RANCANG BANGUN MODEL EXCAVATOR DENGAN SISTEM PNEUMATIK DESIGN OF MODEL EXCAVATOR WITH PNEUMATIC SYSTEM
|
|
- Devi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RANCANG BANGUN MODEL EXCAVATOR DENGAN SISTEM PNEUMATIK DESIGN OF MODEL EXCAVATOR WITH PNEUMATIC SYSTEM Irdam 1, Rafiuddin Syam 2, Abdul Hay Muchsin 2 1 Jurusan Mesin Akademi Teknik Soroako 2 Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Irdam Jurusan Mesin Akademi Teknik Soroako HP irdamsumasang77@yahoo.co.id
2 Abstrak Excavator adalah alat berat yang terdiri dari boom, arm serta bucket dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat model excavator dengan sistem pneumatik, membuat formulasi kinematika dan menguji model excavator dengan sistem pneumatik.tahapan perancangan dan pembuatan model excavator dimulai dengan perencanaan yang meliputi pemilihan bahan, aktuator, menentukan dimensi, cara kerja, mekanisme, metode pengontrolan, membuat gambar kerja dan gambar rancangan dalam dua dimensi dan tiga dimensi. Kemudian tahap pembuatan meliputi pembuatan mekanik, elektronik dan pembuatan program pada microcontroller. Membuat formulasi kinematika lengan-lengan model excavator dengan sistem pneumatik berdasarkan perhitungan manipulator dengan empat derajat kebebasan dan membuat analisis kinematika pada mobile robot. Pengujian dilakukan pada lengan-lengan model excavator dengan sistem pneumatik meliputi gaya yang terjadi pada silinder pneumatik, gaya angkat dan tekan pada bucket, kemampuan mengeruk material di lapangan dan untuk mobile robot dilakukan pengujian error tracking lintasan. Dari proses perancangan dan pembuatan diperoleh dimensi utama untuk mobile robot yaitu jarak sumbu roda 167 mm, lebar track 188 mm, diameter roda 64 mm. Jarak kerja (Working range) boom 307 mm, arm 105 mm, bucket 98 mm, total 500 mm. Berat total 3560 gram. Dari kinematika lengan diperoleh posisi x, y dan z pada end effector x T =0.335m, y T =0.193m dan z T =0.310m. Kecepatan mobile robot diperoleh,,. Percepatan mobile robot diperoleh,, Gaya dorong aktual silinder pneumatik pada tekanan 100 PSI yaitu F maju = 3020 gr, F mundur = 2150 gr. Gaya angkat dan tekan aktual bucket F angkat = 570 gr, F tekan = 1060 gr. Berat rata-rata mengeruk material tanah gr. Error tracking lintasan untuk mobile robot adalah lintasan 1 navigasi otomatis e total = mm, manual e total = mm, lintasan 2 navigasi otomatis e total = mm, manual e total = mm. Kata Kunci: Pneumatik, excavator, silinder pneumatik, tekanan, gaya Abstract Excavators are heavy equipment consisting of a boom, arm and bucket and driven by hydraulic power-driven by a diesel engine and is above the chain wheel. This research aims to design and manufacture a model excavator with a pneumatic system, formulate kinematics and test the model excavator with a pneumatic system. Stages of the design and manufacture of excavators models starting with the planning involved in the selection of materials, actuators, determine the dimensions, mode of action, mechanism, control method, create working drawings and design drawings in two dimensions and three dimensions. Later levels include the make of mechanical, electronics and making program in the microcontroller. Formulate the kinematics model of the arm excavator with a pneumatic system based on the calculation of the manipulator with four degrees of freedom and make the mobile robot kinematics analysis. Tests were conducted at arms excavator models with pneumatic system includes force that occur in pneumatic cylinders, force lift and press of bucket, the ability of dredge material in the field and for the mobile robot trajectory tracking error testing. From the design and manufacture obtained the main dimensions for the mobile robot of wheelbase is 167 mm, track width 188 mm, Wheel diameter 64 mm. Working range of boom 307 mm, arm 105 mm, bucket 98 mm, total 500 mm. The total weight of 3560 grams. Arm kinematics obtained from the position x, y and z on the end effector x T =0.335m, y T =0.193m and z T =0.310m. Mobile robot velocity obtained,,. Acceleration of mobile robots is obtained,,. The actual driving force of pneumatic cylinders at a pressure of 100 PSI is F forward = 3020 grams, F reverse = 2150 grams. Actual force lift and press of bucket F lift = 570 grams, F press = 1060 grams. The average weight of dredge soil material that is grams. Error tracking trajectory for a mobile robot for automatic navigation of path 1 is e total = mm, for manual is e total = mm, automatic navigation of path 2 is e total = mm, for manual is e total = mm. Keywords: Pneumatic, excavators, pneumatic cylinders, pressure, force
3 PENDAHULUAN Excavator (ekskavator) adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe) seperti terlihat pada (gambar 1). Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani berbagai macam pekerjaan alat berat lain. Sesuai dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi utama untuk pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja, excavator juga bisa melakukan pekerjaan kontruksi seperti membuat kemiringan (sloping), memuat dumptruck (loading), pemecah batu (breaker), dan sebagainya (Lidiawati, 2013). Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai sistem automasi. Mesin-mesin yang berada di perusahaan terutama dalam proses industri dan produksi sekarang ini banyak memanfaatkan pesawat-pesawat pneumatik, seperti mesin-mesin pres, rem, buka tutup pintu, dan pelubangan. Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun penggerakan mesin-mesin dan alat-alat produksi. Saat ini dalam penggunaannya pneumatik banyak dikombinasikan dengan sistem elektrik. Rangkaian elektrik berupa saklar, solenoid, dan limit switch digunakan sebagai penyusun sistem kendali katup. Untuk aplikasi yang cukup rumit digunakan PLC (Programmable Logic Controller) yaitu kontroler yang dapat diprogram (Yudoyono, 2007). Kemajuan teknologi dewasa ini membuat indusri-industri modern berupaya untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan efektivitas produk-produk yang mereka hasilkan. Oleh karena itu industri-industri modern tersebut memerlukan pengotomatisasian secara kontinyu dan sistem yang banyak digunakan pada saat sekarang ini adalah pneumatik. Hal ini dikarenakan pneumatik mempunyai beberapa keuntungan yang tidak dipunyai oleh sistem lain. Dalam perkembangannya sistem pneumatik digabungkan dengan sistem elektrik untuk mempermudah pengoperasian yang disebut Sistem Elektropneumatik. Keuntungan penggunaan komponen elektrik sebagai kontrol dari sistem pneumatik adalah sinyal elektrik dapat ditransmisikan melalui kabel secara mudah dan cepat dengan jarak yang jauh. Sedangkan untuk sinyal mekanik atau sinyal transmisi pneumatik lebih rumit (Yulianto dkk., 2012). Kehandalan sistem pneumatik sudah tidak bisa diragukan lagi, kelebihannya adalah tidak mengotori lingkungan sekitar yang mengakibatkan licin dan sebagainya. Selain itu sistem ini tidak mahal, perawatan dan perbaikannya tidak sulit jika dibandingkan dengan sistem hidrolik dan motor listrik. Penggunaan udara yang dimampatkan dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain ketersediaan yang tak terbatas, mudah
4 disalurkan, fleksibilitas temperatur, aman, bersih, pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur, dapat disimpan dan mudah dimanfaatkan (Nurmanto, 2011). Pada penelitian ini konfigurasi model excavator dengan sistem pneumatik dibuat berdasarkan robot artikulasi/konfigurasi sendi lengan dengan empat derajat kebebasan. Robot ini terdiri dari tiga lengan yang dihubungkan dengan dua Revolute Joint. Elbow Joint menghubungkan Force Arm dengan Upper Arm. Shoulder Joint menghubungkan Upper Arm dengan Base. Konfigurasi ini yang paling populer untuk melaksanakan fungsi layaknya pekerja pabrik seperti mengangkat barang, mengelas, memasang komponen mur dan baut, dan sebagainya. Struktur lengan-sendi cocok digunakan untuk menjangkau daerah kerja yang sempit dengan sudut jangkauan yang beragam (Nabil, 2012). Model excavator dengan sistem pneumatik menggunakan kontrol loop terbuka atau umpan maju (feedforward control) dapat dinyatakan sebagai sistem kontrol yang outputnya tidak diperhitungkan ulang oleh kontroller. Keadaan apakah robot telah benar-benar mencapai target seperti yang dikehendaki sesuai referensi, adalah tidak mempengaruhi kerja kontroller (Syam, 2012). Persamaan Kinematika yang digunakan untuk mengetahui posisi setiap sendi ketika model excavator melakukan gerakan adalah metoda Denenvit-Hartenberg yang dikenal dengan DH Parameter (Craig, 2006). Gaya gesek pada silinder pneumatik ditentukan oleh pelumasan, tekanan balik, bentuk dari seal dan sebagainya. Gaya torak efektif sangat berarti dalam perencanaan silinder. Dalam perhitungan gaya torak efektif, hambatan gesek harus diperhitungkan (Yanda, 2014). Analisa gaya angkat pada silinder pengangkat telah dibuat pada excavator 320 (Zuchry, (2011) menggunakan tiga jenis boom dengan berbagai posisi diperoleh gaya berat maksimum yang terjadi adalah pada jenis Reach boom dengan jenis stick R1.9C dengan Fr = 35154,56 kg, untuk jenis Mass boom dengan jenis stick M 2.4 C dengan Fr = 34195,83 kg dan jenis VA boom dengan jenis stick M1.9 C dengan Fr = 36698,00 kg. Simulasi sistem pergerakan model excavator dengan sistem pneumatik dibuat dengan fuzzy logic control (Widagda, 2012), dimana pergerakan dari lengan model excavator diperoleh dari kombinasi gerakan dari tiga silinder pneumatik untuk menghasilkan posisi dari bucket. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat model excavator dengan sistem pneumatik serta membuat formulasi kinematika model excavator dengan sistem pneumatik kemudian melakukan pengujian pada sistem mobile dan lengan model excavator.
5 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Tempat Penelitian Perancangan dan penelitian ini akan dilaksanakan di Workshop Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Desain model excavator dengan sistem pneumatik Seperti terlihat pada (gambar 2) terlihat gambar model excavator yang akan dibuat. Dari keseluruhan gambar terdapat beberapa komponen yang diperoleh dengan membeli yaitu bagian roda, roda gigi, motor DC dan silinder pneumatik. Komponen yang lain dibuat dari material pelat aluminium tebal 3,2 mm dan tebal 1,6 mm dengan dimensi disesuaikan dengan komponen-komponen yang dibeli. Secara garis besar, tahapan pembuatan model excavator pneumatik dapat dilihat pada (gambar 3) yang meliputi perencanaan, pembuatan serta uji coba. Pada tahap perencanaan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditentukan dalam perencanaan model excavator dengan sistem pneumatik yaitu dimensi (panjang, lebar dan tinggi). Struktur material apakah dari alumunium, besi, kayu, plastik, dan sebagainya. Cara kerja, berisi komponen-komponen model excavator dengan sistem pneumatik dan fungsi dari komponen-komponen itu, misalnya arm (lengan), boom (bahu) serta bucket (alat keruk). Mekanisme, bagaimana sistem mekanik agar model excavator pneumatik dapat bekerja. Metode pengontrolan, yaitu bagaimana model excavator pneumatik dapat dikontrol dan digerakkan, sistem kontrol yang digunakan. Pembuatan model excavator pneumatik Dalam tahap ini pekerjaan yang harus dilakukan yaitu pembuatan mekanik, elektronik, program. Pada pembuatan sistem mekanik setelah gambaran garis besar bentuk model excavator pneumatik dirancang, maka komponen-komponen dari model excavator pneumatik dapat mulai dibuat. Model excavator dengan sistem pneumatik terbuat dari pelat aluminium, penyambungan rangka satu sama lain dengan baut dan mur. Pada pembuatan sistem elektronik berdasarkan desain dan cara kerja model excavator dengan pneumatik, maka pembuatan maupun pembelian komponen-komponen elektronik mulai dilakukan. Pembuatan sistem elektronik disesuaikan dengan desain yang telah dibuat mulai dari pembelian microcontroller, komponen elektronik dan pembuatan driver motor. Perakitan dilakukan setelah pembuatan mekanik dan elektronik selesai maka selanjutnya perakitan dimulai dari perakitan komponen mekanik, elektronik dan peralatan pneumatik. Setelah semua terpasang pada tempatnya lalu dilakukan perakitan rangkaian mekanik, elektronik dan pneumatik. Selanjutnya pembuatan program berdasarkan mekanisme dari seluruh gerakan Model
6 excavator dengan sistem pneumatik yang diinginkan, mulai dari gerakan mobile sampai gerakan lengan-lengan. Uji coba Setelah semua tahap perencanaan dan pembuatan selesai maka tahap selanjutnya yaitu uji coba untuk mengevaluasi apakah model excavator dengan sistem pneumatik dapat bekerja sesuai yang diinginkan, baik dari sisi mekanik dan elektriknya. Bahan dan Alat Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan dan pengujian model excavator dengan sistem pneumatik yaitu Battery charger, Cutter, Gergaji tangan, Jangka sorong, Kikir, Kunci L, Kunci pas ring, Mata bor, Mesin bor tangan, Multi, meter, Obeng, Palu, Ragum, Rol meter, Solder listrik, Tap, Tang kombinasi, Timbangan gantung digital. Peralatan tersebut digunakan untuk membantu dalam proses pembuatan model excavator dengan sistem pneumatik misalnya pada proses pengukuran, pemotongan bahan, membuat lubang, membuat ulir, melipat pelat, pemasangan komponen-komponen elektronik serta perakitan. Bahan-bahan dipakai pada pembuatan model excavator dengan sistem pneumatik yaitu Pelat aluminium, Arduino mega, Baut mur, Flow meter, Gear motor, On off switch, Pressure regulator, Rechargeable battery, Reservoir, Roda gigi, Rover 5, Silinder pneumatik aksi ganda, Katub, T fitting, Timah solder, Tubing, Papan PCB, IC L298N, Kabel jumper, Resistor, Led, Dioda, Thermal Compound, Limit switch, Kapasitor, Sensor line tracking. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk membantu dalam proses pembuatan model excavator dengan sistem pneumatik misalnya pada proses pembuatan lengan-lengan, braket silinder pneumatik, dudukan bergerak, dudukan tetap, proses solder pada pembuatan driver motor untuk mobile dan swing. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini dimulai dengan studi literatur yaitu mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari berbagai buku penunjang untuk mendukung dalam perancangan dan pembuatan model excavator dengan sistem pneumatik. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menggambar desain mekanis komponenkomponen model excavator dengan sistem pneumatik dalam gambar dua dimensi dan tiga dimensi. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan rancang bangun. Menghitung persamaan kinematika dalam proses pergerakan model excavator dengan sistem pneumatik. Melakukan simulasi dan pengujian.
7 HASIL Seperti terlihat pada (gambar 4) desain mekanik model excavator dengan sistem pneumatik dalam gambar tiga dimensi. Material yang dipakai dalam pembuatan mekanik sebagian besar dari aluminium. Dengan spesifikasi dimensi utama model excavator dengan sistem pneumatik yaitu untuk mobile robot (Rover 5) jarak sumbu roda 167 mm, lebar track 188 mm, diameter roda 64 mm. Untuk jarak kerja (working range) yaitu boom 307 mm, arm 105 mm, bucket 98 mm, total jarak kerja 500 mm, berat total model excavator 3560 gram. Dari persamaan kinematika lengan model excavator diperoleh posisi x,y dan z pada end effector yaitu x T = m, y T = m, z T = m. Kecepatan mobile robot diperoleh,,. Percepatan mobile robot diperoleh,,. Dari hasil perhitungan dan pengujian model excavator dengan sistem pneumatik diperoleh gaya dorong silinder pneumatik F maju efektif = gram, F mundur efektif = gram. Gaya angkat dan tekan bucket diperoleh F angkat = gram, F tekan = gram. Dari hasil pengujian line tracking error pada lintasan 1 dengan navigasi otomatis seperti terlihat pada (gambar 5) diperoleh nilai error terbesar pada jarak 104 cm dari garis start sebesar mm dan pada jarak 198 cm dari garis start sebesar mm, total error dari perhitungan sebesar e total = mm. Pengukuran gaya dorong silinder pneumatik, gaya angkat dan tekan bucket dengan timbangan gantung diperoleh F maju = 3020 gram, F mundur = 2150 gram, F angkat = 570 gram, F tekan = 1060 gram. Rata-rata mengeruk material tanah 192 gram. PEMBAHASAN Dari pengujian error pada lintasan 1 (navigasi otomatis) terlihat bahwa error terbesar terjadi pada belokan pertama dan kedua. Hal tersebut disebabkan karena pada saat mobile robot berbelok mobile robot melakukan transformasi (perubahan posisi) dari vertical ke horisontal membetuk sudut yang menyebabkan sensor menjauh dari track lintasan sehingga mengakibatkan nilai error yang besar. Terlihat pula error untuk lintasan 1, data error diambil pada jarak setiap 1 cm. Error (+) adalah sensor menjauhi lintasan ke arah kanan sedangkan error (-) ke arah kiri dimana error terbesar berada pada belokan pertama pada jarak 104 cm sebesar mm. Hasil perhitungan error total sebesar mm. Dari hasil pengujian gaya dorong silinder pneumatik pada saat maju berdasarkan pembacaan timbangan adalah 3020 gram, lebih kecil % dari hasil perhitungan, hal ini disebabkan adanya kerugian mekanik pada saat pengukuran. Gaya dorong silinder pneumatik
8 pada saat mundur berdasarkan pembacaan timbangan adalah 2150 gram, lebih kecil % dari hasil perhitungan, hal ini disebabkan luas penampang torak pada saat mundur lebih kecil dari pada maju dan adanya kerugian mekanik pada saat pengukuran. Gaya angkat pada bucket berdasarkan pembacaan timbangan adalah 570 gram, lebih kecil % dari hasil perhitungan, hal ini disebabkan adanya beban tambahan dari boom, arm, bucket dan kerugian mekanik pada saat pengukuran. Gaya tekan bucket berdasarkan pembacaan timbangan adalah 1060 gram, lebih kecil % dari hasil perhitungan, hal ini disebabkan adanya kerugian mekanik pada saat pengukuran. KESIMPULAN DAN SARAN Proses perancangan dan pembuatan model excavator dengan sistem pneumatik telah selesai dilakukan. Material yang dipakai dalam pembuatan mekanik sebagian besar dari aluminium. Dimensi utama model excavator dengan sistem pneumatik yaitu untuk mobile robot (Rover 5) jarak sumbu roda 167 mm, lebar track 188 mm, diameter roda 64 mm. Untuk jarak kerja (working range) yaitu boom 307 mm, arm 105 mm, bucket 98 mm, total jarak kerja 500 mm, berat total model excavator 3560 gram. Dari persamaan kinematika lengan model excavator diperoleh posisi x,y dan z pada end effector yaitu x T = m, y T = m, z T = m. Kecepatan mobile robot diperoleh,,. Percepatan mobile robot diperoleh,,. Dari hasil perhitungan gaya pada lengan model excavator diperoleh gaya dorong silinder pneumatik F maju efektif = gram, F mundur efektif = gram. Dari perhitungan gaya angkat dan tekan bucket diperoleh F angkat = gram, F tekan = gram. Dari hasil pengujian dilapangan diperoleh pengujian error pada lintasan 1 otomatis e total = mm, manual e total = mm, lintasan 2 otomatis e total = mm, manual e total = mm. Pengukuran gaya dorong silinder pneumatik, gaya angkat dan tekan bucket dengan timbangan gantung diperoleh F maju = 3020 gram, F mundur = 2150 gram, F angkat = 570 gram, F tekan = 1060 gram. Rata-rata mengeruk material tanah 192 gram. Terdapat kekurangan yang penulis temukan dalam perancangan dan pembuatan model excavator ini, maka di sarankan agar penelitian selanjutnya pada sistem pneumatik khususnya katup, sebaiknya menggunakan katup 5/3 center close sehingga positioning setiap silinder pneumatik dapat dilakukan. Reservoir pada sistem pneumatik sebaiknya menggunakan dimensi yang lebih besar untuk menampung udara bertekanan lebih banyak sehingga pengujian dapat dilakukan lebih lama.
9 DAFTAR PUSTAKA Craig. John J. (2006). Introduction to robotics: mechanics and control/john J. Craig.-3rd ed. USA: Pearson Education International. Lidiawati Indri. (2013). Pusat definisi. diakses 02 November Available from: Nabil Muhammad. (2012). Definisi dan jenis-jenis robot. diakses 27 Nopember Available from: Nurmanto. (2011). Keuntungan dan kerugian penggunaan pneumatik. diakses 12 Oktober Available from: Syam Rafiuddin. (2012). Konsep dan cara membuat mobile robot. Makassar: Penerbit Membumi publishing. Widagda Iga. (2012). Fuzzy logic. diakses 06 Mei Available from: Yudoyono Danang. (2007). Rancang bangun alat pembuat cetakan kue dengan perangkat elektro pneumatik (Tugas akhir). Surabaya: ITS Yanda Febi. (2014). Pneumatik. diakses 07 Juli Available from: Yulianto Budi Arief., Eri K. Mohammad. (2012). Rancang bangun HMI untuk modul pneumatik silinder single action (Tugas akhir). Surabaya: ITS Zuchry M. Muhammad. (2011), Analisa gaya angkat dengan variasi sudut elevasi pada silinder pengangkat excavator CAT320, Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 4. Nopember 2011:
10 Gambar 1 Excavator Komatsu PC200 Unit Standar (Lidiawati, 2013) Gambar 2 Model excavator dengan sistem pneumatik Gambar 3 Tahapan pembuatan model excavator dengan sistem pneumatik
11 Gambar 4 Desain mekanik model excavator dengan sistem pneumatik dalam gambar tiga dimensi Gambar 5 Error vs jarak pada lintasan 1 (navigasi otomatis)
APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK
APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK Rafiuddin Syam 1), Irdam 2) dan Wahyu H. Piarah 1) Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 1) Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 4.1 Tempat dan Waktu. 4.2 Bahan dan Alat. 4.3 Metode
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2011 di Lab. Instrumentasi dan Kontrol, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan
96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.
BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,
Lebih terperinciElektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan
Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN
digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik
BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan mekanik Dalam perancangan mekanik robot ini saya menggunakan software AutoCad 2009 untuk mendesign mekanik dan untuk bahan saya menggunakan Acrylic dengan ketebalan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat
BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG
1 PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG Fadwah Maghfurah 1 S.Rahardjo 2 Achmad Suprayogo 3 fmaghfurah@yahoo.com Soegiatmo.rahardjo@yahoo.co.id Ach.Supra@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat
Lebih terperinciPENGENALAN ROBOTIKA. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.
PENGENALAN ROBOTIKA Manipulator robot adalah sistem mekanik yang menunjukkan pergerakan dari robot. Sistem mekanik ini terdiri dari susunan link(rangka) dan joint (engsel) yang mampu menghasilkan gerakan
Lebih terperinciBuku Serial Robotika. Rafiuddin Syam, PhD ISBN
Buku Serial Robotika Rafiuddin Syam, PhD ISBN 978-602-1551-08-0 Rafiuddin Syam, PhD Aplikasi Kendali Fuzzy Logic pada Sistem Kompleks Diterbitkan oleh Membumi Publishing Serial Robotika i ISBN 978-602-1551-08-0
Lebih terperinciLembar Latihan. Lembar Jawaban.
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.
Lebih terperinciGambar 2.32 Full pneumatik element
2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan IPB. Waktu penelitian dilaksanakan secara efektif selama 4 bulan terhitung
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)
PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ROBOT
BAB IV 4.1 Umum PENGUJIAN ROBOT Setelah melalui tahap perancangan mekanik, elektrik dan pemrograman seluruh perangkat robot, maka tahap berikutnya dalah tahap pengujian dari seluruh pembentuk robot secara
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN
BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Juli 2013 sampai bulan Mei 2014, dilakukan di Laboraturium Elektronika jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa
Lebih terperinciKomponen Sistem Pneumatik
Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA
Lebih terperinciPRAKARYA. by F. Denie Wahana
PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang
Lebih terperinciGambar 3.1. Gambar desain Front shovel
BAB III METODE PEMBUATAN ALAT Dalam pembutan suatu produk teknik diperlukan pemahaman atas teoriteori proses apa saja yang mungkin diperlukan dalam proses pembuatannya. Teoriteori Proses produksi bisa
Lebih terperinciKONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Thiang, Edwin Sugiarta Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: thiang@petra.ac.id
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciPengantar Robotika. Pertemuan 1 dan 2. Pengantar ROBOTIKA.
Pengantar Robotika Pertemuan 1 dan 2 www.hsirait.co.cc Pengantar ROBOTIKA Reference books Braunl, Embedded Robotics, Springer, 2005 Williams,Karl, Build your Own Humanoid Robots, McGraw Hill 2004 Budiharto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur & Observasi Lapangan Identifikasi & Perumusan Masalah 1) Penentuan Kebutuhan Alat 2) Preliminari (awal) Disain 3) Pengolahan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN KENDALI PADA ROBOT PEMANJAT DINDING DESIGN CONTROL OF WALL CLIMBING ROBOT.
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3247 RANCANG BANGUN KENDALI PADA ROBOT PEMANJAT DINDING DESIGN CONTROL OF WALL CLIMBING ROBOT 1 Fauzan Dwi Septiansyah, 2 Mohammad
Lebih terperinciMEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Lab Fisika
BAB III PRNCANAAN DAN PMBUATAN AAT 3.1. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di ab Fisika Universitas Medan Area. 3.2. Alat dan Bahan Dalam perancangan sistem otomatis smart
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. berasal dari motor. Selain kuat rangka juga harus ringan. Rangka terdiri dari beberapa bagian yaitu:
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Rangka Drone Rangka atau frame merupakan struktur yang menjadi tempat dudukan untuk semua komponen. Rangka harus kaku dan dapat meminimalkan getaran yang berasal dari motor.
Lebih terperinciPERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis
Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang
Lebih terperinciBAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX
BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan
31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciPERANCANGAN MEKANISME DAN PENGATUR POSISI DUDUKAN KURSI RODA PADA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEKANISME AN PENGATUR POSISI UUKAN KURSI ROA PAA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0 RONNY HARVEY M NRP 2103 100 068 osen Pembimbing: Prof.r.-ing I Made Londen Batan M.Eng JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad Thobari No.6, Bandar Lampung. b. Waktu Penelitian Perancangan,
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.
Lebih terperinciSISTEM KENDALI DIGITAL
SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder)
PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR
PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciMedia Informatika Vol. 15 No. 2 (2016) SIMULASI ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN PROTEUS. Sudimanto
Media Informatika Vol. 15 No. 2 (2016) SIMULASI ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN PROTEUS Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan computer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail : sudianen@yahoo.com
Lebih terperinciDESAIN DAN PEMODELAN HUMANOID ROBOT
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DESAIN DAN PEMODELAN HUMANOID ROBOT *Munadi, Beni Anggoro Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciDeskrpsi ROBOT LENGAN LENTUR DUA-LINK DENGAN VARIASI BEBAN BAWAAN
1 2 3 Deskrpsi ROBOT LENGAN LENTUR DUA-LINK DENGAN VARIASI BEBAN BAWAAN Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu lengan lentur sehingga memperingan gerakan robot lengan, khususnya lengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:
BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara
Lebih terperinciRobot Introduction. Robot technology for Indonesian Intelligent Robot Contest
Robot Introduction Robot technology for Indonesian Intelligent Robot Contest What is a Robot Berasal dari bahasa Czech, Robota, yang berarti Pekerja Mulai populer ketika Karl Capek, membuat pertunjukan
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK
PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Laboratorium
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Laboratorium Digital Universitas Medan Area. 3.2. Alat dan Bahan Dalam perancangan simulasi pengendalian
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8
PERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 Disusun oleh : Mochamad Choifin (2108.100.528) Dosen pembimbing : Dr.Ir. Bambang Sampurno, MT JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciPROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED
PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED Suratun 1, Sri Nur Anom 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor. Jl. KH Sholeh Iskandar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI
BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen
Lebih terperinciPERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)
PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Prancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Sollar Cell Regulator DC Aki Lampu LED Rangkaian LDR Switch ON/OFF Lampu Inverter Gambar 3.1 Blok Diagram 37 38 3.1.2 Rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan
Lebih terperinciRemote Control Robot Kaki Enam (Hexapod) Berbasis Android dengan Menggunakan Metode Inverse Kinematics
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 281 Remote Control Robot Kaki Enam (Hexapod) Berbasis Android dengan Menggunakan Metode Inverse Kinematics Hasbullah Ibrahim
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2012 di Laboratorium Lapang Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH OTOMASI DAN ROBOTIKA (609227A) PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMASI JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2017 RENCANA PEMBELAJARAN
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.
LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh
Lebih terperinciRancang Bangun Robot Mekanik dan Robot Otomatis
Rancang Bangun Robot Mekanik dan Robot Otomatis Muhammad Yusuf Djeli 1) & Adimas Surya Aprian 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik 2) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A Lovely Son* dan Septia Rinaldi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang 25163 Telp: +62
Lebih terperinciRekayasa Elektrika. Perancangan Lengan Robot 5 Derajat Kebebasan dengan Pendekatan Kinematika
Jurnal Rekayasa Elektrika VOLUME 11 NOMOR 2 OKTOBER 2014 Perancangan Lengan Robot 5 Derajat Kebebasan dengan Pendekatan Kinematika Firmansyah, Yuwaldi Away, Rizal Munadi, Muhammad Ikhsan, dan Ikram Muddin
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK
LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT
TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (PPSE) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciPerancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm
E126 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm Idestrian Adzanta dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.
Lebih terperinciBAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID
BAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID II.1 Alur Perancangan Test bed sistem kontrol kendaraan hybrid dirancang melalui alur perancangan yang sistematis. Langkah-langkah perancangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang robot menggunakan algoritma kinematika balik. 2.1. Metode Trial and Error Metode trial and
Lebih terperincic = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2
c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082
Lebih terperinciPEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER ( PROSES PRODUKSI )
PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER ( PROSES PRODUKSI ) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: DRAJAT
Lebih terperinciBAB 2 ROBOTIKA. Perancangan aplikasi..., Dian Hardiyanto, FT UI, 2008.
BAB 2 ROBOTIKA 2.1 Definisi Robot Apabila kita melihat di dunia industri, penggunaan robot dapat dikatakan sebagai hal yang sudah biasa, meskipun penggunaan dari tipe sederhana hingga robot cerdas yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG Anhar Khalid (1), H. Raihan (1) (1) Stap Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciPENGENDALIAN MANIPULATOR ROBOT PEMANEN BUAH DALAM GREENHOUSE MENGGUNAKAN LABVIEW Setya Permana Sutisna 1, I Dewa Made Subrata 2
PENGENDALIAN MANIPULATOR ROBOT PEMANEN BUAH DALAM GREENHOUSE MENGGUNAKAN LABVIEW Setya Permana Sutisna 1, I Dewa Made Subrata 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor
Lebih terperinciGambar 2.1 Excavator.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Excavator Secara Umum 2.1.1 Definisi Excavator Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut (loading and unloading) suatu material (tanah, batubara,
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2011. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian,
Lebih terperinciDitinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong
Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK Anthon de Fretes 1, Riccy Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinci