Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4"

Transkripsi

1 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 (Better Teaching and Learning 4) Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Modul Pelatihan untuk Kegiatan MGMP Oktober 2010

2

3 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 (Better Teaching and Learning 4) Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Modul Pelatihan untuk Kegiatan MGMP Oktober 2010 Kerja sama antara

4

5 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium proyek Decentralized Basic Education 3 (DBE3) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

6

7 Daftar Isi Daftar Isi Kata Pengantar - SESI 1 : Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran - SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) - SESI 3 : Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP - SESI 4 : Praktik Mengajar II - SESI 5 : Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL) i

8

9 Pengantar Kata Pengantar Decentralized Basic Education 3 (DBE3) Project, yang didanai USAID, bertujuan untuk membantu Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama dalam meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama. Untuk mencapai tujuan ini, DBE3 telah mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan guru di enam propinsi yaitu propinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Untuk keperluan pelatihan tersebut telah dikembangkan modul pelatihan dengan nama Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4. Modul pelatihan ini, yang lebih dikenal dengan nama Better Teaching and Learning 4 (BTL4), merupakan lanjutan dari modul Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 (BTL2) dan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 3 (BTL3). Modul ini terdiri atas lima sesi. Selain itu juga ada Unit Khusus yang digunakan untuk pelatihan kepala sekolah dan pengawas. Modul ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenali secara mendalam berbagai masalah dalam penerapan BTL di sekolah. Dengan mengenali masalah-masalah yang muncul, diharapkan para peserta memperoleh gambaran menyeluruh tentang masalah-masalah penerapan BTL dan mampu menemukan cara-cara memecahkannya secara tepat. Dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah, peserta diajak untuk melakukannya dengan cara bekerjasama. Kegiatan yang dilakukan dengan bekerjasama ini akan menjadi modal dasar untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan di daerah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, misalnya kegiatan di MGMP. Masalah-masalah yang teridentifikasi dalam kegiatan ini ada yang dapat ditemukan pemecahannya melalui diskusi di MGMP, tetapi ada masalah lain yang memerlukan ujicoba tindakan di kelas untuk mengetahui secara pasti ketepatan pemecahannya. Pemecahan masalah, baik yang dihasilkan melalui diskusi maupun yang memerlukan ujicoba, perlu dirancang penerapannya dan mempraktikannya. Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan guru. Metode pembelajaran interaktif yang digunakan modul ini tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam pelatihan, namun juga untuk menyediakan model berbagai metode yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Suasana pelatihan yang banyak mengaktifkan peserta juga dimaksudkan memberi pesan bahwa suasana seperti itulah yang diharapkan terjadi di sekolah nanti. Keseluruhan sesi dalam modul ini, dan juga Unit Khusus, menggunakan kerangka sederhana yang disebut ICARE. Pendekatan ini meliputi lima unsur kunci dari pengalaman pembelajaran yaitu Introduction (Kenalkan), Connection (Hubungkan), Application (Terapkan), Reflection (Refleksi), dan Extension (Kegiatan Lanjutan). Penggunaan kerangka ICARE dimaksudkan untuk i

10 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) memastikan bahwa para peserta memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pendekatan ini adalah pendekatan yang hanya digunakan selama pelatihan. Pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas tidak harus menggunakan pendekatan ini. Akhirnya keberhasilan peningkatan mutu pendidikan berada di semua tingkatan dengan semangat Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, Keberanian mencoba hal baru tanpa takut salah, dan Memulai oleh diri sendiri tanpa menunggu contoh dari orang lain. ii

11 Pengantar JADWAL PELATIHAN BTL4 MELALUI MGMP Waktu SESI SESI ' ' SESI 3 Topik/Kegiatan Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Penjelasan Program Selama 5 Sesi Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kajian Ulang atau Perancangan RPP Simulasi RPP dan Perbaikan RPP Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP ' 120' Praktik Mengajar I Refleksi dan Perbaikan RPP SESI 4 120' SESI ' Praktik Mengajar II Praktik Mengajar II Dilaksanakan di sekolah guru masing-masing. Jadwal disesuaikan dengan jadwal sekolah. Sebaiknya guru didampingi fasilitator. Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL) Refleksi Praktik Mengajar II (di pertemuan MGMP) Penyusunan program MGMP (RTL) iii

12 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendahuluan Pelatihan BTL secara bertahap telah dilaksanakan di berbagai daerah mitra DBE3. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, guru-guru dari sekolah mitra telah menerapkan BTL tersebut di kelas masing-masing. Banyak guru yang telah merasakan perbaikan proses dan hasil pembelajarannya setelah menerapkan hasil pelatihan BTL. Namun banyak pula guru yang menemukan masalah-masalah dalam penerapan BTL di sekolah. Modul ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenali secara mendalam berbagai masalah dalam penerapan BTL di sekolah. Dengan mengenali masalah-masalah yang muncul, diharapkan para peserta memperoleh gambaran menyeluruh tentang masalah-masalah penerapan BTL dan mampu menemukan cara-cara memecahkannya secara tepat. Dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah, peserta diajak untuk melakukannya dengan cara bekerjasama. Kegiatan yang dilakukan dengan bekerjasama ini akan menjadi modal dasar untuk membangun kegiatan-kegiatan di daerah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, misalnya kegiatan MGMP. Masalah-masalah yang teridentifikasi dalam kegiatan ini ada yang dapat ditemukan pemecahannya melalui diskusi di MGMP, tetapi ada masalah lain yang memerlukan ujicoba tindakan di kelas untuk mengetahui secara pasti ketepatan pemecahannya. Pemecahan masalah, baik yang dihasilkan melalui diskusi maupun yang memerlukan ujicoba, perlu dirancang penerapannya dan pemraktikannya. Setelah masalah dan pemecahannya teridentifikasi, peserta akan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau mengkaji RPP yang sudah ada dengan memperhatikan kemungkinan masalah dan pemecahannya tersebut sehingga pembelajaran menjadi lebih baik. RPP tersebut kemudian dilaksanakan (diujicobakan), dipantau keterlaksanaannya, diperbaiki, kemudian diujicobakan kembali, dan diperbaiki lagi. Secara keseluruhan, kegiatan pelatihan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran melalui kegiatan MGMP ini terdiri dari lima sesi: Sesi 1: Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran; Sesi 2: Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); Sesi 3: Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP; Sesi 4: Praktik Mengajar II; dan Sesi 5: Refleksi Praktik mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL). Di dalam modul ini, walaupun beberapa masalah yang ditemukan bisa bersifat lintas mapel, pengidentifikasian dan pemecahan masalah akan dilakukan di setiap mata pelajaran. Setelah iv

13 Pengantar menemukan masalah-masalah penerapan BTL, peserta bisa berbagi agar diketahui persamaan dan/atau perbedaan permasalahan yang teridentifikasi di setiap mata pelajaran. Namun perlu dipahami bahwa modul ini tidak dimaksudkan untuk memecahkan semua masalah pembelajaran. embelajaran. Tujuan Setelah pelatihan ini peserta diharapkan mampu: mengidentifikasi masalah pembelajaran dan pemecahannya; merancang RPP dengan memperhatikan kemungkinan masalah dan pemecahannya; merancang kegiatan MGMP Pertanyaan Kunci Apa saja masalah yang timbul dalam penerapan BTL di sekolah? Bagaimana memecahkan masalah yang timbul dalam penerapan BTL di sekolah? Bagaimana mengembangkan RPP dengan memperhatikan kemungkinan masalah dan pemecahannya? Bagaimana merancang kegiatan MGMP? Petunjuk Umum Peserta dibagi berdasarkan kelompok mata pelajaran, tetapi dalam pleno. Tiap kel. mapel dibagi lagi menjadi sub kelompok (4-5 orang, dari sekolah yang berbeda). Kegiatan identifikasi masalah hendaknya dilakukan dengan memberikan waktu yang cukup pada para peserta untuk merefleksi kembali pengalaman pembelajarannya masing-masing. Fasilitator perlu mengingatkan kembali unit-unit pada BTL sebelumnya, mendampinginya, dan memonitor kemajuan identifikasi masalah. Kegiatan pemecahan masalah hendaknya dilakukan dengan memberikan waktu yang cukup untuk para peserta menemukan beberapa alternatif pemecahan masalah dan memilih pemecahan yang paling tepat. v

14 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sumber dan Bahan Tayangan unit-unit BTL, identifikasi, dan pemecahan masalah Handout peserta 1.1: Format identifikasi masalah penerapan BTL. Handout peserta 1.2: Contoh masalah penerapan BTL. Handout peserta 1.3: Contoh pemecahan masalah penerapan BTL Handout peserta 1.4: Pemecahan masalah penerapan BTL Handout peserta 2.1a: Contoh Perumusan Tindakan - IPS Handout peserta 2.1b: Contoh Perumusan Tindakan - Matematika Handout peserta 2.1c: Contoh Perumusan Tindakan B. Inggris Handout peserta 2.1d: Contoh Perumusan Tindakan - IPA Handout peserta 2.1e: Contoh Perumusan Tindakan B. Indonesia Handout peserta 5a: Contoh Kegiatan MGMP Handout peserta 5b.1: Rencana Kegiatan MGMP (contoh) Handout peserta 5b.2: Rencana Kegiatan MGMP (format-blanko) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang AKAN dilaksanakan. Alat, bahan, dan sumber belajar yang akan digunakan dalam praktik mengajar Kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Modul ini dirancang untuk dilaksanakan di MGMP. Kegiatan pada MGMP terbagi menjadi 5 bagian atau sesi yang dapat dilaksanakan selama satu bulan atau lebih. Waktu pelaksanaan di MGMP harus sesuaikan dengan jam yang dialokasikan untuk kegiatan MGMP. Rincian sesi dalam kegiatan MGMP terurai sebagai berikut: Sesi 1. Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Sesi 2. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sesi 3. Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP Sesi 4. Praktik Mengajar II (di sekolah guru masing-masing) Sesi 5. Refleksi Praktik mengajar II dan Penyusunan Program 180' = 240' = 240' = 120' = 120' = 3 jam 4 jam 4 jam 2 jam 2 jam MGMP (RTL) TOTAL 900 = 15 jam vi

15 Pengantar Waktu pelaksanaan di MGMP harus sesuaikan dengan jam yang dialokasikan untuk kegiatan MGMP, sehingga tidak semua kegiatan yang dilaksanakan di ToT dilaksanakan di MGMP. Rincian sesi dalam kegiatan MGMP terurai sebagai berikut: Sesi 1. Sesi 2. Sesi 3. Sesi 4. Sesi 5. Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran 180 = 3 jam Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 240 = 4 jam Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP 240 = 4 jam Praktik Mengajar II (di sekolah guru masing-masing) 120 = 2 jam Refleksi Praktik mengajar II dan Penyusunan Program 120 = 2 jam MGMP (RTL). TOTAL 900 = 15 jam ICT Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart. Proyektor LCD Komputer desktop atau laptop. Layar proyektor LCD Penjelasan Program Pelaksanaan Selama 5 Sesi Fasilitator menjelaskan program selama 5 sesi: 1. Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran; 2. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 3. Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP; 4. Praktik Mengajar II; dan 5. Refleksi Praktik mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL). vii

16 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ringkasan Sesi SESI I SESI 2 SESI 3 SESI 4 SESI 5 Introduction (15 menit) Latar belakang Tujuan sesi Pertanyaan kunci Langkah-langkah kegiatan Connection (60 menit) Mendiskusikan dan mengenali masalahmasalah penerapan BTL. Application 2: (240 menit) Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Simulasi Mengajar Application 3: (240 menit) Praktik Mengajar I dalam kelompok, Refleksi, dan Perbaikan RPP Application 4: (120 menit) Praktik Mengajar II di sekolah masingmasing dengan pendampingan fasilitator daerah Application 5: (110 menit) Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL). Reflection: (10 menit) Periksa tujuan sesi 1-5; Identifikasi hal yang belum jelas. Extension Application 1: (105 menit) Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Identifikasi masalah dan pemecahan lainnya, Rancang RPP lain melalui MGMP. viii

17 Pengantar Presentasi Penjelasan Umum Program BTL4 ix

18

19 SESI 1 Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran

20

21 SESI 1 - Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran SESI 1 Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Rincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) Kelompok Mapel dalam Pleno (Kalau guru lebih dari satu mata pelajaran hadir) (Sebelum dimulai, sebaiknya peserta duduk per mata pelajaran, 1 meja 5 orang berbeda sekolah. Tiga meja berdekatan = kelompok mapel) (1) Fasilitator menyampaikan latar belakang perlunya identifikasi dan pemecahan masalah penerapan BTL. (2) Fasilitator menjelaskan tujuan dan hasil belajar yang akan dicapai sesi ini. (3) Fasilitator menyampaikan pertanyaan kunci yang harus dijawab setelah sesi ini selesai. (4) Fasilitator menyampaikan langkah-langkah kegiatan. Connection (60 menit) (1) Fasilitator menayangkan slide yang berisi tentang unit-unit BTL yang lalu untuk mengingatkan peserta (5 menit). (2) Fasilitator membagikan handout 1.1 dan meminta peserta secara berpasangan atau bertiga untuk mendiskusikan dan mengenali masalah-masalah yang dihadapi/ditemukan dalam menerapkan unit-unit dalam BTL. Setiap pasangan mengidentifikasi masalah-masalah penerapan tiga unit BTL (10 menit) (3) Peserta mendiskusikan dan merangkum masalah-masalah yang dialami/ditemukan dalam penerapan materi BTL tersebut dalam kelompoknya kelompok 1 meja. (Rangkuman dapat berbentuk kompilasi hasil kerja berpasangan, tidak perlu ditulis ulang). (15 menit)/peserta mapel dibagi menjadi 3 4 kel/diberikan handout 1.1). (4) Peserta saling menukar hasil diskusi dengan kelompok lain (dalam mapel), dan mengomentarinya. Komentar difokuskan pada: Apakah masalahnya jelas? Apakah masalah tersebut merupakan masalah PENERAPAN/TINDAKAN di KELAS atau masalah PERSIAPAN guru? 3

22 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Catatan untuk Fasilitator : Contoh masalah penerapan: Tidak semua siswa aktif dalam kerja kelompok; 1.1 Contoh masalah persiapan : Guru masih sukar merancang lembar kerja yang menantang. Pada saat ini akan difokuskan pada masalah penerapan. Pada saat tukar hasil kerja, mungkin perlu ada wakil dari kelompoknya agar ada yang menjelaskan bila diperlukan. (10 menit/2 kali tukar/komentar ditulis di kertas post-it). (5) Fasilitator menayangkan slide tentang rangkuman permasalahan penerapan BTL di sekolah yang sering ditemukan, seperti tercantum pada Handout 1.2. (5 menit/ Peserta menerima handout 1.2) (6) Peserta diminta membaca handout 1.2 dan memberi tanda centang ( ) jika menemukan masalah serupa di kelasnya atau tanda silang (X) jika tidak menemukan masalah serupa di kelasnya (15 menit/dalam kelompok/dilakukan diskusi). Catatan untuk Fasilitator : 1.2 Masalah-masalah dalam penerapan BTL disajikan dalam Handout 1.2 dan ditayangkan dalam bentuk powerpoint kepada peserta, namun fasilitator tidak perlu membacakannya satu per satu. Application 1: Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran (100 ) (1) Fasilitator menayangkan slide contoh pemecahan masalah seperti tercantum pada Handout 1.3 (10 menit/peserta menerima handout 1.3). (2) Fasilitator meminta peserta melakukan hal-hal berikut: a. Setiap kelompok memilih salah satu masalah dari handout 1.2 atau hasil identifikasi pada handout 1.1. b. Menuliskan Kemungkinan Penyebab dan alternatif pemecahan masalahnya secara individual menggunakan handout 1.4 (10 menit) c. Mendiskusikan kemungkinan penyebab dan alternatif-alternatif pemecahan masalah penerapan BTL dan menuliskannya dalam handout 1.4 (20 menit). d. Memilih alternatif pemecahan masalah terbaik dengan cara memberi tanda bintang pada alternatif tersebut (10 menit). 4

23 SESI 1 - Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Catatan untuk Fasilitator : 1.3 Kriteria pemilihan alternatif pemecahan masalah terbaik yang dapat digunakan adalah: Mudah dilaksanakan Lebih bermanfaat untuk sekolah Lebih membelajarkan siswa secara aktif (3) Setelah peserta menemukan pemecahan masalah terbaik, fasilitator meminta menempelkan/menuliskan hasil diskusinya (identifikasi, penyebab, dan pemecahan masalah) di kertas plano (10 menit). (4) Fasilitator meminta peserta untuk mengedarkan hasil kerjanya kepada kelompok lain (dalam kel. mapel) dan meminta komentar dari kelompok lain (35 menit/3 kali putaran). Komentar berpandu pada pertanyaan antara lain: (a) Apakah masalah jelas? (b) Apakah pemecahan masalah logis? (5) Fasilitator menginformasikan bahwa pada sesi berikutnya mereka akan menggunakan hasil identifikasi masalah dan pemecahannya untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengakomodasi pemecahan masalah tersebut (5 menit). 5

24 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Handout Peserta 1.1 Identifikasi Masalah Penerapan BTL ASPEK MASALAH PENERAPAN 1. TELAAH KURIKULUM 2. PEMECAHAN MASALAH 3. KERJA KOOPERATIF 4. BERTANYA DAN LEMBAR KERJA a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. 6

25 SESI 1 - Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Handout Peserta 1.1 Identifikasi Masalah Penerapan BTL (lanjutan) ASPEK MASALAH PENERAPAN 5. MEDIA PEMBELAJARAN 6. KARYA SISWA 7. PENILAIAN a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. 7

26 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Handout Peserta 1.2 Contoh Masalah Penerapan BTL ASPEK MASALAH PENERAPAN Keterangan TELAAH KURIKULUM PEMECAHAN MASALAH KERJA KOOPERATIF BERTANYA DAN LEMBAR KERJA a. b. c. d. e. a. b. c. d. a. b. c. d. e. f. g. a. b. c. d. e. Guru masih kesulitan dalam mengelompokkan KD-KD yang relevan Guru masih kesulitan dalam menentukan tema yang memayungi kelompok KD Guru masih kesulitan dalam mengembangkan ide-ide pembelajaran Guru masih kesulitan dalam menginterpretasi substansi KD Guru masih kesulitan dalam menentukan indikator untuk ketercapaian KD Guru masih kesulitan dalam mengembangkan tugas yang melatih siswa utk memecahkan masalah Guru masih kesulitan dalam menentukan pertanyaan tingkat tinggi yang termasuk pemecahan masalah Guru masih kesulitan dalam merancang tugas pemecahan masalah yang relevan dengan siswa Guru masih kesulitan dalam membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas pemecahan masalah Tidak semua anggota kelompok berpartisasi aktif Guru masih kesulitan dalam mengembangkan tugas yang sesuai dengan model belajar kelompok yang dipilih Guru masih kesulitan dalam mendampingi kelompok ketika berdiskusi Beberapa siswa belum menghasilkan produk/laporan yang baik Guru masih kesulitan dalam mengatur secara efektif dan efisien berbagi hasil kerja kelompok Siswa tidak bekerja secara kooperatif walaupun guru menugaskannya Siswa tidak dapat menjalankan tugas praktikum dengan cara yang benar Guru masih kesulitan dalam merumuskan pertanyaan tingkat tinggi. Guru masih kesulitan dalam mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dalam proses pembelajaran Guru masih kesulitan dalam mengelola pertanyaan agar siswa tetap terdorong untuk berpikir tingkat tinggi Guru masih kesulitan dalam merespon jawaban siswa atas pertanyaan tingkat tinggi yang diajukannya. Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan tingkat tinggi 8

27 SESI 1 - Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran Handout Peserta 1.2 Contoh Masalah Penerapan BTL (lanjutan) ASPEK MASALAH PENERAPAN Keterangan MEDIA PEMBELAJARAN a. b. c. d. e. Pemanfaatan media pembelajaran belum berdasarkan efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran. Media yang digunakan belum sesuai dengan SK dan KD. Pemanfaatan media masih didominasi guru, bukan untuk siswa belajar. Media yang digunakan kurang variatif, kecenderungannya hanya mengulang media yang sudah ada. Penggunaan media terlalu sederhana/tidak memicu siswa berfikir tingkat tinggi KARYA SISWA a. b. c. d. Guru masih kesulitan dalam menetapkan kriteria karya siswa yang patut dipajangkan, tanpa mengorbankan motivasi anak. Pajangan di beberapa kelas belum ditata sedemikian rupa sehingga memperindah kelas dan sekolah. Guru masih kesulitan mengatur waktu dan tempat pemajangan. Pemanfaatkan karya siswa sebagai media pembelajaran masih kurang. PENILAIAN a. b. c. d. Guru masih kesulitan dalam menentukan kriteria/aspek penilaian Guru masih kesulitan dalam membuat gradasi kompetensi dalam rubrik penilaian Guru masih kesulitan dalam mengembangkan indikator Guru masih kesulitan dalam menindaklanjuti hasil penilaian karya siswa 9

28 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ASPEK KERJA KOOPERATIF MEDIA PEMBELAJARAN Handout Peserta 1.3 Contoh Pemecahan Masalah Penerapan BTL MASALAH PENERAPAN KEMUNGKINAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Siswa tidak aktif dalam kerja kelompok. Pemanfaatan media masih didominasi guru, bukan oleh siswa untuk belajar. Terlalu banyak siswa-siswa dalam kelompok. Jenis tugas (misal: menulis cerita) tidak sesuai dengan kerja kelompok. Komposisi anggota kelompok tidak tepat. Pengaturan perabot di kelas yang tidak mendorong kerja kelompok. Jumlah media pembelajaran terbatas. Rancangan tugas tidak menuntut siswa untuk bekerja. Jumlah anggota kelompok (siswa) dikurangi. Membentuk kelompok melalui tugas individu, berpasangan, lalu berkelompok Tugas dikerjakan secara individual. Komposisi anggota kelompok dirancang menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran Perabot di kelas ditata untuk mempermudah akses dalam kerja kooperatif Membuat replikasi media dari bahanbahan bekas/murah. Melaksanakan kerja kelompok secara paralel dalam SK yang sama. Menyusun LK yang menugasi siswa bekerja kelompok Mengubah skenario pembelajaran yang mengharuskan siswa bekerja kelompok 10

29 SESI 1 - Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran ASPEK KERJA KOOPERATIF Handout Peserta 1.4 Pemecahan Masalah Penerapan BTL MASALAH PENERAPAN KEMUNGKINAN PENYEBAB a. Siswa tidak aktif dalam kerja kelompok. Terlalu banyak siswa-siswa dalam kelompok b. c. a. b. c. d. a. b. c. d. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Jumlah anggota kelompok (siswa) dikurangi. Membentuk kelompok melalui tugas individu, berpasangan, lalu berkelompok 11

30 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Presentasi Sesi 1 12

31 SESI 1 - Identifikasi dan Pemecahan Masalah Pembelajaran 13

32 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 14

33 SESI 2 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

34

35 SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SESI 2 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Application 2: (240 menit - Kel. Mapel bukan pleno) Kegiatan 1: Kajiulang atau Perancangan RPP (120 menit) (1) Fasilitator mengingatkan kembali akan masalah dan pemecahannya yang telah teridentifikasi pada handout 1.4 (5 menit); (2) Secara perseorangan, peserta mencermati contoh tindakan pemecahan masalah pada handout 2.1a, 2.1b, 2.1c, 2.1d, atau 2.1e sesuai mapelnya. (20 menit). (3) Masing-masing kelompok (5 orang) menentukan satu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP yang mereka bawa sebelumnya) yang akan dibahas dan dipraktikkan untuk 2 jam pelajaran (pilih RPP untuk kelas VII atau kelas VIII; bukan kelas IX); (5 menit) atau kelompok membuat RPP baru dengan memperhatikan kemungkinan masalah dan pemecahannya seperti pada handout 1.3 dan handout 2.1a/2.1b/2.1c/2.1d/2.1e; (4) Kelompok membahas RPP yang mereka pilih terutama dari segi: Apakah langkah-langkah pada RPP sudah mengakomodasi pemecahan terhadap masalah yang mungkin timbul seperti yang teridentifikasi pada handout 1.4. (20 menit) (5) Kelompok melengkapi RPP dengan media, lembar kerja, serta alat dan bahan untuk simulasi dan praktik mengajar (70 menit) Tekankan kepada peserta agar merancang pembelajaran yang berbiaya rendah. Kegiatan 2: Simulasi RPP (120 menit) (1) Setiap kelompok menyimulasikan RPP yang telah diperbaiki/dikembangkan (20 menit per kel. 5 orang). Dalam simulasi ini salah seorang anggota kelompok menjadi guru model, anggota yang lain menjadi pengamat. Kelompok yang tidak bersimulasi menjadi siswa. Pengamat menggunakan handout 2.2 (RPP harus disimulasikan, bukan diceritakan langkahlangkahnya) (2) Peserta mendiskusikan hasil simulasi dalam suasana yang saling membangun. Sebaiknya guru model diberi kesempatan terlebih dahulu untuk menyampaikan refleksi diri, kemudian dilanjutkan dengan komentar pengamat dan peserta lain. Fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnan RPP (termasuk rumusan tindakan) selama (15 menit). 17

36 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Catatan untuk Fasilitator : 2.1 Guru model dan timnya sebaiknya diingatkan untuk mencatat semua masukan dari peserta lain untuk perbaikan RPP. (3) Setelah simulasi, setiap kelompok memperbaiki RPP berdasarkan masukan dari peserta lain (45 menit). (4) Fasilitator mengingatkan bahwa RPP ini merupakan RENCANA BERSAMA karena disusun secara bersama-sama. Oleh karena itu harus dijadikan rujukan BERSAMA (Tayangkan power point). (5) Fasilitator menjelaskan teknis keberangkatan praktik mengajar 1 (Power point dibuat tersendiri). 18

37 SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Handout Peserta 2.1a Contoh Perumusan Tindakan - IPS Masalah: menjawab. Guru mampu memberikan pertanyaan tingkat tinggi tetapi siswa tidak mampu Faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah: 1. Informasi yang dimiliki siswa belum cukup untuk menjawab pertanyaan tingkat tinggi 2. Siswa tidak memahami pertanyaan yang diberikan 3. Siswa takut menjawab karena takut salah Pemecahan masalah: Guru memberikan informasi tambahan dan mengajukan pertanyaan secara bertahap dimulai dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi agar siswa mampu menjawab pertanyaan tingkat tinggi. Tindakan guru dalam pembelajaran Reaksi yang mungkin dilakukan siswa Respon guru terhadap reaksi siswa Penilaian terhadap keberhasilan tindakan Guru bertanya menggunakan pertanyaan tingkat tinggi, mengapa hadirnya pasar modern (supermarket/ hypermarket/ minimarket) dapat menyudutkan pasar tradisional di perkotaan? Siswa diam saja, tidak menjawab. Siswa menjawab tidak tahu. Siswa menjawab tetapi kurang tepat Guru mengingatkan siswa faktor apa yang menyebabkan konsumen lebih menyukai belanja di pasar modern daripada di pasar tradisional. Guru memberikan informasi tambahan tentang ciri-ciri & perbedaan pasar tradisional dan pasar modern, perkembangan pasar tradisional dan pasar modern, faktor-faktor yang menyebabkan mengapa konsumen lebih memilih pasar modern daripada pasar tradisional. Guru mengubah strategi bertanya dengan memberikan pertanyaan secara bertahap dari level berpikir lebih rendah ke tinggi, misalnya: Apa perbedaan pasar modern dengan pasar tradisional? Bagaimana perkembangan pasar tradisional dan pasar modern dalam 10 tahun terakhir ini? Faktor apa yang menyebabkan konsumen lebih menyukai pasar modern daripada pasar tradisional? Penilaian keberhasilan dilakukan dengan melihat apakah siswa mampu menjelaskan bahwa keberadaan pasar modern dapat menyudutkan pasar tradisional karena pasar modern lebih diminati oleh konsumen, lebih nyaman, mudah dijangkau, tempatnya strategis. 19

38 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Handout Peserta 2.1b Contoh Perumusan Tindakan - Matematika Masalah: Guru sudah mampu mengajukan pertanyaan tingkat tinggi, tetapi siswa tidak mampu menjawab pertanyaan tingkat tinggi Faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah: 1. Latar belakang informasi siswa masih belum cukup untuk menjawab pertanyaan tingkat tinggi 2. Siswa kesulitan berpikir tingkat tinggi Pemecahan masalah: Memberikan panduan dan bimbingan agar siswa memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan tingkat tinggi Tindakan guru dalam pembelajaran Reaksi yang mungkin dilakukan siswa Respon guru terhadap reaksi siswa Penilaian terhadap keberhasilan tindakan Guru menggambar segitiga dengan alas yang sama dengan alas suatu jajar genjang dan puncak berada di sisi yang sejajar dengan alas. Guru kemudian bertanya apa yang kalian ketahui tentang luas segitiga dibandingkan dengan luas jajar genjang? Siswa diam saja tidak menjawab. Siswa menjawab "tidak tahu". Siswa menjawab bahwa luas segitiganya sama dengan 1/2 luas jajaran genjang, tetapi tidak bisa memberikan alasan. Meminta anak untuk berpasangan mengingat-ingat rumus luas. Setelah bisa menemukan rumus luas, guru menanyakan apa yang sama antara dua bangun tersebut dan meminta mereka melanjutkannya. Guru menanyakan kepada anak rumus luas segitiga, rumus luas jajaran genjang, hal yang sama antara dua bangun, dan seterusnya. Guru bertanya "kira-kira alasannya apa? Jangan takut salah atau memberikan alasan tertentu dan meminta anak memberikan pengakuan apakah alasannya sama atau tidak. Penilaian dilakukan dengan melihat "apakah semua siswa sudah mampu menemukan hubungan bahwa luas segitiga adalah setengah dari luas jajaran genjangnya". Siswa menjawab bahwa luas segitiganya sama dengan 1/2 luas jajar genjang, tetapi alasannya tidak tepat. Guru menuliskan rumus luas segitiga dan rumus luas jajaran genjang di papan tulis, menggambarkan dua bangun tersebut, menanyakan alas dan tingginya, dan membandingkan rumus luas antara keduanya. Siswa menjawab bahwa luas segitiganya sama dengan 1/2 luas jajar genjang, dan alasannya tepat. Meminta anak untuk mempresentasikan pemikirannya kepada siswa lain. 20

39 SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Handout Peserta 2.1c Contoh Perumusan Tindakan - Bahasa Inggris Masalah: Guru memberikan tugas secara kooperatif tetapi siswa tidak melakukannya secara kooperatif. Faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah: 1. Siswa tidak tahu dari mana mereka memulai bekerja 2. Ada anggota kelompok yang mendominasi sehingga anggota kelompok yang lain menjadi pasif 3. Siswa masih bingung bagaimana mereka menyelesaikan tugas secara bersama-sama 4. Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas tidak tahu apa yang harus dilakukan Pemecahan masalah: guru memberikan panduan apa yang harus dilakukan dalam kerja kelompok. Tindakan guru dalam pembelajaran Reaksi yang mungkin dilakukan siswa Respon guru terhadap reaksi siswa Penilaian terhadap keberhasilan tindakan Guru meminta siswa menghasilkan karangan deskriptif. Guru memberikan tugas pada siswa secara berkelompok untuk mengidentifikasi ciri fisik seseorang yang mereka kenal/ gambar seseorang. Sebagian besar kelompok tidak segera melaksanakan tugas, karena sibuk sendiri tidak memperhatikan guru. Ada kelompok yang kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan tugas. Ada beberapa kelompok yang didominasi satu siswa Ada kelompok yang tidak lagi mengerjakan tugas Guru memfokuskan perhatian siswa terlebih dahulu, dan mengulangi perintah dengan suara lebih keras. Guru menghampiri dan membimbing siswa dengan guiding questions Guru berusaha melibatkan setiap siswa dengan meminta mereka untuk memulai dengan menentukan noun phrase kemudian dikembangkan menjadi kalimat dan akhirnya ditata menjadi teks sederhana Guru menghampiri kelompok dan memberikan pertanyaan yang mendorong kelompok untuk memperhatikan ejaan, gramatika kalimat, dan menambah ciri-ciri lain yang bisa digali. Penilaian dilakukan dengan melihat apakah siswa mampu mengidentifikasi ciri fisik seseorang yang mereka kenal/gambar seseorang secara berkelompok dengan membuat list noun phrase dan mengembangkan menjadi kalimatkalimat. 21

40 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Handout Peserta 2.1d Contoh Perumusan Tindakan - IPA Masalah: Siswa tidak dapat menjalankan tugas praktikum yang dilakukan dengan cara yang benar. Faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah: 1. Siswa tidak memahami langkah-langkah dalam petunjuk praktikum dengan benar 2. Siswa tidak mengetahui variabel yang mempengaruhi data yang diperoleh sehingga kesimpulan menjadi salah Pemecahan masalah: Membimbing siswa melakukan praktikum setahap demi setahap sehingga mereka menemukan kesalahan sendiri. Tindakan guru dalam pembelajaran Reaksi yang mungkin dilakukan siswa Respon guru terhadap reaksi siswa Penilaian terhadap keberhasilan tindakan Guru menugaskan siswa secara berkelompok untuk mengukur periode getaran dengan panjang tali yang berbeda dengan jumlah ayunan yang sama (misalnya 10 kali ayunan) dan mengukur waktu yang diperlukan sehingga menemukan pengaruh panjang tali terhadap periode getaran. Siswa mengukur getaran dengan cara memegang ujung ayunan menggunakan tangan yang bebas. Siswa menghitung jumlah getaran dengan waktu yang tertentu (misalnya menghitung jumlah ayunan dalam waktu ½ menit). Cara ini salah karena akan kesulitan dalam analisis data. Guru meminta siswa memperhatikan apa yang terjadi jika tangan yang bebas memegang ujung ayunan. Ternyata tangan yang tadi diam ikut berayun karena pengaruh ayunan (cara ini salah). Guru mendiskusikan dengan siswa bagaimana agar ujung ayunan diam/ statis/tetap ditempatnya. Guru meminta siswa untuk membandingkan mana yang lebih akurat: menghitung waktu yang digunakan oleh ayunan yang berayun sebanyak 10 kali atau menghitung jumlah ayunan pada waktu tertentu (misalnya 5 detik). Menghitung jumlah ayunan dalam waktu tertentu akan menyulitkan dalam menentukan jumlah getaran dalam waktu tersebut. Guru meminta siswa untuk memutuskan sendiri cara yang akurat berdasarkan hasil diskusi dengan guru. Guru meminta siswa membandingkan apa yang terjadi jika bandul ayunan digerakkan dengan cara mengayunkan bandul dan tanpa mengayunkan bandul (hanya dengan melepaskan bandul) dari ketinggian yang sama. Waktu yang ditempuh akan tidak sama sehingga data menjadi tidak akurat. Guru meminta siswa untuk memutuskan cara mengayun bandul yang benar. Penilaian dilakukan dengan melihat apakah semua siswa sudah dapat menjalankan praktikum dengan cara dan langkah yang benar. Siswa mengukur getaran dengan cara mengayunkan bandul ayunan, Cara ini salah, seharusnya dilepas tanpa ada tambahan gaya. 22

41 SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Handout Peserta 2.1e Contoh Perumusan Tindakan - Bahasa Indonesia Masalah: Guru meminta siswa bekerja dalam kelompok, namun tidak semua aktif. Faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah: 1. Ada siswa dalam satu kelompok yang dominan, sehingga siswa lainnya diam 2. Siswa belum memahami tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok Pemecahan masalah: Guru mendampingi secara intensif pada kelompok-kelompok yang belum dapat bekerja secara aktif. Tindakan guru dalam pembelajaran Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara berkelompok dengan pertanyaan Identifikasilah ciri-ciri bahasa poster pada tiga contoh poster dalam LK di bawah ini! Reaksi yang mungkin dilakukan siswa Penyelesaian LK didominasi oleh1-2 siswa, siswa yang lain hanya diam. Ada siswa dalam kelompok tertentu terlihat gelisah dan tidak berkontribusi pada kelompok. Respon guru terhadap reaksi siswa 1. Guru meminta seluruh anggota kelompok aktif bekerja dalam kelompok. 2. Guru membagi peran siswa di kelompok (ketua, sekretaris dan juru bicara kelompok) 3. Guru berkunjung ke kelompok tersebut dan menanyakan apa yang terjadi, apakah ia memahami pertanyaan/tugas yang diberikan atau tidak dan membantunya menjawab pertanyaan/tugas. Guru mendatangi kelompok dan bertanya kepada siswa yang gelisah tersebut, ada dua kemungkinan: Bila siswa tidak mengerti pertanyaan/ tugas tersebut guru mengajukan pertanyaan secara tertuntun. Amati kekhasan contoh-contoh bahasa poster berdasarkan keperluannya Data ciri-cirinya kebahasaannya (jenis himbauan, larangan, informasi) Bila alasan adalah siswa tersebut tidak cocok dengan teman kelompoknya dan alasannya dapat diterima guru, maka siswa tersebut dipindahkan ke kelompok lain. Penilaian terhadap keberhasilan tindakan Penilaian dilakukan dengan melihat partisipasi siswa dalam kelompok dan kualitas gagasan/ide yang disumbangkannya dalam kelompok. Penilaian dilakukan dengan melihat jawaban siswa terhadap tugas yang diberikan dalam LK 23

42 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Handout Peserta 2.2 Lembar Pengamatan Pembelajaran Kegiatan guru Temuan (dirujuk dari RPP) Reaksi siswa Respon guru 24

43 SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Presentasi Sesi 2 25

44 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 26

45 SESI 2 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Presentasi of Sesi 2 (lanjutan) 27

46

47 SESI 3 Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP

48

49 SESI 3 : Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP SESI 3 Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP Application 3: (240 menit) Kegiatan 1: Praktik Mengajar di Kelas (120') (1) Peserta melakukan praktik mengajar di sekolah salah seorang guru peserta MGMP. (Praktik mengajar dilakukan oleh 1 orang sebagai guru model dan anggota lain dalam kelompok sebagai pengamat. Pengamat boleh membantu guru model sewaktu mengajar) (2) Pengamat mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan (Handout 2.2). Catatan untuk Fasilitator 3.1 Bila jumlah peserta sama dengan 15 orang per mata pelajaran, maka untuk praktik mengajar 1 ini diperlukan kelas sebanyak 3 kelas. Jadi diperlukan total 15 kelas untuk 5 mapel (IPA, IPS, MAT, IND, dan ING); Guru kelas sekolah yang bersangkutan sebaiknya diundang untuk mengamati praktik mengajar dengan menggunakan lembar pengamatan (Handout 2.2). Catatan pengamatan guru tersebut diminta untuk dibawa ke forum refleksi; Pada akhir pembelajaran tugaskan siswa menulis refleksi. Hasil refleksi siswa dibawa ke forum refleksi praktik mengajar; Beberapa karya siswa dibawa untuk kepentingan refleksi. Refleksi mengajar I dilakukan di sekolah tempat praktik dan dilanjutkan di tempat pelatihan (jika masih diperlukan). 31

50 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kegiatan 2: Refleksi Praktik Mengajar I dan Perbaikan RPP (120 menit) (1) Fasilitator menayangkan dan menjelaskan panduan refleksi sebagai berikut: (a) Apa masalah yang ingin dipecahkan? (b) Apa saja rencana pemecahan masalah yang telah disepakati kelompok? (c) Apa pendapat Anda tentang pelaksanaan rencan tersebut? (d) Apakah masalah tersebut terpecahkan? (e) Apakah ada masalah baru yang muncul? (f) Apa lagi yang akan diperbaiki ke depan? (Pertanyaan pemandu ini digunakan juga pada refleksi mengajar 2 nanti) (2) Peserta pelatihan dalam kelompok mapel, berkumpul bersama anggota tim praktik mengajar melakukan refleksi berpandu pada pertanyaan di atas dan berdasarkan catatan hasil pengamatan, refleksi siswa, hasil karya siswa. Refleksi mengajar 1 sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) RPP, hasil karya, refleksi siswa, dan catatan hasil pengamatan guru dipajangkan. Peserta diminta berkeliling untuk mempelajari pajangan tersebut. (2) Guru model mengemukakan pengalaman praktik meliputi apa yang telah dan belum dicapai. (3) Pengamat memberi komentar terhadap proses pembelajaran (bukan kepada guru model tetapi pada kekuatan dan kelemahan tindakan) berdasarkan hasil pengamatan dan memberikan saran yang konkret untuk perbaikan RPP. (4) Peserta memperbaiki RPP praktik mengajar 1 ini berdasarkan masukan yang ada. Catatan untuk Fasilitator 3.2 Fasilitator perlu menekankan kepada peserta bahwa alasan pemecahan kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil adalah untuk mengembangkan kemandirian maupun kemampuan bekerja sama dalam mengatasi masalah. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa para guru bekerja secara berkelompok di MGMP kemudian bekerja secara perorangan ketika kembali ke sekolah masing-masing. 32

51 SESI 3 : Praktik Mengajar I, Refleksi, dan Perbaikan RPP Presentasi Sesi 3 33

52 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 34

53 SESI 4 Praktik Mengajar II

54

55 SESI 4 : Praktik Mengajar II SESI 4 Praktik Mengajar II Application 4: (120') (1) Peserta melakukan praktik mengajar untuk kedua kalinya di sekolah guru masing-masing secara perseorangan didampingi fasilitator dengan menggunakan RPP yang telah diperbaiki. (2) Fasilitator/pendamping mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan yang terdapat dalam Handout 2.2 Catatan untuk Fasilitator 4.1 Rumusan perbaikan dari hasil revisi pada praktik mengajar 1 menjadi fokus perhatian praktikan maupun pengamat pada praktik mengajar II. Praktik mengajar II dilaksanakan di di kelas dengan tingkatan yang sama dengan praktik mengajar I. Pada akhir pembelajaran, mintalah siswa menulis refleksi. Hasil refleksi siswa dibawa ke forum refleksi praktik mengajar; Beberapa karya siswa dibawa untuk kepentingan refleksi. Refleksi mengajar II dilaksanakan di pertemuan MGMP. Waktu praktik mengajar II perlu diatur sedemikian rupa sehingga fasilitator dapat datang ke beberapa sekolah untuk mengamati pembelajaran dan memberi pendampingan kepada guru. Waktu praktik bisa diatur supaya fasilitator bisa mengamati lebih dari satu guru di satu sekolah (sampai tiga guru) Setelah praktik selesai refleksi bisa dilakukan antara guru dan pendamping (fasilitator) sebelum refleksi di MGMP. 37

56 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Presentasi Sesi 4 38

57 SESI 4 : Praktik Mengajar II 39

58

59 SESI 5 Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL)

60

61 SESI 5 : Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL) SESI 5 Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL) Application 5: (120 menit) Kegiatan 1: Refleksi Mengajar II (Kelompok mapel dalam pleno - 50 ) (1) Fasilitator mengingatkan kembali dengan menayangkan pertanyaan panduan refleksi seperti pada refleksi mengajar 1, sebagai berikut: (a) Apa masalah yang ingin dipecahkan? (b) Apa saja rencana pemecahan masalah yang telah disepakati kelompok? (c) Apa pendapat Anda tentang pelaksanaan rencana tersebut? (d) Apakah masalah tersebut terpecahkan? (e) Apakah ada masalah baru yang muncul? (f) Apa lagi yang akan diperbaiki ke depan? (2) Peserta pelatihan dalam kelompok mapel, berkumpul bersama anggota tim praktik mengajar melakukan refleksi berpandu pada pertanyaan di atas dan berdasarkan catatan hasil pengamatan, refleksi siswa, hasil karya siswa. Refleksi mengajar 1I sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) RPP, hasil karya dan refleksi siswa, refleksi dan catatan hasil pengamatan guru dipajangkan. (2) Guru (praktikan) mengemukakan perasaan tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum serta bagaimana memperbaikinya. (3) Pengamat memberi komentar terhadap proses pembelajaran (bukan kepada guru/praktikan tetapi pada kekuatan dan kelemahan tindakan) berdasarkan hasil pengamatan dan memberikan saran yang konkret untuk perbaikan RPP. Catatan: Pertanyaan untuk peserta: 5.1 Apakah peserta saat menyusun RPP, bersimulasi, berpraktik mengajar ke-1 dan ke-2 bekerjasama secara produktif? Apakah kegiatan merancang dan mengelola pembelajaran yang telah dikerjakan bersama berguna atau bernilai bagi bapak/ibu? Apakah kegiatan merancang dan mengelola pembelajaran seperti ini dapat membimbing guru untuk berpikir dengan cara baru tentang praktik pembelajaran sehari-hari? 43

62 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Apakah kegiatan merancang dan mengelola pembelajaran seperti ini dapat membantu mengembangkan pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa? Apakah kegiatan merancang dan mengelola pembelajaran seperti ini dapat menarik bagi semua guru di sekolah? Apakah jurnal refleksi yang dibuat oleh masing-masing guru dapat mendorong kemajuan dan perbaikan pembelajaran? Apakah semua guru yang tergabung dalam kelompok merasa terlibat dan mendapat informasi dalam kegiatan merancang dan mengelola pembelajaran? Kegiatan 2: Penyusunan Program MGMP (RTL) (Kelompok mapel dalam pleno - 60 ) (1) Fasilitator menjelaskan tujuan, pertanyaan kunci, langkah-langkah, dan pendahuluan sesi Penyusunan Program MGMP (RTL) (5 menit); (2) Peserta membaca contoh kegiatan MGMP (handout 5a); (10 menit) (3) Tanya-jawab (10 menit); (4) Peserta berdiskusi (kelompok 5 orang 15 menit) untuk merumuskan program MGMP berkaitan dengan pemecahan masalah Siswa yang kurang pandai kurang berperanserta dalam kerja kelompok yang heterogen. Diskusi berpandu pada pertanyaan: (a) Hal apa saja yang perlu didiskusikan dalam MGMP agar masalah di atas terpecahkan? (b) Rangkaian kegiatan apa saja yang perlu dilakukan di MGMP agar diperoleh pemecahan yang baik terhadap masalah tersebut? (5) Berdasarkan jawaban pertanyaan di atas (langkah 4) peserta menyusun program MGMP dengan menggunakan format pada handout 5b.2. (15 menit format dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan; bila dianggap memasung kreativitas peserta, handout 5b.1 tidak perlu dibagikan kepada peserta). (6) Peserta saling bertukar hasil kerja sebanyak 2 kali (Kelompok A ke B, B ke C, kemudian kembali ke A) (Masing-masing 5 menit); Pada saat mengkaji hasil kerja kelompok lain, kajian difokuskan a.l. pada: (a) Apakah kegiatan MGMP tersebut tepat untuk memecahkan masalah itu? (b) Apakah rangkaian kegiatan MGMP tersebut logis? (7) Fasilitator meminta 1 atau 2 orang wakil kelompok untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan peserta lain memberikan komentar; (8) Fasilitator memberikan komentar akhir, sebagai penguatan, terhadap hasil kelompok yang dipresentasikan atau hasil kelompok lainnya. Komentar berpandu antara lain pada pertanyaan di atas (langkah 6). 44

63 SESI 5 : Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL) Catatan untuk Fasilitator: Ketidakaktifan anak yang kurang pandai dalam diskusi/kerja kelompok mungkin disebabkan oleh antara lain: Tidak menguasai bahan diskusi; 2. Kurang percaya diri bahwa pendapatnya akan dihargai oleh temannya; 3. Penilaian guru didasarkan hanya pada hasil kelompok bukan proses sumbangan perorangan pada hasil tersebut. Reflection (10') (1) Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah mereka sudah memiliki kemampuan berikut setelah mengalami rangkaian kegiatan yang ada dalam sesi 1 5. (a) Mengidentifikasi masalah pembelajaran; (b) Merumuskan alternatif pemecahan masalah; (c) Merancang RPP yang mengakomodasi pemecahan masalah; (d) Mempraktikkan RPP yang telah dirancang; (e) Mengenali efektivitas RPP yang telah dirancang; (f) Memperbaiki RPP sesuai masukan dari praktik mengajar; (g) Menyusun program MGMP. (2) Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah ada hal-hal yang masih belum dipahami atau dikuasai. Extension Lakukan hal yang sama melalui forum MGMP. Perhatikan kualitas kegiatan. Identifikasi masalah dan pemecahannya, Rancang RPP dengan mengakomodasi masalah dan pemecahannya yang telah teridentifikasi, Praktikkan di kelas masing-masing dan lakukan refleksi, Kembali ke MGMP, bahas pengalaman praktik, rencanakan kegiatan MGMP berikutnya. Langkah-langkah kegiatan yang merupakan siklus tersebut diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam pembelajaran. 45

64 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pesan Utama Guru sering menghadapi permasalahan ketika merancang dan mengelola pembelajaran. Masalah akan dapat dipecahkan dengan lebih mudah bila ada keinginan untuk memecahkannya dan dilakukan secara bersama-sama. Jadikan forum MGMP sebagai wadah untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama. 46

65 SESI 5 : Refleksi Praktik Mengajar II dan Penyusunan Program MGMP (RTL) Handout Peserta 5a Contoh KEGIATAN MGMP Untuk pemecahan masalah Menetapkan dasar karya siswa dipajangkan tanpa mengorbankan motivasi anak KEGIATAN 1: DISKUSI Dalam kelompok kecil (sampai 6 orang), guru-guru mata pelajaran sejenis membentuk kelompok diskusi untuk membahas permasalahan yang dihadapi bersama, yaitu: Menetapkan dasar karya siswa dipajangkan, tanpa mengorbankan motivasi anak. Contoh Materi Diskusi Pada Pertemuan 1 MGMP 1. Macam-macam cara memajangkan karya anak. 2. Apa dampak dari masing-masing cara tersebut terhadap motivasi anak? 3. Bagaimana melihat dampak dari penerapan kriteria tersebut di kelas? 4. Kriteria apa saja yang diperlukan untuk memajangkan karya anak? KEGIATAN 2: PENYUSUNAN RPP 1. Menyusun Diagram Alur Rencana Tindakan Pembelajaran (Syntax) 2. Bekerja dalam kelompok menyusun kelengkapan masing-masing tindakan 3. Berbagi hasil kerja kelompok untuk disepakati 4. Penyusunan dan Penggandaan RPP 5. Simulasi pelaksanaan RPP di antara teman sejawat KEGIATAN 3: PRAKTIK PEMBELAJARAN SESUAI KESEPAKATAN MGMP 1. Satu orang ditetapkan menjadi guru model, yang lain menjadi pengamat 2. Setelah RPP diperbaiki (sesuai hasil refleksi), para pengamat diharapkan menjadi guru model di tempatnya sendiri-sendiri dengan bantuan pendampingan dari DF KEGIATAN 4: REFLEKSI (Konferensi Setelah Praktik Pembelajaran) 1. Guru model menyampaikan refleksi dia tentang kesesuaian rencananya dengan kenyataan sesungguhnya; 2. Guru pengamat mengkonfirmasi data-data yang sesuai dan menyampaikan data-data tambahan yang terlewatkan oleh guru model; 3. Secara bergantian mereka memikirkan faktor penyebab dan alternatif pemecahannya 47

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 Pendahuluan DBE3 bertujuan untuk mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dan

Lebih terperinci

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah,

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

Persiapan Praktik Mengajar

Persiapan Praktik Mengajar Persiapan Praktik Mengajar I Praktik pembelajaran pada kelas nyata memberikan kesempatan peserta menerapkan hal-hal baru yang dikembangkan pada paket dan sesi sebelumnya Pembelajaran yang berhasil membutuhkan

Lebih terperinci

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru perlu melakukan persiapan yang memadai dan latihan yang cukup.

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul II Praktik yang Baik di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 3

Lebih terperinci

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Desember 2009 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN IV WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WORKSHOP ANALISIS DATA 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Modul Pelatihan Praktik

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK PRAKTIK YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) Mei 2013 Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui

Lebih terperinci

UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP

UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP UNIT 7 : PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu: 120 menit A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit.

Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit. UNIT 3 JURNAL REFLEKTIF UNIT: 3 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan untuk berefleksi tentang pelaksanaan belajar mengajar sehari-hari di kelas merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam Unit 8 gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2 UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan merefleksikan pelaksanaan sebuah kinerja, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pengawas merupakan keterampilan yang sangat penting

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul II Praktik yang Baik di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) - 3 Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Lebih terperinci

UNIT 4. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK

UNIT 4. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 134 UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar

Lebih terperinci

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran

Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Modul Pelatihan 2 Integrasi Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran DBE 3 adalah kerjasama dari: Modul pelatihan ini tersusun berkat dukungan yang besar dari rakyat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR?

UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? Pendahuluan Lingkungan kelas yang kondusif

Lebih terperinci

Unit 4 Persiapan dan Praktik Mengajar 91. Bagaimana Peran Kepala Sekolah (KS) dan Pengawas Sekolah (PS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?

Unit 4 Persiapan dan Praktik Mengajar 91. Bagaimana Peran Kepala Sekolah (KS) dan Pengawas Sekolah (PS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Draf Maret 2009 Modul Pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Draf Maret 2009 Modul Pelatihan Daftar Isi Pengantar Program Pelatihan

Lebih terperinci

UNIT 1 TELAAH KURIKULUM

UNIT 1 TELAAH KURIKULUM UNIT 1 TELAAH KURIKULUM UNIT 1 TELAAH KURIKULUM Pendahuluan Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengkaji secara mendalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) yang terdapat

Lebih terperinci

United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi

United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium

Lebih terperinci

Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika

Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika Lebih Mudah Mengerjakan Soal Matematika Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP Negeri 2 Binjai-SUMUT. Saat menulis cerita ini, saya tengah menyiapkan diri menghadapi final kompetisi

Lebih terperinci

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI Waktu : 3 jam A. PENDAHULUAN Asesmen adalah pengumpulan bukti yang diilakukan secara sengaja, sistematis, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Deskripsi Kegiatan Sesi ini digunakan untuk mulai bekerja dengan guru untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasi

Lebih terperinci

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Pendahuluan 11-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan,,,,. Waktu 3x50 menit 11-2 11-3 11-4 Lembar Kegiatan 11.1A 11-5 Lembar Kegiatan 11.1B

Lebih terperinci

Untuk menelaah secara mendalam SK-KD dalam SI di setiap mapel, kita perlu mengkaji melalui proses Pemetaan Kompetensi. Pemetaan & pengorganisasian

Untuk menelaah secara mendalam SK-KD dalam SI di setiap mapel, kita perlu mengkaji melalui proses Pemetaan Kompetensi. Pemetaan & pengorganisasian Telaah Kurikulum I Untuk menelaah secara mendalam SK-KD dalam SI di setiap mapel, kita perlu mengkaji melalui proses Pemetaan Kompetensi. Pemetaan & pengorganisasian SK-KD dapat membantu penyusunan Silabus

Lebih terperinci

UNIT 6: MENGEMBANGKAN PAKEM

UNIT 6: MENGEMBANGKAN PAKEM UNIT 6: MENGEMBANGKAN UNIT 6: MENGEMBANGKAN Waktu : 660 menit A. PENGANTAR Setelah peserta memahami pengertian dan gambaran tentang pada unit 3, peserta dituntut membuktikan pemahaman itu melalui pembuatan

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA

UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa FOTO YANG RELEVAN UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA I Introduction 5 Latar

Lebih terperinci

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Modul II Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Juli 2014 Modul II: Praktik yang Baik dalam MBS di SD/MI dan SMP/MTs

Lebih terperinci

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Pengantar Pengantar Modul Modul II Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK Juli 2014 Modul II: Praktik yang Baik dalam MBS di SD/MI

Lebih terperinci

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II

Pengantar. Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II. 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Pengantar Modul Praktik yang Baik di SMP dan MTs II 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP PENYAMAAN PERSEPSI Modul Pelatihan Praktik yang Baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

Menjadi Fasilitator yang Baik

Menjadi Fasilitator yang Baik Menjadi Fasilitator yang Baik (5 ). Kertas lebar tersebut dibagi menjadi 2 kolom. Kolom pertama/kiri diberi judul Ciri-ciri Pelatihan yang Baik/Sukses. Kolom ke dua/kanan dibiarkan kosong dulu. (3) Fasilitator

Lebih terperinci

UNIT 5 : MENGEMBANGKAN PAKEM

UNIT 5 : MENGEMBANGKAN PAKEM UNIT 5 : MENGEMBANGKAN PAKEM 6A. Apa, Mengapa PAKEM? 6B. Mengembangkan PAKEM UNIT 5: MENGEMBANGKAN PAKEM 5A. Apa dan Mengapa PAKEM? Waktu: 90 menit A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN?

UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? Pendahuluan Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun 85 BAB V SIMPULAN SAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui belajar. 2 Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Interpretasi Studi Awal 1. Deskripsi Studi Awal Deskripsi studi awal penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan profil sekolah penelitian baik penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu 50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

Melakukan Pendampingan yang Efektif

Melakukan Pendampingan yang Efektif Kegiatan 3: Simulasi Pendampingan Menggunakan Panduan (70 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif, peserta mempelajarinya, kemudian fasilitator memberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA. Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 1x30 menit Tahun Ajaran :..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA. Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 1x30 menit Tahun Ajaran :.. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA. Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 1x30 menit Tahun Ajaran :.. Standar kompetensi : 5. Menggunakan perbandingan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL. Wahyuni Rahma

PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL. Wahyuni Rahma Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL

Lebih terperinci

PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN UNIT 5b MENDORONG PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN UNIT 5b MENDORONG PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGAN Pendahuluan Ide peningkatan mutu pembelajaran yang dikenalkan dalam banyak pelatihan telah dicoba untuk

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di 21 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Raman Utara. Sekolah tersebut berlokasi di Jalan Bali Indah 11 A

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

PAKET PELATIHAN PENGANTAR SAINS

PAKET PELATIHAN PENGANTAR SAINS PAKET PELATIHAN PENGANTAR SAINS BUKU PANDUAN BAGI PENDAMPING Kabupaten/Kota Gugus Nama Sekolah 1.1 Latar Belakang Pendampingan Menindaklanjuti pelatihan STW yang sudah dilaksanakan di beberapa distrik

Lebih terperinci

Program Rintisan Jarak Jauh DBE 2: Survey Guru (Keberpusatan Pada Siswa) Halaman 1

Program Rintisan Jarak Jauh DBE 2: Survey Guru (Keberpusatan Pada Siswa) Halaman 1 Program Rintisan Jarak Jauh DBE 2: Survey Guru (Keberpusatan Pada Siswa) Halaman 1 SURVEY GURU (Teacher Survey/Measure of Learner- Centeredness) Nomor Identifikasi: (prov tgl... /bln/ bln././th.. th..)...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar (2008:41) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan atau Classroom Action Research maksudnya adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

Lebih terperinci

III WORKSHOP ANALISIS KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU. Modul Pelatihan - Juli 2014

III WORKSHOP ANALISIS KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU. Modul Pelatihan - Juli 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU Modul Pelatihan - Juli 2014 WORKSHOP ANALISIS KEBIJAKAN III 2 -

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

KONFERENSI: ALTERNATIF MODEL PEMBIMBINGAN PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PRAKTIKAN MAHASISWA DI SMP NEGERI 2 BOJA KABUPATEN KENDAL

KONFERENSI: ALTERNATIF MODEL PEMBIMBINGAN PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PRAKTIKAN MAHASISWA DI SMP NEGERI 2 BOJA KABUPATEN KENDAL KONFERENSI: ALTERNATIF MODEL PEMBIMBINGAN PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PRAKTIKAN MAHASISWA DI SMP NEGERI 2 BOJA KABUPATEN KENDAL Martien Herna Susanti 1 martien_herna@yahoo.com Setiajid 2 setiajid.pkn@gmail.com

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Persiapan mengajar merupakan inti dari seluruh pengalaman belajar yang telah diperoleh pada saat perkuliahan dan pengajaran mikro. Praktik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu

Lebih terperinci