BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT Bentoel International Investama Tbk 1.2 Latar Belakang Penelitian
|
|
- Djaja Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT Bentoel International Investama Tbk PT Bentoel International Investama (sebelumnya bernama Bentoel Group) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Tembakau. Pada akhir tahun 1960, Bentoel Group menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi rokok kretek filter buatan mesin dan membungkus kotak rokoknya dengan plastik yang pada saat ini menjadi standar pada industri tembakau nasional. Pada tahun 2000 Bentoel Group mengubah nama perusahaan menjadi PT Bentoel International Investama Tbk dan pada tahun 2009 British American Tobacco plc. Mengakuisisi PT Bentoel International Investama Tbk. Saat ini PT Bentoel International Investama Tbk menjadi produsen rokok keempat terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 7% ( Portofolio PT Bentoel International Investama Tbk mencakup brand lokal seperti Club Mild, Neo Mild, Tali Jagat, Bintang Buana, Sejati, Star Mild dan Uno Mild serta brand global seperti Dunhill, Lucky Strike, serta Pall Mall. 1.2 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin tajam. Setiap perusahaan dituntut untuk berproduksi secara efektif dan efisien bila tetap menginginkan memiliki keunggulan daya saing. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk meningkatkan dan memantapkan posisi usahanya dalam rangka untuk mencapai keunggulan posisi bisnis (Business Advantages) serta harus peka terhadap peluang peluang pasar yang ada. Kondisi yang demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui ekspansi baik 1
2 internal maupun eksternal. Ekspansi internal (internal business expansion) merupakan upaya untuk memperluas atau memperbesar usaha dengan melibatkan unit unit yang ada di dalam organisasi perusahaan, seperti pengembangan atau penambahan jenis produk baru, pembukaan daerah pemasaran baru, penambahan saluran distribusi atau pengembangan proses produksi baru. Menurut Kotler (2014) internal business expansion adalah salah satu kegiatan yang terjadi di unit dalam perusahaan dengan berdasarkan pada kegiatan penganggaran modal. Sedangkan perluasan usaha secara eksternal atau juga disebut sebagai penggabungan badan usaha, menurut Kotler (2014) adalah proses difusi atau penggabungan seluruh elemen bisnis perusahaan satu dengan lainnya. Motif melakukan penggabungan usaha, yaitu hal yang mendasari dua perusahaan dapat memiliki nilai lebih jika bergabung seperti yang diungkapkan Cooper dan Finkelstein (2010) adalah untuk mendapatkan peluang strategis di pasar, memperoleh sinergi, meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Merger dan akuisisi merupakan salah satu implementasi strategi yang dapat diambil oleh perusahaan, yang biasanya bertujuan untuk memperluas dan memperkokoh jaringan perusahaan tersebut (David, 2013). Alasan strategis yang melatar belakangi pengambilan strategi merger dan akuisisi antara lain memperluas operasional atau diversifikasi, memasuki pasar internasional, memperkuat posisi di pasar dan menghindari pengambill alihan dari kompetitor. Keputusan merger dan akuisisi menurut McCarthy dan Dolfsma (2012) terkait permasalahan antara lain biaya pelaksanaan yang dinilai cukup tinggi dibandingkan dengan ketidakpastian hasil. Selain itu berdampak negatif pula pada posisi keuangan dari acquiry company jika proses ini menggunakan cash payment dan melalui pinjaman bank dengan sistem bunga serta peluang adanya perbedaan budaya organisasi yang berpengaruh pada sumber daya manusia dalam perusahaan tersebut. Proses akuisisi membawa beberapa dampak positif dan negatif, baik bagi perusahaan yang terakuisisi ataupun perusahaan pengakusisi. Menurut Jenner dan Powell (2011) jika proses strukturisasi berjalan baik, akuisisi akan memberi dampak positif untuk konsumen, karena semakin besar ukuran dan kualitas sumber daya manusia yang meningkat akan memberikan keuntungan secara 2
3 finansial dan non finansial, dalam jangka panjang, terhadap perusahaan, yang berujung pada membaiknya kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Namun, Estanol (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan yang semakin besar tidak memberikan keuntungan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang terhadap konsumen. Estanol mendapatkan temuan bahwa ukuran perusahaan yang semakin besar setelah penggabungan usaha menurunkan tingkat kompetisi, karena jumlah kompetitor berkurang serta resiko conflict of interest yang semakin tinggi. Dari perspektif penggabungan dua perusahaan, baik merger maupun akuisisi harus dapat menghasilkan keuntungan kepada seluruh pihak yang terkait dalam bentuk pengurangan resiko, efisiensi yang lebih besar, peningkatan pangsa pasar, harga produk yang lebih tinggi dan profitabilitas yang tinggi pula. Menurut Faulkner, Teerikangas, Joseph (2012) disebutkan tiga alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha (baik merger atau akuisisi). Tiga alasan tersebut antara lain : (1) Mendapatkan skala usaha yang semakin besar, (2) Sumber daya yang meningkat, dan (3) Kompetisi dan pangsa pasar semakin tinggi. Khanal, Mishra, Mottaleb (2014) dalam penelitian tentang dampak merger dan akuisisi terhadap pangsa pasar dan harga saham pada industri biofuel berbasis etanol di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa akuisisi dua perusahaan biofel besar secara signifikan meningkatkan pangsa pasar mereka serta harga saham, walaupun tidak signifikan. Hasil serupa diungkapkan pada penelitian Latorre, Herrero, Farinos (2014) di Spanyol yang mendapatkan temuan bahwa akuisisi berdampak pada meningkatnya jumlah konsumen. Peningkatan ini berpengaruh pada besarnya pangsa pasar, sehingga area jangkauan pemasaran produk dan jasa semakin luas pula. Namun beberapa hasil yang bertentangan juga banyak bermunculan berkaitan dengan implikasi penggabungan usaha, baik dalam bentuk akuisisi ataupun merger. Chun dan Shih (2012) menyebutkan bahwa 72% kegiatan akuisisi perusahaan di China menurunkan kompetisi yang terjadi dalam pasar modal, sehingga pasar kurang dinamis, bahkan cenderung statis serta menyebabkan harga saham yang cenderung menurun. Hal serupa diungkapkan oleh Kumar (2012) dimana 7 dari 10 perusahaan besar yang melalui proses akuisisi tidak mendapatkan hasil positif dalam jangka 3
4 panjang. Area jangkauan pasar yang semakin lebar tidak menjamin keuntungan yang diperoleh semakin besar juga. Hal ini disebabkan karena meningkatnya penggunaan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun lainnya seiring dengan meluasnya jangkauan pasar perusahaan tersebut. Aktivitas akuisisi juga mulai menarik minat perusahaan rokok asing yang beroperasi di Indonesia sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2005, salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, yaitu HM Sampoerna diakuisisi oleh Philip Morris Inc. Pengumuman akuisisi HM Sampoerna oleh Philip Morris ini dinilai sangat mendadak bahkan terkesan terburu-buru, karena belum ada isu-isu yang beredar di publik mengenai hal ini sebelumnya. Namun, keterkejutan pasar ini tidak diikuti dengan reaksi pasar yang berlebihan, sehingga harga saham HM Sampoerna terjaga dan stabil sampai dengan saat ini. Setelah HM Sampoerna, proses akuisisi dialami oleh salah satu perusahaan rokok besar lainnya, yaitu Bentoel. Bentoel yang dikenal sebagai perusahaan keluarga ini sebenarnya telah mengalami proses merger pada tahun 2001 dengan Philip Morris Indonesia, namun hal ini tidak bertahan lama. Sehingga pada tahun 2005, Philip Morris Indonesia memutuskan hubungan kerja dengan Bentoel dan bergabung dengan HM Sampoerna. Pada Juni 2009, Bentoel mengalami proses akuisisi kembali, yaitu dengan British American Tobacco (BAT). Saham Bentoel sebesar 85% yang sebelumnya dimiliki oleh Rajawali Corporate dibeli oleh British American Tobacco dengan kendali penuh atas aset dan operasional perusahaan pada pihak BAT. Dilatarbelakangi untuk melakukan ekspansi pasar di Asia Tenggara dalam rangka memperluas jaringan serta pengembangan produk pada segmen selain Sigaret Putih Mesin (SPM), BAT melakukan langkah strategik untuk mengakuisisi PT Bentoel International Investama, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Posisi BAT sebelum mengakuisisi Bentoel dalam persaingan industri rokok internasional masih belum kuat karena BAT hanya fokus pada rokok putih dan hanya mengambil sebagian kecil konsumen rokok putih di wilayah Amerika dan Inggris, sedangkan di wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar penduduknya menyukai rokok kretek, belum tersentuh sama sekali oleh BAT. 4
5 Dengan kondisi inilah, BAT memilih untuk melakukan akuisisi Bentoel yang sudah memiliki pasar di Asia Tenggara (terutama Indonesia) serta memiliki produk dari semua jenis segmen rokok, mulai kretek tangan, kretek mesin dan putih mesin. Posisi persaingan BAT di industri rokok inilah yang membuat BAT membuat perubahan strategi pemasaran dari fokus terhadap satu jenis rokok saja menjadi pengembangan produk pada seluruh segmen rokok dengan melakukan akuisisi terhadap Bentoel, dengan harapan menjaring konsumen di pasar Asia Tenggara. Sedangkan dari sisi Bentoel sendiri, termotivasi untuk melakukan ekspansi pasar (market expansion) serta market penetration, Bentoel melakukan akuisisi ini untuk mempersiapkan memasuki pasar Internasional seperti yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan (Xpresi Bentoel Edisi Maret 2010) serta perbaikan kinerja keuangan tentunya yang diukur dari penjualan, laba dan harga saham di pasar modal Indonesia. Menurut Suarasitaronews, setelah diakusisi British American Tobaco (BAT) empat tahun lalu, PT Bentoel mempekerjakan 8 ribu orang. Total produksi selama setahun lalu sebanyak 21,4 juta batang, naik dibanding 2012 yang sekitar 19,8 juta batang. Produksinya meliputi sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin, sigaret kretek mild mesin, dan sigaret putih mesin. Hal ini dibuktikan dengan grafik pendapatan bersih yang dicatatkan Bentoel tahun 2004 sampai dengan Billions Gambar 1.1 Pendapatan Bersih PT Bentoel International Investama Tbk Periode Rp14,000 Rp12,000 Rp10,000 Rp8,000 Rp6,000 Rp4,000 Rp2,000 Rp (Sumber : Data Diolah) Sedangkan menurut Yiela, pendapatan perseroan juga mencatat peningkatan yang cukup baik 53,84%, dari Rp 1,3 triliun di triwulan-i
6 menjadi Rp 2 triliun di akhir Maret Laba kotor juga tercatat mencapai Rp 395 miliar. Laba ini naik 62,55% dari posisi tahun lalu Rp 243 miliar. Berita ini dikonfirmasi dengan grafik laba kotor yang didapat dari laporan keuangan PT. Bentoel International Investama periode Billions Gambar 1.2 Laba Kotor PT Bentoel International Investama Tbk Periode Rp1,000 Rp500 Rp- Rp- Rp(500) Rp(1,000) Rp(1,500) (Sumber : Data Diolah) Namun, menurut Detikfinance hingga triwulan-i 2010 harga saham perseroan tercatat Rp 400 per lembar. Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, saham perseroan turun signifikan dari Rp 650 per lembar. Penurunan ini diindikasikan harga closing price yang fluktuatif namun cenderung turun pada harga closing price di akhir periode akuntansi. Berikut adalah grafik closing price PT.Bentoel International Investama periode Gambar 1.3 Closing Price PT Bentoel International Investama Tbk periode Rp1,000 Rp (Sumber : Data Diolah) Dalam penelitian ini, implikasi akuisisi diteliti dari sisi keuangan yang terwakili pada tiga variabel independen, yaitu volume penjualan, laba dan ukuran 6
7 harga saham. Pengambilan tiga variabel independen tersebut didasarkan pada survey yang telah dilakukan AC Nielsen sejak tahun 2008 yang menyatakan bahwa indikator kinerja keuangan perusahaan rokok diukur pada tiga hal penting yaitu : volume, laba dan harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pakiding (2012) ditemukan bahwa volume penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Winarsih (2013) ditemukan bahwa EBIT mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara signifikan. Selain itu, Nurhikmah (2012) telah melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham. Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memperoleh investor yang memadai dengan tingkat pengembalian saham yang tinggi maka perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang dampak akuisisi terhadap volume penjualan telah banyak dilakukan dengan hasil yang bervariasi, namun sebagian besar hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa proses akuisisi tidak berdampak positif terhadap volume penjualan bahkan cenderung membuat volume penjualan menjadi turun. Conyon, et al (2000), Delaney dan Wamuziri (2004), Lodorfos dan Boateng (2006) meneliti tentang dampak akuisisi terhadap kesejahteraan shareholder yang diukur dari dua variabel yaitu total volume (pendapatan) dan earning per share (EPS). Hasil dari tiga penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada peningkatan volume penjualan secara signifikan pasca proses akuisisi. Penelitian tersebut didukung juga oleh hasil penelitian dari Sinha (2010), Sah (2010), Quek (2010), Shook dan Roth (2010) serta Domı nguez, Egea dan Torres (2010) yang meneliti tentang dampak akuisisi terhadap pertumbuhan volume penjualan dan hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa proses akuisisi tidak memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan volume penjualan perusahaan. Namun ada juga penelitian yang memberikan hasil sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Vergos dan Christopoulos (2008), Ozkan (2008), Williams, Michael dan Waller (2008), dan Gubbi (2009) menyebutkan bahwa akuisisi memberikan dampak positif terhadap volume penjualan karena terjadi efisiensi dalam berbagai hal, sehingga volume penjualan mengalami peningkatan 7
8 dibandingkan sebelum proses akuisisi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh oleh Hui, Yu dan Lam pada tahun Beberapa penelitian yang telah dilakukan di luar Indonesia yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya masih banyak menimbulkan perbedaan pada hasil penelitiannya. Oleh karena itu dirasa penting untuk melakukan penelitian untuk menguji apakah akuisisi berdampak positif atau negatif terhadap kinerja perusahaan dilihat dari segi keuangan. Selain itu, belum ada penelitian yang mengupas implikasi akuisisi di Indonesia, khususnya pada perusahaan rokok. Mengingat perusahaan rokok merupakan salah satu industri yang berkembang pesat dan memberikan kontribusi terbesar di Indonesia. Dalam survey yang dilakukan oleh salah satu perusahaan audit terbesar, Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) pada tahun 2003, didapat hasil bahwa 83% perusahaan yang melakukan proses akuisisi mengalami penurunan volume penjualan sehingga menyebabkan kerugian, hanya 17% perusahaan yang memperoleh keuntungan pasca proses akuisisi. Sedangkan untuk Indonesia, Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) memberikan hasil bahwa hampir 90% perusahaan di Indonesia yang mengalami proses akuisisi mengalami penurunan volume penjualan dan 10% lainnya berada dalam keadaan impas atau tidak untung dan juga tidak rugi. Dari latar belakang serta alasan-alasan yang telah dikemukakan tersebut, maka penelitian ini berjudul ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat diambil rumusan masalah yaitu : 1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada volume penjualan PT Bentoel International Investama Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi oleh British American Tobacco? 8
9 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada EBIT PT Bentoel International Investama Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi oleh British American Tobacco? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham PT Bentoel International Investama Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi oleh British American Tobacco. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakan masalah dan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya maka tujuan penelitian adalah : 1) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada volume penjualan PT Bentoel International Investama Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi oleh British American Tobacco. 2) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada EBIT PT Bentoel International Investama Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi oleh British American Tobacco. 3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham PT Bentoel International Investama Tbk sebelum dan sesudah diakuisisi oleh British American Tobacco. 1.5 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan oleh manajemen perusahaan sebagai bukti empiris tentang implikasi proses akuisisi yang terjadi terhadap kinerja perusahaan yang fokus pada volume penjualan, laba serta return saham. 2) Bagi Investor Penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat bisnis untuk menambah wawasan tentang implikasi keputusan akuisisi terutama 9
10 bagi perusahaan yang akan melakukan keputusan serupa di masa yang akan datang. 3) Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain di bidang manajemen keuangan dan strategi sebagai referensi tambahan dalam meneliti masalah dampak pengambilan keputusan akuisisi terhadap kinerja perusahaan. 1.6 Sistematika Penelitian Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi yang terdapat dalam skripsi ini, maka sistematika penelitian skripsi disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini, dijelaskan tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini berisi tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis, dan ruang lingkup penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variable dan skala pengukuran variable penelitian, uji validitas dan reliabilitas, analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV METODE PENELITIAN Pada bagian ini, diuraikan hasil dari uji validitas dan reliabelitas, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan untuk permasalahan yang sudah dirumuskan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini dikemukakan kesimpulan dari masalah dan saran yang dikemukakan oleh peneliti untuk perbaikan masalah. 10
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE OF PT BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK BEFORE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk yang selanjutnya disebut Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia mulai berkembang pesat, ditambah lagi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia mulai berkembang pesat, ditambah lagi dengan adanya perubahan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, perdagangan bebas, deregulasi,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)
ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), produknya unik, konsumen loyal, bersifat konsumtif, segmen pasar usia produktif dan maskulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. secara efektif dan efisien agar dapat mempertahankan keunggulan sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman menuntut perusahaan-perusahaan agar bekerja lebih ekstra dalam mempertahankan eksistensinya. Era globalisasi juga menyebabkan persaingan dalam dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Haryani & Serfianto (2011:22) mengatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu
Lebih terperinciMUSLIKAH SUCIATI B
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI PADA PT. SAMPOERNA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Diakuisisi di BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak korban diberbagai negara Asia tenggara, seperti Singapura, Thailand Malaysia bahkan mengimbas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perusahaan semakin menghadapi banyak tantangan dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perusahaan semakin menghadapi banyak tantangan dimana persaingan usaha di antara perusahaan-perusahaan yang ada semakin ketat, sehingga menuntut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara tidak langsung menghantam perekonomian hampir seluruh negara di dunia bahkan membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi dan persaingan bebas pada saat ini juga dengan kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi dan persaingan bebas pada saat ini juga dengan kemajuan teknologi dan komunikasi semakin mempengaruhi ekonomi yang semakin berkembang dengan meciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008 telah mengakibatkan para investor baik itu dari dalam maupun dari luar negeri lebih berhati-hati dalam menginvestasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek menurut UU No.8 Th. 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era Globalisasi sekarang persaingan perdagangan semakin ketat sehingga menuntut untuk setiap perusahaan untuk lebih kreatif dalam mengembangkan usahanya. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk bertahan pada setiap kondisi, serta bisa berkembang dan berdaya saing tinggi.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Perusahaan yang. perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan agar dapat bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pengolahan tembakau mampu dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang sangat luas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya berbagai produk sejenis maupun tidak sejenis yang ditawarkan dengan berbagai merek, menjadikan
Lebih terperinciPAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA KUARTAL PERTAMA April 2015
PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA KUARTAL PERTAMA 2015 27 April 2015 Agenda IKHTISAR PENTING KUARTAL PERTAMA 2015 IKHTISAR BISNIS IKHTISAR KEUANGAN PT HM SAMPOERNA Tbk. KOMITMEN UNTUK INDONESIA 2 Ikhtisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 milimeter yang
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Gudang Garam Tbk. dengan menganalisis kinerja perusahaan melalui analisis strategi bisnis serta menggunakan rasio
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas, yang menuntut setiap pelaku usaha untuk lebih meningkatkan keunggulan kompetitifnya bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaannya semakin besar dan kuat adalah dengan cara merger dan akuisisi. negara maka strategi tersebut sangat mungkin terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan pasar bebas yang terjadi pada masa sekarang ini telah membawa pengaruh pada perusahaan-perusahaan untuk melakukan strategi bisnis dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha tidak lepas dari persaingan bisnis antar perusahaan. Untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan yang telah lama berdiri dari munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atau kinerja suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Karena pasar modal menjalankan dua fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya globalisasi dan perdagangan bebas menyebabkan persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu mengembangakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan. Melalui persaingan yang sehat akan tersaring perusahaan yang tetap bertahan, berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesinambungan keuntungan dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan akhir meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki pasar bebas, persaingan usaha antar perusahaan semakin kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan strategi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini
Lebih terperincimencapai keberhasilan dan meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan melalui
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia yang semakin berkembang dan disertai dengan persaingan-persaingan yang ketat dimana akan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan seluruh potensi- potensi ekonomi mengalami kemandegan dan diambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengakibatkan seluruh potensi- potensi ekonomi mengalami kemandegan dan diambang kebangkuratan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN GAMBAR 1.1 LOGO PT. GUDANG GARAM TBK.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk A. Profil dan Sejarah Perusahaan GAMBAR 1.1 LOGO PT. GUDANG GARAM TBK. (sumber: www.gudanggaramtbk.com) Tipe : Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki perdagangan bebas, dimana Indonesia semakin dituntut untuk semakin siap dalam menghadapi
Lebih terperinciAn affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016
An affiliate of Philip Morris International Paparan Publik Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, maupun jasa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Pengembangan perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi mendorong pertumbuhan dan persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaanperusahaan yang
Lebih terperinciAn affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta
An affiliate of Philip Morris International Paparan Publik Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta 27 April 2017 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut suatu perusahaan untuk dapat selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan, memiliki
Lebih terperinciPAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA April 2013
PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA 2012 18 April 2013 Agenda IKHTISAR PENTING DI TAHUN 2012 IKHTISAR BISNIS IKHTISAR KEUANGAN PT HM SAMPOERNA Tbk. SUKSES KAMI, KOMITMEN KAMI UNTUK INDONESIA 2 Ikhtisar Penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merger dan Akuisisi lintas batas telah menjadi pilihan strategi yang makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam Budhwar et al, 2009:89),
Lebih terperinciPaparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018
Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaanperusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan selalu mengembangkan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perusahaan atau bentuk kegiatan usaha apapun mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga keberlangsungan perusahaan serta mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi persaingan usaha semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut suatu perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia berubah semakin cepat, sedangkan konsekuensinya industri dan perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang sebelumnya. Beberapa industri
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek penelitian Penelitian ini menggunakan obyek penelitian perusahaan-perusahaan rokok yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan aktivitas perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap investor melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin berat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja atau analisis kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk mengevaluasi perubahan sumber daya yang ada dalam perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. SAMPOERNA. TBK. Zulyanto Ariwibowo
PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK Zulyanto Ariwibowo 11209855 Latar Belakang Bersamaan dengan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4 di dunia. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia setiap tahun semakin menjadi-jadi, dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini objek yang dipilih adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012 2016. Berikut ini daftar perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan persaingan bebas sekarang ini dengan kemajuan teknologi dan telekomunikasi serta kemajuan pada sektor lain yang mempengaruhi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi kompetisi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar yang kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, diantaranya adalah investor, kreditor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan usaha memiliki tujuan yang berkaitan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, diantaranya adalah investor, kreditor, dan manajemen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut juga strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi persaingan bebas yang semakin banyaknya jumlah perusahaan yang selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan cara memperdagangkan barang-barang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu mengembangkan strategi demi mempertahankan eksistensi perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia usaha semakin hari semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi demi mempertahankan eksistensi perusahaan. Trivedi (2013)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi telah mendorong entitas bisnis melakukan strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih berkembang. Strategi bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satu keunggulan melalui strategi kepemimpinan pasar (market leadership),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi persaingan dunia usaha menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi yang dimilikinya agar dapat mempertahankan eksistensinya di pasar atau bertumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha di antara perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif antar pesaing, serta untuk. meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era pasar bebas, persaingan usaha di antara perusahaanperusahaan yang ada semakin erat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi komputer dan komunikasi yang semakin canggih telah menciptakan persaingan yang ketat antar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan suatu tahap evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi semakin canggih dan dengan hal tersebut dunia perindustrian di Indonesia semakin mengalami perkembangan. Dengan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perjalanan sejarah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (PT. H.M. Sampoerna Tbk) berawal dari tahun 1913 ketika imigran dari Surabaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, era pasar bebas dan persaingan usaha yang semakin ketat, menuntut perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan dan mengembangkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap, mampu bersaing ada dengan melakukan. penggabungan usaha. Dengan melakukan penggabungan usaha, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah memasuki masa kebebasan dan keterbukaan diakhir abad ke-20. Tidak ada lagi jarak atau halangan yang selama ini membatasi semua aktifitas bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Daewoo, Daimler dan Chrysler, Ford dan Jaguar, HP dan Compaq.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi laba mempunyai rencana untuk mengembangkan usahanya dan keuntungan yang diraihnya. Pengembangan perusahaan dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdaya saing melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan perdagangan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar perusahaannya dapat berkembang dan berdaya saing melalui memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 3. Mengalami proses kemunduran atau pengkerutan. pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth), dan pertumbuhan dari luar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik atau manajemen perusahaan mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka
Lebih terperinciBERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013
BERITA PERS Dapat Diterbitkan Segera MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013 Targetkan Kenaikan Pendapatan 20% 25% di 2014 JAKARTA, 16 Maret 2014 PT Mitra Pinasthika Mustika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak dengan adanya persaingan dimana setiap perusahan dituntut untuk lebih berusaha
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur bubur kertas dan berbagai produk dan kemasan kertas. PT. Indah Kiat Pulp &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang sangat luar biasa, dalam era globalisasi ini bisnis di Indonesia memiliki kemajuan yang cukup
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Tergabung Di Bursa Efek Indonesia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya di industri perbankan dibutuhkan sebuah bank nasional yang besar, kuat, kompeten, maju,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi ini dalam dunia bisnis, perkembangan zaman yang berdampak pada persaingan dunia bisnis yang terjadi menjadikan manajemen perusahaan harus
Lebih terperinciPaparan Publik. Mindaugas Trumpaitis. Bursa Efek Jakarta April 27, 2018
Paparan Publik Mindaugas Trumpaitis Bursa Efek Jakarta April 27, 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS ) semata-mata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi serta adanya era globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi nya agar perusahaan dapat
Lebih terperinci