RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016"

Transkripsi

1 RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK 2016 Disampaikan oleh: Wawan Bayu PWS Kepala Sub Bidang Energi dan Transportasi Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Jakarta, 18 Februari 2016 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

2 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi PENGANTAR Isu Isu Strategis Insentif: Inkubasi Bisnis Teknologi Insentif: Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi di Perguruan Tinggi

3 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi 1 Isu isu Strategis

4 Arahan RPJPN Visi: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR MISI: 1.Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. 2.Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 3.Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. 4.Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu. 5.Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6.Mewujudkan Indonesia asri dan lestari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

5 Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang Penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan kompetitif (SDA + SDM + IPTEK) RPJMN Tahun Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yg aman dan damai, yg adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik RPJMN Tahun Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJMN Tahun Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek VISI Pembangunan 2025 RPJMN Tahun Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi 5

6 Arah Kebijakan Kemenristek Dikti Arah: 1. Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang. 3. Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang berkualitas. 4. Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan. 5. Meningkatkan inovasi bangsa. Fokus bidang utama : 1.Pangan, 2.Energi, 3.Teknologi dan Manajemen Transportasi, 4.Teknologi Infomasi dan Komunikasi, 5.Teknologi Pertahanan dan Keamanan, 6.Teknologi Kesehatan dan Obat, dan 7.Material Maju. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

7 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi RIPTEK dalam Sistem Pembangunan Nasional

8 Kerangka Logis Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi LEMBAGA YANG BERKUALITAS INOVASI PENELITIAN DAN PENEMBANGAN DAYA SAING SUMBERDAYA BERKUALITAS TENAGA KERJA TERAMPIL DIKTI 8

9 Struktur Organisasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 1. Bidang Akademik; 2. Bidang Infrastruktur 3. Bidang Relevansi dan Produktivitas STAF AHLI MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Referensi : Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 15/2015 Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat III Sekretariat Inspektorat Jenderal Biro Perencanaan Biro SDM Biro Keuangan dan Umum Biro Hukum dan Organisasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Pembelajaran Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Direktorat Sistem Riset dan Pengembangan Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Kemahasiswaan Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Direktorat Kualifikasi SDM Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Inovasi Industri Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pengembangan Teknologi Industri Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kelompok Jabatan Fungsional Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti Pusat Penelitian Iptek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi PT LLPT/ Kopertis LBM EIJKMAN PP Iptek 9

10 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Pendekatan Kesisteman Pengorganisasian Penguatan Inovasi Nasional Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Sistem Inovasi Sistem Inovasi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Inovasi Industri Penciptaan Nilai Tambah dan produktifitas Ekonomi, Publik dan Akademik untuk peningkatan daya saing bangsa Direktorat Inovasi Industri Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Dukungan Manajemen Penguatan Inovasi Nasional dikelola secara holistik dan integratif sebagai sebuah sistem yang beroperasi berdasarkan roadmap pengembangan yang terarah secara fokus, konsisten serta berkelanjutan untuk mendukung penciptaan nilai tambah menuju penguatan daya saing dan kemandirian bangsa.

11 DEFINISI DAYA SAING Daya saing adalah kesatuan/keterpaduan antar lembaga, kebijakan, dan faktor faktor yang menentukan tingkat produktivitas dari suatu negara Sedangkan tingkat produktivitas adalah tingkat kesejahteraan yang dapat dicapai dalam ekonomi. Tingkat Produktivitas juga menentukan tingkat pengembalian investasi dalam suatu ekonomi yang selanjutnya merupakan penggerak utama tingkat pertumbuhan. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

12 DAYA SAING INDONESIA Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Data Publikasi World Economic Forum (WEF) tentang Global Competitiveness Index tahun , Indonesia berada di peringkat 34 dari 144 Negara

13 INDONESIA DAN NEGARA ASEAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi 9th Pilar: Technology Readi Avail. of the Latest Techn. Firm Level Techn. Adoption FDI Technology Transfer Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value 47 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Thailand Indonesia Philippines Thailand Philippines Thailand Indonesia Philippines Indonesia Philippines Thailand Indonesia th Pilar: Business Sophist Local Supplier Quality Value Chain Breadth State of Cluster Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value 13 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Thailand Thailand Indonesia Indonesia Indonesia Philippines Thailand Thailand Philippines Indonesia Philippines Philippines 4 12th Pilar: Innovation Quality of R&D Inst University Industri Collaboration Patent Application Per Million Pop Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value 20 Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Indonesia Indonesia Indonesia Thailand Philippines Thailand 4 45 Thailand 4 85 Philippines Thailand Philippines Philippines Indonesia 0.1

14 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi INDONESIA DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

15 Definisi Sistem Inovasi Nasional.jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. (Freeman, 1987)..elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi.... suatu sistem nasional yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertem-pat atau berakar di dalam suatu batas negara. (Lundvall, 1992) :..sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (Nelson dan Rosenberg, 1993), sistem inovasi merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru. (Metcalfe, 1995). himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi. (OECD, 1999) Sumber: OECD (1997) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Adanya jejaring interaksi di antara berbagai komponen dalam sistem kegiatan inti dari jejaring adalah proses inovasi dan pembelajaran (Edquist, 1996)

16 KERANGKA SISTEM INOVASI NASIONAL PENGIKAT (Kebijakan Nasional) Potensi Nasional (Litbang, SDA, SDM dll) Inovasi Menjadi pendorong kekuatan ekonomi nasional. KESAMAAN LANGKAH (INSENTIF) academia Industri Masyarakat BUMD/BUMN Investor TRIGGER (INSENTIF) PT LPNK Lemlit KEUANGAN, BAPENAS SEKTOR RISTEKDIKTI Perindustrian dll

17 Lingkup Peran Penguatan Inovasi Nasional Temuan baru Penguatan Inovasi EKSPLORASI UJI ALPHA (α) UJI BETA (β) DIFUSI 1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning 1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium 1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut 1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi 17

18 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi AGENDA PENGUATAN INOVASI

19 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi PROGRAM NAWA CITA JOKOWI - JUSUF KALLA 1. Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 2. Kami akan membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. 6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa, melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan. 9. Kami akan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

20 Arah Kebijakan Nasional VISI-MISI PRESIDEN RI Nawa Cita ke-6: Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan prasana dan sarana dengan teknologi terkini Membangun sejumlah science and techno park di daerah, kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan Sarpras teknologi terkini Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional Memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang iptek.

21 INSENTIF PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi 2 Inkubasi Bisnis Teknologi

22 Seorang entrepreneur itu harus selalu optimistis. Jangan menjadi entrepreneur yang manja karena adanya hambatan, Presiden Jokowi FAKTOR KESULITAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

23 PERMASALAHAN UMUM UKM Adanya persaingan akibat begitu dinamisnya persaingan pasar dan kondisi ekonomi global, serta kebijakan pemerintah yang berdampak pada sektor UKM; Adanya perubahan kondisi ekonomi berakibat pada gejolak harga yang berdampak terhadap kegiatan UKM; Kenaikan harga BBM secara tidak langsung berdampak pada tingkat keuntungan UKM akibat naiknya bahan baku.

24 PERDAGANGAN INDONESIA DAN ASEAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

25 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Landasan Hukum Undang Undang No. 18/2002 Peraturan Pemerintah No.20/2015 Undang Undang No.17/2007 Peraturan Menristek, No 01/2012 Peraturan Presiden No.27/2013 Peraturan Menristekdikti No 13/2015 Sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi Alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang Bantuan teknis Penelitian dan Pengembangan kepada Badan Usaha Pengembangan Inkubator Usaha Rencana Strategis Kemenristekdikti

26 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) LATAR BELAKANG Peran Iptek Bagi Kemajuan Suatu Bangsa - Iptek memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu Bangsa dan Negara; - Penguasaan iptek yang mumpuni bagi suatu bangsa pada kenyataannya mencerminkan tingkat daya saing ekonomi Negara secara otomatis mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk dari luar Peranan Iptek Bagi Kemajuan industri - Mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi - Terjadinya pertumbuhan industri - Produktivitas dunia industri semakin meningkat Peran Pemerintah Menumbuhkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Inkubator Bisnis Teknologi adalah upaya akselerasi alih teknologi/komersialisasi teknologi melalui pematangan konsep bisnis dan teknisnya

27 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) TUJUAN SASARAN LUARAN - Penguatan Peran Inkubator Bisnis Teknologi; - Penumbuhan tenant yang dibina untuk menjadi Perusahaan Pemula Berbasis teknologi; - Pemodelan inkubasi wirausaha baru berbasis inovasi teknologi melalui Inkubator Bisnis Teknologi Tumbuhnya tenant yang dibina untuk menjadi perusahaan pemula bebasis teknologi Adanya tenant yang dibina untuk menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

28 Layanan Inkubasi Infrastruktur Bisnis (Busniss Phsical Infrastuctures) Pengembangan Bisnis (Business Development Services) Akses Pemodalan (Fund Raising) Jejaring Bisnis dan Kolaborasi Bisnis (Network and Businiss Canvass) Ruang Kantor atau Usaha Ruang rapat/pertemuan bisnis Akses Internet Sarana Telekomunikasi Peralatan perkantoran Konsultasi bisnis dan pelatihan Pembuatan bisnis plan/studi kelayakan usaha Pendirian Legalitas Usaha Standarisasi Produk Sertifikasi Produk Pendaftaran HKI Pengembangan Sumber Daya Manusia Mentoing Bisnis Pengujian Produk Manajemen Bisnis Pengujian dan riset pasar Pomosi Produk Fasilitasi untuk akses modal ke lembaga perbankan Fasilitasi untuk akses modal ke Pemerintah Temu tenant Reguler Kerjasma dengan Lembaga Litbang atau lembaga alih teknologi Kemitraan Bisnis dengan pengusaha Mengikuti pameran dan promosi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

29 Tahapan Pelaksanaan Program Inkubasi Bisnis Teknologi Kemenristekdikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

30 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Tahapan Inkubasi Bisnis Teknologi

31 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Mekanisme Pengajuan Proposal Persyaratan Umum Teknologi yang start up harus sesui bidang fokus Teknologi sudah siap di start up Produk sudah siap Produk memiliki potensi pasar nasional Teknologi yang diutamakan berasal dari Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi Proposal mengikuti sistematika penulisan Mencantumkan profil inkubator Teknologi yang diajukan tidak mendapatkan pendanaan dari institusi lain Persyaratan Lembaga Inkubator Memiliki legalitas Surat Keputusan/Keterangan yang menunjukkan sebagai Lembaga Inkubator Melampirkan CV dari pengurus inkubator Produk yang diusulkan untuk didanai IBT dalam proven/sudah teruji Menugaskan minimal 1 (satu) orang tenaga pendamping Memiliki jejaring seperti lembaga keungan dan industri Diutamakan yang berpengalaman mimiliki dua tahun dalam kegiatan inkubasi Mempunyau SOP Mempunyai program kerja jangka panjang

32 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Lampiran

33 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Jumlah Proposal Inkubasi Bisnis Teknologi Th Proposal Masuk LOLOS

34 Hico Hybrid Smart Controller Deskripsi Produk Smart Home Product Berbasis Android. Produk smarthome ini sesuaikan khusus untuk demografi Indonesia, dan berbeda dengan produk smarthome yang ada di pasaran saat ini. Saat ini sudah cukup banyak produk smarthome buatan cina, namun produk tersebut belum mampu meraih banyak penjualan di pasar Indonesia. Hal tersebut karena pasar Indonesia belum siap dengan produk smarthome tersebut. Oleh karena itu kami membuat produk yang memang dibutuhkan untuk pasar Indonesia. Dikembangkan Oleh HICO Hybrid Smart Controller bekerja sama dengan Incubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) Dampak Sosial, memudahkan masyarakat memonitor perangkat elektronik yang ada didalam rumah hanya dengan menggunakan perangkat android. Ekonomi, mengurangi resiko kebakaran dan kemalingan yang berdampak pada kerugian ekonomi serta dapat mengurangi pemakaian energi listrik.

35 Inovasi Aplikasi Teknologi Ozonizer Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Gula Deskripsi Produk Ozonizer dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang ada dalam nira, tetapi setelah diaplikasikan asilnya melebihi hasil yang diharapkan, yaitu dapat meningkatkan rendemen (perbandingan hasil dengan bahan baku) yang artinya peningkatan produktivitas pabrik dan sebagai decoloration agent. Ozonizer yang dibuat merupakan hasil inovasi sendiri dengan keunggulan harga yang lebih murah dan customize, artinya dapat disesuaikan dengan berbagai macam kebutuhan industri/pasar. Dalam waktu dua tahun ini Dannov bekerja sedang mengembangkan ozonizer untuk proses pengolahan gula. Dikembangkan Oleh Dannov Tech bekerja sama dengan Inkubator Balitbang Provinsi Jawa Tengah Dampak Sosial, ozon setelah bereaksi dengan zat lain tidak meninggalkan residu kimia yang berbahaya tetapi justru sebaliknya, ozon sebelum dan setelah bereaksi dengan zat lain malah menghasilkan oksigen, sehingga teknologi ozon adalah sangat ramah lingkungan. Ekonomi, meningkatkan produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Dengan berkurangnya biaya produksi maka diharapkan harga gula di masyarakat akan turun.

36 Kampas Rem (brake pad) Berbahan Dasar Non-Asbes yang Ramah Lingkungan Deskripsi Produk Kampas rem merupakan salah satu komponen dari kendaraan bermotor yang berfungsi menghentikan laju kendaraan sepeda motor. Keselamatan pengendara tergantung dari kualitas kampas rem tersebut Kampas Rem pada umumnya dibuat dari bahan asbes dan unsur - unsur tambahan lainnya seperti SiC, Mn atau Co. Penggunaan asbes dalam pembuatan kampas rem tidak ramah lingkungan. Dikembangkan Oleh Bambang Waluyo Febriantoko, ST., MT. yang merupakan inovasi dari perguruan tinggi. Dampak Sosial, kampas rem pada umumnya terbuat dari asbes yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan pada manusia. Asbes dapat menyebabkan asbestosis fibrosis (penebalan dan luka gores pada paru-paru), kanker paru,dan kanker saluran pernapasan, karena debu asbes yang berbentuk jarum dengan ukuran micron, tidak mampu disaring oleh hidung kita dan jika terhirup akan langsung masuk ke paruparu. Ekonomi, harga kampas rem berbahan dasar non-asbes ini memiliki fungsi dan daya tahan yang tidak jauh berbeda dari kampas rem biasanya. Harga dari kampas rem ini relatif lebih murah dengan kualitas yang hampir sama baiknya dengan kampas rem konvensional.

37 Flying-BTS Sebagai Terobosan Wahana Penghubung Jaringan Internet Kompetitif Dikembangkan Oleh PT. Integrasi Sinergi Teknologi (INSITEK) bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK ITB) Deskripsi Produk Merupakan sistem wahana penghubung jaringan internet daerah terpencil menggunakan teknologi High Altitude Platforms (HAPs). Sebagai Flying BTS yang mampu menghubungkan banyak user di suatu wilayah dengan jaringan internet, terutama untuk wilayah terpencil dan sulit dijangkau. Masalah utama ketersediaan jaringan internet adalah sulitnya memasang instalasi internet kabel dan memakan biaya yang besar ketika suatu wilayah memiliki jarak yang cukup jauh dari kota besar. Melalui FlyingBTS jaringan internet dapat dihubungkan dalam jangakauan wilayah yang lebih luas karena produk yang dibuat berada pada ketinggian tertentu di atas permukaan bumi. Dampak Sosial, Mampu memberikan akses jaringan internet untuk wilayah terpencil dan sulit dijangkau sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Ekonomi, Dengan lancarnya alur informasi maka transaksi dan proses bisnis akan berjalan dengan mudah dan berdampak pada peningkatan kesejahterahan masyarakat

38 INSENTIF PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi 3 Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi di Perguruan Tinggi

39 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang melakukan kegiatan riset, baik riset dasar maupun riset terapan, namun riset-riset tersebut masih bersifat riset dasar, dan riset terapan yang masih berskala laboratorium dan belum siap untuk pengembangan yang siap menjadi industri; Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan tinggi, sudah saatnya perguruan tinggi menjadi pendidikan tinggi entrepreneur, apalagi dengan digabungkannya Direktorat Pendidikan Tinggi dengan Kementerian Riset dan Teknologi sehingga menjadi Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Menjadi dorongan Kementerian Ristekdikti untuk melakukan suatu terobosan dengan mendorong hasil riset perguruan tinggi yang mayoritas di danai oleh pemerintah untuk bisa dikembangkan, yang artinya hasil riset tersebut diuji cobakan pada lapangan yang sesungguhnya; Asumsi bahwa dari 119 Perguruan Tinggi Negeri dan jika setiap PTN tersebut menghasilkan riset terapan sebanyak 10 inovasi, maka saat ini telah ada sekitar 1190 hasil riset terapan. Artinya saat ini kita mempunyai modal sekitar 1190 riset Perguruan Tinggi yang siap dikembangkan menjadi calon startup capital (Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi /Calon PPBT).

40 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi TUJUAN SASARAN LUARAN Menumbuhkembangkan calon PPBT hasil inovasi Perguruan Tinggi sebagai upaya peningkatan daya saing berbasis unggulan lokal Tumbuhnya Perguruan Tinggi menjadi pendidikan tinggi entrepreneur Terwujudnya 100 Calon perusahaan pemula berbasis teknologi dari Perguruan Tinggi

41 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

42 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi PENGERTIAN CPPBT Insentif Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi adalah pendanaan yang diberikan melalui skema insentif kepada lembaga yang terkait dilingkungan Perguruan Tinggi untuk pengembangan dan penguatan inovasi unggulan dan berskala komersial di Perguruan Tinggi. Yang dimaksud lembaga tersebut adalah : LPPM/Lembaga Riset/Riset dan Pengembangan/ Bidang Akademik/ LP3M/ UP2M atau lembaga/organisasi/unit lainnya yang bergerak di bidang kewirausahaan

43 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi PENDEKATAN STRATEGIS Memprioritaskan pada hasil inovasi Perguruan tinggi yang berproses prototip yang mempunyai potensi pasar dan bernilai komersial untuk di kembangkan menjadi calon perusahaan pemula berbasis teknologi; Mendorong peningkatan kemampuan jiwa usaha di lingkungan Perguruan Tinggi dalam penerapan inovasi melalui pendidikan dan pelatihan, terutama di bidang kewirausahaan; Meningkatkan kemampuan penerapan produk hasil inovasi dengan memberikan program pendampingan yang berkelanjutan kepada Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi oleh Perguruan Tinggi.

44 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Persyaratan Pengajuan Proposal 1. Memiliki legalitas Surat Keputusan/Keterangan dari Perguruan Tinggi yang menunjukkan dan menyatakan sebagai lembaga/organisasi/unit lainnya yang bergerak di bidang kewirausahaan. 2. Menugaskan tenaga pendamping dari lembaga/organisasi/unit lainnya yang bergerak di bidang kewirausahaan dalam rangka pendampingan dan pelaksanaan kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Perguruan Tinggi. 3. Melakukan kegiatan pendampingan dan fasilitasi yang dapat meliputi bimbingan teknologi, pemberian pendidikan dan pelatihan, penguatan kelembagaan, bimbingan manajemen usaha, pengurusan legalitas dan/atau akses pasar.

45 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi Persyaratan CPPBT 1. Berasal dari unsur Perguruan Tinggi Negeri, yaitu Dosen dan Mahasiswa; 2. Mempunyai SDM yang memadai untuk dapat mendorong peningkatan kemampuan dalam penerapan inovasi Perguruan Tinggi serta peningkatan bidang usaha; 3. Tidak sedang mengikuti dan mendapatkan pendanaan untuk kegiatan yang sama atau sejenis di tahun 2016 dari instansi/lembaga pemerintah lainnya. (Melampirkan Surat Pernyataan)

46 TERIMA KASIH DIREKTORAT PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat Gedung II BPPT Lt. 21 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ditjen Penguatan Inovasi

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9 AGENDA NAWACITA 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING

PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PEMBEKALAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING

Lebih terperinci

Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity

Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity Disampaikan dalam Rakernas Kemenristekdikti 2017 Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 INNOVATION IS THE ONLY WAY TO WIN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 INNOVATION IS THE ONLY WAY TO WIN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL

KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL DIREKTORAT KARIR DAN KOMPETENSI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI TAHUN 2017 ULTIMATE GOAL PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA 2014

Lebih terperinci

INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) PII

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

DEWAN RISET NASIONAL

DEWAN RISET NASIONAL DEWAN RISET NASIONAL Sekretariat Gedung I BPPT Lantai 1 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telepon : (021) 3905126 / 3168046 Fax : (021) 3905126 / 3926632 URL : www.drn.go.id Email : sekretariat@drn.go.id

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI URGENSI PENYELENGGARAAN MANAJEMEN INOVASI DI PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

RUMUSAN RAKERNAS RISTEKDIKTI KOMISI V Penguatan Inovasi Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa

RUMUSAN RAKERNAS RISTEKDIKTI KOMISI V Penguatan Inovasi Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RUMUSAN RAKERNAS RISTEKDIKTI KOMISI V Penguatan Inovasi Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Bangsa Tim Perumus Serpong, 01 Februari

Lebih terperinci

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN 1 1 Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN 2 Undang-Undang No. 43 Th. 2009 TUJUAN PENYELENGGGARAAN KEARSIPAN NASIONAL (UU No. 43 Th. 2009 Psl. 3) 1.Menjamin terciptanya arsip pada pencipta arsip yaitu dari

Lebih terperinci

PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bandung, 21 Nopember 2017 1. Pendahuluan Visi Misi Pembangunan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Pendidikan Tinggi

Rencana Pengembangan Pendidikan Tinggi Rencana Pengembangan Pendidikan Tinggi 2015-2019 Januari 2016 Direktorat Jenderal Kelembagaan dan Kerjasama Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Agenda A Background Pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN 2016 Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI Jakarta, 7 Desember 2017

SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI Jakarta, 7 Desember 2017 SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI 2018 Jakarta, 7 Desember 2017 1 Latar Belakang SUCCESS STRATEGY IDEA Kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

PANDUAN 20 KARYA UNGGULAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI ANAK BANGSA. Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-20 Tahun 2015

PANDUAN 20 KARYA UNGGULAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI ANAK BANGSA. Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-20 Tahun 2015 PANDUAN 20 KARYA UNGGULAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI ANAK BANGSA Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-20 Tahun 2015 KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 KATA

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016

AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016 AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016 2013 1 STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN DIKTI Staf Ahli*) Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03

Lebih terperinci

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

Peran Strategis Sentra KI dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia

Peran Strategis Sentra KI dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia Peran Strategis Sentra KI dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia oleh: Mhd Hendra Wibowo 1 Indonesia Kreatif dan Mandiri Teknologi melalui Pendayagunaan Kekayaan Intelektual (KI) adalah cita-cita yang wajar

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI DISAMPAIKAN PADA FORUM INOVASI TEKNOLOGI DAN KONFERENSI NASIONAL INOVASI & TECHNOPRENEURSHIP TAHUN 2015 Yth. Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

NAWA CITA -1 1. POLITIK LUAR NEGERI BEBAS- AKTIF 2. KAMNAS BERBASIS TRI MATRA TERPADU 3. IDENTITAS NEGARA MARITIM 1. MELINDUNGI HAK DAN KESELAMATAN WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI, KHUSUSNYA PEKERJA

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

Sistem In vasi Administrasi Negara

Sistem In vasi Administrasi Negara Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN http://inovasi.lan.go.id Sistem In vasi Administrasi Negara Urgensinya dalam Akselerasi Nawa Cita 2015-2016 16 Kab/Kota 1.969 inovasi

Lebih terperinci

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 UIKA Bogor, 15 Maret 2016 Departemen Perbankan Syariah AGENDA I. Pendahuluan II. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah III. Kondisi dan Isu Strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1 BAB 1 PENDAHULUAN Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan pendidikan sebagaimana diamanahkan oleh Undangundang Nomor 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada). Visi Kepala

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING PROGRAM KERJA 2017 2021 UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING 1 landasan pikir ProgramProfYusufAkhyarS2013 2 PRIORITAS NASIONAL RPJP (2005-2025) RPJM 1 (2005-2009) Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Bab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Bab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Bab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-1 V-2 V-3 V-4 V-5 V-6 V-7 V-8 V-9 V-10 Gambar 5.1 Keterkaitan Visi RPJPD dengan Visi dan Misi RPJMD V-11 Gambar 5.1 Keterkaitan Misi RPJPD dengan Visi dan Misi RPJMD

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

Info Singkat Layanan Ristekdikti

Info Singkat Layanan Ristekdikti Info Singkat Layanan Ristekdikti 2017 1 2 Info Singkat Layanan Ristekdikti 2017 Info Singkat Layanan Ristekdikti 2017 3 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Sebagai lembaga publik, Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015 DAFTAR NAMA JABATAN STRUKTURAL, KELAS JABATAN, DAN PERSEDIAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,

Lebih terperinci

1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016

1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 25/01/2017 1 1. Laporan Kegiatan DRN 2016 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 2. Rencana Kegiatan 2017: 1) Struktur Anggaran DRN 2017 2) Rencana Kegiatan SP, BP, Komtek,

Lebih terperinci

INSENTIF RISET SINAS

INSENTIF RISET SINAS INSENTIF RISET SINAS Tahun 2014 April 2013 Kementerian Riset dan Teknologi Outline 1 Tujuan dan Sasaran 2 Capaian yang diharapkan 3 4 5 Skema Pendanaan Bidang Prioritas Pengusul 6 Format Proposal 7 Cara

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL

RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2015-2040 Tim RIRN 2015-2040 Jakarta, 28 Januari 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi

Lebih terperinci

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Agenda Paparan Jati Diri Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kebijakan Pokok Pembangunan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun

Lebih terperinci

PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT

PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT Disampaikan pada Pra Raker B2TKE, 30 Maret 2017 Clean Energy for a Brighter Future PENDAHULUAN PERAN BPPT & PENGUATANNYA PERAN B2TKE TERHADAP BPPT & PENGUATANNYA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN Tim RIRN Jakarta, 11 Maret 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi Menko PMK menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi

Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Global Competitiveness

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PUSAT UNGGULAN IPTEK Panduan Teknis Nomor 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017

Lebih terperinci

Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Kurikulum Edukasi untuk mendukung revolusi teknologi manufaktur 4.0

Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Kurikulum Edukasi untuk mendukung revolusi teknologi manufaktur 4.0 Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Kurikulum Edukasi untuk mendukung revolusi teknologi manufaktur 4.0 Industrial Summit Implementasi Industri 4.0 dalam rangka Transformasi Lanskap Industri Nasional Menuju

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka memfasilitasi

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 05/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI (PANDUAN EDISI X)

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI (PANDUAN EDISI X) KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI (PANDUAN EDISI X) DRPM Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Maret 2016 1 DASAR KEBIJAKAN Undang-Undang Nomor 20

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PERSOALAN SKALA NASIONAL

PERSOALAN SKALA NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY BERBASIS SAINSTEK UNTUK MENUMBUHKAN TECHNOPRENEUR DI PERGURUAN TINGGI MEWUJUDKAN TEKNOPRENER KAMPUS Kuncoro Diharjo Kepala Divisi Inovasi Teknologi

Lebih terperinci

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SLIDE 1 LATAR BELAKANG Inovasi teknologi menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009

RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009 RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009 Gambaran yang lebih jelas tentang arah yang dituju dalam pembangunan Indonesia dapat dibaca dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENELITIAN UNTUK DAYA SAING BANGSA JANUARI TAHUN 2018

PENGEMBANGAN PENELITIAN UNTUK DAYA SAING BANGSA JANUARI TAHUN 2018 PENGEMBANGAN PENELITIAN UNTUK DAYA SAING BANGSA JANUARI TAHUN 2018 1 AMANAT UUD 1945 PASAL 31 AYAT 5 AMANDEMEN KE 4 TENTANG URGENSI PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN IPTEK Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019 Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 20 Juni 2014 Jakarta, 22 April 2015 Goals Pemerintah (Nawa Cita)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN INSENTIF TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DAN DIDAYAGUNA DI INDUSTRI

PELAKSANAAN INSENTIF TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DAN DIDAYAGUNA DI INDUSTRI PELAKSANAAN INSENTIF TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DAN DIDAYAGUNA DI INDUSTRI DIREKTORAT INOVASI INDUSTRI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI JAKARTA 18 FEBRUARI 2016 LATAR BELAKANG A. PERMASALAHAN Sumberdaya

Lebih terperinci

Profil Puspiptek. Gambar 1.1 Foto Puspiptek Dari Udara

Profil Puspiptek. Gambar 1.1 Foto Puspiptek Dari Udara Profil Puspiptek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) merupakan unit kerja dibawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi didirikan berdasarkan Keputusan Presiden nomor

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK Nomor : 17/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

16 Maret Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

16 Maret Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bahan Tim Biro Perencanaan pada Acara Sosialisasi PHLN Kebijakan Alokasi Anggaran PHLN Kemristekdikti 16 Maret 2017 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 >> Agenda I Pendahuluan II Kebijakan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 08/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

Tahun terakhir RPJMN

Tahun terakhir RPJMN 1 2 3 4 2 1 DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 5 Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 Pendidikan Kesehatan Perumahan (Nawacita 4) Kepastian dan Penegakan Hukum RKP 2015*) Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan

Lebih terperinci

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN Di sampaikan dalam Pertemuan Konsultasi Nasional TINGGI Jakarta, 23 Maret 2017 DASAR PEMIKIRAN 1 2 3 Poltekkes Kemenkes aset bangsa Memiliki

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS 2015 2019 Menuju Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro Latar Belakang Visi ITS menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI *) 1. STAF AHLI PANGAN DAN PERTANIAN 2. STAF AHLI ENERGI DAN MATERIAL MAJU 3. STAF AHLI TEKNOLOGI INFORMASI, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI 4. STAF AHLI KESEHATAN DAN OBAT 5. STAF AHLI PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Lebih terperinci

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan 18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013 Peran Jakarta

Lebih terperinci

Meningkatkan Profesionalitas dan Kemandirian Peneliti Dalam Berinovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Bambang Subiyanto Ketua Umum HImpenindo

Meningkatkan Profesionalitas dan Kemandirian Peneliti Dalam Berinovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Bambang Subiyanto Ketua Umum HImpenindo Meningkatkan Profesionalitas dan Kemandirian Peneliti Dalam Berinovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa Bambang Subiyanto Ketua Umum HImpenindo Kongres Ke I Himpenindo KLHK Bogor, 21 Oktober 2015 Tantangan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN DOKUMEN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEKK

PEMBAHASAN DOKUMEN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEKK PANDUAN TEKNIS PEMBAHASAN DOKUMEN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEKK Nomor : 18/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL J KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIANN RISET, TEKNOLOGI DAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci