RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Isntitut Pertanian Bogor Oleh : SANDY OLIVIA F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Isntitut Pertanian Bogor Oleh : SANDY OLIVIA F Dilahirkan pada tanggal 18 Oktober 1985 di Ujung Pandang Tanggal lulus : Januari 2008 Disetujui, Bogor, 2008 Dosen Pembimbing Akademik Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng NIP Mengetahui, Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S Ketua Departemen Teknik Pertanian

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Tanaman Sayuran Untuk Kegiatan Penyuluh di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa). Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan Maret 2007 hingga bulan Januari Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan saran. 2. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si dan Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr atas kesediannya menguji hasil penelitian penulis. 3. Bapak Warjito, dan pegawai Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Bandung. 4. Bapak Ose, Bapak Wilarto, Ibu Elly, dan pegawai Kelompok Usaha Tani Hidroponik CV. Grace di Cibodas, Bandung. 5. Babe dan Bundaku tercinta yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pengorbanannya untuk mengantar jemput penulis ke lokasi penelitian, serta kakak dan adikku tersayang, atas segala doa, kasih sayang, dan dukungannya. 6. Q-will, Bang Wardana, Mas Yusuf, dan Salman atas segala bantuannya. 7. Riris, Kiki, Lika, Deta, Nirwan, Andika dan seluruh rekan-rekan TEP 40 yang telah memberi warna dalam hidup penulis selama studi di IPB. 8. Ka Risma, Mba Wiwid, Mba Suci, dan teman-teman kost yang lain. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Januari 2008 Penulis i

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1 B. RUANG LINGKUP... 3 C. TUJUAN PENELITIAN... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM INFORMASI... 4 B. DAUR HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM... 8 C. SISTEM BASIS DATA... 9 D. VISUAL BASIC 2005 (VB 2005) E. AUTORUN PRO ENTERPRISE F. MICROSOFT OFFICE ACCESS G. ADOBE PHOTOSHOP H. SAYURAN I. PENELITIAN TERDAHULU III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT B. ALAT DAN BAHAN C. METODOLOGI D. PENGUMPULAN DATA IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM B. ANALISIS SISTEM C. DESAIN SISTEM D. IMPLEMENTASI SISTEM ii

6 E. PERAWATAN SISTEM V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

7 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Produksi sayuran di Indonesia tahun (ton)... 2 Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian Tabel 3. Hasil pengujian kompatibilitas sistem iv

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Transformasi data menjadi informasi... 5 Gambar 2. Model sistem informasi menurut O Brien (1999)... 6 Gambar 3. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC... 8 Gambar 4. Posisi.NET Framework sebagai jembatan penghubung Gambar 5. Teknik budidaya sayuran secara hidroponik Gambar 6. Relasi antar tabel dalam database SI_TaSa Gambar 7. Tampilan menu utama setelah diklik tombol edit Gambar 8. Form login untuk masuk pada menu edit database Gambar 9. Tampilan menu edit database informasi umum Gambar 10. Tampilan menu edit database deskripsi varietas Gambar 11. Tampilan menu edit database TB Konvensioanal Gambar 12. Tampilan form biaya produksi konvensional untuk tanaman selada Gambar 13. Tampilan menu edit database TB Hidroponik Gambar 14. Tampilan form biaya produksi hidroponik untuk tanaman tomat Gambar 15. Tampilan menu edit databse hama penyakit Gambar 16. Tampilan menu edit database hasil penelitian Gambar 17. Tampilan menu edit database pasca panen Gambar 18. Tampilan menu autorun program aplikasi SI_TaSa Gambar 19. a) Tampilan kontrol MyCheckbox saat diklik (bernilai true); b) Tampilan kontrol MyCheckbox saat tersentuh mouse; c) Tampilan kontrol MyCheckbox sebelum tersebtuh mouse Gambar 20. Tampilan form splashscreen (form pembuka) Gambar 21. Tampilan form menu utama Gambar 22. Tampilan form pilihan sasaran penerima informasi Gambar 23. Tampilan form mitra tani tab kontrol informasi umum Gambar 24. Tampilan form mitra tani tab kontrol budidaya konvensional Gambar 25. Tampilan form mitra tani tab kontrol budidaya hidroponik v

9 Gambar 26. Tampilan form mitra tani tab kontrol hama penyakit Gambar 27. Tampilan form mitra tani tab kontrol hasil penelitian Gambar 28. Tampilan form laporan informasi umum untuk mitra tani Gambar 29. Tampilan form laporan budidaya konvensional Gambar 30. Tampilan form laporan biaya produksi Gambar 31. Tampilan form laporan hama penyakit tanaman Gambar 32. Tampilan form laporan hasil penelitian tanaman tomat Gambar 33. Tampilan form mitra pasar tab kontrol informasi umum Gambar 34. Tampilan form mitra pasar tab kontrol pasca panen Gambar 35. Tampilan form laporan informasi umum untuk mitra pasar Gambar 36. Tampilan form laporan pasca panen Gambar 37. Tampilan form bantuan Gambar 38. Tampilan form profil Gambar 39. Grafik uji kompatibilitas sistem Gambar 40. Intensitas responden dalam menggunakan komputer Gambar 41. Penilaian responden terhadap komposisi warna Gambar 42. Penilaian responden terhadap tampilan sistem keseluruhan Gambar 43. Penilaian responden terhadap kemudahan pencarian informasi Gambar 44. Penilaian responden terhadap kelengkapan data Gambar 45. Penilaian responen terhadap pengetahuan yang dapat diperoleh dari SI_TaSa vi

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sistem informasi tanaman sayuran Lampiran 2. Struktur Layar Sistem Informasi Tanaman Sayuran Lampiran 3. Struktur layar informasi menu utama Lampiran 4. Struktur layar informasi mitra tani Lampiran 5. Struktur layar informasi mitra pasar Lampiran 6. Struktur layar form administrator Lampiran 7. Format kuisioner pengguna sistem Lampiran 8. Panduan manual SI_TaSa vii

11 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ir. Nandar Koes dan Djuwita Pingkan, yang dilahirkan pada tanggal 18 Oktober 1985 di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan penulis pada tahun 1997 di SD Widyawan I Cimahi. Penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat pertama di SLTPN 3 Cimahi dan lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat atas dan menamatkan pendidikan di SLTA 2 Cimahi pada tahun Pada tanggal 1 Juli 2003, penulis diterima sebagai mahasiswi di jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menuntut ilmu di IPB, penulis masuk dalam keanggotaan Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) dan Paguyuban Mahasiswa Bandung (Pamaung). Pada tahun 2006, penulis melaksanakan kegiatan praktek lapangan di PT REA Kaltim Plantations, Samarinda Kalimantan Timur dengan judul Sistem Manajemen Produksi Kelapa Sawit di PT REA Kaltim Plantations, Samarinda Kalimanatan Timur. Sebagai salah satu syarat untuk mmperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Tanaman Sayuran Untuk Kegiatan Penyuluhan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa).

