaiknya digalakkan kembali. Tabel Rata-rata Lama Balita Usia 0-24 Bulan Mendapat ASI Kabupaten Nagan Raya 2011 Rata-Rata Lama Disusui Tahun (bulan) ASI 20,12 18,48 ASI saja 6,77 4,27 Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012 d. Kondisi Kesehatan lingkungan Menilai keadaan lingkungan sehat ada 4 (empat) indikator yaitu (1) persentase keluarga yang memiliki persediaan air minum sehat, (2) keluarga yang memiliki jamban sehat, (3) persentase keluarga yang mengelola sampah dan (4) keluarga yang mengelola air limbahnya dengan baik. Keadaan ini masih jauh dari yang diharapkan karena situasi lingkungan yang kurang sehat dan perilaku hidup sehat yang masih perlu mendapat perhatian serta kerusakan lingkungan akibat bencana yang demikian parah sehingga indikator keberhasilan program ini belum mencapai target. Sampai tahun 2011 pembenahan kondisi ini terus dilakukan dengan penyuluhan, pergerakan masyarakat serta peningkatan sarana dan prasarana yang RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 58

59 memadai, dengan demikian diharapkan akan terbentuk desa sehat sekaligus sebagai cikal bakal kabupaten/kota sehat. Berdasarkan Tabel 2.38 dibawah terlihat bahwa Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumahtangga dalam kehidupan seharihari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Pada tahun yang sama rumahtangga yang menggunakan air minum bersih mencapai 78,91 persen. Tabel Persentase Rumah tangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan dan Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Nagan Raya Tahun Indikator Kualitas Perumahan Persentase Rumahtangga dengan: Air Minum Bersih *) 75,37 78,91 Jamban Sendiri dengan Tangki Septik 46,15 40,81 Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya 2012 Sistem pembuangan kotoran/air besar manusia sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan risiko penularan suatu penyakit, khususnya penyakit saluran pencemaan. Klasifikasi sarana pembuangan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Masalah kondisi lingkungan dengan tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan, terutama dikaitkan dengan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan kebersihan sarana fasilitas rumah tinggal adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Masih pada tahun yang sama, rumahtangga di Kabupaten Nagan Raya yang mempunyai fasilitas jamban sendiri dan mempunyai tangki septik sebesar 40,81 persen. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 59

60 C. Urusan Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Perkembangan industri,terutama industry kecil dan menengah selama beberapa tahun terakhir terlihat terjadi fluktuasi ( peningkatan dan peneurunan).untuk industry kecil pada tahun 2008 sebanyak 1117 unit, untuk tahun-tahun selanjutnya terjadi penurunan, menjadi 998 unit pada tahun 2009, dan akhirnya pada tahun 2013 menjadi 718 unit.sedangkan untuk industry menengah terjadi peningkatan dari 1 unit pada tahun 2011 menjadi 5 unit pada tahun Perkembangan usaha mikro dalam beberapa tahun terlihat terjadi peningkatan. Tahun 2008 sebanyak 498 unit, menjadi 1044 unit pada tahun Untuk lebih jelasnya kinerja pembangunan pada pelayanan urusan industri di kabupaten Nagan Raya terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.39 berikut. Tabel 2.39 Jumlah Industri, Usaha Mikro Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Omset/Bulan Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Satuan Rata-Rata Tahun Pertumbu han (%) % Unit Industri 1 2 Jumlah Industri Kecil Industri Menengah Unit 1, Unit Industri Besar Unit - UMKM 1 Jumlah Usaha Mikro Unit Tenaga Kerja Industri, UMKM & Omset Jumlah Tenaga 1 Kerja pada Orang 1,933 1,845 1,823 1,841 1, Industri 2 Jumlah Tenaga Kerja pada UMKM Orang Jumlah Omset Rp 3 UMKM/bulan (juta) Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 60

61 Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.40 berikut N o I Uraian Jumlah Koperasi Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun Satuan Tahun Jumlah Koperasi Unit Jumlah Koperasi Aktif Unit Jumlah Koperasi Tidak Aktif Unit Jumlah Koperasi yang dibina Unit Jumlah Anggota Koperasi Orang 4,097 4,831 4,976 5,654 6,282 6,125 II Persentase Jumlah Koperasi 1 Jumlah Koperasi Aktif % Jumlah Koperasi Tidak Aktif % Jumlah Koperasi Aktif yang dibina % Jumlah Pertumbuhan Koperasi % Jumlah Pertumbuhan Anggota Koperasi % Jumlah Pertumbuhan Omzet Koperasi % Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi seperti tergambar pada tabel 2.40 diatas. Pada tahun 2008 jumlah koperasi sebanyak 154 unit koperasi dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 202 unit koperasi dan jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2013 sebanyak 83 unit koperasi sedangkan koperasi yang tidak aktif pada tahun yang sama yaitu sebanyak 119 unit koperasi, hal ini menunjukkan 69,3 % koperasi yang ada di Kabupaten Nagan Raya tidak aktif. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 61

62 D. Urusan Pemuda dan Olah Raga Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemuda Dan Olah Raga terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.41 dan 2.42 berikut. Tabel.2.41 Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun N Tahun Uraian Satuan o Jumlah lapangan /sarana olahraga Unit Jumlah Klub Olah raga Klub Jumlah cabang Olah raga buah Jumlah kegiatan pagelaran seni dan budaya buah Jumlah Organisasi buah kepemudaan 6 Jumlah Pemuda orang 36,780 37,521 38,296 39,026 39,860 40,258 7 Jumlah pemuda pengangguran 8 Jumlah pemuda terlibat narkoba 9 Jumlah Pemuda terlibat di partai politik 1 0 Jumlah organisasi di bidang budaya orang orang orang orang Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 62

63 Tabel Capaian Prestatasi Bidang Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun N o 1 Uraian Kejurda Pencak Silat Pelajar Tahun POPDA Kejurda POPDA POPDA 2012 Tempat Kegiatan Aceh Barat Aceh Selatan Aceh Tamiang Banda Aceh Cabang Olah Raga Pencak Silat Atletik Pencak Silat Pencak Silat Pencak Silat Pencak Silat Medali Emas 1 Emas Jenis Prestasi Medali Perak Perak Medali Perunggu 1 Perak 2 Perunggu 2 Perak 3 Perunggu 2 Emas 1 Perak 3 Perunggu 1 Emas 1 Perak Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 E. Urusan Penanaman Modal Daerah Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Penanaman Modal Daerah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.43 berikut. Tabel 2.43 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Uraian Satuan Tahun Meningkatnya 1 promosi potensi % daerah Tersedianya data 2 dan informasi sarana dan prasarana daerah % Sumber: BAPPEDA Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 63

64 F. Urusan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial. Indikator ketenagakerjaan misalnya dapat memberikan gambaran tentang daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan terjadi peningkatan pengangguran yang selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah sosial. a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah proporsi penduduk mencari pekerjaan terhadap jumlah angkatan kerja. Mereka yang mencari pekerjaan atau yang termasuk kelompok pengangguran adalah mereka yang aktif mencari pekerjaan, mereka yang sedang mempersiapkan usaha, mereka yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, atau mereka yang tidak mencari kerja karena putus asa dan menerima tawaran pekerjaan. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketenagakerjaan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.44 Tabel 2.45 menyajikan kedua indikator tersebut yakni TPAK dan TPT serta TKK (Tingkat Kesempatan Kerja) Kabupaten Nagan Raya tahun TKK adalah proporsi angkatan kerja yang saat ini bekerja terhadap seluruh angkatan kerja. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 64

65 No Tabel 2.44 Capaian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Kesempatan Kerja Kabupaten Nagan Raya Tahun Indikator Ketenagakerjaan Tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Pada periode TPAK cenderung stabil, walaupun mengalami fluktuasi. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa penduduk usia kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi mengalami perubahan. Jika diperhatikan lebih mendalam ternyata TPT di kabupaten ini mengalami penurunan yang signifikan, namun kembali meningkat drastis pada Tercatat pada 2009 TPT sebesar 4.80 persen menjadi 3,94 persen pada 2010, kemudian pada tahun 2011 melonjak menjadi 7,62 persen, akhirnya tahun 2013 menjadi 7.46 persen. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada proporsi penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja (TKK) untuk periode yang sama, seperti terlihat pada tabel 2.44 di atas. Perubahan TPAK dan TPT setidaknya memberi gambaran, jika berkurangnya penduduk yang aktif dalam dunia kerja disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang bersekolah. Sementara penduduk yang tidak bekerja mengalami pasang surut, kadangkala mereka memperoleh pekerjaan, di lain waktu mereka menganggur. Barangkali dibutuhkan jalan RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 65

66 keluar seperti pekerjaan sampingan atau pekerjaan alternatif jika pekerjaan utamanya terhenti. Tabel 2.45 menunjukkan proporsi pengangguran terbuka menurut ijazah tertinggi yang dimiliki. Secara umum, tingkat jumlah penganggur terbuka lebih banyak yang berpendidikan tinggi. Tercatat tahun ,27 persen penganggur telah menamatkan SLTP/sederajat. Sedangkan penganggur yang tidak punya ijazah atau paling tinggi tamat SD atau sederajat mencapai 21,73 persen. Tabel Proporsi Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun NO Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Paling tinggi SD 12,78 21,73 2 SLTP keatas 87,22 78,27 Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 b. Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang sedang berbenah dalam pembangunan dan kegiatan ekonominya, yang pada awalnya merupakan daerah administasi dari Kabupaten Aceh Barat menjadi daerah otonomi yang berdiri sendiri. Salah satu ciri daerah yang telah maju adalah struktur perekonomiannya ditopang oleh sektor tersier atau jasa-jasa, sedangkan sektor pertanian mulai berkurang peranannya. Tabel 2.46 di bawah menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang bekerja di sektor jasa-jasa sebesar 37,39 persen pada tahun Sektor pertanian masih memegang peranan cukup besar dengan penduduk yang di sektor ini mencapai 59,76 persen. Sektor industri atau sekunder paling sedikit menyerap tenaga kerja yaitu hanya 9,07 persen. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 66

67 TabeI Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok Lapangan Usaha Kabupaten Nagan Raya Tahun No Kelompok Lapangan Usaha Tahun Pertanian 57,03 56,82 57,97 59,76 2 Industri 8,12 8,36 8,61 9,07 3 Jasa-Jasa 34,84 34,82 35,89 37,39 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Tabel 2.47 di bawah menyajikan distribusi persentase penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan. Proporsi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 22,44 persen pada tahun Penduduk yang berusaha dibantu pekerja tak dibayar mencapai 32,27 persen pada tahun yang sama. Sementara penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri sebesar 14,42 persen. Tabel Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun No Status Pekerjaan Satuan Berusaha sendiri % 16,85 14,42 2 Berusaha dibantu pekerja tak dibayar % 26,50 32,27 3 Berusaha dibantu buruh tetap % 2,76 3,56 4 Buruh/karyawan % 31,31 22,44 5 Pekerja bebas pertanian % 2,85 1,41 6 Pekerja bebas nonpertanian % 0,65 1,57 7 Pekerja tidak dibayar % 19,08 24,35 Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 67

68 G. Urusan Perhubungan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Perhubungan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.48 dan 2.49 berikut. N o Tabel Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Kabupaten Nagan Raya Tahun Uraian 1 Jumlah orang 2 Jumlah Barang Satua n Tahun Orang Ton Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 N o Uraian Tabel Panjang Jalan Jumlah kendaraan dan Izin Trayek Kabupaten Nagan Raya Tahun Satuan Tahun Panjang Jalan KM Kabupaten 2 Jumlah Kendaraan Unit Penumpang 3 Jumlah Kendaraan Barang Unit 1,200 1,700 1,800 2,100 2, Jumlah Bus Unit Izin Trayek Izin Trayek 1 perkotaan Unit Izin Trayek 2 perdesaan Unit Jumlah Izin 3 Trayek Unit Sumber: Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 68

69 H. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.50, 2.51 dan 2.52 berikut. NO 1 2 Tabel Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK aktif) Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun Uraian Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelompok Pemuda Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 NO Tabel Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK) yang dibina Kabupaten Nagan Raya Tahun Uraian Tahun LPM PKK Kelompok Pemuda Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Tabel Jumlah Desa menurut Status Desa Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Status Desa Tahun Desa Swadaya Desa Swakarya Desa Swasembada Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 69

70 I. Urusan Kebudayaan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kebudayaan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.53 berikut. Tabel.2.53 Capaian Kinerja Urusan Seni, Budaya Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Satuan Tahun Jumlah Group Kesenian Unit 80 2 Jumlah Gedung Kesenian Unit Jumlah kegiatan pagelaran seni dan budaya Buah Jumlah kegiatan pagelaran seni Buah dan budaya 5 Jumlah organisasi di bidang budaya orang Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 J. Urusan Kearsipan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kearsipan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.54 dan 2.55 berikut. Tabel Jumlah Pustaka daerah (unit) Menurut Kecamtan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s.d 2013 No Kecamatan Seunagan Beutong Seunagan Timur Suka Makmue Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Darul Makmur Tripa Makmur Beutong Ateuh 10 Banggalang Jumlah Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 70

71 Tabel 2.55 Perkembangan Jumlah Pengunjung Pustaka Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s.d 2013 Tahun Jumlah pengunjung (orang) Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 K. Urusan Komunikasi dan Informatika Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Komunikasi dan Informatika terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.56 berikut. Tabel 2.56 Fasilitas Telekomunikasi dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Uraian Penduduk yang memiliki HP Penduduk yang memiliki telepon PSTN Total Jumlah penduduk yang memiliki HP/Telepon Jumlah penduduk Persentase penduduk yang menggunakan HP/Telepon 60.62% 62.38% 70.36% 72.75% 75.40% 76% 6 Jumlah Wartel (unit) Jumlah warnet (unit) Jumlah Gampong terakses jaringan HP Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 71

72 L. Urusan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan masyarakat terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel berikut. Tabel Jumlah Linmas dan Pos Siskamling Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s.d 2013 Jumlah Linmas Jumlah NO Tahun (Orang) Pos Siskamling Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Tabel Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Tahun Jumlah LSM Jumlah LSM Aktif Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 72

73 NO Tabel.2.59 Jumlah Partai Politik Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun Jumlah Partai Politik Nasional Jumlah Partai Politik Lokal Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 M. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Berdasarkan metode/alat KB yang digunakan, tampaknya metode suntik dan pil KB masih menjadi pilihan utama. Pada tahun 2013 suntik KB digunakan oleh 41,8 persen akseptor dan pil KB digunakan oleh 32,2 persen pengguna. Alat ini digunakan karena kepraktisan dan kemudahannya dan kemungkinan masih dominan digunakan akseptor sampai beberapa waktu mendatang. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.60 dan 2.61 berikut. Tabel 2.60 Persentase Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas dan Pernah Kawin Menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan, Tahun No Metode Kontrasepsi Suntik KB 73,15 68,95 41,8 2 Pil KB 20,82 31,05 32,2 3 Lainnya 6,03 0,00 26,0 Persentase perempuan 4 berumur tahun dan berstatus kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB 47,64 48,59 Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 73

74 Tabel 2.61 Jumlah Keluarga Sejahtera Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun NO Status Keluarga Ket 1 Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera Plus Sumber: Nagan Raya Dalam Angka Dan Badan Pemeberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana Tahun 2013 N. Urusan Pemerintahan Umum Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemerintahan Umum terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana berikut. a) Urusan Syariat Islam Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Syariah Islam terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.62 berikut Tabel.2.62 Jumlah sarana dan prasarana Ibadah dan Kasus Pelanggaran Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya Tahun NO Sarana dan prasarana (unit) Masjid Meunasah Musalla Dayah Jumlah Pelanggaran Qanun No 14 thn 2003 Khalawat/Mesum Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 74

75 b) Urusan Ketahanan Pangan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketahanan Pangan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.63 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 NO Kecamatan Luas Lahan Sawah Persentase Luas (Ha) (%) 1 Beutong 2, Beutong Banggalang* Seunangan Timur 2, Seunangan 1, Suka Mankmue 2, Kuala 3, Kuala Pesisir 1, Darul Makmur 1, Tripa Makmur* Tadu Raya Jumlah Total 19, Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Tabel 2.64 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Intensifikasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 No Kecamatan Tanam Luas (Ha) Panen Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Darul Makmur 700 1,206 4, Kuala 3,400 5,792 31, Kuala Pesisir 1,027 1,902 8, Tadu Raya 2,500 4,777 21, Beutong , Seunagan 1,969 3,577 24, Suka Makmue 1,524 3,094 20, Seunagan Timur 2,849 5, , Beutong ateuh Banggalang 3,029 5,965 40, Tripa Makmur 612 1,352 6, Jumlah 18,010 84, , Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 75

76 Layanan Urusan Pilihan Layanan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya tahun terdiri dari 8 (delapan) urusan, yaitu: A. Pertanian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.65 berikut. Tabel.2.65 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Luas (Ha) Rata-Rata Luas Luas Produksi No Jenis Lahan Produksi Areal Panen (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ha) 1 Sawah Basah 33,390 33, , Sawah kering 3,516 3,516 10,548 3,5 Jumlah 36,906 36, ,193 4,5 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2013 Tabel.2.66 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Komoditas Hortikultura di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Luas (Ha) Rata-Rata No Komoditas Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produksi (Ton/Ha) 1 Mangga 9, Rambutan 31, Jeruk Manis 12, Langsat 22, Sawo 13, Durian 19, Jambu 28, Nenas 2, Pisang 32,004 5, Pepaya 6, Jumlah 178,408 1,529, Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 76

77 Tabel 2.67 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Komoditas Palawija di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Luas (Ha) Rata-Rata No Komoditas Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produksi (Ton/Ha) 1 Jagung , Kedelai 1,240 1,860 1,5 3 Kacang tanah 1,321 1,321 1,00 4 Kacang hijau Ubi kayu 452 8, Ubi jalar 357 7, Jumlah 4,805 22, Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2013 Tabel 2.68 Jenis Kelembagaan Pertanian di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 No Jenis Kelembagaan Satuan Jumlah 1 BBU Unit 2 2 Koperasi Tani Unit 10 3 UPJA Unit 51 4 Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Unit 5 5 Kios Pertanian Unit 16 6 Kelompok Tani Unit Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Unit 14 Jumlah 837 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 77

78 B. Kehutanan dan Perkebunan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kehutanan dan perkebunan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.69 berikut. Tabel 2.69 Luas Tanam, dan Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s/d 2013 No Komoditas Satuan Luas Tanam Tahun Kelapa sawit Ha 14,052 27,435 37,444 2 Karet Ha 9,861 10,269 10,293 3 Kelapa Ha 3,055 1,259 1,352 4 Kopi Ha 1, Kakao Ha 4,033 4,051 4,993 6 Nilam Ha Pinang Ha Pala Ha Sagu Ha 1, Kapuk/Randu Ha Kemiri Ha Aren Ha Kunyit Ha Jumlah 32,962 35,106 55,246 Produksi (ton) 1 Kelapa sawit Ton 49,980 83, ,501 2 Karet Ton 3,929 3,307 3,304 3 Kelapa Ton 1, Kopi Ton Kakao Ton 571 1,343 1,415 6 Nilam Ton Pinang Ton Pala Ton Sagu Ton Kapuk/Randu Ton Kemiri Ton Aren Ton Kunyit RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 78

79 No Komoditas Satuan Luas Tanam Tahun Kelapa sawit Ha 38,649 39,322 40, Karet Ha 10,870 11,549 12, Kelapa Ha 1,351 1,350 1,351 4 Kopi Ha Kakao Ha 5,052 5,372 5, Nilam Ha Pinang Ha Pala Ha Sagu Ha Kapuk/Randu Ha Kemiri Ha Aren Ha Kunyit Ha Jumlah 57,010 58,638 Produksi (ton) 1 Kelapa sawit Ton 141, , , Karet Ton 3,322 3,431 3, Kelapa Ton Kopi Ton Kakao Ton 1,331 1,335 1, Nilam Ton Pinang Ton Pala Ton Sagu Ton Kapuk/Randu Ton Kemiri Ton Aren Ton Kunyit Ton 5 - Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 79

80 Tabel 2.70 RATA-RATA PRODUKSI KOMUDITAS PERKEBUNAN MENURUT JENIS Kabupaten Nagan Raya Tahun Tahun No Komoditas Satuan Luas Tanam 1 Kelapa sawit Ton/Ha Karet Ton/Ha Kelapa Ton/Ha Kopi Ton/Ha Kakao Ton/Ha Nilam Ton/Ha Pinang Ton/Ha Pala Ton/Ha Sagu Ton/Ha Kapuk/Randu Ton/Ha Kemiri Ton/Ha Aren Ton/Ha Kunyit Ton/Ha Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 80

81 Tabel.2.71 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Petani perkebunan Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Satuan Jumlah Petani Perkebunan 1 Suka Makmue Orang Seunagan Orang 3,907 3,311 3,270 3,313 3,405 3 Seunagan Timur Orang 3,451 2,755 2,930 2,464 2,647 4 Beutong Orang 2,820 7,627 8,182 8,174 3,592 5 Beutong Ateuh Banggalang Orang Kuala Orang 11,456 3,631 3,691 3,857 3,941 7 Kuala Pesisir Orang 3,027 4,594 4,859 4,855 5,001 8 Tripa Makmur Orang ,849 4,133 9 Tadu Raya Orang 3,715 5,285 5,563 5,584 6, Darul Makmur Orang 10,457 17,407 18,691 15,283 15,387 Jumlah 39,775 45,505 48,101 48,792 45,850 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2013 Tabel.2.72 Perubahan Peruntukan Hutan Menjadi Bukan kawasan Hutan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Hutan Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Luas wilayah ber HPL/HGB 176, Luas hutan (ha) 168, ,00 3 Luas hutan lindung 144, , Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 81

82 C. Pariwisata Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.73 Jumlah Sarana/fasilitas pariwisata (unit) Kabupaten Nagan Raya Tahun No Jenis sarana Satuan TAHUN Hotel Unit Rumah Unit makan/restoran 3 Warung kopi/café Unit Losmen Unit Wisma Unit Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 Tabel Objek wisata Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 No Kecamatan Jenis objek wisata Jumlah Objek Wisata Wisata Alam Krueng Isep 1 Beutong Panorama Singgah Mata Bendungan Irigasi Jeuram 3 2 Kuala Pesisir Wisata Pantai Indah Naga Wisata Pantai Seunagan 2 3 Tripa Makmur Wisata Pantai Suak Dama 1 4 Tedu Raya Danau Laut Tadu 1 5 Seunagan Timur Makam Habib Muda Seunangan 1 6 Mesjid Jamik Syaikhunna Kuala Gudang Buloh 1 Jumlah 9 Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 82

83 D. Kelautan dan Perikanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kelautan dan Perikanan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.75 berikut. Tabel.2.75 Produksi Budidaya Perikanan Darat, Nilai Produksi, dan Luas Areal Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s/d 2013 No Uraian Satuan Tahun Jumlah Produksi Ton Nilai Produksi Rp 5,271,750,000 7,608,500,000 11,528,500,000 3 Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat Ha Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Ton Pertumbuhan Produksi Pertahun Jumlah Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % No Uraian Satuan Jumlah Produksi Ton 921 1,120 2 Nilai Produksi Rp 23,024,250,000 27,992,500, Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Ha Ton Pertumbuhan Produksi Pertahun Jumlah Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Tahun Raya 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 83

84 Tabel.2.76 Produksi Budidaya Tambak, Nilai Produksi, dan Luas Areal Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 s/d 2013 No Uraian Satuan Jumlah Produksi Budidaya Tambak Nilai Produksi Budidaya Tambak Ton Rp 217,500, ,000, ,000, Luas areal Tambak Ha Rata-Rata Produksi Ton Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % No Uraian Satuan Jumlah Produksi Budidaya Tambak Nilai Produksi Budidaya Tambak Ton Rp 1,437,500, ,987,500, ,484,500,000 3 Luas areal Tambak Ha Rata-Rata Produksi Ton Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 84

85 Tabel.2.77 Produksi Budidaya Kolam, Nilai Produksi, dan Luas Areal Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Satuan Jumlah Produksi Budidaya Kolam Ton Nilai Produksi Budidaya Kolam Rp 4,904,250,000 7,091,000,000 10,828,500,000 3 Luas areal Kolam Ha No Uraian Satuan Jumlah Produksi Budidaya Kolam Ton , ,0 2 Nilai Produksi Budidaya Kolam Rp 20,812,000,000 25,205,000, Luas areal Kolam Ha Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2013 Tabel.2.78 Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Menurut Jenis Kabupaten Nagan Raya Tahun Jumlah Produksi Perikanan Menurut Jenis Budidaya No Uraian Satuan Laut Ton 1, , , Air payau/ Tambak Air Tawar / Kolam Perairan Umum Ton Ton , Ton Jumlah Ton 1, , , , , Nilai Produksi Perikanan Menurut Jenis Budidaya No Uraian Sat Laut Rp 5,275,952 5,275,952 2,064,390 8,902, Air payau Air Tawar Perairan Umum Rp 217,500, ,000, ,000,000 1,437,500,000 1,987,500,000 2,484,315 Rp 4,904,250,000 7,091,000,000 10,828,500,000 20,812,000,000 25,205,000,000 31,506,250 Rp 150,000, ,500, ,000, ,750,00 800,000,000 92,000,000 Jumlah Total Rp 4,253,930 5,277,025,952 7,613,775,952 11,530,564,390 23,033,152, ,990,625 Jumlah Produksi Perikanan Tangkap No Uraian Sat Laut * Ton , Air payau Air Tawar Ton Ton RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 85

86 Jumlah Total Ton Nilai Produksi Perikanan Tangkap No Uraian Sat Laut Rp 1,417,800,000 1,485,000,000 1,465,800,000 1,230,900,000 1,379,100,000 1,552,875, Air payau Air Tawar Rp 99,800, ,400,000 88,200, ,200, ,800,000 Rp 1,674,450,000 1,935,750,000 1,909,950,000 2,625,750,000 2,950,050,000 Jumlah Total Rp 3,192,050,000 3,538,150,000 3,463,950,000 3,956,850,000 4,433,950,000 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2013 Tabel.2.79 Jumlah Nelayan, Kelompok dan Pembinaan Nelayan Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Satuan Nelayan Tetap (Orang) Orang Nelayan Tidak Tetap Orang Jumlah Petambak Orang Jumlah Petani Ikan Kolam Jumlah Petani Ikan Peraian Umum Orang Orang Kelompok Nelayan Jumlah Nelayan yang dibina Jumlah Petambak yang dibina Kelompok Orang Orang Jumlah Kelompok Nelayan yang dibina Kelompok Jumlah petani ikan yang dibina Jumlah kelompok Budidaya Ikan Jumlah kelompok pengolahan Ikan Jumlah Kelompok pengolahan ikan yang dibina Orang Kelompok Kelompok Kelompok Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 86

87 Tabel Jumlah Alat Tangkap Ikan dan Jumlah Armada Penangkapan Ikan Kabupaten Nagan Raya Tahun Jumlah Alat Tangkap Ikan (Unit) No Jenis Alat Tangkap Satuan Purseine Unit Pukat Pantai Unit Jaring Insang Unit Jaring Udang Unit Pancing Unit Serok Unit Bubu Unit Seser Unit Jumlah Armada Penangkapan Ikan ( Unit) No Jenis Satuan Perahu Motor Unit Kapal Motor Unit Perahu Tidak Bermotor Unit Sumber : Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2013 Tabel.2.81 Fasilitas pendukung perikanan dan kelautan ( Unit) Kabupaten Nagan Raya Tahun No Jenis Fasilitas Satuan PPI Unit TPI Unit Jumlah Pasar ikan Unit Jumlah Balai Benih Ikan (BBI) Jumlah Unit Pembenihan Rakyat Unit Unit Sumber : Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2013 RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 87

88 Tabel.2.82 Kondisi Hutan Bakau Kabupaten Nagan Raya Tahun No Uraian Satuan Luas areal hutan Bakau Luas areal kerusakan hutan Bakau Ha Ha Luas areal hutan bakau yang direhabilitasi Ha Sumber : Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012 E. Urusan Ketransmigrasian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketransmigrasian terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.84 berikut. Tabel 2.83 Lokasi Transmigrasi dan Jumlah Kepala Keluarga Kabupaten Nagan Raya Tahun No Lokasi Satuan Jumlah kepala Keluarga (KK) Tahun UPT.I. Krueng Tadu Gampong Simpang Orang Jaya 2 UPT.II. Krueng Tadu Gampong Batu Raya Orang UPT.III. Krueng Tadu Gampong Sember Orang Daya 4 UPT.IV. Krueng Tadu Gampong Bumi Sari Orang UPT.V. Lamie Gampong Krueng Itam Orang UPT.VI. Lamie Gampong Rantau Orang Selamat 7 UPT.VII. Lamie Orang RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 88

89 Gampong Lamie Gagak 8 UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah Orang UPT.II. Seneuam Gampong Makarti Jaya Orang UPT.III. Seneuam Gampong Sumber Orang Makmur 11 UPT.IV. Seneuam Gampong Sumber Orang Bakti 12 UPT.Despot Alue Siron Gampong Alue Siron Orang UPT. Beutong Ateuh Blang Puuk Orang Jumlah Orang 3,901 4,302 4,415 4,506 4,607 4,608 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya Tahun Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah yang didasarkan pada potensi, kekhasan dan keunggulan suatu daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dalam mencapai tingkat kesejahteraan dan keberlanjutan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah atau kapasitas ekonomi daerah harus memeiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang akan masuk dan telah berada pada suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah di Provinsi Aceh. Demikian pula halnya di RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 89

90 Kabupaten Nagan Raya. Bahkan proporsi sektor pertanian di kabupaten ini lebih besar dua kali lipat dari pada sumbangan sektor pertanian pada perekonomian Provinsi Aceh. Sekitar 57,27 persen kegiatan ekonomi Kabupaten Nagan Raya disumbangkan oleh sektor primer itu. Meskipun berangsur menurun dalam beberapa tahun terakhir, peran sektor primer ini masih dominan di Kabupaten Nagan Raya. Subsektor tanaman perkebunan dan subsektor tanaman bahan makanan menjadi primadona perekonomian daerah, karena keduanya masing-masing menyumbang 26,49 persen dan 16,38 persen terhadap kegiatan ekonomi di wilayah itu. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dari tahun ketahun terus mengalami kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 2012 sektor ini menyumbang sebesar 17,62 persen terhadap perekonomian Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan sektor bangunan dan sektor jasa masing-masing menyumbang 7,62 persen dan 5,93 persen. Penduduk yang menggantungkan penghidupan pada mata pencaharian pertanian juga sangat besar, yakni persen. Sedangkan sektor lain yang menjadi sandaran utama kehidupan penduduk baik sektor pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, indutri pengolahan, listrik dan air minum dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menyumbang sebesar 11,56 persen. Gambar.2.14 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian dan Nonpertanian, Kabupaten Nagan Raya Tahun % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Nonpertanian Perikanan Kehutanan Peternakan Tan Perkebunan Tan Bahan Makanan 41,22 42,73 4,57 4,27 8,01 7,74 26,61 26,49 17,11 16, Sumber: PDRB Nagan Raya Tahun RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 90

91 Beberapa komoditi pertanian penting yang dihasilkan Kabupaten Nagan Raya antara lain padi, kedelai, jagung, dan kacang tanah. Pada tahun 2012, kabupaten Nagan Raya menghasilkan sekitar ton padi yang dipanen dari lahan sawah seluas ha. Kedelai juga merupakan tanaman pangan yang banyak dibudayakan petani, komoditi ini ditanam pada lahan seluas 867 ha dengan hasil produksi mencapai ton. Sedangkan jagung dan kacang tanah yang dihasilkan petani sebanyak ton dan ton. Komoditi perkebunan yang menjadi unggulan Kabupaten Nagan Raya selain padi sawah adalah kelapa sawit dan karet. Luas lahan dan produksi karet yang dihasilkan perkebunan rakyat pada tahun 2012 mencapai ha dengan produksi ton. Sementara produksi kelapa sawit yang dihasilkan perkebunan rakyat mencapai ton dari lahan seluas ha. a. Pertumbuhan Ekonomi Meskipun cenderung moderat, perekonomian Kabupaten Nagan Raya mengalami pertumbuhan yang cukup siknifikan dalam 6 tahun terakhir. Sektor-sektor perekonomian yang mempunyai peran besar tentu sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi di daerah ini. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Nagan Raya tercatat 4,69 persen, sedangkan pada tahun 2012 tumbuh menjadi 5,08 persen dan pada tahun 2013 tumbuh sebesar 6,63 persen. Perbaikan arah pertumbuhan ekonomi tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari adanya investasi pemerintah pada berbagai sektor dasar ekonomi. Pembangunan infrastruktur baik jalan, jembatan dan lainnya memberikan akses dan kemudahan bagi pelaku ekonomi dan masyarakat dalam melaksanakan usahanya. Potensi pertumbuhan ekonomi diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan yang cukup positif dimasa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami perkembangan yang positif tidak terlepas dari tumbuhnya sektor-sektor utama perekonomian RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 91

92 Kabupaten Nagan Raya, terutama sektor pertanian, perdagangan, jasajasa dan pertambangan dan penggalian. Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tinggi pada tahun 2012 adalah sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 5,6 persen, diikuti sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 1,05 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya mengalami pertumbuhan di bawah 1 persen. Gambaran pertumbuhan ekonomi dan sektor dominan yang mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada gambar, Gambar 2.15 Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Dominan Kabupaten Nagan Raya Tahun Pertanian Pertamb dan Penggalian PDRB Sumber: PDRB Kabupaten Nagan Raya b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perekonomian Daerah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 dapat dilihat pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Nagan Raya merupakan cerminan perolehan nilai tambah atas proses produksi atau jasa di wilayah Kabupaten Nagan Raya pada Tahun P Menurut konsep dan definisi yang digunakan, Pendapatan per Kapita adalah hasil bagi antara Pendapatan Regional atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 92

93 Sedangkan PDRB per Kapita adalah bagi hasil antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (bulan Juni). Gambaran Pendapatan Per-kapita dan Pendapatan Regional Per-kapita Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada gambar 3.1 Gambar 2.16 PDRB Per-kapita dan Pendapatan Regional Per-kapita Kabupaten Nagan Raya Tahun Sumber: PDRB Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 Pada tahun 2012 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Nagan Raya tercatat sebesar 19,41 juta rupiah per tahun, atau mengalami peningkatan sebesar 5,68 persen dari tahun 2011 yang nilainya mencapai 18,36 juta rupiah. Angka ini menggambarkan rata-rata pendapatan penduduk per jiwa selama setahun. Jika rumah tangga terdiri dari 4 orang anggota, maka diperkirakan pendapatan rumah tangga adalah sebesar 77,63 juta rupiah per tahun atau 6,47 juta per bulan. Angka yang cukup besar, namun pada kenyataannya masih banyak rumah tangga yang berpenghasilan dibawah 1 juta rupiah perbulan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang sebagian besar terdiri dari 3 sampai 4 orang. Dapat disimpulkan bahwa Pendapatan per Kapita merupakan nilai ratarata dari total pendapatan regional/daerah dibagi jumlah penduduk, RKPK Nagan Raya Tahun 2015 BAB II - 93

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di wilayah pantai barat-selatan Provinsi Aceh dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan program pembangunan sanitasi yang menyeluruh dan terintegrasi dari tingkat pusat hingga daerah, dimana pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Lampiran II : QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA Nomor : XXX Tahun 2009 Tanggal : 1 Oktober 2009 KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN APBK MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman: 1 KODE 1 WAJIB 896,344,195,698

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan wilayah yang didominasi oleh permukiman, perdagangan, dan jasa. Perkembangan dan pertumbuhan fisik suatu kota dipengaruhi oleh pertambahan penduduk,

Lebih terperinci

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan 3 Nilai Tanah : a. Ricardian Rent (mencakup sifat kualitas dr tanah) b. Locational Rent (mencakup lokasi relatif dr tanah) c. Environmental Rent (mencakup sifat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Studi Daerah Irigasi Way Negara Ratu merupakan Daerah Irigasi kewenangan Provinsi Lampung yang dibangun pada tahun 1972 adapun

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Memperoleh pangan yang cukup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia agar berada dalam kondisi sehat, produktif dan sejahtera. Oleh karena itu hak untuk memperoleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha)

KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha) B A B KONDISI GEOGRAFIS 3.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44 70º83 Lintang Selatan dan 107º21 108º21 Bujur Timur, dengan Luas Wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian dan fenomena baik alam non alam dan sosial yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Jika dilihat secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang berada pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KOTA BANDA ACEH. Tabel 4. Luas dan Persentase Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh NO KECAMATAN LUAS (Km 2 )

KEADAAN UMUM KOTA BANDA ACEH. Tabel 4. Luas dan Persentase Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh NO KECAMATAN LUAS (Km 2 ) 38 KEADAAN UMUM KOTA BANDA ACEH 4.1. Kota Banda Aceh 4.1.1. Letak Geografis Secara geografis Kota Banda Aceh terletak antara 5 30 05 0 35 LU dan 95 30 99 0 16 BT, dengan ketinggian rata-rata 0,80 meter

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN Oleh Yudo Asmoro, 0606071922 Abstrak Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat pengaruh fisik dan sosial dalam mempengaruhi suatu daerah aliran sungai.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai Kecamatan Gunungpati yang mencakup letak administratif Kecamatan Gunungpati, karakteristik fisik Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci