METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel Penelitian"

Transkripsi

1 56 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian ini ialah kepala keluarga peternak sapi potong yang terhimpun dalam kelompok peternak, yang berdomisili dan berusaha di tiga kabupaten yakni Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat; Kabupaten Sukohardjo, Jawa Tengah dan Kabupaten Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta. Penentuan tiga kabupaten dan penentuan ke lompok terpilih dilakukan berdasarkan pada tingkat kemajuan kelompok peternak sapi potong. Data tingkat kemajuan kelompok peternak tersebut diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternak (Ditjenak) Departemen Pertanian RI. Kabupaten Sukabumi dipilih karena termasuk kategori kabupaten yang kelompok pe ternaknya relatif baru dan belum maju. Alasan pertimbangan lain dipilihnya Kabupaten Sukabumi adalah karena kabupaten ini memiliki motto untuk menjadikan Kabupaten Sukabumi sebagai kabupaten peternakan, dan telah merancang untuk mengembangkan Pembangunan Kawasan Agribisnis Terpadu Ternak Sapi Potong di wilayah Sukabumi Selatan. Kecamatan terpilih di Kabupaten Sukabumi ini adalah Kecamatan Nyalindung dan Kecamatan Surade. Sedangkan kelompok peternak terpilih di Kabupaten Sukohardjo dan Gunung Kidul termasuk kategori kelompok utama atau sudah maju dan pernah jadi juara lomba ternak sapi potong tingkat nasional. Baik di Kabupaten Sukohardjo maupun Gunung Kidul diambil satu kecamatan terpilih yakni Kecamatan Polokarto dan Gedangsari, dimana di masing-masing kecamatan tersebut terdapat kelompok peternak sapi potong pemenang Lomba Agribisnis Ternak Sapi Potong tingkat Nasional pada tahun Sampel Sampel berasal dari populasi yang tersebar di empat kecamatan terpilih diambil sebanyak 125 responden, yang mewakili kelompok peternak sapi potong yang sudah eksis (maju) yakni dari dua kelompok peternak sapi potong, satu dari

2 57 Desa Ngalang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul dan satu lagi dari Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo; dan dua kelompok dari kelompok peternak sapi potong yang relatif baru, dari Desa Cisitu Kecamatan Nyalindung dan dari Desa Jagamukti Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Penentuan besarnya sampel yang mewakili populasi sebanyak 125 orang ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan nonteknis. Pertimbangan teknis dilihat berdasarkan (a) variabilita s atau derajat keragaman data yang dipelajari, (b) tingkat kepercayaan dalam angka estimasi yang dihasilkan, (c) presisi atau batas penyimpangan yang bisa ditolerir dalam angka estimasi, dan (d) rencana analisis data. Sedangkan pertimbangan nonteknis berupa efisiensi biaya, keterbatasan tenaga peneliti dan waktu yang tersedia (Scheaffer et al., 1992). Perhitungan Penetapan jumlah sampel dilakukan atas pertimbangan ragam (varians =σ 2 ) yang didapat di lapangan (diambil dari peubah yang paling besar sebagai pembatas) yakni dari data kelas ekonomi pada selang kepercayaan 90% bagi x ± a. Secara umum untuk menghitung nilai n atau penarikan jumlah sampel adalah sebagai berikut: Keterangan: n = Jumlah peternak yang dijadikan contoh α = Taraf nyata σ 2 = Ragam z = Nilai peubah untuk normal baku a = Konstanta sehingga x ± a merupakan selang kepercayaan (1-α ) Untuk memperoleh akurasi yang tinggi, secara teori nilai a harus kecil sehingga diperoleh nilai n relatif besar. Berdasarkan rumus di atas, dengan menggunakan selang kepercayaan dugaan 90% (yang diambil dari tabel z =1,645) diperoleh nilai (4,04632E+15) n = (1,645) = 109 orang. Agar n data cukup layak/ mewakili ( ) 2 (representativeness), diambillah jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 125 responden peternak, dengan mempertimbangkan kemungkinan adanya pencilan dan keragaman yang tinggi. σ 2 n = (z / α 2 ) a 2

3 58 Desain Penelitian Untuk memetakan (mapping) jaringan komunikasi, diambil dua kelompok peternak sapi potong yang maju ( sedyo rukun atau Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul dan kelompok subur atau Polokarto Kabupaten Sukohardjo) dan dua kelompok belum maju (Cisitu dan Surade) sebagai unit contoh. Contoh ini diambil dengan teknik sampling intact system (Rogers dan Kincaid, 1981). Dengan metode intact system ini, semua individu dalam setiap kelompok peternak sapi potong sebagai suatu sistem sosial adalah sebagai responden. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei deskriptif korelasional. Sedangkan pemetaan jaringan komunikasi menggunakan kajian analisis jaringan komunikasi yang dilakukan dengan pembuatan matriks hubungan komunikasi yang berasal dari has il pertanyaan sosiometris. Dari matriks tersebut dibuat sosiogram jaringan komunikasi sapi potong. Dipilihnya metode analisis jaringan komunikasi, karena metode ini dapat dengan jelas mendeskripsikan jaringan komunikasi dengan sosiogram. Metode ini bertitik tolak dari analisis konvergensi yang berlandaskan pada teori cybernetic, yakni teori yang memandang tingkah laku manusia dari perspektif sistem-sistem (Rogers dan Kincaid, 1981). Teori ini beranggapan bahwa perilaku seseorang akan lebih ditentukan oleh relasi-relasi sosialnya daripada ciri-ciri individunya. Sedangkan analisis korelasional digunakan untuk menjelaskan faktorfaktor yang diduga berhubungan dengan peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong. Faktor yang diduga berhubunga n secara nyata dengan peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi tersebut adalah tingkat pendidikan, kelas ekonomi dan ke pemilikan media massa, serta perilaku komunikasi interpersonal yang digunakan dan keterdedahan media massa (radio, tv dan suratkabar). Termasuk melihat keterkaitan hubungan karakteristik personal terpilih dengan pemanfaatan media massa maupun pemanfaatan media interpersonal, hubungan peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi dengan tingkat informasi yang dimiliki (distorsi pesan), hubungan kelas ekonomi dengan pemusatan jaringan komunikasi, serta hubungan kelas ekonomi dengan macam kepemimpinan komunikasi pemuka pendapat.

4 59 Data dan Instrumentasi Data Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang diambil, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data kuantitatif, yakni data yang berkaitan dengan peubah bebas berupa karakteristik personal terpilih, saluran komunikasi interpersonal yang digunakan dan keterdedahan media massa, dan data peubah terika t berupa peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi penyuluhan sapi potong dan distorsi; serta data kualitatif (soft data ) berupa hasil wawancara mendalam (indepth interview) kepada responden dan informan, dimana informasi dikumpulkan dengan alat tape recorder. Data sekunder meliputi kondisi umum wilayah penelitian, data ternak dan kelompok peternak serta data yang relevan dengan penelitian ini yang diperoleh dari kantor desa/kecamatan lokasi penelitian dan kantor dinas peternakan maupun KIPP (Kantor Informasi dan Penyuluhan Pertanian) Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Sukohardjo dan Kabupaten Gunung Kidul, UPP (Unit Penyuluhan Pertanian) dan KCD (Kepala Cabang Dinas) kecamatan lokasi penelitian. Di samping itu dilakukan studi literatur, diskusi dan observasi lapangan untuk memperoleh gambaran wilayah, situasi dan kondisi lokasi penelitian. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari: 1. Karakteristik personal terpilih yang meliputi: pendidikan formal, kelas ekonomi dan kepemilikan media massa. 2. Perilaku komunikasi interpersonal yang digunakan, berupa aktivitas interaksi peternak secara individu dengan pembina, penyuluh, pejabat dinas peternakan dan pejabat terkait lainnya, pedagang, pemodal dan pendamping, atau dengan sesama peternak, kontak tani da lam bentuk komunikasi tatap muka. Perilaku komunikasi interpersonal dalam hal ini meliputi: perilaku menerima, mencari, mengklarifikasi atau mendiskusikan dan menyebarkan informasi tentang sapi potong. 3. Keterdedahan media massa yang meliputi: perilaku komunikasi peternak dalam mencari atau mendapatkan informasi dari siaran radio, televisi dan suratkabar.

5 60 4. Data jaringan komunikasi yang terdiri atas sosiogram yang mengandung indikasi jenis jaringan, arah arus informasi, anggota jaringan, pemencil, tingkat informasi masing-masing individu baik yang menjadi anggota jaringan, orang yang mempunyai posisi sebagai pemuka pendapat, orang yang berposisi sebagai pengikut pemuka pendapat, jaringan utama dan sub-sub jaringannya. Peran-peran Komunikasi yang diamati dari sosiogram jaringan komunikasi penyuluhan sapi potong ini meliputi: mutual pairs, neglectee dan star. Instrumentasi Untuk keperluan pengumpulan data diperlukan alat bantu kuestioner berupa daftar pertanyaan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang diamati terhadap objek penelitian. Kuestioner terdiri atas tiga bagian yakni bagian pertama mengidentifikasikan karakteristik personal, bagian kedua untuk memperoleh data tentang perilaku komunikasi interpersonal dan keterdedahan media massa, serta bagian ketiga untuk memperoleh data tentang jaringan komunikasi dan distorsi. Beberapa data tambahan untuk pendalaman dikumpulkan melalui interview dan observasi ke lokasi penelitian. Validitas dan Reliabilitas Instrumen. Penentuan validitas dan reliabilitas instrume n dilakukan dengan uji coba kuestioner. Uji coba kues tioner dilakukan terhadap peternak yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan peternak yang dijadikan sampel penelitian. Pelaksanaan uji coba dilaksanakan dari tanggal 1-10 Desember 2004 di Desa Nyalindung dan Desa Kertaangsana Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengumpulan data uji coba dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan 30 peternak. Validitas Instrumen. -- Validitas instrumen merupakan suatu tingkat keabsahan kuestioner sebagai alat ukur untuk menunjukkan sejauhmana instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya ia ukur (Kerlinger, 1986; Rakhmat, 2005, Wimmer dan Dominick,1983). Pengukuran validitas instrumen diarahkan

6 61 ke validitas isi atau content validity, yakni sejauhmana isi alat pengukur tersebut memadai mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep, dan diarahkan ke validitas konstrak atau construct validity, yaitu dengan melihat faktor -faktor apa yang dapat menerangkan keragaman (varians) sesuatu yang diukur (Kerlinger, 1986). Untuk mencapai validitas instrumen, maka langkah yang biasa dilakukan adalah: (1) menentukan peubah-peubah apa yang mungkin berhubungan dengan sesuatu yang menjadi pokok pengamatan, (2) menyesuaikan dengan apa yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu untuk mendapatkan data yang sesuai, (3) menjadikan teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai kepustakaan sebagai dasar membangun instrumentasi, (4) menyesuaikan isi pertanyaan/pernyataan dengan keadaan peternak dan lingkungan komunikasinya serta (5) memperhatikan nasehat-nasehat para ahli, terutama Komisi Pembimbing. Tingkat validitas suatu alat ukur bisa diketa hui dari nilai koefisien validitasnya yang memiliki rentang dari nol sampai 1,00 dengan pengertian semakin mendekati angka satu maka validitas semakin sempurna. Dengan menggunakan rumus korelasi moment product nilai koefisien validitas instrumen penelitian ini dapat diperoleh (Kerlinger, 1986; Singarimbun dan Effendi, 1995). Hasil uji korelasi produk momen, Pearson correlation menunjukkan nilai total validitas sebesar 0,4299 pada taraf nyata 5%, yang bila dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi (r tabel ) = 0,361 menunjukkan nilai yang lebih besar; maka secara keseluruhan butir pertanyaan dikatakan valid. Apabila dilihat per butir pertanyaan, maka hasil hitungan uji validitas ini menunjukkan ada tiga butir pertanyaan tidak signifikan, yakni butir pertanyaan nomor 7 (P7), butir P14 dan butir P23. Koefisien validitas ketiga butir tersebut berada di bawah angka kritis, bahkan negatif. Untuk itu, dua butir pertanyaan tak valid (P7 dan P14) dihilangkan dari kuestioner yang diberikan kepada responden, karena pernyataan tersebut bertentangan dengan pernyataan/pertanyaan yang lain. Sedangkan pertanyaan nomor 23 (P23) didiversifikasi atau dipecah menjadi tiga butir pernyataan yang lebih spesifik, agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

7 62 Reliabilitas Instrumentasi. -- Malo dan Trinoningtias (1991) mengemukakan bahwa reliabilitas instrumen adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur atau disebut juga keterandalan alat ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yakni unsur kemantapan (stabilitas), unsur ketepatan (akurasi ataupun presisi) dan yang ketiga ialah unsur error ataupun kesalahan pengukuran dimana semakin kecil keragaman (variabilitas) maka semakin tinggi akurasi instrumen pengukuran tersebut, oleh karena semakin kecil eror yang terdapat (Kerlinger, 1986). Analisis reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat akurasi dan presisi dari jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode konsistensi internal, dengan Reliability Analysis Scale Alpha (Cronbach s Alpha). Hasil analisis uji keterandalan terhadap kuestioner penelitian ini diperoleh nilai koefisien reliabilitas alfa Cronbach sebesar 0,6635. Karena nilai r hasil = 0,6635 > r tabel = 0,361, dapat dikatakan bahwa kuestioner yang digunakan terandal (reliabel). Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilaksanakan selama dua bulan, dari tanggal 14 Desember 2004 sampai 16 Februari 2005 dengan teknik wawancara memakai kuestioner dan observasi lapangan, termasuk pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan di kelompok peternak sapi potong Cisitu Kecamatan Nyalindung dan kelompok Surade Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, di kelompok Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta dan di kelompok Polokarto Kabupaten Sukohardjo Jawa Tengah. Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan dua macam metode, yakni Pertama: analisis jaringan komunikasi untuk merekonstruksikan struktur peran komunikasi peternak anggota kelompok dalam jaringan komunikasi sapi potong yang terbentuk di empat lokasi penelitian. Analisis jaringan komunikasi dilakukan dengan menggunakan teknik sosiometri,

8 63 untuk mendapatkan sosiogram. Kedua, analisis statistik deskriptif yang relevan misal, tabel distribusi, frekuensi, rataan (boxplot) dan persentase, serta untuk melihat hubungan menggunakan metode tabulasi silang (cross tab), uji lintas (path analysis), uji beda vektor nilai tengah (Inferences about a mean vector) atau T 2 Hotelling, uji diskriminan yang bertatar (stepwise), analisis matriks korelasi, analisis biplot, analisis korespondensi (correspondence analysis) dan uji khi-kuadrat dengan bantuan program SPSS versi 12 for Windows dan program SAS seri 8.2. Analisis Jalur Pengujian hubungan antara peubah pemberi pengaruh kepada peran-peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi sapi potong, dilakukan analisis regresi linear ganda (multiple linear regression). Adapun bentuk umum untuk regresi linear ganda peubah tak bebas Y atas X1, X2,, X k ditaksir oleh: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X b k X k dengan konstanta b 0 dan koefisien-koefisien b 1, b 2,, b k dapat ditaksir berdasarkan n buah pasang data (X 1, X 2,, X k, Y) yang diperoleh dari pengamatan (Sudjana, 1996). Berdasarkan model regresi linear ganda di atas ditentukanlah koefisien lintas (path coefficient). Koefisien jalur ini pada dasarnya merupakan koefisien beta atau koefisien regresi baku. Notasi yang dipakai untuk koefisien jalur ialah p ij dengan pengertian i menyatakan akibat atau peubah tak bebas dan j menyatakan penyebab/peubah bebasnya. Koefisien ini bisa dicantumkan pada garis jalur yang bersesuaian dalam diagram jalur. Dalam penelitian ini, tampilan diagram dan koefisien jalur faktor-faktor yang mempengaruhi peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi sapi potong tersaji pada Gambar 4. Dalam diagram jalur tersebut, pendidikan (X 1 ) dan kelas ekonomi (X 2 ) merupakan peubah eksogenus. Korelasi antara kedua eksogenus ini dilukiskan berupa garis beranak panah tunggal pada ujungnya, dengan nilai p 21. Peubah pemilikan media massa (X3), X4, X5, X6, X7, X8 dan Y adalah peubah endogenus. Jalur juga berupa garis beranak panah tunggal pada ujungnya, ditarik dari peubah-peubah bebas sebagai penyebab kepada peubah-peubah tak bebas yang diambil sebagai akibat.

9 64 p y1 Pendidikan Z 1 p 41 p 31 p 51 Terdedah p 45 radio Z 5 p y5 p 21 Pemilikan media massa Z 3 p32 p73 p 53 p 63 p y3 Terdedah tv Z 6 Komunikasi interpersonal Z 4 p y6 p 46 p y4 Peran komuni kasi Z y p y2y Dis tor si Z y2 p 62 Kelas ekonomi Z 2 p72 p y2 Terdedah Koran Z 7 p47 py7 py8 Pemuka pendapat Z8 Gambar 4. Tampilan diagram jalur antar peubah yang mempengaruhi peran-peran komunikasi dalam jaringan komunikasi sapi potong dan distorsi pesan Dari diagram jalur ini, diturunkanlah model jalur, yang persamaannya (dinyatakan dalam angka baku z) menjadi sebagai berikut: z 1 = e 1 z 2 = p 21 z 1 + e 2 z 3 = p 31 z 1 + p 32 z 2 + e 3 z 4 = p 41 z 1 + p 45 z 5 + p 46 z 6 + p 47 z 7 + e 4 z5 = p51 z1 + p53 z3 + e5 z 6 = p 62 z 2 + p 63 z 3 + e 6 z 7 = p 72 z 2 + p 73 z 3 + e 7 z y = p y1 z 1 + p y2 z 2 + p y3 z 3 + p y4 z 4 + p y5 z 5 + p y6 z 6 + p y7 z 7 + e y dengan persamaan ini, maka koefisien-koefisien jalur dapat dihitung dinyatakan oleh korelasi rij. Oleh karena itu harga-harga peubah dinyatakan dalam angka baku, maka untuk n buah pengamatan berlaku rumus: (Sudjana, 1996) 1 r ij = z z i j n Di samping itu, diagram jalur pada Gambar 4 menyajikan pula peubahpeubah residual untuk menunjukkan efek peubah-peubah yang tidak termasuk dalam model rekursif antara peubah-peubah bebas (karakteristik personal,

10 keterdedahan media massa dan perilaku komunikasi interpersonal) yang berkaitan langsung dan tidak langsung dengan peubah tak bebas (peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong). Peubah residual tersebut adalah X 8 (pemuka pendapat) dan Y 2 (distorsi pesan), dimana untuk menghitung koefisien jalur antara peubah X 8 dan Y (peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi sapi potong), dihitung dari model persamaan: z 8 = e 8 z y = p y8 z 8 + e y dan menghitung koefisien jalur antara peubah Y dan Y 2 (distorsi pesan), dihitung model jalur dari model persamaan: zy = ey z y2 = p y2y z y + e y2 Perhitungan kesemua koefisien jalur di atas dapat dibantu dengan pengolahan data dan prosedur analisis regresi menggunakan piranti lunak program SPSS versi 12 for Windows. 65 Matriks Korelasi Untuk mendapatkan gambaran data hasil pengamatan yang terdiri dari banyak peubah dengan melihat seberapa kuat hubungan antara peubah-peubah itu terjadi, dapat ditentukan derajat hubungan antara peubah-peubah tersebut dalam bentuk matriks koefisien korelasi. Untuk menentukan koefisien-koefisien korelasi r ij antara x i dan x j, dan koefisien-koefisien korelasi dengan rumus r yi antara y dan x i, dapat dibantu dengan jalan memanfaatkan jasa komputer. Untuk itu amatan peubah x i (i = 1, 2,, k) da n y diubah menjadi bilangan baku z x dan z y seperti berikut: z x = x x s x dan z y = y y s y kemudian menggunakan bilangan-bilangan baku ini, koefisien-koefisien korelasi sederhana r ij antara x i dan x j, dan r yi antara y dan x i secara umum dihitung dengan rumus: r xy = Σz x n z y (Sudjana, 1996).

11 66 Analisis Biplot Untuk mendapatkan gambaran keragaan umum tentang objek dan gambaran tentang peubah, baik tentang keragamannya maupun korelasinya, maka digunakan analisis biplot. Dimana panjang vektor akan memberikan gambaran tentang keragaman. Semakin panjang vektor peubah tersebut, makin tinggi keragamannya. Sedangkan sudut antara vektor menunjukkan korelasi antara peubah. Bila sudut antara kedua vektor tersebut mendekati 0 maka makin besar korelasi positif antara kedua peubah tersebut. Korelasi sama dengan 1 diperoleh bila θ = 0. Bila sudut antara kedua vektor mendekati π, makin besar korelasi negatif antara kedua peubah tersebut. Korelasi sama dengan -1 akan diperoleh bila θ = π. Makin dekat θ terhadap π /2, makin kecil korelasi kedua peubah tersebut dan korelasi sama dengan 0 atau tidak ada korelasi diperoleh apabila θ = π /2. Metode analisis ini digunakan untuk menyajikan data peubah ganda dari ruang yang berdimensi banyak ke dalam ruang yang berdimensi rendah, sehingga dimaksudkan data lebih mudah untuk ditaf sirkan. Hal ini sesuai dengan istilah bi dalam biplot dikaitkan dengan peragaan bersama atau serempak berupa penumpangtindihan antara vektor-vektor yang mewakili baris dan kolom matriks (Siswadi dan Suhardjo, 2002). Data yang digunakan untuk analisis biplot berupa matriks X berpangkat r, berukuran n x p (n = banyaknya objek dan p = banyaknya peubah) dikoreksi dengan nilai tengah. Matriks X diuraikan menggunakan konsep Penguraian Nilai Singular (PNS). Dengan menggunakan program statistik SAS seri 8.2 didapat hasil grafik Biplot, adapun bentuk persamaan dan penguraiannya sebagai berikut: X = n U r L r A p = n U r L a rl 1-a ra p = n G r H r Keterangan: U = matriks berukuran n x r dengan lajur saling ortonormal L = matriks diagonal berukuran r x r dengan unsur pada diagonal utamanya ialah akar kuadrat dari akar ciri matriks X X dan unsur-unsur diagonal ini disebut nilai singular matriks X A = matriks berukuran p x r dengan lajur saling ortonormal r = pangkat dari matriks X.

12 dengan mendefinisikan G = UL a dan H = AL 1-a ; 0 < a < 1. Fakta yang diperoleh untuk a = 0 (G = U dan H = AL) yang digunakan dalam studi ini, adalah: 1. h i h j = (n-1)s ij, dengan s ij = (n-1) -1 ( x ik - x i ) (x jk - x j ). Artinya, penggandaan titik antara vektor h i dengan h j akan memberikan gambaran koragam antara peubah ke-i dengan peubah ke-j. 2. h i = (n-1) -1/2 s i. Artinya, panjang vektor tersebut akan memberikan gambaran tentang keragaman peubah ke-i. Makin panjang vektor h i dibandingkan dengan vektor lainnya, katakanlah h j, makin besar pulalah keragaman peubah ke -i dibandingkan dengan peubah ke-j. 3. cos θ = r ij, θ merupakan sudut antara vektor h i dengan vektor h j dan r ij merupakan korelasi antara peubah ke -i dengan peubah ke-j. Bila sudut antara kedua vektor tersebut mendekati 0 maka makin besar korelasi positif antara kedua peubah tersebut. Korelasi sama denga n 1 diperoleh bila θ = 0. Bila sudut antara kedua vektor tersebut mendekati π, makin besar korelasi negatif antara kedua peubah tersebut. Korelasi sama dengan -1 akan diperoleh bila θ = π. Makin dekat θ terhadap π /2, makin kecil korelasi kedua peubah itu, dan korelasi sama dengan 0 atau tidak ada korelasi diperoleh bila θ = π /2. 4. Bila pangkat X = p, maka (x i -x j ) S -1 (x i -x j ) = (n-1) (g i -g j ) (g i -g j ). Artinya, (kuadrat) jarak Mahalanobis antara xi dengan xj akan sebanding dengan (kuadrat) jarak Euclid antara g i dengan g j. Makin kecil jarak Euclid antara titik g i dan g j yang terlihat dalam plot akan memberikan gambaran makin dekatnya x i dengan x j yang diukur dengan menggunakan peubah ganda asal dengan jarak Mahalanobis. Sebaliknya, makin besar jarak Euclid antara titik g i dan g j yang terlihat dalam plot akan memberikan gambaran makin jauhnya x i dengan x j yang diukur dengan menggunakan peubah ganda asal dengan jarak Mahalanobis. 67

13 Uji Beda Vektor Nilai Tengah Untuk menguji hipotesis pertama terjadi pergeseran tingkat pemanfaatan media massa oleh peternak sapi potong untuk mendapatkan informasi digunakan uji beda vektor nilai tengah (Inferences about a mean vector ) dengan alat uji T 2 Hotelling (Johnson dan Wichern, 2002). Uji T 2 Hotelling ini memiliki kemampuan melihat adanya perbedaan antara dua kelompok amatan. Karena amatan perubahan berdasarkan dimensi waktu tidak mungkin dilakukan, digunakanlah upaya melihat perubahan tersebut atas dasar lokasi pemilihan sampel penelitian. Satu kelompok kurang maju (Kecamatan Nyalindung dan Surade, Sukabumi) dan satu kelompok lagi yang maju (Kecamatan Polokarto Sukohardjo dan Kecamatan Gedangsari Gunung Kidul). Gambaran input analisis nya tersaji pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Data yang diolah dengan T 2 Hotelling Observasi (Responden) Peubah X4-1 X4-2 X4-3 X4-4 X5 X6 X7 Status Kelompok n n 2 K 1 (Kelompok Maju) K 2 (Kelompok Kurang Maju) Keterangan: X 5 = Perilaku keterdedahan radio X 4-1 = Perilaku menerima informasi sapi potong (pasif) X 6 = Perilaku keterdedahan tv X 4-2 = Perilaku mencari informasi sapi potong (aktif) X 7 = Perilaku keterdedahan koran X 4-3 = Perilaku klarifikasi/diskusi informasi sapi potong n 1 = Banyaknya observasi K 1 X 4-4 = Perilaku menyebarkan informasi sapi potong n 2 = Banyaknya observasi K 2 Perhitungan rumus uji statistik T 2 Hotelling adalah sebagai berikut: T 2 = n n n + n 2 (x 1 x 2 ) T S -1 (x 1 x 2 )

14 69 Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok dilanjutkan Uji F dengan rumus; F-hitung = n1 + n2 p 1 p( n + n 2) 1 2 T 2 Keterangan: n 1 = ukuran sampel pada kelompok 1 n 2 = ukuran sampel pada kelompok 2 p = banyaknya peubah yang diamati S -1 = invers matriks koragam x1 = vektor rataan kelompok 1 x 2 = vektor rataan kelompok 2 dengan derajat bebas (p, n 1 + n 2 p 1). Bila F hitung > F tabel (p, n 1 + n 2 p 1) dimana α = 0,05, menyatakan bahwa ada perbedaan perilaku komunikasi di kalangan peternak sapi potong pada kelompok maju dan kurang maju yang memiliki perbedaan karakteristik personal yang diuji. Sedangkan untuk penguatan deskripsi analitis terjadi pergeseran tersebut, digunakan matriks korelasi antar indikator-indikator dari peubah yang diamati dan penyajian analisis biplot. Analisis Diskriminan Analisis lainnya adalah analisis diskriminan. Analisis ini bertujuan mencari garis atau persamaan yang mampu membedakan antar kelompok dengan baik. Jadi, masalah yang ditelusuri dalam analisis diskriminan ialah (1) mencari cara terbaik untuk menyatakan perbedaan antar kelompok objek (masalah diskriminasi); (2) cara untuk mengalokasikan suatu objek (baru) ke dalam salah satu kelompok tersebut (masalah klasifikasi). Fungsi diskriminan merupakan fungsi atau kombinasi linear peubahpeubah asal yang akan memberikan cara terbaik dalam pemisahan kelompokkelompok tersebut. Fungsi ini akan memberikan nilai-nilai yang sedekat mungkin dalam kelompok dan sejauh mungkin antar kelompok. Fungsi ini tentunya di samping dapat digunakan untuk menerangkan perbedaan antar kelompok, juga bisa digunakan dalam masalah klasifikasi.

15 70 Bila matriks koragam total T = (t ij ), matriks koragam dalam kelompok W = (w ij ), dan matriks koragam antar kelompok B = (b ij ) maka T = W + B. Bila fungsi diskriminan Z 1 = a 11 X 1 + a 12 X a 1p X p = a 1 X yang memaksimumkan nisbah antara ragam antar kelompok dengan ragam dalam kelompok maka yang ingin dicari ialah a 1 sehingga a 1 B a 1 /a 1 Wa 1 maksimum. Fungsi diskriminan lainnya yaitu Zi = a1 X yang memaksimumkan a1 B a1/ a1 Wa1 dengan kendala tidak berkorelasi dalam kelompok dengan Z 1, Z 2,, Z i-1. Vektor-vektor a 1, a 2,, a i dapat diperoleh sebagai vektor ciri yang berpadanan dengan akar ciri λ 1 λ2 λ3 λ i dari matriks W -1 B. Dari analisis diskriminan ini dapat pula digunakan untuk mencari peubahpeubah asal yang dianggap dominan untuk digunakan dalam membedakan antar kelompok. Salah satu pendekatan yang relatif efisien dalam komputasi ialah melalui penggunaan peubah secara bertatar (stepwise) yaitu menambahkan peubah satu per satu yang relatif dominan ke dalam fungsi sampai suatu saat dimana penambahan peubah lainnya dianggap tidak menambah baik diskriminasinya. Menurut Supranto (2004) analisis diskriminan berguna untuk menganalisis data kalau peubah kriterion atau dependen (tak bebas) berupa kategori dengan skala pengukuran nominal atau ordinal dan peubah bebasnya berskala interval atau rasio (kuantitatif, hasil penilaian/rating). Analisis Korespondensi Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antar peubah kelas ekonomi dengan macam kepemimpinan komunikasi ketokohan peternak yang beratribut star dalam jaringan komunikasi sapi potong, berupa analisis untuk tabel kontingensi. Tujuan dari analisis korespondensi (correspondence analysis) yaitu memperagakan baris dan kolom suatu matriks data secara serentak dari tabel kontingensi dua arah dalam ruang dimensi rendah. Matriks korespondensi didefinisikan sebagai i P j = (1/n..) N, dengan n = 1 N1. Vektor yang unsur-unsurnya merupakan jumlah unsur dari vektor -vektor baris matriks P ialah r = P1; r i > 0, i= 1, 2,..., i. Vektor yang unsur -unsurnya

16 71 merupakan jumlah unsur dari vektor-vektor kolom matriks P ialah c = P 1; c j > 0, j = 1, 2,, j. Definisikan D r sebagai matriks diagonal yang unsur-unsur diagonal utamanya ialah unsur-unsur dari vektor r, yang dilambangkan sebagai D r = diag (r), dan D c = diag (c). Matriks profil baris didefinisikan sebagai R = D -1 r P dan matriks profil kolom didefinisikan sebagai C = Dc -1 P. Jadi, vektor r juga merupakan rataan terboboti dari profil-profil kolom dan vektor c juga merupakan rataan terboboti dari profil-profil baris. Andaikan R = [r 1, r 2,.., r i ] dan C = [c 1, c 2,.., c j ], maka jarak yang digunakan untuk menggambarkan ke dekatan antar profil ialah jarak Khi-kuadrat, yaitu: (r i r j ) D -1 c (r i r j ) untuk jarak antara profil baris r i dengan profil baris r j, dan (c i c j ) D -1 r (c i c j ) untuk jarak antara profil kolom c i dengan profil kolom c j. Profil-profil baris dan kolom di atas ingin digambarkan dengan menumpangtindihkannya dalam ruang berdimensi rendah. Bila dengan Penguraian Nilai Singular (PNS) Umum diperoleh bahwa P rc = AD µ B; A D -1 r A = B D -1 c B = I, maka profil baris matriks R yang posisi relatifnya sama dengan profil baris matriks R 1c, diberikan oleh F = D r -1 AD µ Profil kolom matriks C yang posisi relatifnya sama dengan profil kolom matriks C 1r, diberikan oleh G = D c -1 BD µ. Bila dengan profil baris R atau profil kolom C digunakan jarak Khi-kuadrat maka dengan profil dari matriks F dan G representasinya diperoleh jarak Euclid. Seperti halnya dalam biplot, penggambaran dalam ruang berdimensi rendah, katakanlah k maka koordinat yang digunakan untuk menggambarkan profil-profil tersebut ialah k unsur pertamanya. Seperti halnya dalam analisis biplot, interpretasi kedekatan antar profil dalam kategori yang sama didasarkan pada jarak Euclidnya sedangkan hubungan profil-profil antar kategori dapat ditelusuri melalui formula transisi, yaitu F = RGD -1 µ atau G = CFD -1 µ. Jarak yang jauh antar profil akan memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap tak adanya kebebasan antar kategori yang diamati.

17 72 Jadi, peragaan hasil analisis korespondensi, seperti halnya dengan analisis biplot, merupakan penumpangtindihan profil-profil baris dan kolom yang dalam analisis ini diperoleh dari tabel kontingensi dengan menggunakan jarak khikuadrat. Penggunaan PNS Umum (Generalized Singular Value Decomposition) dalam penghitungan analisis ini akan memberikan keterkaitannya dengan analisis lain dalam APG atau Analisis peubah Ganda (Siswadi dan Suhardjo, 2002). Kerangka Pendekatan Analisis Penelitian Kerangka pendekatan analisis dari penelitian Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran Komunikasi Anggota Kelompok Peternak dalam Jaringan Komunikasi Penyuluhan disa jikan pada Tabel 4 berikut ini. Kerangka pendekatan analisis tersebut dikembangkan dari empat masalah penelitian dan untuk menguji tujuh butir hipotesis sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.

18 Tabel 4. Kerangka pendekatan analisis penelitian MASALAH PENELITIAN 1. Bagaimana perilaku komunikasi peternak dalam mendapatkan informasi. 2. Bagaimana partisipasi peternak dalam Jaringan kom. sapi potong, dilihat dari peran kom.? TUJUAN PENELITIAN 1. Melihat perilaku peternak dalam mendapatkan informasi. 2. Mengidentifikasi tingkat partisipasi peternak dilihat dari peran kom. dalam jaringan komunikasi sapi potong HIPOTESIS Hipotesis 1. Terjadi pergeseran tingkat pemanfaatan media massa oleh peternak untuk mendapatkan informasi. Hipotesis kerja 1a: Terdapat perbedaan nyata tingkat pemanf aatan media massa untuk mendapatkan informasi antara peternak maju dengan peternak kurang maju. Hipotesis kerja 1b: Di antara masing-masing peubah personal dan perilaku pemanfaatan media interpersonal, terdapat perbedaan nyata penggunaan media massa untuk mendapatkan informasi dari lokasi yg berbeda. KOMPONEN YANG DIUKUR Perbandingan tingkat pemanfaatan media massa dengan perilaku pemanfaatan media interpersonal Idem - Peran -peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong PENDEKATAN PENGUJIAN HIPOTESIS Mengkaji keterdedahan media massa dan perilaku pemanfaatan media interpersonal antara kelompok maju dan kurang maju Membandingkan antara 10 peubah amatan antar kelompok. MODEL PENGUJIAN HIPOTESIS Matriks korelasi, Biplot, Uji beda vektor nilai tengah / T 2 Hotelling, Uji diskriminan Idem DATA YANG DIPERLUKAN Data keterdedahan media massa dan frekuensi komunikasi interpersonal dengan unit analisis Kab. Sukabumi, Sukohardjo dan Gunung Kidul Idem - - Data peran kom. peternak dalam jaringan dengan unit analisis Kabupaten Sukabumi, Sukohardjo dan Gunung kidul 73

19 MASALAH PENELITIAN 3. Sejauhmana hubungan karakteristik personal dgn keterdedahan media massa dan kom. interpersonal; hubungan kepeubah tsb dengan peran kom. peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong; dan hubungan peran kom. peternak sapi potong dengan distorsi pesan? TUJUAN PENELITIAN 3. Menganalisis hubungan karakteristik personal dengan keterdedahan media massa dan komunikasi interpersonal; Hubungan karakteristik, keterdedahan media mas sa, komunikasi interpersonal dengan peran komunikasi dlm jaringan kom sapi potong; dan hub. peran komunikasi dlm jaringan kom sapi potong dgn distorsi pesan. HIPOTESIS Butir 2. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik personal dengan perilaku keterdedahan media massa Butir 3. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik personal dengan perilaku komunikasi interpersonal informal Butir 4. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik personal dengan peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi sapi potong KOMPO NEN YANG DIUKUR Pendidikan formal, kelas ekonomi, kepemilikan media massa, dengan keterdedahan media massa Pendi dikan formal, kelas ekonomi, kepemilikan media massa, dengan perilaku kom. interpersonal Pendidikan, klas ekonomi, kepemilikan media massa dan peran komunikasi dalam jaringan PENDEKATAN PENGUJIAN HIPOTESIS Melihat korelasi dan keragaman antar peubah karakteristik personal dengan keterdedahan media massa Melihat korelasi dan keragaman antar peubah karakteristik personal dengan perilaku kom. interpersonal MODEL PENGUJIAN HIPOTESIS Analisis jalur, Matriks korelasi, Analisis biplot. Matriks korelasi, Analisis biplot. Melihat korelasi dan Analisis jalur, keragaman antar Matriks korelasi, peubah karakteristik Analisis biplot. personal dengan peran komunikasi dalam jaringan kom. DATA YANG DIPERLUKAN Data karakteristik dan perilaku keterdedahan media massa dengan unit analisis Kabupaten Sukabumi, Sukohardjo dan Gunung Kidul. Data karakteristik dan perilaku komunikasi interpersonal dengan unit analisis Kabupaten Sukabumi, Sukohardjo dan Gunung Kidul. Data karakteristik dan peran kom. dalam jaringan dgn unit analisis Kabupaten Sukabumi, Sukohardjo dan Gunung Kidul. Butir 5. Terdapat hubungan nyata antara perilaku komunikasi interpersonal dengan peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi sapi potong Perilaku kom. interpersonal dan peran kom peternak dalam jaringan kom. sapi potong Melihat korelasi dan keragaman antar Matriks korelasi, peubah pemanfaatan Analisis biplot kom. interpersonal dgn peran komunikasi dlm jaringan kom. Data komunikasi interpersonal dan peran komunikasi dalam jaringan dengan unit analisis tiga kabupaten sampel. 74

20 MASALAH PENELITIAN 4. Bagaimana pola jaringan komunikasi antar anggota kelompok peternak sapi potong? TUJUAN PENELITIAN 4. Mengetahui pola jaringan komunikasi antar anggota kelompok peternak sapi potong 5. Mendesain strategi/ model komunikasi penyuluhan. HIPOTESIS Butir 6. Terdapat hubungan nyata antara keterdedahan media massa dengan peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong Butir 7. Terdapat hubungan nyata antara peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi KOMPONEN YANG DIUKUR Keterdedahan media massa dgn peran kom. peternak dalam jaringan kom. Peran kom. peternak dalam jaringan kom. sapi potong dan distorsi pesan potong dengan distorsi pesan - Peran komunikasi peternak dalam jaringan komunikasi sapi potong, dan kelas ekonomi - Karakteristik kelas ekonomi peternak star dalam jaringan komunikasi sapi potong, dan macam kepemimpinan kom. - PENDEKATAN PENGUJIAN HIPOTESIS Melihat korelasi dan keragaman antar peubah keterdedahan media massa dengan peran komunikasi Melihat korelasi dan keragaman antar peubah peran kom. dalam jaringan kom. dgn distorsi pesan Melihat korelasi dan keragaman antar peubah peran kom. anggota kelompok dalam jaringan kom. sapi potong dengan kelas ekonomi Melihat hubungan peubah kelas ekonomi dan macam kepemimpinan komunikasi peternak beratribut star dalam jaringan komunikasi sapi potong MODEL PENGUJIAN HIPOTESIS Matriks korelasi, Analisis biplot Matriks korelasi, Analisis biplot Matriks korelasi Analisis biplot Uji khi-kuadrat, Analisis korespondensi, DATA YANG DIPERLUKAN Data keterdedahan media massa dan peran komunikasi dalam jaringan dengan unit analisis tiga kabupaten sampel. Data peran komunikasi dalam jaringan dan distorsi pesan dengan unit analisis tiga kabupaten sampel Data peran komunikasi dan kelas ekonomi dengan unit analisis tiga kabupaten sampel Data kelas ekonomi dan macam kepemimpinan kom. ketokohan peternak dalam jaringan kom. sapi potong dengan unit analisis tiga kabupaten sampel 75

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS 10 PENDAHULUAN Latar Belakang Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, kerangka berpikir diarahkan untuk mendapatkan konsep-konsep penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan memberikan deskripsi tentang suatu fenomena. Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Dalam memahami pelajaran di sekolah siswa mungkin saja mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dapat dikarenakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Sugiyono (2013), penelitian eksplanasi adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Dalam upaya pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory research. Penelitian eksplanatory merupakan tipe penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. BMI, Tbk memiliki visi, menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. Visi tersebut harus

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, teknik dan sumber. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa terbagi dalam delapan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan. Metode asosiatif merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Metode survey adalah penelitian yang mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini BAB II METODE PENELITIAN 2.1.Jenis Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini termasuk dalam jenis asosiatif kausal, dimana variabel independen (variabel yang mempengaruhi)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kontribusi pelaksanaan Praktik Kerja Industri () terhadap kesiapan kerja siswa, dilaksanakan di SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rumusan Masalah dan Hipotesis 3.1.1 Rumusan Masalah Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini akan mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 B-17-1 PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 Arie Kismanto dan Muhammad Sjahid Akbar Jurusan Statistik ITS ABSTRAK Sarjana baru dapat dipakai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di Citra Sari Family Restaurant. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka dibutuhkan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana atau rancangan yang dibuat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam menguji validitas dan reliabilitas faktor-faktor dan variabel penelitian Kepuasan Kerja karyawan ini dilakukan memakai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian Hubungan Karakteristik Pemilih dan Terpaan Informasi Kampanye Politik dengan Perilaku Memilih dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Tahun 2006,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh iklan politik terhadap keputusan memilih pada Partai Golkar. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian disebut juga variabel penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003:123) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendefinisikan pengaruh atau hubungan kausal antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS) BAB. IX ANALII REGREI FAKTOR (REGREION FACTOR ANALYI) 9. PENDAHULUAN Analisis regresi faktor pada dasarnya merupakan teknik analisis yang mengkombinasikan analisis faktor dengan analisis regresi linier

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, 51 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Pengawasan (X 1 ), yaitu persepsi karyawan pelaksana terhadap pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2005) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan menggunakan metode deskriptif statistik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Data Data merupakan kumpulan keterangan atau fakta yang diperoleh dari satu populasi atau lebih. Data yang baik, benar dan sesuai dengan model menentukan kualitas kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disusun untuk menggambarkan konsep analisis kepuasan pelanggan melalui penilaian harapan dan kenyataan kualitas pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Yang Digunakan Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut Sugiyono (008 : ), yaitu : Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan tempat pada penelitian ini dilakukan secara purposive didasarkan pada cakupan wilayah siaran (coverage area) RRI Bogor Pro 1 FM 93,75 MHz yakni

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir 49 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Kemampuan masyarakat (peternak) untuk berpartisipasi dalam pembangunan harus didahului oleh suatu proses belajar untuk memperoleh dan memahami informasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis survei eksplanatif asosiatif. Survei eksplanatif dengan jenis asosiatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger.

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger. BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger. Adapun yang menjadi variabel terikat (dependent) pada penelitian ini

Lebih terperinci