12 Sandy Olivia. F Rancang Bangun Sistem Informasi Tanaman Sayuran Untuk Kegiatan Penyuluh di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang-Bandung. Dibawah bimbingan : Bambang Pramudya RINGKASAN Sayuran merupakan bahan pelengkap makanan pokok orang Indonesia, dimana zat yang terkandung di dalamnya memiliki nilai gizi yang tinggi dan sangat penting bagi tubuh manusia. Melihat pentingnya sayuran bagi tubuh manusia, maka timbul perlu dihasilkan sayuran yang optimal. Caranya adalah melalui penanganan yang tepat mulai dari pemilihan benih, kegiatan budidaya, sampai pada proses pasca panen. Pemerintah Indonesia ikut berperan dalam meningkatkan produksi tanaman sayuran salah satunya melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh dinas pertanian. Salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang pertanian, khususnya tanaman sayuran adalah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa). Balitsa sebagai balai penelitian bertugas melakukan penelitian berbagai tanaman sayuran dn menyampaikan informasi hasil penelitian dan perkembangan tanaman sayuran melalui jurnal. Balitsa juga selalu mempersiapkan penyuluh-penyuluh untuk menyampaikan informasi kepada petani atau pedagang pengumpul. Untuk membantu petugas penyuluh dalam menyampaikan informasi kepada sasaran, maka dibangunlah suatu sistem informasi tanaman sayuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu petugas penyuluhan menyampaikan informasi mengenai tanaman sayuran pada saat kegiatan penyuluhan di Balitsa. Tanaman sayuran yang sudah tersedia dalam sistem informasi ini adalah tanaman sayuran yang bersifat ekonomis dan menjadi komoditi utama objek penelitian di Balitsa, yaitu bawang merah, buncis, kacang panjang, tomat, wortel, mentimun, cabe besar, kentang, selada, dan kubis. Sistem informasi ini dibangun dengan menggunakan software Visual Basic 2005 untuk membuat user interface dan Microsoft Access 2003 untuk membangun database. Selain itu software pendukung lainnya adalah Adobe Photoshop 7.0 dan Autorun Pro Enterprise. Sistem Informasi Tanaman Sayuran (SI_TaSa) dibangun dengan metode System Development Life Cycle (SDLC), yang terdiri dari 5 tahap, yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan. Hasil akhir dari pembangunan sistem ini adalah suatu sistem informasi berbasis komputer/disimpan dalam desktop komputer dan akan dapat dijalankan secara autorun untuk kegiatan penyuluhan. Sistem ini juga dilengkapi dengan fasilitas edit data, sehingga data dapat terus di update setiap waktu. Pengujian yang dilakukan terhadap sistem ada dua tahap, yaitu uji kecepatan sistem dan uji performansi. Uji kompatibilitas adalah menguji kemampuan sistem di beberapa komputer dengan spesifikasi berbeda namun sistem operasinya sama. Hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa sistem dapat diakses di semua komputer, namun komputer dengan kapasitas RAM yang cukup besar yang mampu mengakses sistem secara cepat. Pengujian performansi dilakukan dengan membagi kuisioner kepada 10 responden. Setelah sistem beroperasi, sistem masih tetap memerlukan perawatan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan sistem informasi yang lebih baik dengan informasi yang up to date.

13 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sayuran merupakan bahan pelengkap dari makanan pokok orang Indonesia. Manfaat yang diberikan dengan mengkonsumsi sayuran sangat besar, baik sebagai gizi maupun untuk menambah selera makan. Oleh karena itu, sayuran mutlak dibutuhkan oleh setiap orang. Tanaman sayuran banyak sekali macam dan jenisnya, sehingga tidak setiap orang bisa mengenal seluruh tanaman sayuran apalagi mengetahui cara budidayanya. Akan tetapi petani sayuran haruslah mengetahui teknik-teknik dalam membudidayakan sayuran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi sayuran di Indonesia. Dewasa ini dunia pertanian semakin berkembang dengan pesat, bahkan pengetahuan tentang tanaman sayuran pun mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya teknik baru yang digunakan untuk membudidayakan sayuran. Dahulu para petani hanya melakukan budidaya tanaman sayuran secara konvensional, namun saat ini sudah banyak teknik budidaya modern yang dapat dilakukan. Untuk jenis tanaman yang diusahakan, hingga saat ini tanaman sayuran yang bernilai ekonomis tinggi masih mendapat tempat di hati para petani, sebab dengan melaksanakan usaha tani tersebut, diharapkan petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik. Produksi sayuran selalu mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Banyak hal yang dapat menyebabkan hal itu terjadi, misalnya dari faktor alam (seperti perubahan cuaca yang tidak menentu, berbagai hama penyakit yang menyerang sayuran tersebut, dan sebagainya) atau mungkin dari faktor sumber daya manusianya (misalnya karena keterbatasan pengetahuan mengenai budidaya sayuran). Berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik, produksi sayuran di Indonesia dari tahun dapat dilihat dari Tabel 1.

14 Tabel 1. Produksi sayuran di Indonesia tahun (ton) KOMODITI TAHUN (ton) SAYURAN Bawang Merah Buncis Cabe Besar Kacang Panjang Kentang Kol/Kubis Mentimun Tomat Wortel Sumber : Badan Pusat Statistik ( ) Untuk menunjang tercapainya produksi yang lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas, para petani sayur harus mengetahui teknik-teknik bertani sayuran yang baik. Tahapan dalam membudidayakan tanaman sayuran pada umumnya dimulai dari persiapan dan pengolahan tanah. Namun saat ini ada teknik baru dalam membudidayakan tanaman, baik tanaman sayuran maupun tanaman hortikultura lain yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya, tetapi menggunakan air atau substrat lain. Budidaya semacam ini disebut hidroponik. Tahapan selanjutnya adalah pembibitan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaannya termasuk pengendalian hama dan penyakit. Semua tahapan kegiatan ini disebut tahapan kegiatan pra panen. Informasi mengenai kegiatan pra panen ini sangat dibutuhkan oleh para petani untuk mencapai produksi sayuran yang lebih baik, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan petani. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk membudidayakan suatu jenis sayuran adalah minat dari para konsumen langsung, yakni masyarakat. Dalam hal ini pedagang pengumpul/pemasok (supplier) harus lebih mengetahui permintaan pasar. Selanjutnya pemasok yang meminta kepada para petani untuk memproduksi tanaman sayuran yang banyak diminati oleh konsumen. Dalam rangka pembangunan khususnya di bidang pertanian, pemerintah telah banyak memberikan bimbingan, misalnya dengan melakukan kegiatan penyuluhan melalui Dinas Pertanian. Salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang pertanian khususnya tanaman sayuran adalah Balai 2

15 Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), yang merupakan anak dari Balai Penelitan Tanaman Hortikultura (Balithort). Kegiatan yang dilakukan di Balitsa salah satunya adalah melaksanakan penelitian mengenai morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman sayuran dan menyampaikannya kepada pengguna melalui kegiatan penyuluhan. Informasi yang akan disampaikan dalam penyuluhan tersebut ditujukan kepada dua pihak, yaitu mitra tani (petani) dan mitra pasar (pemasok/pedagang pengumpul) atau istilah lainnya adalah supplier. Kegiatan penyuluhan di Balitsa dilakukan dengan membagikan leaflet kepada para petani atau pemasok sayur. Hal tersebut dinilai terlalu boros, karena jenis kertas yang digunakan untuk leaflet tergolong mahal. Untuk menghemat pengeluaran biaya pada saat melakukan penyuluhan, tetapi tetap dapat memberikan informasi yang cukup lengkap kepada pengguna, maka dibangunlah suatu program aplikasi Sistem Informasi Tanaman Sayuran (SI_TaSa). Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam pengambilan topik penelitan. Sistem informasi ini akan dibangun berbasis komputer atau disimpan di dalam desktop komputer server. Program aplikasi SI_TaSa dibuat untuk memberikan informasi mengenai tanaman sayuran dan lebih difokuskan pada tanaman sayuran yang menjadi komoditi utama objek penelitian di Balitsa. Informasi yang akan disajikan diantaranya adalah informasi umum mengenai tanaman sayuran, yang meliputi nama latin, famili, asal tanaman, kategori menurut bagian yang dikonsumsi, manfaat/kegunaan, sentra produksi, nama-nama varietas beserta deskripsi varietas. Informasi lain adalah mengenai teknik budidaya, biaya produksi, hama penyakit dan penanggulangan, beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman sayuran tersebut, serta penanganan panen dan pasca panen dari masing-masing sayuran. B. RUANG LINGKUP Masalah yang akan dikaji dalam merancang SI_TaSa ini mencakup seluruh informasi mengenai tanaman sayuran, khususnya yang menjadi komoditi utama objek penelitian di Balitsa, dimana informasi yang akan 3

16 disajikan meliputi daerah asal tanaman, kategori menurut bagian yang dikonsumsi, manfaat/kegunaan, daerah yang memproduksi sayuran tersebut, nama-nama varietas dari setiap sayuran serta deskripsi varietas (seperti, potensi hasil, morfotype, adaptasi budidaya, dan umur panen), teknik budidaya, biaya produksi, hama penyakit dan penanggulannya, beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman sayuran, kisaran harga di pasar pada bulan-bulan tertentu, serta kegiatan panen dan pasca panen. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum penelitian ini adalah membangun sistem informasi untuk tanaman sayuran berbasis komputer/desktop. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Merancang sistem informasi tanaman sayuran dengan basis komputer dalam bentuk yang mudah untuk kegiatan penyuluhan di Balitsa. 2. Membangun sistem basis data mengenai tanaman sayuran khususnya yang menjadi komoditi utama objek penelitian di Balitsa. 3. Mengimplementasikan perangkat lunak Sistem Informasi Tanaman Sayuran dalam bentuk paket program yang interaktif. 4

17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM INFORMASI 1. Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan/sasaran (Hartono, 1999). Menurut O Brien (2003), sistem adalah suatu kelompok dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) di dalam sebuah proses transformasi Pendapat lain mengatakan banwa sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan (Bartalanfy, 2005) Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain (Ackof, 2005). Menurut Hartono (1999) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). 2. Informasi Informasi adalah data yang yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Hartono, 1999). Jadi, sumber dari informasi adalah data. Post dan David (2003) menyatakan bahwa, informasi merupakan data yang telah diolah, diorganisir, dan digabungkan untuk memberikan pengertian yang lebih dalam. Proses pengolahan data menjadi suatu informasi yang memiliki arti lebih dalam atau disebut juga proses transformasi data menjadi informasi dapat dilihat pada Gambar 1.

18 DATA PROSES INFORMASI Gambar 1. Transformasi data menjadi informasi 3. Sistem Informasi Sistem informasi memiliki banyak pengertian sesuai dengan sudut pandang yang mengartikannya. Jika dilihat dari bidang komputerisasi, sistem informasi dapat diartikan sebagai aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi yang meliputi pengoperasian, instalasi, perawatan/pemeliharaan komputer, perangkat lunak, dan data. Pengertian lain dari sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan ( Sistem informasi terdiri dari tiga komponen fundamental yaitu input, proses dan output (Rademacher dan Harry, 1983). Menurut O Brien (1999), model sistem informasi didasarkan pada konsep sistem yang dilengkapi dengan performance control system dan data store, serta memiliki 5 (lima) sumber daya, yaitu (1) perangkat lunak (software), (2) perangkat keras (hardware), (3) data (dataware), (4) manusia (brainware), dan (5) jaringan (netware), dimana kegunaannya untuk melakukan 7 (tujuh) aktivitas, yaitu pemasukan data (data entry), pemrosesan (processing), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), memproduksi dan mendistribusikan informasi (producing and distributing info), melaporkan (reporting), dan merespon (responding). Model sistem informasi menurut O Brien (1999) dapat dilihat pada Gambar 2. 6

19 BRAINWARE Performance Control System DATAWARE S O F T W A R E Data Process Data Store N E T W A R E Info H A R D W A R E Gambar 2. Model sistem informasi menurut O Brien (1999). Menurut pendapat Stair (1986) di dalam Syughly (1999), karakteristik dari sistem informasi yang baik adalah : 1. Tepat waktu, artinya sistem informasi sampai pada penerimanya tidak terlambat. 2. Akurat, yaitu informasi tersebut bebas dari kesalahan dan tidak bias. 3. Fleksibel, yaitu sistem informasi dapat digunakan di masa kini dan yang akan datang. 4. Bernilai ekonomi, yaitu manfaat dari informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. 5. Reliable, yaitu informasi benar-benar nyata. 6. Singkat dan sederhana, yaitu mudah dibaca dan dimengerti oleh penerima informasi. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang terintegrasi, sistem antara manusia dan mesin yang memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur, dan basis data yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi (Wahyono, 2004). Sistem informasi berbasis komputer merupakan bagian dari sistem informasi. Oleh sebab itu terdapat hubungan yang sangat erat antara sistem informasi dan sistem komputer. 7

20 Menurut Kadir (2002), sistem informasi memiliki komponen sebagai berikut : 1. Perangkat keras (hardware) : Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak (software) : Merupakan sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. 3. Prosedur : Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembngkitan keluaran sistem informasi. 4. Orang : Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistm informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data (database) : Sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 6. Jaringan komputer dan komunikasi data : Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses. B. DAUR HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM Sebelum membangun sistem informasi kita harus mengetahui metodologi pengembangan sistem yang tepat untuk sistem yang akan dibangun. Ada tiga metode yang biasa dipakai untuk pengembangan sistem, yaitu: SDLC (System Development Life Cycle), Prototyping, dan RAD (Rapid Application Development). Pembangunan sistem pada tugas akhir ini menggunakan metode SDLC. O Brien (1999) mengatakan bahwa, pengembangan sistem informasi memiliki daur hidup yang disebut daur pengembangan sistem informasi atau secara umum dinamakan System Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metode klasik yang digunakan untuk mengembangkan, menggunakan, dan memelihara sistem infomasi. Diagram alir pengembangan sistem berdasarkan metode SDLC dapat dilihat pada Gambar 3. 8

21 INVESTIGASI Studi Kelayakan ANALISIS SISTEM DESAIN SISTEM IMPLEMENTASI PERAWATAN Kebutuhan Fungsional Spesifikasi Sistem Sistem yang Operasional Sistem yang Lebih baik AKTIVITAS PRODUK Gambar 3. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC Pembangunan sistem dengan menggunakan metode SDLC harus melalui 5 tahap pembangunan sistem, yaitu tahap investigasi sistem, tahap analisis sistem, tahap desain sistem, tahap implementasi, dan tahap perawatan sistem. 1. Tahap Investigasi Sistem Awal mula pembangunan sistem berasal dari perumusan masalah yang timbul dari suatu sistem lama. Perumusan masalah akan menciptakan berbagai solusi alternatif. Sistem informasi yang akan dibangun merupakan solusi alternatif dari perumusan masalah tersebut. Selanjutnya terhadap solusi alternatif tersebut dilakukan studi kelayakan yang meliputi kelayakan teknis, kelayakan operasional, dan kelayakan ekonomi. 2. Tahap Analisis Sistem Pada saat sistem tersebut dinyatakan layak, maka perancang sistem mulai melakukan analisis terhadap sistem yang akan dibangun. Tahap ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan informasi pengguna. Untuk mengetahui kebutuhan informasi, perancang sistem melakukan survey terhadap calon pengguna informasi tersebut. 9

22 3. Tahap Desain Sistem Pada tahap ini perancang sistem mulai merancang model sistem informasi yang akan dibangun, dengan harapan sistem informasi yang dibangun dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi tersebut kepada pengguna. Tahapan desain sistem ini meliputi : a. Desain pengembangan spesifikasi sistem, yaitu pengembangan software, hardware, dataware, netware, dan brainware yang akan digunakan b. Desain informasi, meliputi isi, bentuk, dan waktu penyampaian informasi tersebut. c. Desain user interface, yaitu merancang format tampilan dari sistem yang akan dibangun. d. Desain proses, yaitu bagaimana transformasi input-output dalam sistem informasi tersebut atau dengan kata lain bagaimana proses yang terjadi di dalam sistem tersebut. e. Keamanan sistem, bagaimana perancang sistem informasi menjamin keamanan sitem tersebut dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Gambar 4. Tahap desain sistem pada metode SDLC 10

23 4. Tahap Implementasi Sistem Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan. Aktivitas tersebut meliputi : a) Pemrograman b) Pengujian c) Sosialisasi sistem yang baru d) Konversi dari sistem lama ke sistem yang baru. 5. Tahap Perawatan Sistem Perawatan sistem tetap diperlukan selama sistem beroperasi. Pada tugas akhir ini perawatan sistem akan dilakukan oleh pihak yang bersangkutan, yaitu Balitsa. C. SISTEM BASIS DATA Data adalah fakta-fakta mentah atau hasil pengamatan yang belum diolah. Database atau basis data adalah koleksi terpadu dari data yang saling berkaitan dari suatu enterprise, yang dirancang dan dapat digunakan oleh banyak user. Sedangkan Database Management System (DBMS) adalah koleksi terpadu dari sekumpulan program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database (Seminar, 2005). Pendapat lain mengatakan bahwa Database Management System (DBMS) adalah software yang mengolah database, menyimpan data, mendukung bahasa query, melakukan pembuatan laporan dan dapat digunakan untuk membuat tampilan data entry (Post, 1999). Rancangan database membutuhkan: 1. Komunikasi dengan pihak perusahaan yang berwenang. 2. Kemampuan untuk digunakan oleh banyak pengguna. 3. Pencarian data yang tepat untuk meningkatkan akurasi. Sistem manajemen basis data memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan data konvensional (Post dan David, 2003). Keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem manajemen basis data adalah : 1. Data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai pengguna (users) maupun program aplikasi. 11

24 2. Metoda untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten. 3. Tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data. 4. Data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data independence). 5. Keterkaitan logik antar data terpelihara. Sedangkan bila tidak menggunakan DBMS, tetapi menggunakan manajemen data konvensional, maka akan memberikan kerugian: 1. Data merupakan milik program aplikasi tertentu. 2. Umur data tergantung umur program aplikasinya. 3. Kesulitan data sharing antar aplikasi. 4. Potensi pengulangan (redudansi) dan inkonsistensi data. 5. Keragaman struktur dan metoda akses data D. VISUAL BASIC 2005 (VB 2005) Program visual basic adalah bahasa pemrograman yang paling mudah dipelajari dan digunakan. Visual Basic 2005 (VB 2005) merupakan kelanjutan dari visual basic versi terdahulu yaitu VB 6.0. Menururt Kusumo (2006), Microsoft Visual Basic 2005 adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi berbasis Windows, aplikasi form Web ASP.NET (Active Server Pages for NET), layanan Web XML (Extensible Markup Language). VB NET dibangun di atas fondasi Framework.NET (lingkungan kerja.net). Menurut Wardana (2007), ada banyak perubahan dalam VB 2005 dibandingkan VB 6.0, antara lain : 1. Bahasa pemrograman yang digunakan pada VB 2005 sudah berbasis objek (Object Oriented Programming), sedangkan VB 6.0 bukan berbasis objek, melainkan masih berbasis prosedural. 2. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VB 2005 mempunyai akses penuh ke.net Framework. Sedangkan pada VB 6.0 tidak dikenal atau tidak menggunakan.net Framework. 12

25 .NET Framework merupakan jembatan antara aplikasi dengan sistem operasi. Dot NET Framework (. NET Framework) adalah lingkungan untuk membangun, menyebarkan, dan menjalankan aplikasi.net (Kusumo, 2006). Menurut S'to (2005).Net Framework adalah sebuah layer yang berada di tengah-tengah antara aplikasi yang dibuat dengan.net dan sistem operasi windows. E. MICROSOFT OFFICE ACCESS Microsoft Office Access atau lebih dikenal dengan sebutan Microsoft Access adalah salah satu software DBMS yang merupakan produk dari Microsoft. Microsoft Access 2003 merupakan salah satu produk unggulan Microsof Corporation dalam program aplikasi pengolah database yang mudah, namun menghasilkan aplikasi database yang handal. Pada sistem informasi ini, Microsoft Access digunakan sebagai media untuk menyimpan data. F. ADOBE PHOTOSHOP 7.0 Software ini digunakan untuk membuat image untuk desain interface dari sistem informasi ini. Ada banyak software yang dapat digunakan untuk membuat tampilan image yang menarik. Namun software memiliki banyak fungsi yang dapat digunakan untuk memberikan efek yang menarik pada gambar yang akan ditampilkan. G. SAYURAN Sayuran sebagai kelengkapan makanan memiliki manfaat yang sangat besar, baik sebagai sumber gizi maupun penambah selera makan. Sayuran mutlak dibutuhkan oleh setiap orang, karena tanaman sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama adanya kandungan karoten, berbagai vitamin B kompleks dan vitamin C (AAK, 1992). Sayuran dapat digolongkan berdasarkan daerah asal, daerah penanaman, umur/musim tanam, serta berdasarkan bagian-bagian yang dikonsumsi. 13

26 1. Daerah asal Tidak semua bibit sayuran yang ada di Indonesia merupakan tanaman asli Indonesia. Hampir sebagian besar tanaman sayuran itu berasal dari Eropa, seperti : wortel, selada, tomat, biet, dan lain-lain. Sedangkan tanaman asli Indonesia contohnya kacang panjang, mentimun, cabe besar (lombok), dan terong. 2. Daerah penanaman Tanaman sayuran bisa ditanam di daerah dataran rendah, tinggi, atau di dataran rendah maupun dataran tinggi, dan juga di daerah sedang. 3. Umur/musim tanam Ditinjau dari umurnya, ada tanaman yang merupakan tanaman semusim dan ada pula tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang dapat dipungut, biasanya 1-3 kali panen. Sedangkan tanaman tahunan dapat dipungut beberapa kali, dan umumnya bisa mencapai 3 tahun. 4. Bagian-bagian yang dikonsumsi Berdasarkan bagian yang dikonsumsi, tanaman sayuran dibedakan lagi menjadi beberapa kategori, yaitu : a) Sayuran buah, dimana bagian yang dikonsumsi adalah buahnya. Misalnya : terong, tomat, cabe besar, dan lain sebagainya. b) Sayuran bunga, dimana bagian yang dikonsumsi adalah bunganya. Misalnya : kembang kol. c) Sayuran daun/tangkai, dimana bagian yang dikonsumsi adalah daun dan tangkainya. Misalnya : kubis, selada, bayam, kangkung, dan lain sebagainya. d) Sayuran polong, dimana bagian yang dikonsumsi adalah polongnya. Misalnya : kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, kapri, dan lain-lain. e) Sayuran rebung, dimana bagian yang dikonsumsi adalah batang dari tanaman sayuran tersebut. Misalnya : asparagus. 14

27 f) Sayuran umbi, dimana bagian yang dikonsumsi berasal dari akar/umbinya. Misalnya : wortel, kentang, bawang-bawangan, biet, dan lain-lain. Tumbuhnya suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti iklim, tanah/media tanam, hama dan penyakit, serta jenis/kultivar tanaman yang tepat (AAK, 1992). Broto (1993), sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki sifat mudah rusak (perishable), sementara selera konsumen yang memintanya ingin selalu dalam keadaan segar. Karakteristik produk dan selera konsumen yang demikian menuntut suatu teknik budidaya yang khusus serta proses pasca panen yang lebih baik lagi. Untuk itu telah banyak dikembangkan berbagai teknik budidaya modern serta proses pasca panen yang sesuai untuk setiap karakteristik sayuran yang ada. Komoditas sayuran dikatakan sebagai produk fancy, yang dinilai menurut penampakannya, sehingga perlu perlakuan khusus dalam penanganannya. Pada umumnya yang menjadi pengembang dalam budidaya sayuran adalah usahawan swasta (pengusaha-pengusaha tani swasta), sedangkan para peneliti di bidang pertanian hanya meneliti teknologiteknologi baru yang dapat diterapkan pada tanaman sayuran di Indonesia. Hasil penelitian diharapkan tidak hanya sampai pada pengusaha swasta, namun juga dapat sampai pada petani-petani di pelosok desa melalui kegiatan penyuluhan di desa, sehingga akan diperoleh kualitas produksi tanaman sayuran yang semakin meningkat. Menururt Sutiyoso (2000), untuk meningkatkan penghasilan pada pertanian hortikultura diperlukan intensifikasi dengan mengacu pada : 1. Jenis/kultivar tanaman yang unggul 2. Pengolahan tanah/media yang baik 3. Pengairan/drainase yang optimal 4. Pemupukan yang memenuhi persyaratan stadia tumbuh tanaman 5. Pemberantasan hama dan penyakit yang bersahabat dengan lingkungan 6. Ekosistem yang menunjang kehidupan tanaman 15

28 Tanaman sayuran memiliki umur tanam yang relatif singkat (2-4 bulan). Untuk itu diperlukan cara yang lebih baik dalam pengelolaannya disamping tanaman tersebut juga memiliki sifat yang ringkih. Produksi sayuran hampir terjadi sepanjang tahun, tetapi ada bulan-bulan tertentu yang merupakan panen raya, dimana harga komoditas sayuran akan jatuh. Teknik baru dalam membudidayakan sayuran semakin berkembang saat ini. Hal ini tidak hanya dilihat dari rasa sayuran yang enak serta banyaknya nutrisi yang disuplai oleh sayuran, tetapi juga disebabkan karena sayuran menghasilkan jumlah produksi per luas tanam yang cukup besar, dan dapat tumbuh dengan cepat. Namun ada hal-hal yang membatasi peningkatan produksi sayuran, diantaranya kandungan air yang tinggi, sifatnya yang mudah rusak baik saat proses pemanenan maupun pengangkutan dan penyimpanan, serta terkadang disebabkan oleh kebutuhan tenaga kerja yang besar dalam produksi dan penanganannya. Salah satu budidaya yang saat ini sedang banyak diusahakan baik oleh petani sayur maupun pengusaha-pengusaha tani adalah budiaya secara hidroponik. Definisi dari hidroponik adalah water working atau memberdayakan air. Dalam prakteknya, hidroponik adalah cara menanam tumbuhan dalam air dan larutan nutrisi, tanpa menggunakan media tanah ( Gambar teknik budidaya sayuran secara hidroponik dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Teknik budidaya sayuran secara hidroponik 16

29 Ilmu pengetahuan dalam hidroponik membuktikan bahwa tanah tidak diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, namun kandungan mineral dan nutrisi yang terdapat dalam tanah sangat diperlukan. Tanah hanyalah pengikat nutrisi, tempat dimana akar tanaman hidup secara tradisional, dan penunjang dasar bagi struktur tanaman. Keuntungan dari penanaman secara hidroponik, diantaranya : 1. Kebun hidroponik memerlukan lebih sedikit pekerjaan dibanding dengan kebun tanah karena tidak harus menggali tanah atau mencabuti rumput liar terlebih dahulu. 2. Minimalisir berbagai penyakit tanaman, terutama penyakit yang disebabkan oleh tanah. 3. Kebun hidroponik lebih sedikit menggunakan air, karena airnya tidak terbuang sia-sia atau diserap oleh rumput liar. 4. Nutrisi yang diberikan tepat pada tanaman, sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat dan produksi lebih banyak. 5. Rasa jual produk hidroponik lebih enak. 6. Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian, dibuktikan bahwa dengan teknik hidroponik produk yang dihasilkan mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik konvensional. Ada beberapa sistem hidroponik, yaitu hidroponik substrat, Nutrient Film Technic (NFT), Ebb and Flow (pasang surut), Aeroponik, Drip Method,. 1. Hidroponik Substrat Wadah yang digunakan untuk hidroponik substrat berupa polybag dengan ukuran yang bervariasi. Biasanya bagian dasar dan sisi polybag sudah dilubangi untuk melancarkan drainase dan aerasi. Media tanam yang digunakan bisa berupa arang sekam, pupuk kandang, serbuk gergaji, kompos, dan pasir. 2. Nutrient Film Technic (NFT) Tebal lapisan hara pada sistem ini hanya 3-4 mm. Bentuk lapisan tersebut berupa lapisan film yang tipis dan secara konstan mengairi akar. Sistem ini dapat dijalankan terus menerus (24 jam/hari) tetapi dapat juga dijalankan secara terputus. 17

30 Di luar negeri untuk sistem NFT ini digunakan talang PVC khusus, yang dibuat oleh pabrik dengan standardisasi tertentu. Namun di Indonesia umumnya digunakan talang rumah yang bisanya digunakan untuk menampung dan menyalurkan air hujan ke bawah. Ukuran standar yang digunakan adalah panjang talang 4 m berbentuk huruf U dengan lebar bawah talang 11 cm dan tingginya 12 cm. Talang dipasang dengan kemiringan 5 % atau turun 5 cm/m. Dari bagian ujung atas talang dikucurkan larutan setebal 3-4 mm Supaya tanaman tetap berdiri tegak digunakan styrofoam dengan ketebalan 1 cm. Styrofoam ini harus diberi ganjal agar tidak manapak pada bagian dasar talang, sehingga terdapat rongga udara beberapa sentimeter. 3. Ebb and Flow (pasang surut) Metode Ebb and Flow juga dikenal dengan flood and drain. Prinsip kerja metode ini memberikan nutrisi yang sama kepada semua tanaman dalam waktu yang bersamaan. Tempat tumbuhnya tanaman yang berisi pot-pot yang dipenuhi dengan media tanam akan dipenuhi dengan larutan nutrisi untuk waktu tertentu dan dibiarkan mengering pula untuk waktu tertentu. Pada umumnya metode Ebb and Flow akan membanjiri temapat tanam dalam watu 10 atau 15 menit setiap satu atau dua jam. 4. Aeroponik Aeroponik berasal dari kata aero yang artinya udara dan ponus yang artinya daya. Sehingga aeroponik berarti memberdayakan udara (Karsono et al, 2002). Prinsip kerjanya akan tergantung di rongga udara di bawah papan styrofoam dan terus-menerus disemprot dengan lartutan dalam bentuk kabut. 5. Drip Method Pada sistem drip, larutan dialiri ke tanaman melalui drip emitters dengan sistem waktu. Melalui perputaran waktu tersebut, tanaman akan diberikan kebutuhan nutrisi, air, dan oksigen. Sistem ini sering dipakai untuk fasilitas hidroponik komersial. 18

31 H. PENELITIAN TERDAHULU Ihsanuddin (1996) telah merancang sistem informasi untuk industri pengolahan buah jeruk dalam bentuk paket program yang diberi nama ORISYS. Paket program sistem informasi tersebut dibangun dengan menggunakan program Visual Basic 3.0 for Windows. Program ORISYS dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang ingin mencari informasi mengenai buah jeruk secara rinci, seperti bahan baku, industri pengolahan, proses pengolahannya, serta penjualan buah jeruk maupun hasil olahannya. Sistem informasi mengenai budidaya tanaman buah-buahan tropis telah dirancang oleh Mulyawan (1998) dan diberi nama SIBUTROP. Program ini telah dibangun dengan menggunakan program Visual Basic 6.0 for Windows. SIBUTROP memberikan informasi mengenai budidaya buah-buahan yang meliputi duku, durian, mangga, manggis, pisang, rambutan, dan salak. Budianto (2001) mengembangkan sistem informasi baru mengenai budidaya tanaman sayuran yang meliputi bawang merah, tomat, kentang, kubis, dan cabai. Sistem informasi ini diberi nama SIBUSA. Sistem informasi ini juga dirancang berbasis komputer dengan menggunakan program Visual Basic 6.0 for Windows. Selain itu di bidang pangan, telah dibangun juga sistem informasi mengenai penelitian produk pangan yang akan memberikan informasi mengenai hasil penelitian tanaman pangan yang telah dilakukan sampai saat itu. Sistem informasi ini dikenal dengan nama SIRMAPP dan dibangun oleh Sahmono (2005) dengan basis internet (jaringan). Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu mengenai sistem informasi dibidang pangan dan hortikultura, memang sudah pernah sebelumnya dibangun sistem informasi tentang tanaman sayuran. Kali ini akan dibangun suatu Sistem Informasi Tanaman Sayuran (SI_TaSa) untuk kegiatan penyuluhan yang lebih menekankan pada tanaman sayuran yang menjadi komoditas utama di Balitsa. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk selanjutnya administrator menambah database tanaman sayuran ke dalam sistem informasi ini. 19

32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2007 sampai dengan Januari 2008 dengan tempat penelitian di Bagian Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian dengan objek penelitian di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang-Bandung. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. berikut. Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian No. Alat Kegunaan Seperangkat komputer dengan 1. spesifikasi : - Intel Untuk pembangunan Pentium IV prosesor 1.8 GHz sistem - DDR 256 MB RAM - Hardisk dengan kapasitas 40 GB 2. Sistem Operasi Microsoft Windows Program dasar pengatur XP Profesional kerja dalam komputer 3. Visual Basic 2005 Program dasar pembuatan sistem 4. Microsoft Access 2003 Program pembuat database 5. Adobe Photoshop 7.0 Program pengolah gambar 6. Kamera Digital Untuk mengambil 7. Printer 8. Pentium III (900 MHz) dengan kapasitas RAM 128 MB dan 256 MB; Pentium IV (1.8 GHz) dengan kapasitas RAM 128MB, 256MB, dan 512 MB. gambar di lapangan Untuk mencetak laporan dari sistem informasi ini Untuk uji kompatibilitas sistem

33 2. Bahan Bahan yang digunakan untuk membangun sistem informasi tanaman sayuran adalah data sekunder dari buku-buku tanaman sayuran, badan pusat statistik, data hasil penelitian tanaman sayuran, website, dan juga data dari hasil wawancara dengan pihak Balitsa, Kelompok Usaha Tani Hidroponik CV. Grace di Cibodas-Bandung, dan pihak-pihak lain yang terkait. C. METODOLOGI Rancang bangun SI_TaSa menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Tahapan pembangunan sistem dengan metode SDLC terdiri dari tahap investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem informasi tersebut. 1. Investigasi Sistem Pada tahap investigasi, setelah perumusan masalah ditentukan dan solusi alternatif ditemukan, dilakukan studi kelayakan terhadap solusi alternatif tersebut. Dalam hal ini, pembangunan SI_TaSa menjadi solusi alternatif. Studi kelayakan yang dilakukan meliputi kelayakan teknis, kelayakan operasional, dan kelayakan ekonomi. 2. Analisis Sistem Tahap analisis sistem dilakukan untuk menentukan kebutuhan informasi dari pengguna, dalam hal ini yang menjadi pengguna informasi adalah mitra tani (petani) dan mitra pasar (pedagang pengumpul/pemasok) atau dengan istilah lain adalah supplier. 3. Desain Sistem Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah merancang/mendesain input, output, serta user interface secara keseluruhan. Selain itu perlu ditentukan juga bagaimana cara berinteraksi antara sistem dengan database. Sistem informasi dirancang fleksibel agar mudah mudah untuk melakukan pengeditan data baik menambah data, menghapus, dan mengubah data. 21

34 4. Implementasi Sistem Pada tahap implementasi, dilakukan pemrograman dengan desain sistem yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah sistem informasi tersebut selesai dibangun, dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui kinerja dan performansi sistem tersebut. 5. Perawatan Sistem Tahap perawatan atau pemeliharaan sistem bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi sistem informasi yang telah dibangun. Produk akhir dari tahap perawatan sistem adalah sistem informasi yang lebih baik. Tahapan ini juga dilakukan untuk mendapatkan informasi yang up to date, sehingga kebutuhan pengguna informasi mengenai informasi terbaru dari tanaman sayuran akan terpenuhi. Diagram alir pembangunan Sistem Informasi Tanaman Sayuran dapat dilihat pada Lampiran 1. D. PENGUMPULAN DATA Data yang digunakan dalam sistem informasi ini adalah data sekunder yang berasal dari beberapa sumber seperti Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Kelompok Usaha Tani Hidroponik CV. GRACE di Cibodas-Bandung, Badan Pusat Statistik, buku-buku mengenai tanaman sayuran, dan situs-situs penyedia informasi tanaman sayuran, toko-toko sarana produksi tani (saprotan), dan hasil wawancara dari beberapa pihak yang terkait. Data yang dibutuhkan diantaranya : 1. Informasi umum mengenai tanaman sayuran yang meliputi nama latin, famili, asal tanaman, penggolongan tanaman, manfaat, daerah yang memproduksi, varietas/kultivar dari setiap tanaman beserta deskripsinya. 2. Teknik budidaya konvensional dan hidroponik yang meliputi syarat tumbuh, penyediaan dan persiapan lahan atau media tanam, pemupukan, pembibitan dan penanaman, pemeliharaan tanaman, serta biaya produksi untuk tiap-tiap tanaman pada masing-masing teknik budidaya. 3. Hama dan penyakit tanaman yang sering menyerang tanaman sayuran, disertai dengan gejala-gejala yang timbul serta cara pencegahannaya. 22

35 4. Hasil penelitian dari masing-masing tanaman sayuran, baik yang sudah diteliti di Balitsa maupun di instansi lain, seperti perguruan tinggi. 5. Panen dan pasca panen, yang meliputi bahan dan jenis kemasan yang digunakan dalam penanganan pasca panennya, produk olahan dari sayuran tersebut, serta kisaran harga di pasar induk maupun dari gerbang tani. 23

36 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Perumusan masalah yang terjadi di lapangan sehingga menciptakan suatu solusi alternatif dibangunnya Sistem Informasi Tanaman Sayuran (SI_TaSa) adalah karena hasil investigasi menyatakan bahwa kebutuhan akan informasi mengenai tanaman sayuran terus meningkat, terutama di kalangan petani dan pemasok sayur. Balitsa sebagai instansi pemerintah yang bergerak di bidang pertanian khususnya tanaman sayuran, ingin mempermudah menyampaikan informasi mengenai tanaman sayuran kepada mitra tani (petani) dan mitra pasar (pemasok sayur) melalui kegiatan penyuluhan. Sistem lama yang digunakan pada saat kegiatan penyuluhan dilakukan adalah dengan menyebarkan leaflet kepada para undangan, yaitu petani atau pemasok sayur. Cara ini dianggap suatu pemborosan biaya, maka dibangunlah suatu sistem informasi berbasis komputer. Untuk mengetahui layak tidaknya pembangunan sistem informasi ini, maka dilakukan studi kelayakan terhadap sistem informasi tersebut. Studi kelayakan yang dilakukan meliputi : 1. Kelayakan Teknis Sistem informasi tanaman sayuran berbasis komputer dibangun dengan tujuan untuk membantu mempermudah penyampaian informasi pada kegiatan penyuluhan. Ditinjau dari segi teknis, sistem informasi ini layak dibangun karena lebih mudah dalam penggunaan dan perawatan atau pemeliharaannya. Jika dibandingkan dengan sistem yang lama, secara teknis sistem informasi ini lebih unggul, karena sistem ini dapat diperbaharui dengan cara meng-update data di dalam database. Selain itu informasi yang dapat diperoleh lebih banyak daripada informasi yang diberikan melalui leaflet. Pada sistem informasi ini juga tersedia fasilitas untuk mencetak informasi yang ada di dalam database sistem tersebut. Jika sistem informasi ini dibangun berbasis internet, maka akan menjadi suatu hal yang tidak efektif (mubazir), karena pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan di Balitsa. Sehingga tidak efektif jika harus

37 mencari informasi tersebut dengan melakukan koneksi terlebih dahulu ke internet. Sebagian masyarakat mungkin ada yang berpendapat bahwa penggunaan buku-buku akan lebih mudah untuk pencarian informasi yang dibutuhkan. Namun, kembali pada tujuan sistem informasi ini ingin menyampaikan beragam informasi mengenai tanaman sayuran dalam satu packaging, sehingga secara teknis sistem informasi ini layak untuk dibangun. 2. Kelayakan Operasional Secara operasional sistem informasi ini layak dibangun karena memberikan kemudahan dalam pengunaannya. Selain itu sistem ini juga dilengkapi dengan menu edit database, sehingga memudahkan administrator untuk melakukan penambahan, pengubahan, dan penghapusan data di dalam database. Namun, untuk masuk ke menu edit database ini harus terlebih dahulu mengisikan username dan password untuk keamanan database. 3. Kelayakan Ekonomis Ditinjau dari segi ekonomisnya, sisten informasi tanaman sayuran berbasis komputer ini layak dibangun. Kembali pada tujuan penggunaannya adalah untuk kegiatan penyuluhan di Balitsa, maka program yang dibangun dengan basis komputer akan lebih murah, karena penggunaan sistem informasi ini hanya memakan biaya pemakaian listrik. Sedangkan, apabila sistem dibangun dengan basis internet, maka akan memakan biaya yang lebih besar. Selain biaya pemakaian listrik, dikenakan pula biaya penggunaan line telepon untuk browsing internet. B. ANALISIS SISTEM Pada tahap analisis sistem, dilakukan identifikasi kebutuhan pengguna informasi tanaman sayuran. Hal ini bertujuan agar sistem informasi yang dibangun mampu memberikan atau menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pengguna mengenai informasi tanaman sayuran. 25

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F 14103042 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang tepat, akurat dan cepat semakin dibutuhkan oleh semua orang dengan intensitas yang semakin meningkat. Sebagai pemenuhan kebutuhan akan

Lebih terperinci

SIPAVAR : Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah

SIPAVAR : Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah SIPAVAR : Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah Salman Widodo a, Setyo Pertiwi b, dan Abdul Karim Makarim c a Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB b Fakultas Teknologi Pertanian IPB c Balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Dunia Informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak lembaga yang berusaha meningkatkan usahanya. Salah satu perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dari sistem informasi jual beli barangyang rancang, berikut keterangannya. 1. Tampilan Form Login Form Login merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.I. Tampilan Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dari perancangan sistem informasi arus kas yang rancang, berikut keterangannya. 1. Form Login Form Login merupakan tampilan

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei 2012. Materi Alat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR 141 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR 4.1 Arsitektur Aplikasi Pengajaran Mata Kuliah Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Berbasiskan Multimedia Arsitektur aplikasi pengajaran mata kuliah Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi dalam suatu organisasi tidak dapat diragukan lagi. Dukungannya dapat membuat sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE BERBASIS WEB Oleh : VENI NURCAHYANI F 14102045 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR RANCANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimaan BLT Menggunakan Metode SAW. Inputannya

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang masih satu spesies dengan kol atau kubis (Brassica oleracea) (Pracaya, 2005). Kailan termasuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MONITORING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI WILAYAH PULAU JAWA

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MONITORING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI WILAYAH PULAU JAWA SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MONITORING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI WILAYAH PULAU JAWA Oleh : RIKI AGUSRINALDY F 14102007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Oleh : ACHMAD SYARIFUDDIN NPM. 0634010260 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dari perancangan sistem informasi penentuan harga pokok produksi kelapa sawit pada PT. Socfin Indonesia yang di rancang,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI Prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal, memulai, serta menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dari analisa dan perancangan sistem informasi laporan keuangan yang dirancang, berikut keterangannya. 1. Form Login Form

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH Oleh : NOVI ANDARYANI F 14101116 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) daripada kumpulan kebenaran itu sendiri. (Stair, 2006)

BAB III LANDASAN TEORI. order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) daripada kumpulan kebenaran itu sendiri. (Stair, 2006) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Dan Informasi Data adalah sebuah kebenaran, atau kenyataan, contoh nama pegawai, order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) Informasi adalah sekumpulan kebenaran atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Pada jaman modernisasi, teknologi digital mengambil alih dunia dengan terusmenerus berlomba berkreasi tiada henti-hentinya demi tercapainya kemudahan dan kecepatan penyebaran

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR Janero Kennedy 1) 1) Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Kota Yogyakarta. Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB I Persyaratan Produk

BAB I Persyaratan Produk BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan DVD film merupakan salah satu hiburan yang paling sering dibeli oleh penggemar film yang lebih senang menontonnya dirumah sendiri dengan menggunakan home theater

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Pada tahap investigasi sistem dilakukan perumusan masalah sehingga kebutuhan untuk membangun sistem informasi panen dan produksi padi (Sipaprodi) menjadi

Lebih terperinci

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TUGAS SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SD NEGERI 1 PANJANG KUDUS YOGYAKARTA Oleh : SITI FAJAR ALDILHA 1205664 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah merupakan tuntutan yang mendasar dewasa ini. Kebutuhan akan informasi

BAB I PENDAHULUAN. sudah merupakan tuntutan yang mendasar dewasa ini. Kebutuhan akan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat membawa imbas pada seluruh lapisan bidang usaha, sehingga komputerisasi dalam berbagai bidang sudah merupakan tuntutan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Pemesanan Nasi Kotak pada Restoran Garuda yang dibangun: IV.1.1. Tampilan Halaman Utama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Belajar merupakan sesuatu yang tidak terlepas dalam kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Berbagai macam cara belajar telah dilakukan oleh manusia,

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation)

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation) BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap dari proses implementasi system merupakan bagian dari pengembangan system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation) Merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Organik, apabila menggunakan bahan organik bersih sebagai media tanam, misal : gambut, kompos, dll. Tipe Media

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk memulai membangun suatu program aplikasi berupa aplikasi mengenai kamus digital istilah bidang IT, penulis terlebih dahulu merencanakan alur kerja berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Kebutuhan Implementasi Tahap implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha dalam mewujudkan sistem yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Implementasi Ada beberapa spesifikasi yang dibutuhkan pengguna agar program aplikasi ini dapat berjalan, yaitu: 4.1.1. Kebutuhan Piranti Keras (Hardware)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. MOKO KONVEKSI SEMARANG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. MOKO KONVEKSI SEMARANG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. MOKO KONVEKSI SEMARANG Rizal Rahman Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula No. 5-11 Semarang, 50131

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan C. Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan C. Metodologi Penelitian III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG RIFKI PUSPA WARDANI* 1 Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Tampilan hasil merupakan tahap lanjutan yang didapat setelah proses perencanaan selesai dan dihasilkan sebuah website yang cukup baik. Hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Informasi Mutasi dan Pensiun Pegawai pada Kantor Kesehatan Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toko ini merupakan toko yang bergerak di bidang usaha perdagangan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Seluruh sistem yang ada didalamnya masih dilakukan secara manual.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang pengajuan topik tugas akhir, perumusan masalah berdasarkan latar belakang, tujuan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DATA WAREHOUSE

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DATA WAREHOUSE BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DATA WAREHOUSE 4.1 Arsitektur Data Warehouse Pelaksanaan rancangan data warehouse dimulai dengan menjalankan pencarian data yang berhubungan dengan pembuatan laporan bagi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR. Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR. Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. BAB I PERSYARATAN PRODUK

I. BAB I PERSYARATAN PRODUK I. BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan I.1.1 Tujuan Merancang suatu website yang dapat menyimpan, menampilkan dan mengolah informasi tamu hotel, kamar yang telah dipesan, dan kamar yang masih kosong

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa definisi sistem antara lain : Menurut Dr. Azhar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh ; BUNGA DEWI MASITA F14103064 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR VISUALISASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 51 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. IV.1.1. Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan perbandingan dari sistem pemotongan pajak dengan Net Method dan Gross Up Method pada DPRD Provinsi Sumatera Utara. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi yang utuh kedalam berbagai bagian-bagian komponennya serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah sama sekali (konstan). Konsep produksi analisis produksi berfokus

BAB I PENDAHULUAN. berubah sama sekali (konstan). Konsep produksi analisis produksi berfokus BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Produksi merupakan konsep arus, yang dimaksud dengan konsep arus (flow concept) disini adalah produksi merupakan kegiatan yang di ukur sebagai tingkat output per unit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbuat lebih banyak dalam teknologi dan membuka diri terhadap BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ketika menghadapi era globalisasi dibutuhkan tenaga kerja yang siap dipakai menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu kita selalu dituntut untuk berbuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin tinggi, hal tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi asupan-asupan makanan yang rendah zat kimiawi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini merupakan tampilan hasil dari perancangan sistem informasi arus kas yang rancang, berikut keterangannya. 1. Form Login Form Login merupakan tampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA SISTEM BAB IV HASIL DAN UJI COBA SISTEM IV.1 Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem informasi piutang pada CV. Mitra Cahaya Abadi adalah seperti berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Adapun hasil sistem informasi akuntansi jasa kontraktor adalah seperti berikut : 1. Form Login Adapun hasil form Login dapat dilihat pada gambar IV.1 berikut

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan dalam segala bidang. Baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun penelitian. Penggunaan komputer kini tidak lagi terbatas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi VB 6.0 dan ArcView. Processor Intel Pentium IV atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan atau instansi yang memberikan jasa peminjaman uang atau penjualan barang dengan sistem kredit sekarang ini banyak bermunculan dan berkembang dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Rancangan company profile PT.Nandya Karya Perkasa ini dibutuhkan metode agar dapat menuangkan ide awal sesuai dengan yang diharapkan dalam implementasinya.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PADI BEBAS PESTISIDA KIMIA

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PADI BEBAS PESTISIDA KIMIA ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PADI BEBAS PESTISIDA KIMIA (Studi Kasus di Lumbung Tani Sehat Ciburuy, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : NIRWAN NURDIANSYAH F14103040 2008 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang Toko Buku merupakan salah satu toko yang berkembang di masyarakat Indonesia. Kehadirannya kini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Persediaan Barang pada CV. BARUMUN, yang telah dibuat serta akan

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI PENCATATAN PERJANJIAN SEWA MOBIL PADA 7 RENTAL

ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI PENCATATAN PERJANJIAN SEWA MOBIL PADA 7 RENTAL ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI PENCATATAN PERJANJIAN SEWA MOBIL PADA 7 RENTAL (Design Analysis of information for vehicle rental contract documentation at 7 rental s) Andyka Risky Pratama* 1 Jl. Zainal

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. pada sistem, uraian instalasi pada Aplikasi inventory barang Toko R&R Berikut

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. pada sistem, uraian instalasi pada Aplikasi inventory barang Toko R&R Berikut BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini penulis menguraikan beberapa hal yang dilakukan dalam proses pada sistem, uraian instalasi pada Aplikasi inventory barang Toko R&R Berikut penulis uraikan beberapa tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PENDAFTARAN DAN REGISTRASI MAHASISWA BARU STMIK AMIKOM PURWOKERTO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PENDAFTARAN DAN REGISTRASI MAHASISWA BARU STMIK AMIKOM PURWOKERTO ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PENDAFTARAN DAN REGISTRASI MAHASISWA BARU STMIK AMIKOM PURWOKERTO Oleh : Purwadi Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto Abstrak Hasil dari aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Lingkungan Implementasi Implementasi aplikasi ini meliputi kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus yang berarti daya. Dengan demikian, hidroponik memiliki arti memberdayakan air. Hidroponik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Dibawah ini merupakan tampilan hasil yang dirancang. 1. Form Login Form Login merupakan tampilan pertama yang akan muncul pada sistem informasi penentuan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, serta sistematika penyajian yang akan dibahas dalam pembuatan

Lebih terperinci

: RADITA NOVAN DIPAYANA F

: RADITA NOVAN DIPAYANA F PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik. BERKEBUN HIDROPONIK 5 LANGKAH MUDAH MEMBUAT KEBUN HIDROPONIK Hai sahabat Paket Berkebun kali ini saya akan membahas mengenai cara menanam yang modern banget nih, yaitu menanam secara hidroponik. Tentu

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA MTs MA ARIF NU 1 AJIBARANG. Oleh: Lina Rahmawati Sistem Informasi, STMIK Amikom Purwokerto ABSTRAKS

PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA MTs MA ARIF NU 1 AJIBARANG. Oleh: Lina Rahmawati Sistem Informasi, STMIK Amikom Purwokerto ABSTRAKS PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA MTs MA ARIF NU 1 AJIBARANG Oleh: Lina Rahmawati Sistem, STMIK Amikom Purwokerto ABSTRAKS Penelitian ini berjudul Perancangan Website Sebagai Sarana Promosi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR

UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR oleh: MOH. KHAWARIZMIE ALIM F14101030 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, salah satunya adalah komputer. Saat ini suatu sistem aplikasi komputer

BAB I PENDAHULUAN. manusia, salah satunya adalah komputer. Saat ini suatu sistem aplikasi komputer BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pengolahan data saat ini terus berkembang pesat. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya perangkat perangkat

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN ASPARAGUS (Asparagus officinalis L.) OLEH MUTIARA HANUM A

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN ASPARAGUS (Asparagus officinalis L.) OLEH MUTIARA HANUM A PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN ASPARAGUS (Asparagus officinalis L.) OLEH MUTIARA HANUM A24050822 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran bagi produk pertanian khususnya komoditi bawang merah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran bagi produk pertanian khususnya komoditi bawang merah sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah produksi bawang merah sampai tahun 2016 mencapai 1.300.000 ton.komoditas bawang merah termasuk yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat jika dikaitkan dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Dhoni Yohanes, Septia Lutfi 1) 1) Program Studi Sistem Informasi, Stmik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan hasil meliputi tampilan menu, input sistem, dan output sistem. IV.1.1 Tampilan Menu Menu aplikasi berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan

Lebih terperinci