TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) ANALISIS KERAGAAN PASAR IKAN GURAMI (Oshp ro IIemus gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN KELURAHAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam IImu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Disusun Oleh : ADIDA NIM PROGRAM PASCASARJANA JAKARTA 2012

2 ABSTRAK Analisis Keragaan Pasar Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy) Di Kelurahan Duren Mekar Dan Kelurahan Duren Seribu Depok Jawa Barat Adida Universitas Terbuka Adanya disparitas harga yang cukup tinggi serta menurunnya jumlah pembudidaya dan pedagang pengecer ibn gurami menyebabkan perlu diadakannya penelitian mengenai keragaan pasar ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu Depok Jawa Barat sehingga dapat diketahui efisiensi pemasaran ikan gurami tersebut. Penelitian deskriptif yang berlangsung pada Nopember s.d Desember 2011 ini bertujuan untuk menganalisa saluran pemasaral4 fungsi pemasaran yang dilakukan pelaku pemasaran dan keragaan pasar ikan gurami yang meliputi marjin, Farmer's Share, rasio keuntungan biaya, rasio pendapatan biaya serta keuntungan. Populasi pada penelitian ini adalah semua pembudidaya ikan gurami pada segmentasi usaba pembeoihan, pendederan ukuran nguku dan pembesaran serta pejairu pemasaran Jainoya yaitu pengepu~ pengepu~ aged, broker, rumah makan dan pemancingan. Jenis instrument yang digunakan adalah kuisioner yang bersifat terbuka yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat 4 saluran pemasaran telur ikan gurami,2 saluran pemasaran ikan ukuran gabah dan manjing, 4 saluran pemasaran ikan ukuran kuaci, 4 saluran pemasaran ikan ukuran nguku dan 3 saluran pemasaran ikan ukuran konsumsi. Saluran pemasaran yang sesuai untuk ikan gurami adalah saluran pendek. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku pemasaran adalah fungsi penjualan, pembelian,penyimpanan, pengangkutan, penanggulangan resiko,grading, pembiayaan dan informasi pasar. Banyaknya fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku pemasaran menyebabkan meningkatnya biaya pemasaran sehingga mempengaruhi besarnya marjin pemasaran. Keragaan pasar telur ikan gurami, ikan gurami ukuran gabah, manjing, kuaci, nguku dan konsumsi di Kelurahan Duren Mekar.dan Kelurahan Duren Seribu Depok Jawa Barat belum efisien karena tingginya marjin, belum meratanya rasio keuntungan biaya dan rendahnya keuntungan pembudidaya. Namun berdasarkan rasio pendapatan biaya (TRffC) maka usaha pembenihan, pendederan ikan gurami ukuran nguku dan usaha pembesaran ikan gurami ukuran konsumsi layak untuk dilakukan. Adanya pemberdayaan kelompok tani khusus untuk usaba ikan gurami perlu dilakukan dan sebaiknya penyuluhan diberikan pada pembudidaya agar dapat memilih saluran pemasaran yang dapat memberikan keuntungan yang adil bagi setiap pelalru pemasaran. Selain itu, perlu dibentuk koperasi sebagai sumber informasi harga dan pusat jual beli ikan sehingga terdapat kontinuitas produk setiap saat. Kata Kunci : keragaan pasar, ikan gurami, saluran pemasaran, fungsi pemasaran, marjin

3 Abstract Analize ofgouramy Fish (Oshpronemus gouramy) Market Performance in Duren Mekar and Duren Seribu District, Depok, West Java. Adida Universitas Terbuka adida _ cihuy@yahoo.co.id Key Word: market performance, gourami fish. market channel, market function, mmjin The research of gourami fish market performance in Duren Mekar and Duren Seribu District caused of high price disparity, farmer and retailer decreased so we know about the gourami fish marketing efficiency. The objective of this descriptive research are to analyze short-long market channel, marketing function and analyze the market performance of gourami fish in Duren Mekar and Duren Seribu District, Depok, West Java. in Nofember 2011 December 2011 such as Mmjin, Farmer's Share, Cost Benefit Ratio, Cost Revenue Ratio and Benefit. The population of this research are fish farmer. retailer, middlemen,agency, restaurant and fishing place. The instrument is open quisioner. Data analysis used qualitative and quantitative method by using market performance analysis. The result of this research describe that there are 4 egg marketing channel~ 2 larvae marketing channel~ 4 'kuaci' nursery marketing chinnels, 4 'nguku' nursery marketing channels and 3 consumption fish marketing channels. Short marketing chain need for gourami marketing. Marketing function from organization marketing caused of marketing cost. The function are barter function, physic function and facility function. Egg marketing, larvae marketing. nursery marketing and consumption fish marketing are not efficiency marketing caused high mmjin, not spread cost benefit ratio and lower benefit offarmer. But bisnis of gouramy is reasonable caused oftritc > 1. We can suggest the fish farmer to choose the good market channel so they can get reasonable benefit. ii

4 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN PERNYATAAN T APM yang berjudul "ANALISIS KERAGAAN PASAR IKAN GURAMI (Oshpronemus gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN KELURAHAN DUREN SERIBU DEPOK JAW A BARAT' adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk tejah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya penjipiakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik. Jakarta, 24 Maret 2012 Yang menyatakan,... (ADIDA) NIM

5 LEMBAR PERSETUJUAN TAPM JlIdlll TAPM Analisis Keragaan Pasar 1kan Guram i (Oshpronemus Gouramy) Di Kelurahan Duren Mekar Dan Kelurahan Duren Seribll Depok Jawa Barat Penyuslln TAPM Adida NIM Program Studi Magister Imu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Hariffanggal Sabtll, 23 Juni 2012 Menyetujui : Pembimbing 'I, Pembimbing II, Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc Dr. Ir. Sri Harijati, MA NIP I 00 I NIP Mengetahui, Ketlla Bidang Ilmll/ Program Magister IImu Kela n Bidang Minat Manajemen riklinan, D~anah. M.Si NIP t. c Ph.D P iii

6 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER ll..mu KELAUTAN BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN PENGESABAN Nama : Adida NIM : Program Studi ludul TAPM : nmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Analisis Keragaan Pasar Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy) di Keluraban Duren Melear dan Kelurahan Duren Seribu Depok lawabarat Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji TAPM Program Pascasarjana, Program Studi fimu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan, Universitas Terbuka pad&: HarifTanggal Waktu Dan telah dinyatakan LULUS PANITIA PENGUn TAPM : Sabtu/23 luni 2012 : WIB Ketua Komisi Penguji : Suciati, MSc, PhD Penguji Ahli : Dr. Eddy Supriyono, MSc ~ Pembimbing I : Dr. Kukuh Nirmala, MSc..~' Pembimbing II : Dr.Ir. Sri Harijati, MA.~... iv

7 KATAPENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berbt dan rahmat.nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan TAPM (Tesis) ini. Penulisan T APM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana pada Program Studi Magister IImu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Universitas Terbuka. Penulis mendapatkan dukungan dari berbagai pihak pada,saat kuliah dan penyusunan T APM ini. 01eh karena ito, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Suciati M.Sc. PhD selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka atas kesempatan yang diberikan kepada penulis yntuk memperoleh iimu di PPs Universitas Terbuka. 2. Kepala UPBJJ UT Jakarta selaku penyelenggara Program Pascasarjana. 3. Ibu Dr. Ir. Nurhasanah, M.Si selaku Ketua Bidang Ilmu Program Studi Magister limu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama ini. 4. Bapak Dr. Ir. Kukuh Nirma1a M.Si selaku Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan T APM ini serta memberikan motivasi. 5. Ibu Dr. Ir. Sri Harijati MA selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan TAPM ini. 6. Bapak Dr. Eddy Supriyono selaku dosen ah1i yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk penyelesaian T APM ini. 7. Staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat MancYemen Perikanan yang telah mendukung proses belcyar mengajar serta proses penyusunan T APM ini. 8. Terimakasih tak terhingga untuk keluarga tercinta, Mama, Papa dan Uni Dr.Ir.Ridawati.M.Sc yang telah memberikan bantuan dukungan materil dan moral serta Ananda tercinta AriefKelana dan Nur Mustika Andayani. 9. Sahabat dan kawan seperjuangan MMP Angkatan 2010 (Kak Yudi. Ina, Iwan, Makmur, Abe, Deden, Sigit, Lena, Atik, Rina, Kapten Hero, Kapten Nursal~ v

8 Kapten Martin) yang telah banyak. mernberi semangat selama kuliah dan dalarn penulisan TAPM ini. 10. Sahabat sahabat di SMK Negri 2 Kota Tangerang, Ibu Ora Puji Pendawati dan Pak. Arjat S.Pd atas dukungan. bantuan dan motivasinya selama penulis kuliah dan rnenyusun T APM. 11. Pembudidaya ikan gurami, Pedagang Pengecer, Pengepul, Pengumpul, dan Broker dari Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu Depok Jawa Barat atas bantuan dan dukungannya selarna penelitian. Sernoga Allah SWT berkenan rnernbalas kebaikan BapaklIbu dan Saudara Saudari. Penulis menyadari bahwa T APM ini belum sempurna sehingga penulis rnengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan T APM ini. Sernoga basil dari penelitian ini dapat bermanfaat. Jakarta, 24 Maret 2012 Penulis vi

9 DAFTAR lsi Halaman Abstrak... Lembar Persetuj uan iii Lembar Pengesahan... iv Kata Pengantar... v Daftar lsi vii Daftar Bagan x Daftar Gambar... Daftar Tabel... Daftar LaInpiran xi xii xiv BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Manajemen Pemasaran Sistem Pemasaran Efisiensi Sistem Pemasaran Pendekatan Keragaan Pasar Pendekatan Fungsi Pemasaran Saluran Pemasaran Sifat Produk: Perikanan Segmentasi Usaha Ikan Gurami lkan Gurami HasH Penelitian Terdahulu B. Kerangka Berftkir C. [)efinisi Operasional vii

10 BAB III. METOOOLOGI PENELITIAN A..Desain Penelitian B. Populasi..., C. Instrumen Penelitian D. Prosedur Pengumpulan Data E. Metode Analisis Data... '" 41 BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Situasi dan Kondisi Wilayah Penelitian B. Saluran Pemasaran Ikan Gurami Saluran Pemasaran Telur Saluran Pemasaran Ikan Ukuran Gabah Dan Manjing Saluran Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Kuaci Saluran Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Nguku Saluran Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Konsumsi C. Fungsi Pemasaran Ikan Gurami Fungsi Penjualan dan Pembelian Fungsi Pengemasan Fungsi Penyimpanan Fungsi Pengangkutan Fungsi Penanggulangan Resiko Fungsi Grading...'" Fungsi Pembiayaan Fungsi Informasi Pasar D. Keragaan Pasar Ikan Gurami Keragaan Pasar Telur Ikan Gurami Keragaan Pasar Ikan Gurami Ukuran Gabah Manjing Keragaan Pasar lkan Gurami Ukuran Kuaci Keragaan Pasar Ikan Gurami Ukuran Nguku Keragaan Pasar Ikan Gurami Ukuran Konsumsi E. Efisiensi Pemasaran Ikan Gurami viii

11 BAB V. SIMPULAN A. Simpulan B. Saran DAFfAR PUSTAKA... LAMPlRAN ix

12 DAFTARBAGAN Halaman 2.1 Sistem Pemasaran HasH Pertanian Pola Pemasaran Umum Ikan Gurami Pola Pemasaran Ikan Gurami Melalui Lembaga Diagram Alir Tahapan Penelitian Analisis Keragaan Pasar Saluran Pemasaran Telur Ikan Gurami Saluran Pemasaran Ikan Ukuran Gabah dan Ukuran Manjing Saluran Pemasaran Benih Ikan Ukuran Kuaci Saluran Pemasaran Benih Ikan Ukuran Nguku Saluran Pemasaran Ibn Gurami Ukuran Konsumsi x

13 DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 lkan Gurami I>ewasa xi

14 DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Segmentasi Usaha dan Spesifikasi Ukuran Gurami yang Dipasarkan Ringkasan Penelitian Terdahulu tentang Pemasaran Jumlah Pelaku Pemasaran Ikan Gllrami Luas Tanah (Ha) Menurut Penggunaannya Jumlah Penduduk Segmentasi Usaha Budidaya Ikan Gurami Fungsi Pemasaran Pelaku Pemasaran Telur Ikan Gurami Fungsi pemasaran Pelaku Pemasaran Gabah dan Manjing Pungsi Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Kuaci Fungsi Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Nguku Fungsi Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Konsumsi Distribusi Marjin Pemasaran Telur Ikan Gurami Share Biaya Pemasaran Telur Share Keuntungan Pelaku Pemasaran Telur Rasio Keuntungan Biaya Pemasaran Telur Farmer's Share. TRlfC dan Keuntungan Saat Langka Farmer's Share, TRlfC dan Keuntungan Saat Standar Farmer's Share, TRlfC dan Keuntungan Saat Melimpah Perbandingan Antar Saluran Pemasaran Telur Ikan Gurami Distribusi Marjio Pemasaran Benih Ukuran Gabah dan Manjing Share Biaya Pemasaran Ikan Ukuran Gabah Share Keuntungan Ikan Gurami Ukuran Gabah Rasio Keuntungan Biaya Ikan Uk:uran Gabah... SO 4.21 Farmer's Share, TRtrC dan Keuntungan Ukuran Gabah Share Biaya Pemasaran Pelaku Pemasaran Ukuran Manjing Share Keuntungan Pelaku Pemasaran Larva Distribusi Rasio Keuntungan Biaya Farmer's Share, TRtrC dan Keuntungan Perbandingan Antar Saluran Pemasaran Ikan Ukuran Gabah Peibandingan Antar Salman Pemasaran Ikan Ukuran Manjing Distribusi Marjin Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Kuaci xii

15 4.29 Distribusi Share Biaya Pemasaran Distribusi Share Keuntungan Benih Ukuran Kuaci I Distribusi Rasio Keuntungan Biaya Benih Ukuran Kuaci Farmer's Share, TRffC dan Keuntungan Saat Langka Farmer's Share, TRrfC dan Keuntungan Saat Standar Farmer's Share, TRffC dan Keuntungan Saat Melimpah Perbandingan antar Salman Pemasaran Benm Ukuran Kuaci Distribusi Mmjin Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Nguku Distribusi Share Biaya Pemasaran Distribusi Share Keuntungan Benih Ukuran Nguku Distribusi Rasio Keuntungan Biaya Benih Ukuran Nguku Farmer's Share, TRITe dan Keuntungan Saat Langka Farmer's Share, TRffC dan Keuntungan Saat Standar Farmer's Share, TRffC dan Keuntungan Saat Melimpab Perbandingan antar Salman Pemasaran Benih Ukuran Nguku Distribusi Marjin Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Konsumsi Share Biaya Pemasaran Ikan Gurami Ukuran KODSumsi Share Keuntungan Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Konsumsi Distribusi Rasio Keuntungan Biaya Pemasaran Farmer's Share, TRlTC dan Keuntungan Saat Langka Farmer's Share, TRffC dan Keuntungan Saat Standar Farmer's Share, TRrfC dan Keuntungan Saat Melimpab Perbandingan Antar Salman Pemasaran xiii

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Peta Lokasi Penelitian Marjin Pemasaran Telur Ikan Gurami Marjin Pemasaran Benm Ukuran Gabah dan Manjing Marjin Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Kuaci Marjin Pemasaran Benm Ikan Gurami Ukuran Nguku Marjin Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Konsumsi Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Telur lkan Gurami Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Larva Ukuran Gabah Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Larva Ukuran Manjing... Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Ikan Ukuran Kuaci Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Ikan Ukuran Nguku Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Ikan Ukuran Konsumsi Biaya Pemasaran Agen Biaya Pemasaran Broker... Biaya Produksi Pembudidaya Telur Saat Langka Biaya Produksi Pembudidaya Telur Saat Standar Biaya Produksi Pembudidaya Telur Saat Melimpah Biaya Produksi Pembudidaya Ukuran Gabah Pada Kondisi Langka Biaya Produksi Pembudidaya Ukuran Gabah Pada Kondisi Standar Biaya Produksi Pembudidaya Ukuran Gabab Pada Kondisi Melimpah Biaya Produksi Pembudidaya Uk:uran Manjing Pada Kondisi Langka Biaya Produksi Pembudidaya Uk:uran Manjing Pada Kondisi Standar Biaya Produksi Pembudidaya Uk:uran Manjing Pada Kondisi Melimpah Biaya Produksi Pembudidaya Ukuran Kuaci Pada Kondisi Langka... Biaya Produksi Pembudidaya Uk:uran Kuaci Pada Kondisi Standar Biaya Produksi Pembudidaya Uk:uran Kuaci Pada Kondisi Melimpah Biaya Produksi Pembudidaya Ulruran Nguku Pada Kondisi Langka Biaya Produksi Pembudidaya Ukuran Nguku Pada Kondisi Standar Biaya Produksi Pembudidaya Uk:uran Nguku Pada Kondisi Melimpah xiv

17 31 Biaya Produksi Ikan Ukuran Konsumsi Pada Kondisi Langka Biaya Produksi Ikan Ukuran Konsumsi Pada Kondisi Standar Biaya Produksi Ikan Ukuran Konsumsi Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Pedagang Pengecer Telur Saat Langka Biaya Pemasaran Pedagang Pengecer Telur Saat Standar Biaya Pemasaran Pedagang Pengecer Telur Saat Melimpah Biaya Pemasaran Pedagang Pengepul Telur Saat Langka Biaya Pemasaran Pedagang Pengepul Telur Saat Standar Biaya Pemasaran Pedagang Pengepul Telur Saat Melimpah Biaya Pemasaran Pengecer Ik:an Ukuran Gabab Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Pengecer Ik:an Ukuran Gabab Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Gabab Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Manjing Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Manjing Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Manjing Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Pengecer Ik:an Ukuran Kuaci Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Kuaci Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Kuaci Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Pengecer Ik:an Ukuran Nguku Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Nguku Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Pengecer Ikan Ukuran Nguku Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Pengecer Konsumsi Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Pengecer Konsumsi Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Pengecer Konsumsi Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Pengumpul Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Pengumpul Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Pengumpul Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Rurnah Makan Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Rurnah Makan Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Rumah Makan Pada Kondisi Melimpah Biaya Pemasaran Tempat Pemancingan Pada Kondisi Langka Biaya Pemasaran Tempat Pemancingan Pada Kondisi Standar Biaya Pemasaran Tempat Pemancingan Pada Kondisi Melimpah Keuntungan Pelaku Pemasaran Telur Ikan Gurami xv

18 65 Keuntungan Larva lkan Gurami Ukuran Gabah Keuntungan Larva Ikan Gurami Ukuran Manjing Keuntungan Pelaku Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Kuaci Keuntungan Pelaku Pemasaran Ikan Gurami Uk:uran Nguku Keuntungan Pelaku Pemasaran Ikan Gurami Ukuran Konsumsi Foto Fungsi Pengemasan Foto Fungsi Penyimpanan Foto Fungsi Pengangkutan Foto Fungsi Grading Foto Kolam Pemijahan Ikan Gurami Foto Telur Ikan Gurami Foto Kolam Pemeliharaan Larva Ukuran Gabah dan Manjing Foto Benih Untuk Pembesaran xvi

19

20

21

22

23

24

25

26 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Kajian Teori Adanya berbagai pennasalahan di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu seperti jumlah pembudidaya dan pedagang pengecer yang menurun, perbedaan harga yang cukup tinggi antara harga di pembudidaya dengan barga di konsumen akhir sehingga pembudidayfl hanya berperan sebagai penerima harga maka pembudidaya berada dipihak yang lemah (bargaining position). Pennasalahan ini akan dianalisa dari panjang pendeknya saluran pemasaran, fimgsi yang dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran sehingg~ dapat diketahui biaya pemasaran, share biaya pemasaran, share keuntungan, rasio keuntungan biaya, marjin pemasaran, farmer's share dan TRlfC atau rasio pendapatan biaya 1. Manajemen Pemasaran Manajemen menurut Stoner (1982) dalam Doriza (2007) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha para anggota OrgaruS3S1 serta penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapm tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Doriza (2007), pengawasan adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang ~ihadapi. Hasil dari penelitian keragaan pasar ikan gurami ini berkaitan dengan fimgsi pengawasan dalam manajemen yaitu bagaimana agar ikan gurami dari pembudidaya dapat sampai ke konsumen sesuai dengan keinginan konsumen. Menurut William J. Stanton (1978) dalam Doriza (2007) pemasaran merupakan suatu system keseluruhan dari k~atan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, melllpromosikan dan mendistribusikan barang dan

27 jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Sejalan dengan pendapat terse but Mahyuddin (2009) menyatakan bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen sehingga pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan ekonomi dalam agribisnis perikanan. Pemasaran datam penelitian ini adalah kegiatan menyalurkan teluf,larva, benih atau ikan gurami ukuran konsumsi dan pembudidaya ke konsumen akhir. Manajemen pemasaran adal~ analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian alas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran (target buyer) untuk mencapai tujuan-tujuan organisasionalnya. Strategi pemasaran berperan penting dalam manajemen pemasaran. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah strategi bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel ata~ kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, promosi dan distribusi (Doriza, 2007). Pada penelitian ini, akan dianalisa saluran distribusi atau saluran pemasaran ikan gurami sebingga dapat diketahui salur~ pemasaran yang efisien. 2. Sistem Pemasaran Sistem pemasaran basil pertanian merupakan rangkaian dari tiga sub sistem yang saling berinteraksi yaitu produk~i, konsumsi dan saluran pemasaran. Hubungan antara ketiga sub sistem ini dapat dilihat pada Bagan 2.1. Sektor Produksi Saluran Pemasaran c::::> Sektor Konsumsi Bagan 2.1 Sistem Pemasaran Hasil Pertanian Sumber : Anin?ita (2008) 12/40788.pdf SektQf produksi merupakan sub sistfid produsen dimana barang yang dihasilkan dibawa ke konsumen akhir (sektor konsumsi) melalui saluran pemasaran. Sub sistem 9

28 10 ini terdiri dari pelaku pasar atau perantara yang bertanggung jawab agar produk yang disediakan petani dapat tersedia bagi konsumen yang memerlukan sesuai dengan waktu dan teml'at yang diinginkan (Aqindita, et a/ 2008). Benih ikan gurami yang dihasilkan oleh pembudidaya benih di Kelurahan Duren Mekar dan Ke1urahan Duren Seribu akan sampai ke konsumen akhir yaitu pembudidaya ikan gurame ukuran konsumsi sete1ah me1ewati perantara. Demikian pula dengan ikan gurami ukuran konsumsi yang dihasilkan oleh pembudidaya pembesaran ikan. Perantara ini adalah pelaku pemasaran seperti pengumpul, l'engepul, agen, broker dan pedagang pengecer. Adanya rangkaian interaksi antara pembudidaya dengan perantara didalam saluran pemasaran sehingga ikan gurami sampai dikonsumen akhir akan menggambarkan suatu sistem pemasaran. 3. Efisiensi Sistem Pemasaran Efisiensi merupakan salah ~tu konsep untuk mengukur prestasi kerja manajemen (Dori~ 2007). Menurut Kohl et a/ (1990) da/am Hilanayani, et a/ (2007), efisiensi pemasaran terdiri dari : a. Efisiensi operasional, yaitu perubahan dalam biaya I'emasaran sebagai akibat perubahan biaya penye1enggaraan fungsi-fungsi pemasaran tanpa mempengaruhi sisi output. Efisiensi pemasaran diukur dari marjin pemasaran dan biaya I'emasaran. b. Efisiensi harga yang menekankan pada kemampuan pasar dalam me1akukan efisiensi alokasi sumberdaya dan memaksimumkan output. Efisiensi harga diukur melalui korelasi harga yang terjadi untuk komoditas yang sarna I'ada berbagai tingkat pasar. Sistem pemasaran yang efisien menurut Saefudin dalam Nurasa et al (2006) apabila setiap pelaku pemasaran y~g terlibat memperoleh imbalan yang arlil.

29 11 Menurut Setiorini (2008) Marjin pemasaran yang diperoleh dari perbedaan harga jual pembudidaya dan harga yang dibayarkan konsumen akhir dapat menggambarkan efisiensi saluran pemasaran yang diteip.puh oleh pembudidaya. Semakin besar selisih harga jual pembudidaya dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir menjadi indikasi semakin tidak efisiennya saluran pemasaran dan semakin sedikit Farmer's Share yang ditemna oleh pembudidaya. Menurut Pumama (2004) saluran pemasaran tidak efisien karena bagian yang dit~rima pembudidaya rendah, keuntungan antar pelaku pemasaran tidak menyebar merata dan biaya pemasaran relatif tinggi. Pemasaran benih ikan gurami dan ikan gurami ukuran konsumsi di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren 8eribu akan dianalisa efisiensi pemasarannya dari segi efisiensi operasional dan tidak dilakukan analisis dari pendekatan efisiensi barga. Dari hasil analisa efisiensi operasional tersebut dapat diperoleh gambaran tentang keragaan pasar ikan gurami di Kelura\lan Duren Mekar dan Kelurahan Duren 8eribu Depok Jawa Barat yaitu dengan menganalisa panjang pendeknya saluran pemasaran, fungsi pemasaran, marjin pemasaran, farmer's share, share biaya pemasaran, share keuntungan, rasio keuntungan biaya dan rasio pendapatan biaya (TRffC). Dengan demikian efisiensi operasional akan menggambarkan efisiensi pemasaran ikan guraml. 4. Pendekatan Keragaan Pasar Purcell (1979) berpendapat bahwa dalam menganalisis pennasalahan pada sistem pemasaran dapat digunakan beberapa pendekatan, yaitu a Pendekatan fungsi merupakan peqdekatan yang mempelajari fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku pemas~an yang terlibat dalam pemasaran. b. Pendekatan SCP.

30 12 Pendekatan Structure, Conduct (lnd Performance (SCP) merupakan pendekatan yang mencakup semua aspek dari sistem pemasaran yaitu Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan Pasar (Anindita, et ai2008). Permasalahan pemasaran ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu akan dianalisa melalui pendekatan fungsi dan pendekatan keragaan pasar karena dari kedua pendekatan tersebut sudah dapat menggambarkan efisiensi pemasaran ikan gurami. Keragaan pasar dapat dianalisa dari marjin pemasaran, farmer's share, share biaya, share keuntungan dan rasio keuntungan biaya. Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen alas suatu produk pertanian yang diperjualbelikan (Anindita, et ai2oo8). Ada 3 cam untuk menghitung marjin pemasaran yaitu : a. Penelusuran dari pembudidaya sampai ke konsumen akhir. b. Membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda. c. Mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor dan setiap jenis pedagang sesuai dengan jumlah unit yang qitangani. Menurut Rifianto (2009 : 7.18) besamya marjin pemasaran merupakan ukuran tingkat efisiensi dan sistem pemas~. Hidayati (2009) berpendapat bahwa semakin tinggi efisiensi pemasaran berarti keragaan pasar semakin baik dan sebaliknya. Faktor yang menyebabkan adanya perubahan marjin pemasaran adalah : a Harga input untuk biaya pemasaran (tenaga kerja, bahan bakar, sewa bangunan, biaya modal dan sebagainya). b. Usaha peningkatan penjualan (promosi). c. Perubahan telmologi sebagai alat bantu dalam pemasaran. d. Resiko pemasaran (kerusakan fisik dan waktu pembayaran ).

31 13 Lebih lanjut Nurwidyanti, et al (2009) yang melakukan penelitian tentang keragaan pasar ikan bandeng di Keeamatan Sindang Kabupaten Indramayu berpendapat bahwa besarnya marjin pemasaran pada berbagai saluran pemasaran dapat berbeda karena tergantung dari panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktifitas pemasaran yang dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh pelaku pemasaran yang terlibat. Marjin pemasaran pada setiap salman pemasaran yang ada besarnya bervariasi dan distribusinya tidak merata pada setiap pelaku pemasaran. Bila saluran pemasaran yang dilalui rela?f panjang, maka akan memperbesar marjin pemasaran sehingga share harga yang diterima petambak dari harga yang dibayarkan konsumen akan menjadi semakin keeil. Semakin keeii marjin pemasaran maka share harga yang diterima petambak akan semakin besar. Menurut Tomek dan Robinson (1972), marjin pemasaran terdiri dari 2 pengertian yaitu : a. perbedaan antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen. b. biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat pennintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemas~ tersebut. Lebih lanjut Sudiyono (2001) komponen marjin pemasaran terdiri d~ : dalqm Purnama, M.N. (2004). berpendapat bahwa a. Biaya-biaya yang diperlukan lembaga atau pelaku pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran b. Keuntungan lembaga atau pelaku pemasaran Penulis sependapat dengan TOI1Iek dan Robinson (1972) karena sesuai dengan kondisi pemasaran ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu. Pengertian marjin pemasaran yang digunakan pada penelitian ini adalah perbedaan antara harga yang dibayatl oleh konsumen dengan harga yang diterima

32 14 oleh produsen. Demikian juga penulis sependapat dengan Sudiyono (2001) bahwa marjin terdiri dari biaya pemasaran d<li1 keuntungan. Menurut Anindita, et al (200~) biaya pemasaran adalah semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pemasaran suatu komoditas dalam proses penyampaian barang mulai dari produsen ke konsumen. Lebih lanjut Sari (1996) dalam Pumam~ M.N (2004) berpendapat bahwa adanya perbedaan kegiatan dari setiap pelaku pemasaran akan menyebabkan perbedaan harga jual antara pelaku yang satu dengan ~elaku yang lain sampai ke tingkat konsumen akhir. Semaldn banyak lembaga pe~asaran yang terlibat dalam penyaluran suatu komoditas dari produsen ke konsumen maka akan semaldn besar perbedaan harga komoditas tersebut di titik produsen dibandingkan dengan harga yang akan dibayar konsumen. Penyebab tingginya mar,jin dapat diketahui dan analisis mar,jin sehingga dapat dieari pemecahan masalah agar distribusi mar,jin menyebar secara wajar diantara pelaku pemasaran yang terlibat Strategi perbaikan pemasaran dapat dilakukan dengan cara memperkecil mar,jin pemasaran. yaitu dengan mengurangi keuntungan yang berlebihan atau mengurangi biaya pemasaran yang dikeluarkan (Pumam~ 2004). Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Passiamanto (2006) dengan semaldn kccilnya marjin, share yang akan di~erima nelayan semaldn besar. Semaldn besar share maka pemasaran dapat dikatakan semakin efisien karena sistem pemasaran tersebut dapat menyampaikan produk dari produsen ke konsumen dengan porsi biaya dan keuntungan pedagang yang relatif rendah. Menurut Sarma (1995), Farmer's share mempunyai hubungan negatif dengan marjin pemasaran sehingga semaldn tinggi marjin pemasaran, maka bagian yang ak:an diperoleh petani semaldn rendah.

33 15 Selain itu, rasio keuntungan dan biaya dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemasaran. Rasio keuntungan dan biaya merupakan keuntungan yang diterima atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem pemasaran akan semakin efisien (Limbong dan Sitorus 1987 dalam Setiorini, 2008). Hikmayani et al (2007) melakukan penelitian tentang pemasaran rumput Iaut di berbagai wilayah potensial di Indon(fsia. Pemasaran rumput Iaut efisien adalah di Iokasi Badung dan Sumenep yang memiliki rasio keuntungan biaya terbesar, biaya pemasaran yang dikeluarkan paling rendah dan jalur pemasarannya pendek. Rasio keuntungan biaya juga c;lapat digunakan untuk menganalisa kelayakan usaha pembenihan dan pembesaran rang dilakukan oleh pembudidaya. Menurut Perangin-angin (2011), jika rasio k~untungan biaya > 0 maka usaha tersebut menggambarkan keuntungan dan usaha tersebut layak untuk dilakukan. Jika rasio keuntungan biaya - 0 maka usaha ters(fbut tidak untung dan tidak rugi sedangkan jika rasio keuntungan biaya < 0 maka usah? tersebut rugi dan tidak layak untuk dilakukan. Analisa rasio pendapatan biaya akan dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha pembenihan dan peil'\besaran ikan gurami. Menurut Perangin-angin (2011) jika rasio pendapatan biaya >- 1 maka usaha tersebut layak dilakukan. Jika rasio pendapatan biaya = 1 maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi sedangkan jika < 1 maka usaha tersebut rugi sehingga tidak layak untuk dilakukan. Permasalahan pemasaran ikan gqrami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu akan dianalisa melalui pendekatan keragaan pasar yaitu marjin pemasaran, Farmer's Share, share keuntungan, share biaya pemasaran, rasio keuntungan biaya dan rasio pendap~tan biaya. Marjin pemasaran akan dihitung melalui penelusuran harga dari peil1budidaya benih ikan gurami, pembudidaya pendederan atau pembudidaya ikan.ankonswnsi sampai ke konsumen akhir. Hal

34 ini sesuai dengan pendapat Anindita, et al (2008). Analisa rasio pendapatan biaya 16 akan dilakukan terhadap pembudid~ya segmentasi pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami. 5. Pendekatan Fungsi Pemasaran. Komoditi perikanan sebagian besar dipasarkan melalui saluran pemasaran yang ada. Masing masing pelaku pemasl:\ffid dalam saluran pemasaran tersebut akan mengeluarkan biaya pemasaran. Penggabungan antara biaya pemasaran dan keuntungan merupakan marjin pemasaran (Rifianto, 2009). Lebih lanjut menurut Anindita, et al (2008) besamya biaya pemasaran dan siapa yang menanggung biaya pemasaran tersebut dapat dianalisa dari pendekatan fungsi. Setiap pelaku pemasaran melakukan beberapa fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, pengadaan fisik dan pelancar (Rifianto, 2009). Fungsi-fimgsi pemasaran dapat dikelompokan menjadi : a. Fungsi pertukaran meliputi : Penjualan dan Pembelian b. Fungsi pengadaan secara fisik meliputi : Pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan c. Fungsi Pelancar terdiri dari Penanggulangan Resiko, Grading, Pembiayaan dan Informasi Pasar Setiap fungsi pemasaran akan dijelaskan sebagai berikut : a. Fumgsi Pertukaran : Penjualan dan Pembelian 1) Fungsi penjualan. Penjualan merupakan kegiatan yang bertujuan agar produk yang dihasilkan dapat diterima konsumen dengan ha.tga yang layak (Sudrajat, 2010). Kegiatan ini dapat berlangsung di pasar umum tradisional seperti di pasar Parung atau langsung ke tempat konsumen.

35 17 Menurut Rifianto (2009), kegiatan yang dilakukan dalam fungsi penjualan adalah : a) Penelitian pasar meliputi jenis hi;,~rang yang dibutuhkan, tingkat harga yang dapat terjangkau oleh konsumen, waktu penyerahan barang dan kualitas barang. b) Memperkirakan kesanggupan penjualan. Perlu diamati pengaruh adanya persaingan barang substitusinya (pengganti) yang mampu memenuhi persyaratan fungsi dari komoditi yang digantikannya. c) Pemilihan saluran distribusi sehingga perlu diketahui lembaga tata niaga yang terlibat dalam penyaluran barang tersebut. d) Penentuan syarat penjualan merupakan hal yang harns dipenuhi oleh pembeli dan penjual yaitu (1) Syarat kualitas barang (2) Cara pembayaran (3) Waktu pengiriman e) Membuat kontak dengan calon pembeli f) Pemindahan hak milik Fungsi penjualan yang dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu akan dianalisis karena setiap fungsi yang dilakukan oleh pelaku pemasaran akan menambah biaya pemasaran. Fungsi penjualan yang akan dianalisis meliputi : a) Ukuran benih ikan gurami atauikan ukuran konsumsi yang dibutuhkan oleh konsumen b) Harga jual benih ikan atau ikan ukuran konsumsi c) Cara pembayaran d) Waktu pengiriman atau penyerahan benih ikan atau ikan gurami ukuran konsumsi e) Kualitas benih atau ikan ukuran konsumsi

36 18 f) Adanya persaingan berupa ikan gurami yang berasal dan Iuar daerah 2) Fungsi Pembelian Kegiatan pembelian dalam sistem tata niaga menurut Rifianto (2009) meliputi pembelian : a) secara borongan oleh pedagang hf(sar Iangsung dari produsen. b) secara eceran oleh pedagang ecer~ dan pedagang besar. c) oleh konsumen akhir dari pedagang eceran. b. Fungsi pengadaan secara fisik meliputi Pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan 1) Fungsi pengemasan Pada umumnya pengemasan bynih dan ukuran gabah sampai dengan ukuran korek dapat dilakukan secara tertutup menggunakan kantong plastik yang diberi air dan oksigen (Mahyuddin, 2009). 2) Fungsipenyimpanan Fungsi penyimpanan dilakukan tcarena ikan yang dipanen tidak dapat langsung dipasarkan, misalnya karena sarana ~ prasarananya belum siap, pengkondisian ikan sebelum pengangkutan (pemberokan) atau ada permintaan khusus dari konsumen agar pengiriman ikan ditangguhkan. Dengan demikian, diperlukan fasilitas dan teknik penyimpanan yang baik agar ikan yang disimpan tidak menurun kualitasnya atau ikan tersebut tidak mati (Sudrajat, 2010). Pada penelitian ini akan dianalisis fungsi penyimpanan ikan gurami. 3) Fungsi pengangkutan Prinsip dari pengangkutan adalah menyampaikan produk kepada konsumen secara efisien, menguntungkan dan ~emenuhi prinsip tepat waktu, jumlah, mutu dan harga. Pada umumnya tempat usa.h!l pembenihan berbeda dengan tempat usaha pembesaran. Oleh karena itu, sarana dan prasarana yang memadai diperlukan agar

37 19 ikan diterima konsumen dalam keadaan hidup. Nilai produk akan berkurang atau bahkan tidak berharga sarna sekali jikbc ikan sarnpai ke konsumen dalam keadaan mati atau sakit (Sudrajat, 2010).. Pembeli ikan gurami dari Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu terdiri dari pembeli lokal dan pembeli dari luar kota atau luar daerah. Transportasi yang baik sangat diperlukan agar ikan sampai ke konsumen dalam kondisi hidup. Oleh karena itu, penulis akan menganfilisa fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu. c. Fungsi Pelancar terdiri dari Penanggulangan Resiko, Grading, Pembiayaan dan Informasi Pasar 1) Fungsi penanggulangan resiko. Resiko merupakan ketidakpastian yang dihadapi oleh pelaku pemasaran yang berkaitaq dengan masalah pembiayaan, kerusakan fisik atau kerugian lainnya (Rifianto, 2009). Resiko ini dapat dialami akibat dari sifat produk yang mudah rusak. Benih ikan gurami dan ikan gurami ukuran konsumsi akan bernilai tinggi jika diterima oleh konsumen dalam kondisl hidup. Oleh karena itu, fungsi penanggulangan resiko akan dianalisis pada penelitian sistem pemasaran ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu. 2) Grading Grading merupakan pengelompokan barang berdasarkan persyaratan standar yang telah ditentukan. Barang yang sudah di grading akan memiliki nilai kegunaan yang lebih tinggi karena pembeli dan penjual akan dengan cepat melakukan proses perdagangan. Selain itu, dengan adanya grading maka biaya pengangkutan dan penyimpanan akan lebih efisien (Rifianto, 2009). Benih ikan gurami dari Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu dijual dalam berbagai ukuran sebingga

38 20 adanya grading akan mempennudah pengemasan. Selain itu, ukuran benih yang seragam dapat meningkatkan harga ju~ benih. 3) Pembiayaan Pembiayaan adalah pencanan dana yang dibutuhkan dalam proses pemasaran berkaitan dengan kegiatan pengaliran barang dan produsen ke konsumen. Para pelaku pemasaran membutuhkan biaya \IDtuk melaksanakan kegiatannya. Sumber pembiayaan dapat berasal dan instansi keuangan fonnal yaitu bank pemerintah/swasta atau dari instansi keuangan non fonnal ijonl pedagang pengumpul (Rifianto, 2009). Sumber dana yang digunakan oleh petani dalam membudidayakan ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu merupakan bagian dati analisa penelitian ini. 4) Infonnasi pasar Sudrajat (2010) berpendapat bahwa pengumpulan infonnasi pasar merupakan kegiatan yang harus selalu dilak:uk~ oleh produsen selama menjalankan usaha budidaya. Hal ini untuk mengetahui perubahan harga, ukuran, jumlah, kualitas produk, waktu dan lokasi konsumel1 potensial. Infonnasi pasar ini penting bagi pembudidaya terutama untuk me~entukan waktu pemijahan dan lamanya pemeliharaan sehingga harga jual sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian informasi pasar akan dianalisa pada penelitian ini. 5. Saluran Pemasaran Saluran pemasaran merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dan produsen ke konsumen (Doriza, 2007). Pada umumnya pembudidaya tidak: langsung menjual hasil produksinya kepada konsumen ak:hir melainkan melalui beberapa perantara seperti pedagang dan agen (Nuraeni & Nasruddin, 2006). Lebih lanjut Nurwidyanti (2009) menyatakan bahwa saluran pemasaran merupakan salah satu komponen dalam menentukan efisiensi sistem

39 pemasaran. Adanya beberapa saluran pemasaran ini menyebabkan biaya pemasaran 21 yang bervariasi dan keuntungan yang bervariasi pula. Biaya pemasaran yang dikeluarkan tiap lembaga pemasaran besarnya bervariasi tergantung dari fungsi dan jasa pemasaran yang dilakukannya. Jumlah biaya pemasaran dan keuntungan meiupakan marjin pemasaran. Analisa dari marjin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan dilakukan untuk mengetahui keragaan pasar. Saluran pemasaran terdiri dari ~uran pendek yaitu saluran yang langsung dari produsen ke konsumen akhir dan saluran panjang yaitu dari produsen ----II> pedagang besar ---II>- pedagang pengecer ---II>- konsumen. Saluran tersebut tidak selalu merupakan satu garis lurus tetapi dapat bercabang-cabang (Nuraeni & Nasruddin, 2006). Menurut Hanafiah dan Saefudin (1986), panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil perikanan tergantung pada beberapa faktor antara lain : a. jarak antara produsen dan kons~en. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh prod"\lk. b. cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudalt rusak harus segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki s~uran yang pendek dan cepat. c. skala produksi. Apabila produksi berlangsung dalam ukuran kecil maka jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil pula. Hal ini menyebabkan tidak menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar. d. kondisi keuangan. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran.

40 22 Nuraeni & Nasruddin (2006) berpendapat bahwa dalam memilih saluran pemasaran perlu mempertimbangkan qeberapa faktor yaitu : 1) karakteristik konsumen, jikl\ jumlah konsumen banyak dan tersebar luas maka saluran pemasaran yang digunakan adalah saluran paryang. 2) karakteristik produk, untuk produk yang cepat rusak sebaiknya menggunakan saluran pemass;u-an pendek. 3) keadaan persaingan 4) kondisi perekonomian pada umumnya 5) biaya pemasaran, jika perantara dihapuskan maka biaya pemasaran dapat dikurangi sehingga harga produk dapat menjadi lebih murah. Namun jika produk sedikit dan beranekaragam maka perantara berperan cukup penting. Menurut Anindita, et al (2008). perbaikan efisiensi pemasaran adalah dengan memperpendek saluran pemasaran dan mengurangi biaya pemasaran. Panjangnya saluran pemasaran produk pertanian akan menyebabkan biaya pemasaran dari produsen ke konsumen melliadi tinggi, Sedangkan Rifianto (2009) berpendapat bahwa daiam memilih saluran pemasaran perlu diperhatikan panjangnya saiuran pemasaran dari produsen ke konsumen, banyaknya pelaku perantara dan kemungkinan untuk menggunakan saiuran pemasaran yang ada serta altematifuya Adanya pemotongan saluran pemasaran sering diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi pemasaran, tetapi untuk komoditi ~rikanan yang dihasilkan oleh nelayan yang tersebar dilokasi terpencil memerlukan banyak bantuan pelaku pemasaran sehingga produk sampai ke konsumen di dae~ perkotaan. Setiap pelaku pemasaran akan melaksanakan fungsi masing-masing walaupun diperlukan biaya pemasaran yang tinggi asaikan konsumen mampu membayar harga dan terpuaskan dengan sistem pemasaran tersebut maka dapat dikatakan bahwa sistem pemasaran tersebut efisien. 1

41 23 Salah satu cara meningkatkan efisiensi pemasaran adalah dengan membentuk koperasi yang dapat memperpendek saluran pemasaran sehingga biaya pemasaran dapat ditekan, mrujin pemasaran dap'\t diperkecil dan harga yang diterima produsen (Farmer's Share) dapat ditingkatkan. Fungsi dari koperasi seolah-olah menggantikan fungsi pedagang pengumpul, pedagang besar atau eksportir (Nuraeni & Nasruddin, 2006). Sedangkan menurut Hidayati (2009) yang melakukan penelitian tentang analisis struktur, perilaku dan keragaan pasar rumput laut, efisiensi suatu pemasaran tidak dilihat dari panjang pendeknya saluran pemasaran yang terbentuk tetapi dari bentuk ketjasama yang dilakukan oleq lembaga yang terlibat didalarnnya dan fungsifungsi pemasaran yang dilakukan. Pada penelitian keragaan pasar ikan gurami ini akan dianalisis panjang pendeknya saluran pemasaran. Saluran pemasaran yang pendek diperlukan untuk pemasaran ikan gurami dari Kelur~ Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu karena ikan gurami yang dibutuhkan konsumen adalah ikan gurami dalam kondisi hidup sehingga panjangnya saluran pemasaran dapat meningkatkan resiko adanya kematian ikan sebelum sampai ke konsumen akhir. Jumlah perantara yang terlibat dalam saluran pemasaran sangat bervariasi. Kotler et al (1996) dalam Doriza (2007) berpendapat bahwa saluran pemasaran berdasarkan jumlah perantara yang terlibat dibedakan menjadi : a. Zero Level Channel Pemasar tidak menggunakan p~tara dalam memasarkan produknya b. One Level Channel Produsen menggunakan 1 perantara dalam memasarkan produknya. c. Two Level Channel Produsen menggunakan 2 peran~ dalam memasarkan produknya.

42 24 Mahyuddin (2009:226) berpendapat bahwa ada tiga maeam eara distribusi produk perikanan seeara umum, yaitu ; 1) Penyaluran seeara langsung Pada penyaluran langsung, produsen langsung menjual produksinya ke konsumen dan tidak menggunakan pedagang perantara. Hal ini dilakukan oleh petani ikan skala keeil. 2) Penyaluran semi langsung Produsen menyalurkan hasil produksinya ke pedagang pengumpul kemudian ke konsumen. 3) "Penyaluran tidak langsung Penyaluran produk sangat dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke konsumen. Semakin jauh jaraknya, sema)cin panjang saluran pemasaran yang harus dilalui. Penyaluran langsung yang d~emukakan oleh Mahyuddin (2009) ini dapat diartikan menjadi saluran pendek mepurut pendapat Nuraeni & Nasruddin. (2006). Sedangkan penyaluran tidak langsung ~pat diartikan sebagai saluran panjang. Pola pemasaran umum ikan ~ tertera pada Bagan 2.2 (Baehtiar, 2010: 174) sedangkan pola pemasaran ikan gurami melalui lembaga dapat dilihat pada Bagan 2.3. Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa dalam penyaluran ikan gurami diperlukan perantara bandar dan koperasi dan berdasarkan pembagian distribusi produk perikanan menurut Mahyuddin (2009) maka penyaluran ikan gurami tersebut termasuk penyaluran semi langsung karena melalui bandar sebelum sampai ke konsumen akhir. Berdasarkan kedlli\ pola ini maka penulis dapat membuat pola pemasaran ikan gurami ukuran konsumsi di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu.

43 25 Produsen atau Pembudidaya Gurami Agen a~u Bandar Gurami Konsumen Bagan 2.2 Pol~ Pemasaran Umum Ikan Gurami Sum"er : Bachtiar (2010) Pola pemasaran ikan gurami mel~ui lembaga adalah sebagai berikut : Produsen atau Pembudidaya Gurami Lembaga Kope~i atau Kelompok Petani ~ l ~. Supermarket IRestoran I Agen atalj Bandar Gurami 1 IHotel I IKatering l ~ Pasar Tradisional + Konsumen Bagan 2.3 Pola Pemasaran Ikan Gurami Melalui Lembaga Sumber : Bachtiar (2010) Menurut Hanafiab dan Saefudm (1986) dalam Abdurrabman (2003) saluran pemasaran akan efektif bagi pelaku pemasaran apabila penjualan produknya dapat mendatangkan keuntungan yang tinggi bagi pelaku pemasaran tersebut. Abdurrabman yang meneliti tentang saluran pemasaran ikan bandeng di Kabupaten Pati menyatakan bahwa saluran yang paling efektif adalab saluran tingkat tiga diluar Kabupaten Pati karena memiliki keuntungan yang paling besar dibandingkan saluran pemasaran lainnya.

44 26 Saluran ketiga tersebut adalah : petani -+ bandar -IJo grosir luar daerah -to> pengecer luar daerah -+ konsumen akhir Menurut Anindita, et al (2008), secara umum terdapat tiga macam sumber ketidakefisienan pasar yaitu : a. Panjangnya saluran pemas all b. Tingginya biaya pemasaran c. Kegagalan pasar Pada penelitian ini akan dianalisis efisiensi pemasaran ikan gurami dari panjang pendeknya saluran pemasaraj;l serta besarnya biaya pemasaran. Sedangkan kegagalan pasar seperti adanya peraturan pemerintab tidak akan dianalisis karena dari analisa saluran pemasaran dan bi~ya pemasaran dapat diperoleh solusi dari pennasalahan yang ada di Kelurahan.ouren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu. 6. Sifat Produk Perikanan Sistem pemasaran komoditas p :anian (tennasuk perikanan) relatif kompleks dibandingkan dengan komoditas lain diluar pertanian. Hal ini disebabkan karena sifat produk, sifat produksi dan karakter pasar produk pertanian yang khas (Said & Intan, 2004). Produk pertanian pada umumnya memiliki sifat rawan terhadap kerusakan. Selain itu, adanya keanekarag~an mutu memerlukan penyortiran dan pengelompokan berdasarkan standar produk yang baku atau yang diinginkan oleh konsumen (Sudrajat. 2010). Sudrajat (2010) berpendapat bahwa produksi perikanan pada umumnya bersifat : a musiman, walaupun ada yang da:pat berproduksi secara terus menerus sepanjang tabun namun produksinya berfluktuasi. b. produksi perikanan bervariasi dalam jumlah dan waktu. Variasi jumlah produk perikanan dalam suatu periode tertentu dapat mengakibatkan perubahan tingkat harga. Jika produksi banyak (misalnya musim hujan) maka harga cenderung

ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT Adida 1, Kukuh Nirmala 2, Sri Harijati 3 1 Alumni Program

Lebih terperinci

Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University ABSTRAK

Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University ABSTRAK Efisiensi Pemasaran Benih Ikan Gurami (Oshpronemus Gouramy) Ukuran Nguku ditinjau dari Keragaan Pasar di Kelurahan Duren Mekar dan Duren Seribu, Depok Jawa Barat The Marketing Efficiency of Carp Fish Seed

Lebih terperinci

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Pasar dan Pemasaran Pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertukar barang-barang mereka. Pasar merupakan suatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Pada perekonomian saat ini, hubungan produsen dan konsumen dalam melakukan proses tataniaga jarang sekali berinteraksi secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Pedagang Karakteristik pedagang adalah pola tingkah laku dari pedagang yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana pedagang

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tanaman Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dengan tanda-tanda : bijinya tidak terbungkus daging tetapi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor TINJAUAN PUSTAKA Saluran dan Lembaga Tataniaga Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA Irni Rahmi Zulfiyyah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com Dedi Darusman,

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini

Lebih terperinci

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidi Pupuk bersubsidi ialah pupuk yang pengadaanya dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebtuhan petani yang dilaksanakan atas dasar program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tataniaga Pertanian Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. Pemasaran adalah kegiatan mengalirkan barang dari produsen ke konsumen akhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat cocok ditanam didaerah tropis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Secara umum sistem pemasaran komoditas pertanian termasuk hortikultura masih menjadi bagian yang lemah dari aliran komoditas. Masih lemahnya pemasaran komoditas

Lebih terperinci

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT 55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan A. Sapi Bali BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi asal Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan banteng (Bibos) yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani Soeharjo dan Patong (1973), mengemukakan definisi dari pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Kepiting adalah binatang crustacea. Hewan yang dikelompokkan ke dalam Filum Athropoda, Sub Filum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata

Lebih terperinci

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),

Lebih terperinci

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Ternak Sapi Potong Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan

Lebih terperinci

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian BIAYA, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PEMASARAN 1) Rincian Kemungkinan Biaya Pemasaran 1. Biaya Persiapan & Biaya Pengepakan Meliputi biaya pembersihan, sortasi dan grading

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani 6 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Kelayakan Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeharjo dkk (1973) dalam Assary (2001) Suatu usahatani dikatakan layak atau berhasil apabila usahatani tersebut dapat menutupi

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A 14105605 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI OLEH: Nur Arifin 0811205013 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG 131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Evi Naria ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Efendi H. Silitonga Staf Pengajar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan Abstract North

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan pemasaran. Para ahli telah mendefinisikan pemasaran atau

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Tataniaga Tataniaga adalah suatu kegiatan dalam mengalirkan produk dari produsen (petani) sampai ke konsumen akhir. Tataniaga erat

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran merupakan konsep dalam mencari kebenaran deduktif atau secara umum ke khusus. Pada kerangka pemikiran teoritis penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A14105608 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI

ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Drs. Riskan Efendi, MSc. Judul Kegiatan : Budidaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan pertahanan diri dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, dengan mempertahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menggunakan teori sistem pemasaran dengan mengkaji saluran pemasaran, fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, marjin pemasaran,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI TATANIAGA BENIH IKAN GURAME MELALUI DAN TANPA MELALUI KELOMPOK TANI DI DESA SUKAMAJU KIDUL KECAMATAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA TAUFIK ARIFIN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA KEPITING DI DESA PANTAI GADING, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS TATANIAGA KEPITING DI DESA PANTAI GADING, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT ANALISIS TATANIAGA KEPITING DI DESA PANTAI GADING, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH: MAYA ANGGRAINI S 110304008 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ekonomi Beras Beras merupakan komoditi strategis di Indonesia. Hal ini terlihat dari cakupan beras dalam kehidupan masyarakat antara lain: (1) merupakan makanan pokok sebagian

Lebih terperinci

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN Lina Humaeroh 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi linaanimania@yahoo.com Riantin Hikmah Widi 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi riantinhikmahwidi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PEMASARAN. Pertemuan II Manajemen Pemasaran Muhammad Wadud, SE., M.Si

DASAR-DASAR PEMASARAN. Pertemuan II Manajemen Pemasaran Muhammad Wadud, SE., M.Si DASAR-DASAR PEMASARAN Pertemuan II Manajemen Pemasaran Muhammad Wadud, SE., M.Si SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN PEMASARAN KONSEP PEMASARAN SISTEM PEMASARAN METODE DAN PRINSIP PEMASARAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF DURIAN IN WONOAGUNG

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bunga krisan dengan nama latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina. Bunga potong ini cukup populer dan menduduki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting yaitu sebagai makanan manusia dan ternak. Indonesia merupakan salah satu penghasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan² ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAWI MANIS DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE, CONDUCT, AND PERFORMANCE (SCP) DI KECAMATAN JAMBI SELATAN KOTA JAMBI Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP , ANALISIS TATANIAGA SAYURAN KUBIS EKSPOR DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN Roma Kasihta Sinaga 1), Yusak Maryunianta 2), M. Jufri 3) 1) Alumni Program Studi Agribisnis FP USU,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Ekonomi nasional sedang mengalami perubahan yang pesat seiring dengan perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan persaingan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Pulubala merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Secara Geografis Kecamatan ini

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 69-73 ISSN : 2088-3137 ANALISIS PEMASARAN IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN KALAPA CIUNG KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA KONSEPTUAL

III. KERANGKA KONSEPTUAL III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Structure-Conduct Performance Model Pendekatan Structure, Conduct, and Performance (SCP) adalah pendekatan organisasi pasar atau pelaku pasar yang mencakup atau mengkombinasikan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN IKAN BANDENG DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MINA LESTARI KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI

ANALISIS PEMASARAN IKAN BANDENG DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MINA LESTARI KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI ANALISIS PEMASARAN IKAN BANDENG DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MINA LESTARI KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Oleh : M. MABRUR SYAHRI SHIDIQ 134010167 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: ERWINA SIREGAR SEP/AGRIBISNIS

SKRIPSI OLEH: ERWINA SIREGAR SEP/AGRIBISNIS ANALISIS SISTEM PEMASARAN SALAK (Studi Kasus : Kecamatan Padangsidempuan Hutaimbaru, Kota Padangsidempuan) SKRIPSI OLEH: ERWINA SIREGAR 030304019 SEP/AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang 46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai 17 kecamatan. Letak astronominya antara 110º12 34 sampai 110º31

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengembangan agribisnis hortikultura, permasalahan klasik yang masih saja muncul adalah pemasaran. Masalah ini timbul karena banyaknya pihak yang terlibat

Lebih terperinci