LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS"

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TEKNIK JUMPING RABBIT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 GOMBONG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : MUTAMAMI Nim : X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika dewasa ini telah berkembang dengan pesat, disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang bernuansa kemajuan sains dan tehnologi. Perkembangan dan kemajuan matematika tidak bisa abaikan, karena dapat menyebabkan kita semakin sulit mengejar kemajuan negara lain. Sebagai guru kita harus memahami hakekat dan teori-teori belajar yang sesuai untuk pembelajaran matematika sehingga guru tidak akan keliru dalam menerapkannya. Disamping itu, juga dalam pembelajaran matematika juga harus menggunakan teknik pembelajaran yang tepat karena dapat membantu siswa untuk lebih mengerti dan memahami suatu konsep. Penggunaan teknik pembelajaran yang relevan dan efektif dalam pembelajaran akan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang sangat rendah. Rendahnya nilai pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat karena guru belum menggunakan teknik tertentu. Berdasarkan fakta yang ada, ternyata guru masih menggunakan teknik lama dalam memberikan materi kepada siswa yaitu menggunakan istilah hutang dan membayar hutang yang justru menjadikan siswa bertambah bingung. Rendahnya hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV diharapkan setelah diberi tindakan-tindakan tertentu akan meningkat secara tajam. Meningkatnya hasil belajar matematika tersebut dapat dilihat dari nilai individual maupun nilai rata-ratanya. Apabila sebelum penelitian nilai rata-rata pre tes ( tes tahap awal ) sangat rendah maka diharapkan setelah dilakukan penelitian akan meningkat nilai rata-ratanya menjadi 6,00 atau lebih. 1

3 2 Kondisi guru yang sebelumnya menggunakan teknik lama (cara konvensional dengan istilah hutang dan membayar hutang ) dalam pengelolaan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV maka diharapkan nantinya menggunakan teknik tertentu yang lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep dan penyelesaian masalah serta memanfaatkan alat peraga yang mendukung keberhasilan pembelajaran matematika para siswa. Dari kondisi awal yang ada sebagai suatu kenyataan yang harus dilakukan tindakan tertentu untuk menuju satu harapan terdapat kesenjangan sebagai berikut a. Prestasi atau hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong yang sangat rendah diharapkan meningkat secara tajam. b. Guru yang masih menggunakan teknik lama / konvensional dalam pengelolaan pembelajarannya diharapkan akan menggunakan teknik tertentu dalam hal ini adalah teknik Jumping Rabbit serta memanfaatkan alat peraga yang mendukung keberhasilan. B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan masalah Dari hasil identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang ada dapat peneliti sampaikan rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu : Apakah melalui teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong, Kecamatan Belik Tahun Pelajaran 2009 /2010? 2. Pemecahannya Berdasarkan rumusan masalah di atas diduga melalui teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Tahun Pelajaran 2009 / 2010.

4 3 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. 2. Tujuan Khusus Sedangkan yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang pada semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010. D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini dapat peneliti rinci menjadi beberapa manfaat antara lain : 1. Manfaat Teoritis Manfaat yang dapat diambil secara teoritis adalah sebagai berikut : a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif melalui teknik jumping rabbit bagi siswa SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat bagi Siswa 1) Memperoleh pengetahuan baru tentang teknik jumping rabbit untuk menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 2) Meningkatnya hasil belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 3) Lebih termotivasi belajarnya 4) Mampu berkompetisi dengan teman sekelasnya

5 4 b. Manfaat bagi Guru Manfaat dari penelitian ini yang dapat dirasakan bagi guru antara lain : 1) Mampu mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan serta tidak membosankan 2) Lebih mudah menanamkan konsep matematika kepada siswa 3) Lebih mudah mengelola kelas 4) Lebih mudah memotivasi serta memacu prestasi siswa c. Manfaat bagi Sekolah Bagi sekolah atau insitusi penelitian ini bermanfaat untuk : 1) Sebagai salah satu faktor dalam mengembangkan kurikulum Tingkat satuan pendidikan 2) Menjadi salah satu faktor untuk menentukan kebijakan lebih lanjut dalam hal mengembangkan potensi yang dimiliki 3) Menjadi salah satu arah dalam menentukan misi ke depan d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah Manfaat penelitian ini bagi perpustakaan sekolah adalah menambah khasanah perbendaharaan referensi serta menjadi salah satu bahan kajian kepustakaan bagi penelitian lainnya.

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar (2003:27) memberikan penjelasan tentang pengertian belajar sebagai berikut: 1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melaluipengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. 2. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman pengalaman belajar. Jadi secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Bahwa perubahan itu terlihat (overt) atau tidak terlihat (covert), bertahan lama atau tidak, ke arah positif atau negatif sebagai hasil pengalaman (berinteraksi dengan lingkungan). 5

7 6 2. Hakekat Pembelajaran Sesuai dengan pengertian belajar secara umum bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Ada beberapa aliran yang memberi definisi tentang pembelajaran, antara lain : a. Behavioristik Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dengan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan) b. Kognitif Pembelajaran adalah cara guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. c. Gestmalt Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna) d. Humanistik Pembelajaran adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (Max Darsono : 2001) 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Oemar Hamalik (2003:32) diuraikan sebagai berikut: 1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan nueral system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebaginya maupun kegiatankegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap,

8 7 kebiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinyu di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap. 2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. 3. Belajar siswa lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasaannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. 4. Siswa yang belajar hendaknya mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi. 5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan akan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. 6. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru. 7. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan. 8. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajr juga sulit untuk berhasil. 9. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian

9 8 tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Karena itu faktor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya murid yang belajar. 10. Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan lebih mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan. Hal ini berbeda dengan siswa yang kurang cerdas, para siswa yang lamban. 1. Hasil Belajar Memperhatikan penjelasan di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa hasil dari belajar adalah siswa memperoleh pengalaman baru yang belum dialami atau dirasakan sebelumnya menuju suatu perubahan tingkah laku baik tampak atau tidak tampak, sesaat atau bertahan lama, ke arah negatif atau positif. 2. Hakekat Matematika Dalam hal penulusuran hakekat matematika, maka kita harus tahu tentang definisi matematika itu sendiri, sering muncul pertanyaan yang sifatnya sangat mendasar, yaitu : Apa yang dimaksud dengan matematika itu?, bagi guru yang mengajar matematika di tingkat Sekolah Dasar akan kesulitan menguraikan jawaban atas pertanyaan itu. Definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara pasti dan singkat karena cabangcabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya sehingga definisinya semakin sukar untuk dibuat. Dalam bukunya Ruseffendi (1994 : 27) menjelaskan ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa matematika itu timbull karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistik. James and James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya

10 9 dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Ruseffendi, 1994 : 27) Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) dari pada mengenai bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya (Ruseffendi, 1994 : 28) Matematika sebagai ilmu deduktif, mencari kebenaran dalam matematika tidak dilakukan secara induktif melalui pengamatan atau eksperimen belaka namun kebenaran yang diperoleh dari induktif yang biasanya digeneralisasikan benar untuk semua keadaan tadi harus bisa dibuktikan secara deduktif. Apabila kebenaran induktif tersebut tidak bisa dibuktikan secara deduktif maka tidak bisa diterima kebenaran tersebut menurut matematika. Matematika sebagai bahasa, seni dan ratunya ilmu, matematika adalah bahasa internasional, karena di setiap saat, di setiap jenjang sekolah dan di setiap negara orang yang tahu tentunya akan mengerti apa yang dimaksud = 9, log 10 = 1, 9 = 3 dan seterusnya. Bahasa matematika ini, untuk siapa saja kapan saja dan di mana saja pasti akan mempunyai pengertian yang sama. Jadi bahasa matematika merupakan bahasa yang universal dan berlaku secara umum yang sudah disepakati secara internasional bagi mereka yang mempelajari matematika, matematika memiliki unsur-unsur keteraturan, keterurutan dan ketetapan (konsistensi) seperti halnya seni, indah dipandang dan diresapi (Ruseffendi, 1994 : 35) Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep

11 10 dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan di samping hubungan yang terkait antar konsep-konsep dan struktur-struktur. Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaiman keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh siswa dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Bruner sangat menyarankan keaktifan siswa dalm proses belajar secara penuh. Lebih disukai lagi kalau proses ini berlangsung di tempat yang khusus, yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi siswa. Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajar matematika siswa melewati 3 (tiga) tahap yaitu : a. Tahap enaktif Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek (benda-benda) konkrit. b. Tahap ikonik Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif c. Tahap simbolik Dalam tahap ini siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real (Ruseffendi : 1994) 3. Hasil Belajar Matematika pada Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Dalam penelitian ini setelah siswa diberi tindakan dalam hal belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan

12 11 menggunakan teknik jumping rabbit maka siswa memperoleh pengalaman baru tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang positif (lebih baik), tampak dalam kesehariannya ketika menghadapi soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung. Siswa mampu mengerjakan soal secara cepat, tepat dan akurat. Teknik yang baru dipelajari siswa mampu bertahan lama dalam benaknya. 4. Pengertian Teknik Jumping Rabbit Seperti sudah diuraikan dalam pembatasan masalah bahwa yang dimaksud dengan teknik jumping rabbit adalah metode atau sistem mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung dengan peragaan seekor kelinci yang melompat-lompat menurut aturan tertentu. 5. Pemanfaatan Teknik Jumping Rabbit dalam Pembelajaran Matematika Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatkan teknik jumping rabbit (kelinci yang melompat) untuk membantu memudahkan siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung menurut aturan-aturan tertentu. Siswa secara berkelompok memperagakan seekor kelinci yang melompat menurut soal yang dihadapi. Di samping itu siswa juga dituntun untuk menemukan prinsip-prinsip penyelesaian soal yang cepat, tepat, cermat, akurat dan cerdas. Karena siswa melakukan sendiri bagaimana menyelesaikan soal dengan model permainan yang tidak membosankan maka siswa akan lebih termotivasi belajarnya, apalagi dalam teknik ini siswa dituntut untuk dapat menemukan sendiri prinsip-prinsip pengerjaan soal yang akan menjadi pedomannya.

13 12 B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang menjadi acuan adalah sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Sarwono,S.Pd ( Guru SDN 01 Belik ) yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Teknik Jumping Frog Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Belik Tahun Pelajaran 2008/2009. C. Kerangka Pikir Teknik jumping rabbit merupakan cara yang menurut peneliti sangat tepat sebagai upaya meningkatkan hasil belajar Matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV di SD Negeri 03 Gombong akan lebih baik. Pemahaman belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang sangat rendah. Rendahnya nilai pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat karena guru belum menggunakan teknik tertentu. Berdasarkan fakta yang ada, ternyata guru masih menggunakan teknik lama / konvensional dalam memberikan materi kepada siswa yaitu menggunakan istilah hutang dan membayar hutang yang justru menjadikan siswa bertambah bingung. Berdasarkan kondisi awal di atas melalui teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Tahun Pelajaran 2009 / Dari kondisi sebelumnya guru perlu mengadakan penelitian melalui teknik jumping rabbit. Dengan harapan melalui teknik jumping rabbit, hasil belajar siswa meningkat, lebih aktif dan kreatif, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik Sebagaimana tergambar di bawah ini

14 13 Kondisi Awal Pembelajaran Konvensional Prestasi belajar rendah Siswa bingung Tindakan Pembelajaran dengan Teknik Jumping Rabbit Siklus I Prestasi meningkat Kondisi Akhir Prestasi hasil belajar Matematika meningkat Siswa aktif dan kreatif Siklus II Upaya perbaikan dari siklus I, prestasi belajar makin baik Gb.Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan alur kerangka berpikir di atas maka dapat peneliti berikan satu hipotesis tindakan yaitu penggunaan teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Tahun Pelajaran 2009 / 2010.

15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dari bulan Januari sampai dengan Juni 2010, penyusunan laporan hasil penelitian ini dilakukan dalam rangka persyaratan Ujian Akhir Program ( UAP ) PJJ ICT S1 UNS Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil tempat di SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. B. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong pada semester genap tahun pelajaran 2009 / 2010 sebanyak 22 anak yang terdiri dari siswa laki-laki 8 anak dan siswa perempuan 14 anak 1. Sumber Data Sumber data primer yang diambil adalah dari subjek penelitian yang berkaitan dengan nilai hasil pre tes (tes tahap awal) maupun tes tahap II dan seterusnya, termasuk data siswa kelas IV yang diambil dari daftar kelas 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data pendukung, peneliti menggunakan teknik tes yang terdiri dari tes pra siklus, tes siklus I dan tes siklus II. b. Alat Pengumpulan Data Sebagai alat pengumpulan data berkenaan dengan teknik tes yang berbentuk data kuantitatif, maka peneliti menetapkan butir-butir soal baik untuk pra siklus, tes siklus I, maupun tes siklus II. yang mana butir-butir soal tes tersebut terlampir 14

16 15 3. Analisis Data Analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan memperbandingkan hasil dari tes pra siklus, tes siklus I maupun tes siklus II, sementara itu yang diperbandingkan adalah nilai individual dan nilai rata-rata kelasnya. penelitian ini dikatakan berhasil memenuhi tujuan manakala perolehan nilai tes siswa baik perorangan maupun dari rata-rata kelasnya meningkat sesuai target yang diharapkan. 4. Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini peneliti tetapkan sebagai berikut : 1. Meningkatnya nilai tes siswa secara perorangan 2. Meningkatnya nilai rata-rata kelas sesuai target yang diharapkan yaitu 6,00 atau lebih C. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan ini secara prosedural menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut tahap-tahap pelaksanaannya. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti melakukan rancangan sebanyak 2 (dua) siklus, yaitu : Siklus I 1. Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan kepada siswa, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung kegiatan tersebut mulai dari merencakan instrumen penelitian sampai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan ini peneliti juga menyusun rencana apersepsi, kegiatan inti, dan penutup. 2. Tindakan Setelah perangkat penelitian dipersiapkan dengan baik, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang disusun. Dalam pembelajaran

17 16 tersebut peneliti memberikan tindakan yang pertama kepada siswa yang meliputi : a. Menjelaskan kepada siswa bahwa ada cara atau teknik lain yang lebih mudah dipahami dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat b. Memperkenalkan kepada siswa tentang teknik jumping rabbit c. Menjelaskan tentang aturan yang dipakai dalam teknik jumping rabbit d. Memberikan contoh dengan peragaan langsung cara menggunakan teknik jumping rabbit untuk menyelesaikan soal e. Siswa memperagakan teknik jumping rabbit f. Menuntun siswa menemukan prinsip-prinsip pengerjaan yang akurat g. Memberikan latihan secara berjenjang (mulai dari soal yang sederhana ke soal yang lebih sulit) Melaksanakan tes siklus I. 3. Observasi / Pengamatan Selama siswa mengikuti program pembelajaran, aktifitas mereka diamati, perubahan tingkah laku mereka juga diperhatikan agar tidak ada siswa yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal dengan menggunakan teknik jumping rabbit. Apabila masih ada siswa yang mengalami kesulitan, maka siswa lain yang sudah menguasai teknik ini dapat membantu memberi pemahaman. 4. Refleksi Hasil dari pengamatan terhadap kemajuan belajar siswa dan perubahan tingkah lakunya dianalisis untuk direfleksikan sehingga peneliti dapat merencakan tindakan berikutnya dengan tepat. Siklus II 1. Perencanaan Hasil refleksi pada siklus I dijadikan pedoman oleh peneliti untuk merencanakan tindakan yang tepat yang akan diberikan kepada siswa pada siklus II ini, mempersiapkan RPP dan perangkat pendukung penelitian lainnya.

18 17 2. Tindakan. Setelah persiapan selesai, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang sudah disusun. Dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti memberikan tindakan kepada siswa berupa : a. Menegaskan kembali aturan yang dipakai pada teknik jumping rabbit b. Mengulang kembali peragaan teknik jumping rabbit dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga siswa lebih memahami c. Menegaskan kembali prinsip-prinsip penyelesaian soal agar siswa tidak lupa d. Memberikan latihan soal secara berjenjang dari soal yang mudah ke soal yang sulit. Melaksanakan tes siklus II 3. Observasi / Pengamatan Kondisi umum siswa harus diamati selama melaksanakan tindakan II ini baik yang menyangkut aktifitas maupun kesehatannya, perubahan tingkah laku yang ditunjukkan maupun penguasaan terhadap pemahaman konsep secara benar. 4. Refleksi Setelah melaksanakan tes siklus II, semua data yang dikumpulkan dianalisis, dilakukan perbandingan terhadap kemajuan hasil belajar siswa. Secara eksplisit kemajuan belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya, mulai dari tes pra siklus, tes siklus I sampai tes siklus II. Karena analisis data yang dipakai berbentuk deskriptif kuantitatif, maka kesimpulan yang diambilpun berdasarkan analisis nilai peolehan siswa tersebut.

19 18 Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut : Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Tindakan Selanjutnya Gb. Prosedur Penelitian (Suharsimi Arikunto, Sugiyanto, 2009 : 12)

20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 1. Kondisi Awal Hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong tahun pelajaran 2009 /2010 sangat rendah. Rendahnya hasil belajar matematika tersebut dapat dilihat dari hasil tes pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari Dalam tes pra siklus siswa kelas IV hanya mampu memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 40,45 suatu perolehan nilai rata-rata yang sangat memprihatinkan, yang apabila dibiarkan maka sudah barang tentu akan berpengaruh buruk pada hasil matematika pada semester genap kelak. Kenyataan rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV tersebut lebih lanjut dapat dicermati dari tabel peolehan nilai Pra siklus di bawah ini. Dari lampiran nilai pra siklus dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan Matematika Pra Siklus di bawah ini Tabel :Frekuensi Nilai Ketuntasan Matematika Pra Siklus Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong No Interval Frekuensi Prosentase Katagori Nilai ,2% Tuntas 2 < ,8 % Tidak Tuntas Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika Pra siklus dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram > 60 0 frekuensi Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra siklus 19

21 20 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 4 atau 18,2 % siswa sedangkan anak yang memperoleh nilai dengan katagori belum tuntas ada 18 siswa atau 82,8 %. 2. Deskripsi Hasil Siklus I Pada siklus I ini dapat peneliti uraikan kondisinya sebagai berikut : a. Perencanaan Adapun perencanaan siklus I dilaksanakan dalam waktu 30 menit Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) Ruang belajar 2) Buku Pelajaran - Buku pelajaran matematika kelas IV c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa d. Menyiapkan Lembar evaluasi e. Menyiapkan lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Awal : a. Guru mengabsen siswa b. Menanyakan kepada siswa apakah materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif sudah diberikan oleh guru kelasnya, menanyakan teknik apa yang sudah dipelajari, c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti 1. Membagi siswa menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok akan bertindak sebagai lawan main bagi kelompok lain.

22 21 2. Menjelaskan kepada siswa tentang teknik lain yang lebih mudah dipahami dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 3. Menjelaskan teknik jumping rabbit utuk mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 4. Menjelaskan aturan yang dipakai dalam menggunakan teknik jumping rabbit. 5. Mendemonstrasikan penggunaan teknik jumping rabbit dalam mengerjakan soal disertai contoh. 6. Siswa berlatih dengan bimbingan guru menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan teknik jumping rabbit. 7. Melaksanakan tes Siklus I 8. Menganalisis hasil tes Siklus I c. Pengamatan / Observasi Pengamatan atau observasi adalah proses di mana teman sejawat memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi : a. Pra pembelajaran b. Kegiatan Membuka Pelajaran c. Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Pelaksanaan materi pelajaran 2. Strategi pola pembelajaran 3. Pemanfaatan media pembelajaran 4. Penilaian proses dan hasil belajar 5. Penggunaan media. Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi :

23 22 a. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk jari untuk bertanya) b. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab) c. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas. d. Banyak siswa yang mengerjakan tugas e. Banyak siswa yang melamun f. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain g. Banyak siswa yang mengganggu teman h. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada bagian hasil penelitian dan lampiran tabel nilai siklus I. Dari hasil pengamat yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung saat siswa kelas IV mengikuti tes pada Siklus I, tingkat perkembangan dari belajar mereka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Siswa yang sudah memahami teknik jumping rabbit ada 6 (enam) anak atau 27,3 % b. Siswa yang cukup paham dengan teknik jumping rabbit ada 10 (sepuluh) anak atau 45,4 % c. Siswa yang masih bingung dan belum paham dengan teknik jumping rabbit ada 6 ( enam ) anak atau 27,3 % d. Nilai rata-rata perorangan terendah 40 e. Nilai rata-rata peorangan tertinggi 100 f. Nilai rata-rata kelas 65,9 g. Siswa yang tuntas menurut KKM yang disepakati ada 15 anak atau 68,2 % h. Siswa yang belum tuntas menurut KKM yang disepakati ada 7 anak atau 31,8 % Dari tabel di atas dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan Matematika Siklus I di bawah ini

24 23 Frekuensi Nilai Ketuntasan Matematika Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong No Interval Nilai Frekuensi Prosentase Katagori ,2% Tuntas 2 < ,8 % Tidak Tuntas Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika siklus I dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram frekuensi > 60 Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai siklus I Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 15 atau 68,2 % siswa sedangkan anak yang memperoleh nilai dengan katagori belum tuntas ada 7 siswa atau 31,8 %. d. Refleksi Dari hasil pengamatan terhadap perkembangan dan kemajuan belajar siswa, begitu juga dari perolehan nilai siswa pada tes siklus I sudah merefleksikan satu indikasi adanya peningkatan prestasi yang sangat berarti. Hal ini bisa dilihat dari perolehan nilai pada tes Siklus I baik perolehan nilai dengan katagori ketuntasannya, nilai cara perorangan maupun rata-rata kelasnya.

25 24 Secara individu siswa mengalami peningkatan terlihat dari nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai pra siklus, begitu juga nilai rata-rata kelas yang mencapai 65,9 secara empirik sudah membuktikan keberhasilan. Walupun demikian kenyataan yang ada, namun peneliti belum berani menyimpulkan bahwa penggunaan teknik jumping rabbit sudah berhasil dengan baik sesuai harapan. Penelitian ini harus diteruskan pada tahapan berikutnya yaitu melaksanakan siklus II sehingga pengambilan kesimpulan seperti apa yang diuraikan pada hipotesis tindakan dapat dipertanggung- jawabkan. Tindakan yang akan dilakukan sangat bergantung pada hasil siklus pertama. Karena peneliti memandang bahwa hasil siklus pertama menunjukkan pengaruh yang besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV, maka tindakan berikutnya lebih bersifat sebagai pemantapan terutama memantapkan prinsipprinsip pengerjaan soal yang memang besar sekali manfaatnya bagi siswa. 3. Deskripsi Hasil Siklus II a. Perencanaan Adapun perencanaan siklus I dilaksanakan dalam waktu 30 menit Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) Ruang belajar 2) Buku Pelajaran - Buku pelajaran matematika kelas IV c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa d. Menyiapkan Lembar evaluasi e. Menyiapkan lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Awal : a. Guru mengabsen siswa

26 25 b. Menanyakan kepada siswa apakah materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif sudah diberikan oleh guru kelasnya, menanyakan teknik apa yang sudah dipelajari, c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti : 1. Membagi siswa menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok akan bertindak sebagai lawan main bagi kelompok lain. 2. Menegaskan kembali aturan yang dipakai pada teknik jumping rabbit. 3. Menuntun siswa menemukan prinsip-prinsip pengerjaan yang akurat 4. Memberikan latihan secara berjenjang (mulai dari soal yang sederhana dengan satu tanda operasi hitung ke soal yang agak rumit dengan dua tanda operasi hitung, dari soal yang mudah ke soal yang lebih sulit) 5. Melaksanakan tes Siklus II 6. Menganalisis hasil tes Siklus II 7. Mengadakan refleksi terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di mana kekurangan dan kelemahan siswa yang masih perlu dibenahi c. Pengamatan / Observasi Pengamatan atau observasi adalah proses di mana teman sejawat memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi : a. Pra pembelajaran b. Kegiatan Membuka Pelajaran c. Kegiatan Inti Pembelajaran 1. Pelaksanaan materi pelajaran 2. Strategi pola pembelajaran 3. Pemanfaatan media pembelajaran 4. Penilaian proses dan hasil belajar

27 26 5. Penggunaan media. Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi : a. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk jari untuk bertanya) b. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab) c. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas. d. Banyak siswa yang mengerjakan tugas e. Banyak siswa yang melamun f. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain g. Banyak siswa yang mengganggu teman h. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada bagian hasil penelitian dan lampiran tabel nilai siklus II. Dari hasil pengamat yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran pada siklus II serta selama diberikan tindakan kedua, begitu juga pada saat siswa kelas IV mengikuti ulangan harian sebagai latihan, tingkat perkembangan dari belajar mereka dapat digambarkan sebagai berikut : a. Siswa yang sudah memahami, hafal prinsip serta memiliki kemampuan berhitung yang bisa diandalkan ada 17 anak atau 77,3% b. Siswa yang sudah memahami, hafal prinsip serta memiliki kemampuan berhitung yang cukup ada 3 anak atau 13,6 % c. Siswa yang sudah memahami, hafal prinsip tapi memiliki kemampuan berhitung rendah ada 2 anak atau 9,1 % d. Nilai rata-rata terendah perorangan 50 e. Nilai rata-rata tertinggi perorangan 100 f. Nilai rata-rata kelas 84,09 g. Siswa yang tuntas menurut KKM yang disepakati ada 20 anak atau 91 % h. Siswa yang belum tuntas berdasarkan KKM yang disepakati ada 2 anak atau 9 %

28 27 Dari tabel di atas dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan Matematika Pra Siklus di bawah ini Frekuensi Nilai Ketuntasan Matematika Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong No Interval Nilai Frekuensi Prosentase Katagori % Tuntas 2 < % Tidak Tuntas Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika siklus I dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai siklus II > frekuensi Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperoleh nilai dengan katagori tuntas ada 20 atau 91 % siswa sedangkan anak yang memperoleh nilai dengan katagori belum tuntas ada 2 siswa atau 9 %. d. Refleksi Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan Tes Siklus II yang diberikan, baik nilai yang diperoleh dengan katagori ketuntasannya, nilai secara perorangan maupun melihat pada nilai rata-rata kelasnya sudah dapat menggambarkan suatu keberhasilan yang memuaskan.

29 28 Berdasarkan pada perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 84,09 dari hasil tes Siklus II yang melampui ketentuan indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 58,5 berarti menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari penggunaan teknik jumping rabbit terhadap peningkatan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV. Dari analisis data keseluruhan sebagai perwujudan adanya kebenaran empirik, penelitian ini menunjukkan satu hasil yang sesuai dengan harapan. Adapun hasil penelitian ini mencerminkan bahwa penggunaan teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai yang diperoleh siswa baik secara perorangan maupun ratarata kelasnya karena peningkatan perolehan nilai siswa diatas KKM menjadi indikator utama bagi keberhasilan penelitian ini. B. Pembahasan Siklus dan Antar Siklus Agar dapat memperoleh gambaran yang utuh dari kegiatan penelitian yang dilakukan kiranya tidak ada salahnya apabila peneliti membahas kembali secara singkat kondisi tiap siklus. Dengan pembahasan ulang ini dapat dibuat suatu perbandingan yang mendekati kenyataan di lapangan, sehingga pada akhirnya kesimpulan empirik dapat dipertanggungjawabkan. Pada kondisi awal sebelum penelitian dilakukan nilai rata-rata kelas hasil pra Siklus sebesar 40,45 dengan katagori siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 4 siswa dan yang tidak tuntas ada 18 siswa,di mana menurut hemat peneliti sendiri pencapaian nilai sebesar itu sangat memprihatinkan, namun pada hasil tes Siklus II nilai rata-rata meningkat tajam sebesar 65,9 dengan katagori nilai siswa yang tuntas ada 15 dan yang tidak tuntas ada 7 siswa sehingga mampu melampui target yang ditetapkan dalam indikator kinerja. Setelah siswa mendapat pemantapan siswa lebih termotivasi belajarnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata pada hasil tes Siklus II yang lebih meningkat lagi dari pada hasil tes Siklus I yaitu sebesar 84,09 dengan katagori siswa yang tuntas ada 20 siswa dan yang tidak

30 29 tuntas ada 2 siswa, ini suatu prestasi yang memuaskan. Hasil selengkapnya dari gambaran keadaan tadi pada lampiran tabel perbandingan nilai tes tiap siklus. Memperhatikan tabel perbandingan nilai tiap siklus di atas dapat dicermati lebih jauh bahwa : a. secara perorangan nilai siswa mengalami kenaikan b. secara klasikal nilai rata-rata juga mengalami kenaikan Berdasarkan data di atas menunjukkan adanya manfaat yang nyata dari penggunaan teknik jumping rabbit untuk meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV. Frekuensi Nilai Perbandingan Ketuntasan Matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong N o Interval Nilai Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II Frekuen si Prosenta se Frekuen si Prosenta se Frekuen si Prosentas e ,2% 15 68,2% % < ,8 % 7 31,8 % 2 9 % 25 Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika Pra Siklus,siklus I dan Siklus II dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram Pra Siklus Tuntas Pra Siklus Tdk Tuntas Siklus I Tuntas Siklus I Tdk Tuntas Siklus 2 Tuntas Siklus 2 Tdk Tuntas frekuensi Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

31 30 Dari diagram diatas menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa adalah sbb : 1. Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 4 siswa, yang tidak tuntas ada 18 siswa 2. Perolehan nilai Siklus I siswa yang memperoleh nilai tuntas bertambah menjadi 15 siswa, dan yang tidak tuntas 7 siswa. 3. Perolehan nilai Siklus II siswa yang memperoleh nilai tuntas bertambah lagi 20 siswa, yang tidak tuntas ada 2 siswa. Hal ini menunjukan suatu keberhasilan dari penggunaan teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa SD Negeri 03 Gombong tahun pelajaran 2009 / 2010.

32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, di mana nilai rata-rata kelas dari pra siklus sebesar 40,45 meningkat pada tes Siklus I menjadi 65,9 bahkan kemudian meningkat lagi pada hasil tes Siklus II menjadi 84,09 maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong tahun pelajaran 2009/2010 B. Implikasi Implikasi dari hasil penelitian ini direkomendasikan kepada para pengambil kebijakan di bidang pendidikan untuk : 1. Menentukan kebijakan teknis bidang pendidikan yang dapat lebih menggairahkan kelangsungan hidup pendidikan itu sendiri mengingat bidang pendidikan merupakan prioritas utama pembangunan nasional 2. Menentukan kebijakan bagi pengembangan kurikulum pendidikan dasar terutama untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 3. Memacu profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan sehingga dalam menekuni dunia pendidikan memiliki dedikasi, komitmen serta konsistensi yang bisa dibanggakan C. Saran 1. Kepala Sekolah Hendaknya para Kepala Sekolah setiap jenjang pendidikan memberi kesempatan serta memotivasi guru untuk melakukan PTK yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan yang dikelolanya. 2. Guru Kepada para guru, peneliti sarankan agar tetap konsisten dan komitmen terhadap tugas serta kewajiban, senantiasa melakukan tindakan-tindakan 31

33 32 yang bersifat inovatif dalam pembelajaran yang dikelola yang bermanfaat bagi peningkatan prestasi belajar siswa-siswanya. 3. Siswa Kepada para siswa, dapat peneliti berikan saran agar selalu memacu diri sehingga timbul motivasi serta semangat belajar yang tinggi demi peningkatan prestasi belajarnya.

34 33 DAFTAR PUSTAKA Max Darsono dkk.2001.belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Oemar Hamalik, 2003, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara Ruseffendi dkk Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Depdikbud Sukahar dan Siti M Amin Matematika 6 Mari Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas 6, Jakarta : Depdiknas Tim Penyusun Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud, Kurikulum Sekolah Dasar 1994 yang Disempurnakan, Jakarta : Depdikbud, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas, 2006 Kurikulum 2006 Standar Isi, Standar Kompetens, Kompetensi Dasar, Standar Kelulusan Mapel untuk SD/MI. Jakarta : BSNP

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya. mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya. mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Pembangunan di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah utama bagi setiap warga Negara yang menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya mewariskan ilmu dari generasi

Lebih terperinci

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Jeffry Gagah Satria Frigatanto PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai pengembangan aspek-aspek tersebut. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika,

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi tentang data hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Suka Mulya Kecamatan Pugung pada hasil ulangan akhir semester ganjil tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan orang yang akan melakukan pembelajaran. Belajar bukan hanya. sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan orang yang akan melakukan pembelajaran. Belajar bukan hanya. sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah upaya sadar untuk mengubah perilaku yang bersifat relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman sehingga bermanfaat bagi kehidupan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu disiplin ilmu, Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan struktur yang terorganisasi, sebab ilmu ini berkembang dari unsur yang tidak

Lebih terperinci

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru.

Lebih terperinci

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DEKAK-DEKAK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hegarsari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak hanya merupakan sebuah kewajiban sebagai tuntutan dari kebijakan pemerintah, tetapi pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

Sri Sukiyani

Sri Sukiyani PENINGKATAN KOMPETENSI MENYAJIKAN DATA DALAM BENTUK TABEL MELALUI METODE DISKUSI PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI 01 PEGIRINGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Sri Sukiyani srisukiyanisd1@gmail.com

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning Di Kelas VI SDN Inpres 5 Birobuli Buacani SD Inpres 5 Birobuli, Kota Palu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Print ISSN: 2541-3163 - Online ISSN: 2541-3317 Mariani, S.Pd. 1 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Article

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan manusia tidak lebih seperti kelakuan binatang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN

Vol. 1 No. 1 ISSN MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FPB DAN KPK MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD INPRES KEONG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Gervasius Kanisius Densi Guru

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Guru yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 1 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI WIWIK SETYANINGSIH A54B090124

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Dinamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Edi Suprapto SD Negeri Margamulya

Lebih terperinci

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN KARTU BAGI SISWA KELAS VI SDN MANTAREN 1 Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR Firmansyah 1), Siti Istiyati 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika Sekolah Dasar yang terdiri dari bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari para ahli yang berbeda-beda. itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

BAB I PENDAHULUAN. dari para ahli yang berbeda-beda. itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD/MI. Seorang guru SD/MI yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan fondasi pada proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan guru dalam mendidik siswa menjadi prioritas utama bagi keberlangsungan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di sekolah. Proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar apabila dilakukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR NURMI ERITA Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar nurmierita020@gmail.com

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut kurikulum KTSP SD/MI tahun 2006 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Eryuni, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : eryunisingkawang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif pada semua aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman Kab. Tulungagung

MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman Kab. Tulungagung PENERAPAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJARDAN KETUNTASAN BELAJAR MATEMATIKA PADA KOMPETENSI DASAR TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA-1 SMA NEGERI 1 KAUMAN MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan tidak mengesampingkan pentingnya

Lebih terperinci

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di Kelas IIIB SD Integral Rahmatullah Tolitoli Sarina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 05 PEGIRINGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecakapan berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III SDN Ngablak 02 semester I Tahun Pelajaran 2011/2012, terlihat bahwa prestasi peserta

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang Subhi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika Dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dinyatakan bahwa Matematika merupakan

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SD NEGERI 3 KRAGUMAN KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

NASKAH PUBLIKASI SD NEGERI 3 KRAGUMAN KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA KONSEP PECAHAN SEDERHANA DENGAN MEDIA GAMBAR DAN ALAT PERAGA BATANG KAYU BERWARNA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KRAGUMAN KECAMATAN JOGONALAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo

Lebih terperinci

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali Darwis, Gandung Sugita, Anggraini Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Inayatul Uliya

Inayatul Uliya PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR PENJUMLAHKAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD NEGERI 02 KEBON GEDE KECAMATAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG Devi Afriyuni Yonanda deviyonanda1990@gmail.com Universitas Majalengka Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil peningkatan hasil belajar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus ABSTRAK Pembelajaran secara konvensional materi perubahan zat belum menghasilkan prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus telah dilakukan dengan baik secara konvensional maupun inovatif, seperti pelatihan dan peningkatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAGAN TANGGA SATUAN PANJANG PADA SISWA KELAS IV SDN 03 KARANGREJO KECAMATAN KERJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga Sarni, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tindakan 1. Deskripsi Kondisi Awal a. Situasi Kelas Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan `perbaikan ini antara lain :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI POKOK LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI

Lebih terperinci

Widodo Utomo 14. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, hasil Belajar IPA. 14 Guru kelas IV SDN Klatakan 02 Tanggul

Widodo Utomo 14. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, hasil Belajar IPA. 14 Guru kelas IV SDN Klatakan 02 Tanggul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG DAUR HIDUP BEBERAPA MAKHLUK HIDUP DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN KLATAKAN 02 TANGGUL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Widodo Utomo 14 Abstrak.

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VI DI SD NEGERI CINANGSI KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG 2016 Cucu Suaedah, S.Pd. SD NIP.

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Pada Siswa Kelas IV di SDK Jononunu Rismawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul

Lebih terperinci

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan antara lain penyempurnaan

Lebih terperinci