I. PENDAHULUAN. Peralatan Pertanian di Bengkel Politeknik Pertanian Universitas Andalas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Peralatan Pertanian di Bengkel Politeknik Pertanian Universitas Andalas"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa semester V Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Proyek Usaha Mandiri ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di pelajari pada mata kuliah sebelumnya. Proyek Usaha Mandiri ini dilaksanakan secara kelompok oleh mahasiswa Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian di Bengkel Politeknik Pertanian Universitas Andalas Dengan kemajuan teknologi dewasa ini dan didukungnya wilayah perairan Indonesia yang luas, meliputi 11,95 juta [Ha] sungai dan rawa, 1,78 juta [Ha] danau alam, 0,003 [Ha] danau buatan serta luasnya perairan laut Indonesia, telah memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya petani budidaya ikan untuk mengembangkan usaha perikanan di Indonesia (Raflie,2007). Jenis komoditi budidaya perikanan yang dikembangkan untuk air tawar ataupun air laut sangat bervariasi, mulai dari ikan mas, ikan mujair, ikan nila, ikan lele, ikan kerapu, ikan kakap, serta jenis ikan hias baik di air tawar maupun ikan hias laut, dan sebagainya.untuk mengembangkan budidaya perikanan tersebut, ikan memerlukan pakan. Bagi makhluk hidup pakan merupakan syarat untuk hidup, tidak terkecuali ikan. Pakan digunakan untuk menghasilkan energi. Dengan energi itulah, tubuh ikan dapat melakukan metabolisme dan bergerak. Tanpa energi, organ tubuh tidak dapat bergerak dan berfungsi. Selain sebagai penghasil energi, pakan juga berfungsi memperbaiki sel tubuh yang rusak. Dengan begitu, bagian tubuh yang terluka bisa sembuh kembali. Pakan terdiri dari dua macam, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Diantara kedua jenis pakan 1

2 tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkannya, karena memerlukan perlakuan khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan. Sedangkan pakan buatan, dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan banyak kita jumpai di pasar berbentuk pelet. Dengan pesatnya perkembangan budidaya perikanan di Indonesia, membuat kebutuhan pakan ikan tersebut menjadi meningkat. Sehingga apa bila mengandalkan pakan alami saja, tidak akan mencukupi kapasitas pakan ikan tersebut. Untuk itu, banyak petani budidaya ikan menggunakan pakan buatan, sebagai tambahan untuk pakan ikan. Pakan buatan tersebut biasa dikenal oleh petani budidaya ikan dengan nama pelet. Seiring dengan meningkatnya permintaan pelet di pasar, membuat harga pelet tersebut semakin mahal. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat sebuah mesin pembuat pakan ikan mas dan ikan lele bentuk pelet, yang dapat dipergunakan oleh pengusaha budidaya perikanan, terutama untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.(adrian,2009) 1.2Tujuan 1. Merancang dan membuat mesin pencetak pakan ikan. 2. Melakukan uji kinerja mesin pencetak pakan ikan. 3. Menghitung analisa biaya atau biaya ekonomi mesin pencetak pakan ikan 2

3 1.3 Manfaat Manfaat dari mesin pencetak pakan ini: 1. Bagi mahasiswa Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh didalam perkuliahan kedalam mesin pencetak pakan ikan. 2. Bagi masyarakat Untuk membuat pakan ikan sehingga proses pengolahannya lebih efektif dan efisien. Dapat meningkatkan hasil pakan ikan khususnya untuk para usaha kecil menengah. Produksi yang dihasilkan lebih maksimal dibandingkan dengan cara tradisional. Para peternak ikan mendapatkan pakan ikan yang bermutu dan relatif lebih murah. 3

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakan Ikan Berdasarkan macam makanannya, ikan dapat dibedakan menjadi 5 macam golongan, yaitu : (1) pemakan tumbuh tumbuhan; (2) pemakan daging; (3) pemakan segala; (4) pemakan plankton; (5) pemakan hancuran bahan organik Oleh sebab itu jenis pakan atau ransum ikan mas terbagi menjadi dua, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami, seperti zooplankton, rotifera, nauplii, moina, dan daphnia, akan sangat sedikit tersedia dikolam air deras karena putaran arus air dalam kolam yang kuat. Ikan mas yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem kolam air deras, makanannya hanya mengandalkan pakan buatan. (Tim Lentera, 2002). Dikarenakan pakan alami merupakan pakan yang berbentuk hewan hewan dan tumbuhan kecil yang biasa disebut zooplankton dan fitoplankton. Jenis pakan alami ini berukuran sangat kecil sehingga pakan alami ini lebih cocok diberikan pada benih ikan (Sendjaja dan Riski, 2002). Namun ada beberapa syarat pakan alami untuk lele dumbo, yaitu harus berukuran lebih kecil dari bukaan mulut ikan, mudah dicerna, mudah ditangkap, serta mudahdan murah untuk mengkulturkannya atau menumbuhkannya. (Prihartono dkk, 2000). 4

