BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia mengalami menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada saat ini menjadi lebih dari 1 milliar pada tahun Di Asia menurut data WHO, pada tahun 2005 jumlah wanita yang berusia tua akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta. Data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 memproyeksikan penduduk menopause Indonesia sebanyak orang. 1 Berdasarkan Survei Perkumpulan Menopause Indonesia tahun 2005 usia menopause rata-rata wanita Indonesia 49 ± 0,20 tahun. Kini wanita Indonesia rata-rata memasuki masa menopause pada usia 50 tahun. 1 Tetapi sebagian ada yang mengalami pada usia lebih awal atau lebih lanjut. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. 2 Dengan terjadinya defisiensi fungsi ovarium dan estrogen maka terjadi menopause disertai dengan meningkatnya zat metabolik antara (intermediate) dari estrogen yaitu 4-hidroxiestradiol yang unstable yang semiquinone/quinine disertai pembentukan radikal bebas yang lebih banyak sehingga merangsang terjadinya stres oksidatif yang diduga menginduksi transformasi sel dan bersifat toksik terhadap DNA yang 1

2 memicu terjadinya peningkatan rangkaian proses kematian sel atau apoptosis dan proses penuaan atau aging pada masa menopause 3.4 Escalante, yang direview oleh Mendoza, mengatakan menopause merupakan faktor predisposisi untuk berkembangnya stres oksidatif karena defisiensi estrogen dan telah dikonfirmasi bahwa estrogen sendiri memiliki kapasitas anti oksidan yang independen yang kuat dan berhubungan dengan hydroxyl group pada cincin A dari molekul estrogen ini. 3,5 Mahla, melaporkan bahwa pada wanita menopause terjadi penurunan kadar enzim anti oksidan secara signifikan. 6 Vaishali, melaporkan hasil penelitian dengan menyatakan bahwa pada menopause berhubungan dengan meningkatnya stres oxidatif oleh karena defisiensi estrogen sehingga terjadi peningkatan kadar enzim anti oksidan katalase bila dibandingkan dengan wanita non menopause. 7 Beberapa laporan penelitian mencoba mencari hubungan antara paparan pengaruh pemberian terapi estrogen terhadap aktifitas enzim anti oksidan katalase pada kelompok wanita menopause yang menunjukkan adaanya hubungan yang bermakna. 8 Castantho, melaporkan bahwa terjadi penurunan konsumsi atau aktivitas enzim anti oksidan katalase pada wanita menopause setelah mendapatkan terapi hormonal estrogen dan atau dengan progesteron yang menandakan berkurangnya stres oksidatif. 9 Tubuh wanita beradaptasi secara seimbang terhadap oksigen radikal bebas dalam kondisi normal melalui mekanisme pertahanan 2

3 seluler dengan memakan atau merubahnya menjadi air dan atau materi yang lebih stabil dengan bantuan anti oksidan berupa anti oksidan enzim katalase dan aktifitas enzim ini meningkat pada masa menopause. 3,6 Disamping itu, akibat dari masa menopause ini maka timbul berbagai masalah kesehatan, seperti gejala vasomotorik yaitu hot flush (rasa panas dari dada hingga wajah), night sweat (keringat malam hari) dan mudah berkeringat, gejala psikogenik, nyeri sanggama, insomnia (susah tidur), penurunan libido, meningkatnya kejadian penyakit jantung koroner, osteoporosis (kerapuhan tulang), demensia, stroke, kanker usus besar, dan katarak dan semuanya berdampak terhadap penurunan kualitas hidup wanita menopause. 10,11 Saat ini, beberapa alat telah dirancang untuk mengukur dan menilai keluhan menopause. 12 Beberapa alat telah dinilai ulang, sementara beberapa alat yang lain baru ditemukan setelah dilakukan penelitian analitik yang secara terpisah mengukur gejala psikologis, fisik, somatik, dan vasomotor yang dialami. 13,14 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai kualitas hidup wanita menopause yaitu dengan The Menopause-Specific Quality of Life Questionnaire (MENQOL) yang diperkenalkan pada tahun 1996 sebagai instrumen untuk menilai kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup pada masa menopause. 15 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memeriksa kadar enzim katalase untuk melihat adanya perbedaan kadar anti oksidan enzim katalase pada wanita 3

4 menopause dan wanita usia reproduktif serta melihat berbagai derajat keluhan menopause berdasarkan MENQOL pada kelompok wanita menopause Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada perbedaan kadar enzim katalase pada wanita menopause dan wanita usia reproduktif? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui perbedaan kadar enzim katalase pada wanita menopause dan wanita usia reproduktif di RSUP. H. Adam Malik Medan Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik wanita menopause dan wanita usia reproduktif. 2. Mengetahui perbedaan kadar enzim katalase wanita menopause dan wanita usia reproduktif. 3. Mengetahui nilai rerata masing-masing jenis keluhan menopause berdasarkan Menopause-Specific Quality of Life Questionnaire (MENQOL) 4. Mengetahui nilai rerata derajat keluhan menopause menurut kelompok / domain keluhan berdasarkan MENQOL. 4

5 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai dasar pertimbangan yang dapat dijadikan penanda stres oksidatif untuk terapi yang efektif pada wanita menopause 2. Wanita menopause dapat memahami stres oksidatif pada proses penuaan (aging) di masa menopause dan dapat menjalani masa menopause dengan keluhan yang minimal dengan merubah perilaku dan gaya hidup yang sehat. 3. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya Hipotesa Penelitian Hipotesa penelitian ini adalah: ada perbedaan kadar enzim katalase pada wanita menopause dan wanita usia reproduktif. 5