Komunikasi Menggunakan Smart Chart (bagian 1) (disadur dari The Spitfire Strategies Smart Chart 3.0,
|
|
- Utami Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Komunikasi Menggunakan Smart Chart (bagian 1) (disadur dari The Spitfire Strategies Smart Chart 3.0, Smart Chart merupakan alat perencanaan kegiatan komunikasi yang dikembangkan oleh Spitfire Strategies dan dapat diunduh di internet pada laman Alat ini digunakan oleh Advance Family Planning (AFP) dan diajarkan kepada Province Working Group (PWG) dan District Working Group (DWG) di Provinsi Kalimantan Barat sebagai alat bantu dalam merencanakan kegiatan komunikasi, memantau proses komunikasi yang sedang berlangsung, dan mengevaluasi kegiatan komunikasi yang telah dilaksanakan. Proses komunikasi yang dilakukan dalam hal ini bertujuan untuk mengubah perilaku atau kebijakan tertentu agar sesuai dengan harapan kita. Caranya adalah dengan menggerakkan orang yang tepat untuk mengambil langkah yang tepat pada saat yang tepat. Smart Chart menuntun kita untuk berpikir secara runtut dalam merencanakan suatu proses komunikasi. Dalam menggunakan Smart Chart, kita dituntut untuk memberikan waktu, komitmen, dan fokus. Ada enam langkah strategis dalam Smart Chart, yakni: (1) Keputusan Program (Program Decisions); (2) Konteks (Context); (3) Pilihan Strategis (Strategic Choices); (4) Kegiatan Komunikasi (Communication Activities); (5) Indikator Keberhasilan (Measurements of Success); dan (6) Pengecekan Akhir (Final Reality Check). Akan tetapi, artikel ini hanya akan membahas dua langkah pertama. 1
2 LANGKAH PERTAMA: KEPUTUSAN PROGRAM Keputusan program meliputi keputusan berkaitan dengan tujuan yang bersifat luas, tujuan yang lebih spesifik, dan pengambil keputusan. 1. Visi (Broad Goal): Apa yang ingin anda lakukan? Visi adalah tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Visi merupakan tujuan yang bersifat luas. Upaya komunikasi yang baik didasarkan pada visi untuk berubah. Visi organisasi atau tujuan besar yang ingin dicapai seseorang merupakan titik sentral dalam upaya komunikasi yang akan dilakukan. Hal ini karena visi dapat menunjukkan pilihan strategis apa yang harus diambil. Visi mungkin baru dapat dicapai dalam 10, 20, atau 30 tahun kedepan. Karenanya, kita harus menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dalam rangka mencapai visi. Dengan kata lain, visi harus dipecah kedalam tujuan-tujuan jangka pendek yang lebih mudah dicapai secara bertahap. 2. Tujuan (Objective): Langkah konkrit apa yang akan anda ambil untuk meraih visi anda? Tujuan disini adalah tujuan jangka pendek, yang merupakan pecahan dari visi. Rentangnya tidak lebih dari 12 hingga 18 bulan. Tujuan yang baik haruslah SMART, Specific (jelas), Measurable (terukur), Attainable (dapat dicapai), Realistic (realistis), dan Time-bound (terikat waktu). Tujuan dapat dibagi kedalam dua kategori, yakni: 2
3 mengubah perilaku dan mengubah kebijakan (baik itu kebijakan pemerintah ataupun kebijakan perusahaan). Seringkali dalam mencapai visinya, organisasi harus mewujudkan beberapa tujuan sekaligus. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus menyusun beberapa perencanaan kegiatan komunikasi menggunakan Smart Chart sesuai tujuan yang ingin diraih. Tujuan yang berbeda membutuhkan perencanaan yang berbeda pula, asalkan perencanaan ini tidak saling bentrok. Tujuan tidak boleh samar dan terlalu luas, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat. Seringkali kesadaran masyarakat bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mengubah perilaku masyarakat atau alat untuk menekan pihak tertentu secara politik untuk membantu mencapai tujuan yang kita inginkan. Nyatakan tujuan dengan jelas dan konkrit seperti meningkatkan jumlah keluarga yang mendaur ulang sampahnya. 3. Pengambil Keputusan (Decision Maker): Siapa yang dapat mewujudkan tujuan anda? Pengambil keputusan terakhir adalah orang yang memiliki kewenangan untuk memberikan apa yang kita inginkan, yaitu orang yang berwenang mendukung atau menolak tujuan kita. Pada dasarnya, siapapun yang dapat mengubah suuuatu kebijakan adalah pengambil keputusan yang harus diadvokasi. Sangat penting untuk mengidentifikasi pengambil keputusan terakhir yang ingin kita advokasi. 3
4 LANGKAH KEDUA: KONTEKS Langkah berikutnya adalah menentukan konteks, yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Disini kita harus meneliti kelebihan, kekurangan, peluang, dan tantangan yang akan dihadapi dalam meraih tujuan. Singkatnya, langkah kedua ini seperti melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat). 1. Analisis Internal (Internal Scan) Analisis internal (internal scan) mengukur kelebihan dan kekurangan organisasi atau orang yang merencanakan kegiatan komunikasi untuk mencapai tujuan. Pengukuran ini dilakukan dari sudut pandang kapasitas. Beberapa pertanyaan yang mungkin harus dijawab, antara lain: 4
5 Sumber daya, staf, atau alat apa yang harus digunakan dalam merencanakan kegiatan advokasi atau komunikasi? Apakah kita memiliki tim teknis atau divisi litbang yang dapat memberitahu kita strategi apa yang harus kita ambil? Bagaimana reputasi kita, apakah kita cukup terkenal atau tidak? Apakah kita memiliki mitra yang dapat membantu dalam melaksanakan kegiatan komunikasi ini? 2. Analisis Eksternal (External Scan) Analisis eksternal (external scan) yaitu mengukur lingkungan dimana kegiatan komunikasi akan kita lakukan. Perhatikan apa yang terjadi di sekitar kita yang dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan kita lakukan. Apakah ada peristiwa tertentu yang mungkin mempengaruhi strategi kita? Apakah waktu dapat menjadi kendala? Apakah ada organisasi lain yang juga mengurusi isu yang kita angkat? Bila ya, apakah mereka berada di pihak yang sama, atau bertentangan dengan kita? Hambatan apa yang mungkin kita hadapi dalam mempengaruhi orang lain untuk bertindak? Adakah kesalahan informasi atau konsepsi yang salah mengenai isu yang kita angkat yang dapat menghalangi usaha komunikasi kita? Rintangan atau peluang apa yang mungkin akan kita temui? Adakah peluang komunikasi alami yang dapat kita pengaruhi untuk memudahkan usaha kita? Peristiwa tak terduga apa saja yang dapat membantu atau membahayakan usaha kita? 3. Menentukan Posisi Isu/Masalah yang Diusung Setelah melakukan analisis internal dan eksternal, kita harus menentukan posisi kita dan posisi isu yang kita usung. Tidak jarang kita jumpai kelompokkelompok yang menganggap isu yang diusungnya sebagai barang baru, dalam artian, mereka menganggap bahwa orang lain belum paham dengan isu yang mereka usung. Ada tiga posisi yang mungkin kita alami. Pertama, merumuskan isu (frame). Memformulasikan suatu isu artinya belum ada pembahasan mengenai isu itu sebelumnya, karena isu tersebut merupakan hal yang baru. Tidak banyak yang tahu 5
6 tentang isu atau permasalahan yang diangkat. Bahkan permasalahan itu mungkin merupakan suatu hal yang sangat baru sehingga kita harus menggunakan analogi atau metafora untuk menjelaskan kepada orang lain mengenai isu tersebut. Salah persepsi tidak banyak terjadi karena belum banyak yang tahu mengenai isu itu. Kedua, memperkuat dan menjelaskan isu (fortify and amplify). Pada kondisi ini, telah terjadi perdebatan mengenai masalah yang kita angkat, dan perdebatan ini menguntungkan kita dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, kita menghabiskan sebagian besar energi dan usaha untuk memperkuat isu, karena diskusi berjalan baik dan banyak pihak yang mendukung kita, serta tidak ada alasan untuk menghabiskan waktu dan biaya untuk mengalihkan pembicaraan. Ketiga, membingkai ulang isu (reframing). Disaat kita kalah dalam perdebatan, dan tidak ada peluang untuk menang dalam isu yang sudah ada, saatnya putar haluan. Terkadang, kita membuat kesalahan dengan terus berusaha memperkuat dan menjelaskan isu dimana kita sudah jelas-jelas berada di pihak yang kalah dalam perdebatan. Dengan mengubah rumusan permasalahan, kita dapat menciptakan ruang untuk diskusi yang lebih produktif. Satu hal yang harus diingat dalam membingkai ulang isu adalah bahwa hal ini membutuhkan banyak waktu dan uang, kesepakatan dengan banyak organisasi dan para juru bicara, serta kesabaran. Membingkai ulang isu membutuhkan komitmen jangka panjang. (ypi) LANGKAH KETIGA: PILIHAN-PILIHAN STRATEGIS Kini saatnya kita memutuskan siapa sasaran advokasi kita dan apa yang mereka pedulikan, bagaimana kita akan mendekati mereka, apa yang akan kita katakan pada mereka, dan siapa yang akan menyampaikannya kepada mereka. 6
7 1. Sasaran (Audience) Definisikan sasaran komunikasi dengan jelas agar kita semakin mudah mendekatinya. Sasaran komunikasi adalah orang yang dapat menggerakkan pembuat keputusan/pemegang kebijakan dan membantu mencapai tujuan kita. Kita dapat membagi sasaran berdasarkan demografi, kondisi geografis, dan kategori lainnya yang relevan dengan pekerjaan kita. Segmentasi sasaran harus dibuat serinci mungkin, misalnya: penduduk laki-laki berusia kurang dari 25 tahun yang tinggal di daerah perkotaan dan memiliki truk; pengusaha yang sering melakukan perjalanan dinas keluar kota; atau keluarga petani di Kecamatan Sekadau Hilir. Pendekatan yang harus dilakukan terhadap sasaran yang berbeda, akan berbeda pula caranya. Perbedaan pendekatan yang harus dilakukan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti minat sasaran dan mereka memperoleh informasi mengenai isu yang kita bawa. Apabila kita memiliki lebih dari satu jenis sasaran, maka kita harus mengembangkan strategi yang berbeda untuk setiap sasaran itu. Dalam beberapa kasus, sasaran kita mungkin sama dengan pembuat kebijakan yang ingin kita advokasi. Contohnya, jika tujuan kita adalah menurunkan jumlah perokok di Kota Pontianak, maka baik pembuat keputusan maupun sasaran komunikasi kita adalah para perokok, karena merekalah yang dapat memutuskan untuk berhenti merokok. Dalam kasus lainnya, mungkin kita memilih sasaran yang dapat mempengaruhi pembuat keputusan. Contohnya bila tujuan kita adalah adanya peraturan daerah bebas asap rokok di restoran dan tempat makan di Kota Pontianak, dan DPRD Kota Pontianak merupakan pengambil keputusan, kita dapat memilih para konstituen sebagai sasaran yang akan mempengaruhi anggota DPRD untuk menerbitkan peraturan tersebut. Fokusnya adalah pada sasaran yang memiliki pengaruh terbesar pada dan memiliki akses ke pengambil keputusan. Jika kita tidak memiliki akses langsung kepada pemegang kebijakan, maka kita harus cermat dalam menentukan sasaran yang akan membantu membujuk si pemegang kebijakan. Perlu diingat bahwa masyarakat luas bukan sasaran. Masyarakat luas artinya siapapun. Kita harus memiliki sasaran yang spesifik yang dapat didefinisikan. Media juga bukan sasaran. Media merupakan alat untuk mencapai sasaran. Semakin sedikit jumlah sasaran, semakin mudah kita merancang kegiatan komunikasi yang terfokus yang dapat menggerakkan sasaran untuk bertindak. 7
8 Pilihlah sasaran yang dipandang ahli oleh si pengambil kebijakan. Pilih sasaran yang bersedia menunjukkan dukungannya kepada kita di muka umum, misalnya dengan memasang stiker yang mendukung isu yang kita usung di mobilnya atau menggunakan kaos dengan tulisan yang mendukung isu kita. Terakhir, pilihlah sasaran yang dapat kita pengaruhi. 2. Kesiapan Sasaran (Readiness) Ada tiga tahapan dalam komunikasi: berbagi pengetahuan, membangun keinginan untuk bertindak, dan mendorong untuk bertindak. Identifikasi dimanakah posisi sasaran dalam tahapan komunikasi ini. Tahapan pertama, berbagi pengetahuan. Sasaran harus memiliki wawasan tentang permasalahan yang diangkat. Beri informasi kepada sasaran tanpa membebaninya dengan informasi yang terlalu banyak. Jadikan isu itu relevan dengan nilai dan gaya hidup sasaran; atau kaitkan isu itu dengan keluarganya, teman-temannya, atau komunitasnya. Informasikan solusi yang dapat diambil sehingga sasaran merasa bahwa mereka dapat membantu menciptakan perubahan. Tahap kedua, bangun keinginan untuk bertindak. Hal ini berarti mengatasi kendala yang mungkin dihadapi sasaran untuk bertindak. Ajukan jenis tindakan yang dapat dilakukan dan sesuai dengan nilai dan gaya hidup sasaran. Jangan sampai terlalu membebani sasaran untuk keluar dari zona kenyamanannya. Kita juga bisa memperlihatkan tokoh-tokoh yang sudah lebih dulu bertindak, atau memposisikan tindakan yang kita inginkan sebagai tindakan yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Tunjukkan bahwa manfaat tindakan itu jauh lebih besar dari risikonya. Posisikan sasaran sebagai pahlawan yang mampu membuat perubahan. Tahap tiga, mendorong untuk bertindak. Beri imbalan bagi sasaran yang sudah bertindak karena melakukan hal yang benar, meskipun tindakan itu sangat kecil artinya atau dampaknya pada isu yang kita usung. Yakinkan bahwa mereka sudah melakukan tindakan yang benar. 3. Kepedulian atau Nilai Utama Sasaran (Core Concerns) Cari tahu nilai yang dipegang oleh sasaran berkaitan dengan isu yang kita bawa. Jadikan isu itu relevan dengan nilai yang mereka anut. Sasaran akan lebih peduli terhadap isu kita apabila mereka melihat isu kita sejalan dengan nilai yang dipegangnya. Pahami nilai yang dianut oleh sasaran sehingga kita dapat memahami 8
9 cara pikir mereka dan menentukan perspektif apa yang mereka pakai dalam mengambil keputusan. Identifikasi hambatan-hambatan yang dapat mencegah sasaran untuk mendengarkan kita. Antisipasi dan atasi hambatan-hambatan tersebut. 4. Tema (Theme) Tema adalah gambaran besar mengenai permasalahan yang diangkat yang ingin kita sampaikan pada sasaran. Tema membantu kita menentukan cara mendekati sasaran. Tema harus dimunculkan berdasar nilai yang dianut oleh sasaran. Misalnya kampanye anti rokok bisa memiliki tema yang berbeda. Kita bisa membuat animasi untuk anak-anak yang menggambarkan rokok sebagai penjahat. Atau kita ingin menyasar perokok pasif dengan tema Anda yang merokok, saya yang tercekik. Bagi remaja yang peduli dengan penampilan, kita tunjukkan dampak buruk merokok terhadap kecantikan, seperti: kulit kusam, nafas bau, badan bau rokok, dan penampilan yang menjijikkan dari seorang perokok. Sasaran yang berbeda perlu didekati dengan tema yang berbeda pula, meskipun tujuannya sama. Nuansa yang positif, optimis, dan adanya harapan atau peluang untuk berubah ke arah yang lebih baik, dapat meningkatkan keinginan sasaran untuk membantu. Tema yang berbeda bisa muncul dari nilai yang sama. Cari tahu dan pilih tema yang paling mempengaruhi sasaran. 5. Pesan (Message) Kuncinya adalah apa yang bisa didengar oleh sasaran, bukan apa yang ingin kita sampaikan kepada sasaran. Pesan harus sesuai dengan nilai sasaran. Pesan bukanlah pernyataan misi. Kita dapat menanyakan beberapa hal berikut untuk menguji apakah pesan kita sudah tepat atau sesuai: Apakah pesan itu didasarkan pada kepedulian atau nilai yang dianut oleh sasaran? Apakah pesan yang kita sampaikan memberi solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh sasaran? Apakah tugas yang ada dalam pesan itu masih berada dalam zona kenyamanan sasaran? Bila tidak, apakah manfaatnya lebih besar dari risikonya? 9
10 Apakah pesan yang kita sampaikan membantu sasaran meraih visinya atau memberikan imbalan personal kepada sasaran? Apakah pesan itu memberi harapan untuk berhasil? Apakah pesan konsisten dengan tema? 6. Pembawa Pesan (Messenger) Pilihlah pembawa pesan yang memiliki kredibilitas di mata sasaran. (ypi). 10
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti Pendekatan advokasi yang dilakukan oleh Advance Family Planning (AFP) fokus pada upaya memperoleh quick wins (keputusan-keputusan berkaitan dengan kebijakan atau
Lebih terperinciPendekatan Advokasi Spitfire Dengan Menggunakan Smart Chart
Pendekatan Advokasi Spitfire Dengan Menggunakan Smart Chart Lokakarya Advokasi KB/KR Berbasis Data Kerjasama Aisyiyah dan Program AFP Indonesia 24 25 Juni 2011 Tujuan Sesi Pengenalan perangkat pengambil
Lebih terperinciAFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau
Lebih terperinciMEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE
MEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE Result Cascade merupakan alat monitoring dan evaluasi atas proses dan kegiatan advokasi yang dilakukan. Result Cascade ini memudahkan dalam mendokumentasikan hasil-hasil
Lebih terperinciLatar Belakang Semua Keluarga Ikut KB
Latar Belakang Penyuluh KB mempunyai tugas sebagai penggerak keluarga/masyarakat dalam program KB visi program Semua Keluarga Ikut KB Perlu dilakukan KIE yang efektif para pengambil keputusan Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini. Dalam perumusan strategi sanitasi di Kabupaten Kepulauan Anambas, maka
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian melalui observasi dan wawancara di organisasi non profit Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), peneliti dapat menyimpulkan
Lebih terperinciPERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2
PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN SKENARIO Konteks Perencanaan Skenario kemasadepanan dan ketidakpastian ramalan dan visi Pemahaman Dasar Perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan
PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi dapat didefinisikan sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang terdiri dari berbagai cara atau pendekatan secara metodologi dan teknis, maka sebagai langkah
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2
PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN STRATEGIS VIDEO PERENCANAAN STRATEGIS Latar belakang/konteks Rencana statutori vs rencana berbasis kinerja Manajemen strategis Perencanaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam perencanaan strategis Solo Science Center sebagai pusat peraga iptek Kota Surakarta dilakukan dengan 9 tahapan oleh Bappeda Kota Surakarta, yaitu : a. Forum Informal;
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB 4 PERUMUSAN STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA DEPOK
BAB 4 PERUMUSAN STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA DEPOK Pada BAB 3, sudah diidentifikasi isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan, serta berhasil merumuskan arah pengembangan sector sanitasi Kota Depok.
Lebih terperinciNegosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,
Negosiasi Bisnis Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Jumlah Pihak Dalam Negosiasi Negosiasi antar dua orang negosiator.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa ilmuwan dan orang awam dulu menganggap bahwa global warming hanya merupakan sebuah mitos yang dampaknya tidak akan berpengaruh pada kehidupan manusia. Namun,
Lebih terperinciSTAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS
MORAL INTELLIGENCE Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karimun sebagai daerah yang sangat berpengaruh pada pasang surut dan yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan dan penduduk yang masih banyak mendiami pesisir
Lebih terperinciBAB III LOGIKA PERANCANGAN
BAB III LOGIKA PERANCANGAN III.1. Produk Yang Memuaskan Boleh dikatakan bahwa tidak ada satupun intrumen yang dapat memuaskan user secara sempuma. Selalu ada sisi lemah yang dimiliki oleh suatu instrumen.
Lebih terperinciMerancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit
esaunggul.ac.id http://www.esaunggul.ac.id/article/merancang-strategi-komunikasi-memenangkan-pemilih-dan-kelompok/ Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit Dr. Erman Anom,
Lebih terperinciPendahuluan. Bab Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis
Lebih terperinciJUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir
JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2011/2012
Lebih terperinciMerancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok
Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok Monday, September 03, 2012 http://www.esaunggul.ac.id/article/merancang-strategi-komunikasi-memenangkan-pemilih-dan-kelompok / Dr. Erman Anom,
Lebih terperinci1. Lobi politik (political lobiying)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang
Lebih terperinciMERANCANG STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN PEMILIH DAN KELOMPOK
MERANCANG STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN PEMILIH DAN KELOMPOK Erman Anom Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. Transformasional Pada Pegawai Kementerian Agama Kota Pekanbaru.
BAB III ENYAJIAN DATA Dalam BAB III ini data yang disajikan berdasarkan dari hasil penelitian terhadap kemimpinan di Kementerian Agama Islam Kota ekanbaru. penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data
Lebih terperinciStrategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek
Modul ke: Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Fakultas 02Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Manajemen Proyek Organisasional
Lebih terperinciDistinctive Strategic Management
Modul ke: Distinctive Strategic Management Nature of Strategic Management Fakultas FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi S2 Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id RENCANA STRATEJIK Rencana stratejik
Lebih terperinciResume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy
Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan
Lebih terperinciPanduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
SUPLEMEN PEDOMAN E-KKP3K Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan terkait dengan masalah mutu pendidikan di Indonesia saat ini adalah tingkat mutu pendidikan yang
Lebih terperinciJUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)
JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2014/2015
Lebih terperinciKamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular
1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar III-1 dan gambar III-2. Gambar III-1 menunjukkan gambar dari flow diagram penentuan dan analisa masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas bukan merupakan penyakit namun keberadaannya bisa menimbulkan banyak penyakit. Orang yang mengalami obesitas mempunyai timbunan lemak lebih banyak dari berat
Lebih terperinciANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro
ANALISIS Sumberdaya atau kapabilitas yang dapat dikendalikan atau dimiliki perusahaan yang memberikan keunggulan relatif dibandingkan pesaing dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. TRENGTH 2 Keterbatasan
Lebih terperinciRKAS RKAS RKS RPS 11/1/2011. Dr. Cepi Safruddin Abd. Jabar Jurusan Administrasi Pendidikan
Dr. Cepi Safruddin Abd. Jabar Jurusan Administrasi RPS Jangka Panjang RKS Jangka Menengah RKS RKAS RKAS RKAS Jangka Pendek Nasional Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
Lebih terperinciStrategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi
Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi Subaryono, PhD Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada Workshop Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi LPPM Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini kesadaran masyarakat Indonesia akan bahaya asap rokok sangat rendah. Banyak masyarakat perokok yang melakukan aktifitas merokok didalam rumah dan di tempat umum, sebagian masyarakat tidak
Lebih terperinciMerumuskan Solusi Masalah
Merumuskan Solusi Masalah Mencari dan Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah 1. Apa yang dimaksud Alternatif Pemecahan Masalah? Kata alternatif menurut kamus besar bahasa indonesia mempuyai arti yaitu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah manfaat yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah manfaat yang dirasakan, risiko yang dirasakan, dan kepercayaan memiliki pengaruh pada sikap konsumen.
Lebih terperinciLEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG
LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh. 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony Indonesia.
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi tentang manajemen Radio CBS 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony
Lebih terperinciCARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI
CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI Ari Khusuma Sumber: http://www.newschool.edu/public-engagement/post-masters-organizationdevelopment-certificate/ Berdirinya suatu organisasi baik yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Peneliti akan menjelaskan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kecil menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 adalah usaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang merupakan
Lebih terperinci1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan, karena dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya pembangunan kota Bandung di berbagai sektor, maka warga dan seluruh pemangku kepentingan kota Bandung harus siap untuk menghadapi berbagai perubahan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS) BERBASIS KEBUTUHAN 1. Oleh: Cepi Safruddin Abd. Jabar 2
PENGEMBANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS) BERBASIS KEBUTUHAN 1 Oleh: Cepi Safruddin Abd. Jabar 2 A. Pendahuluan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) yang baik berangkat dari adanya asumsi yang sama
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik
96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung dalam proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data elektronik maupun non elektronik berupa buku anak, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciRencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)
Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi
Lebih terperinciDr Darmanelly, M. Kes, Kepala BPMPAKB. Jakarta, 20 Februari 2014
Dr Darmanelly, M. Kes, Kepala BPMPAKB Andreas Acui Sanjaya, Ketua APINDO Jakarta, 20 Februari 2014 GAMBARAN UMUM KOTA PONTIANAK GEOGRAFIS Luas Wilayah = 107,82 Km2 Jumlah Penduduk = 550.304 Jiwa (SP 2010)
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi uncertainty
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan
Lebih terperinciMuhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Perencanaan Strategis
Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Perencanaan Strategis 1 Pengembangan SI Sistem informasi sedang menjelmakan bisnis dan hasil yang kasat-mata; meliputi penggunaan sel telpon dan telekomunikasi nirkabel, suatu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 JL. RAYA DRINGU 901 PROBOLINGGO SAMBUTAN
Lebih terperinciKata Kunci : Analisis SWOT
STRATEGI GURU BK UNTUK MEMPERSIAPAKAN MASA DEPAN SISWA Abstrak Ismah-BK UPGRIS Ismah_bk@yahoo.com Pasar bebas sudah mulai dibuka persaingan-persaingan antar profesi dan semua bidang sudah mulai kelihatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan
Lebih terperinciMAKALAH STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA. Oleh: Sriyono
MAKALAH STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA Makalah disampaikan pada seminar nasional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK) di kampus Fakultas Pendidikan Teknologi
Lebih terperinciI.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan
Laporan Bab 1 Pendahuluan 3 I.1. Pengantar Laporan pengembangan model merupakan paparan hasil penelitian terhadap praktek pendidikan di masyarakat sungai dalam kaitan dengan kebutuhan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto
MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MANAJEMEN STRATEGIS PERPUSTAKAAN SEKOLAH
PENGEMBANGAN MANAJEMEN STRATEGIS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DISAJIKAN PADA BIMTEK PENGEMBANGAN TENAGA PERPUSTAKAAN SMK Solo, Denpasar, Padang - 2013 Darmono Universits Negeri Malang Kontak: plaza_mlg@yahoo.com.
Lebih terperinciBAB I 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada
116 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada akhir penulisan ini akan dijabarkan beberapa kesimpulan dan diajukan beberapa saran yang kiranya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 ranah afektif ini sebagai pondasi bagi siswa dalam menghadapi setiap kejadian ataupun permasalahan ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Ranah afektif dapat mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan bisnis yang semakin pesat menciptakan persaingan anatar setiap kompetitor dalam melakukan pemasaran. Kemampuan daya tawar konsumen yang semakin tinggi dan
Lebih terperinciLangkah-Langkah Advokasi
KOMUNIKASI ADVOKASI Pengumpulan Data Evaluasi dan Monitoring Aktivitas terus meneru s Langkah-Langkah Advokasi 1. Pilih dan rumuskan isu 2. Tetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan-tujuan strategis 3.
Lebih terperinciMAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengantar Dosen Pengampu : Dyna Herlina Suwanto, M.Sc Disusun Oleh : Muh.
Lebih terperinciDisusun oleh : Arlin Zulkarnain Yogi Prasetyo Hendy
Disusun oleh : Arlin Zulkarnain Yogi Prasetyo Hendy PENDAHULUAN Pada Model administrasi tradisional lebih kepada fokus ke dalam dan perspektif jangka pendek. Model administrasi publik tradisional hanya
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI
RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI 145120407111043 C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI Citra Diri : Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
Lebih terperinciMemahami Komunikasi Kesehatan. :: komkes.wordpress.com
Memahami Komunikasi Kesehatan dienanshari@gmail.com :: komkes.wordpress.com 1 Tujuan sesi ini: Memperkenalkan konsep komunikasi dan komunikasi kesehatan; Menjelaskan peran, area kerja, dan sumber informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang berada di provinsi Jawa Barat. Terkenal sebagai kawasan industri dengan berbagai pabrik besar dan kecil terdapat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi
Lebih terperincione day care Rumah Sakit Batas Kota Proposal Pembukaan Layanan One Day Care
Proposal Pembukaan Layanan One Day Care Presented by : Kelompok Tutorial 2 Dewi, Dyah, Eny, Freshinta, galuh Pradhi, Irwan sb Pembimbing : Qurrotul aini, S.KG,M.Kes. LATAR BELAKANG Sejalan dengan visi
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciMenjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan
BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar
Lebih terperinciBAB III KONDISI DAN ANALISIS LINGKUNGAN
BAB III KONDISI DAN ANALISIS LINGKUNGAN 3.1 Kondisi Umum Kondisi kualitas udara jika dilihat dari parameter debu masih cukup baik. Berdasarkan pemantauan parameter debu di 13 titik menunjukkan bahwa kesemua
Lebih terperinciANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM
ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono
Lebih terperinciposter di sosial media dan di toko-toko sepeda, dan dari mulut ke mulut dari lingkungan komunitas hingga teman kantor atau kuliah, cara ini terbukti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda merupakan alat transportasi yang ramah lingkungan, sehat dan hemat, kita dapat membantu mengurangi polusi asap kendaraan dengan menggunakan sepeda, dan juga
Lebih terperincicara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen.
174 cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; jumlah pengunjung yang berkunjung; nilai penjualan dalam satu periode waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. Ancaman (threats)
Lebih terperinciBAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
8 BAB : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan.
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan
Lebih terperinci