U = -76, , ,148D1 0,006D2.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "U = -76, , ,148D1 0,006D2."

Transkripsi

1 1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Rina Wahyuningsih, Suwarto, Agustono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36A Kentingan Surakarta Telp. (0271) Telp Abstract: This research was aimed to find rice farming income, to find out the influence of institutional and other factors on land and land productivity, and to calculate farming income in Sribit Lor Hamlet. Basic method used in this study is the Explanatory research and implementation of the survey technique. The study was taken place in in Sribit Lor Hamlet. Intake of respondents by census method. Methods for analysis using multiple linea rregression with dummy variables institutional land. The results showed that the magnitude of rice farming income to owner operator amount Rp ,00/ha/MT, tenant farmers was Rp 6.399,886.00/ha/MT, share cropper about Rp /ha/MT. The equation showed that the influence of institutional land and other factors on the productivity of land : Ln Y = 4, ,062lnX 1 + 0,556lnX 2 0,005lnX 3 + 0,071lnX 4 + 0,006lnX 5 0,007lnX 6 + 0,085lnX 7 + 0,044D 1 + 0,079D 2. Factors were significantly positively on the productivity of the land area, amount of seeds, amount of SP-36 fertilizer and labor. The equation showed that the influence of institutional land and other factors of the rice farm income Ln U = -76, ,422lnX 1 + 0,226lnX 2 0,602lnX 3 + 2,816lnX 4 + 6,673 lnx 5 0,065lnX 6 + 1,813lnX 7 + 0,148D 1 0,006D 2.Factors were significantly positively to the earnings of rice farming land, SP-36 fertilizer prices and labor costs. Key words : Rice Agribusiness, Land Productivity, Income Rice Agribusiness, Land Institutions Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani padi, mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan dan pendapatan usahatani padi di Dukuh Sribit Lor. Metode dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Dukuh Sribit Lor. Pengambilan responden dengan metode sensus. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan variabel dummy kelembagaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pendapatan usahatani padi untuk pemilik penggarap sebesar Rp ,00/Ha/MT, penyewa sebesar Rp ,00/Ha/MT, sedangkan petani penyakap memperoleh pendapatan sebesar ,00/Ha/MT. Persamaan yang menunjukkan pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan yaitu : Ln Y = 4, ,062lnX 1 + 0,556lnX 2 0,005lnX 3 + 0,071lnX 4 + 0,006lnX 5 0,007lnX 6 + 0,085lnX 7 + 0,044D 1 + 0,079D 2. Faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap produktivitas lahan yaitu luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk SP-36 dan jumlah tenaga kerja. Persamaan yang menunjukkan pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani padi Ln U = -76, ,422lnX 1 + 0,226lnX 2 0,602lnX 3 + 2,816lnX 4 + 6,673 lnx 5 0,065lnX 6 + 1,813lnX 7 + 0,148D 1 0,006D 2. Faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap pendapatan usahatani padi yaitu luas lahan, harga pupuk SP-36 dan upah tenaga kerja. Kata kunci : Usahatani Padi, Produktivitas Lahan, Pendapatan Usahatani Padi, Kelembagaan Lahan 1

2 2 PENDAHULUAN Sektor pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya sebagai penyerap tenaga kerja, menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainnya. Dalam lingkungan yang lebih sempit, pembangunan pertanian diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat tani pada faktor produksi diantaranya sumber modal, teknologi, bibit unggul, pupuk, dan sistem distribusi, sehingga berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan petani (Apriantono, 2007). Kabupaten Klaten merupakan salah satu penghasil padi di Jawa Tengah. Luas panen padi di Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dengan rata-rata luas panen ,2 Ha. Rata-rata produktivitas padi adalah sebesar 54,15 kw/ha. Menurunnya produksi padi bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain penggunaan faktorfaktor produksi yang tidak tepat, terserang hama dan penyakit, sehingga produksi padi tidak optimal. Luas lahan pertanian yang semakin menyempit, mengakibatkan semakin kecil peluang petani padi untuk memiliki lahan sawah yang luas. Dengan adanya keterbatasan pemilikan lahan sawah akan menyebabkan terjadinya perbedaan status petani padi dalam kelembagaan lahan sawah tersebut. Status penguasaan lahan pada pokoknya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemilik penggarap (owner operator), penyewa (cash tenant) dan penyakap atau bagi hasil (share tenant). Status penguasaan lahan yang berbeda secara teoritis akan menentukan tingkat keragaman usahatani yang berbeda pula. Adanya perbedaan status kelembagaan lahan ini maka akan mempengaruhi produktivitas lahan dan pendapatan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pendapatan usahatani padi pada petani pemilik penggarap, penyewa dan penyakap di Dukuh Sribit Lor; (2) mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan di Dukuh Sribit Lor; (3) mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani padi di Dukuh Sribit Lor. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian penjelasan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variabelvariabel (Singarimbun dan Effendi, 1995). Sedangkanteknik pelaksanaan penelitian dilakukan dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Dukuh Sribit Lor Kecamatan Delanggu, karena daerah tersebut memiliki keragaman kelembagaan lahan yaitu petani pemilik penggarap, penyewa dan penyakap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menanampadi berdasarkan status kelembagaan lahan yaitu pemilik penggarap, penyewa dan penyakap.pengambilan responden petani padi dengan menggunakan metode sensus, yaitu pengambilan

3 3 sampel secara menyeluruh dalam suatu lokasi (populasi). Populasi yang ada di daerah penelitian berjumlah 40 petani. Data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, pencatatan. Metode Analisis Data Analisis Pendapatan Usahatani Padi Pendapatan usahatani (net farm income) didefinisikan sebagai selisih penerimaan usahatani dan biaya total usahatani. Jadi pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd = TR TC. (1) Dimana Pd adalah Pendapatan usahatani ; TR adalah Total Penerimaan ; TC adalah Total Biaya. Analisis Regresi linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap produktivitas lahan dengan model persamaan sebagai berikut : Ln Y = ln α + β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 + β 4 ln X 4 + β 5 ln X 5 + β 6 ln X 6 +β 7 ln X 7 +β 8 D 1 + β 9 D 2 + ε (2) Dimana Y adalah produktivitas lahan (kg/ha); α adalah intersep; β i adalah koefisien regresi (1 s/d 9); X 1 adalah luas lahan garapan (m 2 ); X 2 adalah jumlah benih (Kg/Ha); X 3 adalah jumlah pupuk urea (Kg/Ha); X 4 adalah jumlah pupuk SP-36 (Kg/Ha); X 5 adalah jumlah pupuk phonska (Kg/Ha); X 6 adalah jumlah pestisida (ml/ha); X 7 adalah jumlah tenaga kerja (HKSP/Ha); Variabel dummy kelembagaan lahan yaitu D 1 = 1 petani pemilik penggarap; D 1 = 0 petani lainnya; D 2 = 1 petani penyewa; D 2 = 0 petani lainnya; ε adalah standar eror. Untuk mengetahui pengaruh kelembagaan lahan dan faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani padi dengan model persamaan sebagai berikut: Ln U = ln α + β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 + β 4 ln X 4 + β 5 ln X 5 + β 6 ln X 6 +β 7 ln X 7 + β 8 D 1 + β 9 D 2 + ε (3) Dimana U adalah pendapatan ; α adalah intersep; β i adalah koefisien regresi (1 s/d 9); X 1 adalah luas lahan (m 2 ); X 2 adalah harga benih (Rp/Kg); X 3 adalah harga pupuk urea Rp/Kg); X 4 adalah harga pupuk SP-36 (Rp/Kg); X 5 adalah harga pupuk phonska (Rp/Kg); X 6 adalah harga pestisida (Rp/Kg); X 7 adalah upah tenaga kerja (Rp/HKSP); Variabel dummy kelembagaan lahan yaitu D 1 = 1 petani pemilik penggarap; D 1 = 0 petani lainnya; D 2 = 1 petani penyewa; D 2 = 0 petani lainnya; ε adalah standar eror. Uji Statistik ada empat : Pertama Uji F Uji F dipergunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variasi variabel dependen (Suwarto,2011). Selanjutnya menurut Gujarati (2003) menjelaskan apakah semua variabel penjelas secara bersamaan merupakan variabelvariabel penjelas yang signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependentnya. Bila F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 5% dan tingkat kepercayaan tertentu atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak yang artinya variabel secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. H 0 : β i = 0Hi : minimal salah satu βi 0 Kriteria pengambilan keputusan ada 2 yaitu : (1) Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada taraf

4 4 signifikansi yang disyaratkan (0,05) berarti Ho ditolak dan Hi diterima berarti variabel independen secara bersama-sama variabel dependen; (2) Jika nilai signifikansi lebih besar daripada taraf signifikansi yang disyaratkan (0,05) berarti Ho diterima dan Hi ditolak berarti variabel independensecara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Kedua Uji adjusted R 2 Uji adjusted R 2, dalam analisis regresi dikenal suatu ukuran yang dapat digunakan seberapa jauh model yang terbentuk untuk menerangkan kondisi yang sebenarnya, yang dikenal sebagai koefisien determinasi. Faktorfaktor produksi padi akan semakin dekat hubungannya dengan hasil produksi padi bila nilai R 2 sama dengan atau mendekati 2 ESS satu. R =...(4) TSS Dimana : R 2 adalah koefisien determinasi; ESS adalah Jumlah kuadrat regresi; TSS adalah Jumlah kuadrat total. Ketiga Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel independen memiliki hubungan linear yang sempurna dengan variabel independen lain, apabila hal ini terjadi maka dalam model tersebut terdapat masalah multikolinearitas. Untuk mengetahui multikolinearitas ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : Dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance value < 0,01 maka dalam model tersebut terdapat masalah multikolinearitas dan dengan melihat Pearson koefisien korelasi. Jika nilai koefisien korelasi Pearson antar variabel bebas < variabel bebas < 0,8 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar (scatterplot) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Pada pengujian heteroskedastisitas dengan metode grafik, jika dari diagram pencar terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yag teratur maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama (homoskedastisitas). Keempat uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen. H0 : β i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, Ha : β i 0, artinya terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya nilai t-hitung dirumusan sebagai berikut : t-hitung = b i /Sβ i...(5) t-tabel = (n-k-1; α / 2).(6) Dimana : β i adalah parameter yang diestimasi, S(β i ) adalah Standard error yang diestimasi.

5 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Petani Responden Tabel 1 Rata-Rata Identitas Petani No Uraian Pemilik Penggarap (n = 19) Petani Penyewa (n = 5) Petani Penyakap (n = 16) 1 Luas lahan garapan (Ha) 0,39 0,59 0,54 2 Umur Petani Pendidikan(Th) Jumlah anggota keluarga - Pria(orang) Wanita (orang) Jumlah anggota keluarga yang aktif di UT (orang) 6 Pengalaman UT (Th) 23,68 15,4 22,06 Jumlah petani pemilik penggarap adalah 19 orang, penyewa sebanyak 5 orang dan penyakap sebanyak 16 orang. Rata-rata luas lahan petani pemilik penggarap 0,39 Ha, petani penyewa 0,59 Ha, dan petani penyakap 0,54 Ha. Rata-rata umur petani responden dari ketiga status petani tersebut masih berada dibawah 65 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa petani responden termasuk dalam usia produktif. Ratarata pendidikan yang berhasil ditamatkan oleh petani pemilik penggarap adalah 11 tahun, penyewa 10 tahun dan penyakap 8 tahun. Ratarata jumlah anggota keluarga dari ketiga status petani adalah sama yaitu 4 orang. Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani oleh petani pemilik penggarap adalah satu orang, penyewa satu orang dan penyakap dua orang. Anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani yaitu suami, sedangkan istri biasanya menjadi ibu rumah tangga. Namun pada petani penyakap yang diperoleh rata-rata dua orang berarti menunjukkan istri juga aktif dalam kegiatan usahatani. Ratarata pengalaman usahatani oleh petani pemilik penggarap adalah 23,68 tahun, penyewa 15,4 tahun dan penyakap 22,06 tahun. Analisis Usahatani Padi Biaya Usahatani Padi Besarnya biaya produksi oleh petani pemilik penggarap pada usahatani padi yaitu sebesar Rp ,00/Ha/MT, petani penyewa yaitu sebesar Rp ,00/Ha/MT, petani penyakap dengan sistem maro sebesar Rp ,00/Ha/MT (Tabel 2). Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani penyakap relatif lebih kecil. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk urea merupakan bantuan dari pemilik lahan. Biaya saprodi meliputi biaya pengadaan benih, pupuk urea, pupuk SP 36, pupuk Phonska, pestisida regent, marshal dan score. Biaya yang dikeluarkan untuk pupuk relative mahal. Harga masing-masing pupuk adalah Urea Rp 1.800,00/Kg SP-36 Rp 2.300,00/Kg, Phonska Rp 2.300/Kg. SP-36 Rp 2.300,00/Kg, Phonska Rp 2.300/Kg.

6 6 Tabel 2 Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Padi No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Biaya Tenaga Kerja Tabel 3 Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Sumber: Analisis Data Primer (2012) Upah hari kerja dihitung dalam satuan Hari Kerja Setara Pria (HKSP), dimana satu HKSP sebesar Rp ,00. Pada Tabel diketahui bahwa biaya tenaga kerja luar yang dikeluarkan oleh petani pemilik penggarap sebesar Rp ,00/Ha/MT. Petani penyewa mengeluarkan biaya tenaga kerja luar sebesar Rp /Ha/MT. Sedangkan petani penyakap paling sedikit mengeluarkan biaya tenaga kerja luar yaitu Rp /Ha/MT. Pada petani penyewa pada kegiatan 1 Benih Pupuk a. Urea b. SP c. Phonska Pestisida a. Regent b. Marshal c. Score Jumlah No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Pengolahan Tanah 2 Persemaian Penanaman Pemupukan Penyiangan Pemberantasan Hama Penyakit Pemanenan Jumlah penyiangan memerlukan biaya yang tinggi. Hal ini dikarenakan ada beberapa lahan petani yang banyak ditumbuhi gulma dan petani mempunyai pekerjaan lain sehingga harus menggunakan tenaga kerja luar. Biaya yang dikeluarkan oleh petani penyakap paling sedikit karena mereka lebih banyak menggunakan tenaga kerja keluarga. Pada kegiatan panen, dari ketiga status petani tidak mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja luar. Hal ini dikarenakan hasil panen langsung dijual kepada penebas.

7 7 Biaya Lain-lain Tabel 4 Rata-Rata Biaya Lain-lain No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani pemilik pemilik penggarap yaitu sebesar Rp ,00/Ha/MT, meliputi biaya pajak tanah, biaya irigasi dan biaya penyusutan. Petani penyewa yaitu sebesar Rp ,00/Ha/MT. Biaya tersebut meliputi biaya sewa tanah, biayairigasi dan biaya penyusutan. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh petani penyakap yaitu hanya biaya irigasi sebesar Rp ,00 dan biaya penyusutan sebesar Rp ,00/Ha/MT. Biaya pajak tanah pada penyakap dikeluarkan oleh pemilik lahan. Sedangkan biaya sewa lahan juga tidak dikeluarkan oleh penyakap. Biaya Total Usahatani Tabel 5 Rata-Rata Biaya Total 1 Biaya Pajak Tanah 2 Biaya Sewa Tanah 3 Biaya Irigasi Biaya Penyusutan Jumlah Biaya usahatani total terdiri dari biaya saprodi, biaya tenaga kerja luar dan biaya lain-lain. Pemilik penggarap mengeluarkan biaya total sebesar Rp ,00/MT/Ha. Penyewa mengeluarkan biaya saprodi Rp /MT/Ha. Penyakap dengan sistem maro mengeluarkan biaya Rp /MT/Ha (Tabel 5). Biaya yang dikeluarkan penyakap adalah yang terkecil karena terkait dengan biaya saprodi pembelian pupuk urea yang dikeluarkan oleh pemilik lahan. Petani penyakap juga lebih sedikit menggunakan tenaga kerja luar, karena dalam mengusahakan usahatani lebih banyak menggunakan tenaga keluarga. Mereka lebih memaksimalkan tenaga kerja keluarga karena juga menghemat biaya. No Uraian Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap Kegiatan Per Per Per Per Per Per UT Ha UT Ha UT Ha 1 Biaya Saprodi 2 Biaya Tenaga Kerja Luar 3 Biaya Lain lain Jumlah

8 8 Penerimaan Usahatani Padi Tabel 6 Rata-Rata Penerimaan usahatani padi No Uraian Kegiatan 1 Produksi (Kg) 2 Harga (Rp/Kg) 3 Penerimaan Penerimaan 50%nya Rata-rata produksi usahatani padi yang diperoleh oleh petani pemilik penggarap sebesar 4.642,38 kg/ha, petani penyewa sebesar kg/ha, sedangkan petani penyakap perolehan hasil sebesar 3.969,90 kg/ha. Harga gabah kering panen per kilogramnya Rp 3.600,00. Besarnya penerimaan yang diterima oleh ketiga status petani berbedabeda.penerimaaan terbesar dari ketiga status petani yaitu pada pemilik penggarap sebesar Rp ,00/Ha/MT. Penerimaan yang diterima oleh petani penyewa pada usahatani padi yaitu sebesar Rp ,00/Ha/MT. Sedangkan penerimaan petani penyakap sebesar Rp ,00/Ha/MT. Penerimaan tersebut setelah dibagi 50% dengan pemilik lahan. Jadi penerimaan penyakap tidak sebesar pemilik penggarap dan penyewa. Pendapatan Usahatani Padi Tabel 7 Rata-Rata Pendapatan No Uraian Kegiatan Pemilik Penggarap Penyewa Penyakap 1.810, , , , Pemilik Penggarap Rata-rata pendapatan usahatani padi oleh petani pemilik penggarap sebesar Rp ,00/Ha/MT, penyewa sebesar Rp ,00/Ha/MT, sedangkan petani penyakap memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00/Ha/MT (Tabel 7). Perolehan pendapatan petani penyewa tidak sebesar pemilik penggarap dikarenakan petani penyewa mengeluarkan biaya sewa lahan. Perolehan pendapatan penyakap yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan pendapatan usahatani petani yang lain karena pada penerimaan hasilnya dibagi dengan pemilk lahan. Meskipun biaya yang dikeluarkan oleh penyakap lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang lain namun pendapatan yang diperoleh juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan petani pemilik penggarap dan penyewa. Penyewa Penyakap 1 Penerimaan Biaya Pendapatan

9 9 Analisis Regresi Linier Berganda Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Keterangan : * = Nyata pada taraf kesalahan 5% ns = Tidak signifikan Data yang telah dianalisis diperoleh persamaan sebagai berikut : Ln Y = 4, ,062lnX 1 + 0,556lnX 2 0,005lnX 3 + 0,071lnX 4 + 0,006lnX 5 0,007lnX 6 + 0,085lnX 7 + 0,044D 1 +0,079D 2...(7) Apabila model persamaan tersebut dikembalikan ke model fungsi produksi Cobb-Douglas maka diperoleh persamaan sebagai berikut : 0,062 Ŷ= 116,863 X 1 0,556 X 2-0,005 X 3 X 4 0,071 X 5 0,006 Variabel Koefisisen Regresi t-hitung Luas Lahan (LnX 1 ) 0,062* 4,746 Jumlah Benih (LnX 2 ) 0,556* 3,708 Jumlah Pupuk Urea (LnX 3 ) -0,005 ns -0,104 Jumlah Pupuk SP-36 (LnX 4 ) 0,071* 3,320 Jumlah Pupuk Phonska (LnX 5 ) 0,006 ns 0,475 Jumlah Pestisida (LnX 6 ) -0,007 ns -0,561 Jumlah Tenaga Kerja (LnX 7 ) 0,085* 2,112 Dummy (D 1 ) 0,044* 2,460 Dummy(D 2) 0,079* 3,110 Konstanta = 4,761 t-tabel = 1,685(α : 5%) R 2 = 0,968 F-hitung = 99,342 Adjusted R 2 = 0,958 F-tabel = 2,21 (α=5%) X 6-0,007 X 7 0,085 e 0,044 D1 e 0,079D2..(8) Hasil analisis menunjukkan bahwa F-hitung signifikan, dapat disimpulkan bahwa variabel independen dan dummy kelembagaan lahan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu produktivitas lahan. Koefisien determinasi adjusted R 2 sebesar 0,958. Artinya variasi variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel dependen yakni produktivitas padi di Dukuh Sribit Lor sebesar 95,8 % sedangkan sisanya sebesar 4,2% dijelaskan variabelvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Pada hasil analisis tidak terjadi multikolinearitas dan pada uji heterokedastisitas diketahui diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram pencar (scatterplot) menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Luas lahan garapan berpengaruh nyata positif terhadap terhadap produktivitas lahan. Nilai elastisitas luas lahan sebesar 0,062 yang artinya jika terjadi penambahan luas lahan sebesar 1% diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 0,062%. Hal ini swsuai dengan penelitian Angelia (2011)

10 10 bahwa luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Variabel jumlah benih berpengaruh nyata positif terhadap produktivitas lahan. Nilai elastisitas jumlah benih sebesar 0,556 yang artinya jika terjadi penambahan jumlah benih sebesar 1% diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 0,556%. Variabel jumlah pupuk urea tidak produktivitas lahan. Hal ini diduga disebabkan karena pupuk tersebut mudah menguap ataupun tercuci, sehingga petani perlu melalukan cara pemupukan secara benar agar bisa diserap oleh tanaman dengan baik. Variabel jumlah pupuk SP-36 peningkatan produktivitas lahan dan diperoleh nilai elastisitas sebesar 0,071. Apabila terjadi penambahan pupuk SP-36 sebesar 1% diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sebesar 0,071%. Pupuk SP-36 banyak mengandung unsur fosfat (P) untuk pembentukan sistem perakaran sehingga pertumbuhan tanaman semakin kuat. Variabel jumlah pupuk phonska tidak produktivitas lahan. Penggunaan pupuk di daerah penelitian belum berimbang sehingga penggunaan pupuk belum efisien. Variabel jumlah pestisida tidak produktivitas lahan. Hal ini dimungkinkan karena tanaman padi tidak selalu bergantung dengan pestisida. Menurut status kelembagaan lahan, ternyata produktivitas lahan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan produktivitas lahan penyewa lebih tinggi dari pada penyakap. Hal ini sejalan pada Tabel 6. Data yang telah dianalisis diperoleh persamaan sebagai berikut : Ln U = -76, ,422lnX 1 + 0,226lnX 2 0,602lnX 3 + 2,816lnX 4 + 6,673 lnx 5 0,065lnX 6 + 1,813lnX 7 + 0,148D 1 0,006D 2...(9) Apabila model persamaan tersebut dikembalikan ke model fungsi produksi Cobb-Douglas maka diperoleh persamaan sebagai berikut : Û = (5,512 x10-34 ) X 0,422 0,226 1 X 2 X -0,602 3 X 2,816 4 X 6,673 5 X -0, ,813 X 7 e 0,148D1 e -0,006D2 (10) Hasil analisis menunjukkan bahwa F-hitung signifikan, dapat disimpulkan bahwa variabel independen dan dummy kelembagaan lahan secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu produktivitas lahan. Koefisien determinasi adjusted R 2 sebesar 0,957 yang berarti bahwa variasi variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel dependen yakni pendapatan usahatani padi di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten sebesar 95,7 % sedangkan sisanya sebesar 4,3% dijelaskan variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model (Tabel 9). Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Variabel luas lahan garapan pendapatan usahatani padi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,422, artinya jika terjadi peningkatan luas lahan garapan 10% maka diharapkan pendapatan usahatani akan meningkat sebesar 4,22%.

11 11 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Tabel 9 Hasil Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi di Dukuh Sribit Lor Variabel Koefisisen Regresi t-hitung Luas Lahan (LnX 1 ) 0,422 * 6,019 Harga Benih (LnX 2 ) 0,226 ns 0,623 Harga Pupuk Urea (LnX 3 ) -0,602 * -3,816 Harga Pupuk SP-36 (LnX 4 ) 2,816 * 3,458 Harga Pupuk Phonska (LnX 5 ) 6,673 ns 0,831 Harga Pestisida (LnX 6 ) -0,065 ns -0,653 Upah Tenaga Kerja (LnX 7 ) 1,813 * 4,763 Dummy (D 1 ) 0,148 * 1,820 Dummy (D 2 ) -0,006 ns -0,064 Konstanta = -76,581 t-tabel = 1,685 (α : 5%) R 2 = 0,967 F-hitung = 97,164 Adjusted R 2 = 0,957 F-tabel = 2,21 (α=5%) Keterangan : * = Nyata pada taraf kesalahan 5% ns = Tidak signifikan Variabel harga benih tidak pendapatan usahatani padi. Hal ini diduga karena rata-rata petani menggunakan varietas yang sama yaitu varietas situbagendhit dengan harga Rp 8.000,00/kg. Dengan harga tersebut ternyata belum berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani padi. Variabel harga pupuk urea berpengaruh nyata tetapi negatif. Nilai koefisien regresi sebesar -0,602 artinya apabila terjadi peningkatan harga pupuk urea sebesar 1% maka pendapatan petani dapat berkurang sebesar 0,602%. Variabel harga pupuk SP-36 berpengaruh nyata dan positif terhadap pendapatan usahatani. Nilai koefisien regresi sebesar 2,816 artinya apabila terjadi peningkatan harga pupuk SP-36 sebesar 1% maka diharapkan pendapatan petani dapat meningkat sebesar 2,816 %. Variabel harga pupuk Phonska tidak pendapatan usahatani padi. Sesuai dengan penelitian Suryani (2012) bahwa penggunaan pupuk phonska lebih rendah daripada pupuk urea, penggunaan yang tidak berimbang menyebabkan harga pupuk phonska tidak pendapatan. Variabel harga pestisida tidak pendapatan usahatani padi. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran maka tidak bekerja secara efektif membasmi hama dan penyakit. Variabel upah tenaga kerja berpengaruh nyata dan positif

12 12 terhadap pendapatan usahatani padi. Upah tenaga kerja 1HKSP sebesar Rp ,00 ternyata untuk tenaga yang dikeluarkan kurang optimal dalam mengelolanya. Maka diharapkan dengan adanya kenaikan upah, tenaga kerja bisa mengoptimalkan tenaganya sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Menurut status penguasaan lahan, variabel dummy pendapatan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan pendapatan penyewa dan penyakap tidak berbeda nyata. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : pertama pendapatan usahatani padi untuk pemilik penggarap sebesar Rp ,00/Ha/MT, penyewa sebesar Rp ,00/Ha/MT, sedangkan petani penyakap memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00/Ha/MT, kedua faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap produktivitas lahan yaitu luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk SP-36, jumlah tenaga kerja, Sedangkan faktor yang tidak produktivitas lahan yaitu jumlah pupuk urea, jumlah pupuk phonska, dan jumlah pestisida. Menurut status kelembagaan lahan, produktivitas lahan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan produktivitas lahan penyewa lebih tinggi dari pada penyakap, ketiga faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap pendapatan usahatani padi yaitu luas lahan, harga pupuk SP-36, dan upah tenaga kerja. Sedangkan faktor yang tidak pendapatan usahatani padi yaitu harga benih, harga pupuk phonska, harga pestisida. Menurut status kelembagaan lahan, pendapatan petani pemilik penggarap lebih tinggi dibandingkan dengan penyewa sedangkan pendapatan penyewa dan penyakap tidak berbeda nyata. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat diberikan saran sebagai berikut : pertama Penggunaan faktor produksi luas lahan dapat mempengaruhi produktivitas lahan pada usahatani padi di Dukuh Sribit Lor, Kecamatan Delanggu maka diharapkan petani dapat mengoptimalkan lahan yang digarapnya dengan menggunakan benih atau bibit padi dengan kualitas unggul. Selain itu penggunaan pupuk urea, pupuk phonska dan pestisida diharapkan lebih efisien agar dapat mempengaruhi produktivitas lahan pada usahatani padi, kedua pada hasil penelitian menunjukkan bahwa petani penyakap memiliki produktivitas dan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan petani pemilik penggarap dan penyewa. Oleh karena itu, disarankan petani penyakap lebih mengelola lahan usahatani padi dengan baik dan optimal agar produktivitas dan pendapatan juga bisa tinggi. Selain itu, apabila mempunyai modal bisa juga dengan menyewa lahan. DAFTAR PUSTAKA Angelia, Stefani Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Berdasarkan Status Petani (Studi Kasus di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor). Skripsi IPB. Bogor.

13 13 Apriantono, Anton Konsep Pembangunan Pertanian. (Online). angtan/konsep_pembangunan _Pertanian. pdf). Diakses 10 Maret Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Gudjarati, Damodar N Basic Econometrics, Forth Ed. Mc Graw Hill. Boston. Singarimbun, M dan S. Effendi., Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Suwarto, Kelembagaan Lahan dan Tenaga Kerja Pada Usahatani Suatu Analisa pada Lahan Kering. UNS Press. Surakarta.

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Delanggu Dukuh Sribit Lor merupakan salah satu dukuh di Desa Sribit Kecamatan Delanggu yang usahataninya cukup luas. Pola tanam yang

Lebih terperinci

pendapatan sampingan diluar pertanian, sehingga dapat menekan terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan.

pendapatan sampingan diluar pertanian, sehingga dapat menekan terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. 2 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, (a) yang pertama besarnya biaya usahatani adalah Rp 3.508.22,89/ha/MT, penerimaan usahatani adalah

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR

ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR Ulfa Isabella, Suwarto, Suprapto Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 5 (1) : 111-118, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA The Analysis of Production

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO Dyah Anggraeni Jarwinto, Darsono, Mei Tri Sundari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak 24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

Produktivitas, Biaya, Pendapatan Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul

Produktivitas, Biaya, Pendapatan Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul Produktivitas, Biaya, Pendapatan Padi Gogo Beras Merah Varietas Unggul Lokal (Segreng Handayani) di Kabupaten Gunung Kidul Rizky Kusuma Dharmawan, Suwarto, Mei Tri Sundari Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG

KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG LAMPIRAN Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT /

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN WONOGIRI 1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN WONOGIRI Program Studi Agribisnis Oleh : Suryani H

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Analisis untuk kegiatan budidaya ganyong di Desa Sindanglaya ini dilakukan dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA 6.1 Analisis Fungsi produksi Padi Sawah Varietas Ciherang Analisis dalam kegiatan produksi padi sawah varietas ciherang

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Deli Serdang) Faoeza Hafiz Saragih* Khairul Saleh Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya.

3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya. usahatani pepaya MJ9. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan pupuk phonska secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang... FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) Joan Octrani Siallagan, Diana Chalil, M. Jufri Program

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Tempat Penelitian Desa Candi merupakan salah satu desa yang banyak menghasilkan produksi jagung terutama jagung pipilan

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI LOA GAGAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI LOA GAGAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 11 PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI LOA GAGAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (The Influence of production cost and revenue to Income of wetland rice Farming

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen menggunakan metode

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara tertuju

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Praja Sembiring*), Tavi Supriana**), Siti Khadijah**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode yang mempunyai ciri memusatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) (Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen) Susi Naluri, Erlyna Wida Riptanti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Peneliti memilih tempat penelitian di PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING POTATO FARMING INCOME IN BENER MERIAH DISTRICT PROVINCE OF ACEH

Lebih terperinci

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU e-j. Agrotekbis 2 (1) : 76-84, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU An effect of irrigation about farm enterprises

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN Fitri Dian Purnamasari, Sutarto, Agung Wibowo Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI Jesica Theresia 1), Erlyna Wida Riptanti 1), Susi Wuri Ani 1) Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (5) : 533-538, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis of

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP RIBUT SANTOSO, HARI SUDARMADJI, AWIYANTO Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Penelitian ini menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA (LUAR KELUARGA) PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA (LUAR KELUARGA) PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU ANALISIS FAKTOR PRODUKSI DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA (LUAR KELUARGA) PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU THE ANALYSIS OF PRODUCTION FACTORS AND LABOR NEEDS (OUTSIDE OF HOUSEHOLD)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

Keywords: PUAP, Paddy Farming, Productivity, Income, Sukoharjo Regency

Keywords: PUAP, Paddy Farming, Productivity, Income, Sukoharjo Regency PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUKOHARJO Aulia Nur Rachmawati, Sri Marwanti, Arip Wijianto Program Studi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995- BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-2015.

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Petani dalam melakukan kegiatan usahatani membutuhkan benih padi sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan terhadap

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

NASKAH PUBLIKASI JURNAL NASKAH PUBLIKASI JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CURAHAN WAKTU KERJA WANITA TANI PADA USAHATANI PADI SAWAH (STUDI KASUS DI DESA NGARJO KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO) FACTORS OF INFLUENCING

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Mubyarto (1989) usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Data Data yang dibutuhkan sebagai bahan yang akan dipakai oleh penulis adalah data sekunder. Data yang digunakan adalah : 1) Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY AGRIC Vol.26, No. 1 & No.2, Juli - Desember 2014: 12-19 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY Umi Barokah,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO Kuncoro Wahyu Tri Utomo, Agustono, Suprapto Program Studi Agribisnis Fakultas tanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA Astuti Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah kabupaten/kota di Pulau Jawa tahun anggaran 2014. Atas dasar penentuan jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

ANALISIS USAHATANI JAGUNG ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI PESANGGEM DI SEKITAR HUTAN KECAMATAN SUMBERLAWANG, KABUPATEN SRAGEN Heru Darmawan, Marcelinus Molo, Agung Wibowo Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul yaitu data dari Dana Perimbangan dan Belanja Modal Provinsi Jawa Timur,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS PADI MULYA DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN Rita Tutik W, Suwarto, Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODEPENELITIAN

BAB III METODEPENELITIAN BAB III METODEPENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input dalam usahatani bawang merah adalah lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk organik,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) BRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR Noer Ayu Fajrina Okhta Nugraheni, Minar Ferichani, Widiyanto Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA ISSN: 0852-9124 Vol. 4 No.1, Juli 2013 ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA Production Analysis and Field-Rice Productivity in North Aceh District Zuriani 1 1 Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan

METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Jurnal Ilmiah AgrIBA No2 Edisi September Tahun 2014 ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Oleh : Siska Alfiati Dosen PNSD dpk STIPER Sriwigama Palembang

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA TANAM TABELA DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA TANAM TABELA DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (3) : 432-439, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA TANAM TABELA DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Lebih terperinci

USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR Joseph Nugroho, Agustono, Umi Barokah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data

Lebih terperinci

meski terjadi perubahan harga menjadi lebih mahal. Tabel 3. Hasil Analisis Pengaruh Harga terhadap Total Permintaan Pupuk Urea

meski terjadi perubahan harga menjadi lebih mahal. Tabel 3. Hasil Analisis Pengaruh Harga terhadap Total Permintaan Pupuk Urea kepada petani. Sehingga, tidak ada perembesan pupuk bersubsidi ke pasar pupuk non subsidi yang seringkali mengakibatkan kelangkaan pupuk. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2013. Produk Domestik Bruto. http://www.deptan.go.id/indikator

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan) ZIKRINA, MOZART B. DARUS, DIANA CHALIL Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR. Program Studi Agribisnis

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR. Program Studi Agribisnis NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR Program Studi Agribisnis Oleh : Riana Dewi Kusumaningsih H 0808041 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 1 (2) : 185-191, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Input Efficiency Analysis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS Oleh ZURIANI 107039001 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Judul : Analisis Produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Suwardi 1, Endang Siti Rahayu 2, Joko Sutrisno 3

ANALISIS USAHATANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Suwardi 1, Endang Siti Rahayu 2, Joko Sutrisno 3 ANALISIS USAHATANI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Suwardi 1, Endang Siti Rahayu 2, Joko Sutrisno 3 1 Program Pascarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Dosen Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013 di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu (Lampiran 1), Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah neraca dan laporan laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,

Lebih terperinci

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK EVALUASI PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DALAM SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 (Kasus : Desa Sei Buluh Kec. Teluk Mengkudu Kab. Serdang Bedagai) Susilo Sudarman *), Salmiah **) dan M. Jufri **) *) Alumni Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten

BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten BPS Klaten. 2001. Klaten dalam Angka 2001. BPS Klaten : Klaten. 2006. Klaten dalam Angka 2006. BPS Klaten : Klaten. 2011. Klaten dalam Angka 2010. BPS Klaten : Klaten. 2012. Klaten dalam Angka 2011. BPS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2013:24) metode penelitian

Lebih terperinci

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal atau perkara yang menjadi pokok pembicaraan dan dijadikan sasaran untuk diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO Kiki Diantoro 1, M. Sunarsih 2, Djoko Soejono 3 1) Alumni Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Lebih terperinci