5 2.2 Pelet Ikan Pelet adalah bentuk makanan buatan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang kita ramu dan kita jadikan adonan, kemudian kita cetak sehingga panjangnya biasanya berkisar antara 1 2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, bentuknya merupakan batangan kecil-kecil seperti bentuk obat nyamuk bakar. tidak berupa butiran dan juga tidak berupa larutan (Mudjiman, 1996). Namun dalam pembuatan pakan ikan, yang perlu diperhatikan adalah kadar protein pakan ikan tersebut, sehingga perlu dilakukan perhitungan yang tepat dalam meramu pakan ikan tersebut. Setelah perhitungan jelas, bahan pakan ditimbang. Setelah ditimbang, bahan dicampur satu persatu hingga bahan homogen. Tahap awal dapat dimulai dengan protein basal, kemudian disusul dengan bahan yang berprotein suplemental. Campuran yang rata, membuat kandungan protein yang terbentuk juga rata. Setelah yakin pencampuran bahanbenar benar merata, bahan dicampur air sehingga diperoleh adonan yang kental berbentuk pasta. Kemudian adonan tersebut dimasukkan kedalam mesin penggiling pelet. Cetakan yang keluar, ditampung dengan tampah dan dijemur dibawah panas matahari. Pelet yang baik memiliki kandungan air dibawah 10% dan tidak mudah hancur (Agung, 2007). Disisi lain, harga pakan ikan di pasaran bisa dibilang masih tinggi, ini menyebabkan para petani masih susah mendapatkan pakan ikan, namun dengan menggunakan bahan baku lokal, tentu harga pakan bisa lebih murah maka dari data tersebut kami terinspirasi untuk menbuat alat pencetak pakan ikan ini, selain mempermudah para peternak untuk mendapatkan pakan ikan yang murah, juga 5

6 dapat menembah penghasilan bagi kami yang merancang dan membuat alat ini.(mulyady, 2007) Pelet adalah suatu pakan ikan yang mempunyai kandungan protein, lemak, zat kapur dan Karbohidrat yang membutuhkan biaya bsekitar 70% dari total budidaya ikan. Dalam budidaya ikan pada kegiatan akuaponik, pakan atau makanan ikan merupakan bahan operasional tertinggi dalam kegiatan budidaya. Kebutuhan pakan ikan memegang 70% kegiatan usaha budidaya ikan. Kendala yang terjadi saat ini pakan atau pelet pabrik sudah sangat mahal harganya. Sehingga akan memperkecil keuntungan yang didapat. Bahkan banyak sekali petani atau perternak ikan yang gulung tikar akibat harga pelet yang melambung tinggi. Saat ini pelet ikan yang memiliki kualitas baik, harga pasaran saja Rp / kg. Sedangkan harga ikan yang dipanen per kg ditingkat tengkulak Rp Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan konsumsi makanan semakin meningkat. Demikian halnya dengan kebutahan protein hewani,salah satunya kebutuhan akan ikan.(mustafa,2008) Dari beberapa hal di atas menambah peluang untuk masyarat dalam budidaya dan produk perikan. Harga pakan ikan import dan produksi pabrik semakin meningkat seiring dengan fluktuasi rupiah, tetapi harga jual ikan dari petani ikan tidak meningkat. Akibatnya para petani ikan semakin kesulitan dalam usaha harga pakan ikan tidak berimbang dengan jual harga jual ikan. 6

7 2.3 Alat Pencetak Pelet 1 Peralatan Peralatan untuk membuat Pelet secara sederhana, praktis dan mudah diantaranya adalah dengan menggunakan gilingan, nampan plastik, ayakan, gayung plastik, ember plastik, kipas angin dan timbangan. 2 Bahan Bahan untuk membuat pakan Pelet terdiri dari dua kelompok yaitu baku pokok dan bahan tambahan (Suplemental feeds). Pemilihan bahan baku sebaiknya dipilih: - Bergizi tinggi. - Mudah mengolahnya. - Tidak mengandung racun. Bahan baku yang dipakai : a. Tepung ikan. Ciri-ciri tepung ikan yang baik kualitasnya diantaranya adalah secara visual bersih tidak terkontaminasi oleh kutu atau serangga lain, berbau khas seperti ikan kering, berwarna kuning kecoklatan, kering tidak lembab, tidak bau apek, tengik atau asam. kandungan tepung ikan yang baik mempunyai kadar proten antara 55,70%. b.dedak Halus c. Tepung Kedelai d. Tepung Tapiok. Keunggulan Pelet buatan sendiri 7

8 - Harga menjadi lebih murah bila dibandingkan dengan harga yang kita beli di pasaran. - Selalu dalam keadaan baru. Cara Pembuatan Pakan Ikan. - Ikut membantu dalam mengurangi pencemaran akibat limbah pabrik. a.mempersiapkan bahan baku, menyusun jumlah setiap komponen dan menimbang. Dengan susunan formulasi seperti Tabel 1: Tabel 1:kandungan protein dan lemak pada bahan baku pakan ikan. No Bahan Pakan Kandungan Protein Kandungan Lemak 1 Tepung Ikan % 2 Tepung Kedelai 36, % 3 Tepung Jagung % 4 Dedak Halus % (Heru gunawan,2010) b. Mencampur bahan-bahan seperti tepung ikan, tepung kedelai, bungkil kelapa, dedak halus,tepung jagung satu wadah hingga merata, pada wadah yang terpisah dicampur pula dengan vitamin mix dan mineral mix. Kemudian kedua wadah tersebut dicampurkan hingga merata. c. Buat perekat dari tepung sagu dengan volume air 500 ml untuk 1 Kg pakan setelah merata dan kental kemudian dicampurkan dengan campuran bahan baku seperti pada huruf b diatas kemudian diaduk sampai merata. d. Membentuk adonan pakan diatas menjadi gumpalan-gumpalan untuk memudahkan dalam proses pencetakan pelet. 8

9 e. Pencetakan pelet dengan mesin/alat pellet disesuaikan dengan piringannya dengandiameter pellet yang dikehendaki. f. Pengiriman pellet bisa dengan menggunakan oven 60 0 C selama 24 jam atau diangin-anginkan/dijemur hingga kering. g. Mengemas pakan dan menyimpannya ditempat dingin dan kering. 2.4 Transmisi Transmisi merupakan suatu bagian terpenting dalam rangkaian sebuah mesin, sebagaimana dengan fungsinya sebagai penerus daya (transmisi daya) dalam penggerak dan mereduksi putaran yang sesuai diharapkan. macam-macam transmisi : pulley dan Sabuk V mempunyai penampang trapesium sama kaki dipasang pada pulley beralur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya sampai mencapai 5 m, dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1. Kecepatan putar pada transmisi sabuk pada umumnya direncanakan antara 10 sampai 20 m/detik dan maksimum 25 m/detik. Transmisi rantai-sproket digunakan untuk transmisi tenaga pada jarak sedang. Kelebihan dari transmisi ini dibanding dengan transmisi sabukpuli adalah dapat digunakan unutk mennyalurkan daya yang lebih besar dan tingkat slip lebih rendah, kehausan pada bantalanpun dangat kecil. 9

10 III. METODA PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PUM Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dilakukan pada bulan September sampai Desember 2012 yang dilakukan oleh mahasiswa semester V Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian. Pelaksanaan PUM ini dilaksanakan di bengkel logam Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat alat yang digunakan pada pelaksanaan PUM pembuatan mesin pembuat pakan ikanseperti pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Alat & Mesin yang Dibutuhkan Pada Pelaksanaan PUM No Jenis Alat Jumlah 1 Mesin las listrik 2 unit 2 Mesin bubut 1 unit 3 Mesin frais 1 unit 4 Mesin gerinda tangan 2 unit 5 Las asetilen 1 unit 6 Mesin gerinda potong 1 unit 7 Mesin bor 1 unit 8 Rol siku 2 buah 9 Palu 2 buah 10 Meteran 1 buah 10

11 11 Mesin gergaji besi 1 buah 12 Mesin pemotong plat 1 unit 13 Mesin penggulung plat 1 unit 14 Gerinda Duduk 1 unit 15 Jangka Sorong 1 buah Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin pembuat pakan ikan pada Tabel 3. Tabel 3. Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan Mesin Pembuat Pakan Ikan NO BAHAN SPESIFIKASI Jumlah Satuan 1 Besi Siku 5mm 50x50 2 Batang 3 Besi plat 3mm 0.5 m 2 4 Besi plat 3mm 30 cm 2 5 Besi pipa 16 cm 40 Cm 6 Besi Poros 1 inci 1 Batang 7 Bearing Upc (205-16) 4 Buah 8 Transmisi Sprocket gigi 9 dan 45 1 Set Pully dan V-Belt 1 Set 9 Elektroda 2,6 Ǿ 1 Kotak 10 Mata Gergaji 1 Buah 11 Baut M10,M12 dan M14 22 Buah 12 Amplas Kasar 1 Meter 11

