Workshop untuk Rumah Sakit IFRS dan Perpajakan Indonesia. Freddy Rangku9 & Hasbi Saleh
|
|
- Glenna Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Workshop untuk Rumah Sakit IFRS dan Perpajakan Indonesia
2 PEMBUKUAN MENURUT UU PAJAK Dalam Pasal 28 ayat (7) UU KUP disebutkan : Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,,modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. Dalam penjelasannya disebutkan : Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
3 PRINSIP PEMBUKUAN MENURUT PASAL 28 UU KUP : Memperhatikan itikad baik dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
4 #1.PSAK 1 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, (REVISI 2009) Akuntansi komersial: Dibandingkan PSAK yang lama perubahan utama dalam penyajian laporan keuangan adalah dihilangkannya pos Ekstra Ordinary or Loss. Pajak: Pos ekstra ordinary adalah penghasilan atau kerugian yang bersifat 9dak teratur. Penghasilan dan kerugian 9dak teratur 9dak diperhitungkan dalam penghitungan cicilan PPh tahun depan(pph Pasal 25). Perubahan pos ini 9dak berpengaruh terhadap perhitungan pajak terutang tahun berjalan.
5 Ketentuan Pajak lainnya terhadap extra ordinary Terkait dengan disposal asset sebagaimana pasal 11 ayat (8) UU PPh: Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d atau penarikan harta karena sebab lainnya,maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dan jumlah harga jual atau penggan9an asuransinya yang diterima atau diperoleh dibukukan sebagai penghasilan pada tahun terjadinya penarikan harta tersebut. Pasal 11 ayat (8) UU PPh: Apabila hasil penggan9an asuransi yang akan diterima jumlahnya baru dapat diketahui dengan pas9 di masa kemudian, maka dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak jumlah sebesar kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dibukukan sebagai beban masa kemudian tersebut.
6 #2. PSAK 2 : LAPORAN ARUS KAS, REVISI 2009 BERLAKU 1/1/2011 (ADOPSI IAS ) AKUNTANSI KOMERSIAL: Penyajian laporan arus kas diutamakan menggunakan metode langsung. PERPAJAKAN : Tidak ada kewajiban untuk menyusun Laporan arus kas. Hal ini bisa dilihat dalam Pasal 28, Pembukuan sekurang- kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
7 #3. PSAK 14 : PERSEDIAAN, REVISI 2008 BERLAKU 1/1/2009 (ADOPSI IAS ) AKUNTANSI KOMERSIAL: Penghitungan Besarnya Nilai Persediaan berdasarkan pada metode: - Iden9fikasi Khusus(untuk persediaan yang 9dak dapat dipertukarkan ;atau dihasilkan untuk proyek tertentu). - FIFO atau Rata- rata ter9mbang. - Metode LIFO 9dak diperkenankan lagi. PERPAJAKAN: Sudah sejak lama perpajakan 9dak memperbolehkan metode LIFO karena dengan metode LIFO kecenderungan laba menjadi lebih kecil.
8 #4. PSAK 26 : BIAYA PINJAMAN REVISI 2008 BERLAKU 1/1/2009 (ADOPSI IAS ) AKUNTANSI KOMERSIAL: - Ada is9lah ASSET KUALIFIKASI yang dalam PSAK26 baru didefinisikan sebagai yaitu asset yang membutuhkan waktu cukup lama agar siap digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya. - Mengatur bagaimana pembebanan biaya pinjaman yang 9mbul sehubungan dengan asset kualifikasian tersebut, yang dalam PSAK 26 baru diatur bahwa: - Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitakisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. - Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Beda PSAK lama dan baru : - PSAKYang Lama: Biaya pinjaman cenderung expense kecuali ada keterkaitan erat. Sedangkan PSAK Baru : Biaya pinjaman cenderung dikapitalisasi kecuali 9dak ada kaitan sama sekali. # PERPAJAKAN : + Diatur pengaturan mengenai perlakuan atas biaya bunga yang 9mbul dalam masa konstruksi dikapitalisasi kepada nilai asset. Is9lah akuntansi adalah asset kualifikasian sedangkan perpajakan is9lahnya adalah pada asset yang pekerjaannya dilakukan secara konstruksi.
9 #5. PSAK 48 : PENURUNAN NILAI ASET, REVISI 2009 BERLAKU 1/1/2011 (ADOPSI IAS ) Akuntansi Komersial: - Jika terdapat indikasi penurunan nilai, ukur jumlah yang dapat diperoleh kembali(terpulihkan) dan mengakui rugi penurunan nilai. - Semua ak9va baik berwujud amaupun 9dak berwujud dilakukan pengujian penurunan nilai pada se9ap tanggal neraca. Pengaturan PSAK 48 berlaku untuk seluruh aset kecuali ak9va berupa : - Persediaan - Aset 9mbul dari kontrak konstruksi - Aset pajak tangguhan - Aset dari imbalan kerja - Aset keuangan - Proper9 investasi yang diukur pada nilai wajar - Aset dimiliki untuk dijual Catatan: - Ak9va tetap dan Property investasi jika metode pengakuannya menggunakan metode revaluasi maka pada tanggal neraca otoma9s sudah menggambarkan nilai realisasinya. PERPAJAKAN - Rugi penurunan nilai selama belum direalisasikan 9dak diakui secara fiskal, sehingga wajib pajak harus mengkoreksi fiskal atas kerugian yang 9mbul dari penurunan nilai tersebut. - Jika penurunan nilai dilakukan terhadap ak9va yang disusutkan, maka biaya penyusutan masih menggunakan dasar yang lama sebelum penurunan. Tentu hal ini akan menimbulkan koreksi fiskal biaya penyusutan.
10 #6. PSAK 19 : ASET TAK BERWUJUD, REVISI 2009 BERLAKU 1/1/2011 (ADOPSI IAS ) Akuntansi Komersial: - Poin pengaturan terutama atas ATB yang diperoleh melalui pengembangan sendiri, dimana biaya pengeluaran dibedakan atas pengeluaran periode Riset dan periode Pengembangan. - Biaya Riset: Belum pas9 masa manfaat masa depan perlakuan: dibebankan pada tahun berjalan. - Biaya Pengembangan : perlakuannya dikapitalisasi - Pembebanan atas Aset Tak Berwujud (termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi) terbagi menjadi: Masa manfaat terbatas: pembebanan dengan amor9sasi Masa manfaat 9dak terbatas(missal goodwill): 9dak diamor9sasi tetapi dilakukan impairment test.
11 PERPAJAKAN: Biaya Riset dan Pengembangan yang diakui pajak adalah R&D yang dilakukan di Indonesia. Tata cara pembebanannya diatur dalam SE- 22/PJ.31/1990, yaitu dibedakan dalam 3 (9ga) kategori : a. Biaya- biaya yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan harus disusutkan/diamor9sasi, misalnya gedung untuk peneli9an dan pengembangan, perlengkapan dan alat- alat laboratorium litbang dan sebagainya, maka biaya tersebut harus disusutkan/diamor9sasi sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b jo pasal 11 Undang- undang Pajak Penghasilan b. Biaya- biaya yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan merupakan biaya usaha sehari- hari,yang nyata- nyata dikeluarkan dalam rangka litbang, seper9 biaya pegawai untuk litbang,pembelian bahan- bahan peneli9an dan sebagainya,dibebankan sebagai biaya usaha sehari- hari dalam tahun pahak di mana pengeluaran tersebut nyata- nyata dilakukan. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a undang- undang PPh c. Biaya- biaya litbang selain biaya- biaya sebagaimana disebutkan dalam bu9r 1 dan 2 diatas, misalnya biaya konsultan yang memborong pekerjaan litbang tersebut yang jumlahnya cukup material, perlakuan perpajakannya disesuaikan dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Apabila perusahaaan menganggap bahwa biaya tersebut cukup material jumlahnya sehingga akan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan harga pokok barang yang dihasilkan sehingga melemahkan daya saing, maka pembebanan biaya ini oleh perusahaan akan dilakukan dengan cara amor9sasi. Dalam hal demikian maka secara fiskal pembebanan biaya tersebut juga dilakukan dengan cara amor9sasi.
12 Biaya pendirian dan biaya perluasan modal boleh dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamor9sasi (Pasal 11A ayat (3)). Pengeluaran sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun diamor9sasi. Tarif amor9sasi sesuai dengan masa manfaat yang sebenarnya. Jika masa manfaat sebenarnya 9dak tercantum sesuai dengan Pasal 11A UU PPh menggunakan masa manfaat terdekat (PSAK 19 yang lama: Paling lama 20 tahun). Hak penambangan migas diamor9sasi dengan metode satuan produksi. Hak penambangan selain migas, HPH, dan Hak pengusahaan sumber alam lain diamor9sasi dengan metode satuan produksi paling 9nggi 20%. Goodwill dilakukan amor9sasi.
13 #7.PSAK 16 : ASET TETAP, REVISI 2007 BERLAKU 1/1/2008 (ADOPSI IAS ) x Akuntansi Komersial: x Poin perubahan utama: + Boleh memilih model revaluasi atau model cost. + Perhitungan Penyusutan Pada se9ap tanggal neraca en9tas melakukan penelahaan ulang terhadap Nilai residu, usia manfaat, dan metode penyusutan. + Jika terjadi pertukaran asset maka 9dak lagi membedakan asset sejenis atau 9dak sejenis. x PSAK LAMA pertukaran : + Laba atau rugi muncul atas transaksi pertukaran ak9va yang 9dak sejenis. Misalkan komputer dengan nilai buku 100 ditukar dengan mesin FC yang harga pasarnya 120 dengan tambahan kas 10. Maka 9mbul keuntungan Pertukaran ak9va sejenis 9dak mengakui ada laba. Tapi jika rugi diakui. Komputer NB 100 ditukar dengan computer baru seharga 120 dengan tambahan kas 10. Dalam hal ini ak9va sejenis 9dak diakui keuntungan, tetapi mengurangi perolehan computer baru. Jika tambahan kas yang diminta adalah 30, maka computer baru dicatat sebesar harga pasar wajarnya sehingga diakui kerugian 10.
14 PSAK BARU pertukaran : - Tidak membedakan ak9va sejenis atau 9dak sejenis. Pertukaran menggunakan harga pasar wajar jika ada subtansi komersial. Dengan menggunakan harga pasar maka dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian. # Misal ak9va A dengan Nilai Buku 100 dan Harga pasar 110 ditukar dengan Ak9va B seharga Rp 150 dengan menambah kas 40. # Jika Ak9va B ada memiliki subtansi komersial maka ak9va B dicatat sebesar harga pasarnya 150. # Jika ak9va B 9dak memiliki subtansi komersial maka ak9va B dicatat sebesar cost (pengorbanan) yaitu 140.
15 KOMERSIAL Unsur Biaya Perolehan Aset Tetap adalah: - harga beli + (bea impor + pajak pembelian yang 9dak boleh dikreditkan) (diskon pembelian + potongan lainnya); - biaya yang dapat diatribusikan secara langsung (untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yg diinginkan sesuai peruntukkannya),termasuk kapitalisasi biaya pinjaman jika memenuhi syarat; - es9masi awal biaya pembongkaran dan pemin- dahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.- PAJAK Tidak mengatur secara khusus, sehingga secara umum ikut PSAK. Namun, pajak menganut azas realisasi dan 9dak mengenai konserva9f, sehingga es9masi biaya pembongkaran yang dikapitalisasi ke dalam nilai asset 9dak diperkenankan. Di samping itu ada beberapa aturan pelaksanaan yang memberikan penegasan mengenai biaya perolehan ak9va: - SE- 01/PJ.42/2002: - BPHTB atas bangunan dikapitalisasi ke harga bangunan sedangkan BPHTB atas tanah dikapitalisasi masuk nilai tanah. Sedangkan PBB dibebankan di tahun berjalan. - SE- 22/PJ.42/1999: - Biaya bunga yang muncul dalam masa konstruksi harus dikapitalisasi
16 KOMERSIAL # Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Dapat memilih menggunakan metode Biaya atau menggunakan metode Revaluasi. - Jika memilih metode Revaluasi, maka:.revaluasi dilakukan secara teratur. Revaluasi dilakukan atas seluruh asset dalam kelompok yang sama.. Peningkatan nilai tercatat dikredit pada: - ekuitas pada bagian surplus revaluasi: - Pendapatan komprehensif lain sepanjang jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam pendapatan komprehensif.(l/r). - Penurunan diakui dalam laporan laba rugi. Namun,penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut 9dak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut. PAJAK - Pajak menganut cost basis Revaluasi diperbolehkan dengan ijin DJP dengan syarat : Tidak ada utang pajak 5 tahun sekali - Dilakukan atas seluruh ak9va tetap yang berada di Indonesia (bisa termasuk tanah atau tanpa tanah). - Bayar PPh Final 10%.
17 KOMERSIAL x Pertukaran Ak9va + Penggunaan harga pasar memperha9kan ada 9daknya subtansi komersial. x Penyusutan + Pendekatan komponen : Komponen bernilai material dicatat terpisah PAJAK + Menggunakan harga pasar wajar dengan 9dak melihat ada 9daknya subtansi komersial. - Alat test ak9va adalah ak9va 3M. Selain ak9va 3M penyusutannya 9dak diakui secara fiskal Beban penyusutan yang diakui hanya ak9va yang berhubungan dengan 3M. Harta di daerah terpencil seper9 mess karyawan, fasilitas kesehatan, fasilitas olah raga(kecuali golf, boa9ng, dan pacuan kuda), fasilitas pendidikan dapat disusutkan secara fiskal. Tanah, termasuk HGB, HGU, Hak Pakai pertama kali 9dak dapat disusutkan. Biaya perpanjangan HGB, HGU, dan Hak Pakai diamor9sasi selama jangka waktu hak- hak tersebut.
18 PAJAK Leasehold improvement 9dak diatur secara tegas. Penyusutan dengan garis lurus atau saldo menurun dengan usia manfaat harta sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan. Penyusutan dilakukan secara individual. NSB pada akhir masa dibebankan sekaligus. Alat- alat kecil (samall tools) yang sama dan sejenis dapat disusutkan dalam satu golongan. Penyusutan dimulai pada bulan pengeluaran Penyusutan atas harta dalam pengerjaan dimulai pada bulan selesainya pekerjaan. Namun dengan izin DJP dapat dimulai pad bulan ak9va digunakan atau mulai menghasilkan. Penyusutan atas kendaraan dinas dan handphone hanya diakui sebesar 50%.
19 # 8. PSAK 13 : PROPERTY INVESTASI, REVISI 2007 BERLAKU 1/1/2008 (ADOPSI IAS ) Akuntansi Komersial: - Proper9 Investasi( Investment property) adalah proper9 (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua- duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua- duanya, dan 9dak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administra9f ; atau dijual dalam kegiatan sehari- hari. - Property di atas dibedakan dari ak9va tetap biasa dan digolongkan sebagai property investasi. - Perbedaan utama dengan ak9va tetap biasa dalam perlakuan akuntansinya adalah dalam hal pengukurannya menggunakan metode Revaluasi, yaitu: - Ak9va tetap biasa : Selisih revaluasi dilaporkan sebagai unsur ekuitas. Sedangkan Property investasi selisih revaluasinya dilaporkan ke Rugi Laba.
20 AKTIVA TETAP BIASA x AKUNTANSI: + Selisih Revaluasi dilaporkan ke ekuitas x PAJAK + Revaluasi jika diijinkan DJP dikenakan PPh final dan dilaporkan ke ekuitas. + Jika 9dak diijinkan DJP maka kenaikannya 9dak diakui. Karena komersial masuk ke ekuitas maka 9dak berpengaruh terhadap koreksi fiskal dalam menghitung Laba Fiskal. PROPERTY INVESTASI AKUNTANSI : - Selisih Revaluasi dilaporkan ke R/L PAJAK : - Revaluasi jika diijinkan DJP dikenakan PPh final dan selisih revaluasi dilaporkan ke ekuitas. Hal ini berbeda dengan komersial karena ketentuan mengenai revaluasi secara perpajakan masih mendasarkan pada PSAK lama. - Karena masuk ke L/R, sedangkan pajak sudah dikenakan PPh final maka keuntungan dalam L/R dikoreksi fiskal. Sedangkan apabila rugi juga dikoreksi fiskal karena pajak 9dak mengenai rugi revaluasi - Jika 9dak diijinkan DJP maka penurunan atau kenaikannya 9dak diakui. Karena komersial masuk ke R/L maka harus dikoreksi fiskal.
21 # 9. PSAK 22 : KOMBINASI BISNIS, REVISI 2010 BERLAKU 1/1/2011 (ADOPSI IFRS ) AKUNTANSI KOMERSIAL - Dalam PSAK ini diatur mengenai bagaimana mencatat asset dan liabilitas serta goodwill oleh pihak pengakuisisi. - Dalam ketentuan PSAK sebelumnya metode pencatatan dapat dilakukan dengan dua metode Pooling of Interest dan Purchase Method. Sedangkan dalam PSAK yang akan berlaku 1/1/2011 menggunakan metode acquisi9on method - Dalam metode ini dilakukan tahapan: - Iden9fikasi siapakah pihak pengakuisisi atau yang mendapat pengendalian.. Jika 9dak diketahui dengan tegas: dapat dilihat pada kondisi:. pihak yang mengalihkan kas.. pihak yang menerbitkan ekuitas.. pihak yang ukurannya rela9ve signifikan. pihak yang berinisia9f. Menentukan tanggal terjadinya akuisisi. - Pengakuan dan pengukuran asset dan liabilitas yang diambil alih. - Pihak pengakuisi mengakui sebesar nilai wajar. - Penghitungan nilai goodwill.
22 PERPAJAKAN : - Menurut Pasal 4 ayat (1) UU PPh, bahwa termasuk dalam penger9an penghasilan adalah keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta yang 9mbul dari penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha. - Pajak lebih melihat pada pihak yang mengalihkan asetnya untuk mengukur ada 9daknya penghasilan untuk dikenakan pajak, yaitu selisih lebih antara harga pasar ak9va dengan nilai bukunya. Dalam hal ini pajak sama dengan PSAK, jika PSAK menggunakan is9lah harga wajar pajak menggunakan is9lah harga pasar. - Namun demikian, pajak masih memungkinkan untuk menggunakan nilai buku sehingga 9dak ada keuntungan dari pihak yang mengalihkan asset, dengan syarat mengajukan permohonan kepada DJP untuk dapat menggunakan nilai buku.
23 # 10. PSAK 7 : PENGUNGKAPAN PIHAK- PIHAK BERELASI, REVISI 2010 BERLAKU 1/1/2011 (ADOPSI IAS ) x AKUNTANSI KOMERSIAL + Hubungan is9mewa 9mbul karena pengendalian atau pengaruh signifikan. + Transparansi transaksi antar pihak pihak yang mempunyai hubungan is9mewa dengan mengungkapkannya dalam keuangan. PERPAJAKAN : - DJP mempunyai kewenangan berdasarkan Pasal 18 ayat (3) UU PPh untuk mengkoreksi harga jika harga transaksi 9dak wajar. Untuk menguji kewajaran nilai transaksi DJP meminta pengungkapan yang lebih detail lagi dalam SPT termasuk bagaimana menentukan harga serta dukungan dokumen Transfer Pricing yang ada. - DJP memungkinkan en9tas (wajib pajak) untuk membuat Advance Pricing Aggreement antara wajib pajak dengan DJP.
24 # 13. PSAK 10 (1994) : TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING # PSAK 11 (1994), PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING (REF IAS 21 (REVISI 1993 ), PENGARUH PERUBAHAN RATA- RATA PERTUKARAN MATA UANG ASING) x AKUNTANSI KOMERSIAL + Menggunakan kurs tengah BI. PERPAJAKAN : - UU 17/2000 (berlaku s/d 31 Des 2008) boleh dengan 2 cara : - Kurs tengah BI - Kurs tetap (perusahaan) - UU 36/2006 (berlaku sejak 1 Des 2009) hanya 1 cara: - Kurs tengah BI. Catatan : Kurs tetap 9dak diperkenankan lagi PERPAJAKAN No UU BERLAKU Kurs tetap Kurs tengah BI 1 UU 17/2000 S/D 31/12/ UU 36/2008 1/1/2009 dst _
25 PEMBUKUAN DALAM MATA UANG ASING Mata uang asing (USD) dan bahasa asing selain bahasa Indonesia (bahasa Inggris) diperkenankan, bagi : > WP PMA > WP perusahaan kontrak karya > WP perusahaan kontrak bagi hasil > BUT > Perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan induk di LN SYARAT (Pasal 28(4) UU PPh jo KMK 533/KMK.04/2000) > Izin dari Menkeu TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Ø PSAK 10 : transaksi mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs saat transaksi Ø Pos ak9va dan kewajiban : kurs tanggal neraca (kurs tengah BI) Ø Pos Non moneter : kurs tanggal transaksi Ø Laba kurs (Pasal 4 ayat (1) UU PPh) Ø Rugi kurs (Pasal 6 ayat (1) UU PPh), dengan menggunakan : Kurs tetap (pembebanan pada saat realisasi) Kurs tengah BI (pembebanan atau selisih akhir tahun)
26 TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING PERLAKUAN : x Pencatatan kurs tetap +Laba rugi kurs hanya diakui saat realisasi saja + Laba rugi kurs akhir tahun untuk saldo pinjaman yang belum direalisasi (unrealized) belum diakui + Di UU 36/2008 9dak diatur/ diperkenankan lagi x Pencatatan kurs tengah BI + Laba rugi kurs saldo pinjaman (unrealized) diakui proporsional se9ap akhir tahun dengan kurs tengah BI akhir tahun + Di UU 36/2008 metode ini yang diperkenankan TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING CONTOH : x Pada 15/01/2007 pinjaman USD x Kurs berlaku Rp /USD x Dilunasi 31 Des 2008 USD x Kurs berlaku Rp /USD x Kurs BI 31/12/2007 Rp /USD x Berapa L/R kurs pada 2007 dan 2008?
27 TRANSAKSI MATA UANG ASING KURS TETAP USD Kurs Awal Kurs Akhir Sel kurs Laba /Rugi Th Th Jumlah KURS TENGAH BI USD Kurs awal Kurs akhir Sel kurs Laba/Rugi Th Th JUMLAH
AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK
AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK Pembukuan menurut UU Pajak Dalam Pasal 28 ayat (7) UU KUP disebutkan: Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai
Lebih terperinciAKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK
AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK Pembukuan menurut UU Pajak Dalam Pasal 28 ayat (7) UU KUP disebutkan: Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI
AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY (1205151006) TASLIM GOTAMI Bpk. Petrus Gani MENGAPA PERUSAHAAN DIWAJIBKAN MELAKUKAN PEMBUKUAN??? Didasarkan pada Kitab Undang Undang Hukum Dagang
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK
SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK Aula KPP Madya Jakarta Utara Lt.3 Selasa, 14 Maret 2017 Pembukuan Undang-Undang KUP Pasal 28 ayat (7) Memori
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1. Definisi Aset Tetap Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 68), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
Lebih terperinciPENILAIAN HARTA PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PENILAIAN HARTA
KELOMPOK 6 PENILAIAN HARTA PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PENILAIAN HARTA PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK 1. Persediaan Barang Dagangan Untuk menilai persediaan
Lebih terperinciSurat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com
Surat Ketetapan Pajak Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat ketetapan pajak UU Nomor 28 tahun 2007 Surat ketetapan meliputi Surat ketetapan pajak kurang bayar Surat ketetapan pajak
Lebih terperinciAkuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)
Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban) Klasifikasi kewajiban dan aspek perpajakannya Beban Bunga Pinjaman Pembebasan utang Akuntansi Pajak Atas Ekuitas Investasi jangka pendek dan jangka panjang Bentuk
Lebih terperinciBab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH
Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH Dalam Bab ini akan dibahas penghitungan pajak apabila penduduk asing memiliki usaha di Indonesia, dan harus
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN MENTERI
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :
Lebih terperinciIkatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved
Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang
Lebih terperinciPENILAIAN HARTA, PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK, DAN TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PENILAIAN HARTA.
PENILAIAN HARTA, PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK, DAN TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PENILAIAN HARTA. Disusun Oleh : 1. Kirana Dewi Maharani 2. Leonardo Sitohang 3. Mitha Andira Suffi UNIVERSITAS
Lebih terperinciKONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK
Bab 1 KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengetahui kewajiban setiap Wajib Pajak dalam menyelenggarakan pembukuan. 2. Menjelaskan
Lebih terperinciLEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP
Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun
Lebih terperinciUP DATE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA
DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA UP DATE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA Rosita Uli Sinaga Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan Plaza Bapindo, Mandiri Tower, Jakarta 13 Maret 2014
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan
Lebih terperinciTujuan Akuntansi Pajak a. Dasar menghitung PKP b. Menghitung harga perolehan c. Menghitung penyerahan barang kena pajak d. Menghitung besarnya pajak y
PENGERTIAN AKUNTANSI PAJAK Akuntansi Pajak adalah - sekumpulan prinsip, - standar, - perlakuan akuntansi lengkap yang digunakan oleh Wajib Pajak sebagai landasan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya
Lebih terperincidasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
per-25/pj/2017 PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DAN TATA CARA PELAPORAN UTANG SWASTA LUAR NEGERI dasar hukum
Lebih terperinciDEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL
Jurnal Cakrawala Akuntansi ISSN 1979-4851 Vol. 6 No. 2, September 2014, hal. 194-200 http://jca.unja.ac.id DEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL Wiwik Tiswiyanti 1) 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.
Lebih terperinciBAGIAN IX ASET
- 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN
Edisi : VIII/Agustus 2009 PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN Oleh: Rian Ardhi Redhite Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Berdasarkan PSAK 16 (Revisi
Lebih terperinciModul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.
Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi
Lebih terperincia. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu
Lebih terperinciPENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Agar
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-25/PJ/2017 TENTANG PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL
Lebih terperinciB. KEWAJIBAN PEMBUKUAN
BAB II PEMBUKUAN Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 13 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1. 2. 3. 4. Pajak dalam LK Pajak dan Akuntansi Akt.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPengeluaran yang Tidak Boleh Dibebankan Sekaligus Pasal 9 Ayat (2) UU PPh
Pengeluaran yang Tidak Boleh Dibebankan Sekaligus Pasal 9 Ayat (2) UU PPh Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dikapitalisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciPENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015
Lebih terperinci1 Catatan Revaluasi Aktiva Tetap Perusahaan
Perusahaan dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan, dengan syarat telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan
Lebih terperinci30 Juni 31 Desember
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah
Lebih terperinciBAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk
BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur
Lebih terperinciPengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciMateri: 2 LAPORAN KEUANGAN FISKAL
Materi: 2 LAPORAN KEUANGAN FISKAL AGENDA Pengantar Kerangka dasar penyusunan laporan keuangan. Asumsi dasar dan persamaan akuntansi. Perbedaan lap. Keuangan komersial dan lap. keuangan fiskal. Proses penyusunan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1994 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 138 TAHUN 2000 (138/2000) TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013
ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 Kelompok 7 : DANANG INDRA KURNIAWAN (7) GADING BAGASKORO (14) R. AHMAD FISKA ALBA FUAD
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan
Lebih terperinciPT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,
Lebih terperinciPSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets
PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets 1 Ruang Lingkup Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-psak 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak
Lebih terperinciPT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA
Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang
Lebih terperinciPENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Evi Maria Staf Pengajar Program Profesional - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52
Lebih terperinciPERBEDAAN AKUNTANSI DENGAN UU PAJAK. penyesuaian
PERBEDAAN AKUNTANSI DENGAN UU PAJAK SAK AKUNTANSI Laporan keuangan Komersial UU PAJAK PEMBUKUAN Laporan Keuangan Fiskal penyesuaian PENYESUAIAN KOREKSI FISKAL (Rekonsiliasi fiskal) Koreksi positip Koreksi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS
BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil
Lebih terperinciSAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP
SAK UMUM vs SAK ETAP No Elemen PSAK SAK ETAP 1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may back to pg 26
AKUNTANSI PAJAK back to pg 26 QUESTION: What is accounting? ANSWER: Accounting is the process by which financial information about a business is recorded, classified, summarized, interpreted, and communicated
Lebih terperinciDAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)
2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD
Lebih terperinciPSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014
PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 Dipotong Pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan SPT Pajak Penghasilan Beban yang dapat dikurangkan Penghasilan kena pajak X tarif pajak Pajak terutang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:
AGENDA Pengantar Pengertian dasar Akuntansi Pajak Penghasilan sesuai SAK 46 Implementasi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Penyajian Pajak Kini dan Pajak Tangguhan dalam Laporan Keuangan Komersial Aset dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki
Lebih terperinciBab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan
Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis
Lebih terperinciPSAK 16 (Revisi 2007) Taufik Hidayat SE,Ak,MM Universitas Indonesia
PSAK 16 (Revisi 2007) ASET TETAP Taufik Hidayat SE,Ak,MM Universitas Indonesia Agenda 1. Pengertian Aset Tetap 2. Pengakuan 3. Pengukuran Awal 4. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal 5. Depresiasi 6. Penurunan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan
Lebih terperinciPSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010
Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Aspek Akuntansi PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media (IDKM) menerapkan PSAK 38 (revisi 2012): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali sebagai
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang
Lebih terperinciManajemen Pajak. Penilaian Kembali (Revaluasi) Aktiva Tetap
Manajemen Pajak Penilaian Kembali (Revaluasi) Aktiva Tetap Dalam kondisi inflasi perusahaan perlu mempertimbangkan untuk melakukan revaluasi, karena nilai buku tidak bisa mencerminkan harga pasar yang
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...
Lebih terperinciBAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH
BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi
Lebih terperinciPERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN
PERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PP 138 Tahun 2000 PP 94 Tahun 2010 Bab I Penghitungan Penghasilan Kena
Lebih terperinciI. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.01/2017
I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.01/2017 Pada tanggal 4 Desember 2017 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.01/2017 tentang Persyaratan
Lebih terperinciASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga
Lebih terperinciLAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
A DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI
Lebih terperinciBab 11 JOINT VENTURES (USAHA BERSAMA)
Bab 11 JOINT VENTURES (USAHA BERSAMA) Untuk perusahaan asing di Indonesia yang ingin melakukan usaha bersama, maka dapat dilakukan dengan cara sbb : 1. Joint Operation; 2. Merger, Akuisisi dan Likuidasi;
Lebih terperinciPENYUSUTAN. pajak (tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk. menimbulkan masalah dalam penentuan pajak penghasilan.
PENYUSUTAN 1. Latar Belakang Penyusutan Pada umumnya perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan pemotongan pajak (tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk pembelian barang,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 1 Dasar Pengenaan Pajak TELAH melakukan penilaian kembali pada saat permohohonan BELUM melakukan penilaian kembali pada saat permohohonan TELAH melakukan
Lebih terperinciPSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita
PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Restrukturisasi Perusahaan Menurut Williamson (2010), ada empat filsafat yang selalu dibahas beberapa akademisi mengapa melakukan tindakan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI TERKAIT TAX AMNESTY DAN ISSUE-ISSUE TERKAIT
1 STANDAR AKUNTANSI TERKAIT TAX AMNESTY DAN ISSUE-ISSUE TERKAIT Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA,CPSAK Agenda Hari Ini 2 Review UU No 11 tahun 2016 PSAK 70 Issue-issue Penerapan PSAK 70 UU Pajak No
Lebih terperinciFIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12
FIXED ASSETS Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau menyediakan barang dan jasa untuk di sewakan atau untuk keperluan administrasi dan di harapkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA
Lebih terperinciDAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE
1. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan - Prinsip Realisasi Pasal 28 UU KUP - Konservatis/Penyisihan Pasal 28 UU KUP 2. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan,
Lebih terperinci1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR
Lebih terperinciLihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinci