PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG SKRIPSI ISNAN HARTANTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG SKRIPSI ISNAN HARTANTO"

Transkripsi

1 PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG SKRIPSI ISNAN HARTANTO DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN Isnan Hartanto. D Pengaruh Suplementasi Tepung Kunyit pada Herbal Mineral Blok (HMB) terhadap Profil Lemak Darah dan Performa Kambing Kacang. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS : Sri Suharti, S.Pt., M.Si Kambing merupakan komoditas strategis sebagai bagian integral dari usaha tani lainnya dan sebagai penyumbang dalam pengadaan daging nasional. Salah satu indikasinya adalah meningkatnya produksi daging kambing yaitu ton tahun 2004 meningkat menjadi ton pada tahun 2008 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2008). Namun demikian, akhir-akhir ini konsumen takut mengkonsumsi daging kambing karena tingginya kadar kolesterol daging kambing yang dapat menyebabkan aterosklerosis. Penurunan kadar kolesterol pada daging kambing dapat dilakukan dengan penambahan kunyit. Zat aktif berupa kurkumin dapat menstimulasi sekresi cairan empedu yang salah satu bahan dasarnya adalah kolesterol. Pemberian kunyit dalam bentuk ransum pada ternak kelinci, ayam, puyuh dan domba telah banyak dilakukan dan kunyit terbukti mampu menurunkan kolesterol. Namun demikian, kajian kunyit pada ruminansia dalam bentuk pakan blok belum banyak diteliti sehingga perlu dilakukan penelitian pemberian tepung kunyit dalam bentuk pakan blok pada ternak kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taraf pemberian tepung kunyit dalam bentuk Herbal Mineral Blok (HMB) pada profil lipid dan performa kambing kacang yang dipelihara di peternakan rakyat secara semi intensif. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan kambing Mitra Tani Farm Ciampea Bogor; Laboratorium Biokimia, Mikrobiologi dan Fisiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Analisa Komersial, Bogor, selama tiga bulan dari Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi bahan kering ransum dan HMB, pertambahan bobot badan, konversi ransum, trigliserida, plasma kolesterol, kolesterol-hdl dan LDL. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yang terdiri dari P1 (perlakuan kontrol), P2 (150 g tepung kunyit dalam HMB) dan P3 (300 g tepung kunyit dalam HMB) dengan masing-masing perlakuan 10 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis kovarian (ANCOVA). Hasil pengamatan yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter yang diukur. Suplementasi tepung kunyit 150 g dan 300 g dalam bentuk Herbal Mineral Blok kurang efektif dalam memperbaiki performa kambing dan pengaruhnya terhadap kadar kolesterol, kolesterol-hdl dan LDL serta trigliserida plasma. Kandungan nutrien ransum yang rendah akan lemak kasar dan serat kasar juga mempengaruhi besarnya serapan lemak di darah sehingga pada semua perlakuan menunjukkan profil lemak yang tidak berbeda. Kata-kata kunci : herbal mineral blok, lemak darah, kambing kacang

3 ABSTRACT The Effect of Supplementation of Turmeric Flour in Herb Mineral Block (HMB) on Blood Lipid Profile and Performance of Kacang Goat (Capra sp) I. Hartanto., D.A. Astuti., S. Suharti The purpose of this experiment was to study of supplementation of turmeric flour in Herb Mineral Block (HMB) on blood lipid profile and performance of Kacang goat. This experiment used a Completely Randomized Design, with three treatments and 10 replications. Treatments consisted of P1 (control), P2 (150 g turmeric flour in HMB), P3 (300 g turmeric flour in HMB). All animals fed with commercial feed diet during 45 days feeding trial. Variables observed were feed consumption, average daily gain, feed conversion, triglyceride, total plasma cholesterol, HDL and LDLcholesterol. Result showed that supplementation of turmeric flour in HMB was not significance different in all parameters, compare to control treatment. Turmeric flour in Herb Mineral Block until 300 g is not effective as agent of decreasing cholesterol compound. Keywords : herb mineral block, blood lipid, kacang goat

4 PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG ISNAN HARTANTO D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

5 PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG Oleh ISNAN HARTANTO D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Agustus 2009 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS NIP Sri Suharti, S.Pt., M.Si NIP Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Ketua Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc.Agr NIP Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc.Agr NIP

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bintuhan Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu pada tanggal 11 Desember 1986 dari pasangan Bapak Slamet Basuki, BA dan Ibu Rahmania. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pendidikan dasar dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 9 Kota Manna Bengkulu Selatan yang diselesaikan pada tahun 1999 dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kota Manna Bengkulu Selatan yang diselesaikan pada tahun Pada tahun 2005 penulis lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Manna Bengkulu Selatan. Selama bersekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama maupun Sekolah Menengah Atas penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Pada tahun penulis menjabat Ketua 1 OSIS di SLTP Negeri 1 Kota Manna dan pada tahun penulis menjabat Ketua 1 OSIS di SMAN 2 Kota Manna. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kepramukaan, koperasi sekolah dan klub basket sekolah. Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan merupakan salah satu mahasiswa angkatan pertama program mayor minor Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006, penulis terpilih sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di Himpunan Profesi Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan sebagai staf Biro Khusus Magang periode dan periode dengan biro yang sama. Pada tahun penulis juga aktif sebagai asisten mata kuliah Teknik Formulasi Ransum dan pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai asisten mata kuliah Pengelolaan Kesehatan Ternak Tropis yang diampu oleh Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

7 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmannirrohiim. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat sang khalik pemilik seisi alam semesta Allah SWT atas segala rahmat dan barokah-nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Suplementasi Tepung Kunyit pada Herbal Mineral Blok (HMB) terhadap Profil Lemak Darah dan Performa Kambing Kacang dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada suri tauladan bagi segenap umat manusia Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa istiqomah berjuang di jalan-nya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember 2008 bertempat di peternakan kambing Mitra Tani Farm Ciampea Bogor; Laboratorium Biokimia, Mikrobiologi dan Fisiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Analisa Komersial, Bogor. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui taraf pemberian tepung kunyit dalam bentuk HMB pada profil lipid dan performa kambing kacang yang dipelihara di peternakan rakyat secara semi intensif. Penulis memahami bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan karena tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Oleh karena itu, besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh pihak yang telah menyumbangkan baik tenaga maupun pikiran sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Bogor, September 2009 Penulis

8 DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. PENDAHULUAN... Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan... TINJAUAN PUSTAKA Kunyit (Curcuma domestika Val) Bahan Aktif Kunyit.. Sifat Kimia dan Fisika Kunyit Mekanisme Penurunan Kolesterol oleh Kurkumin. Pakan Blok... Kambing Kacang... Kebutuhan Nutrien Kambing. Konsumsi Ransum Pertambahan Bobot Badan Konversi Ransum Fraksi Lemak Darah Trigliserida. Kolesterol METODE... Lokasi dan Waktu Materi... Ternak. Kandang dan Peralatan Pakan... Herbal Mineral Blok.. Perlakuan Penelitian Prosedur... Persiapan Kandang Kegiatan Penelitian Pengambilan Darah Halaman ii iii vii viii x xi xii

9 Peubah yang Diamati Konsumsi Pertambahan Bobot Badan Harian Konversi Ransum. Trigliserida Kolesterol Total Kolesterol-HDL Kolesterol-LDL Rancangan Percobaan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN... Keadaan Umum Penelitian Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Kambing Konsumsi Ransum Konsumsi HMB Pertambahan Bobot Badan Harian Konversi Ransum Pengaruh Perlakuan terhadap Profil Lemak Darah Kambing Trigliserida Kolesterol.. Kolesterol- HDL Kolesterol-LDL KESIMPULAN DAN SARAN... Kesimpulan Saran.. UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN ix ii

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Komposisi Kimia Rimpang Kunyit Kebutuhan Nutrien Kambing 7 3. Rataan Hasil Pengamatan Performa Kambing selama Penelitian Rataan Hasil Pengamatan Profil Lemak Darah Kambing selama Penelitian 22 iii

11 Nomor DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Tanaman Kunyit dan Rimpang Kunyit (Wardana et al., 2002).. 2. Struktur Kimia Kolesterol (Mayes, 1995). 3. Kandang Penelitian di Mitra Tani Farm Ciampea Bogor Teknik Pemberian HMB pada Kambing

12 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Analisis Peragam dari Peubah Konsumsi Konsentrat setelah Tranformasi Data 2. Analisis Peragam dari Peubah Konsumsi HMB setelah Tranformasi Data.. 3. Analisis Peragam dari Peubah PBBH setelah Tranformasi Data. 4. Analisis Peragam dari Peubah Konversi Ransum setelah Tranformasi Data 5. Analisis Peragam dari Peubah Trigliserida setelah Tranformasi Data Analisis Peragam dari Peubah Kolesterol setelah Tranformasi Data Analisis Peragam dari Peubah Kolesterol-HDL setelah Tranformasi Data Analisis Peragam dari Peubah Kolesterol-LDL setelah Tranformasi Data

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani saat ini di Indonesia terus meningkat jumlahnya sehingga perlu penyediaan protein hewani yang cukup bagi masyarakat. Perbaikan manajemen dalam pemeliharaan ternak merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi daging. Kambing merupakan komoditas strategis sebagai bagian integral dari usaha tani lainnya dan sebagai penyumbang dalam pengadaan daging nasional. Salah satu indikasinya adalah meningkatnya produksi daging kambing yaitu ton tahun 2004 meningkat menjadi ton pada tahun 2008 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2008), namun dilain pihak adanya rasa ketakutan dikalangan masyarakat untuk mengkonsumsi daging kambing dikarenakan tinggi lemak dan kolesterol sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Ternak kambing merupakan hewan ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan. Usaha penggemukan yang dilakukan seringkali kurang memperhatikan kualitas daging kambing yang dihasilkan. Daging kambing cenderung mempunyai kadar kolesterol yang cukup tinggi dengan nilai rataan sebesar 70 mg/100 g (Sitepoe, 1992) sehingga menyebabkan kurang disukai oleh konsumen. Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya kolesterol-ldl pada dinding pembuluh darah sehingga mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada pembuluh darah). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penurunan kolesterol dengan penambahan bahan herbal pada ransum kambing. Kunyit merupakan bahan herbal yang mengandung kurkumin yang dapat ditambahkan ke dalam pakan untuk menurunkan kadar kolesterol pada ternak kelinci, ayam, puyuh dan domba. Zat aktif berupa kurkumin dapat menstimulasi sekresi cairan empedu yang terdiri dari kolesterol. Gugus parahidroksil yang membangun kurkumin memiliki fungsi sebagai antioksidan. Aktifitas kurkumin sebagai antioksidan dapat mencegah pembentukan kolesterol-ldl menjadi LDL teroksidasi yang menempel pada dinding arteri yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aterosklerosis (Arora, 2007). Selain itu, kurkumin juga mampu menghambat enzim Hmg-CoA reduktase yang merupakan enzim penentu pada proses biosintesis kolesterol (Wientarsih, 2000). 1

14 Kandungan kurkumin pada kunyit cukup tinggi antara 0,5 6% (Purseglove et al., 1981). Pemberian kunyit diharapkan dapat menurunkan kolesterol pada daging kambing. Penelitian penggunaan kunyit pada ransum ayam, kelinci dan manusia sebagai penekan kadar kolesterol telah banyak dilakukan. Sudarman dan Astuti (2007) melaporkan adanya penurunan kadar kolesterol plasma domba yang diberi perlakuan 1% kunyit dalam sabun-ca dari minyak ikan lemuru pada ransum komplit bentuk tepung. Namun kajian kunyit pada ruminansia dalam bentuk pakan blok belum banyak diteliti. Disamping itu, pemberian tepung kunyit dalam bentuk pakan blok diharapkan juga dapat mengurangi bau yang menyengat dari minyak atsiri dalam tepung kunyit dengan adanya peranan dari moleses sebagai salah satu bahan pakan blok. Perumusan Masalah Kunyit merupakan salah satu tanaman herbal yang sudah dikenal masyarakat. Di dalam kunyit ini terdapat zat aktif kurkumin 0,5-6% yang memiliki khasiat dapat mempengaruhi nafsu makan pada ternak. Disamping itu, kurkumin juga dapat menstimulasi sekresi asam empedu yang salah satu bahan dasarnya adalah kolesterol yang dilepaskan ke duodenum dan mengaktifkan enzim pemecah lemak sehingga penyerapan lemak dapat berkurang. Aktifitas kurkumin sebagai antioksidan mampu mencegah pembentukan kolesterol-ldl menjadi LDL teroksidasi yang dapat menempel pada dinding arteri. Namun demikian, kondisi peternakan rakyat saat ini cenderung kurang memperhatikan kecukupan nutrien sehingga dapat mempengaruhi performa kambing dan nilai kolesterol pada kambing. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taraf pemberian tepung kunyit dalam bentuk HMB pada profil lipid dan performa kambing kacang yang dipelihara di peternakan rakyat secara semi intensif. 2

15 TINJAUAN PUSTAKA Kunyit (Curcuma domestika Val) Tanaman kunyit pada mulanya diperkenalkan ke dunia ilmu pengetahuan dengan nama Curcuma longa koen. Pada tahun 1918 oleh Valenton diusulkan nama baru, yaitu Curcuma domestica, menggantikan nama sebelumnya, karena ternyata nama tersebut telah digunakan untuk jenis rempah lainnya (Purseglove et al., 1981). Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan, tanaman kunyit termasuk ke dalam klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Species : Curcuma domestica (Purseglove et al., 1981). Kunyit termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun, susunan tubuh tanaman terdiri dari akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Rimpang kunyit bercabang-cabang dan secara keseluruhan membentuk rumpun. Bentuk rimpang sangat bervariasi, umumnya bulat panjang dan kulit rimpang muda berwarna kuning. Rimpang tua kulitnya berwarna jingga kecoklatan dan dagingnya jingga tua agak kuning. Rasa rimpang enak dan berbau khas aromatik sedikit agak pahit serta pedas (Rahmat, 1994). Gambar 1. Tanaman Kunyit dan Rimpang Kunyit (Wardana et al., 2002) 3

16 Bahan Aktif Kunyit Kunyit memiliki bahan aktif kurkumin dan minyak atsiri. Minyak atsiri mempunyai sifat mudah menguap dengan pemanasan sedangkan kurkumin berupa serbuk kristal berwarna kuning jingga, tidak mudah menguap dengan pemanasan, tidak larut dalam air, agak larut dalam eter dan asam asetat pekat serta memiliki titik leleh C. Kandungan kurkumin dari rimpang kunyit bervariasi antara 0,5 6% (Purseglove et al., 1981). Natarajan dan Lewis (1980) menyatakan juga bahwa kandungan kurkumin sekitar 3% dari persentase total rimpang kunyit. Komposisi kimia kunyit dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimia Rimpang Kunyit Komponen Komposisi (%) Kadar air 13,1 Abu 3,5 Protein kasar 6,3 Lemak kasar 5,1 Serat kasar 12,6 Karbohidrat 69,4 Minyak atsiri 1,3-6 Kurkumin 0,5-6 Sumber : Purseglove et al. (1981) Kurkumin mempunyai suatu senyawa fenolik yang disebut bis-fenol karena mempunyai dua cincin fenolik. Sebagai suatu senyawa antimikroba, bis-fenol bersifat lebih aktif daripada monofenolnya. Oleh karena itu, efek antimikroba pada kunyit sebagian besar akan ditentukan oleh kandungan kurkumin yang terdapat pada kunyit. Zat kurkumin yang terkandung dalam kunyit dapat merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu supaya pencernaan lebih sempurna (Darwis et al., 1991). Hal ini selaras dengan Arifin dan Kardiyono (1985) bahwa komposisi kurkumin yang terkandung didalamnya memiliki khasiat dapat mempengaruhi nafsu makan dan memperlancar pengeluaran cairan empedu, yang pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas saluran pencernaan. Adanya pengaruh tepung rimpang kunyit tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada konsumsi 4

17 ransum dan absorbsi zat-zat makanan yang pada akhirnya dapat dimanifestasikan dalam bentuk produksi daging. Sifat Kimia dan Fisika Kunyit Rimpang kunyit tua mengandung beberapa komponen antara lain minyak atsiri, pigmen, lemak, zat pahit, resin, protein, selulosa pentosa, pati, elemen mineral dan sebagainya. Komponen utama adalah pati yang berkisar antara 40-50% bahan kering. Kandungan kunyit tersebut berbeda-beda tergantung dari daerah pertumbuhan kultivar serta kondisi pra panen maupun pasca panen (Purseglove et al., 1981). Warna kuning jingga dari kunyit disebabkan oleh adanya turunan dari diferuloil metana yang tidak menguap oleh pemanasan, dimana kurkumin merupakan senyawa dominan. Pigmen kurkuminoid merupakan suatu zat yang terdiri dari campuran senyawa-senyawa kurkumin (yang paling dominan), desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin (Sidik et al., 1995). Aroma dan cita rasa kunyit ditentukan oleh kandungan minyak atsiri yang menguap oleh pemanasan (Purseglove et al., 1981). Minyak atsiri merupakan suatu zat yang berbentuk cair yang terkandung dalam simplisa nabati atau hewani dan berbau harum (Sidik et al., 1995). Purseglove et al. (1981) menyatakan bahwa minyak atsiri pada kunyit mengandung tiga komponen utama antara lain sesquiterpen teroksigenasi, sesquiterpen hidrokarbon dan monoterpen teroksigenasi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa komponen utama minyak atsiri kunyit adalah suatu alkohol dengan rumus molekul C 13 H 18 O 18 yang kemudian disebut turmenol. Mekanisme Penurunan Kolesterol oleh Kurkumin Wientarsih (2000) menyatakan bahwa kurkumin dapat menurunkan kolesterol plasma pada kelinci yang mengkonsumsi ransum atherogenik (ransum tinggi lemak). Hal ini disebabkan kurkumin dapat menstimulasi sekresi cairan empedu yang salah satu komponennya adalah kolesterol. Penurunan pada total kolesterol, kolesterol- LDL, dan trigeliserida plasma darah kelinci dapat dihubungkan dengan aktivitas antioksidan yang dilakukan oleh kurkumin. Arora (2007) menambahkan bahwa adanya radikal bebas yang berlebihan di dalam tubuh dapat mengubah bentuk kolesterol-ldl menjadi LDL yang teroksidasi, yang menempel pada dinding arteri, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya aterosklerosis, sehingga dengan adanya 5

18 aktifitas kurkumin sebagai antioksidan dapat mencegah teroksidasinya kolesterol- LDL. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Wientarsih (2000) kurkumin juga mampu menghambat enzim Hmg-CoA reduktase yang merupakan enzim penentu pada proses biosintesis kolesterol. Pakan Blok Pakan blok merupakan pakan non-konvensional bagi ternak ruminansia yang didalamnya terdapat berbagai macam bahan pakan dan mineral yang dikemas dalam bentuk blok. Salah satu bahan penyusun pakan blok adalah molases yang fungsinya sebagai sumber energi dan perekat (Ensminger, 1991) dan juga mengandung karbohidrat yang mudah dicerna serta membantu mempermudah pencernaan serat kasar di dalam rumen (Ghebrehiwet et al., 1997). Bahan penyusun lainnya adalah urea yang berfungsi sebagai sumber NPN (Ensminger, 1991). Adanya sistem pencernaan fermentatif pada ternak ruminansia memungkinkan untuk menggunakan NPN sebagai sumber proteinnya. Penggunaan urea sebagai sumber NPN harus diimbangi dengan sumber energi yang akan digunakan sebagai kerangka karbonnya (Orskov, 1998). Pakan blok ini juga mengandung suplemen mineral mikro (Cu, Zn, Fe, Co dan I) dan mineral makro (Na, Cl, dan Ca). El Hag et al. (2002) menyatakan bahwa pemberian suplemen merupakan cara yang paling mudah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang penting dan lebih praktis ekonomis serta mudah dalam penanganan dan terutama sekali dalam transportasi. Kambing Kacang Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia dan Malaysia. Dari berbagai bangsa kambing yang terdapat di wilayah itu, kambing kacang merupakan yang dominan ditinjau dari segi jumlah. Hewan ini mempunyai daya tahan tinggi, lincah, mampu beradaptasi dengan baik dan tersebar luas di wilayah itu. Selain itu, kambing kacang mempunyai kulit yang relatif tipis dengan bulu yang kasar dan hewan jantannya mempunyai bulu serat yang panjang dan kasar (Devendra dan Burns, 1994). Menurut Edey (1983) kambing kacang merupakan kambing lokal dengan jumlah terbesar di Indonesia. Kambing ini tergolong bangsa kambing kecil dengan ukuran bobot badan rata-rata untuk jantan kg sedangkan untuk betina kg. Kambing ini memiliki beberapa ciri diantaranya kepala ringan dengan profil 6

19 lurus, daun telinga pendek dengan sikap berdiri mengarah ke depan dan panjangnya 15 cm. Kebutuhan Nutrien Kambing Sutardi (1980) menyatakan bahwa ternak akan mencapai tingkat penampilan tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkan. Zat makanan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi seekor ternak. Haryanto (1992) menambahkan bahwa kebutuhan nutrien yang dibutuhkan ternak bervariasi antar spesies ternak dan umur fisiologis yang berbeda. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan nutrien ternak adalah jenis kelamin, tingkat produksi, keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak. Nutrien yang diperlukan ternak dapat dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi, protein, mineral dan vitamin. Zat-zat makanan tersebut berasal dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak. Kebutuhan nutrien yang dibutuhkan ternak kambing dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Kambing Kebutuhan nutrien (g) Bobot badan (kg) TDN PK BK Sumber: National Research Council (2006) Konsumsi Ransum Konsumsi pada umumnya diperhitungkan sebagai jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang kandungan zat makanan di dalamnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk keperluan produksi ternak tersebut (Tillman et al., 1998). Banyaknya konsumsi ransum yang dikonsumsi oleh ternak harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup dan bobot badan ternak tersebut. Ternak yang sedang tumbuh mempunyai kebutuhan akan zat-zat makanan yang akan bertambah terus sejalan dengan pertambahan bobot badan yang dicapai sampai pada batas umur untuk tidak terjadi lagi pertumbuhan (Siregar, 1984). Tingkat konsumsi ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur hewan, kualitas pakan yang diberikan dan faktor lingkungan (suhu dan kelembapan). Jumlah 7

20 konsumsi ransum merupakan salah satu tanda terbaik bagi produktivitas ternak (Arora, 1989). Konsumsi ransum sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, besarnya tubuh, keaktifan dan kegiatan pertumbuhan atau produktivitas. Suhu udara yang tinggi mengakibatkan konsumsi ransum akan menurun dan konsumsi air minum meningkat yang berakibat pada penurunan konsumsi energi (Siregar, 1984). Konsumsi juga sangat dipengaruhi oleh palatabilitas yang tergantung pada beberapa hal yaitu penampilan dan bentuk pakan, bau, rasa, tekstur dan suhu lingkungan (Church dan Pond, 1988). Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan harian erat kaitannya dengan pertumbuhan, karena pertumbuhan biasanya diukur dengan kenaikan bobot tubuh yang dilakukan dengan cara penimbangan berulang-ulang (Tillman et al., 1998). Pengukuran bobot tubuh berguna untuk menentukan tingkat konsumsi, efisiensi pakan dan harga (Parakkasi, 1999). Nilai suatu pakan bagi suatu ternak dapat diketahui dari data pertambahan bobot badan (Church dan Pond, 1988). Tillman et al. (1998) menyatakan bahwa pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain total nutrien yang diperoleh setiap hari, jenis ternak, umur, keadaan genetik, lingkungan kondisi setiap individu dan tata laksana (NRC, 2006). Menurut Martawidjaja et al. (1995) pertambahan bobot badan harian kambing dengan pakan dasar rumput dan penambahan konsentrat 3% dapat meningkatkan PBBH sebesar 63,8 g/e/hr. Konversi Ransum Konversi ransum adalah total ransum yang dikonsumsi untuk menaikkan bobot tubuh satu satuan. Menurut McDonald et al. (2002) konversi ransum dipengaruhi oleh jumlah ransum yang dikonsumsi, bobot tubuh, aktifitas, musim dan temperatur kandang. Konversi ransum ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas ransum, nilai kecernaan dan efisiensi pemanfaatan zat gizi dalam proses metabolisme di dalam jaringan tubuh ternak. Makin baik kualitas ransum yang dikonsumsi ternak, maka akan diikuti dengan pertambahan bobot tubuh yang lebih tinggi dan makin efisien penggunaan ransumnya (Pond et al., 1995). 8

21 Fraksi Lemak Darah Lemak di dalam darah terdiri atas trigliserida, kolesterol, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Trigliserida dan kolesterol berikatan dengan protein khusus bernama apoproptein menjadi kompleks lipid protein/lipoprotein. Ikatan itulah yang menyebabkan lemak bisa larut, menyatu dan mengalir di peredaran darah. Lipoprotein terbagi menjadi lima fraksi sesuai dengan berat jenis yang dibedakan dengan cara ultrasentrifugasi. Lipoprotein plasma tersebut terdiri atas kilomikron, VLDL, IDL, HDL dan LDL (Muchtadi et al., 1993). Kilomikron merupakan lipoprotein dengan kandungan lemak lebih banyak tetapi dengan protein yang lebih sedikit, merupakan pengangkut lemak yang paling penting di dalam darah. Very Low Density Lipoprotein merupakan lipoprotein terbesar kedua dengan protein yang paling kecil tetapi terkonsentrasi dan mempunyai kandungan lemak terbesar. Very Low Density Lipoprotein kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi Intermediate Density Lipoprotein (IDL), kemudian IDL melalui serangkaian proses berubah menjadi LDL yang kaya akan kolesterol (Heslet, 1997). Low Density Lipoprotein merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh endotel jaringan perifer pembuluh nadi. Low Density Lipoprotein mempunyai efek atherogenik, yaitu mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah (Dalimartha, 2003). Semakin meningkat kadar LDL, maka semakin banyak tumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (Wood et al., 1981). High Density Lipoprotein merupakan lipoprotein yang mengandung Apo A dan mempunyai efek antiatherogenik kuat. Fungsi utama HDL yaitu mengangkut kolesterol bebas yang terdapat dalam endotel jaringan perifer termasuk pembuluh darah ke reseptor (Dalimartha, 2003). Kolesterol yang diangkut oleh HDL ini adalah kolesterol yang tertinggal pada saat pengangkutan kolesterol oleh LDL yang dapat membentuk plak/timbunan lemak pada pembuluh darah. Hal inilah yang menjadi dasar HDL disebut sebagai kolesterol baik (Mayes, 1995). 9

22 Trigliserida Triasilgliserol (trigliserida) merupakan komponen utama pembentuk lipida. Trigliserida (lemak netral) adalah suatu ester gliserol yang terbentuk dari tiga asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida (Prawirokusumo, 1994). Lipida di dalam hati ada yang dioksidasi untuk menghasilkan energi dan ada yang disimpan untuk cadangan. Mekanisme penyerapan trigliserida dari makanan antara lain, senyawa trigliserida dalam makanan dicerna oleh enzim lipase usus dan selanjutnya kembali diesterifikasi oleh cairan mukosa usus (Hawab et al.,1989). Selama absorbsi lemak, trigliserida yang ada dalam epitel usus akan diekskresikan ke organ limfe dalam bentuk kilomikron dan dalam bentuk inilah lemak ditransfer ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh (Azain, 2004). Butiran lemak yang disebut kilomikron tersebut masuk ke dalam darah melalui sistem limfatik. Kilomikron memiliki diameter 0,1 1µm dan terdiri atas beberapa jenis kolesterol, lipoprotein kulit, dan trigliserida sebagai komponen utama (Hawab et al., 1989). Prawirokusumo (1994) menjelaskan bahwa lemak atau lipida disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida, yang dikenal sebagai proses lipogenesis (deposisi lemak) yang terjadi akibat masukan energi melebihi keluaran energi. Proses lipogenesis mendeposisikan lemak di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida yang merupakan hasil sintesa dari asam-asam lemak dan gliserol yang dibantu dengan hormon insulin. Frandson (1996) menambahkan bahwa apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepaskannya kedalam pembuluh darah kemudian sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut lalu dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO 2 ) dan air (H 2 O). Disamping lemak, karbohidrat juga merupakan bahan untuk terjadinya lipogenesis yang menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol (Pilliang dan Djojosoebagio, 2006). Pendapat serupa dinyatakan Soehardi (2004) bahwa trigliserida tidak hanya berasal dari lemak makanan (asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh), tetapi juga berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat (sederhana dan kompleks). 10

23 Kolesterol Kolesterol adalah sterol yang bentuknya seperti lilin terdapat dalam semua sel hewan dan menyusun 17 % bahan kering otak (Guyton, 1992 dan Tillman et al., 1998). Senyawa ini tersebar luas dalam tubuh dan terdapat dalam darah serta cairan empedu. Kolesterol merupakan produk khas hasil metabolisme hewan dan dengan demikian terdapat dalam segala makanan yang berasal dari hewan dinyatakan dalam 3-hidroksi 5,6-kolesterol yang memiliki gugus hidroksil (OH) pada C 3 ikatan rangkap pada C 5 dan C 6 (Gambar 2), sedangkan rumus molekulnya adalah C 27 H 46 O (Mayes, 1995). Gambar 2. Struktur Kimia Kolesterol (Mayes, 1995) Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolestril. Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid dalam tubuh, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D. Sintesis kolesterol yang paling aktif terjadi dalam hati, usus halus, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (Mayes, 1995). Biosintesis kolesterol menurut Mayes (1995) meliputi lima tahap yaitu: 1. Asetil KoA membentuk HMGKoA (3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA) dan Mevalonat. 2. Mevalonat membentuk unit isoprenoid yang aktif. 3. Enam unit isoprenoid membentuk skualena. 4. Skualena diubah menjadi lanosterol. 5. Lanosterol diubah menjadi kolesterol. Kolesterol yang ada dalam tubuh berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan (eksogen) dan kolesterol endogen yang disintesa oleh tubuh sendiri. Kolesterol yang 11

24 berasal dari makanan (eksogen) berkaitan erat dengan pencernaan lemak di dalam usus halus dimana produk akhirnya adalah monogliserida, asam lemak dan kolesterol. Dalam lumen usus halus, monogliserida, asam-asam lemak kolesterol dan fosfolipid bersatu dengan garam empedu membentuk agregat khusus disebut micelles. Garam empedu bertindak sebagai zat pengemulsi. Garam empedu tersebut akan bergabung bersama komponen asam lemak dan memungkinkan lemak tersebut melewati media air dan siap diabsorbsi. Setelah kolesterol eksogen dicerna dalam usus halus maka akan bergabung dengan kolesterol endogen yang disintesis oleh tubuh (American Heart Association, 2009). Kolesterol dapat diabsorbsi oleh usus bila terdapat garam empedu, asam lemak, getah pankreas dan lalu digabungkan dengan kilomikron yang masuk dalam sirkulasi melalui saluran limfe. Kolesterol yang diabsorbsi ini berasal dari makanan yang masuk ke dalam usus dan menjadi satu dengan kilomikron yang dibentuk dalam mukosa usus. Pembuluh limfe biasanya mendeposit isinya ke dalam sirkulasi darah melalui ductus thoracicus, yaitu suatu jalur tempat masuknya kilomikron ke dalam sirkulasi dan yang kemudian oleh arteri akan dibawa ke hati. Hati juga merupakan tempat terakhir dari transpor gliserol serta asam-asam lemak rantai pendek dan medium, yang kemudian diangkut langsung melalui pembuluh kapiler dan vena porta (Pilliang dan Djojosoebagio, 2006). Jalur utama pengeluaran kolesterol pada tubuh adalah melalui konversi oleh hati menjadi asam empedu yang berikatan dengan glisin dan taurin membentuk garam-garam empedu dan disekresikan ke dalam duodenum. Asam empedu sebagian besar direabsorbsi oleh hati dan selanjutnya disekresikan kembali ke dalam empedu. Nilai kolesterol darah kambing kacang normal menurut Soraya (2006) adalah 145,72 mg/dl sedangkan kolesterol pada daging kambing yaitu sebesar 70 mg/100 g (Sitepoe, 1992). Menurut Lubis (1993) jumlah kolesterol bervariasi setiap individu maupun pada setiap organ tubuh. 12

25 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan kambing MitraTani Farm Ciampea Bogor; Laboratorium Biokimia, Mikrobiologi dan Fisiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Analisa Komersial, Bogor, selama tiga bulan dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember Materi Ternak Kambing yang digunakan pada penelitian ini ialah kambing kacang jantan milik peternakan Mitra Tani Farm Ciampea, Bogor, sebanyak 30 ekor, umur lebih kurang satu tahun dengan rataan bobot badan kambing 17,3 kg. Pengamatan berupa masa adaptasi selama dua minggu dan perlakuan dilakukan selama enam minggu. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang individu sebanyak 30 flok, dengan bentuk kandang panggung yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum. Peralatan lain yang digunakan adalah timbangan digital, timbangan bobot badan dan seperangkat alat pengambilan darah. Pakan Pakan yang diberikan pada penelitian adalah ransum komersial bentuk tepung dengan kandungan nutrien antara lain protein kasar 5,6%; serat kasar 10,1%; lemak kasar 2,87%; Ca 0,1% dan P 0,4%. Pakan hijauan pada penelitian ini tidak digunakan dikarenakan mengikuti manajemen pemberian pakan di peternakan kambing MitraTani Farm Ciampea Bogor. Herbal Mineral Blok a. Bahan Herbal Mineral Blok Bahan yang digunakan dalam pembuatan Herbal Mineral Blok antara lain molases sejumlah 500 ml, urea sejumlah 100 g, kapur tohor sejumlah 200 g, garam sejumlah 100 g, mineral mix sejumlah 40 g dan disamping bahan-bahan tersebut, untuk P1 ditambahkan pollard sejumlah 880 g, P2 ditambahkan pollard sejumlah

26 g dan tepung kunyit sejumlah 150 g serta untuk P3 ditambahkan pollard sejumlah 580 g dan tepung kunyit sejumlah 300 g. b. Proses Pembuatan Herbal Mineral Blok Bahan yang masih berbentuk butiran seperti urea dan garam dilakukan penggerusan terlebih dahulu untuk mendapatkan bahan yang halus dan ukuran partikel bahan yang sama. Setelah itu, dilakukan penimbangan bahan sesuai dengan jumlah bahan yang diperlukan untuk setiap perlakuan. Bahan-bahan yang telah disiapkan kemudian dicampurkan secara merata. Pencampuran bahan-bahan dimulai dari komposisi bahan yang lebih sedikit jumlahnya (urea, garam, mineral mix dan tepung kunyit untuk perlakuan dua dan tiga) kemudian dimasukkan pollard dan diaduk sampai rata. Setelah campuran rata, molases ditambahkan sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi kalis lalu kapur ditambahkan dan diaduk sampai rata. Hasil campuran adonan dicetak dengan alat pencetak HMB. Terakhir HMB yang telah dicetak dibiarkan selama kurang lebih tiga jam sampai HMB mengeras. Rataan berat akhir HMB yaitu ± 1508 g. Perlakuan Penelitian Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: P1 = Ransum komersial + pakan blok tanpa tepung kunyit (kontrol). P2 = Ransum komersial + pakan blok mengandung tepung kunyit 150 g. P3 = Ransum komersial + pakan blok mengandung tepung kunyit 300 g. Prosedur Persiapan Kandang Kandang yang akan digunakan dalam penelitian disiapkan terlebih dahulu tempat minum dan tali tambang untuk menggantungkan Herbal Mineral Blok. Setelah itu, kandang dibersihkan dari kotoran yang terdapat di sekitar kandang. Kandang yang telah dibersihkan kemudian diberi pelindung berupa terpal pada bagian kandang yang menghadap sebelah luar untuk menghindari masuknya air hujan kedalam tempat pakan pada saat hujan. 14

27 Gambar 3. Kandang Penelitian di Mitra Tani Farm Ciampea Bogor Kegiatan Penelitian Kambing yang akan digunakan dalam penelitian ditimbang terlebih dahulu bobot badan awal untuk mendapatkan keseragaman. Selain itu, dilakukan juga pengecekan umur masing-masing kambing. Umur kambing diduga dengan melihat pertumbuhan gigi serinya. Kambing yang digunakan diadaptasikan selama dua minggu. Pakan kambing berupa ransum komersial diberikan dua kali dalam satu hari sedangkan air minum diberikan ad libitum. Herbal Mineral Blok diberikan dengan cara digantungkan menggunakan tali tambang. Pengukuran konsumsi ransum dilakukan keesokan harinya selama enam minggu sedangkan konsumsi HMB dilakukan pada saat akhir penelitian. Penimbangan bobot badan akhir dilakukan pada saat akhir penelitian untuk mengetahui pertambahan bobot badan kambing. Gambar 4. Teknik Pemberian HMB pada Kambing Pengambilan Darah Pengambilan darah dilakukan pada akhir penelitian setelah kambing dipuasakan selama ± 6 jam setelah makan. Tujuan pemuasaan ternak ini adalah untuk meminimalkan pengaruh pakan dan aktivitas makan ternak dan juga memberikan kesempatan bagi ternak untuk memproduksi kolesterol endogen. Darah diambil dari 15

28 vena jugularis sebanyak 3 ml dengan menggunakan syringe 5 ml. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung yang mengandung heparin. Setelah darah disentrifuse, plasma dipisahkan dari total darah untuk dianalisis. Konsumsi a. Konsumsi ransum harian Peubah yang Diamati Konsumsi ransum (g/e/hr) = Jumlah ransum yang diberikan sisa pada keesokan harinya. b. Konsumsi HMB harian Konsumsi HMB (g/e/hr) = Pemberian HMB awal sisa HMB (g/e) 45 hari pengamatan Pertambahan Bobot Badan Harian PBBH (g/e/hr) = Bobot akhir bobot awal (g/e) 45 hari pengamatan Konversi Ransum Konversi ransum = Trigliserida Konsumsi ransum (g/e/hr) PBBH (g/e/hr) Sebanyak 5 μl plasma sampel ditambahkan dengan 500 μl reagent dicampur dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu C. Absorbansi dibaca dalam waktu satu jam pada panjang gelombang Hg 546 nm. Trigliserida (mg/dl) = Konsentrasi standar (220 mg/dl) x Kolesterol Total Absorbansi sampel Absorbansi standar Disiapkan tabung blanko berisi 5 μl aquades dan 500 μl reagent kit, tabung sampel berisi 5 μl plasma dan 500 μl reagent kit. Kemudian sampel dicampur dan dihomogenkan, diinkubasi pada suhu C selama 10 menit. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang Hg 546 nm dalam waktu satu jam. Kolesterol (mg/dl) = Konsentrasi standar (200 mg/dl) x Absorbansi sampel Absorbansi standar Kolesterol- HDL Sampel 10 μl dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1000 μl reagent HDL, kemudian diaduk. Campuran disentrifuse pada 4000 rpm selama 10 menit sehingga didapatkan supernatan. Setelah itu, diambil sebanyak 5 μl supernatan 16

29 dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 500 μl reagent cholesterol lalu diaduk, didiamkan selama 10 menit kemudian diukur. Kolesterol-HDL (mg/dl) = Konsentrasi standar (200 mg/dl) x Kolesterol-LDL berikut: Trigliserida (mg/dl) 5 Absorbansi sampel Absorbansi standar Nilai kolesterol LDL didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai Kolesterol-LDL (mg/dl) = Kolesterol total (mg/dl) Kolesterol-HDL (mg/dl) Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan 10 ulangan. Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Keterangan : Yij = μ + τi + εij Y ij = Nilai pengamatan untuk perlakuan HMB (0 g, 150 g, 300 g) ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan HMB (0 g, 150 g, 300 g) ke-i ij = Error (gallat) perlakuan HMB (0 g, 150 g, 300 g) ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diukur, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kovarian (ANCOVA). Analisis kovarian ini digunakan untuk menguji varian (ragam utama) dan kovarian (ragam pengiring) pada variabel (peragam tertentu) sehingga diharapkan pengaruh perlakuan terhadap objek penelitian akan lebih akurat apabila dilakukan dengan analisis kovarian (ANCOVA) dibandingkan analisis varian (ANOVA), (Hanafiah, 2005). Jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993). 17

30 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Lingkungan di sekitar tempat pemeliharaan ternak sangat menentukan kondisi ternak baik kondisi kesehatan ternak maupun tingkah laku ternak. Adaptasi ternak pada kondisi yang berbeda dengan daerah asal ternak sangat diperlukan sehingga pemeliharaan ternak untuk menghasilkan performa yang terbaik dapat tercapai. Tempat yang digunakan untuk penelitian ini berada di Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dengan ketinggian ± 219 m dpl. Luas lahan di peternakan Mitra Tani Farm ± 800 m 2 yang terdiri atas bangunan kandang, tempat pemotongan ternak dan rumah. Pakan yang digunakan di peternakan Mitra Tani Farm menggunakan ransum komersial yang dibeli dari KPS Bogor sedangkan pakan hijauan sendiri tidak digunakan untuk efisiensi biaya pakan. Pakan yang digunakan pada penelitian ini mengikuti manajemen pemberian pakan di Mitra Tani Farm yaitu hanya menggunakan pakan ransum komersial tanpa pemberian hijauan. Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Kambing Pakan yang diberikan pada ternak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Sutardi (1980) menyatakan bahwa ternak akan mencapai tingkat penampilan tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkan. Data konsumsi bahan kering ransum dan HMB, pertambahan bobot badan harian dan konversi ransum dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Hasil Pengamatan Performa Kambing selama Penelitian Peubah Perlakuan P1 P2 P3 SEM Konsumsi BK Ransum (g/e/hr) 422,6 432,1 419,5 3,8 Konsumsi HMB (g/e/hr) 22,9 19,5 19,4 1,2 PBBH (g/e/hr) 69,3 71,3 52,0 6,1 Konversi Ransum 8,5 6,7 11,9 5,7 Keterangan : P1: perlakuan kontrol, P2: HMB mengandung 150 g tepung kunyit, P3: HMB mengandung 300 g tepung kunyit, SEM: Standard Error of Mean 18

31 Konsumsi Ransum Penambahan tepung kunyit sampai dengan 300 g dalam pakan blok tidak nyata (p>0,05) mempengaruhi konsumsi bahan kering ransum (Tabel 3). Haryanto (1992) menyatakan bahwa kebutuhan nutrien untuk ternak bervariasi antar spesies ternak dan umur fisiologis yang berbeda. Banyaknya ransum yang dikonsumsi oleh ternak harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup dan bobot badan ternak tersebut. Pada penelitian ini pemberian ransum dihitung dari 4% dari bobot badan kambing. Hal ini sesuai dengan NRC (2006) dimana kebutuhan bahan kering ransum untuk bobot badan kambing sebesar 17,3 kg adalah dihitung dari 4% dari bobot badan kambing. Konsumsi bahan kering pada P3 lebih rendah 0,7% dibandingkan dengan kontrol. Sementara itu, pada perlakuan P2 nilai konsumsi bahan kering lebih tinggi 2,2% dibandingkan dengan kontrol. Pemberian tepung kunyit dalam bentuk pakan blok belum mempengaruhi konsumsi ransum total disebabkan oleh frekuensi menjilat blok yang tidak sama antar ternak perlakuan. Hewan dengan status mineralnya yang cukup akan mengurangi konsumsi mineralnya. Oleh sebab itu, perlakuan tepung kunyit sampai dengan 300 g dalam pakan blok belum dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum sehingga kurkumin yang terdapat dalam kunyit kurang efektif mempengaruhi nafsu makan ternak. Dilain pihak, Arifin dan Kardiyono (1985) menyatakan bahwa kurkumin dalam kunyit memiliki khasiat dapat mempengaruhi nafsu makan dan memperlancar pengeluaran cairan empedu. Perlakuan tepung kunyit sebanyak 300 g dalam pakan blok menunjukkan kecenderungan adanya penurunan konsumsi bahan kering sebesar 0,7% dibandingkan dengan kontrol. Penurunan konsumsi bahan kering pada P3 dibandingkan dengan kontrol tidak dipengaruhi oleh pemberian tepung kunyit yang dicampurkan dalam mineral blok. Penurunan konsumsi bahan kering pada P3 lebih disebabkan oleh faktor ternak itu sendiri terhadap pakan dan faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arora (1989) dimana konsumsi ransum pada ternak dapat dipengaruhi oleh faktor ternak terhadap pakan dan faktor lingkungan. Konsumsi HMB Pakan blok merupakan pakan non-konvensional bagi ternak ruminansia yang didalamnya terdapat berbagai macam bahan pakan yang dikemas dalam bentuk blok. 19

32 Penambahan tepung kunyit dalam bentuk pakan blok tidak nyata (p>0,05) mempengaruhi konsumsi HMB (Tabel 3). Berat awal pakan blok yang diberikan pada setiap ternak selama 45 hari penelitian lebih kurang 1508 g dengan rataan konsumsi HMB pada P2 yaitu 19,4 g/e/hr dan P3 yaitu 19,5 g/e/hr yang setara dengan konsumsi kunyit berturut-turut pada P2 dan P3 yaitu 1,9 g/e/hr dan 3,9 g/e/hr. Sudarman dan Astuti (2007) menyatakan bahwa batas normal konsumsi kunyit yang dapat menurunkan kolesterol adalah 10,6 g/e/hr. Konsumsi pakan blok kontrol (tanpa penambahan tepung kunyit) lebih tinggi 14,8% dibandingkan dengan P2 dan P3 dengan penambahan tepung kunyit sebesar 150 g dan 300 g dalam blok. Hal ini disebabkan oleh pakan blok tersebut tidak mengandung kunyit yang dapat menimbulkan bau khas dari minyak atsiri dalam tepung kunyit. Bau kunyit yang menyengat dan rasa getir pada HMB mengakibatkan rendahnya konsumsi pada P2 dan P3 dengan penambahan 150 g dan 300 g tepung kunyit dalam pakan blok. Selain itu, perbedaan konsumsi/jilat HMB juga diduga dipengaruhi status mineral dari hewannya. Bagi hewan yang telah tercukupi status mineralnya maka konsumsi HMB (termasuk kunyit di dalamnya) akan turun. Akibatnya HMB akan dikonsumsi secara intensif apabila kambing tersebut dalam kondisi memerlukan mineral. Hal ini menyebabkan konsumsi HMB dan bahan kering ransum bervariasi tergantung status mineral hewan. Pertambahan Bobot Badan Harian Pertambahan bobot badan diartikan sebagai kemampuan untuk mengubah zat-zat nutrien yang terdapat didalam pakan menjadi daging (Tilman et al., 1998). Penambahan tepung kunyit dalam bentuk pakan blok tidak nyata (p>0,05) mempengaruhi pertambahan bobot badan. Hal ini disebabkan karena konsumsi pada semua perlakuan juga tidak berbeda nyata. Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain total konsumsi nutrien yang diperoleh setiap hari, jenis ternak, umur, keadaan genetik, kondisi lingkungan setiap individu dan tata laksana (NRC, 2006). Rataan pertambahan bobot badan harian kambing pada penelitian ini adalah 52-71,3 g/e/hr. Hasil ini lebih rendah dari penelitian yang dilakukan oleh Sudarman dan Astuti (2007) pada ternak domba yang mengkonsumsi pakan ransum komplit ditambah 1% kunyit dalam sabun-ca dari minyak ikan 20

33 lemuru dengan kandungan nutrien sesuai kebutuhan domba menghasilkan pertambahan bobot badan harian sebesar 135 g/e/hr. Arifin dan Kardiyono (1985) menyatakan bahwa kurkumin yang terdapat pada tepung kunyit memiliki khasiat dapat mempengaruhi nafsu makan. Selain itu, tepung kunyit secara tidak langsung berpengaruh pada konsumsi ransum dan absorbsi zat-zat makanan yang pada akhirnya dapat dimanifestasikan dalam bentuk produksi daging. Pilliang dan Djojosoebagio (2006) mengemukakan bahwa protein yang disintesa di dalam tubuh digunakan sebagai zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk mempertahankan seluruh jaringan tubuh. Pada penelitian ini kadar protein kasar ransum komersial cukup rendah yaitu 5,6% dengan konsumsi protein 23,8 g. Nilai ini lebih rendah dari kebutuhan protein kambing lokal dengan bobot badan kg yaitu g (NRC, 2006) sehingga walaupun nafsu makan kambing meningkat, kurang memberikan dampak terhadap pertambahan bobot badan harian perlakuan. Kekurangan asupan nutrien pada ternak berdampak pada tingkat produksi dan reproduksi ternak. Edey (1983) menyatakan bahwa produksi daging yang tinggi dapat diperoleh jika ternak mempunyai pertumbuhan yang cepat dengan sistem pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan yang baik menghasilkan ukuran dewasa tubuh pada kambing dicapai pada umur satu tahun, akan tetapi jika kondisi pemeliharaannya kurang baik maka dewasa tubuh akan dicapai pada umur lebih dari satu tahun. Konversi Ransum Konversi ransum ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas ransum, nilai kecernaan dan efisiensi pemanfaatan zat gizi dalam proses metabolisme di dalam jaringan tubuh ternak. Semakin baik kualitas ransum yang dikonsumsi ternak, diikuti dengan pertambahan bobot tubuh maka nilai konversi ransum semakin rendah dan akan semakin efisien ransum yang digunakan (Pond et al., 1995). Card dan Nesheim (1972) menambahkan bahwa konversi ransum dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat efisiensi suatu usaha peternakan. Penambahan tepung kunyit dalam bentuk pakan blok tidak nyata (p>0,05) mempengaruhi konversi ransum (Tabel 3). Nilai konversi ransum pada penelitian menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai konversi ransum untuk kambing pada umumnya sehingga ransum yang 21

PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG SKRIPSI ISNAN HARTANTO

PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG SKRIPSI ISNAN HARTANTO PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT PADA HERBAL MINERAL BLOK (HMB) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH DAN PERFORMA KAMBING KACANG SKRIPSI ISNAN HARTANTO DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging dalam waktu singkat serta dapat mengkonversi ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu kilogram bobot

Lebih terperinci

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Laboratorium Lapang Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor merupakan laboratorium lapang yang terdiri dari empat buah bangunan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Zat Makanan Berdasarkan analisis statistik, konsumsi bahan kering nyata dipengaruhi oleh jenis ransum, tetapi tidak dipengaruhi oleh jenis domba dan interaksi antara kedua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara masyarakat dan dimanfaatkan produksinya sebagai ternak penghasil daging dan sebagai tabungan. Domba memiliki

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak 34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak diekskresikan dalam feses (Tillman, dkk., 1998). Zat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Nutrien Konsumsi pakan merupakan faktor penting untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan maka dapat ditentukan kadar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) SKRIPSI TRI MULYANINGSIH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) PADA RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER, KADAR KOLESTROL, PERSENTASE HATI DAN BURSA FABRISIUS SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi

Lebih terperinci

PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH SERTA RESPON FISIOLOGIS TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIBERI PAKAN SATE DAGING DOMBA

PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH SERTA RESPON FISIOLOGIS TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIBERI PAKAN SATE DAGING DOMBA PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH SERTA RESPON FISIOLOGIS TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIBERI PAKAN SATE DAGING DOMBA SKRIPSI DINI MAHARANI ARUM RIMADIANTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

PROFIL LEMAK DARAH DAN RESPON FISIOLOGIS TIKUS PUTIH YANG DIBERI PAKAN GULAI DAGING DOMBA DENGAN PENAMBAHAN JEROAN SKRIPSI AZIZ BAHAUDIN

PROFIL LEMAK DARAH DAN RESPON FISIOLOGIS TIKUS PUTIH YANG DIBERI PAKAN GULAI DAGING DOMBA DENGAN PENAMBAHAN JEROAN SKRIPSI AZIZ BAHAUDIN PROFIL LEMAK DARAH DAN RESPON FISIOLOGIS TIKUS PUTIH YANG DIBERI PAKAN GULAI DAGING DOMBA DENGAN PENAMBAHAN JEROAN SKRIPSI AZIZ BAHAUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kadar protein tertinggi terdapat pada pakan perlakuan D (udang rebon 45%) yaitu dengan persentase sebesar 39,11%. Kemudian diikuti pakan perlakuan C (udang rebon 30%)

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016. 21 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016. Penelitian dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Pembibitan Ternak Unggul

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biskuit Pakan Biskuit pakan merupakan inovasi bentuk baru produk pengolahan pakan khusus untuk ternak ruminansia. Pembuatan biskuit pakan menggunakan prinsip dasar pembuatan

Lebih terperinci

PROFIL KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA DARAH SERTA RESPON FISIOLOGIS TIKUS YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG SATE DAGING SAPI SKRIPSI ROHMAH RETNO WULANDARI

PROFIL KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA DARAH SERTA RESPON FISIOLOGIS TIKUS YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG SATE DAGING SAPI SKRIPSI ROHMAH RETNO WULANDARI PROFIL KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA DARAH SERTA RESPON FISIOLOGIS TIKUS YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG SATE DAGING SAPI SKRIPSI ROHMAH RETNO WULANDARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Rataan konsumsi rumput, konsentrat

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di Kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Imbangan Hijauan Daun Singkong (Manihot

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015. Kegiatan penelitian ini bertempat di P.T. Naksatra Kejora Peternakan Sapi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5 TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Oryctolagus cuniculus) merupakan keturunan dari kelinci liar Eropa yang berasal dari negara sekitar Laut Mediterania dan dibawa ke Inggris pada awal abad 12 (NRC,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam Pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN SKRIPSI NURMALASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

POPULASI PROTOZOA, BAKTERI DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SECARA IN VITRO

POPULASI PROTOZOA, BAKTERI DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SECARA IN VITRO EVALUASI SUPLEMENTASI EKSTRAK LERAK (Sapindus rarak) TERHADAP POPULASI PROTOZOA, BAKTERI DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SECARA IN VITRO SKRIPSI ARISMA KURNIAWATI DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG GULAI DAGING DOMBA SKRIPSI ETIK PIRANTI APRIRIA

PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG GULAI DAGING DOMBA SKRIPSI ETIK PIRANTI APRIRIA PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG GULAI DAGING DOMBA SKRIPSI ETIK PIRANTI APRIRIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura termasuk dalam sapi lokal Indonesia, yang berasal dari hasil persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura memiliki

Lebih terperinci

METODE. Materi. Metode

METODE. Materi. Metode METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Desa Cibungbulang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 62 hari dari bulan September

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum HASIL DA PEMBAHASA Konsumsi Bahan Kering Ransum 200 mg/kg bobot badan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Hasil yang tidak berbeda antar perlakuan (Tabel 2) mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi kondisi ternak, karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan dapat ditentukan banyaknya zat makanan yang masuk

Lebih terperinci

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus) SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus) SKRIPSI SRINOLA YANDIANA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memiliki komposisi darah kambing

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam broiler adalah bahan pangan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial yang lengkap, lemak, vitamin, dan mineral serta

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan merupakan salah satu komponen dalam budidaya ternak yang berperan penting untuk mencapai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan akan ketersediaan makanan yang memiliki nilai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa Salah satu profil biokimia darah yang berhubungan dengan proses metabolisme energi adalah glukosa. Kadar glukosa merupakan indikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh (Cortunix- cortunix japonica) Puyuh merupakan jenis aves yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhnya relatif kecil, berkaki pendek. Puyuh pertama kali diternakkan di Amerika

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH Oleh: Martina Hutahaean Ningrum Wahyuni Sukaisi Kamis, 15 Desember 2011 Dasar Teori TRIGLISERIDA Gliserida

Lebih terperinci

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK Dian Agustina (dianfapetunhalu@yahoo.co.id) Jurusan Peternakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di era modern ini terutama di daerah perkotaan di Indonesia umumnya mempunyai gaya hidup kurang baik, terutama pada pola makan. Masyarakat perkotaan umumnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi PT. Purwakarta Agrotechnopreneur Centre (PAC), terletak di desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data statistik desa setempat, daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir 11 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir 59,52% populasi domba nasional berada di Jawa Barat (Departemen Pertanian, 2013), sementara konsumsi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 6 bulan. Analisa kualitas susu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Ovis ammon) di Asia Tengah, Urial (Ovis vignei) juga di Asia dan Moufflon (Ovis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Ovis ammon) di Asia Tengah, Urial (Ovis vignei) juga di Asia dan Moufflon (Ovis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Bangsa domba liar yang ada yang telah mengalami domestikasi adalah Angali (Ovis ammon) di Asia Tengah, Urial (Ovis vignei) juga di Asia dan Moufflon (Ovis musimon)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki keunggulan antara lain pemeliharaan yang mudah serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok. Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok. Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok Pisang adalah salah satu tanaman buah yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011) Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Domba

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Domba TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Menurut Blakely dan Bade (1985), domba diklasifiksikan sebagai berikut : Kingdom : Animal Phylum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Artiodactyla Famili : Bovidae Genus : Ovis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu jenis ternak pengahasil daging dan susu yang dapat dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing adalah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Ayam lokal telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

KHARISMA ANINDYA PUTRI H TAMPILAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN DAN KADAR UREA DARAH PADA KAMBING PERAH DARA PERANAKAN ETTAWA AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN SUPLEMENTASI UREA YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh KHARISMA ANINDYA PUTRI H

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar 37 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan diartikan sebagai nutrien yang tidak diekskresikan dalam feses dimana nutrien lainnya diasumsikan diserap oleh

Lebih terperinci