ASIA PACIFIC FIBERS. Daftar Isi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASIA PACIFIC FIBERS. Daftar Isi"

Transkripsi

1

2 ASIA PACIFIC FIBERS Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Pesan Komisaris Utama 7 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 13 Laporan Manajemen 19 Analisis dan Pembahasan Manajemen 20 Tata Kelola Perusahaan 28 Struktur Organisasi Perseroan 29 Informasi Perseroan 35 Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN TAHUNAN 2015

3 ASIA PACIFIC FIBERS Halaman ini sengaja dikosongkan 2 LAPORAN TAHUNAN 2015

4 ASIA PACIFIC FIBERS Keterangan Tentang Perseroan PT Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan satu-satunya produsen polyester yang terintegrasi di Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, polymer dan fiber yang terletak di Karawang, Jawa Barat dan fasilitas pabrik benang polyester yang terbesar di Indonesia terletak di Kendal, Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan Perseroan saat ini meliputi Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil produksi Perseroan dipasarkan baik di dalam negeri maupun diekspor di pasar internasional. Berikut ini adalah laporan mengenai perkembangan usaha PT Asia Pacific Fibers Tbk pada tahun Istilah "Perseroan" dalam laporan ini digunakan untuk PT Asia Pacific Fibers Tbk dan semua anak perusahaan. Istilah "APF" ditujukan untuk induk itu sendiri yaitu PT Asia Pacific Fibers Tbk, sedangkan istilah "Texmaco Jaya" ditujukan untuk PT Texmaco Jaya Tbk. 3 LAPORAN TAHUNAN 2015

5 ASIA PACIFIC FIBERS Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sampai Akuntan Publik Perseroan saat ini adalah Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (Indonesian Member firm of Kreston International). 31 Desember (3) (2) 000 Aktiva Lancar Aktiva Tetap-Bersih Jumlah Aktiva Kewajiban Ekuitas Penjualan Laba (Rugi) Kotor Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Bersih Modal Kerja Bersih (1) Laba Bersih per saham Margin Laba Kotor % Margin Laba Bersih % Return on Investment % Imbal Hasil Ekuitas Rasio Lancar Kewajiban terhadap Aktiva Kewajiban terhadap Ekuitas , ( ) (11.647) (17.787) ( ) (0.01) (0.01) (0.05) NA NA 0.2 4,98 (1.25) 177,420 61, , ( ) 493,567 (13,827) (81,490) (79,800) (949,426) (0.03) (0.03) (0.16) NA NA 0.2 4,30 (1.30) 235,769 82, ,491 1,181,392 (827,901) 565,142 (20,571) (36,466) (30,062) (896,001) (0.01) (0.04) (0.05) NA NA (1.43) 237, ,201,091 (797,838) 599,331 (5,982) (23,515) (32,119) (931,551) (0.01) (0.07) (0.11) NA NA (1.51) 231, ,218,898 (766,263) 635,535 13,879 (19.863) (8,840) (936,758) NA NA (1.59) Catatan: (1) Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar (2) dan (3) Disajikan kembali 4 LAPORAN TAHUNAN 2015

6 ASIA PACIFIC FIBERS Pesan Komisaris Utama Pemegang Saham Yang Terhormat, Di tengah iklim investasi yang tidak menguntungkan, sentimen konsumen melemah dan harga rendah untuk komoditas ekspor utama, seperti batu bara, mineral logam, karet dan minyak sawit mentah, Indonesia menjadi lebih tergantung pada belanja negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. PDB Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 4,8%, menandai berlanjutnya penurunan yang tampak dalam beberapa tahun terakhir. Industri petrokimia telah mengalami kondisi yang bergejolak pada tahun 2015 karena adanya volatilitas harga minyak mentah, yang telah menurun hingga 70% sejak pertengahan 2014, melebihi yang diharapkan oleh pasar. penurunan tajam harga minyak mentah ini telah menyebabkan penurunan yang berpengaruh pada harga produk-produk Polyester dan marjin yang mengarah pada penghapusan yang signifikan atas penilaian persediaan. PTA menunjukkan kapasitas yang besar, tidak proporsional untuk kebutuhan selama , menurunkan tingkat operasional 72%. Sektor TPT di Indonesia mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif lebih dari 5% sepanjang tahun 2015 terutama karena perlambatan ekonomi dengan daya beli yang menurun yang menyebabkan penurunan permintaan untuk pasar domestik tekstil dan produk tekstil. Penilaian Kinerja Direksi Dewan komisaris terus melakukan pengawasan fungsi dari Dewan Direksi dan memberi mereka pedoman kebijakan yang diperlukan secara efektif dalam menangani tantangan berat yang dihadapi oleh Perusahaan dan mengelola usaha secara hati-hati. Faktor pasar yang merugikan tersebut di atas dan penurunan yang berkelanjutan dalam harga bahan baku mempengaruhi kinerja PT Asia Pacific Fibers Tbk ("Perseroan") secara signifikan selama tahun 2015 pada pendapatan penjualan dan kerugian EBITDA. Pendapatan penjualan untuk tahun 2015 turun menjadi 387 dibanding dengan 494 juta untuk tahun sebelumnya. Jatuhnya tren harga komoditas adalah konsekuen terjunnya harga polyester yang juga telah menyebabkan penghapusan yang signifikan dalam penilaian persediaan selama kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Dengan tidak beroperasinya produksi PTA dalam kondisi pasar seperti sekarang ini, Direksi, setelah melakukan evaluasi yang cermat atas pro dan kontra yang ada, merekomendasikan pilihan strategis untuk menghentikan sementara operasi PTA dan memutuskan untuk melakukan perubahan total teknologi dan fasilitas produksinya. Direksi juga memutuskan untuk melakukan pembelian PTA dari pasar dan mempertahankan fasilitas produksi PTA sampai perbaikan dapat diselesaikan. Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa keputusan strategis untuk menutup sementara fasilitas produksi PTA dan melakukan pembelian PTA dari pihak eksternal, merupakan langkah tepat untuk memperbaiki kinerja Perseroan, 5 LAPORAN TAHUNAN 2015

7 ASIA PACIFIC FIBERS terutama dalam lingkup perdagangan PTA dalam pasar global dan kapasitas produksi di Cina dan Negara-negara lain di Asia. Dewan Komisaris membenarkan upaya strategis yang diambil oleh Direksi dan mengapresiasi kontribusi mereka dalam keputusan-keputusan berikut: a) Tetap mempertahankan posisinya yang dominan dalam melayani kebutuhan bahan baku industri sektor tekstil hilir di Indonesia, meskipun kondisi pasar tertekan dan persaingan yang ketat. b) Terus melakukan diversifikasi ke spesialisasi produk untuk pertumbuhan segmen produk teksti untuk keperluan Otomotif, dan tekstil berbasis kain Performance, meskipun terhambat oleh kondisi keuangan yang dihadapi Perusahaan. c) Langkah-langkah penghematan biaya di bidang energi, peningkatan efisiensi dan pengurangan limbah untuk meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Tinjauan Prospek Usaha Komisaris telah mengkaji rencana strategis Perseroan untuk tahun 2016 dalam pemulihan yang diproyeksikan untuk sektor TPT domestic sebagai konsekuensi dari berbagai paket stimulus dan dukungan fiskal yang telah diumumkan oleh Pemerintah. Perkiraan melemahnya harga minyak mentah dan penurunan harga polyester merupakan pertanda baik bagi produk serat poliester untuk lebih kompetitif dibanding katun dan serat lainnya, yang akan meningkatkan pangsa produk polyester dalam pasar produk tekstil. Tindakan penting difokuskan pada strategi usaha yang akan dilakukan oleh Direksi diharapkan membuat kinerja Perseroan akan membaik di tahun-tahun mendatang. Biaya yang lebih menguntungkan dengan melakukan pembelian PTA dibanding produksi dengan nilai PTA yang rendah Terus mengoptimalkan utilisasi fasilitas produksi tanaman dengan melakukan pemasangan fasilitas mesin de-bagging/unloading pada awal kwartal kedua tahun 2016 Perusahaan telah memfokuskan kembali strategi pemasaran yang akan menjadi "produk perusahaan" dengan nilai tambah dan produk khusus dan secara bertahap akan beralih dari segmen komoditas Pengembangan organisasi dan sumber daya manusia untuk memperkuat kompetensi utama Tetap melanjutkan usaha untuk meningkatkan penghematan biaya dengan fokus pada penghematan energi, efisiensi dan produktivitas Dengan arahan strategis dari Dewan Komisaris, Perseroan telah melakukan negosiasi baru dengan Kementrian Keuangan untuk mendapatkan solusi atas restrukturisasi utang terjamin yang telah berlangsung lama, yang menjadi penghalang pertumbuhan Perseroan. Berkat usaha yang senantiasa terus dilakukan Perseroan, Kementrian Keuangan telah menunjuk sebuah komite tingkat tinggi untuk menemukan rencana restrukturisasi utang yang bisa diterapkan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Dewan Komisaris berharap bahwa permasalahan ini akan dapat diselesaikan sebelum akhir tahun Jika restrukturisasi utang terjamin ini selesai, Perseroan akan berada dalam posisi yang kuat untuk meningkatkan posisi keuangan secara signifikan dan akan dapat menerapkan rencana pertumbuhan jangka panjangnya. Tata Kelola Perusahaan Dewan Komisaris telah mengamanatkan Direksi untuk melanjutkan strategi usahanya, kegiatan pengembangan dan praktek perdagangan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. 6 LAPORAN TAHUNAN 2015

8 ASIA PACIFIC FIBERS Dewan Komisaris telah mengkaji laporan dari Komite Audit, Komite Remunerasi, laporan berkala dari tim audit internal dan berpendapat bahwa sistem pengendalian internal, prosedur, proses pelaporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan standar tata kelola perusahaan secara terus menerus dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan dan persyaratan yang berlaku. Perubahan Dewan Komisaris Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diadakan pada 16 Juni 2015 menyetujui pengangkatan Bapak Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris Independen Perseroan menggantikan Bapak Timbul Thomas Lubis SH, LLM, yang mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen. Dewan Komisaris dengan senang hati menyambut Bapak Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris Independen dan berharap bimbingan berharga dan kontribusi terhadap pertumbuhan Perseroan. Dewan Komisaris juga memberikan apresiasi yang mendalam atas kontribusi yang berharga dan bimbingan yang telah diberikan oleh Bapak Timbul Thomas Lubis SH, LLM selama masa jabatannya sebagai Komisaris Independen Perseroan. Ibu Kamun Cheong telah menyampaikan pengunduran diri sebagai Komisaris Perseroan. Dewan Komisaris memberikan rekomendasi perubahan susunan Dewan Komisaris untuk diagendakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dewan Komisaris memberikan penghargaan atas kontribusi beliau terhadap perseroan selama masa tugasnya Apresiasi Dewan Komisaris ingin menyampaikan penghargaan kepada Dewan Direksi dan seluruh karyawan Perseroan atas komitmen dan dedikasinya sepanjang tahun 2015, yang dapat dianggap sebagai tahun yang menentukan di mana Perseroan terus dapat mempertahankan posisi pasar strategis, sementara dihadapkan tantangan berat dari usaha dan lingkungan ekonomi sekitarnya. Akhirnya, denga tulus kami mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, pemasok, dan pemegang saham karena adanya dukungan yang berkelanjutan dan kepercayaan yang diberikan kepada Perusahaan dalam masa transisi periode kritis. Robert Clive Appleby Komisaris Utama 7 LAPORAN TAHUNAN 2015

9 ASIA PACIFIC FIBERS Pesan Kepada Pemegang Saham Para Pemegang Saham Yang terhormat, Tingkat pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2015 masih melambat, menurun menjadi 2,4%, dari 2,6% pada tahun Penyebab utama berlanjutnya perlambatan pertumbuhan adalah lemahnya aktifitas perekonomian di negara-negara maju dan negara-negara berkembang. tren pertumbuhan yang lebih baik ditunjukkan oleh pasar negara berkembang besar, Indonesia harus beradaptasi dengan ekonomi global di mana harga komoditas tetap rendah dan tingkat transaksi perdagangan global mengalami pelemahan disbanding pada dekade sebelum krisis keuangan global. Dengan pendapatan dari kontrak ekspor selama empat tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga melambat pada tahun PDB tumbuh sebesar 4,8%, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang relatif bagus, terutama untuk ekspor barang komoditas, tetapi tidak cukup untuk menyediakan lapangan kerja bagi 3 juta tenaga kerja baru dan untuk mengembalikan tren yang melambat di sektor manufaktur dalam negeri. Nilai ekspor Indonesia menurun menjadi 150,25 milyar pada tahun 2015, dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 175,98 milyar, secara keseluruhan turun 17,66%, terutama didorong oleh rendahnya harga komoditas utama produk ekspor seperti batubara, mineral logam, karet, minyak mentah dan minyak sawit. Mengikuti tren penurunan ekspor, nilai impor juga merosot 16,02% menjadi 142,74 milyar dibandingkan 178,18 milyar tidak hanya karena harga komoditas yang lebih rendah, tetapi rendahnya permintaan atas barang modal, bahan baku dan bahan pembantu, hal ini didorong oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Harga minyak mentah jatuh tajam selama tahun ini dan mencapai harga terendahnya 35 per barel (WTI) pada bulan Desember 2015 dari 60 per barel pada Januari Turunnya harga minyak mentah terus berlanjut hingga kuartal I tahun 2016 dan mencapai titik terendahnya dengan harga 26 per barel pada bulan Februari 2016 sebelum pulih menjadi 37 pada minggu kedua bulan Maret Volatilitas harga minyak mentah yang tinggi ditambah dengan perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global. harga produk polyester juga mengalami pukulan yang berat akibat pergerakan harga minyak / komoditi yang tidak menentu ini. Tingkat inflasi pada tahun 2015 stabil pada 3,35% di bawah tingkat yang ditargetkan BI pada tingkat 4% dibandingkan dengan tahun sebelumnys sebesar 8,38%. Penurunan harga minyak dan harga komoditas utama merupakan penyebab utama penurunan inflasi. Di tengah melambatnya ekonomi global, krisis pasar saham dan arus modal masuk, Indonesia mampu menahan serangan dengan dampak yang moderat bagi perekonomian dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. 8 ANNUAL REPORT 2015

10 ASIA PACIFIC FIBERS Konsekuensi dari devaluasi mata uang China, semua mata uang regional melemah tajam dan Rupiah jatuh di bawah pada bulan September Kemudian pulih perlahan-lahan dan menguat menjadi sekitar pada minggu ke-2 bulan Maret Mata uang Indonesia tetap kuat meskipun Rupiah diperkirakan melemah. Hal ini karena didukung oleh relatif stabilnya perekonomian Indonesia dan prospek ke depan yang lebih baik. BI telah 2 kali menurunkan laju suku bunga (BI Rate) selama periode 1 Januari 2015 sampai 17 Maret 2015 sebesar 100 basis poin (7,75% sampai 6,75%). Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang lesu, penurunan suku bunga BI diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi. Industri Polyester: Tren Domestik dan Global Produk-produk berbasis polyester global tanpa hentinya terus berada di bawah tekanan akibat kelebihan kapasitas di seluruh produk berbasis polyester, dan melemahnya pertumbuhan permintaan di pasar utama China. margin PTA yang mulai turun pada tahun 2012 masih tetap di bawah tingkat biaya pada tahun Harga kapas juga masih tertekan oleh persediaan global yang sangat besar, serta akibat langkah-langkah yang diambil oleh China untuk melepaskan kapas dari cadangan strategis mereka. Bertentangan dengan hasil yang diperoleh tahun sebelumnya, pasar PTA mengalami pengurangan pada tahun 2015, sumber daya di sekitarnya telah menimbulkan masalah yang lebih berat bagi produsen PTA dan prospek yang tidak bagus untuk tahun tingkat operasional global turun menjadi 72,7% pada tahun 2015 sebagai akibat dari China yang mempertahankan 70% tingkat operasioanalnya atau sekitar 10 juta ton kapasitas yang menganggur di China. Produksi Polyester Staple Fiber (PSF) dan benang filamen (PFY) mencatat pertumbuhan masing-masing 3,1% dan 5,9%, meskipun sedikit meningkat dibanding tahun 2014, tingkat operasi tetap. Berlanjutnya koreksi harga komoditas yang dipicu oleh jatuhnya harga minyak mentah dan volatilitas telah mendorong turunnya harga produk-produk berbasis Polyester dan turunnya marjin secara signifikan. Ketidakpastian pasar pada harga komoditas dan berkurangnya permintaan domestik karena perlambatan ekonomi sepanjang tahun berdampak negatif pada sektor manufaktur domestik dan sektor TPT adalah yang mengalami dampak paling buruk. Industri ini tetap lesu sepanjang tahun disertai penurunan konsumsi sektor retail. Sektor ini telah mengalami goncangan, atau pertumbuhan negatif lebih dari 5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang merupakan tingkat pertumbuhan terburuk dari industri manufaktur yang tumbuh sebesar 4,3 % secara keseluruhan. Kinerja Perseroan Kinerja Perseroan selama tahun 2015 telah terpengaruh oleh berlanjutnya penurunan marjin produk-produk berbasis polyester ditambah dengan meningkatnya biaya produksi dan pasar yang tertekan karena pasokan yang berlebihan. Pemulihan perekonomian global yang lebih lambat dari yang diharapkan, tingginya volatitiitas pasar keuangan mengarah pada ketatnya likuiditas dan fluktuasi mata uang serta terus berlanjutnya penurunan harga komoditas dengan minyak mentah sebagai komoditas yang paling mengalami penurunan, selanjutnya permintaan dan pasar ritel tetap tertekan hampir sepanjang tahun. Meskipun hal ini merugikan perdagangan, Perseroan mampu mempertahankan operasional kedua pabrik pada kapasitas cukup optimal dengan standar efisiensi yang tinggi, didukung oleh 9 LAPORAN TAHUNAN 2015

11 ASIA PACIFIC FIBERS permintaan yang berkelanjutan dari basis pelanggan domestik yang kuat. Namun, pendapatan Perusahaan dari penjualan turun menjadi 387 juta dibandingkan dengan 494 juta pada tahun sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam harga jual yang dipicu oleh penurunan harga minyak mentah dan harga komoditi utama lainnya ditambah dengan lambannya permintaan domestik. Penurunan penjualan apabila dibandingkan dengan penurunan harga dan volume masing-masing sebesar 17% dan 5%. selanjutnya menyebabkan penghapusan penilaian persediaan yang signifikan selama semester kedua. Akibatnya, Perusahaan mengakhiri tahun 2015 dengan kerugian operasional (sebelum beban bunga) sebesar 3,78 juta dibandingkan dengan rugi usaha 32,56 juta pada tahun sebelumnya. kerugian operasional yang lebih rendah selama tahun ini terutama disebabkan penurunan biaya penyusutan sebesar 5,94 juta dibandingkan dengan 32,03 juta pada tahun sebelumnya. Perusahaan membukukan EBITDA rugi sebesar 6,60 juta dibandingkan dengan kerugian sebesar 4,86 juta pada tahun sebelumnya. Faktor utama lain yang berdampak negatif terhadap profitabilitas adalah kerugian operasional pabrik PTA, akibat terus rendahnya marjin PTA yang menajadikan beban sepanjang tahun. Biaya konversi PTA yang sangat tinggi dibandingkan dengan fasilitas produksi baru dengan teknologi terbaru yang ditambahkan, dalam beberapa tahun terakhir. Karena kondisi ritel mengalami kelesuan, marjin penjualan divisi Performance Fabric Perseroan merosot menjadi 7,74 juta dibandingkan dengan 8,20 juta untuk tahun sebelumnya. Dengan ketidakkeberlanjutan operasi PTA akibat kondisi perdagangan saat ini, Perseroan telah mengambil keputusan strategis, setelah evaluasi yang cermat baik pro dan kontra, untuk menangguhkan operasi pabrik PTA dan untuk sementara memenuhi kebutuhan PTA dari pihak luar. Fasilitas produksi PTA perlu dirubah untuk meningkatkan efisiensi biaya yang setara dengan fasilitas produksi dengan teknologi terbaru. Perseroan juga memutuskan untuk menjaga/mempertahankan fasilitas produksi yang ada hingga dilakukannya perubahan. Penutupan fasilitas produksi PTA tidak akan memiliki dampak pada pendapatan penjualan Perseroan ke depan dan Fasilitas produksi Polymer, Polyester Staple Fiber, Benang Filament dan Performance Fabric di kedua lokasi Perusahaan akan dioperasikan seperti sebelumnya. Meskipun terdapat kendala keuangan, Perseroan berkomitemen untuk terus bergerak menuju arah strategis diversifikasi produk dan pasar dengan tetap terfokus pada upaya untuk meningkatkan volume dan nilai tambah produk ke segmen pasar baru. Perusahaan juga telah memulai berbagai langkah penghematan biaya di kedua lokasi perusahaan, terutama di bidang energi yang diharapkan ke depannya akan menghasilkan penghematan biaya yang signifikan. Direksi menginformasikan bahwa semua tindakan strategis penting ini akan membantu Perseroan untuk memperkuat daya saing dan secara signifikan meningkatkan penawaran atas bidang produk utamanya dan memberikan hasil di tahun mendatang. Pemegang Saham Mayoritas kami terus mendukung dan memperluas fasilitas LC sebesar 92 juta untuk mempertahankan operasional dalam kondisi usaha yang sulit. Tinjauan usaha Arah perekonomian global untuk beberapa tahun ke depan akan ditandai dengan pertumbuhan lebih rendah di pasar negara berkembang besar, harga komoditas yang rendah dan pemulihan yang lambat dalam perdagangan dan arus modal global. Perekonomian Indonesia mendapatkan momentum, pada paruh kedua tahun ini diharapkan dapat mempercepat pada tahun 2016 dengan focus pemerintah pada upaya peningkatan iklim investasi, peningkatan pengeluaran pemerintah pada pembangunan infrastruktur dan reformasi kebijakan ekonomi. pertumbuhan PDB diperkirakan mencapai 5,1% di 2016 dan 5,3% pada tahun 2017 sesuai dengan laporan Bank Dunia. Didukung oleh pelonggaran dan 10 LAPORAN TAHUNAN 2015

12 ASIA PACIFIC FIBERS inflasi yang moderat pada 3-4% pada tahun 2016, konsumsi rumah tangga dalam negeri diperkirakan akan tetap kuat dan akan memacu permintaan domestik. Sektor manufaktur domestik diharapkan pulih dengan adanya serangkaian paket stimulus/bantuan yang telah diumumkan oleh pemerintah untuk meningkatkan industri manufaktur domestic, terutama untuk sektor TPT guna meningkatkan daya saing. Paketpaket ini ditujukan untuk merasionalisasi harga energi, penundaan pembayaran 40% dari biaya listrik sepanjang tahun untuk meningkatkan arus kas dan berbagai insentif lainnya untuk melindungi industri dalam negeri. Dampak dari suntikan modal yang disediakan pada tahun 2015 untuk perusahaan milik negara yang dipilih (BUMN) yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur diharapkan membuahkan hasil pada tahun Selain itu, pemerintah telah memperkenalkan sejumlah kebijakan fiskal untuk mendukung investasi dan ekspor. Selanjutnya, pembatasan dikenakan pada impor kain dan upaya pemerintah untuk mengekang impor produk tekstil ilegak diharapkan akan menghidupkan kembali sektor tekstil hilir dan sebagian besar untuk pasar domestik. Lemahnya prospek minyak mentah dan penurunan harga polyester merupakan pertanda baik dengan asumsi bahwa serat dan benang filamen akan menjadi produk unggulan yang kompetitif dibanding kapas dan serat alami meskipun marjin komoditas mengalami tekanan. Oleh karena itu pertumbuhan yang signifikan diperkirakan pada produk Performance Fabric yang semakin berkembang di Asia untuk konsumsi di tekstil rumah, konstruksi bangunan, pakaian olahraga dan kain non-woven untuk produk kesehatan dan kebersihan. Strategi jangka panjang Perseroan difokuskan pada memasuki ceruk pasar yang sangat kompetitif ini dan mengurangi ketergantungan pada produk komoditas yang sangat ketat. Perusahaan dengan kemampuan yang baru dibangun untuk meningkatkan volume produk khusus (benang berwarna/pbt) untuk aplikasi tektil interior rumah dan otomotif dan strategi untuk sumber PTA dengan formula harga yang kompetitif, akan mampu menghadapi persaingan dan mempertahankan pangsa pasarnya selain membuat masuk ke segmen pasar baru. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya dalam jangka panjang. Restrukturisasi utang terjamin yang belum ada penyelesaian terus menjadi hambatan untuk bergerak maju dan melaksanakan rencana pertumbuhan. Sesuai dengan arahan strategis dari Dewan Komisaris, Perseroan telah mengajukan usulan restrukturisasi yang telah diperbarui dengan pilihan alternatif dengan mempertimbangkan kondisi usaha saat ini untuk kreditur terjamin termasuk Kementrian Keuangan pada bulan Juni Meskipun mayoritas kreditur terjamin telah menyetujui proposal yang diajukan, Kementrian Keuangan secara aktif mempertimbangkan usulan untuk pelunasan lebih awal. Kami sampaikan bahwa sebuah komite tingkat tinggi yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan telah dibentuk untuk menemukan sebuah rencana restrukturisasi utang yang bisa diterapkan dalam jangka waktu yang ditetapkan. Pasca restrukturisasi, posisi keuangan Perseroan akan meningkat secara signifikan dengan posisi utang dibawa ke tingkat yang layak. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari pasar untuk memenuhi investasi jangka pendek dan panjang untuk mengimplementasikan rencana pertumbuhannya. 11 LAPORAN TAHUNAN 2015

13 ASIA PACIFIC FIBERS Dalam kesempatan ini, Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Perbankan, dan Karyawan yang terus mendukung perusahaan dalam periode yang sulit dan menantang ini dan terus mempertahankan posisi strategis kami di industri polyester. V. Ravi Shankar Direktur Utama 12 LAPORAN TAHUNAN 2015

14 ASIA PACIFIC FIBERS Laporan Manajemen Tinjauan Ekonomi dan Industri Polyester Pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan 4,79%, meskipun lebih baik dari negara Asia lainnya, merupakan yang terendah dalam 6 tahun terakhir. Tahun 2015 ekspor menurun, sentimen konsumen melemah dan penurunan harga global komoditas utama ditambah dengan ketidakpastian ekonomi global berlanjut.. Ekspor menurun 150,25 milyar pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 180 miliar untuk tahun ini dan dibandingkan dengan ekspor tahun sebelumnya sebesar milyar pada tahun Penurunan tajam dalam ekspor terutama disebabkan jatuhnya harga komoditas utama ekspor seperti batubara, mineral logam, karet dan CPO. Sejalan dengan ekspor, impor juga menurun milyar dibandingkan dengan 178,18 milyar pada tahun 2014, tidak hanya karena pembelian minyak dan gas yang lebih rendah, tetapi juga menurunnya permintaan barang modal, bahan baku dan barang setengah jadi, yang terutama dipicu oleh perlambatan dalam kegiatan manufaktur. Namun, Indonesia mencatat surplus perdagangan yang positif pada tahun 2015 setelah tiga tahun neraca perdagangan mencatat negatif. Defisit transaksi berjalan juga berkurang menjadi 17,50 milyar pada tahun 2015 dibandingkan dengan 27 milyar pada tahun Inflasi pada tahun 2015 baik di bawah kontrol pada kisaran 3,35% karena penurunan harga minyak meskipun subsidi BBM dihapuskan. Semua mata uang regional melemah tajam akibat devaluasi Yuan dan Rupiah jatuh ke level Rp per dan pulih kembali ke Rp pada akhir Desember Ini menguat kembali level Rp pada akhir Maret 2016 karena perbaikan dalam surplus perdagangan dan tingkat inflasi yang rendah. Prospek ekonomi untuk Indonesia tahun 2016 tetap positif dengan belanja pemerintah yang diusulkan berfokus pada infrastruktur dan rencana untuk menyuntikkan modal ke BUMN diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 5,60% dan 5,80% pada Inflasi diperkirakan akan tetap di bawah kendali di paket kebijakan stimulus ekonomi yang diumumkan oleh Pemerintah diharapkan akan meningkatkan sektor manufaktur sehingga meningkatkan ketersediaan barang dan jasa dengan harga yang terjangkau. Dengan peningkatan kecenderungan konsumsi karena inflasi rendah dan belanja pemerintah yang lebih tinggi, itu akan meningkatkan pertumbuhan PDB pada tahun Pada 2015 adanya volatilitas tinggi harga minyak mentah ditambah dengan perlambatan ekonomi di China sangat berdampak pada harga komoditas global termasuk harga Polyester. Industri Polyester Industri yang berada di bagian bawah dari siklus perdagangan selama , diharapkan membaik pada tahun 2016 dengan rasionalisasi kapasitas di Cina dan di tempat lain, stabilitas harga minyak dan ketersediaan pasokan. Polyester akan tetap menjadi komoditi yang sangat kuat meskipun terjadi fluktuasi margin. Sektor TPT diharapkan akan pulih dan meningkat dengan bantuan serangkaian stimulus ekonomi yang diumumkan oleh Pemerintah. Upaya Pemerintah dalam mengawasi dengan ketat impor ilegal barang tekstil akan menghidupkan kembali sektor hilir dan pasar domestik yang lebih luas. Secara global, produk polyester diperkirakan tumbuh pada tingkat 4,5% sampai 5% di masa yang akan dating. Paraxylene, salah satu bahan baku utama, posisi pasokan tetap seimbang, meskipun melambat pertumbuhan rantai Polyester dengan tingkat operasi sekitar 79% rata-rata secara global. Meskipun penurunan harga Paraxylene pada 2015 dibandingkan dengan tingkat tahun 2014, Selisih harga PTA atas harga Paraxylene terus berlanjut jatuh pada tahun LAPORAN TAHUNAN 2015

15 ASIA PACIFIC FIBERS tanpa perbaikan yang sesuai dalam harga PTA dan tetap lamban sepanjang tahun. Marjin produk polyester berada di bawah tekanan karena marjin PTA lamban serta penurunan lebih lanjut dalam harga jual. Ini juga telah mengakibatkan hilangnya nilai secara signifikan pada persediaan barang jadi yang berdampak terhadap profitabilitas. Harga MEG juga turun seiring dengan turunnya harga minyak. PTA (Purified Terepthalic Acid) dan Polymer Produksi global PTA pada tahun 2015 tumbuh sekitar 4,8% atau lebih dari 2,6 juta ton mencapai sekitar 57,0 juta ton. Tingkat operasi turun tajam dari 77% menjadi 72,4% pada tahun 2015 karena munculnya kelebihan kapasitas. Diharapkan bahwa beberapa rasionalisasi akan terjadi ke depan menghasilkan perbaikan di tingkat operasional. Karena adanya posisi kelebihan pasokan margin PTA tetap tertekan pada tahun 2015 meskipun harga Paraxylene menurun tajam. Perseroan telah mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi pabrik PTA pada akhir 2015, untuk pemutakhiran teknologi guna meningkatkan efisiensi biaya setara dengan teknologi baru. Kebutuhan PTA dipenuhi dari luar yang akan membawa perbaikan pada margin Polyester. Polyester Polymer Produksi Polymer dunia pada tahun 2015 adalah 66,54 juta ton dengan pertumbuhan 3,01 juta ton atau 4,9% lebih dari tahun Hal ini diperkirakan akan tumbuh pada tingkat 5,1% dan 4,8% masing-masing pada tahun 2016 dan 2017 dengan meningkatnya permintaan produk produksi polimer Perseroan pada tahun 2015 yang tercatat sedikit lebih rendah dari tahun Staple Fiber Produksi staple fiber poliester global 2015 diperkirakan 16,04 juta ton dibandingkan dengan 15,56 juta ton pada 2014, mencatat pertumbuhan 3,1% dari tahun Produksi staple fiber Perseroan pada tahun 2015 menurun karena peningkatan impor serat dari China dan negara lain dan menambah kapasitas serat di pasar domestik. Impor yang lebih tinggi ke Indonesia ditambah dengan tingkat harga kapas yang lebih murah menghambat margin untuk Fiber pada tahun Upaya terbaru dilakukan untuk menerapkan tarif anti dumping untuk impor serat dari negara-negara tertentu untuk melindungi industri dalam negeri. Benang Filamen Pada 2015, produksi polyester global diperkirakan 31,82 juta ton dibandingkan dengan 30,04 juta ton pada tahun 2014, sehingga mencatat pertumbuhan sekitar 4,5%. Produksi benang filamen Perseroan berkurang pada tahun 2015 karena optimasi dari kategori benang khusus untuk mengganti produk dengan margin rendah Pada 2015 sebuah upaya dilakukan untuk membuat produk khusus dengan nilai tambah tinggi. Impor benang filamen dengan harga lebih murah ke Indonesia tumbuh drastis pada tahun 2014 yang merupakan salah satu alasan utama menjadikan margin tertekan. Namun, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan tarif anti dumping terhadap benang kategori tertentu untuk melindungi pasar lokal. 14 LAPORAN TAHUNAN 2015

16 ASIA PACIFIC FIBERS Performance Fabric Divisi Performance Fabric terus beroperasi melalui production tolling dengan Texmaco Jaya (dalam Pailit), bahkan pasca kepailitan PT Texmaco Jaya, production tolling masih dilanjutkan dengan persetujuan dari pengadilan niaga. Produksi dan penjualan performance fabric berjalan optimal selama tahun Rentang Produk Produk-produk Perseroan meliputi: Product Type Utilization 1. PTA (Purified Therepthalic Acid) Industri Polyester Chips 2. Polyester Chips Semi-Dull Super Bright Optical Bright Polyester filament yarn/staple fiber Filament yarn/ staple fiber Polyester staple fiber Filament yarn 3. Polyester Staple Fiber Normal/Specialty Spun Yarn Non woven Fiber fill 4. Polyester Filament Yarn Normal/Specialty Micro Filament Hi filament Differential Shrinkage Tailored clothing - Formal and Casual Super fine apparel fabrics with cotton tencel free Fine apparel fabrics Fine apparel fabrics 5. Fabrics High Performance Fabrics Outdoor wear, Winter clothing active wear, sportswear, children s wear Distribusi Pemasaran APF adalah mitra terpercaya jangka panjang bagi konsumen tekstil global memproduksi kain untuk pakaian, tekstil rumah, otomotif, alas kaki, olahraga, kesehatan dan perawatan kesehatan dan berbagai aplikasi lainnya. Perusahaan ini memiliki jaringan pemasaran dan manajemen rantai distribusi yang sangat kuat yang membedakannya dari pesaingnya. APF memelihara sebuah kolaborasi yang sangat dekat dengan pelanggan melalui produk bermerek disesuaikan dan inovatif unik untuk APF dan loyalitas pelanggan sangat tinggi. Sebagai langkah strategis, tim pemasaran berfokus pada produk dan aplikasi inovasi untuk menyesuaikan produk dalam penciptaan nilai. APF baru-baru ini mengembangkan produk bermerek terkenal untuk produk khusus yang memberikan kenyamanan, kelenturan dan keuntungan lainnya. APF terus memfokuskan upaya untuk mempertahankan posisi kepemimpinan di pasar domestik dan meningkatkan pangsa pasar untuk produk benang produk polyester dan serat polyester. Perseroan telah mengalokasikan volume yang lebih tinggi dari produksi untuk pasar domestik guna 15 LAPORAN TAHUNAN 2015

17 ASIA PACIFIC FIBERS memenuhi kebutuhan peningkatan pelanggan. Porsi penjualan domestik mencapai sekitar 83% pada tahun Sumber Daya Manusia Asia Pacific Fibers mengakui bahwa sumber daya manusia adalah aset utama perusahaan dan terus berupaya untuk membina dan mengembangkan bakat dan keterampilan guna mengikuti kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan pelanggan. Karyawan diberikan pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan mereka dengan tujuan memberikan peluang peningkatan karir. Skema retensi karyawan yang terstruktur dengan baik berdasarkan penilaian kinerja di tempat untuk meningkatkan motivasi karyawan. Perseroan juga menerapkan Jaminan Kesehatan bagi karyawan inti. Karyawan didorong untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan kolektif melalui saluran komunikasi yang mapan di seluruh organisasi dan berkontribusi dalam penciptaan nilai. Perusahaan berusaha menjaga hubungan industrial yang harmonis dan menerapkan sejumlah langkah-langkah kesejahteraan seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan sosial untuk meningkatkan status sosial mereka. Lingkungan Hidup Dengan komitmen yang kuat untuk menjaga dan melindungi lingkungan, Perseroan secara ketat mematuhi ketentuan emisi limbah. Perseroan mentaati semua standar lingkungan yang berlaku di Indonesia, dengan Badan Pengendalian Lingkungan (Bapedal) sebagai otoritas yang mengatur nya. Perseroan membuat fasilitas daur ulang sampah di Karawang ("Glykolysis") untuk mengkonversi semua limbahnya menjadi 'produk label hijau' dan untuk memastikan NOL limbah pada fasilitas produksi. Lokasi & Jenis Aset yang melebihi 5% dari Total Aktiva Aset Perusahaan, yang pada dasarnya terdiri dari tanah, bangunan dan mesin seperti fasilitas PTA, fasilitas polymer, mesin fiber dan peralatan benang filamen & utilitas lainnya, yang terletak di dua fasilitas manufaktur di Kaliwungu, Jawa Tengah, dan Karawang, di Jawa Barat. Aset Tetap yang dijaminkan APF memiliki fasilitas produksi di Karawang dan Kaliwungu. Tanah seluas 26,40 hektar, dengan bangunan, pabrik dan peralatan dan terletak di fasilitas Kaliwungu dan tanah seluas 17,67 hektar yang terletak di Karawang yang dijaminkan ke BPP/PPA. Tanah seluas 26,62 hektar, dengan bangunan dan fasilitas produksi di Karawang dijamin untuk Obligasi Terjamin Perusahaan. Beberapa mesin yang terletak di Karawang dan Semarang yang dijaminkan ke Damiano Investments BV untuk Pinjaman Capex yang diberikan kepada Perseroan. Beberapa bagian dari POY Mesin Spinning dan beberapa jenis peralatan di Karawang dijaminkan kepada pemegang bank ex pinjaman bilateral. 16 LAPORAN TAHUNAN 2015

18 ASIA PACIFIC FIBERS Kebijakan Dividen APF secara historis membayar dividen tahunan setelah persetujuan dari pemegang saham Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Namun dalam pandangan situasi keuangan saat ini, APF belum menyatakan dividen untuk tahun st Quarter 2 nd Quarter 3 rd Quarter 4 th Quarter 2015 Tertinggi (Rp) Terendah (Rp) Volume (Shares) Tertinggi (Rp) Terendah (Rp) Volume (Shares) Status Restrukturisasi & Aktivitas Pendanaan Perseroan telah mengajukan rencana revisi restrukturisasi dengan pilihan alternatif yang mempertimbangkan kondisi usaha saat ini bagi kreditur terjamin termasuk Kementerian Keuangan pada bulan Juni Sementara mayoritas kreditur terjaminnya mempertimbangkan proposal restrukturisasi dan masih menunggu tanggapan dari Kementerian Keuangan. Perseroan melakukan negosiasi aktif dengan Depkeu untuk menemukan solusi damai permasalahan lama yang tertunda. Sementara itu, Damiano Investments BV, sebagai pemegang saham mayoritas, terus memberikan modal kerja dan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Ini terutama untuk membantu Perseroan dalam mempertahankan operasinya dan mempertahankan optimalisasi kapasitas fasilitas produksi. Mengingat kondisi bisnis saat ini, Damiano Investments BV telah menerima permintaan Perseroan untuk mengurangi tingkat bunga fasilitas LC di tahun Selain itu mereka juga telah dibebaskan pada kuartal terakhir 2015 dari pembayaran bunga yang jatuh tempo pada fasilitas LC. Damiano Investments BV juga telah menambah pinjaman Capex untuk mendanai proyek-proyek belanja modal yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Pada 2015 Damiano telah memberikan Capex Loan untuk membeli turbin gas dari kurator PT Wisma Karya Prasetya pada lelang publik. Melalui pembelian turbin gas ini dan mendapatkan kontrak pasokan gas dari PT PGN, APF dapat mengamankan ketersediaan dan kebutuhan utilitas untuk pabrik di Karawang. Selain itu APF telah menandatangani perjanjian sewa dengan kurator PT Wisma Karya Prasetya untuk penggunaan turbin gas untuk pembangkit listrik dan produksi uap. Mengingat posisi modal kerja yang ketat dan belum selesainya restrukturisasi hutang terjamin, pada bulan Januari 2015 Perseroan memperoleh persetujuan dari kreditur konkuren untuk perpanjangan waktu 3 tahun dan penjadwalan kembali pembayaran pokok terhitung sejak Februari 2018 dari sebelumnya Februari Pemegang mayoritas Surat Utang yang baru telah menyetujui permintaan Perseroan dalam pertemuan mereka yang diadakan pada 21 Januari 2015 di Singapura. Karena situasi arus kas yang ketat, Perusahaan meminta dan memperoleh persetujuan dari kreditur konkuren untuk mengkapitalisir bunga Surat Utang baru yang jatuh tempo pada LAPORAN TAHUNAN 2015

19 ASIA PACIFIC FIBERS Perseroan memiliki empat anak perusahaan: PT Texmaco Jaya Tbk. (Dalam kepailitan), Polysindo International Finance Company BV. (PIFC), Polysindo Mauritius Ltd., dan PT Eastindo Polymertama (Eastindo). PT Texmaco Jaya Tbk (dalam kepailitan) PT Texmaco Jaya dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2011 sesuai Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Jo No: 71/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Pengadilan juga menunjuk Dr. Marsudin Nainggolan SH., Sebagai Hakim pengawas dan tim Kurator (Kurator) Peter Kurniawan, SH., M.Kn., Lili Badrawati, SH., dan Permata N. Daulay, SH. MH. untuk sebagai kurator sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Setelah selesainya verifikasi utang, Pengadilan telah menyatakan kepailitan PT Texmaco Jaya Tbk melalui putusan No. 71/ Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 26 September Perusahaan saat ini dalam proses likuidasi Sementara itu, Pengadilan Niaga telah menyetujui operasi lanjutan divisi Fleece dengan tujuan untuk menjaga nilai aset pailit. Sesuai dengan persetujuan pengadilan dan sesuai dengan perjanjian makloon antara tim kurator dan PT Asia Pacific Fibers, Divisi Fleece terus dioperasikan secara makloon. Polysindo International Finance Company BV. (PIFC) dan Polysindo (Mauritius) Ltd Polysindo International Finance Company BV (PIFC) dan Polysindo (Mauritius) Ltd anak perusahaan yang sepenuhnya sahamnya dimiliki PT. Asia Pacific Fibers Tbk sebagai institusi pendanaan bagi Perseroan. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Mauritius telah berakhir, maka APF bermaksud untuk menutup Polysindo (Mauritius) Ltd. PT Eastindo Polymertama (Eastindo) Eastindo pada awalnya didirikan untuk mengembangkan produksi PTA dan polimer di Karawang yang kemudian diimplementasikan melalui APF. Karena Eastindo tidak melakukan kegiatan apapun, Perseroan berencana akan menutup PT Eastindo Polymertama. 18 LAPORAN TAHUNAN 2015

20 ASIA PACIFIC FIBERS Analisis dan Pembahasan Manajemen Umum Pendapatan perseroan berasal dari penjualan benang filamen, serat polyester, polyester dan polyester chips serta kain, baik di pasar domestik maupun ekspor. Total penjualan pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya terutama disebabkan penurunan harga jual benang polyester dan serat polyester. Penurunan tajam yang terjadi pada harga minyak mentah telah mendorong penurunan mata rantai harga Polyester secara signifikan selama tahun Nilai tukar Rupiah terus melemah sepanjang tahun dan ditutup pada Rp per per 31 Desember 2015, dibandingkan dengan Rp per pada tahun Hasil Operasi Pada 2015, pendapatan penjualan bersih tercatat 387,05 juta jika dibandingkan dengan 493,56 juta pada tahun Penurunan penjualan bersih pada tahun 2015 terutama karena penurunan harga jual untuk benang polyester dan serat polyester sepanjang tahun. Penurunan harga jual tersebut karena adanya penurunan yang signifikan dalam harga bahan baku sebagai akibat adanya penurunan yang tajam pada harga minyak mentah selain berkurangnnya margin polyester. Penjualan ekspor 68,38 juta atau 17,67% dari penjualan bersih, dan penjualan domestik 387,05 juta atau 82,33% dari total penjualan bersih. Pendapatan operasional lainnya sebesar 3,00 juta, merupakan penjualan produk daur ulang, bahan pembantu dan limbah/scrap. Laba Kotor / (Rugi) Perseroan mencatat laba kotor sebesar 8,15 juta pada tahun 2015, dibandingkan dengan rugi kotor juta pada tahun Peningkatan laba kotor ini disebabkan perbaikan yang signifikan dalam efisiensi operasi melalui pengurangan waste dan produksi rusak, tindakan penghematan biaya dan juga pengurangan yang cukup besar dalam biaya penyusutan. Meskipun produk polyester mengalami penurunan nilai tambah, akan tetapi manfaat yang diperoleh dari perbaikan dalam efisiensi dapat mengimbangi efek negatif yang ditimbulkan. Penghentian produksi PTA karena kondisi pasar yang tidak kondusif dilakukan sejak bulan November 2015 juga berdampak dalam mengurangi biaya pabrikasi secara keseluruhan. 19 LAPORAN TAHUNAN 2015

21 ASIA PACIFIC FIBERS Laba / (Rugi) Sebelum Pajak Perseroan mengalami rugi sebelum pajak sebesar 11,65 juta pada tahun 2015, dibandingkan dengan rugi sebelum Pajak sebesar 81,49 juta pada tahun Beban administrasi umum dan beban penjualan di tahun 2015 lebih rendah sebesar 8% dibandingkan dengan Pada 2015 Beban keuangan berkurang secara signifikan karena penurunan tingkat bunga pinjaman LC ke 6% pa dari 12,5% pada tahun 2014 selain membebaskan bunga pinjaman LC untuk kuartal terakhir Keuntungan beda kurs valuta asing pada tahun 2015 adalah 11,24 juta dibandingkan dengan 4,97 juta pada tahun Selain itu, dilakukan pecadangan penurunan nilai piutang pada tahun 2014 sebesar 34,26 juta karena kepailitan PT Wisma Karya Prasetya. Dalam Klaim Asuransi termasuk penyelesaian interim klaim dari kebakaran di unit manufaktur di Semarang. Risiko Usaha Ketidakseimbangan antara permintaan dan posisi pasokan produk polyester secara signifikan telah mendorong penurunan tingkat marjin. Pertumbuhan keseluruhan produksi Polyester tetap stagnan pada 5,27% di tahun 2015 meskipun ada peningkatan kapasitas. Hal Ini secara drastis mengurangi tingkat utilisasi menjadi 74% pada tahun Selain itu, penurunan yang signifikan dalam harga minyak mentah selama 2014 mengakibatkan penurunan yang tajam dalam harga bahan baku yang menyebabkan turunnya nilai barang jadi pada tahun Ancaman dari harga kapas yang lebih murah berdampak pada tekanan harga pada sektor polyester. Margin PTA terus mengalami tekanan. Pemulihan yang terjadi dalam industri polyester khusunya dalam margin diharapkan akan terus meningkat diikuti dengan pertumbuhan produk polimer global sekitar 6,20% di Perseroan telah mengambil keputusan strategis untuk menghentikan operasi PTA menjelang akhir 2015 untuk melakukan pemutakhiran (upgrade) untuk meningkatkan efisiensi biaya setara dengan mesin dengan tekhnologi terbaru. Margin PTA saat ini pada tingkat yang rendah, sehingga keputusan untuk penghentian operasi PTA diharapkan berdampak positif pada margin keseluruhan ke depan. Perseroan akan melakukan pemenuhan kebutuhannya PTA dari pasar domestik dan internasional dan ini tidak akan berdampak pada produksi hilir produk Staple Fiber dan Benang Filamen serta pendapatan Perseroan masih tergantung pada fasilitas kredit modal kerja yang diberikan oleh pemegang saham mayoritas, untuk pengadaan bahan baku karena tidak adanya sumber pendanaan lainnya dari perbankan pada umumnya. Pinjaman modal kerja melalui bank akan dimungkinkan manakala utang terjamin telah direstrukturisasi. Berkenaan dengan Peraturan Bank Indonesia No 17/3/PBI/2015, Perseroan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No 17/1192 /DKSP tanggal 11 Agustus 2015 untuk bertransaksi menggunakan Dollar sebagai mata uang transaksi sampai Juli Restrukturisasi utang Perseroan terus melanjutkan pembahasan restrukturisasi utang terjamin dengan Para creditor berjaminan. Sebagai pemegang saham mayoritas Damiano Investment BV juga merupakan pemegang mayoritas utang yang dijamin, selain PPA/Kementrian Keuangan. Damiano Investments BV terus memberikan pinjaman modal kerja dan fasilitas Letter of Credit untuk pengadaan bahan baku. Ini telah membantu Perseroan untuk mempertahankan optimalisasi kapasitas produksi Perseroan. 20 LAPORAN TAHUNAN 2015

22 ASIA PACIFIC FIBERS Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan profesional berkomitmen penuh dalam memenuhi standar tinggi Good Corporate Governance (GCG). prinsip-prinsip GCG yang meliputi transparansi, keadilan, akuntabilitas dan kewajaran, selalu menjadi faktor utama dalam semua aspek bisnis dan di semua tingkatan manajemen. Dewan Komisaris Diwakili orang-orang terkemuka di bidang Keuangan, Ekonomi, dan Hukum, selain dari pemegang saham mayoritas. Dewan Komisaris bertemu secara berkala untuk meninjau jalannya Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan panduan kebijakan yang terkait dengan pembiayaan, pinjaman, jaminan agunan, asuransi, menetapkan anggaran dan rencana bisnis tahunan dan mereka memiliki akses penuh terhadap informasi Perusahaan. Komisaris dalam menjalankan tugasnya dibantu dibantu oleh berbagai Komite seperti Komite Audit, Komite Manajemen Risiko dan Komite Remunerasi yang dipimpin oleh Komisaris Independen. Susunan Dewan Komisaris berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan pada 16 Juni 2015 adalah sebagai berikut: Nama Umur Jabatan Robert Clive Appleby 53 Komisaris Utama sejak Direktur dan Chief Investment Officer di Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM),. Sebelumnya beliau adalah seorang Managing Director Divisi Income Asia di Credit Agricole Indosuez yang khususnya menangani restrukturisasi di kawasan Asia. Christopher Robert Botsford 54 Komisaris sejak Chief Executive Officer dan Direktur Asia Debt Management Hongkong Limited (ADM),. Sebelum mendirikan ADM, beliau mengelola regional debt untuk Kawasan Asia Pacific dan operasi pasar derivative pada Republic National Bank of New York yang memberikan lindung nilai dan manajemen restrukturisasi hutang di kawasan. Robert McCarthy 61 Komisaris sejak Juni Beliau meraih gelar Master in Business Administration dari Yale School of Management, dan gelar Master dalam 21 LAPORAN TAHUNAN 2015

23 ASIA PACIFIC FIBERS bidang Medieval History dari Columbia University. Mengelola Investasi bermasalah pada Spinnaker Funds. Beliau merupakan Founding Director Morgan Grenfell dan pernah menjabat sebagai Direktur Deutsche Bank. Dono Iskandar Djojosubroto 71 Komisaris Independen sejak Februari Beliau meraih gelar dari Universitas Indonesia dan MA & PhD di bidang Ekonomi dari The University of Illinois, USA. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Deputi Gubernur Bank Indonesia, dan Direktur Eksekutif IMF mewakili dua belas Negara Asia. Beliau juga pernah Komisaris di dan Badan Pengawas di berbagai Lembaga Pemerintah, seperti PT Jasindo, PT Jasamarga, Bank BRI dan Bank BTN. Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah 61 Komisaris Independen sejak Juni2015. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Beliau juga memegang gelar Master di Teknik Sistem Industri dari University of Florida, USA. Dia memegang posisi Manajemen Senior di berbagai perusahaan swasta dan juga di Dewan Komisaris perusahaan BUMN. Dia memiliki lebih dari 17 tahun pengalaman di Departemen Perdagangan dan Industri dan pensiun sebagai Direktur Jenderal pada tahun Selama tahun ini, Dewan Komisaris mengadakan lima kali Rapat Dewan Komisaris. 22 LAPORAN TAHUNAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

Daftar Isi. 3 Keterangan tentang Perseroan. 5 Pesan Komisaris Utama. 12 Laporan Manajemen. 20 Tata Kelola Perusahaan. 28 Struktur Organisasi.

Daftar Isi. 3 Keterangan tentang Perseroan. 5 Pesan Komisaris Utama. 12 Laporan Manajemen. 20 Tata Kelola Perusahaan. 28 Struktur Organisasi. Daftar Isi 3 Keterangan tentang Perseroan Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 5 Pesan Komisaris Utama Pesan Kepada Para Pemegang Saham 8 12 Laporan Manajemen Analisis dan Pembahasan Manajemen 18 20 Tata Kelola

Lebih terperinci

Asia Pacific Fibers. Halaman ini sengaja dikosongkan

Asia Pacific Fibers. Halaman ini sengaja dikosongkan Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Sambutan Komisaris Utama 8 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 13 Manajemen 17 Laporan Management 23 Analisis dan Pembahasan Manajemen

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia. 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ini adalah PT Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), yaitu salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di Indonesia.

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Daftar Isi. LAPORAN TAHUNAN Hal. 1

Daftar Isi. LAPORAN TAHUNAN Hal. 1 Daftar Isi 3 Keterangan Tentang Perseroan 4 Ikhtisar Data Keuangan Penting 5 Sambutan Komisaris Utama 7 Pesan Kepada Pemegang Saham 11 Laporan Manajemen 17 Analisis Pembahasan Manajemen 19 Tata Kelola

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

2 LAPORAN TAHUNAN Halaman ini sengaja dikosongkan

2 LAPORAN TAHUNAN Halaman ini sengaja dikosongkan 2 LAPORAN TAHUNAN 2013 Halaman ini sengaja dikosongkan PT. Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan salah satu perusahaan penghasil polyester

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

Keterangan Tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan Komisaris Utama 5 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 11 Laporan

Keterangan Tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan Komisaris Utama 5 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 11 Laporan Daftar Isi Keterangan Tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan Komisaris Utama 5 Pesan Kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 11 Laporan Manajemen 14 Analisis dan Pembahasan Manajemen

Lebih terperinci

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan dari Komisaris Utama 5 Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 12 Laporan Manajemen 15 Analisis & Pembahasan oleh

Lebih terperinci

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:

Lebih terperinci

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Sambutan dari Komisaris Utama 4. Pesan kepada Para Pemegang Saham 6. Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 19

Ikhtisar Data Keuangan Penting 3. Sambutan dari Komisaris Utama 4. Pesan kepada Para Pemegang Saham 6. Analisis & Pembahasan oleh Manajemen 19 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Sambutan dari Komisaris Utama 4 Pesan kepada Para Pemegang Saham 6 Manajemen 10 Laporan Manajemen 13 Analisis & Pembahasan oleh

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang diambil oleh para manajer dari tiap bagian fungsional suatu perusahaan tersebut. Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin canggih dan modern menyebabkan perkembangan dunia usaha semakin pesat. Tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

Bernavigasi melewati Kerentanan

Bernavigasi melewati Kerentanan Bernavigasi melewati Kerentanan Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia (sebagaimana disusun untuk diserahkan, Indonesia Fixed Income and High Yield Bond Forum 2015) 22 September 2015, Jakarta,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEDUA 2008 SEBESAR US$156,0 JUTA JAKARTA, 7 Agustus 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

Sambutan Komisaris Utama

Sambutan Komisaris Utama Sambutan Komisaris Utama Bank Danamon mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank dengan profitabilitas tertinggi di Indonesia pada tahun 2005. Sim Kee Boon, Komisaris Utama Pemegang Saham yang terhormat,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7

Daftar Isi. Keterangan tentang Perseroan 3. Ikhtisar Data Keuangan Penting 4. Sambutan dari Komisaris Utama 5. Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 3 Ikhtisar Data Keuangan Penting 4 Sambutan dari Komisaris Utama 5 Pesan kepada Para Pemegang Saham 7 Manajemen 12 Laporan Manajemen 17 Analisis & Pembahasan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang semakin merosot di Indonesia disebabkan oleh krisis moneter, serta merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

PT Vale Indonesia Tbk mencapai kinerja operasional yang kuat pada Triwulan Keempat Tahun 2012

PT Vale Indonesia Tbk mencapai kinerja operasional yang kuat pada Triwulan Keempat Tahun 2012 mencapai kinerja operasional yang kuat pada Keempat Jakarta, 28 Februari 2013 ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) hari ini mengumumkan hasil untuk triwulan keempat tahun (4T12) yang belum diaudit.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dipicu dengan gejolak nilai tukar sejak Juli 1997 berdampak luas terhadap perekonomian nasional. Selama semester II/1997 dan tahun 1998, semua indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan dan berkembang serta mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus bersaing

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2008 JAKARTA, 27 Oktober 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk ( PT Inco, atau Perseroan, IDX: INCO) hari ini

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di dalam negeri maupun di dunia terus mengalami gejolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di dalam negeri maupun di dunia terus mengalami gejolak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian di dalam negeri maupun di dunia terus mengalami gejolak di berbagai sektor. Perusahaan sebagai salah satu entitas yang terlibat dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang telah didirikan pada umumnya memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2007

LAPORAN TAHUNAN 2007 PT. POLYSINDO EKA PERKASA Tbk. LAPORAN TAHUNAN 2007 POLYSINDO Synthetics, Naturally. Daftar Isi Keterangan tentang Perseroan 2 Ikhtisar Data Keuangan Penting 3 Surat dari Komisaris Utama 4 Surat kepada

Lebih terperinci

Siaran Pers. PT Vale Indonesia Tbk Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 juta pada Triwulan Keempat Tahun 2011

Siaran Pers. PT Vale Indonesia Tbk Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 juta pada Triwulan Keempat Tahun 2011 Siaran Pers Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 juta pada Triwulan Keempat Tahun [ 1 ] Mengumumkan Laba Bersih Sebesar AS$13,1 Juta pada Triwulan Keempat Tahun Jakarta, 16 Februari 2012 ( PT Vale Indonesia,

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

Produksi triwulan kedua tahun 2015 mengalami peningkatan sementara biaya tetap kompetitif menopang penurunan harga

Produksi triwulan kedua tahun 2015 mengalami peningkatan sementara biaya tetap kompetitif menopang penurunan harga Produksi triwulan kedua tahun mengalami peningkatan sementara biaya tetap kompetitif menopang penurunan harga Jakarta, 30 Juli Hari ini ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) mengumumkan pencapaian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2008 SEBESAR US$139,6 JUTA - 1 MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN PERTAMA 2008 SEBESAR US$139,6 JUTA JAKARTA, 25 April 2008 --- PT International Nickel Indonesia Tbk

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

Laporan Komisaris Utama

Laporan Komisaris Utama 12 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Laporan Tahunan 2008 Laporan Pemegang Saham yang Terhormat, Perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika perubahan selama tahun 2008. Tahun 2008 diawali secara positif

Lebih terperinci

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 -

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 - SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 - PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR

Lebih terperinci

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat.

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Bank Danamon Laporan Tahunan 2006 18 Laporan Direktur Utama Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Di tahun 2006 Bank Danamon memperingati ulang tahunnya yang ke-50 dan menjadi lebih kuat pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA - 1 -

SIARAN PERS. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA - 1 - SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA - 1 - MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KETIGA 2009 SEBESAR AS$75,9 JUTA JAKARTA, 29 Oktober 2009 --- PT International Nickel Indonesia Tbk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

PT Lionmesh Prima Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk PT Lionmesh Prima Tbk Public Expose Hotel JW Marriott, 06 Juni 2017 Daftar Isi Profil Perusahaan Tinjauan Ekonomi Kinerja Perusahaan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Prospek Usaha 2017 Target Usaha 2017 Pabrik

Lebih terperinci

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember Agenda 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013: a. Persetujuan laporan tahunan Perseroan; b. Pengesahan laporan keuangan Perseroan; dan c. Pengesahan laporan

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1997-2 1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1997-1999

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Laporan Direktur Utama

Laporan Direktur Utama 22 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Laporan Tahunan 2008 Laporan Utama Pemegang Saham yang Terhormat, Tahun 2008 merupakan periode dengan banyak peristiwa yang menggoncangkan fondasi sektor keuangan global

Lebih terperinci

SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$81,7 JUTA PADA TRIWULAN KETIGA TAHUN 2011

SIARAN PERS MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$81,7 JUTA PADA TRIWULAN KETIGA TAHUN 2011 SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$81,7 JUTA PADA TRIWULAN KETIGA TAHUN - 1 - PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$81,7 JUTA PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pabrik-pabrik garmen sampai dengan tingkat UKM garmen.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pabrik-pabrik garmen sampai dengan tingkat UKM garmen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Garmen dan Tekstil di Indonesia kian lama kian berkembang, mulai dari pabrik-pabrik garmen sampai dengan tingkat UKM garmen. Perkembangan industri garmen begitu

Lebih terperinci

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA PADA TRIWULAN PERTAMA TAHUN

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA PADA TRIWULAN PERTAMA TAHUN SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA PADA TRIWULAN PERTAMA TAHUN 2011-1 - PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$111,9 JUTA

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015 Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci