PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT PADA PT X

Transkripsi

1 PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT PADA PT X Christian Koencoro 1 dan Joko Lianto Buliali 2 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Indonesia sie_cien_fei@yahoo.com 1), joko@cs.its.ac.id 2) ABSTRAK PT X mempunyai visi untuk menjadi produsen nomor satu di Asia serta membentuk world class organization dalam bidang agrobisnis. Perkembangan bisnis perusahaan, akuisisi dan pembelian anak perusahaan baru menyediakan banyak proyek IT yang harus dikerjakan dan diimplementasikan Setiap proyek IT yang dijalankan, baik skala besar maupun kecil, diharapkan dapat selesai on time dan on budget serta hasilnya sesuai dengan apa yang direncanakan. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperlukan manajemen yang baik serta perencanaan tata kelola agar setiap proyek IT dapat mencapai standar kualitas yang diharapkan. Untuk merencanakan sebuah model tata kelola teknologi informasi, akan diperlukan sebuah proses audit. Proses pelaksanaan audit dilakukan dengan menggunakan framework COBIT 4.1. Langkah pertama adalah melakukan proses pengumpulan data melalui metode kuisioner dan wawancara. Kemudian dilakukan analisa data untuk mendapatkan ukuran tata kelola yang sedang berjalan saat ini dan yang diharapkan. Terakhir adalah merancang model tata kelola teknologi informasi untuk pencapaian standar kualitas proyek. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat kematangan kondisi saat ini adalah berada pada level 3 (Defined). Hal ini mengindikasikan bahwa proses telah didefinisikan dan mempunyai langkah awal untuk dilanjutkan. Tingkat kematangan yang diinginkan adalah pada level 5 (Optimised). Penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan agar tingkat kematangan dapat mencapai seperti yang diharapkan. Selain itu pengukuran berupa outcome measure, performance indicator, draft penyusunan model tata kelola, serta rencana kerja diberikan untuk mendukung dan melengkapi analisa yang ada. Kata kunci: Manajemen proyek, manajemen kualitas, IT governance, dan COBIT. PENDAHULUAN PT X adalah salah satu unit bisnis perusahaan raksasa dunia yang bergerak dalam berbagai lini bisnis.visi PT X adalah menjadi mitra pilihan untuk pelanggan dalam menyediakan produk dan solusi dengan lingkup pemanis buatan serta sejenisnya. Sedangkan salah satu misi dan tolak ukur keberhasilan dalam mencapai visinya adalah menjadi pemimpin dalam bidang bisnisnya di Asia Tenggara dan Asia bagian utara. Tujuan bisnis dari PT X adalah mengembangkan bisnis dengan melakukan pembangunan unit bisnis baru, melakukan akuisisi dengan prospek bisnis yang bagus, melakukan customer and employee engagement, serta membangun manajemen lokal yang solid. Dalam kinerja bisnisnya, PT X membeli dan mengimplementasikan infrastruktur teknologi informasi serta sebuah produk ERP. Implementasi ERP di PT X sudah berlangsung hampir sembilan tahun dan mengalami banyak pengembangan seiring dengan berjalannya waktu. Saat ini tata kelola teknologi informasi yang dimiliki PT X sudah ada dan dilaksanakan dengan cukup baik. Namun karena perkembangan organisasi dan visi perusahaan, maka dirasa perlu untuk mengetahui dan mengubah kedewasaan tata kelola C-15-1

2 teknologi informasi yang dimiliki sesuai dengan standar best practice. Oleh karena itu, tujuan IT yang ingin dicapai oleh PT X untuk mendukung tujuan bisnisnya adalah memperbaiki dan mengubah kedewasaan tata kelola teknologi informasinya menjadi lebih baik lagi. Untuk mengetahui sektor tata kelola yang dirasa mendesak untuk dikembangkan, maka diperlukan sebuah survei kebutuhan. Berdasarkan survei kebutuhan yang telah dilakukan melalui metode kuisioner maupun wawancara dengan pihak departemen teknologi informasi PT X, salah satu sektor tata kelola yang perlu dan mendesak untuk dibenahi adalah manajemen proyek dan manajemen kualitas terkait dalam mencapai standar yang diharapkan. Perkembangan bisnis perusahaan, akuisisi dan pembelian anak perusahaan baru menyediakan banyak proyek IT yang harus dikerjakan dan diimplementasikan. Setiap proyek IT yang dijalankan, baik skala besar maupun kecil, diharapkan dapat selesai on time dan on budget serta hasilnya sesuai dengan apa yang direncanakan. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperlukan manajemen yang baik serta perencanaan tata kelola agar setiap proyek IT dapat mencapai standar kualitas yang diharapkan. Tujuan Penelitian 1. Mendapatkan ukuran dan mendefinisikan maturity level tata kelola teknologi informasi yang sedang berjalan serta yang diharapkan terkait dengan pencapaian standar kualitas proyek 2. Menghasilkan rancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi untuk aspek pencapaian standar kualitas proyek pada PT X METODE Berikut tahap-tahap metode penelitian yang dilakukan : 1. Kajian Pustaka, yang terdiri dari : a. Pengumpulan dan studi data organisasi, berupa pencarian dan pengumpulan informasiinformasi yang terkait dengan PT X, khususnya mengenai bagian Teknologi Informasinya b. Studi Pustaka dan Dasar Teori, yaitu melakukan pencarian dan pembelajaran ilmu dan teori yang terkait dengan penelitian ini 2. Penentuan proses teknologi informasi menggunakan COBIT yang terkait dengan manajemen proyek dan manajemen kualitas teknologi informasi, dengan cara survey kebutuhan 3. Pencarian data untuk mendapatkan ukuran kondisi proses TI yang terjadi dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan wawancara dan menyebarkan kuisioner pada responden yang terkait. Proses wawancara dan penyebaran kuisioner dilakukan berdasarkan peran individu dalam organisasi seperti yang tertera pada tabel RACI berikut ini : Tabel 1 : Tabel RACI Pelaksanaan Kuisioner RACI Roles Organization Roles Chief Information Officer (CIO) IT BU Manager Head Development (HD) Application Lead, System Analyst 1 Head Operation (HO) IT Coordinator 2, IT Coordinator 3 Chief Architect (CA) IT Coordinator 1 Project Management Officer (PMO) System Analyst 2, System Analyst 3 Compliance, Audit, Risk and Security (CAS) ditentukan sewaktu waktu Head IT Administration (HITA) KLO and ERP Admin C-15-2

3 4. Melakukan rekapitulasi dan uji validitas reabilitas dari data yang dikumpulkan 5. Analisa kondisi yang terdiri dari analisa kondisi saat ini dan analisa kondisi yang diharapkan oleh responden 6. Analisa Gap 7. Penyusunan rekomendasi perbaikan untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan 8. Penyusunan outcome measure, performance indicator, draft penyusunan model tata kelola, serta rencana kerja HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan proses pencarian data dan informasi melalui kuisioner dan wawancara, dilakukan proses rekapitulasi terhadap jawaban-jawaban responden yang terdiri dari 10 peran responden di dalam organisasi. Jawaban-jawaban responden dari proses kuisioner dan wawancara tersebut diberikan pembobotan nilai untuk dikelompokkan ke dalam atribut-atribut COBIT. Berikut tabel-tabel yang menjelaskan distribusi jawaban responden. Tabel 1 : Distribusi Jawaban Responden Pada PO 8 Manajemen Kualitas PO8 Manage Quality Distribusi Jawaban No Atribut Status A B C D E F AC as is 0% 0% 30% 50% 20% 0% 2 PSP as is 0% 0% 20% 60% 20% 0% to be 0% 0% 0% 0% 30% 70% 3 TA as is 0% 0% 20% 80% 0% 0% 4 SE as is 0% 0% 20% 50% 30% 0% 5 RA as is 0% 0% 30% 40% 30% 0% to be 0% 0% 0% 0% 30% 70% 6 GSM as is 0% 0% 20% 70% 10% 0% to be 0% 0% 0% 0% 50% 50% Tabel 2 : Distribusi Jawaban Responden Pada PO 10 Manajemen Proyek P10 Manage Projects Distribusi Jawaban No Atribut Status A B C D E F AC as is 0% 0% 30% 40% 30% 0% to be 0% 0% 0% 0% 30% 70% 2 PSP as is 0% 0% 20% 70% 10% 0% 3 TA as is 0% 10% 30% 50% 10% 0% to be 0% 0% 0% 10% 10% 80% C-15-3

4 P10 Manage Projects Distribusi Jawaban No Atribut Status A B C D E F SE as is 0% 0% 40% 60% 0% 0% to be 0% 0% 0% 0% 30% 70% 5 RA as is 0% 0% 20% 80% 0% 0% 6 GSM as is 0% 0% 20% 70% 10% 0% Uji reabilitas dan validitas dilakukan untuk memberi keyakinan dengan tujuan berbeda. Pertama, dilakukan uji reabilitas data menggunakan metode Alpha Cronbach dengan software Minitab versi 16. Uji reablitas data dilakukan untuk memastikan bahwa kuisioner sebagai alat pengumpul data memiliki tingkat konsistensi yang tinggi. Proses uji reabilitas dimulai dengan memasukkan data rekapitulasi jawaban ke dalam woksheet Minitab Hasil uji reabilitas dengan metode Alpha Cronbach pada tiap kondisi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3 : Hasil Uji Reabilitas Dengan Menggunakan Alpha CronBach Control Objective Kondisi Nilai Alpha CronBach Keterangan PO 8 as is Reliabel to be Sangat Reliabel PO 10 as is Reliabel to be Sangat Reliabel Selanjutnya uji validitas dilakukan untuk memberi keyakinan bahwa alat pengumpul data yang digunakan dapat mencerminkan indikator variable yang diteliti. Setelah dilakukan uji validitas dengan metode korelasi Pearson, didapatkan hasil pada masing-masing control objective seperti yang tertera pada table-tabel berikut. Tabel 4 : Hasil Uji Validitas Dengan Menggunakan Korelasi Pearson Pada PO 8 No Atribut Status Pearson Correlation Validitas 1 AC as is Valid to be Valid 2 PSP as is Valid to be 0.84 Valid 3 TA as is Valid to be Valid 4 SE as is Valid to be Valid 5 RA as is Valid to be 0.84 Valid 6 GSM as is Valid to be Valid C-15-4

5 Tabel 5 : Hasil Uji Validitas Dengan Menggunakan Korelasi Pearson Pada PO 10 Pearson No Atribut Status Correlation Validitas 1 AC as is Valid to be Valid 2 PSP as is Valid to be Valid 3 TA as is Valid to be Valid 4 SE as is Valid to be Valid 5 RA as is Valid to be 0.74 Valid 6 GSM as is Valid to be 0.74 Valid Dari semua analisa data dan informasi yang dilakukan, terdapat kesenjangan atau jarak pada kondisi yang berlangsung saat ini (as-is) dan kondisi yang diharapkan (to-be). Secara umum, kesenjangan yang terdapat pada PO 8 Manajemen Kualitas dan PO 10 Manajemen Proyek adalah sebesar 2 tingkat. Semua atribut pada masing-masing control objectives memiliki kesenjangan yang merata. Kondisi saat ini yang berlangsung pada masing-masing control objectives adalah pada tingkat kematangan 3 (defined) dan kondisi yang diharapkan adalah tingkat kematangan 5 (Optimised). Gambar 1 : Grafik Analisa Kesenjangan Pada PO 8 dan PO 10 Dari analisa kondisi dan analisa kesenjangan yang dilakukan, maka dibuat rekomendasi-rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kematangan proses saat ini menuju tingkat kematangan yang diharapkan. Rekomendasi-rekomendasi perbaikan tersebut dirangkum ke dalam suatu draft model tata kelola yang terbagi ke dalam dua bagian, yaitu inisialisasi pelaksanaan hasil audit dan pelaksanaan manajemen proyek. Inisialisasi pelaksanaan hasil audit merupakan model tata kelola yang mengatur pelaksanaan C-15-5

6 peningkatan tingkat kematangan secara menyeluruh. Rencana kerja untuk inisialisasi pelaksanaan hasil audit ini juga telah ditentukan selama dua tahun. Sedangkan bagian pelaksanaan manajemen proyek adalah model tata kelola untuk mengatur pelaksanaan manajemen proyek teknologi informasi dalam organisasi dan sifatnya dilakukan berulangulang. Berikut penjelasan dari kedua bagian model tata kelola tersebut : 1. Inisialisasi Pelaksanaan Hasil Audit a) Membentuk tim pelaksana hasil audit terkhusus berkomitmen menangani peningkatan tingkat kedewasaan manajemen proyek perangkat lunak dan peningkatan kualitas di dalamnya. Tim ini mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan dalam lingkup pembuatan prosedur baru sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Tim memiliki rencana kerja terstruktur dan melakukan eksekusi berdasarkan kewenangan yang diberikan. b) Melakukan pemetaan kondisi saat ini, semua persyaratan dan resiko terkait dengan peningkatan kedewasaan manajemen proyek dan peningkatan kualitas di dalamnya. Hasil audit internal dan eksternal digunakan sebagai bahan acuan untuk membahas masalah tersebut dan didokumentaikan secara formal. c) Menyediakan bahan panduan best practices manajemen proyek perangkat lunak untuk diperbandingkan dan dipilih berdasarkan kondisi organisasi. Bahan ini akan digunakan sebagai bagian dari pembentukan Standar Operation Procedure (SOP) d) Pembentukan Standar Operation Procedure (SOP) yang disahkan dan didukung oleh pihak top management sebagai bagian dari pengembangan strategi bisnis. SOP ini akan menjadi acuan dalam melaksanakan proyek teknologi informasi di semua area bisnis perusahaan. Di dalamnya mencakup Project Management Framework dan standar kualitas yang ditetapkan. e) Bekerja sama dengan pihak departemen Human Resource Development (HRD) untuk memetakan profil dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Membuat profil dan kompetensi sumber daya manusia yang diharapkan untuk memenuhi standar pelaksanaan dalam SOP. f) Bekerja sama dengan pihak departemen Human Resource Development (HRD) untuk menyediakan pelatihan sumber daya manusia secara spesifik dan berjangka untuk memenuhi kompetensi yang diharapkan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia akan dilakukan review secara periodik. g) Bekerja sama dengan pihak departemen Human Resource Development (HRD) untuk membangun budaya belajar mandiri dan meningkatkan kualitas. Dua poin tersebut menjadi focus pembangunan budaya di dalam organisasi dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga sumber daya manusia itu sendiri dapat menjaga dan meningkatkan kualitas kinerja serta hasilnya. h) Penyediaan sarana dan prasarana yang telah diatur dalam SOP, termasuk menyediakan sistem informasi yang bertujuan untuk melakukan pengawasan pada pelaksanan proyek serta melakukan pengukuran kinerja. Sistem informasi ini digunakan mencatat history pelaksanaan dan pengukuran kinerja proyek untuk dijadikan bahan evaluasi perbaikan kinerja. Sistem informasi tersebut juga digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan secara otomatis Contoh sarana dan prasarana yang lain adalah sistem knowledge base untuk mendukung pembangunan budaya belajar mandiri dan alat bantu komunikasi seperti video conference untuk mendukung pelaksanaan meeting. i) Meyediakan sistem pengukuran kinerja dan hasil yang diatur dalam SOP berupa KeyPerformance Indicator (KPI) dan Key Result Area (KRA). Pengukuran ini C-15-6

7 digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengembangan secara periodik. Pengukuran KPI dan KRA dalam pelaksanaan proyek akan diintegrasikan ke dalam IT Balance Scorecard. j) Bekerja sama dengan pihak departemen Human Resource Development (HRD) untuk membangun budaya menghargai prestasi antar personel. Personel yang mampu menciptakan nilai tambah pada suatu kinerja atau hasil akan digunakan sebagai teladan. Menyediakan sistem reward dan punishment yang layak. 2. Pelaksanaan Manajemen Proyek a) Membentuk tim analis dan pengawas bertugas melakukan analisa studi kelayakan terhadap sebuah proyek. Tim ini mempunyai kewenangan untuk memutuskan kelangsungan sebuah proyek dan membentuk tim eksekusi proyek. Tim ini juga digunakan sebagai jembatan antara top management dengan tim lapangan. b) Melakukan studi kelayakan untuk mengukur nilai dan fungsi sebuah proyek terhadap tujuan bisnis. c) Melakukan pemetaan persyaratan dan spesifikasi sebuah proyek. Hal ini termasuk dalam lingkup studi kelayakan. d) Membuat skala besar kecil sebuah proyek yang telah diatur di dalam Standar Operation Procedure (SOP). Hal ini termasuk dalam lingkup studi kelayakan e) Membuat keputusan menggunakan dan menentukan pihak ketiga untuk ikut ambil bagian dalam pelaksanaan proyek. Hal ini termasuk di dalam studi kelayakan. f) Menentukan jangka waktu pengerjaan proyek, penentuan milestone, waktu evaluasi dan detail budget yang akan dipakai. Hal ini termasuk di dalam studi kelayakan. g) Mendefinisikan profil dan peran tim pelaksana yang diperlukan. Membuat peran dan deskripsi pekerjaan secara spesifik menurut kebutuhan proyek. h) Menentukan kebutuhan pelatihan untuk mempersiapkan personel menghadapi proyek. Hal ini melihat kondisi personel yang dimiliki organisai, tingkat kepentingan, tingkat urgensi dan skala proyek. i) Membentuk tim eksekusi proyek yang terdiri dari sumber daya manusia terpilih terkait dengan skala proyek, tujuan proyek, tingkat kepentingan dan urgensi proyek. Tim eksekusi proyek dapat mengambil dari luar departemen teknologi informasi. Menentukan masing-masing peran dalam tim, termasuk pemimpin proyek (Project Leader). Pemimpin proyek dan sebagian peran tim pelaksana dapat diambil dari tim analis. j) Membuat perencanaan perubahan proyek (Project Change Control) terkait dengan proyek yang dihadapi. Perencanaan perubahan proyek diambil dari SOP dan disesuaikan dengan kondisi proyek. Hal ini didiskusikan dengan tim pelaksana proyek. k) Membuat manajemen resiko terkait dengan kondisi proyek yang dihadapi. Hal ini didiskusikan dengan tim pelaksana proyek. l) Membuat dan mengatur proses pengawasan proyek serta mengatur pengukuran kinerja dalam KPI dan KRA. Membuat standar kualitas proyek yang harus dicapai sesuai dengan SOP. Hal ini didiskusikan dengan tim pelaksana proyek. m) Membuat jalur pelaporan kinerja, jalur komunikasi, dan jalur eskalasi antar semua pihak terkait khusus pelaksanaan proyek. Menentukan kontak orang dan pengambil keputusan per fungsi. n) Membuat dokumentasi studi kelayakan yang dirangkum dalam dokumentasi pre-initial project. Dokumentasi dipresentasikan kepada pihak top management untuk kemudian disahkan dan dilanjutkan pada pelaksanaan lapangan. Dokumentasi ini dikomunikasikan, disosialisasikan dan diserahkan kepada tim eksekusi proyek. C-15-7

8 o) Memastikan komitmen dan dukungan pihak top management untuk pelaksanan proyek. p) Jika pihak ketiga ikut ambil bagian, tim pelaksana wajib membuat surat kontrak dan spesifikasi kerja sama dengan rekomendasi pihak keig yang diberikan oleh tim analis. Surat kontrak dan spesifikasi dibuat berdasarkan pengaturan yang tertera dalam SOP, termasuk pengaturan penghargaan dan sanksi. q) Jika pihak ketiga ikut ambil bagian, sifat pihak ketiga adalah membantu dan memberikan masukan terhadap pelaksanaa proyek. Pihak ketiga tidak berhak atas pengambilan keputusan di luar surat kontrak dan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya. r) Tim pelaksana proyek memetakan detil teknis pelaksanaan dan memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibangun. Hal itu termasuk jika bekerjasama dengan pihak ketiga. s) Tim pelaksana proyek wajib mendokumentasikan pelaksanaan proyek sesuai dengan SOP dan perencanaan yang telah dibangun. Hal itu termasuk jika bekerjasama dengan pihak ketiga. t) Tim pelaksana proyek wajib melaksanakan proyek dengan mengacu pada SOP dan perencanaan yang telah dibangun. Hal itu termasuk jika bekerjasama dengan pihak ketiga. u) Tim pelaksana wajib membuat pengukuran dan masukan kepada pihak tim analis terkait kinerja pihak ketiga untuk dijadikan referensi proyek selanjutnya. v) Penutupan proyek dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku setelah proses implementasi berhasil dan evaluasi. Proses pemberian penghargaan kepada individu yang berprestasi dilakukan dalam penutupan ini. Dalam penutupan ini, langkah dan strategi kunci dalam kebehasilan proyek akan digunakan sebagai referensi proyek berikutnya. w) Dokumentasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proyek diserahkan kepada pihak top management sebagai bentuk laporan proyek. KESIMPULAN DAN SARAN Berikut kesimpulan yang didapatkan dari proses dan hasil penelitian yang dilakukan di atas, yaitu : Untuk menyusun tata kelola manajemen proyek, digunakan langkah-langkah yang terdapat dalama framework COBIT. Langkah-langkah tersebut berupa mencari tingkat kematangan kondisi saat ini, penjabaran kondisi yang diharapkan, pemberian rekomendasi peningkatan tingkat kematangan, pembuatan Goals and Metrics, serta perumusan keputusan kebijakan dan rencana kerjanya. Secara umum, tingkat kematangan semua atribut dari kondisi manajemen kualitas teknologi informasi maupun proses manajemen proyeknya berada pada tingkat kematangan 3 (defined). Hal ini menunjukkan bahwa proses dan kondisi yang berlangsung saat ini telah mempunyai pedoman standar awal, tetapi belum dilengkapi dan disempurnakan ke dalam bentuk yang lebih detil. Tingkat kematangan semua atribut yang diharapkan adalah berada pada tingkat kematangan 5 (optimized). Hal ini berarti pihak organisasi mempunyai ekspektasi yang besar terhadap pengembangan proses tata kelola ini. Pihak organisasi mengharapkan dapat mengawasi dan mengukur kepatutan pelaksanaan prosedur, melakukan otomatisasi dan continuous improvement terhadap sistem yang berlangsung. C-15-8

9 Rekomendasi disusun untuk meningkatkan tingkat kematangan kondisi saat ini menuju tingkat kematangan yang diharapkan. Kemudian dihasilkan sebuah model tata kelola berupa surat keputusan dan draft kebijakan untuk memastikan bahwa perbaikan dilakukan berdasarkan rekomendasi yang ada. Dari pelaksanaan dan hasil penelitian ini, berikut beberapa hal yang disarankan untuk penelitian selanjutnya : Untuk menerapkan model tata kelola yang diinginkan, perlu penyesuaian lebih lanjut dengan kondisi dan kemampuan organisasi. Oleh karena itu, pencarian informasi kondisi dan kemampuan organisasi untuk melakukan model tata kelola dapat menjadi salah satu bagian yang ditingkatkan dalam penelitian. Agar hasil tata kelola lebih optimal, pihak organisasi dapat memadukan hasil penelitian dengan proses teknologi informasi yang lain, sebagai perbandingan dan pelengkap penyusunan Standard Operation Procedure (SOP). Untuk melakukan dan mendukung manajemen kualitas yang optimal dan menyeluruh di semua aspek, pihak organisasi perlu melakukan implementasi control objective yang lain. Contohnya adalah Risk Management dan Problem Management. DAFTAR PUSTAKA PT X (2012), Vision And Mission, PT X Leadership Team, Jakarta Brand, Koen & Boonen, Harry (2007), IT Governance Implementation Based on COBIT 4.1, A Management Guide, Van Haren Publishing, Amersfoort, Netherlands. Lipesik, Victor Julian (2011), Model Tata Kelola Pengembangan Perangkat Lunak di Universitas X Menggunakan COBIT, Tesis, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Nangoi, Franky Yohanes (2011), Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Dengan Framework COBIT Pada Infrastruktur Dan Keamanan Jaringan di Universitas X, Tesis, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Purnomo, Lukman H.D (2010), Perancangan Model Tata Kelola Ketersediaan Layanan TI Menggunakan Framework COBIT pada BPK-RI, Tesis, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. ISACA (2005), IS Standards, Guidelines and Procedures for Auditing and Control Professionals, Information Systems Audit and Control Association, Illinois, USA. ITGI (2007a), COBIT 4.1: Executive Overview, The IT Governance Institute, Illinois, USA. ITGI (2007b), IT Governance Implementation Guide, 2nd edition, The IT Governance Institute, Illinois, USA. ITGI (2007c), Control Practices - Guidance to Achieve Control Objective for Successful IT Governance - 2nd Edition, The IT Governance Institute, Illinois, USA. Moeller, Robert R. (2010), IT Audit, Control, and Security, John Wiley & Sons, Inc, Hoboken, New Jersey. Schiesser, Rich (2010), IT Systems Management 2nd edition, Pearson Education, Inc., Massachusetts, USA. C-15-9