BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pada wanita menopause yang berumur antara tahun yang diberikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pada wanita menopause yang berumur antara tahun yang diberikan"

Transkripsi

1 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1 Subyek Penelitian Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak plasenta terhadap peningkatan kadar estradiol (E2) dan kadar FSH pada menopause, maka dilakukan penelitian pada wanita menopause yang berumur antara tahun yang diberikan ekstrak plasenta selama 2 minggu. Sebagai subyek penelitian adalah wanita menopause berumur tahun yang bekerja sebagai perawat di RSUP Sanglah Denpasar, tidak mendapat haid dalm 12 bulan terakhir serta tidak menderita penyakit ovarium. Wanita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang, yang terbagi menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 16 orang yaitu kelompok kontrol ( plasebo) dan kelompok perlakuan ( ekstrak plasenta). Penelitian dilakukan selama 2 minggu didasarkan pada penelitian pendahuluan yang dilakukan di klinik Yoshida Jepang selama 2 minggu untuk mengetahui keluhan menopause saja (Yoshida, 2001). Dalam hal ini, peneliti juga melakukan penelitian terhadap peningkatan terhadap estradiol (E2) dan FSH.

2 6.2 Pengaruh Ekstrak Plasenta terhadap Kadar Estradiol (E2) dan FSH dalam darah Hasil penelitian dan analisis data kadar estradiol dan FSH darah pada kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan bahwa uji normalitas (Uji Shapiro Wilk) dan homogenitas (Levene test) untuk kelompok pre dan post-test masingmasing kelompok berdistribusi normal dan homogen (p > 0,05). Uji perbandingan sebelum diberikan perlakuan berupa ekstrak plasenta antara kedua kelompok menggunakan uji t-independent. Uji perbandingan pre test antara kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna kadar estradiol dan FSH dalam darah antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ( p > 0,05). Hal ini berarti bahwa kadar estradiol dan FSH dalam darah pada kedua kelompok adalah sama atau dengan kata lain kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan kadar estradiol dan FSH tidak berbeda (p > 0,05). Uji perbandingan sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak plasenta antara kedua kelompok menggunakan t-independent. Uji perbandingan post test antara kedua kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna peningkatan kadar estradiol dalam darah antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dan juga terdapat perbedaan peningkatan kadar FSH antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.

3 6.3 Pengaruh Ekstrak Plasenta Terhadap Penurunan Gejala Menopause Hasil analisis dengan uji Mann-Whitney menunjukkan rerata skor gejala menopause kelompok kontrol adalah 44,62±2,50, rerata kelompok ekstrak plasenta adalah 43,19±2,93. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata skor gejala menopause sebelum perlakuan pada kedua kelompok adalah sama (p > 0,05). Sedangkan rerata skor gejala menopause setelah perlakuan pada kelompok kontrol adalah 32,44±1,99, rerata kelompok ekstrak plasenta adalah 15,38±2,66. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata skor gejala menopause setelah perlakuan pada kedua kelompok berbeda secara bermakna (p < 0,05). Untuk menilai gejala menopause menggunakan MRS (Menopause Rating Scale) dari Greene yaitu mengukur gejala psikologik, somatik dan vasomotor, dimana tiaptiap gejala dinilai derajatnya sesuai dengan berat ringannya gejala dengan memakai 5 tolak ukur. Pada penelitian ini didapatkan bahwa penurunan gejala menopause berdasarkan MRS (Menopause Rating Scale) pada kelompok perlakuan adalah 64,4% sedangkan pada kelompok kontrol adalah 27,3%. Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang mendapatkan penurunan gejala menopause pada kelompok perlakuan sebesar 77,4% dibandingkan plscebo yang hanya 25%. (Yoshida, 2001). Dari hasil ini didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar estradiol (E2) dan FSH serta pengurangan gejala menopause secara bermakna pada kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak plasenta 2 mg selama dua minggu (p<0,05).

4 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakuan oleh tujuh organisasi kesehatan yang ada di Jepang untuk mengatasi gangguan menopause dari bulan Maret sampai Desember 1980, dengan 55 orang pasien, dimana 31 orang mendapatkan ekstrak plasenta (Melsmon ), dengan dosis 2 ml diberikan 3x dalam seminggu, intramuskular selama 2 minggu, totalnya sebanyak 6 suntikan. Sedangkan 24 orang mendapatkan plasebo dengan dosis 2ml, diberikan 3x seminggu, intramuskular, total sebanyak 6 suntikan. Setelah 2 minggu didapatkan bahwa suntikan ekstrak plasenta sangat efektif untuk mengurangi keluhan yang terjadi pada gangguan menopause, baik keluhan fisik dan psikologik secara keseluruhan yaitu sebesar 77,4% dibandingkan placebo 25% (Yoshida, 2001). Penelitian pemberian ekstrak plasenta juga dilakukan di Korea Selatan, dimana penelitian ini untuk mengevaluasi efek klinis Human Exctract Placenta (HPE) (JBP Plamon ) pada wanita dengan keluhan klimakerik. Dilaporkan ke- 17 pasien yang menjadi sampel, didapatkan penurunan keluhan klimakterik yang diberikan suntikan HPE sebesar 2ml selama 4 minggu (Chung et al., 2007). Sementara penelitian Kong et al (2008) juga dilakukan di Korea, untuk melihat efek Human Placenta Exctract (HPE) pada wanita usia tahun dengan gejala menopause, kelelahan kronik dan faktor resiko penyakit jantung, dimana subyek dibagi 2 kelompok. Kelompok HPE diberikan suntikan HPE di daerah perut (abdomen), sedangkan kelompok plasebo diberikan normal saline, selama 8 minggu. Ternyata dapat menurunkan gejala menopause serta kelelahan kronik, sedangkan faktor resiko penyakit jantung tidak mengalami perubahan yang berarti selama penelitian.

5 Penelitian lainnya dengan HPE oleh Lee et al (2009) di Korea terhadap 108 wanita dengan gejala klimakterik yang dilakukan secara random, selama 4 minggu, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kontrol dan plasebo. Didapatkan penurunan gejala klimakterik, dimana hasil lebih tinggi pada kelompok kontrol dibandingkan plasebo yaitu 12,30+/- 10,44 dan 7,15+/-9,11 dengan P=0,012. Hal ini disebabkan karena plasenta dapat bertindak sebagai prekursor dari ibu ke janin, dimana kolesterol dan pregnenolon yang diperoleh dari aliran darah ibu untuk sintesis progesteron dan estrogen (Speroff et al., 2005). Kolesterol adalah bahan dasar steroidogenesis. Semua steroid menghasilkan organ kecuali plasenta dapat mensitesis kolesterol dari acetat (Speroff et al, 2005). Selanjutnya melalui aliran darah, kolesterol akan memasuki sel ovarium dan adanya proses biosintesis maka kolesterol disimpan dalam bentuk ester. Selama proses steroidogenesis, jumlah atom karbon pada kolesterol dapat berkurang tapi tidak pernah meningkat. Setiap perubahan di mediasi oleh banyak enzim yang berbeda pada tiap-tiap jaringan. Enzim steroidogenesis adalah salah satu kelompok dehydrogenase atau kelompok sitokrom P450 dari oksidasi. Enzim P450 dapat memetabolisme banyak bahan. Enzim P450 dihasilkan dari asam amino dan sequensi nukleotida yang menunjukan bahwa setiap kolesterol dan pregnenolon di mediasi oleh protein tunggal yaitu P450scc yang terikat dengan membrane dalam mitokondria. Perubahan kolesterol menjadi pregnenolon melibatkan hidroksilasi pada atom carbon 20 dan 22 dengan memutus salah satu rantai yang terjadi di mitokondria. Selanjutnya enzim P450c17 sebagai mediasi untuk mengubah 17-

6 hydroxypregnenolone menjadi dehydroepiandrosterone. Begitu juga dengan perubahan progesteron menjadi 17-Hydroxyprogesterone akibat peranan P450c17. Androgen adalah prekursor yang umum terdapat pada estrogen. Aktivitas 17ß- Hydroxysteroid dehydrogenase akan mengubah androstenedion menjadi testosteron, yang bukan merupakan hasil utama dari ovarium. Akibat adanya enzim P450arom yang menyebabkan terjadinya aromatisasi perubahan testosteron menjadi estradiol yang merupakan hormon utama estrogen. Dalam penelitian ini subyek diberikan ekstrak plasenta (Melsmon ) 2ml, 3x per minggu selama 2 minggu dan telah terjadi peningkatan kadar estradiol (E2) dan FSH serta pengurangan gejala menopause. Sesuai dengan hasil penelitian diatas bahwa terjadi peningkatan estradiol karena adanya pengaruh efek enzim P450scc dan P450c17 yang terdapat pada ekstrak plasenta, tapi tidak dijumpai pada ibu, sehingga bila diberikan maka akan meningkatkan estradiol. Banyak faktor yang turut ambil bagian dalam penelitian ini. Faktor gaya hidup pada tiap subyek memungkinkan terjadi peningkatan E2 dan FSH, walau ada kemungkinan terjadinya ketidak teraturan untuk menjalaninya. Sementara peningkatan pada gejala menopause lebih signifikan, selain pemberian ekstrak plasenta juga adanya kebiasaan mengkonsumsi kedelai sebagai makanan seharihari yang memberi dampak pada pengurangan keluhan menopause yang dialami (Akam, 2002). Kedelai merupakan fitoestrogen yang berasal dari tumbuhtumbuhan yang memiliki struktur kimia mirip dengan estrogen. Penelitian buta ganda dengan plasebo secara acak pada 104 wanita pascamenopause yang diberi protein kedelai 60 g selama 12 minggu dengan kelompok plasebo, ditemukan

7 penurunan keluhan menopause secara bermakna (Akam, 2002). Untuk mendapat efek biologi, dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan dengan kandungan isoflavon mg/hari (Akam, 2002). Dilihat dari komposisi Melsmon yang terdiri dari asam amino, substansi asam nukleat serta mineral, yang tenyata dapat meningkatkan estradiol (E2) dan FSH seharusnya tidak digunakan pada wanita dengan level hormon yang normal. Dengan adanya peningkatan kadar E2 dan FSH serta pengurangan gejala menopause, diharapkan usia harapan hidup wanita dapat meningkat tanpa disertai terjadinya peningkatan penyakit akibat proses penuaan terutama yang berhubungan dengan keluhan-keluhan menopause.

8 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pemberian ekstrak plasenta 2 mg pada wanita menopause selama 14 hari didapatkan simpulan sebagai berikut: 1.Pemberian suntikan ekstrak plasenta (Melsmon ) meningkatkan kadar estradiol pada menopause. 2.Pemberian suntikan ekstrak plasenta (Melsmon ) meningkatkan kadar FSH pada menopause. 3.Pemberian ekstrak plasenta (Melsmon ) mengurangi gejala pada menopause Saran Sebagai saran dalam penelitian ini adalah: 1. Disarankan kepada wanita yang akan atau sudah memasuki masa menopause dapat menggunakan suntikan ekstrak plasenta sebagai

9 salah satu alternatif terapi untuk mengurangi gejala-gejala yang dialami pada saat menopause. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme kerja ekstrak plasenta lebih mendalam. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek lain dalam ekstrak plasenta yang bisa digunakan sebagai terapi di bidang estetik khususnya peremajaan kulit pada wanita menopause sehingga kualitas hidup mereka menjadi lebih baik serta kemampuan untuk bersosialisasi dapat ditingkatkan.

10 DAFTAR PUSTAKA Akam, P Hubungan antara asupan fitoestrogen isoflavon dengan prevalensi gejolak panas pada wanita menopause di Kelurahan Utan Kayu Selatan Kecamatan Matraman, Jakarta Timur (tesis). Jakarta: Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM. Archambault, S Independent Samples t Test, [cited 2008]. Available from: Azhar, B.M Hubungan Usia Menopause dengan Usia Menars dan Paritas pada Wanita Usia tahun di Kecamatan Kemuning Palembang. Jurnal Kedokteran & Kesehatan Publikasi Ilmiah FK Universitas Sriwijaya. p Baziad, A Endokrinologi Ginekologi. Edisi kedua. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal Baziad, A Menopause dan Andropause. Cetakan Pertama. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal Berek, J.S Novak s Gynecology. 13 th ed. Los Angeles California. Lppincott Williams & Wilkins. Chung et al Journal of Pyschosomatic Obstetric and Gynecology. Clinical Efficacy of HPE (JBP Plamon ) in Women with Climacteric Symptoms [ cited 2011 March 11]. Available from: http// DeCherney, A.H and Nathan, L Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. 19 th ed. Los Angeles California. McGraw Hill. Depkes, Terapi Sulih Hormon Pada Wanita Perimenopause. Available at accesed Mei, Djuanda, E Anti Aging : Rahasia Awet Muda. Cetakan ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. hal 1-8. Fowler, B Functional and Biological Markers of Aging. In :Klatz, R Anti-Aging Medical Therapeutics volume 5. Chicago : the A4M Publications. p. 43. Gardner, D Greenspan s Basic& Clinical Endocrinology. Eight Edition. Lange Medical Book. p

11 Greene, J.G Measuring the symptom dimension of quality of life : General and menopause specific scales and their subscale structure. In : Schneider HPG, editor HRT and quality of life. The Parthenon Publising Group. Boca Raton, London, NY, Washington ; Pp Klatz, Anti-Aging Revolution. Section One : on Aging. Chapter 1. Theories on Aging. p Kong et al Effects of PE Menopausal Symptoms, Fatique, and Risk Factors for Cardivascular disease in Middle-Aged Korea Woman, Mar-Apr.,[ cited 2008 March 2011]. Available from: http// Lee et al Efficacy and safety of HPE in Alleviating Climacteric Symptoms. [cited 2011 March]. Available from : http//www. Ncbi.nim.nih gov/pubmed/ Morgan, R Hormone Replacement Therapy: A Primer-DHEA, Estrogen, HGH,Melatonin, Progesteron, Testosteron, Thyroid. In: Klatz, R Anti- Aging Medical Therapeutics Volume 5. Chicago: the A4M Publication. P , Pangkahila, W Anti-Aging Medicine. Memperlambat Penuaan Meningkatkan Kualitas Hidup. Penerbit Buku Kompas. November. hlm.8-9,13-21,24-28,81-85, Pangkahila, W The Fundamental of Integrative Anti-Aging Medicine and its Application.Presented at the Workshop of Anti-Aging Today. Surabaya, April 11-13, Pocock, S Clinical Trials: A Practical Approach. Chichester: John Wiley & Sons. p Rachman, I.A Protokol Terapi Sulih Hormon Pada Perempuan. Disampaikan Pada Simposium Ilmiah Nasional Perkapi. Jakarta.18-19Juli. Rogerio, A. L Menopause in Cecil Textbook of Medicine, 21th ed, W. B. Saunders Company. p Schoonjans, F Mann-Whitney Tesy (Independent Samples), [cited 2008 May,29]. Available from: Sensus Penduduk, Available at Accessed. Maret, Sherwood, L Human Physiology: From cells to Systems). 2th. ed. Division of International Thomson Publishing Inc. p

12 Soules, M.R., Sherman, S., Parrot, E et al Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW). J Women Health Gend Based Med. P.843. Speroff, L., Glass,R.H., Kase, N.G Menopause and Perimenopausal Transition. In : Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincott Williamsand Wilkins. 7 th. Ed. Philadelphia. p Szar, D.H Part I: Basic Medical Science. Chapter 12. The Female Reproductive System. In: Endocrine and Reproductive Systems.Third Edition. Mosby Elsevier. p , WHO EMRO Eastern Mediterranean Health Journal. Availble at Accessed July, Wibowo, S Andropause : Keluhan, Diagnosis dan Penanganannya.Dalam : The Concepts of Anti Aging and How to Make Without Disorder. Jakarta : FKUI. hal : Yoshida, K Placenta Power : For Health and Beauty. First Edition. Futami Shobo Publishing Co, Ltd.

13

14

BAB I PENDAHULUAN. yang menawarkan berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menawarkan berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sering kita jumpai klinik-klinik kecantikan maupun praktisi dokter yang menawarkan berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan penampilan agar tetap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang sebagai kelompok kontrol dan kelompok

BAB IV METODE PENELITIAN. menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang sebagai kelompok kontrol dan kelompok BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Eksperimental dengan metode Prepostest Control Group Design. Pada subyek kelompok penelitian ditentukan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan kata lain, aging adalah suatu proses fisiologis yang akan di alami oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan kata lain, aging adalah suatu proses fisiologis yang akan di alami oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Aging Aging atau penuaan berhubungan dengan adanya dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik tubuh dan peningkatan terjadinya penyakit (Fowler, 2003). Dengan kata lain, aging

Lebih terperinci

Denpasar, 11 April 2011 Penulis

Denpasar, 11 April 2011 Penulis UCAPAN TERIMAKASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul Pemberian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada setiap makhluk hidup. Manusia menganggap bahwa menjadi tua merupakan hal yang harus terjadi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 20 PENDAHULUAN Latar Belakang Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang diolah melalui proses fermentasi kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai dan produk olahannya mengandung senyawa

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Biela, U Determinants of The Age at Natural Menopause An Abstract. Przegl Lek. 59 (3):

DAFTAR PUSTAKA. Biela, U Determinants of The Age at Natural Menopause An Abstract. Przegl Lek. 59 (3): DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2009. Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi. Available from: http://www.bps.go.id/tab_sub/excel.php?id_subyek=12%20&notab=7 (accesed February

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah manusia itu akan melalui suatu proses yang sama, yaitu semuanya selalu dalam perubahan. Pada awal hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Terpenuhinya kebutuhan gizi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Diabetes Melitus Gestasional Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Diabetes melitus gestasional adalah keadaan intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Premenopause merupakan masa dimana tubuh mulai bertransisi menuju

Lebih terperinci

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2 PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 05 SAMPAI JULI 06 Velisitas A. M. Potes, E. Suparman, B. J. Laihad Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT Bagian Obstetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa wanita biasanya mengalami rasa tidak nyaman sebelum menstruasi. Mereka sering merasakan satu bahkan lebih gejala yang disebut dengan kumpulan gejala sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu kedokteran anti penuaan (KAP) atau Anti-Aging

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu kedokteran anti penuaan (KAP) atau Anti-Aging 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan merupakan proses alamiah yang dilalui oleh setiap mahluk hidup bila mempunyai umur panjang, sekaligus sebagai proses yang sangat ditakuti oleh kebanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah proses alami yang terjadi pada semua mahluk hidup dan dimulai dari semenjak lahir di dunia ini. Seringkali proses penuaan ini dihubungkan dengan menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia mengalami menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

Hormon Replacement Therapy

Hormon Replacement Therapy Hormon Replacement Therapy A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu kondisi dimana seorang wanita tidak lagi mendapatkan haid yang disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen. Ini adalah fase transisi

Lebih terperinci

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR Kadek Agustini Aryani RSUP Sanglah Denpasar Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis sering menyerang mereka yang telah berusia lanjut

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR ESTROGEN DENGAN KADAR DEOXYPIRIDINOLIN URIN PADA WANITA MENOPAUSE. I Putu Gede Wardhiana

HUBUNGAN KADAR ESTROGEN DENGAN KADAR DEOXYPIRIDINOLIN URIN PADA WANITA MENOPAUSE. I Putu Gede Wardhiana Artikel asli HUBUNGAN KADAR ESTROGEN DENGAN KADAR DEOXYPIRIDINOLIN URIN PADA WANITA MENOPAUSE Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unud/RSUP Sanglah, Denpasar ABSTRACT CORRELATION BETWEEN ESTROGEN LEVEL AND

Lebih terperinci

GAMBARAN DENSITOMETER TULANG BELAKANG DAN FEMUR PASIEN DI IDT. RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL 1 AGUSTUS FEBRUARI 2006

GAMBARAN DENSITOMETER TULANG BELAKANG DAN FEMUR PASIEN DI IDT. RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL 1 AGUSTUS FEBRUARI 2006 GAMBARAN DENSITOMETER TULANG BELAKANG DAN FEMUR PASIEN DI IDT. RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL AGUSTUS 005-8 FEBRUARI 006 Dian Febrina, Putri Sri Lasmini Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FKUA/RS.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK PROBLEMATIKA MENOPAUSE DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN TERAPI SULLH HORMON ( STUDI PUSTAKA )

ABSTRAK PROBLEMATIKA MENOPAUSE DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN TERAPI SULLH HORMON ( STUDI PUSTAKA ) ABSTRAK PROBLEMATIKA MENOPAUSE DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN TERAPI SULLH HORMON ( STUDI PUSTAKA ) Anne Susanty, 2001.Pembimbing :Ucke S. Sastrawinata, dr., SpOG MMBA-Tech PS. Napitu pulu,d r.,mmba-tech

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma, motilitas sperma, dan abnormalitas sperma) yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013 The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013 Dewi AT, Sutyarso, Berawi MM, Angraeni ID Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. HASIL Dalam penelitian ini sampel diambil dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM untuk mendapatkan perawatan hewan percobaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai sebuah gangguan dalam proses yang memiliki karakteristik siklus respon seksual atau rasa sakit terkait

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ambarsari, E., Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU Persahabatan, Jakarta pada Juni sampai September UI Depok.

DAFTAR PUSTAKA. Ambarsari, E., Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU Persahabatan, Jakarta pada Juni sampai September UI Depok. 41 DAFTAR PUSTAKA Ambarsari, E., 1998. Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU Persahabatan, Jakarta pada Juni sampai September 1997. UI Depok. American Cancer Society, 2011 Available From; http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asma bronkial merupakan penyakit kronik tidak menular yang paling sering dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri berkorelasi

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian. Kelompok Penelitian Menopause Menopause

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian. Kelompok Penelitian Menopause Menopause Karangan Asli Kadar estradiol serum pada wanita menopause dengan dan tanpa sindroma vasomotor di RSUP H Adam Malik dan RS Jejaring Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan Tri Sugeng Hariadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat kontrasepsi hormonal merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi dan kehamilan. Alat kontrasepsi non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gangguan kesehatan dapat menimbulkan perasaan cemas dan sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan, sampai suatu saat pertumbuhan dan perkembangan akan terhenti pada suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam

Lebih terperinci

FUNGSI SEXUAL PEREMPUAN PADA MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

FUNGSI SEXUAL PEREMPUAN PADA MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH FUNGSI SEXUAL PEREMPUAN PADA MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH Sri Wahyuni 1, Tutik Rahayu 2 Departemen Maternitas, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Affandi B. Masalah kesehatan pada menopause. Panduan. menopause. Edisi pertama. Pokja endokrinologi reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA. 1. Affandi B. Masalah kesehatan pada menopause. Panduan. menopause. Edisi pertama. Pokja endokrinologi reproduksi. DAFTAR PUSTAKA 1. Affandi B. Masalah kesehatan pada menopause. Panduan menopause. Edisi pertama. Pokja endokrinologi reproduksi. POGI/PERMI. Jakarta, Balai Penerbit FK UI, 2000 2. Baziad A, Anton H, Rachman

Lebih terperinci

Konsensus Global Terapi Hormon pada Wanita Menopause

Konsensus Global Terapi Hormon pada Wanita Menopause Konsensus Global Terapi Hormon pada Wanita Menopause T. J. de Villiers, M. L. S. Gass *, C. J. Haines, J. E. Hall, R. A. Lobo **, D. D. Pierroz and M. Rees MediClinic Panorama and Department of Obstetrics

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembentukan tulang didalam tubuh disebut Osteogenesis. Pembentukan tulang terdiri dari penyerapan dan pembentukan yang terjadi secara terus menerus atau selalu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologi. Status gizi merupakan hal yang

Lebih terperinci

Hubungan Kerapatan Reseptor Hormon Estrogen pada Wanita Perimenopause terhadap Kejadian Tipe Hiperplasia Endometrium

Hubungan Kerapatan Reseptor Hormon Estrogen pada Wanita Perimenopause terhadap Kejadian Tipe Hiperplasia Endometrium ARTIKEL PEELITIA Hubungan Kerapatan Reseptor Hormon Estrogen pada Wanita Perimenopause terhadap Kejadian Tipe Hiperplasia Endometrium Indahwati D., Aloysius Suryawan, Ucke Sastrawinata Bagian / KSM Obstetri

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI PEDUKUHAN DAGARAN PALBAPANG BANTUL KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wulandari

Lebih terperinci

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol Lecithin softgel mengandung 60% atau sekitar 720mg natural sari kedelai konsentrat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia telah makan kedelai sejak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini*

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini* HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA ABSTRAK Merry Tiyas Anggraini* Latar Belakang : Menarche adalah saat terjadinya perdarahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011 Atik Ismiyati INTISARI Latar Belakang : Wanita menjelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kesempatan yang sama untuk menjalani siklus kehidupan. Lingkaran kehidupan dimulai dari pembuahan, perkembangan janin, kelahiran, tumbuh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daur hidup manusia akan melewati fase usia lanjut (proses penuaan). Proses penuaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dimana mulai terjadi perubahan fisik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak

Lebih terperinci

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 26 Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari 23 - Desember 25 Imanuel T. Gea 2 Maria F. Loho 3 Freddy W.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan kehidupan yang semakin modern dan IPTEK yang berkembang pesat menjadikan hidup lebih mudah dalam berbagai hal. Seluruh aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana terjadi penurunan kemampuan reproduksi. Andropause atau PADAM (Partial Androgen Deficiency

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional untuk mengetahui kadar estradiol serum pada wanita menopause dengan sindroma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya usia harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya usia harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, antara lain dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KELUHAN KLIMAKTERIUM PADA WANITA USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KELUHAN KLIMAKTERIUM PADA WANITA USIA TAHUN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KELUHAN KLIMAKTERIUM PADA WANITA USIA 45-65 TAHUN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum memberikan gejala-gejala yang diketahui (asymtomatic disease). Osteoporosis baru diketahui ada apabila

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DENI RAMDHANI FITRIYATI NIM: 201410104011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol merupakan konstituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolesteril, dengan gugus hidroksil di posisi

Lebih terperinci

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI Ni Luh Putu Indrawathi, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus seksual wanita usia 40-50 tahun biasanya menjadi tidak teratur dan ovulasi sering gagal terjadi. Setelah beberapa bulan, siklus akan berhenti sama sekali. Periode

Lebih terperinci

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin * E-mail:Emmahelvina@ymail.com ISSN: 20863454 Dede

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 71 mencakup kesehatan saat sebelum hamil, ketika

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL Istichomah, S.Kep.Ns ABSTRACT Hipertensi kehamilan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja

Lebih terperinci

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause OPEN ACCESS E-ISSN : 2549-6581 Artikel Hasil Penelitian Diterima : 2 April 2017 Direview : 5 April 2017 Dimuat : April Juli 2017 Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya

Lebih terperinci

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual

Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual Pilose Antler Capsule, Tingkatkan Fungsi Seksual Pilose Antler Capsule berguna untuk meningkatkan fungsi seksual pria dan wanita. Dr William Adi Teja, MMed, dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan

Lebih terperinci