BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Fasilitas komunikasi dan transportasi dunia mengalami kemajuan pesat selama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Fasilitas komunikasi dan transportasi dunia mengalami kemajuan pesat selama"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Fasilitas komunikasi dan transportasi dunia mengalami kemajuan pesat selama beberapa dasawarsa belakangan ini, termasuk perdagangannya. memudahkan perdagangan ini, standarisasi internasional Untuk di segala bidang memegang peranan yang sangat penting, namun untuk itu dibutuhkan kegiatan kerja yang sangat berat. Beberapa komisi nasional bekerja sama dengan komisikomisi internasional tergabung dalam suatu staf yang besar, bekerja keras mencapai kemajuan yang diharapkan. Dalam pelajaran Gambar Teknik kita mengikuti standar I.S.O (International Organization for Standardization). Cabang dari I.S.O. adalah I.E.C (International Electotechnical Commisson). I.E.C. Meliputi semua standarisasi peralatan listrik, seperti cara penggambaran dan kode-kode pengaman dalam pemasangannya. Dalam tingkat internasional, I.E.C. menyusun semua rekomendasi dalam bentuk buku, dan komisi-komisi nasional dari semua negara anggota bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Karena Indonesia adalah negara anggota I.E.C. maka menjadi tanggung jawab kita untuk menggunakan dan menyesuaikan semua rekomendasi I.E.C. tersebut Penyajian Distribusi Tenaga Sistem TN Sistem distribusi tegangan rendah AC (Alternating Current) di Indonesia mengalami perubahan dari 3 x 220/110 V ke 3 x 380/220V. Oleh karena itu, pada bab-bab selanjutnya dan pelajaran ini, kita hanya berkonsentrasi pada sistem 3 x 380/220V. Ditinjau dari segi keamanan, suatu jaringan distribusi tenaga listrik, di samping penghantar-penghantar yang bertegangan juga harus dilengkapi dengan penghantar-penghantar Neutral dan Protective Earth (dalam bahasa Prancis Terre). Sistem jaringan distribusi tenaga listrik yang demikian disebut: Distribusi Tenaga Sistem TN. 1

2 Gambar 1.1 Distribusi Tenaga Listrik Sistem TR Sistem Pentanahan Keterangan : L1 : Line 1 (biasa disebut dengan phasa R) L2 : Line 2 (biasa disebut dengan phasa S) L3 : Line 3 (biasa disebut dengan phasa T) N : Neutral PE : Protective Earth PEN : Gabungan dari Protective Earth dan Neutral Istilah-istilah asing yang tidak diterjemahkan, telah ditetapkan secara internasional. Sistem ini dan sistem-sistem lainnya akan dibahas lebih lanjut dalam pelajaran Instalasi Listrik. Sementara ini penting untuk kita ketahui: Mengapa sistem tersebut dinamakan sistem TN Dari sistem 3 x 380/220V dapat diabaikan 6 tegangan yang berbeda Bagaimana perbedaan-perbedan penghantar dari sistem tersebut dan warnawarna, isolasi apa yang harus digunakan. 2

3 1.3. Penutup 3.1. Kesimpulan Menjelaskan pentingnya simbol-simbol dalam menggambar instalasi Menggambar dengan simbol-simbol berdasarkan standar Dasar Pengaturan Penerangan dan Simbol-Simbol Umum. Deskripsi singkat. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari akan pentingnya suatu acuan berupa standar internasional dalam setiap produksi barang maupun jasa, termasuk dalam membuat perencanaan instalasi listrik dan menggambar dengan benar simbolsimbol yang diterapkan di Indonesia. Pengetahuan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, sebagai mana pada perkuliahan berikutnya tentang menggambar simbol-simbol dengan benar dalam pengaturan dengan saklar satu arah Tugas Suatu perusahaan konsultan mendapat pekerjaan untuk membuat suatu perencanaa instalasi penerangan listrik suatu gedung, sehingga membutuhkan beberapa karyawan untuk melakukan pekerjaan perencanaan instalasi tersebut. Pengetahuan dasar apa yang harus dimiliki oleh karyawan yang akan diterima. Gambarkan simbol-simbol umum yang digunakan dalam diagram lokasi. Gambarkan simbol-simbol umum yang digunakan dalam diagram pengawatan atau diagram kerja. 3

4 BAB II SIMBOL TEKNIK LISTRIK 2.1. Pendahuluan Simbol teknik listrik bertujuan untuk menyingkat keteranganketerangan dengan menggunakan gambar. Simbol listrik sangat penting untuk dipelajari dipahami karena hampir semua rangkaian listrik menggunakan simbol-simbol. Gambar simbol untuk teknik telah diatur oleh lembaga normalisasi atau standarisasi. Beberapa lembaga yang menormalisasi simbol-simbol listrik antara lain : ANSI : American National Standard Institute JIC : Joint International Electrical Association NMEA : National Manufacturer Electrical Assotiation DIN : Deutche Industrial Norm VDE : Verband Deutcher Elektrotechniker NEC : National Electrical Code IEC : International Electrical Commission. Meskipun banyak lembaga yang mengeluarkan simbol listrik, namun dalam normalisasinya telah diatur sedemikian rupa sehingga suatu simbol tidak mungkin mempunyai dua maksud atau dua arti, begitu sebaliknya dua gambar simbol mempunyai satu maksud (interpretasi ). Diantara negara yang sudah maju industri kelistrikannya menentukan normalisasi sendiri, bahkan diikuti oleh dunia teknik pada umumnya. Contoh negara yang mempunyai normalisasi sendiri adalah Amerika dan Jerman. Simbol listrik dari kedua negara tersebut agak berlainan bentuk maupun interpretasinya, namun semua itu dapat dipahami karena samasama bertujuan untuk memudahkan dan membuat lancar kegiatan teknik yang dihadapi. Gambar 1 memperlihatkan sebagian perbedaan simbol listrik dari Amerika dan Jerman. 4

5 2.2. Penyajian 3.3. Simbol-Simbol Umum 5

6 Indonesia berdasarkan pertemuan yang diprakarsai oleh LIPPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) antara ilmuwan dan kalangan industri telah berhasil membuat standar simbol yang berhubungan dengan teknik listrik arus kuat. Hasil tentang simbol listrik ini telah dituangkan dalam buku PUIL ( Peraturan Umum Instalasi Listrik ) dan diperbaharui lagi dalam PUIL 1987 dan PUIL Penutup 3.1. Kesimpulan Mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menggambar diagram lokasi, diagram pengawatan dan diagram kerja dari pengaturan satu-arah. 2. Menetukan material yang yang dibutuhkan. 3. Merangkai pengaturan satu arah. Sistem Pengaturan Saklar Satu Arah. Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari cara menggambar instalasi penerangan, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja dari suatu pengaturan saklar satu arah. Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai pengaturan saklar satu arah dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi 3.2 Tugas Sebagai seorang tenaga perencana mendapat tugas untuk membuat suatu perencanaan instalasi penerangan listrik suatu ruangan yang menggunakan pengaturan dengan saklar satu arah dengan satu lampu, yang diminta untuk membuat gambar: a. Diagram dan pengaturan satu arah. b. Diagram pengawatan pengaturan satu arah. 6

7 c. Diagram kerja atau diagram fungsi dan pengaturan satu arah. d. Buat rangkaian pengaturan satu arah pada papan peraga dan sambungkan pada sumber tegangan 220 Volt jika sudah diperiksa oleh dosen atau instruktur yang bertugas. 7

8 BAB III SIMBOL TEKNIK ELEKTRONIKA 3.1. Pendahuluan Sama seperti simbol listrik, simbol elektronika juga dinormalisasi oleh lembaga internasional seperti oleh : ANSI = Amirican National Standard Institute. IEEE = The Institute of Electrical and Electronics Engineers. IEC = International Electrotechnical Commission. 1) Simbol Baterei Simbol baterei diperlihatkan pada gambar 3. Dua garis vertikal merupakan tanda polaritas, yang lebih panjang merupakan polaritas positif dan yang pendek tanda polaritas negatif. Baterei yang terdiri dari beberapa sel ( multi sel ) ditunjukkan pad gambar 3.b dan gambar 3.c menunjukkan baterei multi sel dua kedudukan, yaitu fix dan dapat diatur. (a) (b) (c) Gambar 3. Simbol baterei: (a) Tunggal; (b) Multi sel; (c) Multi sel dua kedudukan 2) Kapasitor, ditunjukkan pada gambar 4. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 4.Mari kita amati kembali gambar 2 (penggambaran dalam bentuk nyata). Apa yang anda lihat pada gambar tersebut?... buah saklar penerangan... buah lampu penerangan Benar; rangkaian-rangkaian penerangan dengan hanya satu saklar dinamakan sistim pengaturan penerangan satu-arah. Walaupun dalam rangkaian-rangkaian penerangan tersebut, dipasang beberapa buah lampu penerangan yang berbeda, tetapi hanya diatur oleh satu saklar. Sistim rangkaian yang demikianpun disebut pengaturan penerangan satu-arah. Pada pembahasan berikut, dalam gambar 3a ditunjukkan suatu rangkaian 8

9 pengaturan penerangan satu-arah. Gambar tersebut memperlihatkan suatu lokasi (penempatan) peralatan dengan menggunakan simbol-simbol yang sesuai. Penggambaran yang demikian disebut sebagai diagram lokasi Penyajian Peralatan apa dan berapa banyak kebutuhannya untuk suatu instalasi yang sesuai dengan diagram lokasi? Ada beberapa benuk symbol diagaram pengawatan berikut ini: 9

10 Gambar 3.1 Simbol-simbol komponen 10

11 Gambar 3.2 Diagram lokasi sistim pengaturan penerangan satu-arah Gambar 3.3 Diagram pengawatan dengan garis jamak sistim pengaturan penerangan satu-arah Gambar 3.4 Diagram kerja dengan satu garis sistim pengaturan penerangan satu-arah 11

12 Keterangan: 1. Pada sistim TN, (lihat gambar 1) hanya penghantar aktif (line 1, 2, dan 3 ) yang bertegangan, sedangkan penghantar pentanahan (N, PE dan PEN) tidak bertegangan. (Hal ini dibahas lebih lanjut dalam pelajaran Rangkaian Listrik ). Berdasarkan ketentuan ini, maka saklar harus selalu dikawati dengan penghantar aktif. Mengapa? Jika saklar dikawati dengan penghantar pentanahan, maka alat pemakai (beban) dan pentanahannya akan selalu bertegangan, walaupun saklar dalam posisi Off. Keadaan yang demikian akan berbahaya sekali bagi kita, contohnya jika kita akan mengangkati bola lampu. 2. Titik terminal untuk penghantar aktif pada saklar-saklar biasanya ditandai dengan huruf P atau L dengan bulatan merah. Penandaan ini penting sekali untuk saklar-saklar yang mempunyai lebih dari dua terminal. 3. Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan pengoperasian, maka pengertian untuk pengoperasian suatu saklar pengatur adalah ditentukan sebagai berikut: Kita ambil contoh, suatu saklar satu-arah pada posisi On : 4. Penghantar aktif setelah melalui saklar disebut penghantar saklar. 5. Perhatikan pada suatu bola lampu. Disitu terdapat titik terminal untuk kakikontak dan yang lain untuk ulir pemegang lampu. Pada suatu pegangan lampu dengan perangkat yang terbuat dari metal biasanya terminal tambahan untuk penghantar pentanahan. Dimanakah akan anda hubungkan penghantar pentanahan tersebut? Jawab: Alasan: Penghantar pentanahan (PE) harus dipasang, karena pengaman lampu mudah sekali tersentuh. Latihan 3: Mari kita lengkapi diagram pengawatan pada gambar 3b sesuai dengan diagram lokasi gambar 3a, dengan menggunakan simbol-simbol penghantar yang benar. 1. Kita mulai dengan penghantar netral: Tarik lurus melalui kotak hubung ke titik terminal lampu. 12

13 2. Penghantar PE, dihubungkan ke kotak hubung kemudian ke titik terminal pada pelindung lampu. 3. Penghantar line setelah melalui kotak hubung, tarik ke bawah dan hubungkan pada titik terminal saklar. 4. Terakhir adalah penghantar saklar dihubungkan ke kotak hubung, kemudian ke titik terminal lampu. 5. Lengkapi diagram pengawatan ini, dengan memberi tanda N, PE dan L 1 pada ketiga penghantar. 6. Bandingkan diagram pengawatan ini dengan jawaban pertanyaan pada Latihan 3. Latihan 4: Fungsi rangkaian ini, diterangkan sebagai berikut: Pengaturan satu arah merupakan suatu hubungan seri dari saklar satu-arah dengan satu penerangan dalam suatu jaringan sumbar tenaga listrik ~ 220V. Lampu penerangan disini, hanya bekerja seandainya dalam saklar pada posisi ON. Kini anda telah merancang dan mengambar rangkaian penerangan listnk yang pertama bagi anda dalam dua penggambaran yang berbeda. Sekaramg mari kita praktek pengetahuan dari teori kita ini. 3.3 Penutup 3.1 Kesimpulan: Saklar satu arah, satu katup digunakan sebagai pengatur suatu rangkaian hanya dari satu tempat untuk ON dan OFF. Rangkaian pengaturan penerangan satu arah terutama digunakan pada suatu ruangan kecil dengan suatu pintu. 3.2 Tugas Sekarang kita lengkapi diagram kerja pada gambar 3.3, sesuai dengan gambar 3.2. Untuk menyederhanakan diagram ini, penghantar PE kita abaikan. 13

14 Diagram kerja sering juga di sebut sebagai diagram fungsi sebab diagram ini merupakan penggambaran yang sangat sederhana untuk menerangkan fungsi suatu rangkaian. 14

15 BAB IV MENGGAMBAR RANGKAIAN LISTRIK 4.1. Pendahuluan Sistem Pengaturan Saklar Satu Arah dengan Lampu Tanda Deskripsi singkat. Secara garis besar gambar rangkaian listrik dapat dikategorikan menjadi : 1. Gambar instalasi penerangan 2. Gambar instalasi mesin-mesin listrik 3. Gambar rangkaian pengendali 4. Gambar pembangkitan, pengiriman dan pembagian energi listrik. Keempat kategori gambar diatas secara lebih rinci dan mendalam akan dibahas dalam modul yang berbeda. Dalam kegiatan ini, mahasiswa baru akan dikenalkan rangkaian listrik yang bersifat dasar-dasar saja meliputi gambar instalasi penerangan dan instalasi tenaga. 1. Gambar Instalasi Penerangan a. Simbol-simbol Umum Meskipun dalam kegiatan belajar 1 telah dibahas materi tentang symbol listrik, pada kegiatan ini akan dibicarakan kembali symbol umum terutama yang berkaitan dengan instalasi penerangan. Tabel 1 berikut menunjukkan simbol listrik yang dipakai pada instalasi penerangan. Sistem berfasa-tiga dalam hubungan D, Delta atau segitiga. Sistem berfasa dalam hubungan Y atau bintang 15 Sistem berfasa tiga dalam hubungan bintang dengan titik nol yang dibawa keluar. Pada umumnya tanda ini dipakai untuk menyatakan : Hubungan Gulungan motor-motor arus putar, transformator dan sebagainya. Misalnya pada plat-plat motor/dynamo listrik (lihat contoh) : Volt : 380/220 Y / D Gulungan mesin-mesin dan pesawatpesawat. Tanda ini umum untuk kumparan, misalnya gulungan magnit dinamo, gulungan elektromagnit dan sebagainya. Tahanan OHM 15

16 tanda disamping ini menunjukkan tahanan bebas induksi atau tahanan OHM biasanya dipakai dalam teknik arus kearah/arus lemah khususnya dalam teknik penerima/pemancar. Kondensator Tanda umum untuk kondensator yang : mempunyai nilai tetap atau istilah yang lain fixed capasitor Tanda umum untuk kondensator yang nilainya dapat diubah-ubah (variable capasitor). 16 Hubungan Tanah Tanda umum untuk hubungan tanah bagi semua peralatan listrik misalnya tiap motor listrik, tahanan asut, lemari penghubung logam, kompor listrik dsb, haus dihubungkan dengan tanah untuk mencegah bahaya bagi pegawai yang melayani pada kesalahan isolasi yang mungkin timbul. Tegangan Tinggi Tanda tegangan tinggi ini biasanya dipasang pada tiang-tiang jarring jarring tegangan tinggi dan rendah maupun pada pintu-pintu sari gardu-gardu transformator. Hantaran yang terdiri atas dua penghantar dengan fasa atau polaritet yang berlaianan. Tanda ini umum untuk hantaran listrik biasanya tanda ini terdapat pada gambargambar, instalasi. Hantaran berkutub dua, beserta penghantar. Persilangan dua buah hantaran Sambungan atau percabangan hantaran listrik. 17 Hantaran di dalam pipa Tanda ini menyatakan bahwa hantaran tersebut diletakkan di dalam pipa yang berdiameter ¾ ( o ) Hantaran di dalam pipa diatas sela yang ditinggikan 16

17 Apabila para instalateur (pelaksana) sedang melakukan pemasangan di dalam ruang yang lembab dan berdebu maka hantaran pipa ini harus tahan air dan ditempatkan diatas sela-sela (tumpuan) yang ditinggikan. Tanda ini menyatakan di mana hantaran itu naik. Tanda ini menyatakan di mana hantaran itu turun ke bawah. Hantaran terus menerus. Tanda ini menyatakan dimana hantaran itu mendaki, menurun dan terus menerus. Penghubung berkutub satu untuk nominal 10 A. Keterangan : 10 A ini menunjukkan bahwa kuat arus nominal yang mengalir secara terus menerus dapat dibebankan pada penghubung itu, yang tidak menimbulkan bahaya misalnya panas atau terbakarnya penghubung itu. ¾ 18 Penghubung berkutub ganda Penghubung tarik berkutub satu Penghubung kelompok (golongan) Penghubung Tukar Penghubung seri (deret) Tanda untuk penghubung silang Dari tanda-tanda instalasi diatas dapat diberikan penjelasan tentang penggunaan dari masing-masing penghubung yang dihubungkan dengan sebuah beban. Penghubung deret (seri) Penghubung seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua kelompok lampu secara bergantian misalnya seperti terdapat pada kerona-cahaya dengan tiga buah lampu atas (penerangan langit-langit) dan sebuah lampu bawah. Demikianlah jalannya penghubung itu sehingga lampu yang di bawah dan lampulampu atas dapat menyala sendiri-sendiri, dan seluruhnya dapat pula dihidupkan pada waktu yang bersamaan. 19 Perlu diingat oleh para peserta diklat, para instalateur bahwa pengertian dari penghubung seri ini bukanlah berarti Lampu-lampu itu dihubungkan dalam 17

18 keadaan seri. Tetapi kita mengadakan hubungan dalam seri (kelompok-kelompok lampu). Penghubung Tukar Apabila kita menghendaki melayani satu lampu atau satu golongan lampu dari dua tempat, misalnya dalam gang-gang, dalam kamar-kamar dengan dua pintu, maka kita pakai dua hubungan bertukar. Penghubung Silang Apabila kita harus dapat melayani satu lampu atau satu golongan lampu yang lebih dari dua tempat, maka kita pakai penghubung silang, waktu hendak memasang diingat, bahwa penghubung yang pertama dan penghasilan haruslah penghubungpenghubung tukar, penghubung-penghubung diantaranya adalah hubungan silang. Penghubung Kotak Maksimum Tanda ini untuk penghubung kotak maksimum, diperlengkapi dengan sebuah pemutus arus elektro-magnit dan ada kalanya dipakai sebagai pengganti engaman lebur (sekering) Kotak-kontak dinding (stop contact) Tanda ini untuk stop contact dan dipakai sebagai penghubung pesawatpesawat pemakai-pemakaian yang dapat dipindah-pindahkan tempatnya, misalnya lampu senja, seterika listrik, penghisap debu dan lain sebagainya. 20 Kotak-kontak dinding majemuk Kotak-kontak dinding majemuk, seperti dua, tiga atau empat buah stop contact dihubungkan menjadi satu. Keamanan sekerup (sekering) Tanda umum untuk keamanan lebur atau keamanan patron (sekering). Dengan menempatkan garis-garis lintang pada hantaran-hantaran kutub banyak dinyatakan dalam beberapa urat ditempatkan keamanan itu. Sekering yang terkenal dalam dunia perdagangan yaitu patron diazed. (oleh siemens Schukert-Werke S.S.W.). Adapun batas-batas amperenya : 18

19 6, 10, 15, 20, 25, 35, 50, 60, 80, 100, 125, 160, 200, 225, 260, 300 dan 350 A. Bila kita lihat sebelah atas dari patron terdapat tanda-tanda pengenal dengan bermacam-macam warna yakni menurut kuat arus dari patron tersebut. Misalnya : Hijau 6A, Merah 10A, Kelabu 16A dan lain sebagainya. Papan pembagi atau Papan penghubung. Tanda ini umum untuk papan pembagi pada gambar instalasi. 21 Lemari penghubung instalasi. Lemari penghubung instalasi ini biasanya terbuat dari besi tuang atau bahan isolasi (misalnya bakelit) di mana di dalam lemari tersebut ditempatkan keamanan lebur (sekering) dan sebuah penghubung utama. Lemari baterai Tanda ini umum untuk sebuah lemari baterai. Biasanya lemari baterai ini terdiri dari sejumlah lemari dari besi tuang (bahan isolasi bakelit) dimana ditempatkan keamanan-keamanan lebur. Dan ini kita namakan lemari pembagi cahaya. Lampu 100 W, disambung pada golongan 2. Tanda umum untuk suatu titik cahaya tiap-tiap tititk sambungan pada gambar instalasi harus diberi nomor golongan, dimana titik cahaya ini disambung serta pemakaian tenaga dinyatakan dalam Watt. b. Macam-macam hubungan saklar Selanjutnya untuk gambar macam-macam sambungan saklar yang banyak digunakan dalam Instalasi penerangan dapat dilihat pada tabel 2 berikut : 100 W/

20 Tabel 2. Macam-macam hubungan saklar 2. Gambar Instalasi Tenaga Simbol untuk instalasi tenaga dapat dilihat pada lampiran, baik yang berlaku di Jerman, Inggris, Amerika, maupun yang berlaku secara internasional. Rangkaian motor dengan pengendali saklar magnit Saklar magnit sering disebut juga kontaktor(contactor) bekerjanya berdasarkan kemagnitan listrik. Magnit listrik berfungsi penarik/pelepas kontak-kontak hubung pada saat kumparan dialiri/tidak dialiri arus listrik. Besar bidang kontak menentukan besar arus yang boleh dihubungkan. Nama Penghubung Berkutup satu Penghubung Berkutup ganda Penghubung Berkutup tiga Penghubung A kelompok Penghubung Deret (seri) Penghubung Tukar Penghubung silang Lambang Konstruksi Perencanaan Pandangan secara 20

21 bagian 23 Untuk memahami rangkaian kontaktor, haruslah dipelajari tentang : - rangkaian listrik pengendali (wiring system) - rangkaian dasar (elementary diagram atau line diagram) Rangkaian listrik pengendali ialah bagan rangkaian yang menggambarkan tentang bekerjanya kontaktor. Sedangkan rangkaian dasar menggambarkan rangkaian kumparan magnit dengan kontakkontak bantu. Mengingat rangkaian listrik pengendali terlalu luas dan sulit gambarnya, maka untuk memeriksa rangkaian pengendali tersebut digunakan gambar rangkaian dasar. Gambar 13 merupakan gambar bentuk sebuah kontaktor dan beban lebih. Gambar 13. Bentuk Kontaktor dan Beban Lebih Beban lebih kontaktor hanya dua tempat, artinya hanya 2 fasa saja yang diberi. Sebab pada rangkaian 3 fasa jika 2 terputus, pesawat listrik tidak dapat bekerja. Selain itu pada beban lebih diberi pembatas arus yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, lihat Gambar 14. Gambar 14. Pengaturan Batas Arus pada Beban Lebih Kontaktor Beban lebih (OL) 4 3/ Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi penerangan, melalui diagram pengawatan dan diagram kerja dari suatu pengaturan saklar satu arah dengan lampu tanda. Kemudian dilanjutkan dengan latihanlatihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnva dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini 21

22 berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi penerangan listrik pada bangunan atau gedung-gedung Penyajian Sebagai seorang tenaga perencana mendapat tugas untuk membuat suatu perencanaan instalasi penerangan listrik dengan kasus antara saklar dengan lampu yang dikontrol tidak dapat terlihat langsung. a. Sistim pengaturan apa yang digunakan sehingga pemakai dapat mengetahui jika lampu yang dikontrol dalam keadaan padam atau menyala? b. Gambarkan diagram kerja dari pengaturan saklar satu arah dengan lampu tanda ON. c. Gambarkan diagram kerja atau diagram fungsi dari pengaturan satu arah dengan lampu tanda OFF. d. Buat rangkaian pengaturan satu arah dengan lampu tanda ON, kemudian lanjutkan dengan lampu tanda OFF pada papan peraga dan sambungkan pada sumber tegangan 220 Volt jika sudah diperiksa oleh dosen atau instruktur yang bertugas. Pengaturan Satu Arah dengan Lampu Tanda (Pilot Lamp) Memasamg kembali rangkaian pengaturan satu arah pada Kit Board. Pengoperasian rangkaian hanya dilakukan atas izin instruktur. Ukurlah tegangan pada kedua titik terminal dari saklar dengan menggunakan Volt-meter. Isilah tabel 2 berikut sesuai dengan hasil pengukuran. Matikan rangkaian kemudian ganti volt-meter dengan sebuah lampu tanda, selanjutnya operasikan kembali rangkaian anda. Tuliskan keadaan dari lampu tanda kedalam tabel 3 berikut. 22

23 Pengamatan berdasarkan tabel 4.1 Saklar pada Posisi OFF, lampu penerangan dan lampu tanda terhubung seri pada tegangan sumber ~ 220V. Tahanan listrik pada lampu tanda adalah sangat besar jika dibandingkan dengan tahanan pada lampu penerangan. Maka sebahagian besar tegangan sumber (~ 220V) didrop oleh lampu tanda, akibatnya lampu tanda ini menyala. Seandainya saklar kita ON kan, maka lampu tanda akan terjembatani (terhubung singkat) sehingga tidak akan menyala. Lengkapi diagram pengawatan pada gambar 4.1 berikut, Gambar 4.1 Diagram pengawatan untuk pengoperasian lampu tanda pada posisi OFF. Keterangan: Sistim pengaturan demikian biasanya dilakukan langsung pada saklar-saklar itu sendiri, fungsinya adalah sebagai tanda untuk saklar, pada saat gelap. Lampu tanda ini, biasa juga disebut lampu orientasi / Lampu tanda. Pada suatu rangkaian yang menggunakan lampu tanda untuk keadaan OFF, maka lampu tanda tersebut kita hubungkan paralel dengan saklar satu-arah. 23

24 Gambar 4.2 Diagram kerja, penggambaran satu garis untuk suatu rangkaian penerangan dengan lampu tanda pada keadaan OFF. Sekarang, apa yang kita lakukan agar lampu tanda tersebut menyala dan padam bersamaan dengan lampu penerangan? Lengkapi diagram kerja (gambar 4.3) berikut ini. Gambar 4.3 Diagram kerja lampu tanda untuk pengoperasian pada keadaan Off. Gambarlah diagram pengawatan dengan mengacu pada diagram kerja pada gambar 4.4 berikut, 24

25 Gambar 4.4 Diagram pengawatan untuk pengaturan satu-arah dengan lampu tanda pada keadaan ON. 25

26 Gambar 4.5 Diagram pengawatan untuk pengaturan satu-arah dengan lampu tanda pada keadaan ON. BAB V LAMPU TABUNG 5.1. Pendahuluan Sistem Pengaturan Saklar Satu Arah dengan Kotak Kontak. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi penerangan, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan. Kemudian diagram kerja suatu pengaturan saklar satu arah dengan kotak-kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi penerangan listrik pada bangunan atau gedung-gedung Penyajian Sebagai seorang tenaga perencana mendapat tugas untuk membuat suatu perencanaan instalasi penerangan listrik suatu ruangan yang menggunakan pengaturan dengan saklar satu arah yang dikombinasi dengan kotak-kontak, yang diminta adalah: Diagram lokasi dari pengaturan satu arah dengan kotak-kontak. Diagram pengawatannya. Diagram kerja atau diagram fungsi dari pengaturan satu arah dengan kotakkontak. Buat rangkaian pengaturan satu arah dengan kotak kontak pada papan peraga dan sambungkan pada sumber tegangan 220 Volt jika sudah diperiksa oleh dosen atau instruktur yang bertugas. Penggambaran dengan diagram pengawatan Simbol dari kotak kontak dengan pentanahannya, untuk diagram lokasi adalah sebagai berikut: 26

27 Gambar 5.1 Diagram pengawatan untuk lampu tabung 27

28 Gambar 5.2 Diagram pengawatan, lokasi, dan instalasi lampu tabung. Pada instalasi-instalasi listrik dikenal dua hal berbahaya yang perlu kita perhatikan: 1. Kontak langsung dari bagian-bagian yang bertegangan dalam suatu instalasi listrik seperti pada penghantar telanjang yang mengalami kerusakan pada line. Dalam hal ini hanya satu yang perlu diperhatikan yaitu, sikap waspada dan hati-hati! 28

29 2. Kontak dengan bagian-bagian yang menurut kita tidak bertegangan, tetapi seandainya terjadi kebocoran isolasi, misalnya pada pelindung dari peralatan atau mesin-mesin listrik yang terbuat dari konduktor (metallic). Dalam hal ini kita akan mengalami kontak pada bagian-bagian yang bertegangan secara tidak langsung. Bahaya semacam im sangat sering kita alami karena perlindungan pelindung suatu peralatan atau mesin-mesm listrik tersebut. Sangat mudah tersentuh. Dan kecelakaan akibat kontak tidak langsung ini, dapat menyebabkan kematian! Suatu cara pengamanannya untuk mencegah bahaya dari tegangan sentuh yang dalam hal ini kotak tidak langsung adalah dengan pemutus hubungan secara otomatis untuk bagian-bagian aktif (penghantar line) dalam waktu yang relatif singkat. (Definisi dari Tegangan sentuh dan waktu yang relatif singkat akan dibahas secara terperinci dalam pelajaran Instalasi Listrik ). Pengamanan secara demikian bisa dilaksanakan jika pelindung tersebut di ketanahkan melalui suatu penghantar*. Penghantar tersebut akan melakukan arus listrik langsung ke tanah, dan mengoperasikan peralatan pengaman seperti fuse, miniature circuit breaker (MCB). Penghantar pengaman mengalirkan arus pemutus IB dari MCB, yang harus selalu kita perhatikan dalam menginstalasi atau menghubungkan penghantar adalah bahwa konduktansi penghantar-penghantar harus sama dengan konduktansi penghantar aktif (line) atau berdasarkan PUIL. Pengaman untuk keamanan merupakan bagian dari pelajaran Instalasi Listrik. Teori tersebut di atas adalah sebagai gambaran, bahwa betapa pentingnya peralatan pengaman dalam instalasi-instalasi listrik. Akan dipelajari lebih lanjut, shingga kita akan selalu memperhatikan keamanan, baik dalam latihan praktek ataupun dalam instalasi-instalasi. Kita konsentrasi kembali ke Rancangan Listrik. 29

30 Gambar 5.3. Diagram lokasi pengaturan satu-arah dengan kotak-kontak Gambar 5.4. Diagram kerja dengan satu garis pengaturan satu-arah dengan kotak-kontak Catatan: Penempatan peralatan pada pagan praktek sesuai dengan diagram lokasi. Pengawatan sesuai dengan diagram pengawatan gambar 9b. Gunakan kode warna penghantar yang benar. 30

31 kotak-kontak. Gambar 5.5. Diagram pengawatan dengan garis jamak pengaturan satu-arah dengan kotak-kontak Gambar 5.6. Diagram kerja dengan satu garis pengaturan satu-arah dengan kotak-kontak 31

32 Rangkaian satu-arah pada gambar 5.8. telah dikawati secara salah, seperti terlihat dalam diagram pengawatan berikut ini : Gambar 5.7. Sistim pengaturan satu-arah dengan kotak-kontak 5.3 Penutup 3.1 Kesimpulan Penghantar pengaman mengalirkan arus pemutus IB dari MCB, yang harus selalu kita perhatikan dalam menginstalasi atau menghubungkan penghantar adalah bahwa konduktansi penghantar-penghantar harus sama dengan konduktansi penghantar aktif (line) atau berdasarkan PUIL. Pengaman untuk keamanan merupakan bagian dari pelajaran Instalasi Listrik. 3.2 Tugas Mengapa harus ada standardisasi? 1. Apa fungsi standardisasi dalam perancangan listrik? 2. Bagaimana sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia? 32

33 BAB VI SISTEM DISTRIBUSI 6.1. Pendahuluan Sistem distribusi memegang peranan penting dalam pembagian penyaluran energy listrik dalam suatu sistem. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi penerangan, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pembagian system distribusi aliran listrik, dan melakukan pengaturan saklar seri kemudian dikombinasi dengan kotak kontak. Kemudian dilanjutkan dengan latihanlatihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi penerangan listrik pada bangunan atau gedunggedung Penyajian Perancangan pengaturan penerangan senantiasa mengacu pada keandalan. Tanpa mengabaikan faktor biaya yang dibutuhkan untuk menginstalasi, serta biaya operasinya. Salah satu contoh adalah jika pada suatu ruangan membutuhkan beberapa buah lampu penerangan, maka apabila digunakan saklar satu arah (saklar tunggal) maka lampu tersebut akan ON/OFF secara bersamaan, dimana biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasinya akan lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan saklar seri, tetapi biaya pemakaian akan lebih mahal karena penggunaan lampu tidak dapat diatur ON/OFF sebahagian, walaupun kebutuhan dapat temenuhi dengan menyalakan sebahagian saja. Hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan saklar seri. 33

34 Simbol-simbol Komponen Peralatan listrik yang baru berikut ini, serta simbol-simbol yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: Saklar seri atau saklar dengan rangkaian jamak berkutub satu. Perangkat lampu untuk dua rangkaian terpisah. Pembahasan pada sub bab 2.2 telah dibahas jenis-jenis bahaya yang terjadi untuk para pemakai listrik. Oleh karena itu, jika terjadi kesalahan isolasi (kerusakan yang mudah tersentuh, maka tegangan pada penghantar peralatan listrik akan mengalami perubahan. Kita juga telah membahas bila terjadi hubungan tanah, penghantar pengaman akan menghantarkan arus listrik ke dalam tanah maka rangkaian akan segera terputus. Akan sering kita jumpai simbol berikut ini terutama pada perangkat suatu jaringan distribusi yang ada pada industry rumah tangga, menengah, maupun industry besar. Simbolsimbol itu seperi pada gambar berikut: 34

35 Gambar 6.1 Diagram instalasi sistem distribusi jaringan 6.3. Penutup 1.1. Kesimpulan menggambar instalasi penerangan, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar seri kemudian dikombinasi dengan kotak kontak. Kemudian dilanjutkan dengan latihan- 35

36 latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi penerangan listrik pada bangunan atau gedunggedung Tugas Jika dalam suatu ruangan dibutuhkan beberapa buah lampi penerangan, dimana lampu tersebut diharapkan dapat diatur sebahagian atau secara keseluruhan berdasarkan kebutuhan maka digunakan saklar seri untuk pengaturan. 1. Gambarkan diagram instalasi system distribusi dirumah anda masingmasing. 2. Diagram pengawatan pengaturan saklar seri. 3. Diagram kerja atau diagram fungsi pengaturan saklar seri. 36

37 BAB VII LAYANAN PENGHUBUNG INSTALASI RUMAH TANGGA 7.1. Pendahuluan Sistem Pengaturan Saklar Seri dengan Kotak-Kontak. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi penerangan, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar seri. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi penerangan listrik pada bangunan atau gedung-gedung Penyajian Sistim Penghubung jaringan dari PLN ke konsumen biasanya dipisahkan dengan meteran dari PLN. Dalam pertemuan ini akan digambar beberapa bentuk dan symbol dari meteran tersebut. Gambar 7.1 menunjukkan diagram pengawatan dari meteran. Gambar 7.1 Diagram pengawatan bel dan meteran PLN 37

38 Gambar 7.2 Diagram pengawatan meteran PLN 38

39 7.3. Penutup 3.1. Kesimpulan Mempelajari cara menggambar instalasi penerangan, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar seri 3.2. Tugas Jika dalam suatu ruangan dibutuhkan beberapa buah lampu penerangan, dimana lampu tersebut diharapkan, dapat diatur sebahagian atau secara keseluruhan berdasarkan kebutuhan maka digunakan saklar seri untuk pengaturan. 1. Gambarkan diagram pengawatan meteran PLN di tempat anda 2. Diagram pengawatan dengan pemakaian sekurang-kurangnya 3 jenis beban 3. Diagram kerja atau diagram fungsi pengaturan saklar seri. 39

40 BAB VIII TRANSFORMATOR SATU FASA, TIGA FASA, DAN PENGUKURAN 8.1. Pendahuluan Sistem Pengaturan transformator satu fasa, tiga fasa, dan transformator pengukuran. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi tranformator, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja dalam sebuah sistem. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi transformator pada industri-industri Penyajian Suatu tempat usaha atau pabrik dapat dirancang penggunaan bebannya dengan menggunakan tranformator apakah trafo satu fasa atau tiga fasa sehingga stabil dan terjamin aliran listriknya sedemikian rupa berdasarkan fungsinya, misalnya ruang rapat yang mempunyai dua pintu masuk, atau pada tangga bangunan berlantai dua, dimana pengguna ruangan atau tangga harus secara leluasa memilih pintu mana atau dari lantai berapa ia masuk. Jika terjadi hal seperti pada kondisi tersebut, maka tidak akan mungkin dapat dipenuhi jika pengaturan penerangannya menggunakan saklar satu arah atau saklar seri. Oleh karena itu maka dibutuhkan saklar dua arah, dimana pengaturan penerangannya dapat dilakukan dari dua tempat secara bebas sesuai kebutuhan pemakai. 40

41 Gambar 8.1 Diagram pengawatan trafo satu fasa, 3 fasa, dan pengukuran Buatlah sistim pengaturan seperti berikut, dengan satu perangkat lampu ganda dan sebuah trafo serta menggunakan saklar dua arah. Tempatkan peralatan dan kawatilah sesuai dengan diagram pengawatan di bawah ini. Gunakanlah warna penghantar yang benar. 41

42 Gbr 8.2. Sistim pengaturan satu saklar dua arah dan sebuah trafo. Pengamatan: Saklar satu kutub dua arah. Mempunyai dua posisi pengoperasian saklar ini hanya bisa menyalakan salah satu lampu E 1 atau E 2 secara bergantian. Saklar satu kutub dua arah digunakan untuk mengoperasikan dua pemakai secara bergantian dengan sumber tegangan yang sama atau dengan sumber tegangan yang berbeda untuk satu pemakai. Kemungkinan lainnya adalah bisa digunakan sebagai pengganti saklar satu arah dalam suatu rangkaian penerangan. Apa yang harus dilakukan untuk mematikan kedua lampu pada gambar 17 secara serentak? Dapatkan sistim pengaturan demikian digunakan dalam suatu rangkaian penerangan untuk umum? Sistim penerangan dalam suatu rangkaian dapat diatur OFF dan ON dari dua tempat yang berlainan. Dua saklar satu arah digunakan untuk sistim pengaturan demikian. 42

43 Lengkapi diagram pengawatan (gambar 8.3) sesuai dengan diagram lokasi pada gambar 8.2, dimana untuk saklar Q2 digunakan sebuah saklar dua arah. Dan lampu diganti dengan sebuah trafo. Gambar 8.3. Diagram pengawatan untuk sistim pengaturan penerangan satu arah dan menambahkan sebuah trafo ke beban. Lengkapi diagram pengawatan (gambar 8.4) sesuai dengan diagram lokasi pada gambar 8.2, dimana untuk saklar Q2 digunakan sebuah saklar dua arah. Dan lampu diganti dengan sebuah trafo. 8.3 Penutup 43

44 3.1 Kesimpulan Gambar instalasi dan pengawatan trafo dapat menyerderhanakan dalam penggambaran dalam suatu system distribusi. Karena itu mulak harus dipahami berdasarkan standar yang baku. 3.2 Tugas Jika dalam suatu ruangan dipasang satu atau sekelompok lampu penerangan, dimana lampu tersebut diharapkan dapat diatur dari dua tempat maka digunakan saklar dua arah untuk pengaturan lampu yang bersangkutan. 1. Gambarkan diagram lokasi pengaturan dengan saklar dua arah dan sebuah trafo satu fasa 2. Diagram pengawatan pengaturan saklar dua arah dan sebuah trafo 3. Diagram kerja atau diagram fungsi pengaturan saklar dua arah. Sesi/Perkuliahan Ke: 9 44

45 TIK: Setelah menyelesaikan kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat: Menggambar diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja transformator pengukuran. Menentukan jenis-jenis transformator pengukuran. Merangkai pengaturan dengan kontaktor Pokok Bahasan. Transformator Pengukuran. Deskripsi singkat. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi transformator, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar dua arah. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi Anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam, pemasangan instalasi penerangan listrik pada bangunan atau gedung-gedung. I. Pertanyaan Kunci Jika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu anda: 1. Bagaimana mengontrol satu atau sekelompok lampu dari dua tempat? 2. Berapa terminal penyambungan yang terdapat pada saklar dua arah? II. Tugas Jika dalam suatu ruangan dipasang satu atau sekelompok lampu penerangan, dimana lampu tersebut diharapkan dapat diatur dari dua tempat maka digunakan saklar dua arah untuk pengaturan lampu yang bersangkutan. 1. Gambarkan diagram lokasi pengaturan dengan saklar dua arah. 2. Diagram pengawatan pengaturan saklar dua arah. 3. Diagram kerja atau diagram fungsi pengaturan saklar dua arah. 4. Sebutkan material yang digunakan. 45

46 9.1. Pendahuluan menggambar instalasi transformator, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar dua arah. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi Anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam, pemasangan instalasi penerangan listrik pada industri-industri 9.2. Penyajian Pengaturan transformator pengukuran Telah kita pelajari tentang penggambaran trafo satu fasa dan tiga fasa. Selanjutnya ada lagi trafo yang tidak kalah pentingnya dalam kedudukan dan fungsinya yakni trafo pengukuran. Trafo ini, gambar diagram pengawatannya adalah seperti berikut ini: Gambar 9.1 Diagram pengawatan Transformator Pengukuran 46

47 Gambar 9.1 Diagram pengawatan Transformator Pengukuran 9.3. Penutup 3.1 Kesimpulan Keadaan pengoperasian dari pemakai dapat ditunjukkan oleh lampu tanda. Biasanya diletakkan dalam saklar itu sendiri. Untuk pengaturan keadaan ON, dihubungkan paralel dengan pemakai, sedangkan untuk pengaturan keadaan OFF, dihubungkan paralel dengan saklar. Jika dinyatakan untuk keadaan OFF, maka lampu tanda biasanya berada dalam perangkat saklar itu sendiri. Maka kita biasa menyebutnva sebagai lampu orientasi. 3.2 Tugas Jika dalam suatu ruangan dipasang satu atau sekelompok lampu penerangan, dimana lampu tersebut diharapkan dapat diatur dari dua tempat maka digunakan saklar dua arah untuk pengaturan lampu yang bersangkutan. 1. Gambarkan diagram lokasi pengaturan transformator pengukuran. 2. Diagram pengawatan pengaturan transformator pengukuran. 47

48 3. Diagram kerja atau diagram fungsi transformator pengukuran. BAB X GENERATOR Pendahuluan Sistem Pengaturan generator dengan Kotak-Kontak. Deskripsi singkat. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar instalasi generator, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan dan diagram kerja dari suatu pengaturan saklar dua arah kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihanlatihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi generator berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi generator pada industri-industri Penyajian Sistim Pengaturan Generator dengan Kotak-kontak. Telah dipahami bersam bahwa generator sangat banyak dijumpai gambarnya pada mata kuliah yang lain maupun dalam pembicaraan di mana-mana karena punya peranan penting dalam setiap hari. Pembahasan kali ini akan ditunjukkan gambar pengawatan dari generator DC seperti berikut ini: 48

49 Gambar 10.1 Diagram pengawatan Generator DC Gambar 10.2 Diagram pengawatan Generator DC 49

50 10.3. Penutup 3.1. Kesimpulan menggambar instalasi generator, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan dan diagram kerja dari suatu pengaturan saklar dua arah kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihanlatihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi generator berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan instalasi generator pada industri-industri Tugas Jika dalam suatu ruangan dipasang satu buah lampu penerangan, dimana lampu tersebut diharapkan dapat diatur dari dua tempat, serta tersedianya kotak-kontak untuk kebutuhan pemakai lain. Anda diminta menggambar: 1. Diagram lokasi lokasi sebuah generator 2. Diagram pengawatan sebuah generator 3. Diagram kerja sebuah generator 50

51 BAB XI MOTOR DC SERI DAN SHUNT Pendahuluan Sistem Pengaturan Motor Seri dan Shunt. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar motor seri dan shunt, melalui diagram pengawatan dan diagram kerja dari suatu pengaturan saklar dua arah pada keadaan khusus. Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor DC pada industri-industri Penyajian Sistim Pengaturan motor DC Seri dan Shunt. Diagram pengawatan gambar 11.1 dibawah, menunjukkan suatu sistem pengaturan penerangan dua-arah dengan suatu kotak kontak. Bandingkanlah dengan sistem pengaturan penerangan duaarah pada keadaan normal (gambar 11.2). Banyaknya penghantar diantara kedua kotak- hubung berkurang 1 penghantar dan banyak penghantar diantara kotakhubung dengan saklar/kombinasi kotak kontak berkurang 2 penghantar. 51

52 52

53 Gambar 11.1 Diagram pengawatan motor seri 53

54 54

55 Gambar Diagram pengawatan motor shunt Penutup 3.1. Kesimpulan Mempelajari cara menggambar motor seri dan shunt, melalui diagram pengawatan dan diagram kerja dari suatu pengaturan saklar dua arah pada keadaan khusus. Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor DC pada industri-industri Tugas Pada keadaan tertentu pengaturan dua arah dapat dilakukan dengan cara tertentu untuk membuat instalasi dengan pengaturan dua arah pada keadaan khusus. Anda diminta untuk membuat gambar: 1. Diagram lokasi 2. Diagram pengawatan 3. Diagram kerja atau diagram fungsinya 55

56 BAB XII MOTOR DC KOMPON Pendahuluan Sistem Pengaturan motor DC kompon. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar motor DC kompon, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar silang. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor DC kompon di rumah-rumah industri Penyajian Simbol-simbol motor kompon: Untuk mengetahui fungsi kerja dari saklar silang kita buat suatu sistim pengaturan sesuai dengan diagram pada gambar 1 di bawah ini, tempatkan peralatan sesuai dengan diagram lokasi kemudian kawati dengan penghantar dalam kode warna yang benar. 56

57 Gambar Diagram pengawatan motor kompon Penutup 3.1. Kesimpulan Mempelajari cara menggambar motor DC kompon, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar silang. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihanlatihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor DC kompon di rumah-rumah industri Tugas Jika dalam suatu ruangan dipasang satu atau sekelompok lampu yang dikontrol dari tiga tempat, sehingga dibutuhkan suatu saklar silang untuk memenuhi kebutuhan pengaturan. 1. Gambarkan diagram lokasi dari pengaturan dengan saklar silang 2. Gambarkan diagram pengawatan dari pengaturan saklar silang 3. Gambarkan diagram kerja dari pengaturan saklar silang 4. Buat rangkaian pengaturan saklar silang kemudian kombinasikan dengan kotak-kontak pada papan peraga dan sambungkan pada sumber tegangan 220 Volt jika sudah diperiksa oleh dosen atau instruktur yang bertugas. 57

58 BAB XIII MOTOR SATU FASA Pendahuluan Sistem Pengaturan motor DC kompon. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar motor DC kompon, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar silang. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihan-latihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor DC kompon di rumah-rumah industri. 58

59 13.2. Penyajian Simbol-simbol motor AC satu fasa: 59

60 60

61 61

62 62

63 13.3. Penutup 3.1. Kesimpulan Mempelajari cara menggambar motor DC kompon, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu pengaturan saklar silang. Kemudian dikombinasi dengan kotak kontak dan dilanjutkan dengan latihanlatihan merangkai dengan menggunakan alat peraga di kelas, yang diperagakan oleh dosen dan selanjutnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi listrik berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor DC kompon di rumah-rumah industri Tugas Jika dalam suatu ruangan dipasang satu atau sekelompok lampu yang dikontrol dari tiga tempat, sehingga dibutuhkan suatu saklar silang untuk memenuhi kebutuhan pengaturan. 1. Gambarkan diagram lokasi dari pengaturan dengan saklar silang 2. Gambarkan diagram pengawatan dari pengaturan saklar silang 3. Gambarkan diagram kerja dari pengaturan saklar silang 4. Buat rangkaian pengaturan saklar silang kemudian kombinasikan dengan kotak-kontak pada papan peraga dan sambungkan pada sumber tegangan 220 Volt jika sudah diperiksa oleh dosen atau instruktur yang bertugas. 63

64 BAB XIV RANGKAIAN STARTING MOTOR TIGA FASA Pendahuluan Sistem Pengaturan motor tiga fasa. Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari cara menggambar motor tiga fasa, melalui diagram lokasi, diagram pengawatan, dan diagram kerja suatu motor tiga fasa. Kemudian dikombinasi dengan menggunakan kontaktor. Pengaturan dasar ini berguna bagi anda untuk melakukan perencanaan instalasi motor penggerak berdasarkan standar yang berlaku, serta menerapkan dalam pemasangan motor-motor AC tiga fasa di rumah-rumah industri Penyajian Simbol-simbol motor AC tiga fasa: 64

MENGGAMBAR TEKNIK LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

MENGGAMBAR TEKNIK LISTRIK DAN ELEKTRONIKA MENGGAMBAR TEKNIK LISTRIK DAN ELEKTRONIKA ELK-DAS.03 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 15. Gambar Simbol

PERTEMUAN 15. Gambar Simbol PERTEMUAN 15 Gambar Simbol 15.1. Jenis jenis sambungan las Sebagai alat penyambung permanen dari bagian-bagian, pengelasan merupakan sambungan yang lebih ringan dan kuat daripada sambungan keeling. Kemajuan

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT04124 SEMESTER / SKS : IV / 2 Pertemuan ke Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran 1 Standarisasi dan

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) 1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

INTERPRETASI GAMBAR TEKNIK

INTERPRETASI GAMBAR TEKNIK INTERPRETASI GAMBAR TEKNIK ELK-DAS.04 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat menginstalasi lampu pijar dengan hubungan seri-paralel (DIM). 2. Agar praktikan dapat menginstalasi penerangan satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA PENDAHULUAN Kamu telah mengetahui dan memahami bahwa manusia pada saat ini dan saat yang akan datang selalu membutuhkan listrik, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah,

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi

Lebih terperinci

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

Kursus Kelistrikan Kapal : Berdurasi 5 hari (40 Jam) 45 Menit. Membahas

Kursus Kelistrikan Kapal : Berdurasi 5 hari (40 Jam) 45 Menit. Membahas KURSUS KELISTRIKAN KAPAL ATAU MAINTENANCE LISTRIK Kursus Kelistrikan Kapal : Berdurasi 5 hari (40 Jam) Pelajaran @ 45 Menit. Membahas tentang : 1. Dasar-dasar Kelistrikan Arus Kuat Ini bermanfaat untuk

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LPORN PRKTIKUM INSTLSI PENERNGN Kelompok : 10 Nama Praktikan : 1. inun Nidhar 2. Jeffry Manatar Kelas Dosen Pembimbing : 2E : P. Janus, MT. Tanggal Penyerahan : 3 Mei 2013 Ir. Benhur Nainggolan, MT TEKNIK

Lebih terperinci

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan, dan uji ulang berdasarkan petunjuk

Lebih terperinci

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan A. SALURAN TRANSMISI Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. saluran udara (overhead lines); saluran transmisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

PK.TPL.J.02.M PENGOPERASIAN INSTALASI LISTRIK PADA KAPAL PERIKANAN

PK.TPL.J.02.M PENGOPERASIAN INSTALASI LISTRIK PADA KAPAL PERIKANAN PK.TPL.J.02.M PENGOPERASIAN INSTALASI LISTRIK PADA KAPAL PERIKANAN Penyusun : DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2004

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

INSTALASI LISTRIK TENAGA OLEH : HASBULLAH, S.PD., MT

INSTALASI LISTRIK TENAGA OLEH : HASBULLAH, S.PD., MT INSTALASI LISTRIK TENAGA OLEH : HASBULLAH, S.PD., MT MATERI INSTALASI TENAGA GENERATOR DC MOTOR DC TRANSFORMATOR MOTOR INDUKSI GENERATOR AC MOTOR SINKRON Pengertian Instalasi Listrik Tenaga adalah pemasangan

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Mekatronika Modul 7 Aktuator Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah tinggal. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi penerangan.

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik 30%. 1 Alat penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik Alat penghemat daya listrik adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan DTG1I1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan By Dwi Andi Nurmantris Apakah anda pernah kesetrum? Bahaya Listrik q Bilamana anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau instalasinya terdapat

Lebih terperinci

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan magnetic contactor untuk menjalankan motor induksi tiga fase

Lebih terperinci

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA KATA PENGANTAR Modul Pratikum Instalasi Listrik merupakan bahan ajar panduan praktikum mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK Hasrul, Metode Pengukuran dan Pengujian Sistem Pembumian Instalasi istrik METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTAASI ISTRIK Hasrul Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI 11 BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari berbagai segi, antara lain adalah : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Topik : INSTALASI PENERANGAN B. Kompetensi : Hal 1 dari 5 Setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat menggambar benda secara piktorial, simbol-simbol teknik elektro, instalasi penerangan dan tenaga,

Lebih terperinci

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA BAB IV PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA Motor induksi 1-fasa biasanya tersedia dengan daya kurang dari 1 HP dan banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga dengan aplikasi yang sederhana, seperti kipas

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV PEMBAHASAN.  P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR

Lebih terperinci

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum MODUL III Instalasi Listrik 3.1 Umum Instalasi listrik system distribusi terdapat dimana mana, baik pada system pembangkitan maupun pada system penyaluran (transmisi/distribusi) dalam bentuk instalasi

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini,maka kita dituntut untuk bisa mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas dengan

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Sistem pentanahan Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat - perangkat yang mempergunakan listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK Nama :... NIM :... JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2017 i JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK TUGAS RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian Seri Paralel dan Metode Thevenin Disusun Oleh : M. Zaqi Alfharazy 17020 POLTEKES SITEBA PADANG JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Sarana dan prasarana yang menggunakan tenaga listrik sudah menjadi andalan

Lebih terperinci

Dasar Rangkaian Listrik

Dasar Rangkaian Listrik Dasar Rangkaian Listrik Faktor Pertimbangan Distribusi Sistem Tenaga Listrik Keamanan Energi listrik yang digunakan oleh para pemakai dengan tingkat resiko / bahaya yang minimal Penyediaan Tenaga Listrik

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 34 Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan. Definisi umum : 1. Yang dimaksud

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta KODE MODUL TU.007 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK TRANSMISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK JARINGAN AKSES PELANGGAN Teknik Jaringan Listrik BAGIAN PROYEK

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci