PENGEMBANGAN FAKTOR LEARNER SATISFACTION DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COMMUNITY OF INQUIRY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN FAKTOR LEARNER SATISFACTION DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COMMUNITY OF INQUIRY"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN FAKTOR LEARNER SATISFACTION DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COMMUNITY OF INQUIRY Hari Setiaji 1, Wing Wahyu Winarno 2, Sri Suning Kusumawardani 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl Grafika No.2 Kampus UGM Yogyakarta, Mlati, Sleman, Yogyakarta hari.mti.17a@mail.ugm.ac.id 1, wing@mail.ugm.ac.id 2, suning@ugm.ac.id 3 ABSTRAKS Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala bidang termasuk bidang pendidikan dan pelatihan. Model kerangka kerja pengukuran e-learning diperkenalkan oleh Wang yang terdiri atas empat peubah yaitu learner interface, learning community, content, dan personalization. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wang dengan mengkolaborasikan kerangka kerja community of inquiry (CoI), yakni melakukan subtitusi peubah learning community menjadi social presence dan cognitive presence. Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh melalui metode survei kepada mahasiswa yang menjadi sampel penelitian yang sudah ditentukan serta berdasarkan studi literatur. Penelitian ini menemukan bahwa model pembelajaran yang interaktif dalam CoI yakni social presence dan cognitive presence dapat meningkatkan kepuasan para pelajar (learner satisfaction) dalam sistem e- Learning. Kata Kunci: e-learning, community of inquiry, learner satisfaction 1. PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus berkembang dengan pesat dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia (Asalla dkk, 2014). Perkembangan TIK saat ini tidak terlepas dari perkembangan internet, bahwa TIK yang ada saat ini makin mengarah pada teknologi yang berbasiskan web (Fadi, 2009) yang dijalankan dengan memanfaatkan Internet sehingga dapat digunakan di mana saja dan kapan saja. Pertumbuhan TIK tersebut turut mendorong Indonesia untuk membuka diri terhadap pemanfaatan Internet. Saat ini jumlah pengguna Internet di Indonesia berkisar 50 juta pengguna (Asalla dkk, 2014). Jumlah ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang menggambarkan bahwa pemanfaatan Internet terus berkembang di Indonesia. Rosenberg et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu bentuk aplikasi ICT di dunia pendidikan dan pelatihan tersebut adalah e-learning atau networked learning. E-Learning dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan media komputer atau internet. E- Learning diaplikasikan tidak hanya berdasarkan pada pembelajaran dan teknologi semata, tetapi juga didasarkan kepada kebutuhan dan permintaan penggunanya. Rosenberg (2001) menjelaskan bahwa penentuan strategi serta sasaran e-learning yang tepat adalah hal yang sangat penting karena strategi tersebut akan mengarahkan dan menentukan keberhasilan dari program e-learning. Selain hal tersebut, keberhasilan e-learning tergantung juga pada strategi, dukungan, tindakan, champion, komunikasi, dan perubahan. Pemanfaatan teknologi informasi dan interaksi sosial untuk mendukung proses belajar mengajar dapat dimaksimalkan. Berdasarkan Trend Index Pendidikan Indonesia, pada tahun 2010 index pendidikan Indonesia berada pada peringkat 65, kemudian pada 2011 turun menjadi peringkat 69 dari 127 negara; sedangkan tahun 2012 tetap pada peringkat yang sama dimana belum adanya peningkatan peringkat (Asalla dkk, 2014). Adanya kecenderungan peningkatan penerimaan mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini akan menghasilkan suatu model penerapan CoI, yang merupakan pilot project dan keberhasilan penelitian ini dapat diimplementasikan pada materi ajar pada pembelajaran online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran user satisfaction yakni dengan perspektif kepuasan pelajar (learner satisfaction) dalam implementasi sistem e-learning di lingkungan institusi pendidikan tinggi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari konstruk dari kerangka kerja CoI yakni social presence dan cognitive presence dalam pengembangan pengukuran faktor learner satisfaction pada implementasi e-learning di lingkungan institusi pendidikan tinggi. 2. LANDASAN TEORI E-learning terdiri atas dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran. Montandon dan Zentriegen (2003) juga menambahkan bahwa e- Learning merupakan pembelajaran secara langsung melalui teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Terminologi e-learning sangatlah global. Effendi dan Zhuang (2005) menggambarkan penggunaan 324

