ANALISIS KELAYAKAN KREDIT INVESTASI UNTUK SEKTOR PERHOTELAN PADA BANK BUKOPIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN KREDIT INVESTASI UNTUK SEKTOR PERHOTELAN PADA BANK BUKOPIN"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN KREDIT INVESTASI UNTUK SEKTOR PERHOTELAN PADA BANK BUKOPIN Merina Mayasari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit merupakan sumber utama penghasilan bagi Bank, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Dalam menyalurkan dananya, pihak perbankan atau kreditur memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum pinjaman atau kredit diberikan. Bank terlebih dahulu menganalisis apakah calon debitur tersebut layak atau tidak untuk diberikan kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui oleh Bank dan menganalisis kelayakan kredit investasi pada calon debitur apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit investasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan 5C dapat disimpulkan bahwa calon debitur layak diberikan kredit investasi untuk pengembangan usahanya. Kata Kunci : Analisis kelayakan kredit investasi untuk sektor perhotelan. FEASIBILITY ANALYSIS OF INVESTMENT CREDITS FOR THE HOTELS SECTOR IN THE BANK BUKOPIN ABSTRACT Bank is a business entity which collects funds from the public in the form of savings and channel them to the public in the form of credit and or other forms in order to improve the living standard of the people. Credit is a major source of income for banks, as well as the largest source of risk business operations. Most of the operational funds of commercial banks in the form of credits played. In distributing the funds, the bank or lender has specific requirements that must be met before the loan or credit granted. Bank first analyze whether the debtor is feasible or not to be given credit. This study aims to determine the loan application process until the loan is approved by the Bank and analyzing investment credit worthiness of borrowers whether it is appropriate or not for a given investment credit. The analytical tool used in this study using the 5C Character, Capacity, Capital, Collateral, and Conditions of Economy. Based on the analysis using the 5C it can be concluded that the prospective borrower is given credit worthy investments for their business development. Keyword : feasibility analysis of investment credits for the hotels sector

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam fungsinya sebagai perantara keuangan terdapat hubungan antara bank dan nasabahnya, yang didasarkan pada dua unsur, yaitu hukum dan kepercayaan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisasi dana dari masyarakat untuk ditempatkan di banknya dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit serta jasa-jasa perbankan lainnya. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Oleh karena tujuan utama didirikannya suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu dilakukan pengelolaan perbankan secara profesional terutama dalam sektor perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara profesional diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas bank, karena tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja perbankan yang tinggi pula. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses kredit pada Bank Bukopin dari permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui? 2. Bagaimanakah analisa kelayakan kredit investasi yang dilakukan pada Bank Bukopin? Batasan Masalah Dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah mengenai analisa kelayakan kredit investasi dengan analisa 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy pada PT. Sukses Pratama Hotelindo yaitu Hotel Value. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses kredit pada Bank Bukopin dari permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui. 2. Untuk menganalisa kelayakan kredit investasi yang dilakukan pada Bank Bukopin. LANDASAN TEORI Pengertian Bank Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Kasmir, 2006 : 3) Jenis-jenis bank dilihat dari fungsinya adalah sebagai berikut ( Gatot Supramono, 2009 : 13) :

3 1. Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu. Pengertian Kredit Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut credere, artinya kepercayaan pihak bank (kreditur) kepada nasabah (debitur), di mana bank percaya nasabah akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan juga bahwa debitur memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk mempergunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut ( Hasibuan, 2008 : 87) Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh si peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Tujuan Kredit Adapun tujuan utama dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008 :100) : 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha nasabah Yaitu membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah sebagai berikut : penerimaaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh dari nasabah. membuka kesempatan kerja, dalam hal ini kredit dalam pembangunan. usaha baru atau perluasan usaha yang nantinya akan membutuhkan tenaga kerja baru. meningkatkan jumlah barang dan jasa. Prinsip Prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C. Dalam melakukan analisis dalam pemberian kredit ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain (Kasmir, 2006 : 117) :

4 Analisis kredit berdasarkan prinsip 5C Dalam metode 5 C ini terdiri atas 5 bagian yaitu : a. Character Merupakan analisis untuk mengetahui sifat atau watak seorang nasabah pemohon kredit, apakah memiliki watak atau sifat yang bertanggung jawab terhadap kredit yang diambilnya. Watak atau sifat ini dapat dilihat dari latarbelakang nasabah melalui pengamatan, pengalaman dan riwayat hidup. b. Capacity Merupakan analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari hal ini terlihat kemampuan nasabah dalam megelola bisnis. kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya,sehingga dapat terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak,dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja yang ada sekarang ini sedang dijalankan. d. Collateral Merupakan analisis terhadap jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diajukan. Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan terhadap kredit yang dibiayai. e. Condition Merupakan analisis untuk menilai kondisi umum saat ini dan yang akan datang, kondisi yang akan dinilai terutama kondisi saat ini, apakah layak untuk membiayai kredit sektor tertentu. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti adalah calon debitur Bank Bukopin. Dalam penelitian ini penulis menggunakan objek penelitian yaitu PT. Sukses Pratama Hotelindo. Data penelitian Data penelitian yang digunakan adalah dokumen perusahaan, laporan keuangan dalam 2 periode yaitu tahun 2010 dan 2011 serta informasi- informasi mengenai PT. Sukses Pratama Hotelindo. Metode Pengumpulan Data Pada penulisan ini menggunakan metode penelitian, yaitu studi pustaka atau disebut juga dengan riset kepustakaan (library research). Dalam pengumpulan data penelitian ini lebih memperkuat teori yang akan digunakan. maka dilakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan menelaah literatur-literatur, sumber- sumber bacaan dan jurnal jurnal yang relevan dengan topik yang telah dipilih. Selain itu dilakukan Wawancara yaitu teknik tanya jawab untuk mencari informasi dari sumber yang bersangkutan, dalam hal ini melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang akan diteliti.

5 Sumber data dalam penelitian ini adalah data Sekunder yaitu data yang didapat secara langsung dari Bank Bukopin, berupa dokumen dokumen, laporan keuangan. Alat Analisis yang Digunakan Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis kelayakan dalam keputusan pemberian kredit pada Bank Bukopin adalah dengan menggunakan analisis 5C yaitu : a. Character yaitu analisis mengenai kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan Bank Checking terhadap calon debitur. b. Capacity yaitu merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Dalam penelitian ini penilaian terhadap capacity calon debitur yaitu dengan menggunakan proyeksi cashflow. Analisis ini diaplikasikan dengan menggunakan perkiraan terhadap aliran dana masuk dan aliran dana keluar calon debitur sampai dengan melunasi pinjaman kreditnya terhadap pihak Bank. c. Capital yaitu kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis Neraca, Laporan Laba Rugi, struktur permodalan dan rasio keuangan. analisis rasio keuangan yang digunakan yaitu analisis Likuiditas, analisis Solvabilitas, dan analisis Profitabilitas. a. Rasio Likuiditas 1. Rasio lancar (current ratio) Current ratio = Akitva lancar Utang lancar 2. Rasio cepat (quick ratio) Quick ratio = aktiva lancar - persediaan Hutang lancar b. Rasio Solvabilitas 1. Debt to total assets ratio = Total kewajiban X 100 Total aktiva 2. Debt to Equity Ratio = Total kewajiban x 100 Modal sendiri c. Rasio Profitabilitas 1. Net Profit margin = Laba bersih X 100 Penjualan bersih

6 2 Return on equity (ROE) = Laba bersih Modal sendiri 3. Return on assets (ROA) = Laba bersih Total aktiva d. Collateral yaitu jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Maka jaminan mengcover untuk fasilitas yang diberikan. e. Condition of Economy, yaitu kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan usaha calon debitur, sesuai dengan kebijakan manajemen Bank pada kondisi saat itu. PEMBAHASAN Tujuan Permohonan Kredit Tujuan permohonan kredit investasi calon debitur untuk pembangunan Value Hotel Makassar oleh PT. Sukses Pratama Hotelindo yang bertempat di Jalan Pandang Raya Panakkukang Makassar. Proses Persetujuan Kredit Pada Bank Bukopin

7 Proses Permohonan Kredit Disetujui Keterangan : 1. Berkas Masuk ke Account Officer (AO) Diantaranya : a. Surat Permohonan kredit dari calon debitur yang minimal berisi jumlah kredit yang dibutuhkan oleh debitur, jangka waktu kredit dan sumber pengembalian kredit. b. Dokumen Legalitas calon debitur yang meliputi Anggaran Dasar perusahaan / yayasan ( Akte pendirian dan Akte perubahan sampai dengan perubahan terakhir ), copy KTP pengurus ( Direksi dan Komisaris ). c. Copy Ijin-ijin usaha (Dari Departemen pariwisata), NPWP, Keterangan Domisili d. Copy Sertifikat yang akan dijaminkan, IMB & PBB e. Copy Laporan Keuangan 2 tahun terakhir dan Copy Rekening Koran. 2. Berkas yang masuk diberikan kepada service assistant untuk di register,lalu berkas diserahkan kepada AO kembali. 3. AO membuat proposal kredit,lalu menyerahkan kepada kredit support 4. Kredit Support membuat : a. Analisa Yuridis, yaitu analisa mengenai legalitas badan hukum beserta pengurus pengurusnya, perizinan usaha dan legalitas jaminan kredit. Analisa ini dilakukan oleh Bagian Legal, hasil analisa yuridis ini berupa laporan opini/ analisa yuridis. b. Analisa Bank Checking, yaitu analisa mengenai kondisi kredit calon debitur pada Bank lain yang dilakukan melalui Bank Indonesia ( BI ) secara online dengan menggunakan nomor NPWP anggaran dasar,dan KTP calon debitur. Hasil checking ini berupa data tentang kondisi kredit calon debitur pada Bank lain (Apabila calon debitur mempunyai kredit pada Bank lain). c. Analisa Jaminan kredit, yaitu analisa mengenai kebenaran jaminan kredit, marketability jaminan, dan nilai dari jaminan kredit. Analisa ini dilakukan

8 oleh Bagian Credit Investigation, hasil analisa ini berupa laporan hasil taksasi jaminan. 5. Kemudian Berkas diserahkan kepada AO kembali untuk di evaluasi hasil analisa ekonomi dan yuridis. Analisa Ekonomis ( kelayakan kredit ), yaitu analisa mengenai kelayakan kredit yang merupakan kesimpulan dari analisa yuridis, analisa Jaminan Kredit,, analisa Bank Checking, analisa kebutuhan dana dan analisa Repayment Capacity dalam bentuk Cashlow Projection analysis yang terangkum di dalam proposal kredit. Analisa ini dilakukan oleh Account Officer ( AO ). 6. Sekretaris komite kredit meregister memorandum kredit komite dan membuat surat undangan untuk anggota komite kredit. 7. Rapat Komite Kredit, yaitu rapat untuk membahas kelayakan pemberian kredit. Pada rapat ini AO mempresentasikan hasil analisanya yang tertuang dalam proposal kredit untuk meyakinkan anggota kredit komite yang minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan dua anggota kredit komite yang mempunyai kewenangan untuk menyetujui atau menolak suatu proposal kredit. 8. Apabila disetujui oleh Komite Kredit maka Account Officer akan membuat Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ). Apabila ditolak AO membuat surat penolakan. 9. Apabila kredit diterima SPPK diserahkan kepada Kredit support untuk disiapkan dokumen untuk pengikatan kredit. 10. Pengikatan Kredit, yaitu proses penandatanganan perjanjian kredit, perjanjian pengikatan jaminan, dan perjanjian lainnya yang dibutuhkan antara pihak Bank dengan pihak calon debitur di hadapan Notaris. 11.Memeriksa kembali kebenaran dokumen untuk dropping kemudia membubuhkan fiat dropping. 12. Informasikan rencana dropping kepada treasury lalu fiat memorandum komite kredit. 13. Menyerahkan memorandum komite kredit kepada administrasi kredit. 14. Menyimpan dokumen pengikatan kredit dan jaminan di dalam voult dan memasukkan data fasilitas kredit kedalam rekening debitur/ Dropping kredit. Analisis Kelayakan Kredit Investasi Character Character yaitu analisis mengenai kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon debitur ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay. Dalam analisis ini Character dinilai dengan melakukan Bank Checking ke Bank Indonesia secara online dan berdasarkan dari Sejarah seluruh fasilitas (Bank Checking) dapat diketahui, bahwa pemilik Group Sulawesi tersebut selalu berada dalam Collectability Lancar mulai dari awal menerima kredit hingga saat ini (termasuk kredit yang telah lunas). Capacity Capacity merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha nya, sejarah Perusahaanyang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar kewajibannya. Pada prakteknya capacity dinilai dari proyeksi cashflow sampai dengan

9 pinjaman debitur lunas. Dari data yang diperoleh dapat disajikan proyeksi cashflow PT.Sukses Pratama Hotelindo ( Hotel Value) pada Tabel berikut ini : Proyeksi Cashflow Hotel Value tahun Dari Proyeksi cashflow pada Tabel dapat dilihat bahwa PT.SPH mampu untuk membayar kewajibannya kepada Bank Bukopin dengan hasil akhir yang positif. Capital Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, dan rasio-rasio keuntungan yang diperoleh. Dari kondisi tersebut dapat dinilai apakah calon debitur layak diberikan kredit, dan berapa besar plafon kredit yang layak diberikan. Pada prakteknya penilaian capital diaplikasikan dengan jumlah modal sendiri yang dimiliki untuk kebutuhan investasi, Ketentuan untuk penilaian capital yaitu nasabah harus memiliki modal sendiri senilai minimal 20 % dari total kebutuhan dana investasi sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) yang dibuat oleh kontraktor berikut ini adalah : Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) PT. Sukses Pratama Hotelindo : Pekerjaan Persiapan Rp Pekerjaan Struktur Rp Pekerjaan Arsitektur Rp Pekerjaan Electrical Arus Kuat (listrik) Rp Pekerjaan Mechanical (Pipa padat & cair) Rp Pekerjaan Instalasi Air Conditioning (AC) Rp Pekerjaan Instalasi Fire Alarm Rp Pekerjaan Instalasi Sound system & Pabx Rp Pekerjaan Instalasi Matv Rp Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir Rp Pekerjaan site development Rp Fixture,Furniture and kitchen Rp

10 TOTAL Rp Self Financing (35%) Rp Pembiayaan Oleh Bank Rp Analisis Keuangan berdasarkan Rasio Keuangan Likiuditas, Solvabilitas, dan profitabilitas adalah sebagai berikut : Rasio Likiuditas 1. Current Ratio = Aktiva Lancar Utang lancar 2. Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan Utang lancar Berdasarkan Analisa Keuangan yaitu Rasio Likuiditas Current Ratio dan Quick Ratio adalah tidak terhingga karena tidak adanya hutang lancar, bila dilihat dari posisi likuiditas perusahaan saat ini dalam keadaaan yang sangat liquid. Rasio Solvabilitas 1. Debt to total assets = Total kewajiban X 100 Total aktiva Tahun 2010 = X 100 = 28,9% Tahun 2011 = X = 22,5% 2. Debt to Equity Ratio = Total kewajiban x 100 Modal sendiri Tahun 2010 = x = 40,8 % Tahun 2011 = x = 29 % Solvabilitas menunjukkan penurunan ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Debt to total assets yaitu pada tahun 2010 adalah 28,9% menjadi 22,5% pada tahun 2011, dan Debt to Equity Ratio pada tahun ,8% menjadi 29% pada tahun 2011.Penurunan ini dikarenakan kenaikan dari Equity. Dengan terjadi penurunan,solvabilitas debitur bisa dikatakan kondisi perusahaan solvabel.

11 Rasio Profitabilitas 1. Profit margin = Laba bersih x 100 Penjualan bersih Tahun 2010 = X = 30,59% Tahun 2011 = X = 30,58 % 2. Return on equity (ROE) = Laba bersih x 100 Total modal sendiri Tahun 2010 = = 48,2% Tahun 2011 = = 39,9 % 3. Return on Assets (ROA) = Laba Bersih Total Aktiva Tahun 2010 = = 34,2 % Tahun 2011 = = 30,9% Profitabilitas mengalami penurunan pada Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets dari tahun 2010 ke 2011,Namun secara nominal profit nya mengalami Peningkatan. Untuk itu bisa dikatakan selama 2 tahun terakhir calon debitur berada pada kondisi profitabilitas yang cukup baik. Collateral Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan. Jaminan yang diberikan calon debitur kepada pihak bank yaitu berupa 2 sertifikat tanah seluas M 2. - SHM No /Pandang Luas 75 M 2 - SHGB No /Pandang Luas 956 M 2

12 Nilai taksasi bangunan dan tanah seluas 1,031 M 2 sebagai berikut : Nilai tanah ( M Rp ,- ) Rp Nilai bangunan (80% dari RAB ) Rp Nilai pasar Rp Ratio Kredit dengan jaminan 1 : 1,51( berdasarkan nilai pasar ) Nilai Likuidasi (80% dari nilai tanah) Rp Nilai bangunan (80% dari RAB ) Rp Rp Ratio Kredit dengan jaminan 1 : 1,46 (berdasarkan nilai likuidasi) Condition of Economy Pembiayaan yang diberikan perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur. Pada prakteknya penilaian condition economy didasarkan kepada kebijakan Bank dalam membiayai sektor perhotelan dalam hal ini kebijakan Bank memperbolehkan untuk membiayai sektor perhotelan. Prospek dalam bidang perhotelan pada tahun 2012 sangat positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang semakin membaik,serta arus kunjungan wisatawan yang juga terus meningkat, sehingga perhotelan akan menjadi salah satu industri yang cukup pesat pertumbuhannya dimasa yang akan datang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan analisa untuk kelayakan kredit investasi pada PT. Sukses Pratama Hotelindo maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses permohonan kredit Bukopin adalah sebagai berikut : a. Proses pengumpulan dokumen / Berkas oleh AO b. Proses analisa kredit investasi, meliputi : 1. Analisa Yuridis 2. Analisa Jaminan Kredit 3. Analisa Bank Checking 4. Analisa Ekonomis c. Rapat Komite Kredit d. Penerbitan Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ) apabila kredit disetujui atau surat penolakan kredit apabila usulan kredit ditolak. e. Pengikatan kredit f. Pencairan kredit/ Dropping kredit 2. Dari hasil analisa kredit investasi terhadap PT.Sukses Pratama Hotelindo seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PT.SPH layak untuk diberikan kredit investasi sebesar Rp sesuai dengan analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan metode 5C adalah sebagai berikut: a. Character Berdasarkan Bank Checking yang dilakukan calon debitur tidak pernah memiliki pinjaman pada Bank lain dan layak dberikan kredit.

13 Saran yaitu : b. Capacity Berdasarkan analisa proyeksi cashflow, bahwa calon debitur mempunyai cashflow yang cukup baik dan mampu memenuhi kewajibanya kepada Bank Bukopin dan menghassilkan NPV yang positif sehingga memenuhi kriteria layak untuk diberikan kredit investasi oleh pihak bank. c. Capital, Berdasarkan analisa menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas calon debitur berada dalam posisi yang cukup liquit dan solvabel serta serta peningkatan Laba secara nominal Selama 2 tahun terakhir calon debitur berada dalam kondisi profitabilitas yang cukup baik. d. Collateral, Berdasarkan analisa jaminan kredit calon debitur mempunyai nilai jaminan yang baik yaitu 1 : 1,51 ( nilai pasar) dan 1 : 1,46 dengan( nilai likuidasi), jaminan tersebut sudah cukup untuk mengcover pinjaman kredit jika terjadi kredit macet. e. Condition of Economy, Pada tahun 2012 kebijakan pada Bank Bukopin tidak ada larangan untuk membiayai kredit dalam sektor perhotelan sehingga layak untuk diberikan kredit. Berdasarkan Hasil analisis dengan menggunakan metode 5C maka PT.SPH layak untuk diberikan pinjaman kredit oleh pihak Bank Bukopin. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya penulis menyarankan 1. Sebaiknya Bank menambahkan perhitungan NPV dalam menganalisis kelayakan kredit 2. Sebaiknya Bank menggunakan Feasability Study (FS) dari Perusahaan Independent 3. Sebaiknya Bank Bukopin melakukan analisa Trade Checking tidak hanya Bank Checking perusahaan saja, karena apabila perusahaan tersebut belum pernah meminjam kredit pada bank lain atau perusahaan baru maka bank tidak memperoleh informasi mengenai karakter calon debitur. Tetapi Bank checking terhadap pengurusnya juga. Jika hasil dari Trade Checking menunjukkan hasil yang tidak baik maka sebaiknya proses kredit dihentikan. DAFTAR PUSTAKA Dendawijaya, Lukma Manajemen Perbankan, edisi kedua, Ghalia Indonesia, Bogor. Hasibuan,Malayu Dasar Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta. Jusuf, Jopie Analisis Kredit untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kasmir Dasar Dasar Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Manajemen Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada. Jakarta. Prawoto, Dwi Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM, Yogyakarta.

14 Sigit, Triandaru dan Totok Budisantoso Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Salemba Empat, Jakarta. Suhardjono, Indra Bastian Akuntansi Perbankan. Liberty. Jogyakarta. Siamat, Dahlan Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta. Universitas Supramono, Gatot Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta : Rineka Cipta Sutarno Aspek Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Bandung.

Feasibility Analysis of Investment Credits for the Education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni Thamrin) Zulfa

Feasibility Analysis of Investment Credits for the Education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni Thamrin) Zulfa Feasibility Analysis of Investment Credits for the education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni Thamrin) Zulfahmi Sangunratu Undergraduate Program, Faculty of Economics

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR ( Studi Kasus Calon Debitur Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta) Agriando 22209826 LATAR BELAKANG Kepercayaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA

KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA PRAMITHA DIKA SAPUTRI, 27210039 FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS GUNADARMA KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Sulaiman Hafid STIM Yapim Maros email: sulaiman.hafid@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Bank Artha Graha Cabang Kopo Bandung mengenai analisis kinerja perusahaan dalam menunjang efektivitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KREDIT YANG EFEKTIF UNTUK MENURUNKAN NPL (NON PERFORMING LOAN) DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS (Studi Pada BPR Agro Cipta Adiguna Pare)

KEBIJAKAN KREDIT YANG EFEKTIF UNTUK MENURUNKAN NPL (NON PERFORMING LOAN) DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS (Studi Pada BPR Agro Cipta Adiguna Pare) KEBIJAKAN KREDIT YANG EFEKTIF UNTUK MENURUNKAN NPL (NON PERFORMING LOAN) DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS (Studi Pada BPR Agro Cipta Adiguna Pare) Adelia Yuhana Puspasari Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT A. Pengertian dan Tujuan Kredit Kredit merupakan salah satu bidang usaha utama dalam kegiatan perbankan. Karena itu kelancaran kredit selalu berpengaruh terhadap kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini. 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT (Studi pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Kota Malang Periode 2009-2011) Femia Yuni Pratiwi Darminto

Lebih terperinci

PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK

PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK PERANAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK Meryna Dwi Cahyaningtyas, Kusni Hidayati, Nova Retnowati Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank dan resiko perkreditan, menyebabkan pihak manajemen Bank perlu menerapkan suatu pengendalian yang memadai. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 1 Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur aji@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank menghimpun dana dan menyalurkannya ke masyarakat. Pada usaha perbankan, potensi

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CHRISTA JAYA PERDANA DI KOTA KUPANG TAHUN 2012-2014 Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Enterprise (Enterprise Theory) Menurut Sofyan Safri (2007:73), sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio) BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh dari Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya 1. Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Hasibuan (87: 2008) kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah menetapkan beberapa prioritas, antara lain adalah dengan memberikan akses yang luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kondisi persaingan bisnis dalam keadaan yang tidak menentu ditambah dengan krisis perekonomian, membuat setiap perusahaan dituntut untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

Wenda Purnama Sari Program Studi Akuntansi, Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam, 29461, Indonesia

Wenda Purnama Sari Program Studi Akuntansi, Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam, 29461, Indonesia Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 161-166 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Analisis Laaporan Keuangan Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Jaminan Adapun landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jaminan ialah tanggungan atas pinjaman yang diterima.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Produk Bank 2.1.1 Pengertian Bank Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha bank tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha bank tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap BAB II LANDASAN TEORI Mengingat kegiatan usaha bank banyak melibatkan masyarakat luas, dan kegiatan usaha bank tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian baik dalam arti positif

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH 66 BAB IV ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH A. Analisis Standard Operational Procedure (SOP) Pembiayaan Griya ib Hasanah di PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya Bank Syariah

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN PADA PD. BPR ROKAN HULU

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN PADA PD. BPR ROKAN HULU PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN PADA PD. BPR ROKAN HULU Sumiati Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian, Riau. Indonesia. Sumiati35@gmail.com ABSTRAK Dunia perbankan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

nasabah (debitur), di mana bank percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

nasabah (debitur), di mana bank percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut credere yang artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), di mana bank percaya bahwa nasabah pasti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG BAB IV PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG A. Pengertian Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ib pada Bank BRISyariah Kantor Cabang Padang 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini berada dalam masa transisi menuju perdagangan bebas yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN dan Asia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakatdalam bentuk kredit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakatdalam bentuk kredit dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakatdalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Judul Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT B. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Griya Menurut Ibuk Silvany selaku Area Consumer Banking Manager, prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP EFEKTIFITAS PENILAIAN PERMOHONAN KREDIT PERBANKAN. Eka Dyah Setyaningsih

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP EFEKTIFITAS PENILAIAN PERMOHONAN KREDIT PERBANKAN. Eka Dyah Setyaningsih ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP EFEKTIFITAS PENILAIAN PERMOHONAN KREDIT PERBANKAN Eka Dyah Setyaningsih Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika Jln. Kramat 168, Salemba, Jakarta Pusat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapainya, secara umum tujuan dari didirikannya perusahaan adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG Ismiyati miec4n@gmail.com Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo Intan Puspitasari,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, membawa dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2007 hingga 2010 proporsi jumlah bank gagal dari jumlah bank yang ditetapkan dalam pengawasan khusus cenderung meningkat sesuai dengan Laporan Tahunan Lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN UNTUK KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN UNTUK KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN UNTUK KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA Sastro Herbeth Simamora Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Bagi bank umum,

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,

Lebih terperinci