SYARAT-SYARAT PENATAAN PRODUK (DISPLAY)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SYARAT-SYARAT PENATAAN PRODUK (DISPLAY)"

Transkripsi

1 Nama : Coniesya Mutiara Fajrina NIM : Kelas : BA SYARAT-SYARAT PENATAAN PRODUK (DISPLAY) Secara garis besar, tujuan display adalah : a. Attention dan interest customer Attention dan interest customer artinya menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya. b. Desire dan action customer Desire dan action customer artinya untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko, kemudian melakukan pembelian. Pemajangan barang dagangan (display) bertujuan menarik minat konsumen untuk melihat dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan. Secara umum display dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Window Display Window display yaitu memajang barang-barang, gambar-ganbar kartu harga, symbol-simbol dan sebagainya di bagian depan toko yang disebut etalase. Window display mempunyai beberapa tujuan antara lain : a. Untuk menarik perhatian konsumen yang lewat. b. Menyatakan kualitas yang baik atau harga yang murah sebagai ciri khas dari toko tersebut. c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko. d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika). e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko. 2. Interior Display Interior display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga dan poster-poster di dalam toko. Interior display ada beberapa macam antara lain :

2 a. Open display Open display yaitu barang-barang yang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan. b. Closed display Closed display yaitu barang yang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan sebagainya. c. Architectural display Architectural display yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaanya, misalnya di kamar tidur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barangbarang dipertunjukkan secara realistis. 3. Exterior Display Exterior display yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar toko. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain : a. Memperkenalkna suatu produk secara cepat dan ekonomis. b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis. c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising. d. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya., ulang tahun dan sebagainya. Syarat display yang baik Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu; 1.Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan

3 sia-sia. 2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh. 3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti standing poster materials yang lain. JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG Gambar 1 Barang merupakan atribut secara Fisik dapat diraba Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain : 1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang. a. Solutari product (barang yang bermanfaat) Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya detergen dengan fosfat rendah.

4 b. Deficient product (barang yang kurang sempurna) Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit tetapi manjur mengobati penyakit. c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan) Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok, minuman keras dan sebagainya. d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan) Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, makanan dan minuman. 2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian a. Barang konsumsi Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk konsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi empat golongan, yaitu : 1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) antara lain dikelompokkan menjadi 4 yaitu : a) Barang pokok Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh : beras, sabun, pasta gigi. b) Barang impulsif Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh : permen, cokelat dan es. c) Barang darurat Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh : paying dimusim hujan. 2) Shopping goods (barang belanjaan) Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dan lain-lain, misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga. 3) Speciality goods (barang khusus) Merupakan barang dengan ciri khas yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja,

5 misalnya mobil mewah. 4) Unshought goods (barang yang tidak dicari) Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya, misalnya asuransi jiwa, tanah kuburan. b. Barang industri Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut ; 1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi. Misalnya, barang hasil pertanian. 2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi : a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya computer, mesin bor. b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, misalnya perkakas tangan. 3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali. Misalnya, batu bara, tinta printer dan sebagainya. 3. Barang-barang di supermarket Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang fashion. Barang supermarket meliputi : a. Departemen food ( meliputi semua makanan) b. Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care) c. Departemen household (perlengkapan rumah tangga) d. Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak) e. Departemen stasionary ( meliputi semua peralatan tulis dan kantor)

6 4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang. Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan berdasarkan perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu bersifat minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea. Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu saja pengelompokkan tidak akan terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai contoh berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko obat/apotik. Pertamatama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin; Selanjutnya, dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya. Menggolongkan Barang-Barang Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan dapat dilakukan dengan menata barang, antara lain: Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang, Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama Pengelompokan berdasarkan ukuran barang, Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen. 1. Pengelompokan dan pengklasifi kasian produk Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak produsen atau penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal: a. Penyimpanan di gudang, b. Penataan di ruang pajang, c. Pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan,

7 d. Pengawasan dan pemeliharaan. Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau menyebutkan pesanan. Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store) disebut juga Merchant atau Point Of Sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut: Merek produk atau pabrik Jenis produk Spesifik teknis produk Kualitas produk Warna produk, atau Jenis produk Merk atau pabrik produk Spesifik produk Kualitas produk Warna produk Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis produk, baru memajang lainnya, dan tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni) pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior display) maupun pada pajangan dalam (interior display). Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu Penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah dalam VM diantaranya dapat dilakukan dengan display dan label. 1. Label harga dan price card Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara lain : a. Price card tidak rusak b. Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan fisik barang.

8 c. Semua produk yang dipajang memiliki label harga dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut : 1) Barang yang di label langsung diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli sedangkan di shelving dipasang POP harga barang tersebut. 2) Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga. d. Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1) Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan 2) Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di tempat yang sama (seragam) 3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang dan yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk produk yang sama. 2. Display Pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli. a. Brand blocking secara vertikal Barang blocking secara vertical yaitu penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan merek barang juga harus terlihat di bagian muka secara vertical. Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang : 1) Dari atas ke bawah secara sistematis 2) Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya 3) Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya 4) Warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya 5) Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya 6) Barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis, kategori, bentuk dan

9 sifatnya. Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan de berbagai display, seperti berikut ini : a) Shelving (rak) Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, misalnya pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut: Penempatan Produk Secara Vertikal b) Gondola Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola dapat digunakan untuk menempatkan barang serupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti susu kemasan, susu kotak dan sebagainya. b. Brand blocking secara horizontal Brand blocking secara horizontal yaitu penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal adalah sebagai berikut ; 1) Pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya. 2) Memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual. 3) Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas. 4) Memberikan kesan yang tidak beraturan KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAAN PRODUK Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan praktik menginterpretasikan perencanaan VM

10 antara lain : 1. Memilih segmen, target dan positioning pasar. 2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual. Identifikasi barang dilakukan dengan mengidentifikasi barang dikategorikan berdasrkan jenis, macam dan spesifikasinya. 3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan MERANCANG LAY OUT (TATA LETAK) TOKO Pengertian dasar lay out adalah suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan kemungkinan maksimal bagi pelanggan untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang. Tujuan lay out Lay out bertujuan untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang dikehendaki Fungsi lay out Lay out berfungsi sebagai pengalokasian tempat perbelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Lay out antara lain : 1. Memperhatikan produk sesuai dengan kategorinya. 2. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk. 3. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar. 4. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm. 5. Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat ada area yang kosong. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lay Out: a. Ukuran dan bentuk ruangan. b. Lokasi pintu masuk, tangga, koridor, tiang dan lain-lain.

11 c. Jenis dan jumlah barang dagangan. d. Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service. e. Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan. f. Sifat dan jumlah fixtures, counter/island display. Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di dalam ruangan toko, adalah sebagai berikut. a. mempunyai kamar administrasi, b. mempunyai kamar/ruangan keamanan, c. selain serasi atau harmonis juga mempunyai ventilasi, d. mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap orang yang lewat meliriknya dan akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam toko, e. sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan tempat penitipan barangbarang, f. di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room), g. di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli, h. di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room), i. mempunyai ruang pamer yang merupakan tempat untuk menata atau memamerkan barang dagangan, j. mempunyai ruang tempat penyimpanan barang (running stock), k. pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Bentuk-Bentuk Lay Out

12 1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar. Keuntungannya: Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang. Mempermudah menangani kebersihan. Mempermudah pengamanan. 2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, di mana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Di samping itu, para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko. Kerugian-kerugiannya: Karena banyaknya ruangan yang diperuntukkan bagi arus lalu lintas konsumen, ruang yang tersedia untuk barang dagangan menjadi berkurang. Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit. MENYUSUN DIPLAY MENGIKUTI STANDAR PERUSAHAAN Untuk menyusun display sesuai dengan standar perusahaan maka yang harus dilakukan antara lain : 1. Perencanaan Pen-Display-an Hal ini dapat dilakukan dengan cara : a. Memilih segmen, target dan positioning pasar b. Memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata c. Menata barang sesuai SOP Perusahaan d. Pelabelan e. Mempersiapkan peralatan display f. Pen-display-an g. Melaksanakan kode etik APLI dan memperhatikan UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen 2. Memonitor Hasil Pen-Display-an

13 Hal ini dapat dilakukan dengan cara : a. Evaluasi display produk sesuai perencanaan b. Identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk c. Mengatasi setiap perubahan pada display produk 3. Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan Dan Perencanaan Hal ini dapat dilakukan dengan cara : a. Merawat display produk agar tetap bersih dan rapi b. Merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan penataan produk. c. Menyusun display mengikuti standar perusahaan. SIKAP DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAN PRODUK Dalam menginterpretasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan sikap-sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar SOP, yaitu ; 1. Cermat Dilakukan dengan cara antara lain : a. Spesifikasi barang dengan benar b. Berdiri, duduk dan gerakan sesuai dengan kebutuhan c. Berbicara jelas dan lantang d. Lakukan seperti pertama kali e. Dorong diri dengan kalimat yang bersemangat f. Berikan perhatian terhadap persoaln interpretasi visual 2. Teliti Pelayan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penatan produk, dapat dilakukan dengan cara ; a. Memperhatikann setiap proses yang dilaksanakan b. Amati dengan seksama barang yang telah ditata c. Periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan atau belum 3. Bertanggung jawab Pelayan harus bertanggung jawab dalam menginterpretasikan visualisasi penataan produk

14 sesuai dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut, diantaranya dengan : a. Menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega b. Disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan c. Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.

BAB II URAIAN TEORITIS. Display Dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen Pada Batik Kemukten.

BAB II URAIAN TEORITIS. Display Dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen Pada Batik Kemukten. BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu Handayani Srimurni (2007) skripsi berjudul Peranan Kebijakan Display Dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen Pada Batik Kemukten. Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengembangkan sebuah usaha perdangan bukanlah hal mudah sebab majunya sebuah usaha bergantung pada manajemen bisnis. Ketepatan pengembangan bisnis tersebut sangat

Lebih terperinci

Jenis Barang Yang Dijual

Jenis Barang Yang Dijual Jenis Barang Yang Dijual Oleh Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan tata Busana JPKK FPTK UPI Barang yang dijual pada umumnya dapat dikategorikan sebagai : Jenis Barang Pengertian Contoh Demand goods Barang-barang

Lebih terperinci

JENIS BARANG YANG DIJUAL

JENIS BARANG YANG DIJUAL JENIS BARANG YANG DIJUAL Jenis Barang Yang Dijual Oleh Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan tata Busana JPKK FPTK UPI Barang yang dijual pada umumnya dapat dikategorikan sebagai : Jenis Barang Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran II

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran II BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang begitu pesat dalam dunia bisnis saat ini mengakibatkan persaingan yang kian ketat antar pelaku bisnis. Pesaing tidak hanya dari kalangan lama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan kemajuan yang lebih baik dalam usaha pemulihan keadaan perekonomian saat ini. Hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

Pertemuan 5 KEBIJAKSANAAN PRODUK

Pertemuan 5 KEBIJAKSANAAN PRODUK Pertemuan 5 KEBIJAKSANAAN PRODUK I. PENGERTIAN PRODUK Pengertian sempit dari produk adalah sekumpulan sifat fisik dan kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan telah dikenal (Djaslim

Lebih terperinci

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi PASAR KONSUMEN Meet -2 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PASAR KONSUMEN Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir, toko berkonsep swalayan banyak bermunculan,

Lebih terperinci

MENATA PRODUK [ DISAJIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU. (PLPG) BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN BISNIS ] [Bandung 15 Maret 2008]

MENATA PRODUK [ DISAJIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU. (PLPG) BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN BISNIS ] [Bandung 15 Maret 2008] MENATA PRODUK [ DISAJIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN BISNIS ] [Bandung 15 Maret 2008] 1 Menata Produk Lili Adi Wibowo UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus mencari pasar dan tidak akan pernah puas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Yomart Taman Sari yaitu Yomart yang didirikan di kawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi saat ini, bisnis ritel telah memiliki kemajuan dengan pesat dan persaingan antara peritel juga telah terjadi. Banyak pihak yang memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Istilah perilaku erat hubungannya dengan permasalahan manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, merupakan perekonomian yang menuju kepada persaingan ketat. Kemajuan itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kualitas Produk II.1.1 Pengertian Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini banyak bisnis baru bermunculan, hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini banyak bisnis baru bermunculan, hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini banyak bisnis baru bermunculan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya toko yang menjual kebutuhan konsumen salah satunya bisnis ritel.

Lebih terperinci

Penataan Barang Dagangan

Penataan Barang Dagangan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014 Penataan Barang Dagangan Paket Keahlian Pemasaran SMK/MAK KELAS XI Semester 1 Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Industri ini merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN. MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN. MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN PRODUK KLASIFIKASI PRODUK TINGKATAN PRODUK PRODUK INDIVIDUAL DAUR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel window display memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

BAB V PENUTUP. 1. Variabel window display memberikan pengaruh yang positif dan signifikan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel window display memberikan pengaruh yang positif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Industri ritel yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Bukan hanya Supermarket atau Department Store saja, melainkan adanya lembaga lain, yakni Koperasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan Eceran 2.1.1 Pengertian penjualan eceran Penjualan eceran adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Ini merupakan mata rantai terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup kemungkinan kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia telah dan akan semakin kompleks. Kebutuhan manusia yang mendasar atau disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Pada era globalisasi sekarang ini industri sedang berkembang cukup pesat terutama industri di bidang retail. Produsen yang memproduksi barang tidak hanya memperhatikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir,

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi BAB 1 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perhatian terhadap pengaruh promosi dan diskon terhadap minat beli semakin besar, salah satunya adalah bisnis ritel. Bisnis ritel merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Lovelock dan Writz (1991) mengungkapkan dua pengertian jasa, diantaranya adalah : 1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Impulse Buying Impulse Buying adalah perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana dalam keadaan pembuatan keputusan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Setiap konsumen terbiasa melakukan pembelian sebuah produk, meskipun pembelian ini hanya tergolong pembelian kebutuhan sehari-hari seperti halnya sabun

Lebih terperinci

2. KERANGKA TEORITIS

2. KERANGKA TEORITIS 2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Konsep Produk Produk dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan Store Atmosphere Pada Arena Experince Clothing Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan Store Atmosphere Pada Arena Experince Clothing Bandung. 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1.Pelaksanaan Store Atmosphere Pada Arena Experince

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah ini berbanding lurus pula pada tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menengah ini berbanding lurus pula pada tingkat konsumsi masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Segmen ekonomi menengah di Indonesia yang meningkat pesat membawa angin segar terhadap pelaku industri baik dalam maupun luar negeri. Kenaikan ekonomi menengah ini

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Produk merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran, karena

BAB II KERANGKA TEORI. Produk merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran, karena BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Produk 2.1.1 Defenisi Produk Produk merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran, karena dengan adanya produk, kebijakan harga, distribusi, dan promosi dapat direncanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada China Emporium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada China Emporium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain dilakukan oleh: Rubiyanti (2004), Permana (2008) dan Regina (2008). Rubiyanti (2004)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan untuk mempertahankan kegiatan usahanya secara berkesinambungan. Pemasaran mencakup

Lebih terperinci

Lima level produk : dibeli oleh pelanggan. yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika membeli produk itu. pelanggan.

Lima level produk : dibeli oleh pelanggan. yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika membeli produk itu. pelanggan. A. PRODUK DAN BAURAN PRODUK Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak jaman dahulu fesyen merupakan bagian dari kehidupan manusia. Perkembangan gayanya terus berubah dari tahun ke tahun. Seiring berkembangnya fesyen di

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EKSIBISI & DISPLAY DESAIN

MODUL PERKULIAHAN EKSIBISI & DISPLAY DESAIN MODUL PERKULIAHAN EKSIBISI & DISPLAY DESAIN I. Maksud Dan Tujuan i. Membahas Pengertian dan Penerapan dari merancang/mendesain display untuk eksibisi II. Tujuan i. Mahasiswa mengerti tujuan dari merancang/mendesain

Lebih terperinci

PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA

PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA Pram Eliyah Yuliana Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: prameliyah@yahoo.com, pram@stts.edu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk dapat memenuhi hal tersebut dibutuhkan suatu strategi yang. serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk dapat memenuhi hal tersebut dibutuhkan suatu strategi yang. serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bisnis ritel merupakan keseluruhan aktifitas penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir ini dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di the Summit Boutique Outlet Bandung. Hasil uji

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan dan analisis pada penelitian Tugas akhir ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor Faktor Apa Saja yang Dipentingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjualan eceran merupakan salah satu bidang paling menarik dan dinamis dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 (www.about;retail 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30  (www.about;retail 8/10/2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ritel adalah rantai distribusi akhir dari produk, karena konsumen yang melakukan pembelian menggunakan untuk kegiatan guna memenuhi kebutuhan yang dimiliki,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Fungsi Promosi Penjualan Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Definisi Promosi Penjualan menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan eceran (retailing) adalah perpenjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau keluarga. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya saat ini dipenuhi dengan banyaknya bangunan-bangunan ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup kemungkinan kemudahan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja Toserba GRIYA Setiabudhi

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : II (Dua) Topik/Pokok Bahasan : Pengantar Produk Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

Pemasaran Ritel. Sessi

Pemasaran Ritel. Sessi Pemasaran Ritel Sessi Store Layout, Design, and Visual Merchandising Layout Toko, Desain dan Display Produk KUWAT RIYANTO, SE, M.M. 081319434370 Kuwat_riyanto@yahoo.com http://kuwatriy.wordpress.com Store

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan pasar ritel terus berkembang sebagai akibat dari perubahan pada berbagai bidang. Pasar ritel yang terus bertumbuh secara nasional tidak hanya menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Sukandi (2010) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Fasilitas Kampus Terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam Menghadapi Daya Saing Jasa Pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan laba yaitu dengan melaksanakan kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sivaramakrishna. Dy. Excecutive Director dan Dr. Sharma S Mantha

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sivaramakrishna. Dy. Excecutive Director dan Dr. Sharma S Mantha BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pelayanan Prima 2.1.1. Definisi Pelayanan Prima Menurut Aristotle dalam handbook on service excellence dari Mr. M. Sivaramakrishna. Dy. Excecutive Director dan Dr. Sharma S Mantha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertokoan yang ramai dikunjungi masyarakat Slahung, UKP Ria Nusantara. merupakan unit kesejahteraan pondok Ar-risalah, toko

BAB 1 PENDAHULUAN. pertokoan yang ramai dikunjungi masyarakat Slahung, UKP Ria Nusantara. merupakan unit kesejahteraan pondok Ar-risalah, toko BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah UKP (Unit Kesejahteraan Pondok) Ria Nusantara merupakan salah satu pertokoan yang ramai dikunjungi masyarakat Slahung, UKP Ria Nusantara merupakan unit kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk perusahaan di dunia saat ini semakin emosional artinya perusahaan berusaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang berkembang pesat dan memiliki potensi perkembangan yang besar. Sebuah hasil riset terbaru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah menimbulkan persaingan pada bisnis global sehingga kompleksitas dan berbagai tekanan yang dihadapi perusahaan meningkat. Globalisasi ini diharapkan

Lebih terperinci

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd Pemasaran Pada Perusahaan Kecil Oleh Sukanti, M.Pd A. Pendahuluan Pengusaha kecil pada umumnya menghadapi masalah kurangnya keahlian dalam bidang pemasaran dan kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini juga berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 7 STRATEGI PELAYANAN PELANGGAN

BAB 7 STRATEGI PELAYANAN PELANGGAN BAB 7 STRATEGI PELAYANAN PELANGGAN Dalam menjalankan bisnis eceran dalam hal ini secara khusus adalah dalam pengelolaan toko, ada dua prinsip dasar yang dapat diterapkan yaitu menerapkan pelayanan khusus

Lebih terperinci

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Pengertian Tata letak Tata letak adalah keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai : A. Penempatan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi semakin ketat, terutama dalam bidang retail. Selama empat tahun terakhir, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Suasana Toko Utami (2006:238) definisi suasana toko adalah sebagai berikut: Suasana toko adalah desain lingkungan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2009:7) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penunjang perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia adalah dengan adanya koperasi. Menurut UU No. 25 Tahun 1992, Koperasi dapat diartikan sebagai badan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Atribut yang dianggap penting oleh konsumen Toko Mas Naga adalah sebagai berikut: Produk yang ditawarkan memiliki bentuk yang bervariasi. Toko Mas Naga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan Mengembangkan usaha Perdagangan bukan pekerjaan mudah sebab majunya suatu usaha sangat berhubungan dengan manajemen bisnis, ketetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijual dengan cara penataan produk (product display). Penataan yang menarik akan. merangsang keinginan konsumen untuk membeli.

BAB I PENDAHULUAN. dijual dengan cara penataan produk (product display). Penataan yang menarik akan. merangsang keinginan konsumen untuk membeli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk merupakan barang-barang yang ada dan disediakan di toko untuk dijual. Produk yang disediakan di toko harus ditata dengan baik agar dapat menarik perhatian konsumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Analisis Target pasar yang didapatkan melalui Hasil Interpretasi dari Pendekatan Psikografik, Demografik dan Perilaku Hasil yang diperoleh adalah 3 Cluster

Lebih terperinci

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN Fitri Mutia, A.KS., M.Si 1 Abstrak Dalam upaya mendukung pelaksanaan pelayanan yang prima (terbaik, memuaskan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang semakin maju menyebabkan timbulnya berbagai macam peluang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang semakin maju menyebabkan timbulnya berbagai macam peluang bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa disertai dengan kehidupan masyarakatnya yang semakin maju menyebabkan timbulnya berbagai macam peluang bisnis baru.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produk 2.1.1. Pengertian Produk Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan, sebuah perusahaan harus memulai dengan produk atau jasa yang dirancang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci