LATAR BELAKANG. Tujuan alat peraga dalam pembelajaran matematika yaitu :
|
|
- Glenna Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LATAR BELAKANG Kata media berasal dari bahasa latin medeo dan merupakan bentuk jamak dari kata medium.dari beberapa ahli menurut Gagne ( 1970 ) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat untuk merangsang untuk belajar, menurut briggs media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar ( misal : buku,film,kaset,vcd, hingga permainan ).Sehingga dapat di simpulkan bahwa media itu semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar mengajar. Alat peraga merupakan alat yang memperagakan suatu konsep atau prinsip.makna memperagakan adalah menjadikannya jelas secara visual, atau menjadikan konkrit atau menjadikan bekerja pada suatu konteks.alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri ciri dari konsep yang di pelajari (langsung atau tak langsung). Tujuan alat peraga dalam pembelajaran matematika yaitu : 1. Memudahkan memahami konsep matematika abstrak. 2. Menjadi sumber konkrit untuk mempelajari satu atau lebih konsep matematika. 3. Memotivasi siswa dalam belajar matematika. 4. Mentrampilkan suatu fakta, konsep,atau prinsip. Selain tujuan alat peraga juga terdapat beberapa manfaat yaitu : 1. Siswa aktif. 2. Meaning learning (pembelajaran bermakna). 3. Joyful mathematics learning (pembelajaran matematika yang menyenangkan). 4. Handa on mathematics (matematika terasa nyata) Dari semua hal di atas itulah sebabnya Kami membuat suatu alat peraga jenjang SMP KELAS VII semester pertama mengenai materi operasi hitung bilangan bulat.namun dalam permainan yang kami buat ini tidak ada tanda pembagian sehingga Kami telah sepakat mengganti dengan modulo (MOD).Modulo sendiri mirip dengan pembagian tetapi yang dipakai dalam permainan ini adalah sisa dari pembagian misal 6 : 4 hasilnya adalah 1 dan sisanya adalah 2,angka 2 itulah yang kita pakai dalam permainan ini. Alat peraga yang Kami buat ini terinspirasi pada permainan yang telah mendunia dan di kenal dan di mainkan oleh kalangan anak anak baik di kota ataupun di ndeso ( desa ) yaitu permainan MONOPOLI dan ULAR TANGGA.Perbedaannya terletak pada dadu.jika di ULAR TANGGA dan MONOPOLI hanya menggunakan satu buah dadu dan bahkan bisa lebih hanya dadu tersebut Cuma di jumlahkan.dalam permainan yang kami buat menggunakan 3 buah dadu diantaranya dadu pertama dan ketiga seperti dadu pada umumnya yaitu terdapat angka satu sampai enam.kemudian dadu ketiga terdapat tanda jumlah (+),kurang (-),kali (x),modulo (MOD),tanda tanya (?),dan tanda seru (!).Dalam tanda tanya bersi beberapa pertanyaan yang harus di jawab serta di taati oleh si pemain untuk menuju THE WINNER.Sedangkan tanda seru berisi sebuah perintah.perintah tersebut bisa maju dan mundur serta harus di taati oleh si pemain untuk menuju sebuah KEMENANGAN di samping itupula juga terdapat 4 ZONK yang menyebabkan si pemain mau tidak mau menaati ZONK tersebut.
2 Alat peraga yang Kami buat ini Kami beri nama KODAMA (KOtak DAdu MAtematika).Terdiri dari 100 buah kotak persegi yang sama luasnya berwarna merah dan hijau,4 buah persegi panjang yang terletak di tengah KODAMA dengan ukuran berbeda diantaranya 2 persegi panjang dengan luas 180 cm 2 keduanya berwarna kuning yang akan di gunakan satu persegi panjang untuk melempar dadu,satu buah persegi panjang lainnya di tengahnya terletak 2 persegi panjang yang berukuran panjang 7,5 cm dan lebar 4 cm yang masing masing di gunakan untuk meletakkan kartu. Itulah sebabnya alat peraga yang kami buat ini Kami beri nama KODAMA.Kegunaan dari alat peraga ini tidak lain dan tidak bukan hanya untuk membantu kesulitan para siswa dalam pelajaran matematika khususnya tentang operasi bilangan bulat.kegunaan yang lainnya adalah untuk merefressing atau sekedar hiburan yang membangun para siswa agar lebih paham dalam mempelajari matematika serta membantu siswa untuk berfikir secara cepat dan untuk lebih mengenalkan beberapa macam operasi dalam matematika. Yang perlu di ketahui dalam melakukan permainan ini yaitu setiap pemain juga di anjurkan untuk lebih bersabar untuk meraih sebuah THE CHAMPIONS atau sebuah KEMENANGAN.Selain itu pula dalam permainan ini juga di perlukan ketelitian dalam menghitung ataupun menjalankan perintah bahkan sampai menjawab pertanyaan yang ada dalam permaina ini RUMUSAN MASALAH Dalam berbagai kehidupan di dunia ini sangatlah banyak kita menemukan berbagai kesulitan terutama dalam hal hitung menghitung.bukan cuma para orang tua saja yang kesulitan namun kesulitan dalam hal tersebut juga menimpa diri kita sendiri bahkan yang paling parah lagi menimpa para siswa.entah apa yang menyebabkan yang terpenting jika kita menyalahkan satu orang tentunya dan pastinya yang terjadi akan saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Dalam hal di sekolah sekolah para peserta didik mempunyai berbagai alasan masing masing dan berbeda beda.mulai dari yang jarang belajar bahkan sampai Gurunya galak dan sebagainya.untuk mengatasi hal itu para guru harus benar benar menggunkan media dan menguasai media serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Bukan hanya itu saja yang menjadi masalah namun keinginan para peserta didik juga mempengaruhi.jikalau kembali kembali ke awal pasti semua orang akan mengatakan hal yang senada yaitu matematika sulit.padahal jika kita mau belajar hal yang sulit akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.suatu terobosan untuk menciptakan belajar matematika yang mudah dan menyenangkan yaitu dengan menggunakan media, sebuah alat peraga untuk membantu para peserta didik dan juga seorang pembimbing yaitu Guru. Telah banyak beberapa alat peraga matematika yang sudah ada dan masing masing mempunyai fungsi yang berbeda beda pula.mulai dari hal yang paling sederhana sampai yang sangat rumit atau mulai dari menara hanoi sampai teorema phytagoras.dalam permainan atau alat peraga tersebut masing masing alat peraga juga sudah ada yang di kembangkan. Dari masalah yang Kami ambil dengan izin ALLAH SWT akhirnya kami menemukan sebuah terobosan baru untuk membantu siswa berfikir cepat dan menyenangkan.yaitu permainan yang Kami beri nama KODAMA.permainan ini bukan berasal dari negeri sakura yaitu Jepang
3 ataupun bukan juga berasal dari negeri harimau malaya yaitu Malaysia.Tetapi alat ini murni dari buatan tangan tangan kreatif putra Indonesia. RANCANGAN MEDIA/ALAT PERAGA I IDENTITAS ALAT NAMA ALAT PERAGA : KODAMA ( KOtak DAdu MAtematika ) JENJANG SEKOLAH : SMP KELAS VII SEMESTER : 1 ( GASAL ) KEGUNAAN/FUNGSI : Membantu siswa untuk berfikir secara cepat, untuk lebih mengenalkan beberapa macam operasi dalam matematika. II DESKRIPSI ALAT Alat terdiri dari papan kayu yang berbentuk persegi panjang dan di dalamnya terdapat beberapa pola persegi sebanyak seratus buah nomor/angka. Dimana di tengah tengah di gunakan untuk meletakkan kartu serta melempar dadu. Dalam permainan ini menggunakan tiga buah dadu. Tiga buah dadu mempunyai fungsi masing masing diantaranya : 1. Dadu pertama terdiri dari angka 1 sampai 6.(berwarna hijau ) 2. Dadu ketiga tidak jauh beda dengan dadu pertama.(berwarna kuning) 3. Dadu kedua terdiri dari operasi penjumlahan.pengurangan,perkalian,modulo,tanda tanya dan tanda seru(berwarna merah) Permainan ini pada prinsipnya mengadopsi atau terinspirasi dari permainan yang sudah melegenda dan selalu eksis sampai zaman sekarang ini yaitu permainan ular tangga dan monopoli.cara bermainnya pun sama hanya yang membedakan di sini adalah di butuhkan 3 buah dadu dan bila hasilnya positif maka si pemain harus maju sesuai hasil dan bila negatif si pemain harus mundur sesuai hasil. Kelemahan dalam permainan ini adalah tidak adanya tanda pembagian.karena kami kesulitan untuk menentukan urutan bila hasil baginya tersebut adalah bilangan desimal.kekurangan yang lainnya yaitu tidak adanya gambar yang menarik di alat kami.namun kami sudah mengantisipasi yaitu dengan di tambahnya beberapa kartu yang berisi perintah dan pertanyaan dan memberi warna yang cerah sehingga di harapkan siapapun yang bermain tidak akan bosan
4 III GAMBAR ALAT ? ! Gambar papan kodama Letak kartu Letak pelemparan dadu ? ! detail gambar KODAMA
5 detail Gambar dadu dadu kedua dadu ketiga Dadu pertama detail Gambar jaring-jaring dadu Gambar kartu KODAMA
6 IV DETAIL ALAT ? ! Ukuran papan bingkai : 42 cm 30 cm Ukuran satu kotak persegi : 3 cm 3 cm Ukuran judul : menyesuaikan Ukuran kartu : 7,5 cm 4 cm Ukuran papan bagian tengah : 12 cm 15 cm Warna papan bingkai : merah,kuning,hijau Warna dadu : 1. Dadu pertama berwarna hijau.( 1-6 ) 2. Dadu kedua berwarna merah.( +,-,x, (mod),!,? ) 3. Dadu ketiga berwarna kuning.( 1-6 ) Bahan : 1. papan bingkai terbuat dari triplex 2. dadu terbuat dari balok kayu 3. bidak miniatur
7 V CARA PEMBUATAN Alat yang diperlukan: 1. Gergaji 2. Meteran/penggaris 3. Pensil 4. Kuas Bahan-bahan yang diperlukan: 1. Triplek 2. Cat 3. Amplas 4. Kayu Balok 5. Engsel Petunjuk Pembuatan: 1. Potong triplex sesuai ukuran 30 cm c m 12cm.. 7, cm
8 2. Dan buat seperti gambar di atas. 3. Berilah warna serta nomor pada setiap kotak seperti gambar di bawah ini. Catatan: Kotak besar tidak boleh diberi angka ? ! Buatlah dadu dari balok kayu. 5. Berilah warna sesuai selera atau seperti gambar.
9 6. Buatlah kartu KODAMA dari kertas asturo atau sejenisnya asal ketebalan 2mm. Dengan ukuran 4 cm x 7,5 cm. 4 cm 7. Bidak permainan menyesuaikan. 8. Buat masing masing minimal 15 pertanyaan dan perintah. 9. Selesai di buat lakukan uji coba dengan lawan sesungguhnya. VI CARA PENGGUNAAN / ATURAN MAIN : 1. Siapkan papan permainan KODAMA. 2. Ajak teman untuk bermain kodama minimal dua orang,maksimal 4 orang. 3. Tentukan urutan bermain dengan masing-masing pemain melempar satu dadu terlebih dahulu, yang mendapat angka terbesar mendapat giliran pertama begitu seterusnya.( dadu boleh berwarna hijau ataupun kuning ) 4. Perlu di ketahui bahwa : Dadu pertama berwarna hijau terdiri dari angka 1 6 (bilangan pertama).
10 Dadu kedua berwarna merah terdiri dari beberapa bentuk operasi +, -, x, (mod),!,? Dadu ketiga berwarna kuning terdiri dari angka 1-6 (bilangan kedua). Dadu pertama merupakan bilangan pertama dari pengoperasian. Dadu kedua merupakan operasi dari dadu hijau ( pertama ) dan dadu kuning ( ketiga ) Dadu ketiga merupakan bilangan kedua dari pengoperasian. 5. Orang pertama melempar 3 dadu dalam satu lemparan sekaligus. 6. Setelah pelemparan,misalnya apabila mendapat permukaan 3 dadu: - Dadu hijau = 2 - Dadu merah = operasi perkalian - Dadu kuning = 3 Maka dapat ditulis 2 3 = 6, sehingga dalam permainan maka pemain berjalan 6 langkah. 7. Lawan main melakukan langkah yang sama pada langkah nomor Jika dalam permainan ini dalam 1 kotak persegi terdapat 2 bidak,maka bidak yang jalan mendapatkan hak untuk menggusur bidak yang terdapat di kotak tersebut untuk kembali ke start. Begitu seterusnya. 9. Jika dalam pelemparan pada dadu merah muncul tanda tanya atau tanda seru, maka pemain mengambil kartu kodama dan melakukan langkah sesuai yang diperintahkan pada kartu.bisa jadi angka pada dadu tidak berpengaruh dan bisa pula digunakan tergantung dari perintah yang di dapat. 10. Lakukan langkah tersebut sampai permainan berahkir, yaitu saat salah satu pemain berhenti tepat di kotak seratus. 11. Dalam permainan ini bila hasilnya positif maka maju dan bila negatif maka mundur. Maju dan mundur sesuai hasil. 12. Bila mendapat hasil negatif saat start, si pemain tidak boleh jalan (cukup diam di tempat). 13. Jika terdapat salah satu pemain mundur hingga melampui start si pemain tersebut untuk jalan kembali menunggu sebanyak 2 putaran. Misal sang pemain mendapat hasil 2 hingga berada di kotak no 2,namun dalam pelemparan kedua mendapat hasil -6 maka mundur dan melampui tanda start / no 1.maka dalam pelemparan ketiga dan ke empat tidak boleh jalan dalam pelemparan ke lima baru boleh jalan dengan kata lain tunggu sebanyak 2 putaran permainan. 14. Permainan ini memerlukan kesabaran dan ketelitian dalam menjalankan bidak maupun menghitung hasil dan menaati perintah.
11 SELAMAT BERMAIN DAN MENCOBA! GOOD LUCK GANBATE KUDASAI Diperbolehkan memperbanyak dengan mencantumkan sumbernya
DDS (Dadu Duabelas Sisi)
DDS (Dadu Duabelas Sisi) Latar Belakang Dadu yang selama ini ada adalah dadu enam sisi, yang berisi angka 1 sampai 6. Benda kubus ini digunakan untuk bermain ular tangga, monopoli, ludo dan lainnya. Dadu
Lebih terperinciPendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat yang sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan rata rata anak seusianya atau anak anak pada umumnya. Perbedaan ini
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki perbedaan dengan rata rata anak seusianya atau anak anak pada umumnya. Perbedaan
Lebih terperinciSasaran Indikator Tujuan Cara Pembuatan
PAKDE GEO (Papan Kreatif Limit Deret Geometri) Sasaran Siswa SMP kelas IX Siswa SMA kelas X Indikator Menemukan rasio deret geometri Menunjukkan deret geometri tak hingga Menemukan konsep pecahan Menemukan
Lebih terperinciMAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH : MARIA GABRIELA B. RENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
MAKALAH LUBANG DAN GUNDUKAN TANAH OLEH NAMA : MARIA GABRIELA B. RENA NIM : 1101032003 SEMESTER : IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (things that are learned). Dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal ataupun anak yang memiliki kebutuhan khusus, karena pendidikan itu sendiri ialah segala usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan pendekatan behaviouristik menjadi pendekatan konstruktivistik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan saat ini telah mengalami suatu pergeseran dari penggunaan pendekatan behaviouristik menjadi pendekatan konstruktivistik. Sebagai landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media Pembelajaran sangat membuat pembelajaran bermakna dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media Pembelajaran sangat membuat pembelajaran bermakna dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf, Y., & Auliya, U (2011: 11) bahwa agar pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kulitas sumber daya manusia tergantung pada kulitas pendidikannya. Peran
Lebih terperinciPERMAINAN ULAR TANGGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Putri Zudhah Ferryka Abstrak : Permainan ular tangga merupakan permainan yang disukai oleh siswa sekolah dasar. Pembelajaran matematika
Lebih terperinciALAT PERAGA DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Samsiar Rivai
ALAT PERAGA DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Oleh: Samsiar Rivai I. Pendahuluan Pada dasarnya, setiap manusia diciptakan dengan kodrat yang berbedabeda, baik dalam bentuk fisik maupun psikis.
Lebih terperinciP - 93 PERMAINAN MAMUN TEBAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SDN KOTAGEDE 3 YOGYAKARTA
P - 93 PERMAINAN MAMUN TEBAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SDN KOTAGEDE 3 YOGYAKARTA Titin Mulyaningsih, S.Pd SD Kotagede 3 Yogyakarta titinmulyaningsih@yahoo.com
Lebih terperinciMenumbuhkan Kebiasaan Membaca Buku Pelajaran melalui Media Ular Tangga. Erna Nur aini
Menumbuhkan Kebiasaan Membaca Buku Pelajaran melalui Media Ular Tangga Erna Nur aini 1 1 SDN Turi 01, Kota Blitar Email: 1 8ernanur8@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhan. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada
2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Kemampuan 2.1.1.1 Definisi Kemampuan Kemampuan merupakan tenaga untuk melakukan suatu perbuatan (Chaplin dalam Maryana, 2012:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki sifat yang dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dapat mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang, sehingga banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Lebih terperinciPaket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK
Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK Pendahuluan 9-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Pembelajaran Tematik 9-2 9-3 9-4 9-5 9-6 Lembar Kegiatan 9.1A 9-7 Lembar Kegiatan 9.1B 9-8 9-9 Uraian Materi 9.2 9-10
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN ULAR TANGGA BERDASAR TEORI DIENES PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 4 SD
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN ULAR TANGGA BERDASAR TEORI DIENES PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 4 SD Anita Kumala Dewi, Wahyudi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Bilangan Pengertian Bilangan. Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Bilangan 2.1.1 Pengertian Bilangan Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Pada umumnya permainan boardgame yang ada pada saat ini mengangkat budaya asing, belum ada permainan yang menggali mengenai kebudayaan nusantara.
Lebih terperinciPemberlakuan UU No. 20 Tahun 2003 berpengaruh terhadap sistem. pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
PENGELOLAAN SARANA DAN ALAT PERMAINAN DI TAMAN KANAK-KANAK Oleh Tina Rahmawati A. Pendahuluan Pemberlakuan UU No. 20 Tahun 2003 berpengaruh terhadap sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk berlatih, berkreasi mewujudkan cita cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang tertentu. Tuntutan
Lebih terperinciATURAN PERMAINAN DESTINASI PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE TGT
ATURAN PERMAINAN DESTINASI PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE TGT 1. Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, atau 4 yang ditentukan oleh guru. Penomoran ini kemudian digunakan untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini matematika bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang menakutkan dalam pelajaran, sehingga sering
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
99 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan atau Komunitas Perancangan tempat ganti popok bayi model lipat ini adalah produk yang berkaitan dengan kebutuhan orang tua untuk keperluan bayi. Karena produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu, memberi pengalaman belajar pada siswa sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak
Lebih terperinciPERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA GARIS. Abstrak
PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA GARIS Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul email : tarjamint@gmail.com Abstrak Operasi perkalian bilangan bulat sudah dipelajari siswa sejak jenjang Sekolah
Lebih terperinciCara Pembuatan Alat Peraga a. Alat dan Bahan Alat - Gergaji - Palu - Obeng - Lilin - Kuas - Spidol - Silet - Alat Tulis - Penggaris - Gunting
SILIPUT Sasaran Materi simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar, serta garisgaris istimewa pada segitiga yang kami sajikan, kami tujukan kepada siswa SD kelas V yaitu pada materi simetri lipat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ahli belajar modern, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2016 BIDANG MATEMATIKA
OSK MATEMATIKA SMP TAHUN 016 OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 016 BIDANG MATEMATIKA BAGIAN A: PILIHAN GANDA 017 (016 16) 015 1. Nilai dari 00(016 1) A. 01 01 014 D. 015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan sistem pendidikan nasional, telah menetapkan visi, misi dan strategi membangun pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA
i PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif
BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif Andang (2009) menjelaskan Alat permainan edukatif merupakan alat bermain yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal SDN Kalibalik 01 sebagai sekolah di ibukota kecamatan idealnya memiliki peran yang sangat strategis dalam menopang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul perancangan Permainan: Interaktif: Tanggap: Bencana: Banjir: Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul perancangan Penjelasan judul PERMAINAN INTERAKTIF TANGGAP BENCANA BANJIR DI JAKARTA UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR (USIA 10-12 TAHUN) Permainan: - Berasal dari kata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)
BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung pengetahuan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Karena pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan formal (TK/RA) yang mengarahkan kepada perkembangan anak sehingga perkembangan dapat diarahkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM KONSEP BILANGAN BULAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sejarah menunjukkan bahwa matematika sudah dipergunakan oleh manusia pada zaman dahulu. Matematika itu sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Peningkatan kualitas SDM, jauh lebih mendesak untuk segera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua
Lebih terperinciPERMAINAN ULAR TANGGA DAPAT MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI III KARANGANYAR KABUPATEN SRAGEN
PERMAINAN ULAR TANGGA DAPAT MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI III KARANGANYAR KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciUntuk soal (1) s/d (3) berhubungan dengan data berikut :
Untuk soal () s/d (3) berhubungan dengan data berikut : Sebanyak 30 siswa mengikuti test materi Statistik Skor hasil test dikelompokkan dalam tabulasi berikut. Nilai Frekuensi (f) 4 50 2 5 60 n 6 70 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciSPESIFIKASI MAINAN EDUKATIF PAUD TK TAHUN
m SPESIFIKASI MAINAN EDUKATIF PAUD TK TAHUN 2017 NO 1 NAMA BARANG Bowling set Rp. 261,000 SPESIFIKASI TEKNIS Bahan : Kayu Pinus/Jati Belanda n : 29 x 16 x 9cm) sebagai pion dan bolanya terbuat dari bubutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu bentuk pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK sebagai lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Sejarah Ketrampilan Berhitung Berhitung adalah cabang dari matematika. Berbagai kamus ensiklopedi merumuskan berhitung sebagai ilmu (pengetahuan) tentang bilangan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas permainan Ular Tangga dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini. Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah yang mendasari penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciOleh : Shinto B. Adelar (Psikolog)
Oleh : Shinto B. Adelar (Psikolog) Di zaman teknologi canggih seperti sekarang ini, anak-anak perlu diperkenalkan denagan berbagai teknologi canggih sejak dini, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode
Lebih terperinciBAB IV. GEOMETRI Langkah-langkah membuat kerangka kubus
A IV. GEOMETRI 4.1 Kerangka Kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi yang kongruen. Kubus disebut juga bidang enam beraturan atau heksaeder. Kubus diberi nama menurut titik
Lebih terperinciSOAL BRILLIANT COMPETITION 2013
PILIHAN GANDA. Pada suatu segitiga ABC, titik D berada di AC sehingga AD : DC = 4 :. Titik E berada di BC sehingga BE : EC = : 3. Titik F adalah titik perpotongan antara garis BD dan garis AE. Jika luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM), sejalan dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan Sumberdadi membosankan, rumit dan siswa sering tidak mengetahui materi yang dipelajarinya untuk apa. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Beberapa permasalahan yang ada pada dunia pendidikan menjadikan beberapa alasan yang mendasari penelitian ini. Pendahuluan ini akan membahas latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ningtyastuti, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada SDN Kamasan 2 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang mengalami berbagai kendala
Lebih terperinciA. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
8 BAB II KAJIAN TEORI A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD Belajar matematika merupakan konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori tentang Pembelajaran Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Syaiful Bachri Djamarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika bukanlah hal yang asing bagi siapapun, dari berbagai kalanganpun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika bukanlah hal yang asing bagi siapapun, dari berbagai kalanganpun tahu benar akan matematika, baik dari kalangan tua, muda maupun anak-anak. Dikehidupan
Lebih terperinciWendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu
Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu 1 Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu Media Ular Tangga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TK B PAUD CAHAYA CEMERLANG AISYIYAH PUNTUKREJO KARANGANYAR TAHUN 2014
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TK B PAUD CAHAYA CEMERLANG AISYIYAH PUNTUKREJO KARANGANYAR TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang
Lebih terperinciSI JAGOAN. KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Anti Korupsi 2015
SI JAGOAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA PENCEGAHAN KORUPSI SEJAK DINI KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Anti Korupsi 2015 oleh SILMINA FARHANI KOMALIN 1101120278 FARIDA FITRI KUSUMASTUTI
Lebih terperinciBAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa
BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ular tangga diciptakan pada abad ke-2 sebelum masehi dengan nama Paramapada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ular tangga diciptakan pada abad ke-2 sebelum masehi dengan nama Paramapada Sopanam (Ladder to Salvation). Dikembangkan oleh Pemuka agama Hindu untuk mengajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di zaman modern, sehingga lulusan tersebut dituntut memiliki kualitas yang baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan berkualitas dalam menghasilkan lulusan-lulusan. Lulusan-lulusan itu diharapkan dapat bersaing di zaman modern,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA BUNTALAN I KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA BUNTALAN I KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan KepadaFakultas Keguruan Dan Ilmi Pendidikan
Lebih terperinciPenerapan Metode Permainan Kotak Pesan Bermedia Kartu Perkalian Berwarna dalam Pembelajaran Matematika
Penerapan Metode Permainan Kotak Pesan Bermedia Kartu Perkalian Berwarna dalam Pembelajaran Matematika BEST PRACTICE Oleh Yuliati, S.Pd KELOMPOK KERJA GURU Gugus I Ganeas 1 Best Practice Judul: Penerapan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak
KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN A. PENDAHULUAN Konsep pecahan dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam membantu pengembangan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Dedi Sutedi (2011:45) bahwa metode penelitian adalah prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis,
Lebih terperinciLampiran VI. Modul METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN SARAPAN PAGI
Lampiran VI Modul METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN SARAPAN PAGI Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta 2015 DAFTAR ISI I. Pendahuluan II. Pendidikan Gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mendengar kata Ular Tangga, sebagian anak zaman sekarang masih ada yang mengingat permainan tersebut, sebagian lagi tidak mengenal permainan ini. Permainan Ular Tangga
Lebih terperinci