12 13 Amplas Sedang 1 Meter 14 Amplas Halus 1 Meter 15 Cat Hammerton 2 Kaleng 16 Kuas ¾ 2 Buah 17 Tinner Elephan 1 Kaleng 18 Batu gerinda 4" 1 Buah 19 Batu gerinda 14" 1 Buah 20 Engine 4 Hp 1 Unit 12

13 3.3 Diagram Prosedur Pembuatan Mesin Pencetak pakan Ikan Proses pembuatan pembuatanalatpencetakpakanikanini dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Mulai Identifikasi Masalah Pembuatan rancangan Pembuatan konstruksi Modifikasi Uji fungsional tidak ya Uji kinerja selesai Gambar 1: Diagram alir Pembuatan Mesin Pembuat pakan Ikan 13

14 3.4 Prosedur Pembuatan Pakan Ikan Rancangan Stuktural 1. Unit rangka, terbuat dari besi siku ukuran 50 x 50 x 5 mm. Tinggi 50 cm, lebar 72 cm, dan panjang 139 cm. Gambar 2. Unit rangka. 2. Hopper, terbuat dari besi plat dengan ketebalan 2 mm, ukuran atas hopper 25x25 cm dan bagian paling bawah berukuran 7 x 7 cm dengan kemiringan 85 derajat dan bagian yang terkena perlakuan terhadap bahan 5 derajat. Gambar 3. Hopper 3. Unit pengeluaran, terbuat dari besi plat dengan ketebalan 5 mm dengan ketirusan 5 derajat.. 14

15 Gambar 5. Saluran pengeluaran 4. Unit pencetak terbuat dari besi plat dengan ukuran ketebalan 5 mm, ulir terbuat dari besi plat dengan ketebalan 5 mm dan poros yang brukuran 1 1/4 inci, kemudian tabung yang berdiameter 16 cm. Gambar 5. Spiral dan tabung cetakan 5. Unit transmisi terdiri dari 3(tiga) bagian penting, a. Sprocket dan Rantai Sproket dan rantai yang diperlukan dalam mesin pencetak pakan ikan ini terdiri dari dua tingkat, yang pertama sproket yang berukuran 60 mata gigi, 1 yang berukuran 11 mata gigi, 2 buah 45 mata gigi, dan 2 buah yang berukuran 12 mata gigi. 15

16 Gambar.6 Sproket dan chain b. Puli dan sabuk. Dalam pembuatan mesin pencetak pakan ikan ini juga didutuhkan puli dan sabuk yang berfungsi menghubungkan putaran dari motor penggerak kealat pencetak pakan ikan, puli yang dipakai berukuran B1x3 pada motor dan B1x7 pada poros penghubung. Dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. gambar 7. Puli dan Sabuk c. Poros Dalam pembuatan mesin ini juga diperlukan poros untuk kedudukan puli yang bertujuan untuk mereduksi daya dari motor penggerak ke alat. Dan poros yang dipakai berukuran 1 inci. Dan dapat ilihat pada gambar di baah ini. 16

17 Gambar 8. Poros Perakitan Alat Perakitan Mesin Pembuatan pakan ikan dilakukan setelah semua komponen diatas dibuat kemudian perakiatan dilakukan dengan cara menyatukan semua komponen-komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian. Hasil perakitan semua komponen itu dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 9. Mesin pencetak pakan ikan 17

18 3.4.3 Rancangan Fungsional 1. Unit rangka, berfungsi sebagai tempat kedudukan komponen komponen lain. 2. Unit pengumpan, berfungsi sebagai pemasukan dari bahan-bahan yang akan cetak menjadi pakan. 3. Unit pengeluaran, befungsi sebagai saluran dari hasil cetakan. 4. Unit pencetak berfungsi untuk membentuk bahan mentah menjadi bulatan pakan yang dinginkan. 5. Unit transmisi digunakan untuk memutar ulir dalam agar menekan bahan mentah kecetakan. 3.5 Pembuatan Pakan Ikan Bahan yang digunakan untuk pembuatan pakan ikan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4: Bahan pembuat pakan ikan beserta harga No Bahan Persentase Harga/kg 1 Dedak halus 55% Tepung ikan 35% Tepung tapioka 7% Air 3% (Padri,2010) Cara pembuatan pakan ikan. 1. Campur semua adonan dengan komposisi yang telah ditentukan, sebab apabila tidak sesuai pakan yang dihasilkan mudah hancur saat pencetakan. 18

19 2. Beri air dengan kadar air 3%, apabila lebih,pelet yang dihasilkan akan mudah menyatu pada saat pemotongan dan apabila kurang akan mudah hancur saat pemotongan. 3. Setelah tercampur rata, hidupkan mesin dan masukan kedalam hopper. 19