2 terminologi lain yang memiliki pengertian yang hampir sama dengan e-learning, seperti misalnya: 1. pembelajaran jarak jauh (distance learning); 2. pengajaran berbasis Web (web based learning); 3. pengajaran berbasis komputer (computer based learning); 4. pembelajaran berbasis teknologi (technology based learning); 5. pembelajaran secara online (online learning). Effendi dan Zhuang (2005) menjelaskan bahwa terminologi tersebut sering digunakan untuk menggantikan e-learning. Terminologi e-learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi. 2.1 E-Learning Satisfaction (ELS) Model Domain e-learner Satisfaction 1. Kualitas Pengajaran VS Learner Satisfaction Student Evaluation of Teaching Effectiveness (SETE) merupakan metode utama untuk mendefinisikan dan mengukur kualitas pembelajaran, dan beberapa instrumen yang ada merupakan instrumen yang mencakup pembelajaran dari perspektif psikologi. Tetapi, pada metode SETE terdapat ambiguitas antara kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna. Sejatinya, kepuasan merupakan antecedent dari kualitas yang diberikan. Hal ini dapat dijadikan suatu landasan dalam melakukan evaluasi kepuasan pengguna dalam proses pembelajaran. 2. Konsep E-Learning Satisfaction (ELS) Berdasarkan hasil pengamatan Giese dan Gote s (200), e-learner satisfaction didefinisikan sebagai berikut: a summary affective response of varying intensity that follows asynchronous e-learning activities, and is stimulated by several focal aspects, such as content, user interface, learning community, customization, and learning performance. Konstruk dari tiap kerangka kerja penyusun dari e-learning satisfaction dijadikan oleh Wang sebagai konstruk untuk membuat model pengukuran Learner Satisfaction dengan beberapa sub-konstruk yang didefinisikan pada list item pertanyaan survey yang dibangun. Hipotesis 2 : A negative relationship exists between ELS score and the extent of post-usage complaint behavior. Model kerangka kerja pengukuran learner satisfaction Wang mengacu pada konstruk model ELS, secara operasional dibangun berdasarkan item yang ada pada model ELS dan secara empiris telah di-validasi menggunakan instrumen ELS pada umumnya. Model kerangka kerja e-learning satisfaction yang dibangun oleh Wang ini dapat digunakan untuk membandingkan learner satisfaction pada sistem e-learning yang berbeda dengan faktor-faktor yang lebih spesifik dengan menggunakan empat buah peubah yakni learner interface, learning community, content, dan personalization. 2.2 Community of Inquiry Pendidikan tinggi secara konsisten melihat masyarakat sebagai bagian penting untuk mendukung pembelajaran secara kolaboratif dan wacana yang terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran. Selain itu, sifat tidak sinkronnya komunikasi online dan potensi tidak saling terhubung menyebabkan perhatian terpusat pada sisi masyarakat atau kelompok. Untuk mendukung perspektif ini, terdapat bukti bahwa sense of community dapat dibangun secara online, meskipun hal ini bukan merupakan sesuatu yang mudah. Salah satu, kerangka yang mengidentifikasi dimensi baik sosial maupun kognitif dalam pembelajaran online diajukan oleh Henri (Garrison, 2011). Henri mengembangkan suatu kerangka komprehensif sebagai alat penelitian pembelajaran online (Gambar 1). Kerangka terdiri dari tiga unsur, yaitu social, teaching and cognitive presencesebagai kategori dan indikator untuk menentukan masing-masing kehadiran dan untuk memandu coding transkrip (lihat Gambar 2). Pendekatan constructivist, konsisten untuk pembelajaran di perguruan tinggi. Kerangka kerja ini telah memberikan wawasan yang signifikan dan solusi metodologis untuk pembelajaran online. 3. Teori Kerangka Kerja untuk pengaksesan E- Learning Satisfaction Gambar 1. Teori Kerangka Kerja Pengaksesan ELS Gambar 2. Kerangka Community of Inquiry Hipotesis 1 : A positive relationship exists between ELS score and the reuse intention of the e-learning systems. 325

3 Gambar 3. Practical Inquiry Model Sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar 3, jumlah penelitian dan pemahaman mengenai setiap kehadiran secara cognitive dan sosial telah berkembang pada tingkat yang sangat berbeda. Masing-masing dari tiga isu utama disini muncul dari literatur penelitian pembelajaran online. a. Social Presence Nilai dari social presence adalah untuk membangun komunikasi yang efektif dan pengembangan ikatan sosial dan merupakan hal penting dimana kelompok merasa aman untuk berkomunikasi secara terbuka dan menggabungkan tujuan bersama atau tujuan bagi komunitas untuk menopang dirinya sendiri (Garrison, 2011). Social presence harus berperan lebih dari sekedar membangun kehadiran dalam kelompok secara emosional dan hubungan pribadi. Kohesi membutuhkan fokus intelektual (yaitu, komunikasi terbuka dan terarah) dan rasa hormat. Swan dan Shih (dalam Garrison, 2011) menemukan bahwa kohesi kelompok secara signifikan berhubungan dengan social presence dan hasil belajar yang dirasakan. Dapat dikatakan bahwa social presence dalam community of inquiry harus menciptakan hubungan pribadi tetapi memiliki tujuan. Namun, mengembangkan hubungan pribadi membutuhkan waktu dan harus fokus pada komunikasi yang terbuka. Dengan demikian, hal yang dibutuhkan adalah sebuah pemahaman yang jelas tentang bagaimana social presence dapat dimanfaatkan untuk mendukung tujuan komunitas pendidikan. Swan dan Richardson (2003) merupakan orang yang pertama kali mengungkapkan pergeseran semu social presence dari waktu ke waktu dalam diskusi course online. Swan dan Richardson melaporkan bahwa kategori efektif dan interaktif (yaitu, komunikasi terbuka) meningkat sementara indikator kohesif menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa "mungkin penggunaan referensi tersebut menjadi kurang penting sebagai komunitas kelas yang jelas dibentuk." Penjelasan lain yang mungkin, yaitu membahas mengenai fakta bahwa diskusi lebih dapat dieksplorasi daripada kolaborasi. Kohesi mungkin menjadi masalah yang sekunder dalam situasi ini. Artinya, tugas kolaboratif berfokus pada 326 hasil praktis yang dapat mengurangi fokus pada efektiftivitas dan menekankan komentar kohesif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pertimbangan lain dalam menafsirkan temuan ini adalah keseimbangan sampel gender. Dalam hal ini, Arbaugh et.al (2010) menunjuk perbedaan dalam bagaimana siswa pria dan wanita berkomunikasi. Hal ini tentunya dapat dikacaukan oleh isu-isu lain seperti pengembangan komunitas dan sifat dari tugas. Untuk mengatasi masalah ini, temuan ini perlu diinterpretasikan dalam konteks yang lebih luas dari community of inquiry yang secara bersamaan juga mempertimbangkan isu-isu dan peubah dari social, cognitive, dan teaching presence. b. Cognitive Presence Cognitive presence didefinisikan sebagai eksplorasi, konstruksi, resolusi dan konfirmasi pemahaman melalui kolaborasi dan refleksi dalam community of inquiry. Model penyelidikan praktis kegiatan secara operasional kehadiran kognitif dan dasar dalam penelitian Dewey pada pemikiran reflektif. Masalah utama yang dieksplorasi lebih lanjut dalam hal cognitive presence berkaitan dengan kemajuan perkembangan penelitian dalam lingkungan pembelajaran online. Cognitive presence didefinisikan sebagai siklus praktek penelitian di mana para peserta bergerak melalui pemahaman isu melalui eksplorasi, integrasi dan aplikasi. Masalah yang terungkap secara konsisten dalam hasil penelitian adalah bahwa tampaknya penelitian yang inpeubah mengalami kesulitan yang besar dalam bergerak diluar tahapan eksplorasi. Pentingnya merancang tugas yang sesuai untuk menggerakkan mahasiswa melalui resolusi yang diperkuat juga dengan studi khusus yang difokuskan pada pemecahan masalah kolaboratif secara online. Dimana peserta didik secara khusus bertugas untuk merumuskan dan menyelesaikan masalah, tanggapan yang didistribusikan pada lima proses pemecahan masalah (memahami masalah, membangun pengetahuan, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi solusi, dan bertindak atas solusi). Bahkan, "peserta terlibat lebih jauh dalam penyelesaian masalah daripada hanya sekedar di rumusan masalah". Berbicara mengenai studi sebelum cognitive presence (penelitian praktis). Hal ini berbicara kuat terhadap tujuan dan desain kegiatan pembelajaran. Jika kegiatan ini berbasis masalah atau kasus. Hal ini jelas bahwa harapan dan teaching presence yang sesuai akan tersedia. c. Teaching Presence Interaksi dan wacana memainkan peran penting dalam pembelajaran tingkat tinggi tapi tidak bisa dilakukan jika tanpa struktur (desain) dan kepemimpinan (fasilitas dan arah). Pengajar mungkin perlu lebih direktif dalam mendiskusikan tugas-tugas mereka, pengisian peserta untuk menyelesaikan masalah tertentu, dan menekan

4 kelompok untuk mengintegrasikan ide-ide mereka". Murphyis (dalam Garrison, 2011) menjelaskan "bahwa agar proses kolaboratif tingkat tertinggi terjadi dalam suatu OAD (Online Asynchronous Discussion), harus ada strategi eksplisit atau teknik yang bertujuan untuk mempromosikan proses ini". Demikian pula, Gilbert dan Dabbagh (dalam Garrison, 2011) menyimpulkan bahwa "jumlah dan jenis posting fasilitator juga menurunkan tingkat interaksi antara mahasiswa". Penting untuk dipahami bahwa komposisi teaching presence, apakah memiliki implikasi praktis bagi community of inquiry dan mendukung social presence dan cognitive presence. Shea (2009) dalam studi ekstensif mengenai teaching presence dan pembelajaran online menggunakan analisis faktor dengan data survei lebih dari 2000 siswa di beberapa lembaga perguruan tinggi, disimpulkan bahwa solusi dua faktor yang paling diinginkan. Dua faktor diberi label desain dan "fasilitas langsung". Yang terakhir ini tampaknya menjadi penggabungan fasilitas dan instruksi langsung. Perlu dicatat juga bahwa faktor fasilitas langsung berkontribusi untuk memprediksi sense of community dan pembelajaran. Penelitian ini hanya menggunakan sub kategori dari CoI yaitu social presence dan cognitive presence. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan akan penelitian, dimana penelitian ini mengukur dari segi internal learner. 2.3 Learner Satisfaction Learner satisfaction menjadi komponen penting dalam keefektifan sistem e-learning sehingga memberi pengaruh terhadap learners experience (Cute et al, 1999). Student satisfaction merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi tingkat motivasi dimana faktor psikologi adalah hal penting dalam kesuksesan kegiatan proses pembelajaran, di samping itu student satisfaction juga berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja. Menurut para ahli, satisfaction adalah predictor yang baik untuk kesuksesan akademik dan retention. Salah satu cara untuk meningkatkan retention bagi organisasi atau institusi pendidikan yaitu dapat dilakukannya kegiatan penilaian terhadap tingkat kepuasan pelajar. Learner satisfaction merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan kualitas e- Learning dan menjadi isu dan wacana penting dalam lingkungan e-learning. Hal penting yang dapat dilakukan adalah mengambil langkah-langkah secara nyata dalam keefektifan program yang berfokus pada kualitas pengalaman pembelajaran setiap individu (Cute et al, 1999). Learning satisfaction berimplikasi ke semua aspek dimulai dari aspek delivery, pengembangan hingga rancangan e- Learning. 2.4 Structural Equation Model Teknik analisis data di dalam penelitian ini akan menggunakan Structural Equation Modelling 327 (SEM). Teknik ini dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar peubah yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah suatu teknik statistic yang mampu menganalisis variable laten, variable indicator dan kesalahan pengukuran secara langsung (Sitinjak dan Sugiarto, 2006). SEM termasuk dalam kelompok multivariate statistics dependention yang memungkinkan dilakukannya satu atau lebih peubah independen dengan satu atau lebih peubah dependen. Baik peubah dependen maupun independen yang dilibatkan dapat berbentuk peubah laten atau teramati. SEM mampu menganalisis hubungan antara peubah laten dengan peubah indikatornya (peubah manifest), hubungan antara peubah laten yang satu dengan peubah laten yang lain, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran. SEM juga menyediakan measurement model yang dapat mendefinisikan korespondensi antara peubah laten dan manifest. Measurement model membantu para peneliti untuk menggunakan satu atau lebih peubah untuk sebuah konsep independen atau dependent dan kemudian mengukur reliability. Selain hubungan kausal searah, SEM juga memungkinkan untuk melakukan analisis hubungan dua arah yang seringkali muncul dalam ilmu sosial dan perilaku. Tujuan utama analisis SEM adalah menguji fit suatu model yaitu kesesuaian model dengan data empiris. 2.5 Hipotesis Penelitian Model kerangka kerja yang digunakan yakni model kerangka kerja pengukuran user satisfaction milik Wang (2003) yang terdiri dari empat buah peubah yakni learner interface, learning community, content quality, dan personalization. Dalam penelitian ini akan ditambahkan sebuah peubah baru yakni community of inquiry dengan subkategori social presence dan cognitive presence dengan menghilangkan learning community. Dengan demikian, hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini antara lain: H1 : Learner interface quality berpengaruh signifikan terhadap learner satisfaction H2 : Content quality berpengaruh signifikan terhadap learner satisfaction H3 : Personalization berpengaruh signifikan terhadap learner satisfaction H4 : Social presence berpengaruh signifikan terhadap learner satisfaction H5 : Cognitive presence berpengaruh signifikan terhadap learner satisfaction

5 3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Bentuk penelitian yang akan digunakan di dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif statistik dan pendekatan survey. Pendekatan survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Analisis data kuantitatif statistik digunakan untuk meneliti hubungan peubah-variable penelitian dengan memeberikan kuesioner kepada pengguna sistem e-learning yang dipilih dengan teknik purposive sampling dari beberapa pengguna sistem e-learning yang telah mendapat manfaat secara tidak langsung dari implementasi sistem e-learning. Kuesioner yang akan diberikan kepada responden menggunakan skala likert yakni format penulisan item yang popouler untuk skala sikap dan kepribadian dimana dengan format penulisan seperti ini, subjek diminta untuk menunjukkan derajat kesetujuannya terhadap penyataan-pernyataan yang diajukan. Setiap pertanyaan akan diukur dengan interval skala 1 sampai 5 yaitu: a. Sangat tidak setuju (STS) : Nilai 1 b. Tidak setuju (TS) : Nilai 2 c. Netral (N) : Nilai 3 d. Setuju (S) : Nilai 4 e. Sangat setuju (SS) : Nilai 5 Skala yang dipakai yaitu 5 skala dengan pertimbangan responden tersebut dapat memberikan jawaban netral, karena diasumsikan item pertanyaan penelitian ini dapat diaplikasikan untuk implementasi sistem e-learning. Disamping itu jumlah pilihan turut menentukan halusnya perbedaan antara berbagai intensitas sikap. Jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan nantinya digunakan untuk mengukur peubah-peubah yang terdapat di dalam model penelitian. 3.2 Alat Analisis Teknis analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM). SEM adalah teknik analisis yang memungkinkan hubunganhubungan yang kompleks dan rumit secara simultan. Dalam pengertian yang sederhana, SEM menyediakan teknik estimasi yang memadai dan paling efisien untuk serangkaian persamaan multiple regression dan terpisah dan diestimasi secara simultan. 4. PEMBAHASAN Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden penelitian yaitu pengguna e-learner di Universitas Islam Indonesia. Dalam penelitian ini disebarkan 150 kuesioner pada 150 responden. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 150 eksemplar, dengan demikian respon rate-nya sebesar 100,0%. Kuesioner yang terjawab lengkap dengan baik dan 328 layak dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 108 kuesioner. 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas yang dapat diterima adalah 0.25, sehingga apabila ada yang tidak valid maka dipilih indikator dengan nilai Corrected item-total Corrected yang paling kecil dan dihilangkan dari pengujian. Berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa dari dari 33 indikator pertanyaan yang dapat dinyatakan valid dan reliabel adalah sebanyak 29 indikator pertanyaan. Sehingga hanya 29 indikator ini yang dapat diujikan kembali. 4.2 Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Faktor Analysis) Analisis faktor konfirmatori bertujuan untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi-dimensi pembentuk masing-masing peubah laten. Hasil analisis faktor konfirmatori dari masing-masing model selanjutnya akan dibahas. Tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis dalam SEM. Peneliti dapat melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa goodness of fit indeks untuk mengukur baik tidaknya atau kebenaran model yang diajukan (Hair et al., 1998). Berikut ini akan diulas beberapa goodness of fit indeks dan cut-off value nya yang dipakai dalam penelitian ini yang nantinya akan digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. Chi Square ( 2 ) dan Normed 2 Tests. Tes ini mengukur ada tidaknya perbedaan antara matriks kovarians populasi dengan matriks kovarian sampel. Ho dalam pengujian ini menyatakan bahwa matriks kovarians populasi sama dengan matriks kovarian sampel. Model yang baik apabila justru Ho diterima, jadi model yang diuji akan dipandang baik apabila nilai chi square nya rendah dan memiliki probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0,05. Normed 2 Tests adalah rasio dari 2 dibagi dengan degree of freedom nya. Suatu model yang bagus memiliki Normed 2 antara 1 sampai dengan 2. Meskipun demikian rasio antara 2 sampai dengan 3 menandakan sudah memenuhi kriteria model yang baik (Holmes-Smith, 2001). The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Tes ini digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. RMSEA menunjukkan goodness of fit dari model yang diestimasi dalam populasi. Model dapat diterima jika nilai RMSEA 0,08 (Brown and Cudeck, 1993). The Goodness of Fit Index (GFI). GFI adalah analog dengan harga R 2 dalam regresi ganda (Tabachnick dan Fidell, 2001). Indeks kesesuaian GFI digunakan untuk menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang diestimasikan. Rentang nilai GFI

6 antara 0 sampai dengan 1, nilai yang melebihi 0,90 menunjukkan model yang baik (Joreskog and Sorbom, 1996). Tucker Lewis Index (TLI). Tes ini adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap baseline model. Nilai yang direkomendasikan untuk diterimanya sebuah model adalah 0.95 dan jika model tersebut semakin mendekati satu menunjukkan tingkat kesesuaian model yang sangat baik (Hair et al., 1998). The Comparative Fit Index (CFI). Tes ini bersama dengan TLI dianjurkan dipakai dalam penilaian model karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi pula oleh kerumitan model. Rentang nilai CFI dari 0 sampai dengan 1. Model yang baik mempunyai nilai CFI 0,95. Meskipun demikian nilai di atas 0,90 sudah bisa diterima (Holmes- Smith, 2001). FULL MODEL STRUCTURAL EQUATION MODEL,22 1 e3,05 1 LIQ1 1,12 1,34 e2,44 LIQ2 1,00 1 e1 LIQ3 -,03,14 1 1,30 e5,18 1 CQ1 1,00 e4 CQ2 -,02,33,18 1 e8,00,33,78 1 PQ1,74 e7,21 1,00 1 PQ2 e6,04 PQ3,37 1 -,02,56,08 e151 SP2,34,36 e14 1 SP3,92,52 1,01 e131 SP4 -,03,32 e12,54 1 SP5,41,13 e11,64 1 SP6 1,00 e10 -,06,32 1 SP7 e9 SP8,56 1 e27,39 1 -,02 CP1 e26,33 1 CP2 e25,39 1 CP3,54 1,46 e24,26 1 CP4 1,92 1,17 e23,34 1 CP5 1,37 1,55 e22,24 1 CP6 1,75,30 1,13 e211 CP7 1,30 e20,27,07 1 CP8,44 e191,52 1,00 1 CP9 e18,45 1 CP10 e17,42 1 CP11 e16 CP12,19 Learning Interface,31 Content Quality,33 Perzonalisation,22 Social Presence,10 Cognitive Presence,26,29,25,13,29 -,06 e30 1,17 1,00 1,88 Satisfy1 1e28,14 Satisfaction Satisfy2e29 UJI MODEL Chi square = 387,586 df = 362 Prob = 0,182 RMSEA = 0,032 Chi square / df = 1,071 GFI = 0,834 AGFI = 0,780 TLI = 0,994 CFI = 0,967 Gambar 4. Hasil Pengujian Structural Equation Model (SEM) Pengujian kesesuaian model pengukuran learner satisfaction secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4, hasil pengujian secara ringkas dapat diliha pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Goodness of Fit Index Goodness Cut-of Hasil Evaluasi Of Fit Value Model Indeks Chi Square Kecil 387,386 Baik Probability >0,05 0,182 Baik RMSEA <0,08 0,032 Baik 329 GFI >0,90 0,834 Marginal AGFI >0,90 0,780 Marginal CMIN/DF <2,00 1,071 Baik TLI >0,95 0,994 Baik CFI >0,95 0,967 Baik Berdasarkan hasil pada tabel 1, dapet dilihat bahwa model yang digunakan dapat diterima. Indeks pengukuran GFI dan AGFI berada dalam rentang nilai dapat diterima secara marginal sedangkan CMIN/DF dapat diterima. Dengan demikian uji kelayakan model SEM sudah memenuhi syarat penerimaan. 4.3 Normalitas data Pengujian normalitas melihat tingkat normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini adalah dengan mengamati nilai skewness dan kurtosis data yang digunakan, apabila nilai CR pada skewness dan kurtosis data berada pada rentang antara + 2,58 atau berada pada tingkat signifikansi 0,01. Hasil pengujian normalitas data ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Normalitas Data Variable skew c.r. kurtosis c.r. Satisfy2 -,380-1,614,142,300 Satisfy1,045,192 -,449 -,952 CP1,110,468 -,489-1,038 CP2 -,309-1,309 -,209 -,444 CP3,322 1,364 -,779-1,652 CP4 -,400-1,696,573 1,215 CP5 -,325-1,377,249,528 CP6 -,360-1,526 -,036 -,077 CP7 -,260-1,104 -,973-2,064 CP8,098,415 -,245 -,521 CP9,298 1,265,044,094 CP10,287 1,219 -,954-2,023 CP11,392 1,662 -,505-1,071 CP12,172,729 -,815-1,728 SP2,063,269 -,177 -,375 SP3,009,036 -,004 -,009 SP4 -,196 -,833,360,763 SP5 -,413-1,754,486 1,031 SP6 -,331-1,405,899 1,907 SP7 -,102 -,433 -,103 -,218 SP8 -,727-3,085,977 2,073 PQ1 -,276-1,172 -,258 -,548 PQ2 -,596-2,530,944 2,002 PQ3 -,119 -,504 -,084 -,179 CQ1 -,351-1,488,063,134 CQ2 -,166 -,705 -,102 -,216 LIQ1 -,109 -,462-1,148-2,435 LIQ2 -,330-1,401 -,947-2,009 LIQ3 -,420-1,784 -,501-1,063 Multivariate 40,364 4,946 Evaluasi normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratio skewness value dan kurtosis value, dimana nilai kedua ratio yang

7 memiliki nilai yang lebih besar dari nilai mutlak 2,58, berarti data tersebut berdistribusi tidak normal. Dari hasil pengolahan data yang ditampilkan pada Tabel 2 terlihat bahwa tidak terdapat nilai C.R. untuk skewness yang berada diluar rentang Dengan demikian maka data penelitian yang digunakan telah memenuhi persyaratan normalitas data, atau dapat dikatakan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal. 4.4 Analisis Persamaan Struktural Berikut ini merupakan hasil Structural Equation Model (SEM) : Tabel 3. Hasil Estimasi Structural Equation Model Hipotesis Prob. Ket. Cr (t-hitung) H 1 2,777 0,005 Signifikan H 2 3,182 0,001 Signifikan H 3 2,164 0,030 Signifikan H 4 1,987 0,047 Signifikan H 5 3,354 0,000 Signifikan Hasil analisis Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara learner interface quality terhadap learner satisfaction. Hal ini dapat diartikan, jika learner interface quality meningkat maka learner satisfaction juga akan meningkat dalam arti bahwa responden penelitian rata-rata puas terhadap learner interface quality. Dengan demikian, hipotesis learner interface quality terhadap learner satisfaction memiliki pengaruh signifikan, dapat didukung dalam penelitian ini. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara learner interface quality terhadap learner satisfaction. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dimana sistem interaktif, learner interface quality adalah kebutuhan primer. Menurut Allen (2003) berpendapat bahwa desain antarmuka e-learning harus menjadi goal, komponen yang terintegrasi secara keseluruhan dari produk e-learning. Desain interface harus ditentukan oleh bagaimana orang dapat belajar dan menyelesaikan tugas mereka melalui aplikasi tersebut. Hal ini berbeda dengan pendekatan lain yang melihat proses desain interface seperti terpisah dari desain pembelajaran, seorang desainer grafis yang tidak memiliki pengetahuan khusus atau pengalaman dalam teori belajar. Desain user interface e-learning yang efektif adalah desain interface e-learning untuk peningkatan efektivitas belajar. Dengan kesimpulan yang sama, Wang (2003) mengatakan bahwa kualitas antarmuka pelajar dari sistem e-learning memiliki dampak pada kepuasan pengguna. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara social presence terhadap learner satisfaction. Hal ini dapat diartikan, 330 jika social presence meningkat maka learner satisfaction juga akan meningkat dalam arti bahwa responden penelitian rata-rata puas terhadap social presence. Dengan demikian hipotesis social presence terhadap learner satisfaction memiliki pengaruh signifikan, dapat didukung dalam penelitian ini. Sebagai makhluk sosial, kebutuhan mendasar manusia adalah untuk dapat berinteraksi dan menjalin komunikasi dengan sesamanya. Untuk membuat suatu hubungan yang baik dan berkelanjutan dibutuhkan sebuah komunikasi yang terbuka, bahwa ada rasa saling percaya satu dengan yang lainnya. Jika seorang dosen ingin memelihara relasi dan komunikasi yang baik dengan siswa, harus tercipta dulu situasi yang kondusif, adanya respons yang positif, koneksi personal dan komunikasi yang afektif. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara cognitive presence terhadap learner satisfaction. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dimana masalah utama yang dieksplorasi lebih lanjut dalam hal cognitive presence berkaitan dengan kemajuan perkembangan penelitian dalam lingkungan pembelajaran online. Sebagai bagian dari proses belajar mengajar, apapun media yang digunakan itu haruslah mendukung terjadinya transformasi pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill), dan sikap (attitude). Dalam memberi perhatian yang besar pada tranformasi peningkatkan pemahaman, proses bertanya (inquiry) sangat berkaitan erat, mulai dari dipicu dengan pertanyaan yang kritis dan menyelidik hingga menuju simpulan untuk beberapa alternatif solusi. Pada umumnya setiap mata kuliah sudah ada tujuan dan hasil pembelajaran yang akan dicapai baik secara umum maupun setiap sesinya, dan proses bertanya atau diskusi harus tetap pada ranah tersebut sehingga tidak melebar dan pencapaian hasilnya dapat diukur. Cognitive presence adalah sebuah proses yang berulang, saat siswa melakukan pertukaran informasi, menghubungan ide dan gagasan satu sama lain, menciptakan konsep yang baru, dan mencoba kebenaran dari alternatif solusi yang disimpulkan. Dan terkadang, mereka diharuskan lebih memfokuskan diri untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut dari ide, gagasan, atau solusi yang dipilih. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh signifikan cognitive presence terhadap learner satisfaction dapat didukung dalam penelitian ini. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara content quality terhadap learner satisfaction. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dimana kualitas konten digambarkan sebagai course, modul atau objek pembelajaran. Dalam hal pergeseran kebiasaan belajar pengguna ke program berbasis teknologi, kualitas konten harus hati-hati dirancang untuk meningkatkan kepuasan penggunanya. Alasannya adalah kualitas konten dianggap sebagai elemen utama dalam kepuasan

8 pengguna sistem e-learning. Kualitas ini dapat disajikan sebagai nilai tambah yang nyata bagi pengguna (Azzam, 2006). Demikian pula, Schramm (dalam George, 2004) menyatakan bahwa kepuasan e-learning lebih dipengaruhi oleh kualitas konten dalam materi pembelajaran daripada jenis teknologi yang digunakan untuk menyampaikan instruksi. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara personalization quality terhadap learner satisfaction. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dimana kualitas personalisasi mengacu pada bagaimana memberikan konten yang paling sesuai untuk kepentingan dan kebutuhan pengguna. Namun, meskipun kualitas personalisasi terkait dengan kualitas konten, tetapi hal itu tidak dapat digabungkan menjadi satu kualitas, karena pengukurannya berbeda dari sehingga Wang menggunakannya dalam model ELS. Kualitas personalisasi digunakan sebagai salah satu strategi dalam implementasi e-learning yang ideal. Ada banyak cara untuk personalisasi e-learning, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu dari pengenalan nama sampai pengenalan seluruh konten personalisasi. Setiap tingkat kompleksitas memiliki dampak tertentu pada kepuasan pengguna (Martinez, 2002). Wang dan peneliti lain yang menggunakan model ELS menemukan bahwa kualitas personalisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan pengguna. Dalam sudut pandang yang lain, Teo & Gay (2006), menyatakan bahwa personalisasi dengan kualitas yang buruk bisa menjadi faktor penghalang untuk keberhasilan penerapan e-learning. Teo & Gay menentukan kualitas personalisasi sebagai aspek pusat e-learning. 5. KESIMPULAN Penelitian ini berhasil menemukan bahwa faktorfaktor yang berpengaruh terhadap learner satisfaction adalah learner interface quality, social presence, cognitive presence, content quality, dan personalization quality. Dapat dilihat pada gambar 5, Semua faktor yang diujikan dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap learner satisfaction. Penelitian ini berhasil menemukan bahwa kerangka kerja CoI dengan sub-konstruk social presence dan cognitive presence dapat digunakan untuk meningkatkan learner satisfaction. Berdasarkan dari hasil analisis data dan kesimpulan mengenai pengembangan peubah pengaruh e- Learning terhadap learner satisfaction, maka dapat disampaikan beberapa saran yang bersangkutan dengan permasalahan penelitian, yaitu antara lain: e- learning merupakan bantuan dalam memberikan pembelajaran, untuk itu sebaiknya melakukan pengembangan lebih lanjut dalam tataran pemenuhan konsep hubungan manusia dan komputer yaitu Learner Interface Content Personalization Social Presence Cognitive Presence Learner Satisfaction Gambar 5. Kerangka kerja pengukuran learner satisfaction dengan mengubah beberapa fitur yang kurang efektif dalam memberikan layanan dan informasi seperti menambah fitur-fitur layanan sehingga menjadi lebih lengkap. Sampel penelitian yang lebih luas dan merata juga diperlukan pada penelitian selanjutnya yang meneliti obyek yang sama untuk memperoleh spektrum hasil penelitian yang lebih luas. Selain itu kombinasi dengan pendekatan/kerangka kerja yang lain juga dirasakan masih perlu dieksplorasi untuk mengukur dan mengevaluasi e-learning yang sekiranya belum ter-cover dalam penelitian ini, seperti dengan penggunaan kerangka kerja community of inquiry secara lengkap dan sudut pandang yang lain. PUSTAKA Arbaugh, J.B., Bangert, A. & Cleveland-Innes, M Subject matter effects and the Community of Inquiry (CoI) framework: An exploratory study. Internet and Higher Education, 13(1-2), Allen, M Classic Learner Interface Errors by Michael Allen : Learning Solutions Magazine. (Online).( articles/343/classic-learner-interface-errors diakses 11-Januari-2015]. Asalla, Lydiawati Kosasih; Naova Maria; dan Rainer Hannesto Pengaruh Penerapan COI Framework Pada Pembelajaran Online Terhadap Peningkatan Pemahaman (Subkategori Cognitive Presence) mahasiswa. Jakarta: ComTech. Vol. 5 No. 1: Azzam, M Quality E-Learning Content: A Principal Component of The Universal Digital Library (UDL) and Highlights on Egypt s Regional Role in The Arabic E-Content Development. Paper was presented at the 2nd Universal Digital Library Conference, Egypt, November. Brown, M.W., & Cudeck, R Alternative ways of assessing model fit. In K. A. Bollen & J. S. Long, (Eds.), Testing structural equation models. Beverly Hills, CA: Sage. Cute, A., Thompson, M., Kinshuk, B Handbook of distance Learning. New York: McGraw-Hill. 331

9 Effendi, Empy dan Zhuang, Hartono E- learning, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Fadi, Hamad L. S Energy-aware Security in M-Commerce and the Internet of Things. Iete Technical Review. Garrison, D. Randy E-Learning in the 21st Century. A Framework for Research and Practice. 2nd edition. New York: Routledge George, J Usability and Efficiency of E- Learning-Quality the Buzz Word. International Journal of the Computer, the Internet and Management, 12(2): J.L. Giese, J.A. Gote Defining consumer satisfaction, Academy of Marketing Science Review (01)(Online) ( org/amsrev/theory/giese01-00.html diakses 14 Desember 2014) Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., and Tatham, R.L Multivariate Data Analysis, Fifth Edition. New Jersy: Prentice Hall. Upper Saddle River. Holmes-Smith P Introduction to Structural Equation Modeling Using AMOS 6.0.Melbourne: Course Notes, SREAMS. Joreskog, K.G. & Sorbom, D LISREL 8: User s Reference Guide. Chicago: Scientific Software International, Inc.. Martinez, M Adaptive Personalized Learning: Supporting Individual Learning Difference. Society for Technical Communication. Montandon, C and Zentriegen, M Applications of Customer Focused E-Learning. Journal of InSITE. Switzerland. Rosenberg, M.J E-Learning Strategies for Delivering Knowledge in the Digital Age, New York: mcgraw-hill. Shea, P. & Bidjerano, T Cognitive presence and online learner engagement: A cluster analysis of the community of inquiry framework. Journal of Computing in Higher Education, 21, Singarimbun, M. dan Effendi, S Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka. LP3ES Indonesia. Sitinjak, J. R. T dan Sugiarto, LISREL. Yogyakarta: Graha Ilmu. Swan, K. & Richardson, J.C Examining social presence in online courses in relation to students s perceived learning and satisfaction. Journal of Asynchronous Learning Networks, 7, Tabachnick, B. G. & Fidell Using Multivariate Statistics, Sixth Edit. California: Pearson. Teo, C. B. & Gay, R.K.L A Knowledge- Driven Model to Personalize E-Learning. ACM Journal of Educational Resources in Computing, 6(1): Wang, Y. S. (2003). Assessment of learner satisfaction with synchronous electronic learning system. Information and Management, 41(4),

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala bidang termasuk bidang pendidikan dan pelatihan. Rosenberg mengemukakan bahwa salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM). ANALISIS SERVICE QUALITY PT. TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA BERBASIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Trinil Muktiningrum, Haryono, Vita Ratnasari Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo Baru, Sukoharjo.Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan Schindler, 2003). Dengan demikian populasi adalah individu yang memiliki informasi

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian yang bertujuan untuk meneliti adanya pengaruh persepsi biaya, persepsi kenyamanan, dan persepsi resiko terhadap minat beli situs tokobagus.com. Karena itulah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium,

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini difokuskan pada tujuan studi, dimensi waktu, unit analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. 3.1.1 Tujuan Studi Studi ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. 4.1. Persiapan Pada tahap ini peneliti

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan SMA Negeri 1 Maronge NTB. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah PT. Mega Andalan Komponen Logam yang beralamat di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dan subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1. Sistem Informasi Sutabri (2012) dalam bukunya yaitu Analisis Sistem Informasi mendefinisikan sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah usaha jasa perjalanan wisata Kili Kili Adventure yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sejarah ipad ipad adalah sebuah produk komputer tablet buatan Apple Inc. (AI). ipad memiliki bentuk tampilan yang hampir serupa dengan ipod Touch dan iphone, hanya saja ukurannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek dan subyek penelitian Obyek penelitian adalah di kantor UPT Kementerian Sosial di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Susun Petamburan, Jakarta Pusat yang erat hubungannya terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Susun Petamburan, Jakarta Pusat yang erat hubungannya terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah warga Rumah Susun Petamburan, Jakarta Pusat yang erat hubungannya terhadap keputusan dalam

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. Dijelaskan pula sumber,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate, dengan alamat di desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu variabel diukur,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o )

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o ) ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA K A N T O R D I S T RIK NAVIGASI KELAS III CILACAP M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o ) E-mail: sarimutia09@yahoo.co.id Abstraksi Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih

Lebih terperinci

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan 3 Vol. 9, No., 3-3, Januari 3 Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan Syamsuddin Abstrak Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

E-LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN COI FRAMEWORK

E-LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN COI FRAMEWORK E-LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN COI FRAMEWORK Lydiawati Kosasih; Muhammad Iqbal Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian: Obyek penelitian ini adalah Polresta Yogyakarta Polda DIY, dengan alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini BMT Marhamah dan subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di BMT Marhamah. B. Jenis Data Jenis data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang ketatnya persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini yang semakin dinamis dan kompleks, adanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING DALAM ANALISA PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN PERILAKU PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA BANK X

PENGGUNAAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING DALAM ANALISA PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN PERILAKU PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA BANK X PENGGUNAAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING DALAM ANALISA PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN PERILAKU PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA BANK X Antonio E.L.Nyoko* Abstract Keith Roberts in his marketing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah, objek penelitian yang akan dilakukan menjadi sasaran dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal. diteliti adalah masyarakat Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal. diteliti adalah masyarakat Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2011: 121). Populasi yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menggambarkan lapangan atau objek penelitian yang diarahkan untuk menganalisis suatu model mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Repetitive Buying di Alex

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan metode-metode penelitian yang akan digunakan, yang meliputi sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang terletak di Jalan Ring Road

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian kali ini dilakukan di hotel kategori bintang 3 di Yogyakarta. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh kepuasan, kualitas layanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini bertujuan untuk mengungkap hasil penelitian dan pembahasannya. Tahapan awal dalam menganalisis data yang dilakukan yaitu dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian konklusif yang bertujuan untuk memverifikasi hipotesis yang diajukan dan untuk menguji beberapa korelasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliian ini adalah pendekatan kuantitatif dan disajikan dalam bentuk angka-angka yang akan diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Syaodih (2010) survei (survey) digunakan untuk. mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Syaodih (2010) survei (survey) digunakan untuk. mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Syaodih (2010) survei (survey) digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau

Lebih terperinci