BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah manusia itu akan melalui suatu proses yang sama, yaitu semuanya selalu dalam perubahan. Pada awal hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah kemunduran yang ditutup dengan kematian. Begitu juga dengan pertambahan jumlah perempuan Indonesia menopause dalam kurun waktu tahun sekitar 14 juta jiwa. Menurut data kependudukan Indonesia oleh badan statistik, jumlah penduduk perempuan berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 60 juta perempuan menopause (Anonymous, 2009). Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause umumnya terjadi ketika seorang perempuan memasuki usia antara tahun. Menopause terjadi bila seorang perempuan tidak mengalami menstruasi selama kurang lebih 12 bulan atau satu tahun. Fase ini terjadi jika didalam tubuhnya tidak lagi menghasilkan esterogen yang cukup untuk mempertahankan fase fisiologi. Menopause diakibatkan oleh turunnya kadar hormon estrogen didalam tubuh seorang perempuan. (Anonymous, 2009). Terdapat dua jenis hormon pada perempuan yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leteinizing Hormone (LH) yang diperlukan dan penting 1

2 2 untuk perkembangan reproduksi yang normal, dan bersama-sama membantu produksi estrogen pada perempuan. Selama menopause suplai follikel hormon LH dan FSH yang tidak digunakan meningkat, dan kemudian membuat kadar estrogen menurun dan menghentikan proses mentruasi. Menurunnya hormon esterogen akan mempengaruhi hormon progesteron dan hormon ovarium yang juga berkurang dan akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun pada perempuan pasca menopause, diantaranya ialah beberapa perempuan mengalami banyak gejala-gejala yang tidak nyaman seperti rasa panas, keringat tengah malam, perubahan mood atau suasana hati, pengeroposan tulang, dan sarkopenia. (Anonymous, 2009). Sarkopenia merupakan ciri utama berkurang atau menurunnya kepadatan dan ukuran otot, sehingga otot menjadi lemah. Sarkopenia juga berarti menurunnya kekuatan strukur bangunan tulang karena hilangnya massa otot yang terkait dengan penuaan. Umumnya yang menderita sarkopenia adalah orang-orang yang berusia lanjut terutama perempuan menopause karena hormon pertumbuhan yang mempengaruhi massa otot berkurang. (Anonymous, 2010) Massa otot perempuan menopause yang semakin berkurang menyebabkan produktifitasnya juga menurun sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Ada beberapa alternatif pengobatan yang dilakukan, umumnya ialah Terapi Sulih Hormon (Hormone Replacement Therapy - HRT). HRT merupakan estrogen buatan dari bahan-bahan kimia, sehingga disamping mempunyai kelebihan Terapi Sulih Hormon juga mempunyai efek samping seperti semua obat lainnya. Efek samping pada Terapi Sulih Hormon terkait dengan estrogen berupa mastalgia

3 3 (nyeri pada payudara), retensi cairan, mual, kram pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun sangat jarang. (Anonymous, 2010). Efek samping dari Terapi Sulih Hormon (HRT) lebih baik dihindari untuk perempuan yang mulai memasuki masa menopause, ada alternatif lain sebagai pengganti Terapi sulih hormon yaitu dengan mengkonsumsi bahan-bahan alami yaitu phytoestrogen. phytoestrogen yang bisa menjadi estrogen alami yang dapat meniru peranan dari hormon estrogen. Fitoestrogen kemudian menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh pada saat kadar hormon estrogen menurun. Diantara senyawa golongan fitoestrogen antara lain ialah senyawa isoflavon. Salah satu bahan alami yang banyak mengandung senyawa Isoflavon adalah kedelai. (Koswara, 2010). Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengkonsumsi 48 gr tepung kedelai perhari mengalami gejala menopause lebih rendah.(sutrisno koswara, 2010). Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan bagi perempuan pasca menopause. (Koswara, 2010). Untuk pencapaian protein kadar otot dapat dilakukan melalui pemberian nutrisi kedelai kepada perempuan yang mengalami pasca menopause. Oleh karena itu, pemberian nutrisi kedelai dalam mempengaruhi kadar protein otot menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu penelitian tentang pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap kadar protein masih perlu dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan hewan percobaan tikus putih (Rattus norvegicus) dengan jenis kelamin

4 4 betina dengan rekayasa menopause. Alasan digunakannya Tikus Putih karena secara biologi anatomi susunan otot tikus putih menyerupai manusia (Anonymous, 2009). Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Kadar Protein Otot Tibia Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang di Ovariektomi (Model Menopause). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dijadikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L.) terhadap kadar protein otot tibia Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di ovariektomi (model menopause)? 2. Pada dosis berapakah pemberian nutrisis kedelai (Glycine max L.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di ovariektomi (model menopause) berpengaruh paling optimum terhadap kadar protein otot tibia Tikus putih? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dijadikan suatu tujuan sebagai berikur : 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L.) terhadap kadar protein otot tibia pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di ovariektomi (model menopause).

5 5 2. Untuk mengetahui pada dosis berapakah pemberian nutrisis kedelai (Glycine max L.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di ovariektomi (model menopause) berpengaruh paling optimum terhadap kadar protein otot tibia. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Memberikan wawasan dan informasi penting bahwa kedelai dapat mempengaruhi kadar protein otot. 2. Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian mengenai manfaat kedelai bagi kesehatan khusunya kadar protein. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat kedelai akan memberikam keuntungan bagi peningkatan kesehatan tubuh kita