BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internet Protokol (IP) Internet Protocol (IP) merupakan protokol paling penting yang berada di layer internet dalam protokol Transmission Control Protocol/Internet Protocol atau lebih dikenal TCP/IP. Semua protokol TCP/IP yang berasal dari layer atasnya mengirimkan data melalui protokol IP ini. Seluruh data harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP kemudian dikirimkan sebagai datagram untuk sampai ke sisi penerima. IP berfungsi menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lainnya tanpa tergantung pada media komunikasi yang digunakan. Data transport layer dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Dalam melakukan pengiriman data, protokol IP bersifat unreliable, connectionless dan datagram delivery service. Unreliable atau tidak handal berarti tidak ada jaminan sampainya data di tempat tujuan. Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal sampai ke tujuan, tidak diawali dengan perjanjian (handshake) antara pengirim & penerima. Sedangkan datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. Jalur yang ditempuh antara satu data dengan data lainnya bisa berbeda-beda. Sehingga kedatangannya pun bisa tidak terurut seperti urutan pengiriman. Suatu sistem komunikasi dikatakan mampu menyediakan layanan komunikasi universal jika di dalam sistem tersebut setiap host dapat berkomunikasi dengan seluruh host yang ada dalam sistem tersebut. Untuk dapat berkomunikasi diperlukan suatu metode global pengenalan host yang dapat

2 diterapkan disemua host yang ada. Seringkali metode identifikasi host menggunakan name, addresses atau routes. Dimana name mengidentifikasikan apa nama objek tersebut, addresses mengidentifikasikan dimana objek tersebut berada dan routes mengidentifikasikan bagaimana untuk bisa sampai di objek tersebut. 2.2 Internet Protokol versi 4 IPv4 Internet Protokol versi 4 atau sering dikenal sebagai IPv4 merupakan internet protokol yang saat ini dipergunakan sebagai protokol komunikasi jaringan komputer. Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit bilangan biner dibagi kedalam 4 oktet yang masing-masing oktet berisikan 8 bit bilangan desimal serta dipisahkan tanda titik.. Format notasi IPv4 juga disebut sebagai IP dotted-decimal karena dibentuk oleh bilangan desimal dan dipisahkan tanda titik.. Gambar 2.1 : Header IPv4 Header IP terdiri atas beberapa field, seperti dijelaskan sebagai berikut: a) Version. Digunakan untuk mengindikasikan versi dari header IP yang digunakan b) Internet Header Length. Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP. c) Type of Service. Field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.

3 d) Total Length. Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya. e) Identification. Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan difragmentasi.. f) Flags. Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak. Bit 0 = reserved, diisi 0. Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi. Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi. g) Fragment Offset. Digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah. h) Time to Live. Digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram tersebut. i) Protocol. Digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP. j) Header Checksum. Field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekanintegritas terhadap header IP. k) Source IP Address. Mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagram IP tersebut. l) Destination IP Address. Mengandung alamat IP tujuan ke mana datagram IP tersebut akan disampaikan, Format Alamat IPv4 Alamat IPv4 mempunyai range notasi IP hingga Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masingmasing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan notasi desimal bertitik. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal : Table 2.1 : Contoh Alamat IPv4 Decimal Biner

4 2.2.2 Notasi Bilangan Biner Alamat IP merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk alamat IP adalah sebagai berikut: xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx setiap simbol x dapat digantikan oleh angka 0 dan 1, misalnya sebagai berikut : Notasi dotted-decimal Notasi alamat IP dengan bilangan biner seperti diatas tidak efisien untuk dibaca maupun dihafalkan. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, alamat IP sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal dimana pada masing-masing bilangan decimal dipisahkan oleh sebuah titik.. Format penulisan seperti ini disebut dotted-decimal notation (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (yang berisikan delapan bit) alamat IP. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana sebuah alamat IP yang ditulis dengan notasi dotted-desimal:

5 Gambar 2.2 : Notasi dotted-decimal Alamat yang dialokasikan oleh IPv4 ini sebanyak 2 32 alamat dan dibagi menjadi beberapa kelas alamat yakni kelas A, kelas B, kelas C, kelas D,dan kelas E. Dengan sistem kelas yang diterapkan IPv4 diharapkan memberikan sistem pengalamatan IP menjadi fleksibel untuk membangun routing internet secara tersturktur. Akan tetapi tidak demikian dalam pengimplementasian pada jaringan internet global. Dimana terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan IPv4 untuk pengembangan kedepannya diantaranya: Kurang fleksibel untuk alamat internal: Organisasi besar yang menugaskan blok alamat dalam jumlah besar tidak memperhitungkan dengan baik struktur alamat jaringan internal mereka. Ketidakefisiensian pemakaian ruang alamat: sebagian besar pemakaian blok alamat IPv4 yaitu pada kelas A, B, dan C sehingga terdapat pembatasan pemakaian blok alamat. Proliferasi entri tabel router: seperti pertumbuhan internet saat ini, begitu banyak tambahan/entry dibutuhkan untuk menangani routing datagram IP ini menyebabkan performansi router bermasalah. Usaha untuk mengurangi ketidakefisiensian pemakaian alokasi ruang alamat terusmenerus ini bahkan akan menambah beban tabel routing Jenis-jenis Alamat IPv4 Pembagian jenis alamat untuk IPv4 dipergunakan lebih mempermudah dalam menentukan tipe hubungan antar sesama perangkat jaringan. Adapun jenis-jenis alamat IPv4 antara lain: 1. Alamat Unicast 2. Alamat Multicast 3. Alamat Broadcast

6 Alamat Unicast Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasi menggunakan sebuah alamat logis yang unik disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host melalui antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier). Alamat unicast IPv4 terbagi dalam beberapa jenis, yakni: a) Alamat Publik Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet. Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet. b) Alamat Ilegal Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. c) Alamat Privat Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Alamat privat tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan jaringan internet dan global.

7 Alamat Multicast Alamat IP Multicast adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi mendengarkan (listening) terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC Alamat Broadcast Alamat broadcast untuk IPv4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber. 2.3 Internet Protokol versi 6 IPv6 IPv6, dengan panjang 128-bit memiliki total alamat yang mungkin hingga =3,4 x alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan menyediakan

8 ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), serta membentuk infrastruktur routing hirarkis untuk mengurangi kompleksitas pada proses routing dan tabel routing. Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format. Allied Telesis 2007 Gambar 2.3 : Format Header IPv6 Header IPv6 berisikan field-field seperti keterangan dibawah ini: a) b) c) d) e) Version Field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6. Prior Field 4 bit yang menunjukkan nilai prioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap paket-paket lain dari pengirim yang sama. Flow Label Field 24 bit yang digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paket-paket yang membutuhkan penanganan khusus dari router IPv6, seperti quality of service yang bukan default, misalnya serviceservice yang bersifat real-time. Payload Length Field berisi 16 bit yang menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPng, dalam oktet. Next Header Field 8 bit yang berfungsi mengidentifikasi header berikut yang mengikuti header IPv6 utama.

9 f) Hop Limit Field berisi 8 bit unsigned integer. Menunjukkan jumlah link maksimum yang akan dilewati paket sebelum dibuang. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol. g) Source Address Field 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket. h) Destination Address Field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket. Dalam IPv6, tidak mengenal subnet mask, yang ada hanyalah format prefix. Terdapat beberapa kelas pada IPv6 yang tidak ditentukan oleh subnet mask, tetapi kelas ditentukan berdasarkan format prefix suatu alamat. Ini menjadikan pengalamatan IPv6 memiliki lebih banyak kelas dibandingkan IPv4 dan memungkinan dalam satu interface terdapat lebih dari satu alamat jaringan yang berbeda Identitas Interface IPv a Identitas Interface Berdasarkan Alamat EUI-64 Ketetapan RFC 3515 bahwa seluruh alamat unicast yang menggunakan prefix 001 hingga 111 harus memakai identitas interface 64-bit dari alamat EUI-64. Alamat EUI-64 mempunyai 64 bit dan ditetapkan oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE). Alamat EUI-64 merupakan alamat yang berasal dari IEEE b Alamat IEEE 802 Identitas interface yang tradisional untuk network adaptors memakai sebuah alamat 48-bit yang disebut alamat IEEE 802. Alamat ini terdiri dari 24-bit company (disebut juga manufacturer ID) dan 24-bit extension ID (disebut board ID). Alamat 48-bit ini disebut juga sebagai alamat fisik, hardware atau alamat

10 media access control (MAC). Alamat 48-bit IEEE 802 seperti ditunjukkan sebagai berikut: Gambar 2.4: Alamat IEEE 802 Alamat IEEE 802 termaksut dalam dua ketentuan, sebagai berikut ini: a) Universal/Local (U/L) b) Individual/Global (I/G) c Alamat IEEE EUI-64 Alamat IEEE Extended Unique Identifier (EUI)-64 menghadirkan standart baru untuk pengalamatan interface jaringan. ID company masih 24 bit, tetapi ID extension 40 bit, membuat lebih banyak ruang alamat untuk tiap-tiap manufaktur adapter jaringan. Gambar 2.5 : Alamat IEEE EUI d Pemetaan Alamat IEEE 802 ke alamat EUI-64

11 Untuk membentuk alamat EUI-64 dari alamat IEEE 802, 16 bit dari (0xFFFE) disisipkan kedalam alamat IEEE 802 diantara ID company dan ID Extension e Pemetaan Alamat EUI-64 ke Identitas Interface IPv6 Untuk mendapatkan identitas interface 64-bit alamat unicast IPv6, bit U/L pada alamat EUI-64 dikomplemenkan. Artinya apabila nilainya diset 1 harus diubah menjadi 0, dan apabila 0 harus diubah menjadi 1. Gambar dan contoh berikut ini akan menunjukkan konfersi yang dipakai secara universal pada alamat EUI-64. Gambar 2.6: Pemetaan alamat EUI-64 ke IPv6 Contoh Host A dengan alamat Ethernet MAC 00-AA-00-3F-2A-1C. Pertama, konversi ke format EUI-64 dengan menyisipkan FF-FE diantara byte ketiga dan keempat, 00- AA-00-FF-FE-3F-2A-1C. U/L bit, pada bit ketujuh pada byte pertama dikomplemenkan. Sebelum konversi, binari pada byte pertama bentuknya Ketika bit ketujuh dikomplemenkan, nilainya menjadi

12 (0x02). Hasil dari 02-AA-00-FF-FE-3F-2A-1C ketika dikonversi kepada notasi colon-hexadecimal menjadi 2AA:FF:FE3F:2A1C. Alamat link-local yang berhubungan ke adapter jaringan dengan MAC-address 00-AA-00-2A-1C adalah FE80::2AA:FF:FE3F:2A1C Jenis-jenis Alamat IPv6 Seperti alamat IPv4, alamat IPv6 juga terdiri dari beberapa jenis alamat dengan fungsi dan kegunaan masing-masing alamat tersebut seperti dibawah ini: 1. Alamat Unicast 2. Alamat Multicast 3. Alamat Anycast Alamat Unicast (One-to-one) Alamat unicast mengidentikasi single interface kedalam tipe skup alamat unicast. Dengan topologi routing unicast yang sesuai, alamat-alamat paket ke sebuah alamat unicast diterima single interface tersebut. Untuk menampung sistem loadbalancing, RFC 3513 mengijinkan banyak interface menggunakan alamat-alamat yang sama selagi alamat tersebut masih single interface untuk mengimplementasikan IPv6 pada suatu host. Alamat unicast IPv6 terdiri dari beberapa alamat, antara lain:

13 Gambar 2.7: Alamat unicast IPv6 1. Alamat Global Unicast Alamat global unicast IPv6 disebut juga alamat aggregatable global unicast digunakan untuk menghubungkan internet publik serta memungkinkan untuk rute secara global dan unik. Alamat ini merupakan bagian dari alamat unicast IPv6. Alamat global unicast IPv6 mempunyai format alamat yang dipergunakan untuk keperluan sistem routing internet publik/global. Alamat global unicast IPv6 terbagi tiga tingkatan topologi yaitu topologi publik, topologi site, dan topologi interface ID dimana masing-masing topologi ini dapat membentuk sistem topologi jaringan secara hirarki. Untuk tingkatan/level paling atas pada topologi publik membuat default-free zone (DFZ), router internet yang tidak memiliki entri default-route pada table routing. Gambar 2.8 : Format Alamat Global Unicast IPv6

14 Gambar 2.7 memberikan gambaran pembagian nilai bit untuk public topology sebesar 48 bits, site topology 16 bits dan interface identifier 64 bits. Nilai 001 menandakan suatu alamat IPv6 bersifat global, artinya dapat dirouting secara global dalam internet. 2. Alamat Link-Local Link-local addresses selalu dimulai dengan FE80. Dengan 64-bit interface identifier, prefix untuk link-local addresses selalu FE80::/64. Sebuah router IPv6 tidak pernah melanjutkkan trafik link-local diluar link itu. Gambar 2.9: Alamat Link-Local 3. Alamat Site-Local Tidak seperti link-local addresses, alamat site-local tidak secara automatis dikonfigurasi dan harus ditetapkan baik melalui konfigurasi alamat stateless maupun stateful. 10 bit pertama selalu ditetapkan untuk alamat site-local, dimulai dengan FEC0::/10. Setelah 10 bit ditetap 54 bit identitas subnet (subnet ID field) dengan menyediakan 54 bit yang dapat membuat sebuah infrakstruktur routing yang hirarki dan dapat disummarisasikan pada site tersebut. Setelah field subnet ID 64 bit field interface ID menunjuk sebuah interface tertentu dalam subnet. Gambar 2.10: Alamat Site-Local

15 4. Alamat Spesial IPv6 a) Unspecified Address Unspecified address (0:0:0:0:0:0:0:0 atau :: ) menunjukkan ketiadaan suatu alamat. Hal tersebut sama dengan alamat unspecified pada IPv Unspecified address biasanya digunakan sebagai alamat sumber paket yang mencoba memverifikasikan suatu alamat sementara. b) Loopback Address Alamat loopback (0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1) digunakan untuk menunjukkan sebuah interface loopback, mengenabelkan node agar mengirim paket kepada dirinya sendiri. Sama halnya dengan alamat loopback IPv Alamat paket kepada alamat loopback harus tidak pernah dikirimkan pada link tersebut atau diteruskan oleh router. 5. Address Compatibility Untuk membantu migrasi dari IPv4 ke IPv6 dan koeksistensi diantara kedua tipe host tersebut, alamat didefinisikan sebagai berikut: a) IPv4-compatible Address b) IPv4-mapped Address c) 6to4 Address d) ISATAP Address e) Teredo Address b Alamat Multicast (One-to-many) Alamat multicast digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan merujuk pada host dan group. Seperti alamat multicast untuk IPv4 yaitu pada kelas D, untuk alamat multicast IPv6 mempunyai 8 bit pertama yang dibuat ke Sebuah alamat IPv6 mudah ditentukan sebagai multicast karena selalu

16 dimulai dengan FF. alamat multicast tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber atau sebagai tujuan selanjutnya pada header routing. Node IPv6 dapat mendengar kepada beberapa alamat multicast pada waktu yang sama. Node tersebut dapat bergabung atau meninggalkan grup multicast suatu saat. Kemudian blockcast address pada IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilih berdasarkan range tujuan. Gambar 2.11: Alamat Multicast IPv c Alamat Anycast Alamat anycast dipergunakan pada banyak interface (multiple interface). Infrastruktur routing melanjutkan paket yang dialamatkan kepada sebuah alamat anycast. Alamat anycast mengidentifikasi banyak alamat. Suatu alamat anycast digunakan untuk komunikasi one-to-one-of-many, dengan pengiriman ke singel interface. 2.4 Rute Aggregasi

17 Rute aggregasi merupakan suatu metode untuk mengganti dan meminimalkan sejumlah rute menjadi satu rute yang lebih sederhana dan umum. Metode ini merupakan metode universal digunakan dalam menentukan atau menambahkan rute-rute protokol routing. Gambar 2.12 : Rute Aggregasi Pada gambar diatas dijelaskan rute aggregasi yang diterapkan antara kedua table routing. Table routing Z yang tidak menerapkan mekanisme rute aggregasi memiliki rute tujuan lebih banyak. Ini akan membuat rute pada table routing BGP semakin banyak sehingga menurunkan performansi router serta penanganan lebih terhadap router. Table routing Z yang menerapkan rute aggregasi menunjukkan hanya satu/single rute tujuan yang akan disebarkan. Dengan mekanisme ini akan membuat rute table routing BGP lebih minimalis yang akan meningkatkan performa router dalam penanganan rute alamat. Franck Lee Protokol Routing BGP (Border Gateway Protocol) Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan baik gateway maupun host yang ada.

18 Ketika suatu program aplikasi dalam suatu host akan berkomunikasi, protokol TCP/IP akan membangkitkannya dalam bentuk banyak datagram. Host harus membuat keputusan perutean untuk memilih jalur pengiriman. Protokol routing adalah suatu protocol yang telah dijadikan sebagai standart routing untuk merutekan serta meneruskan packet data ke tujuan oleh perangkat router. Protokol routing mempunyai aturan dan kebijakan sendiri dalam hal komunikasi serta transportasi data untuk menjaga interkoneksi antara router satu dengan lainnya. Pembagian protokol routing didasarkan pada area rute (routes) packet data yaitu internal atau external. Protokol routing yang dipergunakan pada area rute internal yaitu IGP (Internal Gateway Protocol), sedangkan untuk area rute eksternal dikenal sebagai EGP (External Gateway Protocol). Untuk protokol routing IGP seperti RIP (Routing Information Protocol), OSPF (Open Shortest Path First), Interior Gateway Routing Protocol (IGRP, EIGRP), IS-IS (Intermediate-Intermediate), dan sebagainya. Protokol routing IGP akan merutekan paket data dalam area internal AS. Protokol routing eksternal akan membangun hubungan antar AS-AS pada jaringan luas seperti Internet maupun global. Contoh protokol routing EGP adalah EGPv1. Saat ini jaringan internet lebih mengandalkan BGP (Border Gateway Protocol) sebagai routing eksternal. BGP sendiri memberikan kehandalan, sekuritas, scalable pada jaringan internet saat ini. BGP disebut sebagai tulang punggung jaringan (Backbone) internet modern. BGP merupakan protokol routing digunakan sebagai untuk koneksi antara jaringan eksternal misal menghubungkan jaringan antara AS. Protokol BGP kemungkinan dipergunakan untuk jaringan yang berada pada top-level sistem hirarki routing internet publik/global. Hal ini dikarenakan BGP salah satu protokol routing eksternal Operasi BGP

19 Fungsi utama BGP adalah untuk pertukaran network reachability information BGP router dengan BGP router lainnya. Informasi routing ini dipertukarkan dengan membangun sebuah sesi yang berlandaskan pada koneksi TCP antar BGP router satu dengan BGP router yang lain. Setelah semua sesi terbangun, semua rute terbaik diumumkan oleh BGP router tetangga. Ada dua jenis hubungan BGP, yaitu ibgp (internal BGP) yang berfungsi agar router-router internal mengetahui suatu rute untuk mencapai suatu tujuan dan ebgp (external BGP) yang bertujuan berfungsi untuk mengumumkan reachable prefixes dengan router tentangganya. ibgp beroperasi di dalam AS, sedangkan ebgp beroperasi antar AS. Perbedaan antar ibgp dan ebgp bahwa ibgp tidak melakukan perubahan attribute AS path. Untuk menghindari routing loop, dalam satu AS koneksi antar BGP router dengan ibgp diterapkan topologi full mesh. Setelah semua rute terbaik diumumkan oleh BGP router kepada tetangganya, BGP router kemudian menjaga kestabilan tabel routingnya. Apabila ada perubahan tabel routing, hanya informasi update yang diberikan kepada router peernya. BGP tidak mensyaratkan refresh table routing secara periodic oleh karena itu agar policy local dapat langsung diterapkan dengan baik tanpa perlu mereset sesi BGP, diperlukan kemampuan router refresh dari router tersebut BGP Message Ada empat message yang dapat dipertukarkan antar router BGP: 1. OPEN, digunakan untuk membangun sesi antar router BGP 2. UPDATE : berisi reachability information. UPDATE dapat berisi informasi prefix yang diumumkan atau menarik kembali (withdraw) informasi prefix yang telah diumumkan. Beberapa pengumuman atau withdrawl ini dapat dikirimkan dengan sebuah paket BGP UPDATE. 3. NOTIFICATION, digunakan untuk mengakhiri sesi BGP yang mengalami error.

20 4. KEEPALIVES, digunakan sebagai penanda bahwa sesi BGP masih tetap berlangsung meskipun pesan UPDATE atau NOTIFICATIONS tidak diterima dalam periode waktu tertentu. Gambar 2.13 : Operasi Dasar BGP Ketika suatu router mengumumkan suatu prefix ke tetangganya, hal ini berarti bahwa router penerima dapat mencapai prefix tersebut dengan cara meneruskan trafik menuju ke pengirim yang meng-advertise prefix tersebut. Apabila router pengirim informasi tidak dapat mencapai prefix itu lagi atau tidak ingin membawa trafik menuju prefix tadi, router ini akan mengirim UPDATE ke router tetangganya, bahwa rute menuju prefix tadi dihapus. 2.6 Cakupan Area Jaringan 1. Jaringan Lokal (LAN) jaringan dengan cakupan areal terbatas pada satu lokasi, misalnya dalam satu ruangan, satu gedung, atau beberapa gedung yang sangat berdekatan. LAN pada

21 umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel, seperti kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) pada jarak maksimum 100 meter, kabel Coaxial hingga 500 meter, bahkan Serat Optik (Fiber Optic) dalam jarak lingkar 3 kilometer, tetapi banyak LAN yang tidak pakai kabel (Wireless LAN atau WaveLAN) tetapi menggunakan frekuensi radio sebagai media transmisi. Gambar 2.14 : Jaringan Local (LAN) 2. Jaringan Kampus (CAN) Adalah perluasan jaringan LAN sehingga mencakup satu kampus yang cukup luas, terdiri atas puluhan gedung yang berjarak lebih dari beberapa ratus meter. Kabel transmisi yang digunakan adalah Coaxial atau Serat Optik, disamping itu WaveLAN juga digunakan dalam areal sekitar 3 kilometer.

22 Gambar 2.15 : Jaringan Kampus (CAN) 3. Jaringan Kota (MAN) Adalah perluasan LAN dan CAN sehingga mencakup areal satu kota, misalnya jaringan antar kampus dan jaringan antar kantor cabang, sehingga dapat mencapai jarak rentang antara kilometer. Media transmisi kabel adalah Serat Optik, tetapi banyak yang menggunakan fasilitas komunikasi telepon seperti jalur sewa (leased line, T1 line), atau menggunakan antena parabola melalui gelombang mikro (microwave), bahkan antena Satelit.

23 Gambar 2.16 : Jaringan Kota (MAN) 4. Jaringan Luas (WAN) Adalah jaringan antarkota, antar propinsi, antar negara, bahkan antar benua, bentangannya bisa mencakup seluruh dunia, misalnya jaringan yang menghubungkan semua bank di Indonesia, atau jaringan yang menghubungkan semua kantor Perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Media transmisi utama adalah komunikasi lewat satelit, tetapi banyak yang mengandalkan koneksi serat optik antar negara.

24 Gambar 2.17 : Jaringan Luas (WAN) 2.7 Autonomous System AS (Sistem Otonom) Jaringan-jaringan komputer yang membentuk internet saat ini, dioperasikan oleh banyak institusi yang independen satu dengan yang lainnya. Secara umum, internet dibagi menjadi dua tingkatan yaitu intradomain dan interdomain. Sebuah domain terdiri atas kumpulan jaringan-jaringan komputer yang berada pada otoritas yang sama. Router dalam domain bertanggung jawab mengantarkan paket agar dapat mencapai setiap penjuru dalam domain tersebut. Router-router ini biasanya saling terhubung baik dengan jalur Synchronous Optical Networking (SDH/SONET) atau Ethernet. Router utama yang berada dalam satu domain sering disebut sebagai core router, sedangkan router sebagai penghubung antar domain disebut border router. Tingkatan kedua dalam organisasi internet adalah interdomain. Pada tingkatan ini terjadi interkoneksi antara satu domain dengan domain lainnya. Di

25 internet domain dikenal sebagai Autonomous System (AS). Setiap AS memiliki pengenal yang disebut Autonomous System Numners (ASN). ASN dapat diperoleh dari Internet Registry yang bertanggung jawab pada suatu daerah/regional, misal APNIC (Asia Pasicific Network Information Center) yang bertanggung jawab untuk wilayah Asia Pasifik. Setiap ASN yang didelegasikan pada suatu disebut sebagai ASN public. ASN inilah yang dipergunakan sebagai identitas dan juga informasi yang saling dipertukarkan antara sesame interdomain. Suatu domain dapat tidak memiliki ASN public, karena hanya memiliki satu koneksi ke internet melalui satu ISP, misalnya perusahaan atau universitas. Pada kenyataan di internet, suatu domain tidak memiliki tingkatan yang sama. Ada dua jenis interkoneksi antar domain, yaitu hubungan costumers-provider dan peer-topeer. Gambar 2.18 : Topologi Amsterdam Internet Exchange tahun 2007

26 Berdasarkan klasifikasi domain berdasarkan hubungannya membagi domain menjadi dua bagian besar Transit AS dan Stub AS. Transit AS merupakan AS yang tugas utama meneruskan paket dari domain tetangganya menuju domain tetangga lainnya. Transit internet ini yang membentuk inti dari internet. Sedangkan Stub AS adalah AS yang tidak menyediakan transit paket. 2.7 Simulator Jaringan GNS GNS3 (Generic Network Simulator 3) GNS3 merupakan suatu emulator jaringan yang memberikan illustrsi hampir mirip dengan jaringan sesungguhnya. GNS3 memberikan illustrasi simulasi kepada perancangan topologi jaringan. GNS3 juga menyediakan berbagai perlengkapan untuk membangun suatu topologi jaringan reliable, scalable serta memiliki konfigurasi jaringan lebih kompleks daripada Packet Tracer. Emulator GNS3 banyak digunakan oleh tenaga professional dalam jaringan komputer dan ISP untuk lebih mengembangkan pemahaman ketika troubleshooting jaringan. GNS3 yang dipergunakan adalah GNS dengan beberapa pengupdetan dari versi sebelumnya. Untuk GNS lebih dilengkapi dengan bermacam fitur dan konfigurasi Internet Protokol versi 6 (IPv6) seperti konfigurasi tunneling IPv6 over IPv4, Dual Stack Tunneling, 6to4 Tunneling, DHCPv6 serta masih banyak lagi fitur-fitur tambahan sebagai dukungan terhadap IPv6.

27 Gambar 2.19 : Tampilan Simulator GNS Route Views Diambil sample data trafik rute AS yang saling terhubung untuk menunjukkan jalur sumber AS yang membawa rute aggregasi sehingga sampai kepada AS tujuan. Tools yang digunakan adalah Route Views. Tools ini merupakan proyek route views Universitas Oregon yang digunakan oleh operator internet untuk mendapatkan informasi secara real-time tentang system routing global dari perspektif yang berbeda pada jaringan backbone di internet. Proyek route views awalnya dimotivasi oleh kepentingan dari bagian operator jaringan dalam menentukan bagaimana system routing global dilihat melalui prefix (/) atau ruang AS (autonomous system), saat ini route views juga dilakukan untuk kalangan riset dan penelitian tentang struktur sistem jaringan internet. Tools ini diperoleh dari situs sebagai situs yang menyediakan tools Route Views.

28 Adapun cara kerja tools ini yakni dengan memasukkan salah satu alamat prefix jaringan, tujuannya untuk memperhatikan dan menganalisis jalur antara AS yang dimiliki oleh prefix alamat jaringan tersebut. Tampilah awalnya seperti gambar dibawah ini: Gambar 2.20 : BGPlay Query Form

29 Setelah form query tempat dimana kita akan menganalisis jalur yang dilalui prefix alamat jaringan yang kita masukkan muncul, kemudian akan muncul hasil query diatas dalam bentuk tampilan rute AS yang dilalui oleh prefix tersebut. Gambar 2.21 : Screenshoot Route Views

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit.

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit. Modul 05 INTERNET PROTOCOL (IP) Dalam melakukan pengiriman data protokol IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable atau ketidakhandalan berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, internet adalah suatu eksperimen suatu jaringan komputer untuk penelitian. Dalam perkembangan, internet menjadi jaringan komputer terdistribusi dan mendunia.

Lebih terperinci

Overview IPv6 (cont )

Overview IPv6 (cont ) IPv6 Overview IPv6 Apa itu IPv6? Disebut juga IPng (IP Next Generation) Panjang bit 128 bit Banyak IP yang tersedia 2 128 = 3.4 10 38 Pengganti IPv4 dengan permasalahan dasar alokasi IPv4 yang mulai habis

Lebih terperinci

Figure 3.1 Format datagram IP

Figure 3.1 Format datagram IP 3.1 Tujuan Mengetahui bagaimana TCP/IP mengidentifikasi jaringan Mengetahui bagaimana netmask menentukan range IP address Mengetahui fungsi kerja subnetting 3.2 Teori Dasar Dalam melakukan pengiriman data

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

NETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6

NETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 NETWORK LAYER Cont { IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 IPv6 Definisi IPv6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari IPv4 untuk mengantisipasi perumbuhan penggunaan internet yang kian pesat, diperlukan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer

Praktikum Jaringan Komputer Praktikum Jaringan Komputer Pengenalan IP dan Subnetting LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014 Daftar Isi Daftar Isi... i Internet Protocol ( IP )... 1 Sejarah IP Address...

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

IP versi 4 dan IP versi 6. Alamat IP versi 4

IP versi 4 dan IP versi 6. Alamat IP versi 4 IP versi 4 dan IP versi 6 Alamat IP versi 4 Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan

Lebih terperinci

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment

UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment UNIT I IP Address, Subnetting, VLSM dan IP Assignment I. Pendahuluan IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan

Lebih terperinci

IP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T IP ADDRESS VERSI 6 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6. IPv6 dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

BAB II INTERNET PROTOCOL

BAB II INTERNET PROTOCOL BAB II INTERNET PROTOCOL Dalam melakukan pengiriman data protokol IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery servrce. Unreliable atau ketidakhandalan berarti tidak

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

IP ADDRESS UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 7. JARINGAN KOMPUTER Program Sarjana - Sistem Informasi

IP ADDRESS UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 7. JARINGAN KOMPUTER Program Sarjana - Sistem Informasi IP ADDRESS UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 7 JARINGAN KOMPUTER Program Sarjana - Sistem Informasi Bab 7 7.0 Pengantar 7.1 Alamat Jaringan IPv4 7.2 Alamat IPv6 Jaringan 7.3 Verifikasi Konektivitas

Lebih terperinci

SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37

SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION. Modul 5 IP ADDRESS. Team Training SMK TI 37 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Modul 5 IP ADDRESS Team Training SMK TI 37 SMK-TI TRAINING AND CERTIFICATION Tujuan: Siswa dapat memahami arti dan fungsi IP address dalam komunikasi antar host di internet.

Lebih terperinci

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI NETWORK LAYER Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut : Pengalamatan

Lebih terperinci

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

IP ADDRESSING & SUBNETTING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom IP ADDRESSING & SUBNETTING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom PENGALAMATAN IP Setiap perangkat memiliki 2 pengalamatan: MAC address phisik IP Address logika o IP address pengalamatan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP 1. Umum... 2 2. Transport Control Protocol (TCP)... 6 3. User Datagram Protocol (UDP)... 8 4. Internet Protocol (IP)... 10 5. Internet Control Message Protocol (ICMP)... 13 6.

Lebih terperinci

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad IP Addressing Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan tipe IP address dan mengetahui penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk menyusun pedoman praktikum untuk mata kuliah Jaringan Komputer dengan mengimplementasikan teknologi IPv6 yang diimplementasikan pada jaringan komputer,

Lebih terperinci

JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST

JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST ALAMAT UNICAST Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address).

Lebih terperinci

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal Pengalamatan IP IP adalah protokol TCP/IP yang paling sesuai dengan layer 3 dalam model networking OSI. IP menetapkan pengalamatan, seperti juga routing. Seperti layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI ANGGIAT HORAS SIHOMBING

DRAFT SKRIPSI ANGGIAT HORAS SIHOMBING ANALISIS & PERBANDINGAN AGGREGATABLE GLOBAL UNICAST ADDRESS IPv6 DENGAN GLOBAL UNICAST ADDRESS IPv4 TERHADAP EFISIENSI RUTE AGGREGASI BORDER GATEWAY PROTOKOL DRAFT SKRIPSI ANGGIAT HORAS SIHOMBING 041401072

Lebih terperinci

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5)

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) ISSN : 1693-1173 Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) Abstrak Internet protokol yang kita gunakan sekarang untuk komunikasi di internet dikenal dengan IPv4. IPv4 ini telah berumur lebih dari 20 tahun. Suksesor dari

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha.

Jaringan Komputer. IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha. Jaringan Komputer IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha adhitya@dsn.dinus.ac.id Fasilkom 1/20/2015 Objectives Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada jaringan [2]. Proses routing

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

BAB III PEDOMAN PEDOMAN BAB III PEDOMAN PEDOMAN 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu bagi praktikan dan bagi pengajar. Pada dasarnya, pedoman bagi praktikan dan bagi pengajar memiliki konten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam jaringan, routing merupakan fondasi dalam lalu lintas jaringan. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni: IP ADDRESSING DAN SUBNETTING Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6

ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6 TUGAS AKHIR - RE 1599 ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6 ACHMAD TAQIUDIN 2200100097 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST. MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan sebagai sumber informasi maupun media untuk pengiriman dan penerimaan data, baik oleh

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Jaringan komputer menurut Andrew S. Tanenbaum (1997, p1) adalah sekumpulan computer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting. By :

Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting. By : Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting Pengertian By : waji4ntoe@yahoo.co.id www.nurwajianto.tk IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2] BAB II DASAR TEORI 2.1. Sejarah IPv6 Pada tahun 1991, IETF mengumumkan bahwa protokol IPv4 yang digunakan pada masa itu semakin berkurang. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya penggunaan protokol IPv4

Lebih terperinci

pengenalan IP Address

pengenalan IP Address Pengenalan IP Address Kali ini kita akan mempeljari tentang dasar IP Address, bagi para pemula ataupun pelajar yang ingin memperlajari jaringan harus memahami terlebih dahulu dasardasar pengenalan IP Address

Lebih terperinci

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Pendahuluan Tidak ada mekanisme untuk menjamin bahwa data yang dikirim melalui jaringan berhasil. Data mungkin gagal mencapai tujuan dengan berbagai macam

Lebih terperinci

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt Ref: uus-bte KONSEP ROUTERKONSEP ROUTER Oleh: yerianto@yahoo.com Mengapa perlu router Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi router cisco, kita perlu memahami lebih baik lagi

Lebih terperinci

Pengenalan IPv6 Edy Susanto.

Pengenalan IPv6 Edy Susanto. Pengenalan IPv6 Edy Susanto. www.edysusanto.com Kita bisa menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan yang sangat sederhana : Apakah kita memiliki Smart, Telepon, iphone, Blackberry? Perhatikan bahwa semua

Lebih terperinci

BAB II. Kelebihan DNS server

BAB II. Kelebihan DNS server BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya. (Andi Micro, 2011 : 6). Agar terjadi jaringan

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP

SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP SERVER MANAGEMENT DAN KLASIFIKASI IP NAMA NPM/ KELAS MATA KULIAH : SENO PUJIAMUKTI : 16110447/ 4KA34 : PENGANTAR TELEMATIKA SISTEM INFORMASI GUNADARMA SERVER MANAJEMEN Server Manager adalah alat baru yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

IPv6. Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom 2014

IPv6. Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom 2014 IPv6 Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom 2014 AGENDA Introduction IPv4 VS IPv6 Format Alamat IPv6 / Notasi Subnetting Simulasi Apa itu IPv6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari IPv4

Lebih terperinci

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1. Setiap perangkat jaringan baik komputer, router, ataupun yang lain harus memiliki identitas yang unik. Pada layer network, paket-paket komunikasi data memerlukan alamat pengirim dan alamat penerima dari

Lebih terperinci

Dalam implementasinya internet protocol dilengkapi dengan protokol-protokol lain seperti ICMP, ARP, RARP yang akan dibahas kemudian.

Dalam implementasinya internet protocol dilengkapi dengan protokol-protokol lain seperti ICMP, ARP, RARP yang akan dibahas kemudian. Internet Protocol (IP) Pada protocol TCP/IP, Internet Layer (lapisan internet) sama dengan Network Layer pada OSI reference model. Internet Protocol adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4

JARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4 JARINGAN KOMPUTER IP VERSI 4 IP Versi 4 IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap tiap komputer dalam jaringan. Format IP Address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH LATAR BELAKANG DAN SEJARAH RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam

Lebih terperinci

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R 54 B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R I P 3.1 Umum Antarmuka jaringan (network Interface) yang menghubungkan antara perangkat-perangkat komunikasi terus berkembang diantaranya adalah

Lebih terperinci

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER IP NEXT GENERATION T. TELEKOMUNIKASI PENS MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep IPv6 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BGP. Contoh Implementasi BGP

BGP. Contoh Implementasi BGP BGP Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari internet yg

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer saat ini sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari suatu tempat ke tempat lain. Tanpa adanya jaringan maka kemungkinan

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si STATIC & DYNAMIC ROUTING Rijal Fadilah, S.Si Dasar Teori Static route : suatu mekanisme routing yg tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yg terdiri dari 2 atau 3 router,

Lebih terperinci

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University Switching & Routing Rev 0.0 Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University 1. Deskripsi 2. Jenis Perangkat 3. Proses Switching 4. Dasar Routing 5. Routing Statis & Dinamis Switching = Memindahkan

Lebih terperinci

BAB II IPv6 DAN MPLS 2.1 IPv6

BAB II IPv6 DAN MPLS 2.1 IPv6 BAB II IPv6 DAN MPLS 2.1 IPv6 Dalam jaringan komputer dikenal adanya suatu protokol yang mengatur bagaimana suatu node berkomunikasi dengan node lainnya didalam jaringan, protokol tersebut berfungsi sebagai

Lebih terperinci

4 D4 TELKOM B MEMBANGUN SIMULASI JARINGAN DINAMIS IPV6 JARINGAN KOMPUTER 2

4 D4 TELKOM B MEMBANGUN SIMULASI JARINGAN DINAMIS IPV6 JARINGAN KOMPUTER 2 MEMBANGUN SIMULASI JARINGAN DINAMIS IPV6 JARINGAN KOMPUTER 2 2011 ADKHA SAUNGGRAM ALKHABIB (7208040042) YOGI DWI P (7208040049) IRVAN SUBUR SANTOSO (7208040055) DOSEN: MUHAMMAD ZEN SAMSONO HADI, ST. MSc.

Lebih terperinci

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6 Gambaran Umum Referensi OSI LAYERED MODEL Pertemuan 6 Sebuah badan multinasional yang didirikan tahun 1947 yang bernama International Standards Organization (ISO) sebagai badan yang melahirkan standar-standar

Lebih terperinci

Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan

Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia yang Diampu oleh

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Jaringan Komputer Wendell Odom (2004, hal: 5) menyatakan bahwa jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan

Lebih terperinci

IP address IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik(.) atau dot di setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini untuk selanjutnya disebut dengan oktet. Bentuk biner adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. IP Address

JARINGAN KOMPUTER. IP Address JARINGAN KOMPUTER IP v4 ADDRESS ruliriki@gmail.com IP Address Merupakan bagian dari TCP/IP untuk pengalamatan Data Sebagai pengenal alamat tiap komputer. (Logical address) Unik/unique Not for host only

Lebih terperinci

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat Trainner: Adian Fatchur Rochim, ST, MT Email: adian@undip.ac.id 24 Oktober 2009 Digunakan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH BAGAS RIVALDI (04) WONDO DWI PRASETYO (31)

DISUSUN OLEH BAGAS RIVALDI (04) WONDO DWI PRASETYO (31) 1 DISUSUN OLEH BAGAS RIVALDI (04) WONDO DWI PRASETYO (31) 2 Konsep Dasar Protokol TCP/IP Merupakan Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar

Lebih terperinci

BAB IV INTERNET PROTOCOL

BAB IV INTERNET PROTOCOL BAB IV INTERNET PROTOCOL IP adalah standard protokol dengan nomer STD 5. Standar ini juga termasuk untuk ICMP, dan IGMP. Spesifikasi untuk IP dapat dilihat di RFC 791, 950, 919, dan 992 dengan update pada

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas

Lebih terperinci

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan. BAB 6 KONSEP ROUTING Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan. 1.1. Pengertian Routing Routing adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk dari jaringan-jaringan yang heterogen. Supaya antar jaringan tersebut dapat saling berkomunikasi

Lebih terperinci

Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar. Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T.

Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar. Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T. Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Di Jaringan Komputer Unpar Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T. NIK : 21200 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan BAB III ANALISIS DAN DESAIN 3.1 Analisis Masalah Saat ini ketersediaan alokasi alamat IPv4 akan semakin menipis dan menurut APJII (Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia) akan diperkirakan akan habis

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI AUTOCONFIGURATION ADDRESS IPV4 DENGAN IPV6 TUGAS AKHIR

ANALISIS PERFORMANSI AUTOCONFIGURATION ADDRESS IPV4 DENGAN IPV6 TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI AUTOCONFIGURATION ADDRESS IPV4 DENGAN IPV6 TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.

TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork. TCP / IP Sejarah TCP/IP Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) secara umum adalah jaringan privat yang menghubungkan perkantoran, gedung atau kampus.

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING

PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING 4 PENGALAMATAN IP DAN SUBNETTING Modul ini membahas tentang pengalamatan IP dan melakukan subnetting untuk membuat collision domain yang baru. Subnetting dilakukan dengan membagi alamat IP dari sebuah

Lebih terperinci

Modul 6 Routing dan protokol routing

Modul 6 Routing dan protokol routing Modul 6 Routing dan protokol routing Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

IPV6 ADDRESSING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

IPV6 ADDRESSING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom IPV6 ADDRESSING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom AGENDA Introduction IPv4 VS IPv6 Format Alamat IPv6 / Notasi APA ITU IPV6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari

Lebih terperinci