BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut beberapa ahli antara lain menurut Rukmana & Suryana (2006:10) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengamatan dan latihan, perubahan dari hasil belajar dapat di timbulkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan serta kemampuan. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan, interaksi ini biasanya berlangsung secara sengaja. Menurut witherington (dalam Sukiyadi, dkk, 2006:129) belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman. Pendapat lain menurut Gagne (dalam Sapriati, dkk, 2008:148) belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan, 8

2 9 proses perubahan dari belajar dapat di timbulkan dari berbagai bentuk misalnya berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan serta kemampuan. b. Pengertian Hasil Belajar Menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2015:20-21), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi, dan keterampilan, merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa hal-hal berikut: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik, kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan. 2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai, sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Selain itu, menurut Lindgren (dalam Thobroni, 2015:22), hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap, Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah

3 10 perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Bloom menyatakan (dalam Sukiyadi, dkk, 2006:137) tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan 6 tingkatan yaitu (1) pengetahuan (2) pemahaman (3) pengertian (4) aplikasi (5) analisa (6) Sintesa (7) Evaluasi. c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar diri pelajar yang tergolong faktor internal adalah : 1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya 2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan yang meliputi : a) Faktor intelektual terdiri atas (1) Faktor potensial yaitu intelegensi dan bakat. (2) Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi. b) Faktor non intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebisaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya. c) faktor kematangan fisik maupun psiki. 3) Yang tergolong faktor eksternal adalah a) Faktor sosial yang terdiri atas b) Faktor lingkungan keluarga c) Faktor lingkungan sekolah d) Faktor lingkungan masyarakat e) Faktor kelompok 4) Faktor budaya seperti, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.

4 11 5) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya 6) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalm mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang, karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, intelegensi dan kecemasan (Sukiyadi, dkk, 2006: 137). 2. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar a. Pengertian IPA Pengertian IPA menurut beberapa ahli antara lain menurut (Wisudawati & Sulistyowati, 2014:22) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya. Sedangkan menurut Sukarno (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014:23), dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. Menurut Trianto (2010:137) IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah dan sikap ilmiah, IPA dipandang pula sebagai proses, produk, dan prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai prosuk diartikan sebagai proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam

5 12 sekolah maupun diluar sekolah. Dan sebagai prosedur diartikan pula suatu cara yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah. Berdasarkan pendapat di atas IPA dapat diartikan ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibat. b. Tujuan Pembelajaran IPA Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, memiliki tujuan yang harus dicapai oleh pelaksana proses belajar mengajar bidang studi tersebut secara keseluruhan. Menurut Trianto (2010:142) tujuan pendidikan IPA di sekolah yaitu : 1. memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap. 2. Menanam sikap hidup ilmiah 3. Memberi keterampilan untuk melakukan pengamatan 4. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuan penemunya 5. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan Menurur E Mulyasa (dalam Adideswati, 2015:20) tujuan pembelajaran IPA di SD/MI agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya 2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

6 13 3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam 6. meningkatkan kesadaran menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. memperoleh bakal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar untuk mengajarkan siswa tentang bagaimana dunia tempat hidup dan bersikap, baik menjaga, memelihara, dan menggunakannya dengan menerapkan metode ilmiah yang dipelajari untuk memecahkan permasalahan, selain itu dalam mempelajari IPA bertujuan agar memperoleh bakal pengetahuan, konsep dan keterampilan sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan. c. Teori Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Piaget menyatakan (dalam Sapriati, dkk, 2008:14) suatu teori bahwa cara berfikir seseorang berkembang secara bertahap atau ada beberapa periode. Lebih lanjut beliau beranggapan bahwa seorang anak bukanlah seperti tabung menanti untuk diisi dengan pengetahuan, melainkan secara aktif anak akan membangun pengetahuan tentang dunia dan isinya melalui keterlibatannya atau hubungan dengannya. Pada periode perkembangan yang berbeda, anak-anak mempunyai

7 14 kemampuan berinteraksi yang berbeda dan akhirnya memiliki pengetahuan yang berbeda pula. Selain itu Piaget beranggapan bahwa sejak bayi lahir telah mempunyai sistem yang secara terus menerus mencari dan memberi tanggapan terhadap suatu rangsangan dan dengan melakukan hal tersebut secara terus menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan kemampuan. Sistem tersebut pada mulanya terbatas pada kebiasaan yang memerlukan tanggapan yang mudah seperti menghisap dan menangkap. Tetapi secara terus menerus kebiasaan-kebiasaan ini akan berkembang menjadi lebih kompleks lebih terkoordinasi dan lebih mempunyai tujuan Proses yang menyebabkan terjadinya hal tersebut di kenal sebagai adaptasi (Sapriati, dkk, 2008:14). Adaptasi menurut Piaget bisa terjadi apabila melalui dua proses penting yang disebut sebagai proses asimilasi dan akomodasi. Proses asimiliasi meliputi membuat tanggapan terhadap hal-hal yang sudah diperoleh sedangkan akomodasi adalah modifikasi atau penyesuaian dari suatu tanggapan. Dengan kata lain mengasimilasi adalah memberi tanggapan berdasarkan informasi atau pengetahuan yang telah ada yang sering mengabaikan beberapa aspek dari keadaan dengan tujuan untuk memberikan konfirmasi kepada aspek-aspek system mental anak. Sedangkan mengakomodasi adalah memberikan tanggapan kepada karakteristik atau gejala yang berasal dari luar, sebagai

8 15 akibatnya akan terjadi perubahan-perubahan pada sistem mental anak (Sapriati, dkk, 2008:15). Seperti dikatakan diatas, perkembangan mental atau kognisi anak terdiri dari beberapa tahapan, ada empat tahapan perkembangan mental anak secara berurutan, setiap tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu pula. Tahap pertama disebut sebagai sensory-motor, untuk anak yang baru lahir hinga kira-kira anak berusia 18 bulan sampai dua tahun. Tahap kedua adalah tahap pre-operasional, untuk anak yang berusia dari dua tahun hingga tujuh tahun. Tahap selanjutnya adalah tahap operasional yang terbagi menjadi tahap konkret operasional dan formal operasional, konkret operasional berawal dari anak berusia tujuh tahun hingga sebelas tahun. Tahapan terakhir adalah formal operasional yang berawal dari anak berusia 11 tahun.(sapriati, dkk, 2008:15) Berdasarkan pendapat diatas dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dikelas menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai faktor yang utama, hal ini sering di sebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak (child center). Hal ini sejalan dengan model pembelajaran Snowball Throwing yaitu proses pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa, dimana siswa yang membuat pertanyaan dikertas dan membentuk seperti bola, dan dilemparkan kepada siswa lainnya, siswa yang mendapat bola tersebut dia yang menjawab pertanyaan

9 16 3. Hakikat Siswa SD a. Karakteristik Siswa SD Dalam memahami siswa, para guru atau pendidikan perlu di lengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum siswa, menurut Saleh (dalam Juarsih, 2014:14) siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Siswa dalam keadaan sedang berdaya untuk menggunakan kemampuan, kemauan 2) Mempunyai keinginan untuk berkembang kearah dewasa 3) Siswa mempunyai latar belakang yang berbeda 4) Siswa melakukan penjajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-potensi dasar yang di milikinya Menurut Tirtarahadja (dalam Juarsih, 2014:15) menyatak an bahwa ciri siswa: a) siswa mempunyai potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan makhluk yang unik b) siswa sedang berkembang, yakni mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar, baik ditujukan secara diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungan c) siswa membutuhkan bimbingan dan perlakuan manusiawi, yakni sepanjang siswa belum dewasa, iya membutuhkan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa sesuai dengan tingkat perkembangan siswa agar bimbingan tersebut mencapai hasil yang optimal d) siswa memiliki kemampuan untuk mandiri, yakni siswa dalam perkembangannya untuk berkembang kearah kedewasaannya b. Karakteristik Siswa Kelas Iv Sd 1. Karakteristik Fisik : a) Otot kaki dan lengan lebih berkembang b) anak-anak menjadi sadar akan keadaan jasmaninya c) laki-laki suka pertandingan kasar dank eras d) pertumbuhan tinggi dan berat tidak cepat lagi e) kekuatan otot-otot tidak selalu sejalan

10 17 dengan pertumbuhannya f) lebih terlihat akan perbedaan jenis kelamin g) keadaan jasmani terlihat kuat h) pertumbuhan kaki lebih cepat di banding tubuh bagian atas i) terlihat perbedaan nyata antara laki-laki dan perempuan 2. Karakteristik Mental a. Gemar bermain menggunakan bola b. Lebih berminat pada olahraga beregu c. Jiwa kepahlawanannya besar d. Konsentrasi terus bertambah e. Bangga akan prestasi yang di raih 3. Karakteristik Sosial-Emosional a. tidak stabil, mulai timbul rasa takju. b. Perempuan menaruh minat pada laki-laki c. anak dewasa dapat mempengaruhi d. biasa berontak e. berapresiasi terhadap penghargaan 4. Model Pembelajaran Snowball Throwing a. Pengertian Model Pembelajaran Joice & Weil (dalam Sukiyadi, dkk, 2006:198) Menyatakan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pelajaran dikelas atau yang lain. Sedangkan menurut Taufik (2009:1) model pembelajaran dapat di artikan sebagai suatu pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, merancang dan menyampaikan

11 18 materi, mengorganisasikan peserta didik, dan memilih media dan metode dalam suatu kondisi pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum dalam menyampaikan sesuatu pada peserta didik dengan memilih media dan metode dalam suatu kondisi Snowball Throwing, pembelajaran. b. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan diselembar kertas yang dibentuk yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan ) lalu dilempar kesiswa lain, siswa yang mendapat lemparan kertas harus menjawab pertanyaan dalam kertas yang diperoleh. Strategi pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman satu kelompoknya.(huda, 2013:226). Sedangkan Kurniasih (2015:77) menyatakan Snowball Throwing merupakan model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok, pada prinsipnya, model ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.

12 19 c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut pendapat Huda (2013:227) langkah -langkah model pembelajaran snowball throwing adalah sebagai berikut : 1)Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, 3) Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman sekelompoknya, 4) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, 5) Siswa membentuk kertas tersebut seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama 15 menit, 6) Setelah siswa mendapat satu bola, ia diberi satu kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian, 7) Guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran Menurut Taufik (2009 :82) langkah-langkah model pembelajaran snowball throwing adalah sebagai berikut : 1)Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang di sampaikan oleh guru kepada temannya, 4) Kemudian masing-masing peserta didik di berikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi ynag sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama kurang lebih 5 menit, 6) Setelah peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan di berikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, 7) Guru memberikan kesimpulan, 8) Evaluasi, 9) Penutup Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran snowball throwing diatas maka langkah-langkah yang digunakan langkah-langkah

13 20 menurut teori Huda alasannya karena dalam teori ini langkah-langkah model pembelajaran snowball throwing cocok dengan kondisi siswa ditempat penelitian. d. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing Kelebihan model pembelajaran snowball throwing menurut teori Huda (2013) 1) Untuk melatih kesiapan siswa 2) Siswa saling memberikan pengetahuan Disamping kelebihan terdapat beberapa kekurangan antara lain 1) pengetahuan yang diberikan tidak terlalu luas dan hanya berkisar pada apa yang telah diketahui siswa 2) model ini berpotensi mengacaukan suasana dari pada mengektifkannya. B. Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang di lakukan oleh sartika (2012) yang berjudul upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe snowball throwing pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negri 147 palembang Hasil penelitiannya menyatakan siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 71,57% dan ketuntasan hasil belajar sebesar 81,57%. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 77,10 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 89,47%.

14 21 2. Penelitian yang dilakukan oleh linovia (2011) yang berjudul penerapan model pembelajaran snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bilangan romawi pada siswa kelas IV MI Mafatihul ulum baksono ngunut tulungagung Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pada siklus I nilai rata-rata siswa hanya mencapai 64,00 dengan presentase ketuntasan 60% dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 84,50 dengan presentase ketuntasan 90%. Berdasarkan dua penelitian diatas memiliki relefansi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni dalam hal penerapan model pembelajaran Snowball Throwing. Adapun yang membedakannya yaitu dalam hal subjek penelitian, mata pelajaran, kelas tujuan, dan hasilnya C. Kerangka Teoritis Kerangka teori merupakan kerangka berfikir peneliti tentang pelaksanaan penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Kerangka berfikir penelitian ini di awalidengan adanya kondisi factual yakni ditemui permasalahan pada siswa kelas IV SD yaitu pemahaman siswa dalam materi perubahan lingkungan. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan suatu tindakan yang berupa penerapam model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan Selanjutnya peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan kemudian melihat hasilnya. Untuk melihat lebih jelasnya dapat di gambarkan alur berfikir yaitu

15 22 Model pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran IPA Hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan meningkat Materi perubahan lingkungan di kelas IV Proses pembelajaran perubahan lingkungan menggunakan model pembelajaran snowball throwing Langkah-langkah pembelajaran perubahan lingkungan menggunakan model pembelajaran snowball throwing 1. Menyampaikan materi 2. Membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua untuk memberikan penjelasan tentang materi 3. Ketua kelomok menjelaskan materi kepada anggota kelompok 4. Siswa menuliskan satu buah pertanyaan tentang materi yang dijelaskan ketua kelompok di dalam kertas kosong 5. Siswa membentuk kertas seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain 6. Siswa yang mendapat satu bola dia yang menjawab pertanyaan 7. Evaluasi dan penutup Gambar 2.1 Kerangka Teoritis D. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah jika di terapkan model pembelajaran snowball throwing maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi perubahan lingkungan di kelas IV SDN 018 langgini tahun pelajaran 2015/2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012. PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012 Oleh: Nana Sumarna 1 Abstrak. Metode pemecahan masalah merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing a. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran memerlukan inovasi agar pembelajaran berjalan lebih bervariasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL TROWING PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL TROWING PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL TROWING PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT 1 Refo Pramono, 2 Dewi Herawaty, 3 M.Fachruddin S 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Menurut Slameto dalam Hamdani (2010: 20), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran diartikan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto, 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar (Winkel,1965 : 51) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Hasil belajar Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa bila siswa tuntas dalam belajar, terampil melakukan suatu tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI FAUZIAH NASUTION Guru SMP Negeri 5 kota Tebing Tinggi Email

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN PAKEM DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GEOGRAFI. 1. Pengertian Model Pembelajaran PAKEM

BAB II MODEL PEMBELAJARAN PAKEM DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GEOGRAFI. 1. Pengertian Model Pembelajaran PAKEM BAB II MODEL PEMBELAJARAN PAKEM DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GEOGRAFI A. Model Pembelajaran PAKEM 1. Pengertian Model Pembelajaran PAKEM Model pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut Piaget dalam Heruman (2007:1), Anak SD berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SD Negeri Jetis 01 terletak di desa Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Kelas lima Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki siswa 24 orang yang tersdiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 8 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pemahaman BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kata pemahaman berasal dari kata "paham" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran "an". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Kartu Kata Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk majemuk atau jamak medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2..1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 4: Prinsip Perkembangan Motorik Prinsip Perkembangan Motorik Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO Aan Setiawati, S.Pd. SD NIP. 196705041991032006 ABSTRAK Penelitian ini merupakan Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut H. W. Fowler (Trianto 2010:136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Materi Pecahan dan Urutannya Dengan Media Pita Transparansi Pada Mata Pelajaran Matematika Bagi Siswa Sekolah Dasar

Peningkatan Hasil Belajar Materi Pecahan dan Urutannya Dengan Media Pita Transparansi Pada Mata Pelajaran Matematika Bagi Siswa Sekolah Dasar Peningkatan Hasil Belajar Materi Pecahan dan Urutannya Dengan Media Pita Transparansi Pada Mata Pelajaran Matematika Bagi Siswa Sekolah Dasar Jamhur Malla Guru SDN 1 Tokorondo Kecamatan Poso Pesisir ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda secara perspektif member

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kalangan masyarakat berlaku pendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik status sosialnya dan penghormatan masyarakat juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari A. Metode Diskusi BAB II KAJIAN PUSTAKA Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari bahasa Yunani (metha), yang berarti melalui atau melewati. Secara umum metode atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

Lebih terperinci

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi ABSTRAK

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi   ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR GAGASAN KREATIF DALAM TINDAKAN EKONOMI MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DI KELAS VII SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas Belajar Belajar mengandung arti suatu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama. Dalam konsep pembelajaran dengan pendekatan cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki kehidupan yang rendah juga jika tidak didukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ernidalisma Guru Matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN MARGAHAYU PADA MATERI KEANEKARAGAMAN BUDAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada

KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Konsep yang akan dijelaskan dalam kajian teori berikut meliputi karakteristik pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, pengertian hasil belajar, strategi dalam mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1. Pengertian IPA Dalam Puskur, Balitbang Depdiknas (2009 : 4) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran kosa kata atau vocabulary memegang peranan sangat penting dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pengajaran kosa kata diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

Lebih terperinci