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Serta Perakitan Alat Pembuatan Alat a. Rangka Utama Alat Pakan Ikan ( Chasis ) Proses pembuatan mesin pembuat pakan yang pertama adalah pembuatan rangka untuk kedudukan dari komponen-komponen lainnya. Pembuatan chasis atau rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran 50x50x5 mm. pakan Pada Gambar 10 dapat dilihat bentuk dari rangka untuk alat pembuat Gambar 10. Rangka Mesin Pembuat Pakan Ikan b. Cetakan dan Spiral Pencetak Bagian yang terpenting dalam alat ini adalah pencetak yang ulir terbuat dari besiplat tebal 5 mm, poros 1 dan dapat di lihat pada gambar 9. 20

21 . Gambar 11. Spiral pencetak cetakan pelet. c. Tabung cetakan Tabung pencetak terbuat dari besi pipa yang berdiameter 16 cm dengan ketebalan 5mm dan panjang 45cm. Dapat dilihat pada gambar 12. d. Hopper Gambar 12. Tabung pencetak Proses selanjutnya pembuatan corong pemasukan bahan baku yang dapat dilihat pada Gambar berikut. 21

22 Gambar 13. Hopper c. Unit Transmisi dan Bearing Sprocket yang digunakan adalah sprocket gigi 45 dan 9. Untuk pully digunakan pully dengan diameter 3 dan 12. Sedangkan untuk bearing yang digunakan adalah jenis UPC Unit Transmisi dan Bearing tersebut bisa dilihat pada Gambar dibawah ini. Gambar 14. Unit transmisi Pulli dan Sabuk. Sproket dan Chain. G 22

23 Gambar15 : Unit tranmisi bearing UCP. Gambar 16. Sproket dan Chain. 4.2Perakitan Alat Perakitan Mesin Pembuat Pakan Ikan dilakukan setelah semua komponen diatas dibuat. Kemudian perakitan dilakukan dengan cara menyatukan semua komponen komponen tersebut menjadi sebuah rangkaian yang berbentuk. Hasil perakitan semua komponen itu dapat dilihat pada Gambar berikut. 23

24 Gambar 17. Disain Alat Pembuat Pakan Ikan 4.3 Spesifikasi alat Dari pelaksanaan proyek usaha mandiri (PUM) yang telah di laksanakan diperoleh suatu alat yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut: 1.tinggi alat 2.Panjang alat 3.Lebar alat 4.Berat alat 5.Enjine :102 cm :139 cm :72 cm :68 kg : 4 Hp 6.Rpm dengan beban : Rpm tanpa beban : 54,4 3.9 pengujian alat Pengujian yang dilakukan pertama kali pada saat pameran di depan gedung sererba guna piliteknik pertanian universitas andalas. Dan dilanjutkan di bengkel 24

25 politeknik pertanian universitas andalas, pada saat pengujian di dapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Pegujian Alat Pembuat Pakan ikan No PARAMETER PENGUJIAN PENGUJIAN 1 Berat bahan baku awal(kg) 4 2 Pelet yang tercetak utuh(kg) Pelet yang tidak tercetak(kg) Waktu(menit) Rpm tampa beban 262,9 6 Rpm dengan beban 54,4 4.4 kapasitas kerja alat Untuk mengetahui kemampuan produksi dari mesin pencetak pakan ikan ini dapat dihitung dengan mengetahui hal sbagai berikut. a. Kapasitas efektif Kapasitas kerja alat(kg/jam) = b. Rendemen Kapasitas kerja alat = 63.8 kg/jam Rendemen= 92.5% 25

26 c.persentase yang tidak tercetak. Persentase yang tidak tercetak = 7.5 % 26

27 V.ANALISA BIAYA 5.1 Kebutuhan Bahan Biaya kebutuhan bahan untuk menbuat alat pencetak pakan ikan dapat dilihat dari tabel: Tabel 6.Kebutuhan Bahan NO BAHAN KEBUTUHAN Harga (Rp) Satuan Jumlah 1 Besi Siku 2 Batang Besi stip 1 Batang Besi plat 0.3 m Besi Plat 1 m Besi pipa 45 Cm Besi poros 1 Batang Bearing 4 Buah Transmisa 1 Kaleng Elektroda 1 Kotak Mata gergaji 1 Buah 12, Baut 16 Buah Amplas 3 M Cat 1 Kaleng Kuas Tiner 1 Kaleng Batu gerinda 2 Buah Motor penggerak (GX 160, 4 HP) Honda 1 Unit ,00 Total biaya Rp ,00 27

28 5.2 Biaya Peralatan Penunjang Proyek Usaha Mandiri. a. biaya penyewaan alat Biaya peralatan penunjang dari pembuatan alat pencacah jerami dapat di hitung sebagai berikut : Peyewaan seperangkat alat bengkel 12 hari Lama hari kerja kerja Jumlah jam kerja Total biasa penyewaan alat = 12 hari x 6jam/hari x Rp.5.000/jam = Rp5000/jam = 12 hari = 6 jam/hari = Rp b. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja yang digunakan untuk membuat alat dapat di hitung sebagai berikut: Upah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Total Biaya Tenaga Kerja : 5 x 12x =Rp /hari = 5 orang =Rp c. Total Biaya Total Biaya = Biaya bahan+biaya sewa alat+biaya tenaga = Rp Rp Rp Total Biaya Pokok Produksi = Rp d. Harga Jual Laba yang di inginkan =30% dari harga pokok produksi =30%. Rp =Rp Harga jual = Biaya pokok produksi + Laba yang diinginkan = = Rp

29 e. Analisa Biaya Operasi Alat Asumsi: Harga jual alat (P) = Rp Umur ekonomis (N) Harga akhir (S) Bunga modal (I) Jam kerja/tahun Jam kerja/hari Biaya gudang Upah operator (Rp)/hari Jumlah operator Harga bahan bakar/liter Kebutahan bahan bakar/jam Kapasitas = 5 tahun = 10%*P = 12% /tahun = 2100 jam/tahun = 6 jam = 0.5 % *P /tahun = Rp /hari = 1 orang = Rp.5.000/liter =0,9 liter/jam =63.8 kg/jam 5.3 Biaya Tetap ( Fixed cost ) Biaya penyusutan (D) S=10%*P S=10%*Rp = Rp D = D=Rp /tahun 29

30 Bunga Modal(I) I = 12%( )(5+1) 2*5 I=Rp ,2/tahun Biaya Gudang (G) G = 0.5% * G=Rp /tahun Total biaya tetap = Biaya penyusutan + Biaya gudang + Bunga modal = Rp Rp Rp ,2 = Rp ,2 /tahun 5.3 Biaya Tidak Tetap ( Variable Cost ) = * 1 6 = Rp ,83 /jam Biaya pemeliharaan = 1.2%(P-S) 100 jam =1.2%( ) 100 =Rp. 863,4/jam Konsumsi Bahan Bakar = 0,9 x Rp =Rp.4.500/jam 30

31 Total Biaya Tidak Tetap = Upah operator + Biaya pemeliharaan + Biaya bahan bakar =Rp ,83 + Rp. 863,4 + Rp =Rp ,23/jam Biaya Pokok ( BP ) BP = ,2 / , BP = 209,7/kg 5.4 Break Even Point (BEP) BEP = BT(Rp/th) BP(Rp/th) BEP = ,2 209,7 BEP = ,4 Kg/tahun Dengan demikian didapatkan biaya pokok sebesar BP = 209,7/kg dan titik impas yang didapatkan yaitu sebesar ,4 Kg/tahun baru modal yang ditanamkan pada mesin pencetak paan ikan dapat kembali. 31

32 5.5 Harga Pakan Ikan. Dedak halus = 55 x = Tepung ikan = 35 x = Tepung tapioka = 7 x = Rp.385 Total biaya bahan dalam 1 kg pelet = dedak halus + tepung ikan + tepung tapioka = BTT/KG = BTT C = , = Rp 3.935/Kg = Rp 2.101,5/Kg Harga jual pakan/kg = total biaya bahan + BTT/Kg + 30% = ,5 + 30% =Rp /kg 32

33 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan alat pembuat pakan ikan untuk pembuatan pakan untuk ikan dalam kehidupan petani yang bergelut dalam usaha perikanan dapat diketahui bahwa: 1. Kapasitas efektif dari mesin ini adalah 63,9 Kg/jam itu merupakan hasil pelet yang dihasilkan. 2. Rendemen dari alat ini adalah 92.5 %. 3. Biaya balik modal akan mencapai titik impas pada ,4 kg/tahun 6.2 Saran 1. Alat ini masih perlu dimodifikasi terutama pada mata pisau agar pemotongan pelet ya lebih mudah dan tidak panjang-panjang karena menghambat penjatuhan pada tempat pengeluaran pelet jadi. 2. Pada bagian tranmisi perlu di beri pengaman karena dikawatirkan dapat membahayakan operator sendiri. 3. Kisaran spiral sama, menyebabkan pematan pada pelet kurang efektif. 4. Sebaiknya kerangka juga harus di perkecil karena kerangka yang dipakai saat ini terlalu besar untuk skala ramah tangga. 5. Seharusnya posisi atau dudukan mesin diberikan pengamanan seperti karet bantalan agar dapat mengurangi goncangan atau getaran. 33

34 DAFTAR PUSTAKA MakananIkan.PenebarSwadaya, Jakarta.Pratomo,M., 1983 Daryanto., Dasar DasarTeknikMesin. RinekaCipta, Jakarta. Mudjiman, A., AlatdanMesinPertanian.DepartemenPendidikandanKebudayaan, Jakarta. Suryanto,H Achmad., Z., ElemenMesin I. RafikaAditama, Bandung. Anonimous., GambarTeknik. blogspot. com/2012/08/pulley-type-v.html. Anonimous., PakanIkan. [10 September, 2012] Alat Dan Mesin Pertanian, Padang : Universitas Andalas. 25hal. Syafri, Edi BKPM Elemen Mesin.Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh. wikipedia.2013."definisi engine". sumber:

35 LAMPIRAN 1. Gambar Teknik Mesin Pencetak Pakan Ikan Tampak Depan Tampak Bawah Tampak Tampak 1

36 LAMPIRAN 2, Gambar Komponen Cetakan Pembuat Pakan Ikan 2

37 LAMPIRAN 3. Proses Pembuatan Mesin Pencetak Pakan Ikan Gambar. Pengeboran besi suku. gambar.pengelasan Tabung. Gambar. Pembubutan Spiral. Gambar21.Pembubutan Kedudukan Sproket. Gambar. pemotongan besi siku. 1

38 LAMPIRAN 4. Adonan Dan Hasil Cetakan Gambar. Adonan pakan ikan. Gambar Hasil Pembuatan Adonan Pelet Gambar. pakan ikan sudah jadi. 2

39 Tampak Atas LAMPIRAN 5. Hasil Pencetakan Pelet Yang Sudah Jadi. Tampak depan Tampak samping kanan 3

I. PENDAHULUAN. ilmu yang telah diperoleh pada mata kuliah sebelumnya. Kegiatan ini. ini memilih kegiatan rancang bangun alat pencetak pakan ikan.

I. PENDAHULUAN. ilmu yang telah diperoleh pada mata kuliah sebelumnya. Kegiatan ini. ini memilih kegiatan rancang bangun alat pencetak pakan ikan. Laporan Poyek Usaha Mandiri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa semester v Politeknik Pertanian Universitas Andalas.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka mempertahankan usaha peternak ayam di Kabupaten

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara manual (tangan). Dengan kemajuan teknologi tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara manual (tangan). Dengan kemajuan teknologi tersebut dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah banyak membantu manusia khususnya dalam memudahkan pekerjaan yang timbul dalam kehidupan dengan adanya penemuan baru dibidang teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu manusia berperan aktif dalam mengembangkan daya kreatifitas

BAB I PENDAHULUAN. karena itu manusia berperan aktif dalam mengembangkan daya kreatifitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi dewasa ini dan didukungnya wilayah perairan Indonesia yang luas, meliputi 11,95 juta [Ha] sungai dan rawa, 1,78 juta [Ha] danau alam, 0,003

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Aliran Diagram aliran merupakan suatu gambaran dasar yang digunakan dasar dalam bertindak. Seperti pada proses perencanaan diperlukan suatu diagram alir yang

Lebih terperinci

METODOLOGI. Jakarta Serang. Km 68 Kaw. Modern Industry Kav. 8 Cikande, Serang Indonesia.

METODOLOGI. Jakarta Serang. Km 68 Kaw. Modern Industry Kav. 8 Cikande, Serang Indonesia. METODOLOGI 3.1. Latar Belakang PT. Sumigita Inwha Consortium PT. Sumigita Inwha Consortium atau disingkat dengan PT. SIC merupakan gabungan dari dua perusahaan yaitu, PT. Sumigita Jaya dan PT. Inhwa Indonesisa.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau

I. PENDAHULUAN. yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Pembuatan Pakan Bahan Pembuatan Mesin Pencetak Pakan HI.

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Pembuatan Pakan Bahan Pembuatan Mesin Pencetak Pakan HI. HI. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November tahun 2008 di Laboratorium Teknologi Budidaya Perikanan (TBD) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 2 SKALA SATUA TANGG 50 LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 11 12 1 5 4 7 68 CM 6 9 10 8 8 10 CM 48 CM TAMPAK DEPAN 82 CM TAMPAK SAMPING FP USU P 36 51 LAMPIRAN 2. LANJUTAN GAMBAR TEKNIK ALAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG Samsudin Hariyanto ) Sudjatmiko ) Maheno Sri Widodo 3) Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang ) Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar 39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Selain perikanan di laut, kita mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Selain perikanan di laut, kita mempunyai TINJAUAN PUSTAKA Usaha Perikanan Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha yang mencakup berbagai

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan Mustaqimah *, Diswandi Nurba, Irwansyah Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A.WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Desain pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja dilaksanakan di Bengkel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE A. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besi plat esser dengan ketebalan 2 mm, dan 5 mm, sebagai bahan konstruksi pendorong batang,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat. 42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai 47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( ) SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME Angga Fajar S (240110060041) Latar Belakang Kacang Kedelai Edamame Proses Pengupasan Kulit Manual

Lebih terperinci

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL A. Dimensi Keseluruhan - Tipe/Merek : BEJE-UT 18 - Panjang : 1155 mm - Lebar : 780 mm - Tinggi : 1485 mm - Bobot operasi : 470 kg - B. Ruang Penggiling - Dimensi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) 1 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Limau Manis, Pauh, Sumatera Barat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu tahap pembuatan alat yang dilaksanakan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENGABDIAN BAGI PETANI IKAN BANDENG DESA JAMBO TIMU PEMKOT LHOKSEUMAWE YANG MENGHADAPI MASALAH TINGGINYA HARGA PAKAN IKAN

1. Pendahuluan PENGABDIAN BAGI PETANI IKAN BANDENG DESA JAMBO TIMU PEMKOT LHOKSEUMAWE YANG MENGHADAPI MASALAH TINGGINYA HARGA PAKAN IKAN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 PENGABDIAN BAGI PETANI IKAN BANDENG DESA JAMBO TIMU PEMKOT LHOKSEUMAWE YANG MENGHADAPI MASALAH TINGGINYA HARGA PAKAN IKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan

Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan 21 Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan Silvia Uslianti 1), Junaidi 2), Muhammad Saleh 3) 1) Staf Pengajar, Program Studi Teknik Industri 2&3) Staf Pengajar Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK Oleh : RAHMA GRESYANANTA 2107039001 FABIAN SURYO S 2107039023 Pembimbing Ir. Suhariyanto, MT ABSTRAK Limbah dari plastik merupakan masalah yang dianggap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc

Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc PERENCANAAN PERALATAN PROSES PRODUKSI PELET IKAN DENGAN KAPASITAS 2 TON / JAM Oleh : Syam Abdirrizal 2106 030 032 Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc 1 ABSTRAK Kebutuhan akan permintaan pelet ikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki potensi budidaya yang menjanjikan di Indonesia. Berbagai macam ikan dapat dibudidayakan, terutama ikan air tawar yaitu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di bengkel las Citra Damai Kemiling

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

Selesai. Merangkai alat

Selesai. Merangkai alat 32 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian Selesai Merancang bentuk alat Menggambar dan menetukan dimensi alat Memilih dan mengukur bahan yang akan digunakan Memotong, membubut dan mengikir bahan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT PAKAN IKAN MAS DAN IKAN LELE BENTUK PELET

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT PAKAN IKAN MAS DAN IKAN LELE BENTUK PELET RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT PAKAN IKAN MAS DAN IKAN LELE BENTUK PELET SKRIPSI Oleh : ADRIAN SYAHPUTRA 050308001/TEKNIK PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin mesin pengaduk adonan dodol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin mesin pengaduk adonan dodol BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Perencanaan Tahapan-Tahapan Dalam Perencanaan : Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin mesin pengaduk adonan dodol jenang dengan pengerak motor listrik dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PENCETAK PAKAN BUDIDAYA LELE BERBENTUK PELLET DENGAN KEBUTUHAN DAYA RENDAH

MODIFIKASI MESIN PENCETAK PAKAN BUDIDAYA LELE BERBENTUK PELLET DENGAN KEBUTUHAN DAYA RENDAH MODIFIKASI MESIN PENCETAK PAKAN BUDIDAYA LELE BERBENTUK PELLET DENGAN KEBUTUHAN DAYA RENDAH Yudha Kristyanto Leksono¹, Yohanes Setiyo², I Wayan Tika² yudhakl@yahoo.com ABSTRACT The aim of this study were

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur Penyediaan Alat dan bahan Perancangan Chasis Pembuatan Chasis Pengujian Chasis Analisa dan Pembahasan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT Joko Hardono Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat Industri tepung tapioka merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek pengembangan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar. Industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN 22409793 Latar Belakang Sampah botol plastik merupakan limbah yang dihasilkan oleh rumah dan pabrik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai peternak, makanan ternak adalah hal yang utama yang harus dilakukan untuk memenuhi hasil yang optimal dalam suatu hal yang menentukan baik atau buruknya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 s.d. Maret 2017 di Bank Sampah Tasikmalaya, Desa Cikunir Kecamatan Singaparna, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PELET BURUNG KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PELET BURUNG KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PELET BURUNG KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh : FAKHRUDDIN AZIZ 2007-55- 010 PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci