Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring)"

Transkripsi

1 I i

2 GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan parapihak. Juknis ini juga disiapkan untuk memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan membantu terlaksananya program ini, mencakup narasumber nasional, instruktur nasional, dan penyelenggara program. Semua instansi dan individu yang terlibat dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik sebagaimana tertuang dalam juknis. Kami sangat berharap dan menghargai partisipasi semua pihak terkait dalam upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia, yang akan bermuara pada peningkatan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas. Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK yang telah mengirimkan tenaga widyaiswara/ptp untuk ikut menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya. Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. Terima kasih. Jakarta, 3 Mei 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata NIP iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan... 3 D. Sasaran... 3 E. Pengertian... 4 BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA... 5 A. Peserta Penetapan Peserta Persyaratan Peserta... 5 B. Instruktur Nasional Penetapan Instruktur Nasional Persyaratan Instruktur Nasional... 6 C. Penyelenggara... 6 D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka... 7 BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL... 9 A. Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP Moda Tatap Muka Pola 100 JP... 9 B. Pendekatan dan Metode C. Jadwal Pelaksanaan Tatap Muka Penuh Tatap Muka In-On-In Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru BAB IV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT...16 A. Penilaian B. Pelaporan iv

5 C. Sertifikat BAB V PENUTUP...22 Lampiran 1 Format Penilaian Sikap...23 Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan...24 Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan...25 Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan...26 Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator...27 Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program...28 Lampiran 7 Contoh Sertifikat...29 Lampiran 8 Daftar Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah...30 Lampiran 9 Daftar Satker Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar...31 Lampiran 10 Pembagian Wilayah Mitra Guru Matematika & Kewirausahaan SMK...32 v

6 DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun Tabel 2. 1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar... 6 Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP... 9 Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP... 9 Tabel 3. 3 Materi Ajar yang Diperoleh Guru Pembelajar Moda Tatap Muka...10 Tabel 3. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 30: Tabel 3. 5 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 20: vi

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 3. 1 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (2 tim)...12 Gambar 3. 2 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (satu tim)...13 Gambar 3. 3 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi Gambar 3. 4 Simulasi Model In-On-In 20: vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut. Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG Tahun 2015 No Satuan Pendidikan Jumlah Peserta UKG 1 TK SD SLB SMP SMA SMK Total Sumber Data: UKG 2015 Ditjen GTK Hasil UKG pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun sebelumnya yaitu 47 dan sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan yaitu 55. Walaupun demikian hal tersebut tetap menjadi cambuk bagi 1

9 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan program peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan tiga moda pembelajaran, yakni tatap muka, pembelajaran dalam jejaring (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jejaring (daring kombinasi). Petunjuk teknis (juknis) ini disusun agar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar khususnya Moda Tatap Muka dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus. 2

10 10. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru. 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan. 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun C. Tujuan Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan. D. Sasaran Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksana Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu: 1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3

11 3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan dan Perikanan, Teknologi dan Komunikasi 4. Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota 5. Satuan Pendidikan; 6. Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling; 7. Guru dan/atau Tenaga Kependidikan; 8. Asosiasi profesi guru. E. Pengertian Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi secara langsung secara tatap muka antara fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan/atau penilaian. Yang termasuk moda tatap muka adalah tatap muka penuh, tatap muka in-on-in, dan tatap muka dalam kegiatan kolektif guru yaitu kegiatan di Pusat Kegiatan Gugus (PKG) untuk guru TK, Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK). 4

12 BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA A. Peserta Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan hasil uji kompetensi guru tahun Penetapan Peserta Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru peserta UKG tahun 2015, yang meliputi: a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul. Artinya nilai ratarata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul. b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T. c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda Daring. 2. Persyaratan Peserta a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah. c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia. B. Instruktur Nasional 1. Penetapan Instruktur Nasional Instruktur Nasional adalah guru yang memenuhi persyaratan sebagai instruktur nasional dan lulus dalam Pelatihan Instruktur Nasional Guru Pembelajar yang ditetapkan oleh UPT penyelenggara. Instruktur Nasional bertugas memfasilitasi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka. Dalam pelaksanaannya, widyaiswara dapat bertugas sebagai Instruktur Nasional. 5

13 Kriteria guru sebagai Instruktur Nasional: a. Memiliki skor hasil UKG b. Jumlah modul yang harus dipelajari 0-2. c. Lulus Pelatihan Instruktur Nasional. 2. Persyaratan Instruktur Nasional a. Telah ditetapkan sebagai Instruktur Nasional oleh UPT penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah. c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia. d. Bersedia untuk bertugas secara penuh sebagai Instruktur Nasional sesuai jadwal yang telah ditetapkan. C. Penyelenggara Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka adalah Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya Dinas Pendidikan harus bekerja sama dengan PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas penyelenggara adalah mengelola, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan, serta menyediakan sarana dan prasarana pendukung program. Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK disajikan pada tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2. 1 Daftar PPPPTK dan LPPPTK KPTK No Nama Penyelenggara 1. PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan 2. PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung 3. PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang 4. PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta 5. PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur 6. PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta 7. PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung 8. PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung 9. PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor 10. PPPPTK Bahasa Jakarta 11. PPPPTK Matematika Yogyakarta 12. PPPPTK PKn IPS Malang 13. LPPPTK Kelautan dan Perikanan dan Teknologi Informasi Telekomunikasi Makassar Penanggung jawab wilayah dan mata pelajaran masing-masing Satker dapat dilihat pada lampiran 8, 9, dan 10. 6

14 D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut. 1. Dinas Pendidikan menginformasikan kepada PPPPTK/LPPPTK KPTK penanggung jawab mapel/wilayah mengenai Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka yang akan diselenggarakan. 2. Kelas dibuat oleh PPPPTK/LPPPTK-KPTK secara online di Sistem Informasi Manajemen (SIM) Guru Pembelajar. a. Operator PPPTK: membuat kelas, melengkapi atribut kelas (mapel, KK), mengeset pengelola (instruktur dan operator kelas TM). b. Pengumuman peserta. 3. Verifikasi peserta oleh Disdik Kab/Kota (Pengecekan ulang peserta oleh Operator Disdik). 4. Penetapan Peserta Moda Tatap Muka dan IN oleh Operator PPPPTK/LPPPTK- KPTK sesuai tanggung jawab kelas. 5. PPPPTK/LPPPTK-KPTK menyetujui dilaksanakannya kegiatan sesuai permintaan Disdik dengan mengirimkan undangan ke peserta dengan tembusan ke Disdik. Pencetakan dan distribusi Surat Tugas ke peserta oleh Disdik melalui Sim Guru Pembelajar. 6. Proses persiapan pelaksanaan guru pembelajar moda tatap muka di Simdiklat TM oleh operator kelas TM. a. Mengunduh data dari SIM Guru Pembelajar. - Data kelas - Peserta b. Setting Atribut kelas. - Pejabat, panitia, tempat, tanggal 7. Proses kegiatan Moda Tatap Muka. a. Registrasi Peserta melalui SimDiklat TM - Peserta Tetap - Penggantian Peserta b. Input dokumen kegiatan - Presensi - Penilaian (nilai sikap dan keterampilan) c. Laporan Tambahan: - Laporan Keuangan - Laporan Kegiatan 8. Upload hasil kegiatan. 7

15 Dokumen yang diupload adalah kelas, peserta, presensi, nilai (nilai sikap dan keterampilan). 9. Pengiriman data peserta yang akan mengikuti tes akhir dari SIM Guru Pembelajar ke Tempat Uji Kompetensi (TUK). 10. Pelaksanaan tes akhir di TUK bagi peserta yang sudah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. 11. Pengiriman hasil tes akhir peserta dari TUK ke SIM Guru Pembelajar. 12. Pencetakkan sertifikat di SIM Guru Pembelajar. 8

16 BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL A. Struktur Program Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan disusun dalam rangka meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BK adalah 60 Jam Pelajaran 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah menit untuk satu kelompok kompetensi. 1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP Tabel 3. 1 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 60 JP No Materi JP A Umum 1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2 2. Program Guru Pembelajar 2 B Pokok 1. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi (ke-1) 9 2. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi (ke-1) Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi (ke-2) 9 4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi (ke-2) 18 C. Penunjang 1 Tes Akhir 2 Total Moda Tatap Muka Pola 100 JP Tabel 3. 2 Struktur Program Moda Tatap Muka Pola 100 JP No Materi JP A Umum 1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2 2. Program Guru Pembelajar 2 B Pokok 1. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi 20 C. Penunjang 1 Tes Akhir 2 Total 100 9

17 Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masingmasing penyelenggara kegiatan (PPPPTK dan LPPPTK KPTK). Sebagai satu kesatuan dalam kurikulum sebagaimana struktur program yang disajikan pada tabel di atas, peserta akan mendapatkan bahan sebagai berikut. Tabel 3. 3 Materi Ajar yang Diperoleh Guru Pembelajar Moda Tatap Muka No. Bahan Keterangan 1. Modul Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Hardcopy 2. Bahan Tayang Softcopy 3. Lembar Kerja Hardcopy B. Pendekatan dan Metode Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka menggunakan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi yang menempatkan peserta sebagai insan pembelajar dengan segenap potensi, pengalaman, dan pengetahuannya. Berdasarkan pendekatan ini maka metode pembelajaran yang diterapkan hendaknya mampu menggali berbagai potensi, pengalaman, dan pengetahuan peserta sehingga capaian kompetensi yang diharapkan dapat terwujud. Metode pembelajaran yang dimaksud di antaranya berupa diskusi, tanya jawab, latihan, praktik, serta pemberian input materi sesuai dengan kebutuhan peserta. C. Jadwal Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap. Pengaturan jadwal kegiatan disesuaikan dengan alternatif moda tatap muka yang dipilih, yaitu: (1) tatap muka penuh, (2) tatap muka in-on-in, atau (3) tatap muka dalam kegiatan kolektif guru, sepanjang memenuhi ketuntasan materi selama 60 JP atau 100 JP. 1. Tatap Muka Penuh a. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru SD/BK/Mapel non kejuruan dilakukan dengan pola 60 JP untuk mempelajari dua kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 6 atau 7 hari. 10

18 Contoh jadwal untuk pola 60 JP sebagai berikut: No Waktu Hari ke Reg. B1 B2 B2 B3 B4 B B1 B2 B2 B3 B4 B B1 B2 B2 B3 B4 B PA ISTIRAHAT A1 B1 B2 B2 B3 B4 B A1 B1 B2 B2 B3 B4 B A2 B1 B2 B2 B3 B4 B ISTIRAHAT A2 B1 B2 B2 B3 B4 B B1 B2 B2 B3 B4 B4 C1* B1 B2 B2 B3 B4 B4 C1* PU PA: Pembukaan, PU: Penutupan C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK b. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru kejuruan dilakukan dengan pola 100 JP untuk mempelajari satu kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 10 atau 11 hari. Contoh jadwal untuk pola 100 JP sebagai berikut: No Waktu Hari ke Reg. B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 C1* B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 C1* PA ISTIRAHAT A1 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 PU A1 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B A2 B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B ISTIRAHAT A2 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B B1 B1 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2 PA: Pembukaan, PU: Penutupan C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK 11

19 2. Tatap Muka In-On-In Kegiatan In-Service Learning (In) adalah pembelajaran melalui kegiatan tatap muka antara peserta dengan narasumber dan/atau instruktur. Kegiatan tatap muka pada In diberi istilah TM1, TM2, dan TM3. Materi pada kegiatan TM1, TM2, dan TM3 dijelaskan pada bagian struktur program masing-masing model. Kegiatan On-the-Job Learning (On) merupakan kelanjutan proses pembelajaran dari kegiatan In-1. Pada saat On peserta diminta untuk melakukan pendalaman materi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pada saat In-1. Tingkat pendalaman materi dan jenis tugas yang diberikan kepada peserta disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan ditentukan oleh Tim Pengembang di masing-masing satker. Untuk memastikan bahwa kegiatan mandiri dilakukan dengan baik maka peserta harus membuat jurnal setiap hari yang di dalamnya berisi kegiatan yang dilakukan dalam rangka pendalaman materi dan penyelesaian tugas yang diberikan. Jurnal ditandatangani oleh kepala sekolah atau yang berwenang di sekolah masing-masing. Hasil-hasil kegiatan mandiri baik berupa pendalaman materi maupun tugastugas dipresentasikan pada pertemuan In-2. Peserta harus membuat bahan tayang laporan kegiatan On dan menyerahkan jurnal serta tugas-tugas yang telah dikerjakan. Tatap muka In-On-In dapat dilakukan dengan berbagai variasi in dan on. Misalnya, untuk pola 60 JP dapat dilakukan sebagai berikut. a. Model In-On-In Pemilihan model In-On-In terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 6-7 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring kombinasi. Dalam model ini, strategi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan In-1 selama 2 hari (20 JP), kegiatan On selama JP belajar mandiri (30 JP), dan kegiatan In-2 selama 1 hari (10 JP). Simulasi model In-On-In untuk guru mapel (60 JP) strategi 1 dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3. 1 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (2 tim) Strategi di atas sangat efektif apabila terdapat banyak kelas dalam lokasi yang sama atau berdekatan. Dalam kondisi tersebut, diperlukan dua tim pelaksana yang meliputi tim pengajar dan panitia. 12

20 1) Tim pengajar TM1 mengajar kelas ke-1 pada hari ke -1, kelas ke-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai kelas ke-6 pada hari ke-6. 2) Tim pengajar TM2 mengajar kelas ke-1 pada hari ke-2, kelas-2 pada hari ke-3, dan seterusnya sampai kelas ke-6 pada hari ke-7. 3) Pada hari ke-15 tim TM1 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-1, pada kelas ke-2 hari berikutnya sampai pada kelas ke-6 pada hari ke-20. Alternatifnya, pada hari ke-15 tim TM1 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-1, hari ke-16 pada kelas ke-2, dan hari ke-17 pada kelas ke-3, sedangkan pada hari ke-18 tim TM2 berubah menjadi tim TM3 untuk mengajar pada kelas ke-4, hari ke-19 pada kelas ke-5, dan pada kelas ke-6 pada hari ke-20. Jika hanya tersedia satu tim, dapat disimulasikan sebagai berikut. Gambar 3. 2 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 1 (satu tim) Struktur program kegiatan tatap muka pada model in-on-in 30:30 adalah sebagai berikut. Tabel 3. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 30:30 No Materi JP A. Tatap Muka 1 (TM1) Kebijakan Program Guru Pembelajar 1 2. Tinjauan Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi (ke-1) 3 3. Tinjauan Materi Profesional Kelompok Kompetensi (ke-1) 5 4. Rencana Belajar 1 (informasi tugas) 1 B. Tatap Muka 2 (TM2) Tinjauan Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi (ke-2) 3 2. Tinjauan Materi Profesional Kelompok Kompetensi (ke-2) 6 3. Rencana Belajar 2 (informasi tugas) 1 C. Tatap Muka 3 (TM3) Presentasi Hasil Kerja Peserta 6 2. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2 3. Tes Akhir 2 Total 30 13

21 Strategi lain yang dapat ditempuh adalah In-1 selama 1 hari (10 JP), On-1 selama 6 hari (15 JP), In-2 selama 1 hari (10 JP), On-2 selama 6 hari (15 JP), dan kegiatan In-3 selama 1 hari (10 JP). Simulasi model In-On-In untuk guru mapel (60 JP) strategi 2 dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3. 3 Simulasi Model In-On-In 30:30 Strategi 2 Kegiatan tatap muka model in-on-in strategi 2 dapat mengacu pada kegiatan tatap muka model in-on-in strategi 1. b. Model In-On-In Pemilihan model in-on-in terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 3-5 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring. Model ini juga dapat ditujukan bagi guru yang membutuhkan 0-2 modul Guru Pembelajar yang tidak berkesempatan menjadi IN/Mentor dengan mengambil modul-modul prioritas untuk ditingkatkan. Model ini dapat dilakukan dengan kegiatan In-1 selama 1 hari (10 JP), kegiatan On selama JP belajar mandiri (40 JP), dan kegiatan In- 2 selama 1 hari (10 JP). Simulasi model In-On-In untuk guru mapel (60 JP) dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3. 4 Simulasi Model In-On-In 20:40 Struktur program kegiatan tatap muka pada model in-on-in 20:40 adalah sebagai berikut. 14

22 Tabel 3. 5 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka pada Model In-On-In 20:40 No Materi JP A. Tatap Muka-1 (TM-1) Kebijakan Program Guru Pembelajar 1 2. Tinjauan Materi Kelompok Kompetensi ke Tinjauan Materi Kelompok Kompetensi ke Rencana Belajar (informasi tugas) 1 B. Tatap Muka-2 (TM-2) Presentasi Hasil Kerja Peserta 6 2. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2 3. Tes Akhir 2 Total 20 Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan model in-on-in, peserta akan mendapatkan sertifikat dengan struktur program yang sama dengan struktur program moda tatap muka penuh. 3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru Tatap muka dalam kegiatan kolektif guru (KKG/MGMP/MGBK) yaitu peserta berinteraksi dengan fasilitator untuk mempelajari modul yang telah ditentukan secara terjadwal, terstruktur, dan dilaksanakan di dalam beberapa blok waktu tertentu sebagaimana program yang disusun dalam pertemuan kegiatan kolektif guru di Pusat Belajar (PB). Mekanisme penyelenggaraan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar melalui kegiatan kolektif guru yang mendapatkan dana bantuan langsung baik dari Direktorat teknis terkait maupun dari PPPPTK/LPPPTK- KPTK diatur dalam pedoman tersendiri. 15

23 BAB IV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT A. Penilaian Penilaian pada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program. 1. Penilaian peserta a. Tujuan Penilaian Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan pembelajaran. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari. b. Aspek Penilaian Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan. c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta 1) Tes Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP). Tes mencakup kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materi sebagaimana yang tercantum dalam struktur program. Tes akhir dilakukan segera setelah peserta menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Tes akhir dilakukan oleh peserta secara modular (sesuai kelompok kompetensi yang dipelajari) di TUK yang telah ditentukan oleh PPPPTK/LPPPTK-KPTK sesuai dengan mekanisme UKG. Penetapan TUK dapat dilakukan dengan memverifikasi TUK tahun 2015 yang sekaligus menjadi Pusat Belajar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. 16

24 a) Bentuk Tes dan Jumlah soal Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal untuk menguji penguasaan materi profesional dan pedagogik dalam satu kelompok kompetensi sejumlah 30 soal dengan proporsi 10 soal kompetensi pedagogik dan 20 soal kompetensi profesional. b) Tempat dan Kondisi Pelaksanaan Tes Tes dilaksanakan di TUK yang telah ditetapkan dalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mengancam reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tes. Pelaksanaan tes diupayakan dalam kelompok belajar di kelas kegiatan peningkatan kompetensi guru pembelajar. c) Alokasi Waktu Tes memerlukan alokasi waktu selama 1 jam pelajaran atau 45 menit untuk satu kelompok kompetensi. 2) Non Test Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung. Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup penilaian proses sebagai berikut. a) Penilaian Aspek Keterampilan Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Aspek keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu, maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta. Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni: (1) kategori kurang manakala indikator keterampilan dicapai hanya melalui proses mengamati, mencontoh, meniru, berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab; 17

25 (2) kategori cukup manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] juga dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian; (3) kategori baik manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] dan [2] juga dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; dan (4) kategori baik sekali manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], dan [3] dan juga dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural. Sedangkan produk yang dinilai merupakan jenis tagihan yang dipersyaratkan esensial di setiap materi pokok. Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. b) Penilaian Aspek Sikap Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta dalam berbagai aspek antara lain: sikap pada saat menerima materi; sikap pada saat melaksanakan tugas individu dan kelompok; sikap terhadap fasilitator; sikap terhadap teman sejawat; dan sikap pada saat mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab. Secara sederhana, aspek sikap yang dinilai hanya mengukur kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Pengukuran terhadap aspek sikap ini dapat dilakukan melalui pengamatan sikap. Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung. d. Nilai Akhir Nilai akhir (NA) peserta moda tatap muka diperoleh dari tiga komponen yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penentuan nilai akhir peserta menggunakan formulasi sebagai berikut. 18

26 1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut. NA =Nilai Akhir NA = [{(NS x40%)+(nk x60%)}x40%] + [TAx 60%] NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai) NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok) TA = Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan) 2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kejuruan NA =Nilai Akhir NA = [{(NS x40%)+(nk x60%)}x60%] + [TAx 40%] NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai) NK=Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok) TA =Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan) Predikat nilai akhir untuk peserta moda tatap muka adalah sebagai berikut: Tabel 4. 1 Predikat Nilai Akhir untuk Peserta Moda Tatap Muka Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali 80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup NA < 70 Kurang 2. Penilaian Fasilitator Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas memfasilitasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar pengamatan dengan skala penilaian Penilaian oleh peserta dilakukan di akhir kegiatan untuk masing-masing fasilitator. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: 1. Penguasaan materi 2. Ketetapan waktu hadir di kelas 3. Sistematika penyajian 4. Penggunaaan metode dan alat bantu pembelajaran 19

27 5. Daya simpati, gaya, dan sikap kepada peserta 6. Penggunaan bahasa 7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta 8. Pencapaian tujuan pembelajaran 9. Kerapihan berpakaian 10. Kemampuan menyajikan materi 11. Cara menjawab pertanyaan dari peserta 12. Kerjasama antar instruktur 13. Sikap dan perilaku 3. Penilaian Penyelenggaraan Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan adalah pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara program yang dilakukan oleh peserta pada saat mengikuti kegiatan. Penilaian kinerja penyelenggara program dilakukan terhadap pencapaian sasaran mutu penyelenggara. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: a. Penyiapan alat dan bahan; b. Penyiapan materi belajar; c. Penyiapan sarana dan prasarana; d. Pelaksanaan program; dan e. Pelayanan terhadap peserta. B. Pelaporan Pada akhir pelaksanaan program, penyelenggara diwajibkan melaporkan hasil kegiatan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK/LPPPTK KPTK selaku pengembang materi dan Quality Assurance (QA). C. Sertifikat Guru Pembelajar yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar akan mendapat sertifikat ditandatangani oleh Kepala PPPPTK/LPPPTK- KPTK. Dalam hal Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar diselenggarakan atas kerja sama antara PPPPTK/LPPPTK-KPTK dengan Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, atau institusi lain maka sertifikat akan ditandatangani oleh Kepala PPPPTK/LPPPTK-KPTK bersama mitra terkait sesuai dengan kesepakatan bersama. Sertifikat dicetak melalui SIM Guru Pembelajar. 20

28 Sertifikat bagi peserta berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Halaman depan sertifikat 1. Logo Kemendikbud 2. Identitas UPT 3. Nomor Sertifikat 4. Identitas Peserta 5. Identitas Instansi Peserta 6. Kegiatan yang Diikuti 7. Periode Pelaksanaan Program 8. Nilai atau Keterangan Capaian Kompetensi (predikat) 9. Tanggal Penerbitan Sertifikat 10. Tanda Tangan Kepala UPT/Penyelenggara 11. Cap Stempel 2. Halaman belakang sertifikat: a. Struktur Program Contoh format sertifikat terlampir. 21

29 BAB V PENUTUP Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai kebutuhan materi yang diajarkan. Keberhasilan pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar ditentukan oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki keterbatasan anggaran untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kompetensi semua guru pembelajar. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainya sangat diharapkan terlibat aktif dalam rangka meningkatkan kompetensi guru. 22

30 Lampiran 1 Format Penilaian Sikap 23

31 Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan 24

32 Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan No. Nama Peserta Nama Sekolah Nilai Proses (40%) Nilai pengetahuan Nilai Keterampilan (60%) Rerata nilai sikap (40%) (60%) Nilai Tes akhir Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Nilai Akhir Keterangan: Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali 80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup NA < 70 Kurang 25

33 Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan No. Nama Peserta Nama Sekolah Nilai Proses (60%) Nilai pengetahuan Nilai Keterampilan (40%) Rerata nilai sikap (40%) (60%) Nilai Tes akhir Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot Nilai Akhir Keterangan: Nilai Akhir (NA) Predikat 90 < NA < 100 Baik Sekali 80 < NA < 90 Baik 70 < NA < 80 Cukup NA < 70 Kurang 26

34 Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator 27

35 Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.. FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PEMBELAJAR Nama Kegiatan Kelas Tempat Tanggal No Indikator A Dasar Hukum Ketersediaan surat keputusan yang mendasari penyelenggaraan kegiatan. B Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan 1 Kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan. 2 Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. 3 Ketersediaan pedoman pelaksanaan kegiatan. 4 Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan. C Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan 1 Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan. 2 Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan. 3 Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual, LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol, penghapus]. 4 Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/ac, pencahayaan]. 5 Kebersihan ruang kelas. 6 Kenyamanan kamar penginapan. 7 Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K]. 8 Ketersediaan sarana ibadah. 9 Pembiayaan Kegiatan 10 Ketersediaan biaya keikutsertaan kegiatan. 11 Jumlah peserta kegiatan yang dipersyaratkan untuk mencapai efisiensi kegiatan. D Bahan Kegiatan 1 Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag]. 2 Kualitas tampilan bahan kegiatan. 3 Keterbacaan pada bahan kegiatan. 4 Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan kegiatan. E Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan 1 Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan sasaran program kegiatan. 2 Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan kegiatan. F Layanan Menu 1 Kecukupan menu yang mendukung pemenuhan gizi. 2 Variasi hidangan/konsumsi. 3 Ketepatan waktu penyediaan konsumsi. Keterangan: K = kurang C = cukup B = baik BS = baik sekali Responden Skor K C B BS 28

36 Lampiran 7 Contoh Sertifikat Halaman depan: Halaman belakang: Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka Guru SMA Mapel Kimia No Materi JP UMUM 4 1 Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru 2 2 Program Guru Pembelajar 2 POKOK 54 3 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi A 9 b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi A 18 4 c. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi B 9 d. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi B 18 PENUNJANG 2 5 Tes Akhir 2 Total 60 29

37 Lampiran 8 Daftar Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah Penanggung Jawab Koordinasi Wilayah NO PROPINSI P4TK NO PROPINSI P4TK 1 ACEH PPPPTK BBL MEDAN 18 KALIMANTAN BARAT PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 2 SUMATERA UTARA PPPPTK BBL MEDAN 19 KALIMANTAN TENGAH PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 3 RIAU PPPPTK BBL MEDAN 20 KALIMANTAN TIMUR PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 4 SUMATERA BARAT PPPPTK BBL MEDAN 21 KALIMANTAN UTARA PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG 5 BENGKULU PPPPTK IPA BANDUNG 22 KALIMANTAN SELATAN PPPPTK PKN IPS MALANG 6 JAMBI PPPPTK IPA BANDUNG 23 SULAWESI UTARA PPPPTK PKN IPS MALANG 7 KEPULAUAN RIAU PPPPTK BAHASA JAKARTA 24 GORONTALO PPPPTK IPA BANDUNG 8 BANGKA BELITUNG PPPPTK BAHASA JAKARTA 25 SULAWESI TENGAH PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA 9 LAMPUNG PPPPTK BMTI BANDUNG 26 SULAWESI TENGGARA PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA 10 SUMATERA SELATAN PPPPTK PENJAS BK JAKARTA 27 SULAWESI SELATAN LPPPTK KPTK GOWA 11 BANTEN PPPPTK PENJAS BK JAKARTA 28 SULAWESI BARAT LPPPTK KPTK GOWA 12 DI YOGYAKARTA PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA 29 PAPUA LPPPTK KPTK GOWA 13 JAWA TENGAH PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA 30 PAPUA BARAT LPPPTK KPTK GOWA 14 JAWA TIMUR PPPPTK BOE MALANG 31 N T T PPPPTK BMTI BANDUNG 15 JAWA BARAT PPPPTK PERTANIAN CIANJUR 32 N T B PPPPTK PERTANIAN CIANJUR 16 DKI JAKARTA PPPPTK BISNIS DAN PARIWISATA JAKARTA 33 MALUKU PPPPTK BISNIS DAN PARIWISATA JAKARTA 17 BALI PPPPTK BISNIS DAN PARIWISATA JAKARTA 34 MALUKU UTARA PPPPTK BISNIS DAN PARIWISATA JAKARTA 30

38 Lampiran 9 Daftar Satker Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar PPPPTK/LPPKS/LPPPTK-KPTK PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA PPPPTK PERTANIAN CIANJUR PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA PPPPTK ILMU PENGETAHUAN ALAM BANDUNG PPPPTK BISNIS DAN PARIWISATA JAKARTA PPPPTK BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA MALANG PPPPTK BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI BANDUNG PPPPTK BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK MEDAN LPPPTK BIDANG KELAUTAN, PERIKANAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GOWA KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN JAWA TENGAH JAWA BARAT Wilayah NUSA TENGGARA BARAT DI YOGYAKARTA SULAWESI UTARA JAMBI BANGKA BELITUNG BENGKULU DKI JAKARTA MALUKU BALI JAWA TIMUR SUMATERA SELATAN LAMPUNG NUSA TENGGARA TIMUR NAD SUMATERA UTARA SULAWESI SELATAN SULAWESI BARAT KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA GORONTALO KEPULAUAN RIAU MALUKU UTARA BANTEN SUMATERA BARAT RIAU PAPUA PAPUA BARAT 31

39 Lampiran 10 Pembagian Wilayah Mitra Guru Matematika & Kewirausahaan SMK 32

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Tatap Muka

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Tatap Muka I i GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar PANDUAN DIKLAT INI TELAH Disusun Oleh: Staf Seksi Penyelenggaraan Erwin Danismaya, S.E., M.Ak Diverifikasi Oleh: Kepala Seksi Penyelenggaraan Dr. Yanto Permana, M.Pd. Divalidasi Oleh: Kepala Bidang Fastingkom

Lebih terperinci

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 1 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Pengawas Sekolah Tahun 2017 Rakornas

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA)

PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA) L; PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN SERVICE TRAINING 1 (IN-1) DAN IN SERVICE TRAINING 2 (IN-2) i PETUNJUK TEKNIS Pelaksanaan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi GURU PEMBELAJAR Pedoman Program Peningkatan Kompetensi Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PESERTA POST TEST (UKG II) Deskripsi Jumlah Sasaran [Orang] Terdaftar 460,279 Menyelesaikan Ujian 427,189 (92.81%) Belum Ujian 33,090 (7.19% ) Orang Modul 833,566 61,654 UKG 2015 POST TEST (UKG II) NO

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PPPPTK/LPPKS/LPPPTK-KPTK *

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PPPPTK/LPPKS/LPPPTK-KPTK * Lampiran 4: Format Penilaian Fasilitator oleh Peserta Nama Kegiatan : Kelas : Tempat Kegiatan : Tanggal Kegiatan : PENILAIAN FASILITATOR NO Aspek Skor (60 100) 1 Penguasaan materi 2 Ketepatan waktu hadir

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jaringan (Daring), dan Daring Kombinasi

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jaringan (Daring), dan Daring Kombinasi GURU PEMBELAJAR Pedoman Program Peningkatan Kompetensi Moda Tatap Muka, Dalam Jaringan (Daring), dan Daring Kombinasi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG

Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Purwadi Sutanto Direktur Pembinaan SMA Hasil Uji Kompetensi Guru 2015 120000 100000 80000 60000 40000 Rata-rata

Lebih terperinci

PAPARAN RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM ProDEP 2015

PAPARAN RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM ProDEP 2015 PAPARAN RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM ProDEP 2015 DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2015 REKAP PERSANDINGAN KEGIATAN PROGRAM ProDEP PASCA PEMOTONGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Diri Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Publikasi Ilmiah Karya InovaLf Kedudukan Program Pengembangan

Lebih terperinci

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pedoman - Juknis Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Moda Daring Moda Kombinasi Poin-poin perubahan Mekanisme pelaksanaan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP Disiapkan oleh: Tim Pengembang Disampaikan oleh: 1. 2. Tujuan Pembelajaran Memahami Petunjuk Teknis dalam melaksanakan Program Guru

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA CONTOH KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA. Nomor : TENTANG PUSAT BELAJAR, PENANGGUNG JAWAB KEUANGAN PUSAT BELAJAR, PETUGAS ADMIN/OPERATOR PUSAT BELAJAR,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc KEBIJAKAN TEKNIS Oleh: Winarno, M.Sc 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004-2009 menetapkan bahwa

Lebih terperinci

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN

Lebih terperinci

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 No : 0062/SDAR/BSNP/IX/2015 25 September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 Yang terhormat 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, 29 Agustus 2016 Kepala, Dr. Sumarno NIP

KATA PENGANTAR. Malang, 29 Agustus 2016 Kepala, Dr. Sumarno NIP KATA PENGANTAR Profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru merupakan

Lebih terperinci

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu No.740, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017 Catatan: 1. Jumlah peserta asesmen pada tabel berikut tidak termasuk JFU peserta asesmen yang ditunjuk menjadi Petugas Pendamping. 2. JFU peserta asesmen yang ditunjuk sebagai Petugas Pendamping Utama,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. No.2, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH 2017 1. UN merupakan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Pelaksanaan UN dilakukan melalui UNBK. Jika UNBK tidak dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Moda Tatap Muka Pola 2 (dua) Modul

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Moda Tatap Muka Pola 2 (dua) Modul Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan i PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MODA TATAP MUKA POLA 2 (DUA) MODUL PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA PEDOMAN PROGRAM ALIH FUNGSI Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA Upaya Pemenuhan Guru Produktif Di SMK Tahun 2016-2017 Strategi Pemenuhan Guru SMK Produktif MASALAH Kondisi

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 2009 Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika GY A Y O M AT E M A T AK A R DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2015 KEMENDIKBUD. Lembaga Jaminan Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017

PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017 PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017 Sumarna Surapranata, Ph.D Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016 i PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016 DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN GURU YANG TELAH MENGIKUTI UJI KOMPETENSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 . 1 ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 Dra. Th. Nuraeni Ekaningrum, MPd. MARET 2016 Kategori hasil UN dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2 NILAI KETERANGAN N > 85 A = SANGAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Program Guru Pembelajar 1. Guru Pembelajar Kinerja pendidikan selalu dilihat dari prestasi siswa, artinya semakin bagus prestasinya, semakin memadai kinerja pendidikan. Namun demikian,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) No : 0067/SDAR/BSNP/I/2016 7 Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja. No.834, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras No.808, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. UPT. ORTA. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENGEMBANGAN DAN

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.298, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. LPMP. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un No.225, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. BP-PAUD dan Dikmas. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan

Lebih terperinci

KESEPAKATAN RAKOR PENYELENGGARAAN DIKLAT GURU PEMBELAJAR

KESEPAKATAN RAKOR PENYELENGGARAAN DIKLAT GURU PEMBELAJAR KESEPAKAAN RAKOR PENYELENGGARAAN DIKLA GURU PEBELAJAR PEA PENJAB RAKOR WILAYAH NO PROPINSI P4K NO PROPINSI P4K 1 ACEH PPPPK BBL EDAN 18 KALIANAN BARA PPPPK K DAN PLB BANDUNG SUAERA UARA PPPPK BBL EDAN

Lebih terperinci

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (BPSDMPK-PMP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Latar Belakang ULT. Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dinamakan unit layanan terpadu (ULT).

Latar Belakang ULT. Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dinamakan unit layanan terpadu (ULT). Latar Belakang ULT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak Tahun 2006 mempunyai unit kerja yang melayani masyarakat baik langsung maupun tidak langsung di tangani oleh Gerai Informasi Media yang berada

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP LATAR BELAKANG Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai masuk pendidikan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154 ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

Nomor : 2088/B14 /DN/ Mei 2017 Lampiran : 3 (tiga) lampiran H a l : Undangan Rakortek Persiapan Pelaksanaan Program PKB

Nomor : 2088/B14 /DN/ Mei 2017 Lampiran : 3 (tiga) lampiran H a l : Undangan Rakortek Persiapan Pelaksanaan Program PKB 3 Mei 2017 Lampiran : 3 (tiga) lampiran H a l : Undangan Rakortek Persiapan Pelaksanaan Program PKB Yth. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kabupaten/Kota Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN GURU YANG DIANGKAT JABATAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN MELALUI DANA DEKONSENTRASI

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN GURU YANG DIANGKAT JABATAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN MELALUI DANA DEKONSENTRASI PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN GURU YANG DIANGKAT JABATAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN MELALUI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Salah satu

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 DEFINISI PKB PS/M Program PKB PS mengembangkan, menjaga dan mewujudkan profesionalisme PS dilakukan secara terus menerus

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 Pengertian, Kebijakan,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG 1 BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK ( PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci