Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University ABSTRAK
|
|
- Hartono Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Efisiensi Pemasaran Benih Ikan Gurami (Oshpronemus Gouramy) Ukuran Nguku ditinjau dari Keragaan Pasar di Kelurahan Duren Mekar dan Duren Seribu, Depok Jawa Barat The Marketing Efficiency of Carp Fish Seed (Oshpronemus gouramy) 'Nguku' Size on the market variability in Duren Mekar and Duren Seribu Villages, Depok, West Java Adida 1, Kukuh Nirmala 2, Sri Harijati 3 1 Pasca Sarjana MMP Universitas Terbuka, Jakarta, adida_cihuy@yahoo.co.id 2 Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor 3 Pasca Sarjana, Universitas Terbuka, Jakarta Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University ABSTRAK Benih ikan gurami ukuran Nguku merupakan salah satu benih ikan yang diproduksi oleh pembudidaya ikan di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat. Namun semakin menurunnya jumlah pembudidaya di kedua Kelurahan tersebut serta semakin banyaknya calo benih ikan di pasar ikan menyebabkan perlu diadakannya penelitian efisiensi pemasaran benih ikan gurami ukuran Nguku yaitu dengan menganalisis panjang pendeknya saluran pemasaran, fungsi pemasaran apa saja yang dilakukan pelaku pemasaran, marjin, Farmer s Share, rasio keuntungan biaya, rasio pendapatan biaya dan keuntungan pembudidaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2011 menggunakan pendekatan fungsi dan pendekatan keragaan pasar. Populasi pada penelitian ini adalah semua pembudidaya ikan gurami ukuran Nguku dan pelaku pemasaran lainnya yaitu pengepul, pedagang pengecer, agen dan calo. Jenis instrumen yang digunakan adalah kuisioner yang bersifat terbuka. Hasil penelitian menunjukkan ada 4 saluran pemasaran benih ikan gurami ukuran nguku. Banyaknya fungsi pemasaran yaitu penjualan, pembelian, penyimpanan, pengangkutan, penanggulangan resiko, grading, pembiayaan dan informasi pasar menyebabkan meningkatnya biaya pemasaran dan marjin pemasaran. Pemasaran benih ikan gurami ukuran Nguku belum efisien karena distribusi marjin dan rasio keuntungan biaya yang tidak merata diantara pelaku pemasaran, tingginya biaya pemasaran, tingginya Farmer s Share namun pendapatan pembudidaya rendah. Dengan demikian efisiensi pemasaran benih ikan gurami akan tercipta seiring dengan semakin membaiknya keragaan pasar benih ikan gurami. Kata Kunci : efisiensi pasar, gurami, keragaan pasar, marjin ABSTRACT The Carp seed 'Nguku' size is one of the fish seed produced by fish farmers in Duren Mekar and Duren Seribu Villages, Depok, West Java. However, the decline in the number of farmers in both Villages as well as a growing number of fish seed actors in the fish market, entail to conduct a research on the marketing efficiency of carp fish 'Nguku' size. It was conducted by analyzing the short length of marketing channels, marketing functions performed by marketing actors, margins, Farmer's Share, cost benefit ratio, the ratio of fee income, and the profitability of farmers. The study was conducted from November to December 2011 using ISSN :
2 the function approach and market variability approach. The population in this study were all carp farmers 'Nguku' size and other marketing actors such as wholesalers, retailers, agents and brokers. Type of instrument used was an open questionnaire. The results indicated that there were 4 carp seed marketing channels 'nguku' size, while the function of marketing was done by the marketing actors such as selling, purchasing, storaging, transportation, risk handling, grading, financing and market information. Based on the research, it can be said that the marketing of seed carp 'Nguku' size is not efficient. This condition was occured since the distribution of profit margins and expense ratios are not equally distributed among marketing actors, the high cost of marketing, and the high level of Farmer's Share. However, the income of farmers is still relatively low. In order to increase the marketing efficiency of carp fish seed, it was suggested that improve the variability of carp seed market. Keywords: carp seed, margin, market efficiency, market variability. Pendahuluan Benih ikan gurami ukuran Nguku atau ikan berukuran 2,5 cm merupakan salah satu benih yang diproduksi oleh pembudidaya di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat. Hasil usaha benih ini berfluktuasi tergantung dari musim. Pada saat musim kemarau, jumlah benih yang dihasilkan sedikit dan saat musim hujan jumlah benih melimpah dan hal ini akan mempengaruhi harga jual benih ikan gurami. Harga benih ikan gurami yang cukup tinggi di pasar disebabkan karena masa pemeliharaan yang lama dan terdapat beberapa perantara pelaku pemasaran yang menyalurkan ikan dari pembudidaya ke konsumen akhir. Banyaknya calo dan ketidaknyamanan berbelanja benih ikan di pasar Parung menyebabkan jumlah pembudidaya dan pedagang pengecer ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu menurun setiap tahun.mereka beralih komoditas dari pembudidaya ikan gurami menjadi pembudidaya ikan jenis lain. Ada 10 pembudidaya gurami yang sebelum tahun 2011 beralih menjadi pembudidaya ikan jenis lainnya seperti lele atau patin. Sedangkan pedagang pengecer ada yang beralih pekerjaan menjadi calo atau pekerjaan lainnya (komunikasi pribadi, Irwan, 2011). Permasalahan ini akan dikaji dari pemasaran benih ikan gurami tersebut. Mahyuddin (2009) menyatakan bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen sehingga pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan ekonomi dalam agribisnis perikanan. Pemasaran dalam penelitian ini adalah kegiatan menyalurkan benih ikan gurami ukuran nguku dari pembudidaya ke konsumen akhir. Menurut Anindita, et al (2008), sistem pemasaran hasil pertanian merupakan rangkaian dari tiga sub sistem yang saling berinteraksi yaitu produksi, konsumsi dan saluran pemasaran. Sektor produksi merupakan sub sistem produsen dimana barang yang dihasilkan dibawa ke konsumen akhir (sektor konsumsi) melalui saluran pemasaran. Sub sistem ini terdiri dari pelaku pasar atau perantara yang bertanggung jawab agar produk yang disediakan petani dapat tersedia bagi konsumen yang memerlukan sesuai dengan waktu dan tempat yang diinginkan. Benih ikan gurami yang dihasilkan oleh pembudidaya benih di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu akan sampai ke konsumen akhir yaitu pembudidaya ikan gurame ukuran silet setelah melewati perantara. Perantara ini adalah pelaku pemasaran seperti pengepul, agen, calo dan pedagang pengecer. Adanya rangkaian interaksi antara pembudidaya dengan perantara didalam saluran pemasaran sehingga ikan gurami sampai dikonsumen akhir akan menggambarkan suatu sistem pemasaran. ISSN :
3 Menurut Kohl et al (1990) dalam Hikmayani, et al (2007), efisiensi pemasaran terdiri dari : a. Efisiensi operasional, yaitu perubahan dalam biaya pemasaran sebagai akibat perubahan biaya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemasaran tanpa mempengaruhi sisi output. Efisiensi pemasaran diukur dari marjin pemasaran dan biaya pemasaran. b. Efisiensi harga yang menekankan pada kemampuan pasar dalam melakukan efisiensi alokasi sumberdaya dan memaksimumkan output. Efisiensi harga diukur melalui korelasi harga yang terjadi untuk komoditas yang sama pada berbagai tingkat pasar. Sistem pemasaran yang efisien menurut Saefudin dalam Nurasa et al (2005) apabila setiap pelaku pemasaran yang terlibat memperoleh imbalan yang adil. Menurut Setiorini (2008) Marjin pemasaran yang diperoleh dari perbedaan harga jual pembudidaya dan harga yang dibayarkan konsumen akhir dapat menggambarkan efisiensi saluran pemasaran yang ditempuh oleh pembudidaya. Semakin besar selisih harga jual pembudidaya dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir menjadi indikasi semakin tidak efisiennya saluran pemasaran dan semakin sedikit Farmer s Share yang diterima oleh pembudidaya. Menurut Purnama (2004) saluran pemasaran tidak efisien karena bagian yang diterima pembudidaya rendah, keuntungan antar pelaku pemasaran tidak menyebar merata dan biaya pemasaran relatif tinggi. Pemasaran benih ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu akan dianalisa efisiensi pemasarannya dari segi efisiensi operasional dan tidak dilakukan analisis dari pendekatan efisiensi harga karena dari hasil analisa efisiensi operasional tersebut dapat diperoleh gambaran tentang efisiensi pasar benih ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu Depok Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran pemasaran benih ikan gurami ukuran Nguku saat kondisi produksi langka, standar dan melimpah, fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pemasaran ikan gurami, keragaan pasar ikan gurami yaitu marjin pemasaran, share biaya pemasaran, share keuntungan, rasio keuntungan biaya setiap pelaku pemasaran yang terlibat, Farmer s share dan rasio pendapatan biaya (TR/TC) pembudidaya saat kondisi produksi langka, standar dan melimpah sehingga diperoleh efisiensi pemasaran benih ikan gurami ukuran Nguku di Kelurahan Duren Mekar dan Duren Seribu Depok Jawa Barat. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Duren Mekar dan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat pada bulan Nopember sampai Desember Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan potensi daerah sebagai penghasil benih ikan gurami di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian survey menggunakan instrumen terbuka dan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur. Populasi pada penelitian ini adalah semua pembudidaya benih ikan gurami ukuran Nguku di Kelurahan Duren Mekar dan Duren Seribu, pengepul, pedagang pengecer dan agen. Variabel instrumen terdiri dari saluran pemasaran (pembudidaya, pedagang pengecer, pengepul, agen dan calo), fungsi penjualan dan pembelian (ukuran/bobot ikan, harga jual, cara dan karakteristik pembayaran, kualitas ikan, persaingan), fungsi pengemasan, fungsi penyimpanan, fungsi penanggulangan resiko, fungsi grading, fungsi pembiayaan, fungsi informasi pasar, distribusi marjin pemasaran, biaya pemasaran dan share biaya pemasaran, keuntungan dan share keuntungan, rasio keuntungan biaya, Farmer s Share, dan TR/TC pembudidaya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif terhadap data primer dan data sekunder. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif meliputi data tentang saluran pemasaran dan fungsi pemasaran dianalisis secara deskriptif. ISSN :
4 Data kuantitatif berupa marjin pemasaran dan distribusinya, Farmer s share, biaya pemasaran (Nurwidyanti et al, 2009), keuntungan dan rasio keuntungan biaya (Hidayati, 2009), TR/TC akan dihitung menggunakan rumus (Perangin-angin, 2011) dan hasilnya dianalisa secara deskriptif. a. Rumus perhitungan Marjin pemasaran menurut Nurwidyanti, M. et al (2009) MP = P r P f MP P r P f MP B pi K pi = Marjin Pemasaran = Harga eceran pada konsumen = Harga pada pembudidaya Atau Marjin Pemasaran dapat dihitung dari rumus : n n Mp = Bpi + Kpi i = 1 i = 1 = marjin pemasaran = biaya pelaku pemasaran ke i = keuntungan pelaku pemasaran ke i Marjin pemasaran terdiri dari biaya saluran pemasaran dan keuntungan yang diperoleh perantara pemasaran. b. Rumus biaya pemasaran pelaku pemasaran menurut Nurwidyanti, M. et al (2009) n B pi = b ij i = 1 B pi b ij = biaya pelaku pemasaran ke i = biaya pemasaran pelaku pemasaran ke i dari berbagai jenis biaya mulai j = 1 sampai j = n c. Rumus Keuntungan pelaku pemasaran menurut Nurwidyanti, M. et al (2009) n K pi = P ji - P bi - b ij i = 1 Kpi = Keuntungan pelaku pemasaran ke i P ji = Harga jual pelaku pemasaran ke i P bi = Harga beli pelaku pemasaran ke i b ij = Biaya pemasaran pelaku pemasaran ke i dari berbagai jenis biaya mulai j = 1 sampai j = n d. Rumus Farmer s Share menurut Nurwidyanti, M. et al (2009) S pf = P f x 100 % P r S pf = Share harga ditingkat pembudidaya P f = Share harga ditingkat pembudidaya P r = Harga ditingkat konsumen e. Rasio Keuntungan Biaya, menurut Hidayati,W ( 2009) Rasio keuntungan biaya = πi x 100 % Ci πi = keuntungan di tingkat pelaku pemasaran ke i Ci = biaya pemasaran ditingkat pelaku pemasaran ke i f. TR /Total Revenue TR = Harga Jual x Jumlah Produksi ISSN :
5 g. TC = Total Biaya TC = Harga Jual x Biaya Pemasaran per butir atau per ekor h. TR/TC Pembudidaya/Rasio Pendapatan Biaya menurut Perangin-angin, K (2011) TR/TC = Total Pendapatan/Biaya Total i. Keuntungan Pembudidaya/ Keuntungan = TR - TC Hasil dan Pembahasan Saluran pemasaran benih ikan gurami ukuran Nguku dapat dilihat pada Bagan 1 berikut ini. Pembudidaya Pedagang Pengecer Broker Pengepul Agen Konsumen Bagan 1. Saluran Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Nguku di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat Sumber : Data Primer (2012) Saluran pemasaran tersebut adalah : Saluran 1 : Pembudidaya Ped Pengecer calo Konsumen Pembudidaya Saluran 2 : Calo Konsumen Saluran 3 : Pembudidaya Pengepul Agen Konsumen Saluran 4 : Pembud. Calo Pengepul Agen Konsumen Sebagian besar benih ikan dikirim keluar daerah seperti Batam, Medan, Balikpapan dll dengan perantara pengepul, broker, agen (saluran 3 dan 4). Saluran 2 merupakan saluran terpendek dan efisien, sedangkan saluran 4 merupakan saluran terpanjang karena benih ikan dari pembudidaya harus melewati beberapa pelaku pemasaran terlebih dahulu sebelum sampai ke tangan konsumen. Benih harus sampai ke konsumen dalam kondisi hidup dan jumlah benih yang dihasilkan pembudidaya tidak banyak sehingga pembudidaya akan kesulitan untuk memasarkan sendiri. Oleh karena itu keberadaan suatu lembaga seperti koperasi sangat diperlukan untuk menampung semua benih dari pembudidaya sehingga pembudidaya mendapatkan informasi ketersediaan benih langsung dari koperasi. Keberadaan calo di pasar tradisional Parung berpengaruh terhadap keberadaan pedagang pengecer. Hal ini disebabkan karena pembeli langsung dilayani oleh beberapa calo (kurang lebih 10 orang) yang menawarkan ikan dengan harga diatas harga pasar. Pedagang pengecer hanya memperoleh harga sesuai dengan harga yang berlaku saat itu. Adanya ISSN :
6 ketidaknyamanan dalam berbelanja menyebabkan jumlah konsumen semakin berkurang setiap tahunnya sehingga jumlah pedagang pengecer juga berkurang. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku pemasaran benih ikan gurami Parameter fungsi penjualan dan pembelian yang diamati adalah ukuran telur, harga telur,cara dan karakteristik pembayaran, kualitas telur ikan dan ada tidaknya persaingan. Harga benih ikan dari pembudidaya cukup bervariasi. Adanya perbedaan harga ini disebabkan karena adanya perbedaan informasi harga yang diterima oleh pembudidaya. Pada saat kondisi melimpah, harga benih turun karena banyaknya pasokan yang berasal dari daerah luar yang dijual oleh calo atau pedagang pengecer sehingga pembudidaya berperan sebagai price taker/penerima harga. Fungsi pengemasan benih dilakukan oleh pedagang pengecer. Pengemasan dilakukan dengan cara mengemas benih ikan ke dalam kantong plastik yang telah diisi air dan diberi oksigen. Pengangkutan oleh semua pelaku pemasaran kecuali pembudidaya. Fungsi resiko yang dilakukan oleh pembudidaya yaitu pembudidaya menanggung resiko jika benih ikan sampai ditempat tujuan mengalami kematian maka pembudidaya harus mengganti setengah dari jumlah bennih yang mati atau sesuai kesepakatan antara pembudidaya dengan pembeli. Jika kematian benih dialami saat benih sampai di luar daerah maka penggantian benih dilakukan pada pengiriman benih berikutnya dengan cara menambah jumlah benih yang dikirim sesuai dengan jumlah benih yang mati pada pengiriman sebelumnya. Agen menanggung fungsi resiko apabila harga pengiriman lewat pesawat mengalami kenaikan atau tertundanya keberangkatan pesawat ke tempat tujuan pengiriman. Calo tidak menanggung resiko karena hanya sebagai perantara saja. Calo akan mendatangi calon pembeli dengan membawa sampel berupa kantong plastik berisi benih, apabila terjadi kesepakatan harga, maka pembeli yang akan mengambil benih tersebut ke rumah pembudidaya. Pembudidaya benih juga melakukan grading untuk memisahkan antara benih yang hidup dan yang mati serta untuk mendapatkan ukuran benih yang seragam. Fungsi pembiayaan ikan ukuran nguku dilakukan oleh pembudidaya yaitu berupa modal sendiri untuk melakukan aktifitas budidaya dimulai dari pembuatan kolam terpal, pembelian benih ukuran kuaci, pembelian pakan berupa pakan alami dan upah tenaga kerja. Selain itu, fungsi pembiayaan juga dilakukan oleh pedagang pengecer berupa sewa tempat, biaya retribusi, oksigen dan kantong plastik. Fungsi pembiayaan yang dilakukan calo hanya berupa transportasi. Pengepul melakukan fungsi pembiayaan berupa kantong plastik, oksigen,ember dan upah tenaga kerja. Sedangkan agen melakukan fungsi pembiayaan berupa transportasi baik melalui jalur darat maupun udara. Fungsi informasi pasar yang dilakukan oleh pelaku pemasaran adalah mencari informasi tentang harga benih pada saat akan melakukan transaksi penjualan atau pembelian. Menurut Anindita, et al (2008), hasil analilsa pendekatan fungsional dapat membantu para ahli pemasaran untuk mengetahui biaya pemasaran yang lebih baik dan membantu upaya untuk memperbaiki penampilan proses pemasaran Setiap pelaku pemasaran melakukan fungsi pemasaran sesuai dengan kondisi daerah setempat. Kolam yang tidak luas dan hasil panen setiap pembudidaya yang relatif sedikit di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu menyebabkan pembudidaya harus menjual hasil panennya ke pengepul dengan calo sebagai perantara. Keberadaan calo akan meningkatkan biaya pemasaran. Biaya untuk melakukan fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar dapat dikurangi apabila terdapat koperasi sebagai sumber informasi harga dan sumber informasi keberadaan benih. Dengan demikian pembudidaya tidak terikat dengan calo atau pengepul dalam penentuan harga ikan. ISSN :
7 Melimpah Standar Langka Melimpah Standar Langka Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 8 Efisiensi pemasaran ikan gurami dapat dianalisa dari keragaan pasarnya. Keragaan pasar ikan gurami meliputi marjin pemasaran, share biaya pemasaran, share keuntungan, Farmer s Share, rasio keuntungan biaya dan rasio pendapatan biaya. Marjin pemasaran diperoleh dari penjumlahan semua biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh setiap pelaku pemasaran dengan keuntungan yang diperoleh oleh pelaku pemasaran tersebut. Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh setiap pelaku pemasaran dapat diketahui dari fungsi yang dilakukan oleh pelaku pemasaran tersebut. Hal ini disebabkan karena setiap fungsi pemasaran yang dilakukan pelaku pemasaran akan mengeluarkan biaya pemasaran. Misalnya, pengepul benih ikan gurami yang melakukan fungsi pengemasan akan mengeluarkan biaya untuk pembelian kantong plastik dan oksigen. Besar kecilnya biaya pemasaran akan mempengaruhi besar kecilnya marjin dan keuntungan. Dengan demikian, untuk mendapatkan keragaan pasar ikan gurami maka harus diketahui pelaku pemasaran yang terlibat dalam penyaluran ikan mulai dari pembudidaya sampai ke konsumen akhir. Pelaku pemasaran yang terlibat dapat diketahui dengan menganalisis panjang pendeknya saluran pemasaran. Dengan menganalisis keragaan pasar ikan gurami maka dapat diketahui efisien tidaknya pemasaran ikan gurami tersebut. Hasil penelitian keragaan pasar ditinjau dari biaya pemasaran dan share biaya pemasaran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perbandingan antar Saluran Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Nguku ditinjau dari biaya pemasaran dan share biaya pemasaran di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat Sumber Data : Data Primer Diolah (2012) Kondisi Saluran Marjin Biaya Pemasaran (Rp) Share Biaya Pemasaran (%) Sedangkan keuntungan, share keuntungan dan rasio keuntungan biaya tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan antar saluran Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Nguku ditinjau dari keuntungan, share keuntungan dan rasio keuntungan biaya di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat Sumber Data : Data Primer Diolah (2012) Kon disi Salu ran Keuntungan (Rp/butir) Share Keuntungan (%) Rasio Keuntungan Biaya ISSN :
8 Melimpah Standar Langka Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 8 Pada Tabel 3 dapat dilihat rasio pendapatan biaya, Farmer s Share dan keuntungan pembudidaya. Tabel 3. Perbandingan antar Saluran Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran Nguku ditinjau dari rasio pendapatan biaya, Farmer s Share dan keuntungan pembudidaya di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu, Depok, Jawa Barat Kon disi Salu ran Sumber Data : Data Primer Diolah (2012) Rasio Farmer's Pendapatan Share Biaya (%) Keuntungan pembudidaya (Rp/bln) 1 1, , , , , , , , , , , , Pemasaran ikan gurami yang efisien dapat dianalisis dari keragaan pasarnya yaitu marjin yang rendah atau tidak merata dan biaya pemasaran yang rendah, tingginya Farmer s Share, meratanya share keuntungan dan rasio keuntungan biaya, serta tingginya rasio pendapatan biaya. Pada segmentasi usaha benih ikan gurami ukuran Nguku di Kelurahan Duren Mekar dan Kelurahan Duren Seribu diperoleh distribusi marjin dan rasio keuntungan biaya tidak merata, tingginya biaya pemasaran, Farmer s Share yang tinggi namun pendapatan yang rendah sehingga pemasaran ikan gurami ini belum efisien. Jika ditinjau dari kelayakan usaha, maka usaha budidaya benih ikan gurami ukuran Nguku layak dilakukan karena rasio pendapatan biaya diatas satu. Dengan demikian dari keragaan pasarnya dapat diketahui bahwa pemasaran benih ikan gurami di Kelurahan Duren Mekar dan Duren Seribu Depok Jawa Barat belum efisien. Efisien tidaknya pemasaran ikan gurami dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran perlu dilakukan agar tujuan akhir dari pemasaran dapat tercapai. Menurut Doriza (2007) efisiensi merupakan salah satu konsep untuk mengukur prestasi kerja manajemen. Oleh karena itu, pemasaran ikan gurami perlu dimanajemen agar setiap pelaku pemasaran yang terlibat dalam penyaluran ikan gurami mendapatkan imbalan yang merata dan pembudidaya mendapatkan keuntungan yang tinggi sehingga kesejahteraan pembudidaya dapat ditingkatkan. Pada pemasaran ikan gurami maka pembudidaya harus memilih saluran pemasaran yang efisien yaitu saluran pendek, dimana saluran pemasaran atau pendistribusian merupakan bagian dari bauran pemasaran yaitu kegiatan inti dari sistem pemasaran. Dengan demikian efisiensi pemasaran ikan gurami akan tercipta seiring dengan semakin membaiknya keragaan pasar ikan gurami. Adanya ketidakefisienan pemasaran ini menyebabkan banyak pembudidaya yang beralih komoditas sehingga jumlah pembudidaya semakin menurun dari tahun ke tahun. Demikian juga dengan keberadaan pedagang pengecer benih ikan gurami yang semakin berkurang jumlahnya karena dalam kegiatan memasarkan didominasi oleh calo sebagai penentu harga. Pemberdayaan kelompok tani yang sudah ada harus dilakukan khusus untuk komoditas ikan gurami dan perlu ada penyuluhan kepada pembudidaya bagaimana cara memilih saluran pemasaran yang efisien agar diperoleh keuntungan yang adil. Koperasi perikanan perlu didirikan agar pembudidaya dan pelaku pemasaran lainnya dapat memperoleh informasi harga dengan mudah dan terdapatnya kontinuitas benih.setiap saat. ISSN :
9 Simpulan dan Saran Pada segmentasi pendederan ikan gurami ukuran nguku, saluran 2 dan 3 saat langka merupakan saluran efisien dimana saluran 2 merupakan saluran pendek. Pada saat produksi melimpah, saluran 3 merupakan saluran paling efisien. Fungsi pemasaran yang dilakukan setiap pelaku pemasaran akan meningkatkan biaya pemasaran sehingga akan mempengaruhi besarnya marjin pemasaran. Fungsi penjualan dan pembelian dilakukan oleh pembudidaya. Fungsi fisik yang terdiri dari fungsi pengemasan, fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan dilakukan oleh pedagang pengecer, pengepul dan agen. Fungsi resiko tidak dilakukan oleh calo dan fungsi grading hanya dilakukan oleh pembudidaya benih ukuran nguku.. Ditinjau dari keragaan pasar yaitu marjin, Farmer s Share dan rasio keuntungan biaya maka pemasaran benih ukuran Nguku belum efisien. Sedangkan berdasarkan rasio pendapatan biaya maka usaha pendederan ukuran Nguku layak untuk dilakukan. Benih yang akan dikirim keluar daerah memerlukan saluran yang lebih panjang dan sebaiknya didirikan suatu organisasi seperti koperasi sebagai pusat informasi produk dan harga yang dapat menampung hasil produksi pembudidaya dan menyalurkannya ke berbagai daerah. Dengan demikian terdapat kontinuitas benih setiap saat dan pembudidaya tidak terikat dengan calo atau pengepul. Selain itu, fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh semua pelaku pemasaran dapat diminimalisir dengan adanya bantuan biaya modal dari koperasi. Pustaka Anindita, R., Heriyanto., Pudjiastuti, A.Q. & Rozi, F. (2008). Ekonomi pertanian. Jakarta: Universitas Terbuka. Doriza, S. & Maulida, E. (2007). Dasar manajemen usaha. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Hidayati,W. (2009). Analisis struktur, perilaku dan keragaan pasar rumput laut Eucheuma Cottoni : Kasus di Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hikmayani, Y., Aprilliani, T., & Zamroni, A. (2007). Analisis pemasaran rumput laut di wilayah potensial di Indonesia. Jurnal Bijak dan Riset Sosek KP, 2(2), Mahyuddin, K. (2009). Panduan lengkap agribisnis ikan gurami. Jakarta: Penebar Swadaya. Nurasa,T. & Hidayat, D. (2005). Analisis usaha tani dan keragaan marjin pemasaran jeruk di Kabupaten Karo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor. Nurwidyanti, M. & Kasijadi, F. (2009). Analisis penampilan pasar pada pemasaran Ikan Bandeng (Studi Kasus di Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu). Jurnal Agritek, 17(5) Perangin-angin, K. (2011). Diklat Peningkatan Kompetensi Pendidik Produktif Bidang Perikanan Budidaya. Cianjur: PPPPTK Pertanian. Purnama, M.N. (2004). Analisis efisiensi pemasaran Ikan Hias di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Skripsi Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rifianto, I. (2009). Materi pokok tataniaga perikanan. Edisi Ke-2. Jakarta: Universitas Terbuka. Setiorini, F. (2008). Analisis efisiensi pemasaran ikan mas di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Skripsi Institut Pertanian Bogor. ISSN :
ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT
ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT Adida 1, Kukuh Nirmala 2, Sri Harijati 3 1 Alumni Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciHUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH
HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),
Lebih terperinciElvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran
ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.
Lebih terperinciRANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP
AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : 121-129 ISSN : 1411-1063 RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP Mahfud Hidayat, Pujiharto, Sulistyani Budiningsih Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciVII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR
VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tataniaga Pertanian Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. Pemasaran adalah kegiatan mengalirkan barang dari produsen ke konsumen akhir
Lebih terperinciNurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District
Lebih terperinciJurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang
AGRISE Volume XI No. 1 Bulan Januari 2011 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (ZEA MAYS L.) (STUDI KASUS DI DESA SEGUNUNG, KECAMATAN DLANGGU, KABUPATEN MOJOKERTO) (MARKETING EFFICIENCY
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per
Lebih terperinciANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.
ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO Latifatul Hasanah 1, Ujang Suryadi 2, Wahjoe Widhijanto 2 1Manajemen Bisnis Unggas, Politeknik Negeri Jember 2Jurusan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan
Lebih terperinciTATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN
TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 25-29 ISSN 1693-8828 Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman F.X. Suwarta dan G. Harmoko Jurusan Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK
1 ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT (Value Chain Analysis In Marketing Freshwater Fish In West Lombok) Ni Putu Rika S, Abdullah Usman, Sri Maryati Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini
33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG
131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract
Lebih terperinciVII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT
55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar
Lebih terperinciSaluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)
Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi
Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara
ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN Arini Pebristya Duha *), HM Mozart B Darus **), Luhut Sihombing **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciKata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi
KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA Irni Rahmi Zulfiyyah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com Dedi Darusman,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinci22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan
22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan KERAGAAN USAHA BUDIDAYA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DALAM PEMANFATAAN LAHAN PEKARANGAN DI DESA JANTI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN PROVINSI
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG
DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK MANIS. (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF SWEET ORANGE) Djoko Koestiono 1, Ahmad Agil 1
AGRISE Volume X No. 1 Bulan Januari 2010 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK MANIS (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF SWEET ORANGE) Djoko Koestiono 1, Ahmad Agil 1 1) Jurusan Sosial Ekonomi
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 69-73 ISSN : 2088-3137 ANALISIS PEMASARAN IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN KALAPA CIUNG KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Ternak Sapi Potong Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA KANDANGSEMANGKON KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR
EFISIENSI PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA KANDANGSEMANGKON KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR Faisol Mas ud dan Slamet Hariyanto Fakultas Perikanan Universitas
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN
AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR Oleh : Rosda Malia S.P, M.Si * dan Wisnu Mulyanu Supartin, S.P ** ABSTRAK Pandanwangi adalah
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 4 (1) :75 83, Februari 2016 ISSN : 23383011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Marketing Analysis of Shallot In Oloboju Village Sigi Biromaru
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAWI MANIS DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE, CONDUCT, AND PERFORMANCE (SCP) DI KECAMATAN JAMBI SELATAN KOTA JAMBI Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)
EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2) 1. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciProgram Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,
ANALISIS TATANIAGA SAYURAN KUBIS EKSPOR DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN Roma Kasihta Sinaga 1), Yusak Maryunianta 2), M. Jufri 3) 1) Alumni Program Studi Agribisnis FP USU,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 3 (4) : 543-546, Agustus 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU Analysis of Income and Feasibility of Broiler
Lebih terperinciKERAGAAN PEMASARAN GULA AREN
KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN Lina Humaeroh 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi linaanimania@yahoo.com Riantin Hikmah Widi 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi riantinhikmahwidi@yahoo.co.id
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU
Jurnal AgribiSains ISSN 2442-5982 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 27 ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU (Kasus Kelompok Tani Nanggeleng Jaya Desa Songgom
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.
26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciStaf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA DALAM DAN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kartika Retno Palupi 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan saidin Nainggolan 3 1) Alumni Jurusan Agribisnis
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN SAPI BALI DI KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG
ANALISIS PEMASARAN SAPI BALI DI KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG Astati* *) Dosen Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar E-mail
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA
1 ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA (Wholesaler Receiver) DARI DAERAH SENTRA PRODUKSI BOGOR KE PASAR INDUK RAMAYANA BOGOR Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan tataniaga ikan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 311 STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Muhammad Alhajj Dzulfikri Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Perikanan merupakan salah satu
Lebih terperinciMarketing Efficiency Analysis Of Arwana Fish (Osteoglossum Bicirrhosum) In Central Java Province. Kukuh Seto Pambudi, Tita Elfitasari*, Fajar Basuki
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN IKAN ARWANA (OSTEOGLOSSUM BICIRRHOSUM) DI PROVINSI JAWA TENGAH TENGAH (Magelang, Ungaran, Semarang) Marketing Efficiency Analysis Of Arwana Fish (Osteoglossum Bicirrhosum)
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Pedagang Karakteristik pedagang adalah pola tingkah laku dari pedagang yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana pedagang
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga
Lebih terperinciSTUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
EPP. Vol. 9 No.1. 2012 : 30-34 30 STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Marketing Carrot Study (Daucus carota L.) in Citeko Village Cisarua
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 3 (4) : 498-56, Agustus 215 ISSN : 2338-311 ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU Marketing Analysis Tempe on Home Industry "Multi Barokah" in Palu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan
Lebih terperinciKey words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill
MARJIN PEMASARAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR YANG MENGGUNAKAN PAKAN PRODUKSI PABRIK SKALA KECIL DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Susanti I.S 1, N. Ali 1 dan St. Rohani 2 1 Fakultas Peternakan dan Perikanan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian
Lebih terperinciLanjutan Pemasaran Hasil Pertanian
Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian BIAYA, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PEMASARAN 1) Rincian Kemungkinan Biaya Pemasaran 1. Biaya Persiapan & Biaya Pengepakan Meliputi biaya pembersihan, sortasi dan grading
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Pada perekonomian saat ini, hubungan produsen dan konsumen dalam melakukan proses tataniaga jarang sekali berinteraksi secara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidi Pupuk bersubsidi ialah pupuk yang pengadaanya dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebtuhan petani yang dilaksanakan atas dasar program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.
37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga
Lebih terperinciPEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar
PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro E-mail: putriutamilintang@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Fauzul Azhimah *), Ir.Iskandarini,MM,Ph.D **) dan Dr.Ir.Rahmanta Ginting,MS **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH ORGANIK DI KABUPATEN DELI SERDANG
ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH ORGANIK DI KABUPATEN DELI SERDANG Yenny Laura Butarbutar* dan Nurmely Violita Sitorus Universitas Methodist Indonesia Jalan Harmonika Baru Tanjung Sari Medan 20132
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani
6 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Kelayakan Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeharjo dkk (1973) dalam Assary (2001) Suatu usahatani dikatakan layak atau berhasil apabila usahatani tersebut dapat menutupi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Eni Istiyanti, Francy Risvansuna Fivintari, Diah Rina Kamardiani, Deny Irfan Saputra Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai. Penelitian
Lebih terperinciKAJIAN PEMASARAN SELADA ORGANIK DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsoed
KAJIAN PEMASARAN SELADA ORGANIK DI KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Oleh : Anisur Rosyad Agnia Rahmawati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsoed anisurrosyad@yahoo.com Telp 081327642494
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province) Nuni Anggraini, Ali Ibrahim Hasyim, Suriaty Situmorang Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciMINGGU 6. MARKETING MARGIN
MINGGU 6. MARKETING MARGIN Oleh TIM TATANIAGA PRODUK AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 MARGIN TATANIAGA Konsep Margin Tataniaga (Margin Total)
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN Rokhman Permadi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Darwan Ali rokhmanpermadi@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten
Sains Peternakan Vol. 9 (), Maret 20: 4-52 ISSN 693-8828 Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten Sugiharti Mulya Handayani dan Ivana Nurlaila 2 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.
47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN JERUK PAMELO DALAM WILAYAH MAGETAN (CITRUS GRANDIS L. OSBEK)
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 EFISIENSI PEMASARAN JERUK PAMELO DALAM WILAYAH MAGETAN (CITRUS GRANDIS L. OSBEK) (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF PAMELO ORANGES FOCUS IN MAGETAN
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra
ABSTRACT Mega Artha Ilahude "614409029", 2013. Copra Marketing Systems Analysis in Gorontalo regency (A Study in District Limboto). Department of Agribusiness Faculty of Agricultural Sciences, State University
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 282-287, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis of watermelon farming
Lebih terperinciDEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI TATANIAGA BENIH IKAN GURAME MELALUI DAN TANPA MELALUI KELOMPOK TANI DI DESA SUKAMAJU KIDUL KECAMATAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA TAUFIK ARIFIN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinci