Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
|
|
- Fanny Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta Konferensi AIDS Internasional yang ke-16 telah dilaksanakan di Toronto, Kanada pada tanggal Agustus Konferensi ini melibatkan lebih dari peserta dari lebih dari 170 negara di dunia. Peserta berasal dari berbagai kalangan yang bergerak di bidang HIV/AIDS mulai dari Odha, Ohidha, aktivis, pemerintah, dokter, ahli hukum, peneliti, perawat, dan sebagainya. Semua berkumpul pada kegiatan itu untuk membahas berbagai aspek permasalahan HIV/AIDS di berbagai belahan dunia dari berbagai sudut pandang. Isu-isu yang diangkat beragam dari situasi di negara-negara berkembang maupun negara-negara maju. Selain itu juga diangkat mengenai hasil-hasil penelitian obatobatan ARV terbaru, dan perkembangan penelitian vaksin dan mikrobisida pencegah HIV. Lebih dari 60 delegasi dari Indonesia juga terlibat mengikuti konferensi tersebut. Semuanya berasal dari berbagai bidang dan berbagai tempat kerja yang berbeda di Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah bahwa banyak sekali perwakilan dari komunits Odha/Ohidha di Indonesia yang ikut serta. Sebagian mendapat beasiswa dari panitia konferensi, sebagaian mendapat dukungan dana dari penyandang dana, maupun pemerintah. Dengan banyaknya peserta dari Indonesia, harapannya semua dapat membagi dan memanfaatkan pengalaman, ilmu, dan jaringan yang didapat dari konferensi tersebut kepada pergerakan penanggulangan AIDS di Indonesia, baik di tingkat lokal, maupun nasional. Beberapa hal yang menjadi isu penting dari konferensi tersebut adalah mengenai penguatan akses kepada pengobatan ARV. Baik dari segi pengadaan obat, peningkatan keterampilan tenaga kesehatan, maupun keberlangsungan pendanaan, dan masalah resistansi. Mengingat semakin banyak orang mengetahui statusnya dengan meluasnya layanan VCT, maka kesiapan dukungan pengobatan, maupun dukungan psikososial dari teman sebaya menjadi vital, terutama di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dimana stigma dan diskriminasi masih tinggi, dan angka peningkatan penyebaran HIV juga masih meningkat terus. Menurut UNAIDS, sampai saat ini ada sekitar 40 juta orang di dunia hidup dengan HIV, dan baru 24% yang dapat mengakses pengobatan. Persentase tersebut jauh lebih kecil lagi pada anak-anak yang HIV positif. Untuk melihat lebih lengkap mengenai hasil dan pelaksanaan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto dapat dilihat langsung di websitenya: Selain itu, dari konferensi, didapat juga beberapa modul dan dokumen-dokumen baru. Sehubungan dengan banyaknya sesi pelatihan keterampilan disana, maka ada beberapa yang dapat diambil ilmunya untuk dapat diterapkan di Indonesia. Masalah HIV dan TB juga terangkat sebagai isu utama, karena TB merupakan salah satu penyebab Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, Agustus Pengetahuan adalah kekuatan 2 Revisi pada Pedoman WHO tentang ART untuk Dewasa 2 Pedoman WHO tentang ART untuk Anak 3 Pedoman untuk profilaksis kotrimoksazol 4 Pojok Info 4 Lembaran Informasi Baru 4 Tips 5 Tips untuk Odha 5 Tanya Jawab 6 Tanya-Jawab 6 Positive Fund 6 Laporan Keuangan Positive Fund 6 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
2 kematian pasien dengan AIDS. Oleh karena itu sistem penanganan pasien TB dapat saling mendukung dengan sistem penanganan pasien Odha, sehingga dapat mendorong deteksi awal dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Pada konferensi itu juga ada kegiatan pemberian penghargaan Red Ribbon yang diadakan oleh UNDP, International AIDS Society, dan beberapa organisasi internasional pendukung lainnya. Yayasan Spiritia terpilih sebagai satu dari 25 organisasi yang terpilih dari lebih dari 500 organisasi yang bergerak di bidang HIV/AIDS di seluruh dunia. Yayasan Spiritia masuk dalam kategori Stigma dan Diskriminasi. Dari 25 organisasi tersebut kemudian dipilih lagi 5 organisasi yang meraih penghargaan utama. Dari kategori Stigma dan Diskriminasi, yang terpilih adalah Jaringan Odha/Ohidha Ukraina (All Ukrainian Network of People Living with HIV/AIDS). Apa yang dilakukan oleh organisasi-organisasi semacam itu dapat memberi pelajaran, secara khusus kepada Spiritia dalam mengembangkan jaringan komunitas yang lebih kuat, dinamis, dan berdaya. Konferensi AIDS Internasional dilakukan setiap 2 tahun sekali, pada tahun 2008 akan diselenggarakan di Meksiko. Pengetahuan adalah kekuatan Revisi pada Pedoman WHO tentang ART untuk Dewasa Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja di negara terbatas sumber daya: menuju akses universal Usulan untuk pendekatan kesehatan masyarakat Terbitan ini bermaksud untuk menjadi alat referensi untuk negara terbatas sumber daya waktu mereka mengembangkan atau merevisikan pedoman nasional untuk penggunaan terapi antiretroviral (ART) pada orang dewasa dan remaja pascapubertas - remaja prapubertas harus mengikuti pedoman pediatrik WHO. Materi disediakan berdasarkan bukti terkini, termasuk pilihan pengobatan ART yang baru, dan pengalaman dari program peningkatan ART yang sudah terbentuk. Pendekatan yang disederhanakan, dengan standar berdasarkan bukti (evidence-based), tetap menjadi dasar usulan WHO untuk mulai ART dan memantaunya. Pedoman ini terutama bermaksud untuk dipakai oleh pimpinan program HIV nasional dan wilayah, pimpinan LSM yang menyediakan layanan perawatan untuk HIV, dan para pembuat kebijakan lain yang terlibat dalam peningkatan perawatan HIV yang komprehensif dan ART di negara terbatas sumber daya. Namun, informasi teknis dan klinis yang komprehensif dan terkini mengenai penggunaan ART juga membuat pedoman ini berguna untuk para dokter di rangkaian terbatas sumber daya. Usulan yang disediakan dalam pedoman ini dibuat berdasarkan tingkat bukti yang berbeda dari uji coba klinis yang dilakukan secara acak, penelitian ilmiah mutu tinggi, data pengamatan kelompok, dan, bila bukti yang cukup belum tersedia, pendapatan dari para ahli. Kekuatan usulan di Tabel 1 bermaksud untuk menunjukkan sampai tingkat apa usulan tersebut sebaiknya 2 Sahabat Senandika No. 45
3 dipertimbangkan oleh program nasional atau wilayah. Efektif-biaya tidak dipertimbangkan sebagai bagian dari usulan, walaupun kenyataan sumber daya manusia, prasarana sistem kesehatan dan masalah sosioekonomis seharusnya dipertimbangkan saat usulan disesuaikan untuk program wilayah dan nasional. Pedoman ini dapat didownload dari: Pedoman WHO tentang ART untuk Anak Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak di negara terbatas sumber daya: menuju akses universal Usulan untuk pendekatan kesehatan masyarakat Cara yang paling efisien dan efektif-biaya untuk menangani HIV pediatrik secara global adalah untuk mengurangi penularan dari ibu-ke- bayi (MTCT). Namun, setiap hari terjadi hampir 1500 infeksi baru pada anak di bawah usia 15 tahun, lebih dari 90 persen di antaranya terjadi di negara berkembang, dan kebanyakan terkait dengan MTCT. Bayi terinfeksi HIV sering ditemukan dengan gejala klinis pada tahun pertama hidupnya, dan pada usia satu tahun diperkirakan sepertiga bayi terinfeksi HIV sudah meninggal dunia, sementara kurang lebih separo pada usia 2 tahun. Jadi ada kebutuhan penting untuk menyediakan terapi antiretroviral (ART) untuk anak yang ternyata terinfeksi walau ada upaya untuk mencegah infeksi tersebut. ART mengubah keadaan infeksi HIV secara bermakna di negara yang sudah menyediakannya. Bayi dan anak terinfeksi HIV sekarang bertahan hidup sampai masa remaja dan dewasa. Tantangan pemberian asuhan HIV sudah berubah untuk menjadi masalah pemberian asuhan kronis serta akut. Pada rangkaian terbatas sumber daya, banyak di antaranya negara yang paling terpukul oleh epidemi ini, upaya luar biasa yang dilakukan sejak dikembangkan tujuan 3 pada 5 dan komitmen global untuk meningkatkan akses pada ART secara cepat mengakibatkan kemajuan yang hebat. Namun, desakan dan kekuatan upaya ini kurang berhasil dalam meningkatkan penyediaan ART pada anak terinfeksi HIV. Hambatan yang bermakna terhadap peningkatan perawatan pediatrik tetap ada, termasuk skrining terbatas untuk HIV, kekurangan teknologi tes diagnostik yang sederhana dan terjangkau, kelangkaan kemampuan SDM, advokasi dan pemahaman yang tidak cukup bahwa ART adalah efektif untuk anak, pengalaman terbatas dengan pedoman pengobatan baku yang disederhanakan, serta ketiadaan bentuk ARV pediatrik yang praktis dan mampu dibiayai. Lagi pula, kebutuhan untuk mengobati semakin banyak anak terinfeksi HIV menyoroti desakan utama untuk mencegah penularan virus dari ibu-ke-bayi pada awal. Pedoman WHO untuk penggunaan ART pada anak dipertimbangkan dalam pedoman untuk orang dewasa yang diterbitkan pada Pedoman komprehensif ini yang direvisi dan berdiri sendiri berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat dikembangkan untuk mendukung dan memudahakan penatalaksanaan dan peningkatan ART untuk bayi dan anak. Pedoman ini dapat didownload dari: Agustus
4 Pedoman untuk profilaksis kotrimoksazol Pedoman untuk profilaksis kotrimoksazol untuk infeksi terkait HIV di antara anak, remaja dan orang dewasa dalam rangkaian terbatas sumber daya Usulan untuk pendekatan kesehatan masyarakat Pada negara dengan keberhasilan tinggi, profilaksis kotrimoksazol di antara anak (baik terpajan HIV dan mereka yang hidup dengan HIV) serta orang dewasa dan remaja yang hidup dengan HIV sudah lama menjadi perawatan baku (standard of care). WHO dan UNAIDS belum membuat pedoman untuk program nasional dalam rangkaian terbatas sumber daya. Dalam ketiadaan pedoman yang jelas, negara dan program lambat menerapkan profilaksis kotrimoksazol, sebuah tindakan murah, sederhana, dan yang menyelamatkan jiwa. Tujuan pedoman ini adalah untuk memberikan usulan teknik dan operasional secara global untuk penggunaan profilaksis kotrimoksazol pada anak terpajan HIV, anak yang hidup dengan HIV, serta remaja dan orang dewasa yang hidup dengan HIV dalam konteks peningkatan perawatan HIV dalam rangkaian terbatas sumber daya. Pedoman ini dapat didownload dari: Pojok Info Lembaran Informasi Baru Pada Agustus 2006, Yayasan Spiritia telah menerbitkan 12 lembaran informasi yang direvisi: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 401 Nama Obat Antiretroviral Lembaran Informasi 410 Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 416 Kepatuhan terhadap Terapi Lembaran Informasi 425 Abacavir Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 511 Moluskum Efek Samping Lembaran Informasi 550 Efek Samping Lembaran Informasi 553 Lipodistrofi Lembaran Informasi 554 Diare Lembaran Informasi 555 Neuropati Perifer Lembaran Informasi 557 Masalah Tulang Topik Khusus Lembaran Informasi 601 Vitamin dan Zat Mineral Untuk memperoleh lembaran revisi ini atau seri Lembaran Informasi lengkap, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang atau browse ke situs web Spiritia: < 4 Sahabat Senandika No. 45
5 Tips Tips untuk Odha Banyak orang bertanya dengan apakah kita bisa tetap hidup sehat dengan HIV. Selain dibantu dengan ARV, makanan yang sehat dan cukup, vitamin dan mineral yang seimbang, gaya hidup yang baik, tidur yang cukup, kita juga bisa mencoba cara yang menyenangkan untuk meningkatkan sistem imunitas kita. Mungkin masih sedikit orang yang sangsi akan fungsi dari pelukan adalah bagian dari terapi yang cukup menyenangkan untuk dilakukan. Kita bisa mencoba tips berikut karena selain menyenangkan, pelukan juga tidak merugikan siapapun. Berikut ini adalah tips untuk berpelukan: Peluklah dengan perasaan ingin menghibur orang lain dan bukan dengan nafsu. Berilah kenyamanan dan rasa peduli. Jika kita ingin dipeluk, mintalah kepada orang yang kita rasa nyaman untuk mendapatkan dukungan. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda untuk merasa nyaman dengan sesuatu hal. Oleh karena itu, untuk meminta seseorang memeluk atau memberikan pelukan kepada seseorang, kita harus melihat situasi, kondisi dan kenyamanan orang tersebut. Seseorang membutuhkan 4 pelukan per hari untuk menunjang kelangsungan hidup, 8 pelukan per hari untuk memelihara kehidupan, dan 12 pelukan untuk pertumbuhan. Pelukan bisa membuat kita merasa lebih baik karena kulit adalah bagian tubuh yang terbesar dari tubuh manusia dan kulit manusia membutuhkan perhatian ekstra. Sebuah pelukan bisa mencakup hampir seluruh bagian kulit dan memberikan pesan bahwa kita peduli terhadap seseorang. Selain itu, pelukan juga adalah sebuah bentuk komunikasi. Kita bisa mengungkapkan sesuatu tanpa perlu berkata-kata hanya dengan sebuah pelukan. Pelukan itu menyehatkan karena berfungsi untuk membantu meningkatkan sistem imunitas, menyembuhkan depresi, mengurangi stress, membantu proses tidur, menyegarkan tubuh, meremajakan, dan tidak mempunyai efek samping. Pelukan tidak mengandung pestisida, tidak berpengawet dan tidak memiliki bahan-bahan buatan. Pelukan, secara praktis, adalah sesuatu yang sempurna: tidak memerlukan suku cadang, tidak memerlukan batere, tidak memerlukan cek secara berkala, membutuhkan hanya sedikit energi, mendorong terbentuknya energi yang besar, tidak menggemukkan, tidak membutuhkan iuran asuransi bulanan, tidak bisa dicuri, tidak memiliki pajak, tidak membuat polusi, dan tentu saja selalu dapat memberikan keuntungan bagi yang memberi dan menerima. Agustus
6 Tanya Jawab Tanya-Jawab T: Apakah fungsi vitamin C untuk Odha, terdapat dalam buah atau sayur apakah vitamin C, berapa dosis yang dianjurkan per hari dan apa akibatnya jika berlebihan mengkonsumsi vitamin C? J: Vitamin C membantu kerja vitamin E dalam penyerapan zat besi di lambung. Selain itu, membantu produksi halogen yang sangat penting dalam proses pembentukan jaringan ikat untuk kekuatan tulang, tulang rawan, gigi, rambut, kulit, otak, pembuluh darah, dan proses penyembuhan luka, termasuk luka bakar. Vitamin C mudah larut dalam air dan hilang dalam pemanasan. Sebatang rokok mampu menghilangkan 25 gram vitamin C di dalam tubuh. Dosis vitamin C sehari mg. Kelebihan vitamin C mengakibatkan perut mulas, diare, dan pusing. Suplemen vitamin C tidak dianjurkan bagi penderita talasemia dan anemia karena dapat memperkuat keracunan zat besi. Fungsi vitamin C antara lain sebagai berikut: 1. Mengurangi replikasi virus HIV yang menginfeksi T-helper (limfosit) secara kronis. 2. Membersihkan alkohol dalam tubuh. 3. Meningkatkan kekebalan tubuh. 4. Merangsang protein yang beraktivitas antivirus. 5. Menghambat perkembangan sel kangker. 6. Meningkatkan kerja paru-paru. 7. Memperbaiki kualitas sperma. 8. Mengurangi penumpukan lemak pada organ hati karena alcohol. 9. Mengobati dan mencegah hiperpigmentasi. 10. Mencegah radang gusi dan alergi 11. Meningkatkan kolesterol HDL. Kekurangan vitamin C akan menyebabkan: Pertumbuhan jantung dan tubuh terganggu., gusi bengkak, mudah terserang encok, anemia, dan penyakit anak ginjal. Vitamin C terdapat pada buah-buahan dan sayursayuran seperti jeruk, tomat, jambu biji, cabai, paprika, pepaya, brokoli, stroberi, kiwi, ubi merah, buncis, sayuran hijau, kubis, labu merah, nanas, apel, mangga, belimbing, markisa dan sebagainya. Sumber: Potensi Diri dan Alam untuk Pengobatan HIV/AIDS Positive Fund Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia Periode Agustus 2006 Saldo awal 1 Agustus ,531,975 Penerimaan di bulan Agustus ,000+ Total penerimaan 10,831,975 Pengeluaran selama bulan Agustus : Item Jumlah Pengobatan 300,000 Transportasi 0 Komunikasi 0 Peralatan / Pemeliharaan 0 Modal Usaha 0+ Total pengeluaran 300,000- Saldo akhir Positive Fund per 31 Agustus ,531,975 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat Telp: (021) dan (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Caroline Thomas Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 6 Sahabat Senandika No. 45
Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan
Lebih terperinciHIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi
Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program
Lebih terperinciTerapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:
Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan
Lebih terperinciPelatihan Pendidik Pengobatan
Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun
Lebih terperinciX. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi
ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.
Lebih terperinciHepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis
Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang
Lebih terperinciV. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak
ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh
Lebih terperinciVIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah
Lebih terperinci57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan dan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling signifikan di dunia (WHO, 2015), karena disamping belum
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 49, Desember 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Jogjakarta, 3-9 Desember 2006 Oleh: Caroline Thomas
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,
Lebih terperinciPROFIL YAYASAN SPIRITIA
PROFIL YAYASAN SPIRITIA Berdayakan Diri Menghadapi HIV/AIDS 2 Profil: Yayasan Spiritia Profil: Yayasan Spiritia 3 Setiap angka dalam statistik adalah kami: manusia Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations
Lebih terperinciMeyakinkan Diagnosis Infeksi HIV
ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan
Lebih terperinciA. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids
A. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam perawatan individu yang terinfeksi HIV. Mereka akan mengalami penurunuan berat badan dan hal ini berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini
Lebih terperinciDi bawah ini kita dapat melihat kandungan, khasiat dan manfaat sehat dari beberapa jenis buah yang ada di bumi :
Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang
Lebih terperinciTETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA
IMUNODEFISIENSI PRIMER TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1 IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi primer Tetap sehat! Panduan untuk pasien dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit
Lebih terperinciSKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )
STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008 SKRIPSI
Lebih terperinciXII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV
ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan
Lebih terperinciGIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA
1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif
Lebih terperinciMasa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Epidemi HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 34 juta, jumlah
Lebih terperinciTHALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010
THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita
Lebih terperinciAwal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan
Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 52, Maret 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KDS se-jakarta dan sekitarnya. Jakarta, 6-7 Maret 2007
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV/AIDS, mempromosikan perubahan perilaku
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]
PENDAHULUAN Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS adalah gejala penyakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of Differentiation 4) sehingga mengakibatkan
Lebih terperinciHEPATITIS FUNGSI HATI
HEPATITIS Hepatitis adalah istilah umum untuk pembengkakan (peradangan) hati (hepa dalam bahasa Yunani berarti hati, dan itis berarti pembengkakan). Banyak hal yang dapat membuat hati Anda bengkak, termasuk:
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciSilabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana
Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Kompetensi (Competency Statement) Mampu merencanakan, mengambil keputusan, mengevaluasi
Lebih terperinciHidup Dengan HIV/AIDS
SERI BUKU KECIL Hidup Dengan HIV/AIDS Jl. Radio IV No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Maret 2003 Hidup dengan HIV/AIDS Penyusun:
Lebih terperinciIBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.
Jus Sehat Untuk IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin. A Publication of Nutrisi penting dalam segelas jus sehat Kesehatan janin pada masa kehamilan sangatlah penting.
Lebih terperinciIntegrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 50, Febuari 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional HIV/AIDS, 3-8 Febuari 2007 Sambutan oleh Aktivis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti
Lebih terperinciANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2
ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 2 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Virus HIV (Human Immunodefeciency Virus) adalah retrovirus yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan menginfeksi tubuh
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS dapat terjadi pada hampir semua penduduk di seluruh dunia, termasuk penduduk Indonesia. AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya
Lebih terperinciOleh: Logan Cochrane
Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang orang orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS. Acquired Immuno Deficiency
Lebih terperinciLEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014
LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di dunia, dimana penderita HIV terbanyak berada di benua Afrika dan Asia. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya (CDC, 2016). WHO (2016) menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Dari data Departemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired
Lebih terperinciHIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia
SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy
Lebih terperinciHIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan
SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs
Lebih terperinciDIIT SERAT TINGGI. Deskripsi
DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian
Lebih terperinciEfektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering
Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 46, September 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional Kelompok Dukungan Sebaya III, Cipayung, 16-20 September 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi
Lebih terperinciKONGRES NASIONAL ODHA & OHIDHA II 2007 Tema: Peduli AIDS Jangan Hanya Slogan 29 Juli 1 Agustus 2007
KONGRES NASIONAL ODHA & OHIDHA II 2007 Tema: Peduli AIDS Jangan Hanya Slogan 29 Juli 1 Agustus 2007 Latar belakang Kongres Nasional Odha I telah dilaksanakan pada tahun 2005 lalu di Lembang Jawa Barat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan gambaran atau ekspresi dimana terdapat keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi seseorang dapat diukur dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia dan Indonesia. Penyakit ini memiliki
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah
Lebih terperinciSahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha
Yayasan Spiritia No. 26, Januari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Diseminasi Hasil Proyek Dokumentasi Pelanggaran HAM terhadap Odha Fase 2 Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan dan gizinya dapat mudah terpengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ini, dan menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.
Lebih terperinciDari Prinsip ke Praktik
SERI BUKU KECIL Dari Prinsip ke Praktik Keterlibatan Lebih Besar Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS (GIPA) spiritia Dari Prinsip ke Praktik: Keterlibatan Lebih Besar Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS (GIPA)
Lebih terperinciANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1
ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 1 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang/ menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun, dan jika selanjutnya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya di lihat dari angka kematian dan kesakitan balita. Masa balita merupakan kelompok yang rawan akan
Lebih terperinci