RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARMED WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARMED WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014"

Transkripsi

1 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARMED WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK : 1. Bacalah persoalan dengan teliti dan tenang. 2. Jawablah persoalan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK) dengan menghitamkan pada lingkaran yang telah disediakan. 3. Dilarang memberikan tanda-tanda lain di luar kolom yang telah ditentukan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK). 4. Selamat bekerja. BAGIAN I : BENAR/SALAH. Nyatakanlah kalimat dibawah ini benar atau salah dengan cara menghitamkan pada jawaban B bila pernyataan dibawah BENAR dan S bila pernyataan dibawah SALAH pada lembar jawaban komputer (LJK). 1. B - S Harcegah adalah suatu tindakan / kegiatan yang sistematis dan tidak terus menerus. 2. B - S Salah satu pemeriksaan meriam 76 mm sebelum menembak adalah pemeriksaan alat ½ otomatis. 3. B - S Pucuk adalah senjata berat beserta pelayan dan peralatannya. 4. B - S Untuk sikap biasa lintasan curam SA diatur B - S Pengaturan respirator pada meriam 105 mm/trk disesuaikan dengan kebutuhan, bila diatur angka 3 berarti siap angkut / siap digudangkan. 6. B - S Tiga stasion radio atau lebih yang saling berhubungan / bekerja dalam suatu band frekkuensi disebut jaring komunikasi. 7. B - S Dalam penggunaanya komunikasi saluran lebih stabil dibandingkan dengan komunikasi Radio. 8. B - S Syarat-syarat TA Rai bila TA besar pembidikan dilakukan pada sisi kanan benda. 9. B - S Dril pelayan merupakan salah satu aba/aba perintah yang diberikan oleh Parai.

2 2 10. B - S Dalam pembagian tugas dan tanggung jawab, Dancuk bertanggung jawab atas maju mundurnya kanon, arah samping dan elevasi selama penembakan. BAGIAN II. PILIHAN TUNGGAL. Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar dengan cara menghitamkan salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini. 11. Suatu tabung / pipa pembakar yang memanjang dan berfungsi untuk meledakkan isian asap/wp disebut : a. Beehive b. Bursting. c. Burning. d. Burster. 12. Penyimpanan harus dipisahkan dari munisi yang lain, karena proyektilnya dibuat dari aluminium adalah cara penyimpanan munisi : a. Hampa. b. Eksersisi c. Latihan. d. Beehive. 13. Peralatan elevasi berfungsi untuk memungkinkan memberi elevasi terletak pada : a. Kanon. b. Peralatan bidik. c. Ampu bawah. d. Ampu atas 14. Banyaknya alur dan galangan pada meriam 105 mm adalah : a. 25. b. 28. c. 30. d Peralatan tembak yang ada pada Blok silinder : a. Penjungkit. b. Kunci pengaman. c. Alat tekan. d. Poros engkol 16. Regu peninjau melaporkan kedudukan kepada Danyon melalui : a. Pajau. b. Pabung c. P3. d. Bajau. 17. Yang termasuk bagian kecil dari poros Boussole adalah : a. Keping deklinasi. b. Sendi bola. c. Plat nama. d. Penyangga.

3 3 18. Pemeliharaan munisi yang akan digunakan pada saat di lapangan : a. Penyimpanan tetap pada tempatnya. b. Penyimpanan munisi yang terbuka dirobohkan. c. Penyimpanan dibawah pucuk. d. Penyimpanan munisi yang terbuka harus berdiri 19. Yang termasuk bagian dari kepala tabung : a. Pipa bakar. b. Landasan. c. Pena pukul. d. Pengatur waktu 20. Aiming Circle berasal dari negara : a. Jerman. b. USA c. Inggris. d. Perancis. 21. Pucuk sudah pada kedudukan dan siap melakukan tugas penembakan disebut : a. Pucuk siap tembak. b. Pucuk keluar penembakan. c. Pucuk masuk steling. d. Pucuk dalam steling 22. Bila waktu dan keadaan taktis terbatas maka tembakan pencatatan minimal dilakukan oleh : a. 1 pucuk b. 2 pucuk. c. 3 pucuk. d. 1 Rai. 23. Tembakan bidang koreksi istimewa yang dilakukan terhadap sasaran yang mempunyai ukuran relatif kecil : a. Terbuka. b. Sebar. c. Terpusat d. Tabur. 24. Ilmu yang berhubungan dengan hal-hal penentuan waktu, lintang, bujur dan azimuth (arah) disebut : a. Astronomi. b. Astronomi praktis. c. Astronomi theori. d. Astrophisik 25. Sudut medan dalam yang terbentuk oleh perpotongan jarak kutub dan jarak benda langit disebut : a. Sudut paralak b. Sudut waktu. c. Sudut wajar. d. Sudut peta.

4 4 26. Jumlah dari semua panjang pita ditambah dengan pengukuran penghabisan : a. Panjang pita. b. Panjang absolut. c. Panjang hasil. d. Panjang jarak. 27. Macam-macam metode Trianggulasi adalah : a. Trianggulasi terbuka, tertutup, arah. b. Trianggulasi primair, secunder, tersier. c. Trianggulasi tunggal, rangkap, terpusat. d. Trianggulasi terbuka, tertutup, terpusat 28. Aba-aba yang berisi ketentuan-ketentuan untuk mengarahkan, mengisi dan menembakkan sehingga mempunyai unsur-unsur yang lengkap disebut : a. Aba-aba tembak tinjau b. Aba-aba lanjutan. c. Aba-aba tembak langsung. d. Aba-aba pembukaan. 29. Untuk menggerakkan / memindahkan meriam dibutuhkan alat penarik, alat penarik tersebut dapat berupa, kecuali : a. Kendaraan, selanjutnya disebut kendaraan penarik. b. Hewan, selanjutnya disebut hewan penarik c. Peralatan meriam, selanjutnya disebut meriam. d. Manusia, selanjutnya disebut pelayan meriam 30. Pelayan dalam sikap sempurna, kemudian Parai mengaba-abakan Ganti Tempat, maka aba-aba pelaksanaannya adalah : a. Mulai. b. Gerak. c. Pada tempat. d. Jalan. 31. Bila terjadi kemacetan pada penembakan maka tindakan yang dilakukan adalah : a. Diganti penggalaknya saja. b. Diganti kelongsongnya. c. Penggalak diganti sekaligus dengan kelongsongnya d. Ditembakkan kembali tanpa diganti. 32. Pada dasarnya SMHD diperlukan dalam penembakan untuk mencari/menentukan: a. SA terbesar. b. SA terkecil. c. TA terdekat. d. TA terjauh. 33. Aba aba turun kendaraan dapat diberikan langsung menuju, kecuali : a. Steling kanan/kiri. b. Steling depan/belakang. c. Pengamanan keliling d. Pelayan depan. 34. Titik Arah Baterai digunakan sebagai perantara penjajaran meriam dengan syarat : a. Segaris dengan letak pucuk.

5 5 b. Segaris dengan letak Baterai dan Bousole/AC c. Pada jarak yang sangat jauh (± m). d. Pada jarak dekat ( 50 m ). 35. Aba-aba Luruskan yang diberikan Parai apabila dikehendaki gerakkan serentak bagi seluruh Rai, maka pelaksanaan gerakannya adalah : a. Dancuk memberikan aba-aba luruskan. b. Pelayan serentak melakukan gerakan setengah lengan lencang kanan c. Pelayan berhitung secara bergantian. d. Pelayan serentak melakukan gerakan ganti tempat. 36. Bila meriam dalam keadaan tidak tergait, aba-aba pelayan belakang/depan dapat diberikan oleh Parai maupun Dancuk kepada para pelayan dari kedudukan : a. Sedang istirahat pada pucuk b. Sedang istirahat di depan Rai. c. Dari kedudukan Pelayan belakang. d. Dari kedudukan pelayan pada Baterai. 37. Pindah kedudukan dari pelayan belakang ke pelayan depan dilaksanakan dengan: a. No. 1, 3, 5 hadap kiri, no 2, 4, 6 hadap kanan. b. Syaf depan hadap kiri, syaf belakang hadap kanan. c. Syaf depan hadap kanan, syaf belakang hadap kiri d. Syaf depan hadap kiri, syaf belakang hadap kiri. 38. Pada penjajaran dengan Bousole pelaksanaannya setelah Dancuk memeriksa pengaturan penyetelan yang dilakukan oleh pelayan no. 3, kemudian menggantikan kedudukan : a. Pelayan no. 3. b. Pelayan no. 4. c. Pelayan no. 5. d. Wadancuk. 39. Apabila halangan depan tingginya kurang dari 400 m, cara yang paling cepat mencari SMHD adalah : a. Garis silang teropong bidik dengan tombol atur sudut tegak. b. Garis silang teropong bidik dengan tombol SA. c. Garis silang teropong bidik dengan tombol SM. d. Garis silang teropong bidik dengan tombol SP. 40. Tugas dan tanggung jawab Dancuk antara lain : a. Bertanggung jawab atas pembidikan. b. Bertanggung jawab atas pemasangan pengeras suara bagi pucuknya c. Bertanggung jawab atas pengisian peluru. d. Bertanggung jawab atas pengepakan peluru. 41. Tiang berganda diberi lampu / dicat warna terang adalah cara mengatasi gangguan bidikan : a. Tiang berganda miring. b. Tiang berganda kelihatan 2. c. Tiang berganda roboh. d. Kabut/Cuaca buruk

6 6 42. Pos tinjau yang tempatnya berada disekitar Kompi satuan yang dibantu adalah : a. Posjau depan b. Posjau tetap. c. Posjau cadangan. d. Posjau tamu. 43. Jarak ke TP 900 m, sudut datar jatuhnya peluru ke TP 110 m, berapa koreksi arah samping peluru ke TP : a. 990 m. b. 9,9 m. c m. d. 99 m. 44. Untuk mendapatkan sudut datar dalam menentukan koreksi arah samping jatuhnya peluru memerlukan kecepatan, cara yang terbaik adalah menggunakan : a. Skala atas. b. Skala bawah. c. Skala bidik. d. Skala teropong 45. Tiap pucuk menembak tidak tergantung pucuk lain, ketentuan ini adalah ketentuan dari tembakan : a. Tembakan cepat atas perintah. b. Tembakan lapisan. c. Tembakan terus-menerus. d. Tembakan cepat 46. Macam tembakan bidang aba-aba istimewa yang benar adalah : a. Terpusat, terbuka. b. Tabur, terpusat. c. Sebar, tabur. d. Terbagi rata, terpusat. 47. Batas ketelitian yang berlaku dalam peninjauan tembakan untuk jarak maju/mundur adalah : a. 100 m. b. 200 m. c. 300 m. d. 400 m. 48. ICM Penentuan jatuhnya peluru/kelompok peluru terhadap garis tinjau, garis tegak dan terhadap permukaan tanah disebut : a. Penentuan. b. Penyimpangan. c. Pengoreksian. d. Percobaan. 49. SPAD ( Sudut peta arah dasar ) = 1805,3 m. SPAP (Sudut peta arah pokok ) = 2080,5 m. Maka sudut dasarnya adalah : a. 7656,2 m. b. 3885,8 m.

7 7 c. 6675,2 m. d. 275,2 m. 50. Aba-aba lanjutan untuk TPL Rai 2 X sebar Ka 10, SPS : 5720, SA : 350 : a. SPS yang kedua = b. SA yang ketiga = 350. c. Jumlah peluru yang ditembakkan = 4 peluru. d. SPS yang kedua = BAGIAN III. PILIHAN GANDA. Pilihlah dua jawaban yang saudara anggap benar dengan cara menghitamkan dua huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini. 51. Yang termasuk jenis munisi meriam 105 mm adalah : a. Granat brisan HE M-1. b. Granat brisan HE M-16. c. Granat asap WP M-60. d. Granat asap WP M Beberapa cara mengatasi peluru/munisi bungkam antara lain : a. Tembakan sekali lagi pada tembakan berikutnya. b. Tunggu 2 menit bila masih bungkam. c. Keluarkan kelongsong dengan cara membuka baji tutup. d. Bongkar 8 bagian besar meriam. 53. Ada beberapa cara dilaksanakannya Peninjau yang tidak termasuk cara tersebut adalah : a. Secara visuil. b. Secara teropong/pembidikan. c. Secara elektronik. d. Dengan menggunakan deteksi saluran. 54. Skala pucuk mempunyai beberapa macam angka : a. Angka putih untuk mengukur sudut yang positif. b. Angka hitam untuk mengukur sudut yang positif untuk penjajaran Mer 76 mm c. Angka kuning untuk mengukur sudut yang negatif. d. Angka merah untuk mengukur sudut yang negatif untuk penjajaran roket 55. Nama-nama bagian dari teropong bidik adalah : a. Kepala b. Badan. c. Bagian bawah d. Uliran. 56. Tugas dan tanggung jawab pelayan no. 3 adalah : a. Bertanggungjawab atas pembidikan pucuknya. b. Melayani baut aman dari peralatan tembak.

8 8 c. Sebagai penembak pada penembakan arah langsung. d. Mengeluarkan peluru yang tidak jadi ditembakkan dibantu pelayan no Pada pindah kedudukan setelah mendengar aba-aba pelaksanaan Jalan semua pelayan meriam serentak menghitung satu, dua, tiga kemudian mengadakan gerakan sebagai berikut : a. Syaf depan hadap kiri menuju ke depan laras. b. Syaf depan hadap kanan menuju ke depan laras. c. Syaf belakang hadap kanan menuju ke depan laras. d. Syaf belakang hadap kiri menuju ke depan laras. 58. Kanon merupakan bagian pokok meriam yang mempunyai bagian-bagian : a. Laras b. Buaian. c. Peralatan bidik. d. Bagian belakang 59. Respirator dapat diatur sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut : a. Distel angka 3/Nol pada saat meriam disimpan dalam gudang. b. Distel angka 2/Nol pada saat meriam dalam gerakan. c. Distel angka 1/Nol pada saat meriam disimpan dalam gudang. d. Distel angka 0/Nol pada saat meriam disimpan dalam gudang 60. Yang termasuk daerah Markas dan Perawatan Baterai adalah : a. Posko b. Tempat Sentral. c. Bivak, Dapur. d. Rute-rute di daerah meriam.

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARMED WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARMED WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARMED WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

Lebih terperinci

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB KAV WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARHANUD WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARHANUD WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARHANUD WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

Lebih terperinci

UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB KAV WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB KAV WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB KAV WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPL WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPL WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPL WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILUM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 22 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILUM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 22 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILUM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 22 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPL WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CPM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN Dimas Silvani F.H 1*, Abd. Rabi 1, Jeki Saputra 2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS BAB MOMENTUM DAN IMPULS I. SOAL PILIHAN GANDA 0. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah..... A. N s - B. J s - C. W s - D. N s E. J s 02. Momentum adalah.... A. Besaran vektor dengan satuan kg m B. Besaran

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV -104)

SURVEYING (CIV -104) SURVEYING (CIV -104) PERTEMUAN 6 : METODE PENGUKURAN SUDUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Pengukuran sudut berarti mengukur

Lebih terperinci

KRIDA NAVIGASI DARAT N

KRIDA NAVIGASI DARAT N E E W W W W E E KRIDA NAVIGASI DARAT W N S E NAVRAT TKK PENGETAHUAN PETA & MEDAN TKK RESECTION DAN INTERSECTION GPS TKK JALAN KOMPAS SIANG DAN MALAM TKK PENGETAHUAN GPS SAKA WIRAKARTIKA GADINGREJO 1 1.

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN [Home] KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais BAB III MESIN FRAIS 3.1 Pengertian Mesin Frais Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais,

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CZI WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CZI WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CZI WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE Prinsip kerja optis theodolite Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Evaluasi teknis adalah mengevaluasi rute dari suatu ruas jalan secara umum meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data yang ada atau tersedia

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT Disampaikan Pada Acara Kunjungan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) I Bandung Ke Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia Pada Hari Sabtu Tanggal 5 Juli

Lebih terperinci

BIDANG STUDI : FISIKA

BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 013 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan.. Tuliskan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN. NILAI I. PERSOALAN (BETUL-SALAH) 10 SOAL (LINGKARI HURUF (B) BILA BENAR dan HURUF (S) BILA DIANGGAP SALAH

SOAL UJIAN. NILAI I. PERSOALAN (BETUL-SALAH) 10 SOAL (LINGKARI HURUF (B) BILA BENAR dan HURUF (S) BILA DIANGGAP SALAH TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT ALT-1 SOAL UJIAN LOMBA : TONTANGKAS TA. 15 MATERI WAKTU : ILMU MEDAN UNTUK TAMTAMA : 2 JAM PELAJARAN (90 MENIT) TANGGAL :... NAMA : PKT/NRP : KOTAMA/SATUAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG (ZoSS). Pasal 1 (1) Pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada Zona Selamat Sekolah dilakukan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PENETAPAN TANDA-TANDA/PERLENGKAPAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN NASIONAL, JALAN PROPINSI YANG BERADA DALAM IBU KOTA

Lebih terperinci

2. Mesin Frais/Milling

2. Mesin Frais/Milling 2. Mesin Frais/Milling 2.1 Prinsip Kerja Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL MATEMATIKA WAKTU : 0 menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PETUNJUK UMUM 1. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab.. Jawaban dikerjakan pada lembar

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 (Indonesian) DM-RAPD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 SM-PD63 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3

Lebih terperinci

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Latihan 1 : ( Silinder kerja tunggal, kontrol langsung ) Deskripsi soal : Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Benda didorong ke dalam mesin dari tempat penyimpanan dengan mempergunakan silinder

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL Kelompok 4 Kelas A Anggota : 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/39261 2. Ahmad

Lebih terperinci

Pemindah gigi depan. Panduan Dealer SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000. JALANAN MTB Trekking

Pemindah gigi depan. Panduan Dealer SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000. JALANAN MTB Trekking (Indonesian) DM-MBFD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah gigi depan SLX FD-M7025 FD-M7020 FD-M7005 FD-M7000 DEORE FD-M6025 FD-M6020 FD-M6000

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, MENIMBANG : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat. BAB IV MESIN BUBUT Penggolongan Mesin Bubut A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet 1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal 2. Pemusingan Logam a. Jenis ram 3. Pemolesan b. Jenis sadel B. Pembubut Mesin 2. Vertikal

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Lebih terperinci

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring BAB XII Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

S M A 10 P A D A N G

S M A 10 P A D A N G Jln. Situjuh Telp : 071 71 Kode Pos : 19 Petuntuk : Silangilah option yang kamu anggap benar! 1. Grafik di samping menggabarkan posisi x sebagai fungsi dari waktu t. Benda mulai bergerak saat t = 0 s.

Lebih terperinci

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Martil (Palu) Martil

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Kajian Pola Operasi 1. Jenis dan Kegiatan Stasiun Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2014 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan. 2.

Lebih terperinci

BLANGKO NILAIMENEMBAK SENAPAN

BLANGKO NILAIMENEMBAK SENAPAN TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT Lampiran 6 (Tabel Penilaian Bakpan) pada Juknis Lomba Peleton TangkasTNI AD TA 05 BLANGKO NILAIMENEMBAK SENAPAN Nama Kotama : Peleton : NO NAMA PKT/NRP

Lebih terperinci

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari Setelah mempelajari materi pesawat sederhana dan penerapannya diharapkan ananda mampu 1. Mendefinisikan pesawat sederhana 2. Membedakan jenis-jenis pesawat sederhana 3. Menjelaskan prinsip kerja pesawat

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

Lebih terperinci

Nokia Mini Speakers MD-6. Edisi 1

Nokia Mini Speakers MD-6. Edisi 1 Nokia Mini Speakers MD-6 3 5 4 2 Edisi 1 Nokia dan Nokia Connecting People adalah merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Pendahuluan Selamat Anda telah membeli produk Nokia. Dengan Nokia Mini Speakers

Lebih terperinci

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar GERAK PARABOLA Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Mata Pelajaran : Fisika Semester/ tahun Ajaran : Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Petunjuk Belajar 1. Baca buku-buku Fisika kelas XI SMA semester

Lebih terperinci

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh situasi

Lebih terperinci

Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02"

Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02 CARA MENGHITUNG BEDA TINGGI Bagi para Surveyor perhitungan ini tidaklah rumit, namun bagi para pelajar, terkadang mengalami kesulitan dalam menghitung dengan cara manual.oleh karena itu, saya akan membahas

Lebih terperinci

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA OLIMPIADE SAINS SMP/MTs TINGKAT KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 07 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMP/MTs MATA PELAJARAN PETUNJUK UMUM () Kerjakan soal ini dengan JUJUR,

Lebih terperinci

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R 2 MODULE PELATIHAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN LOKASI RESTORASI, REHABILITASI DAN AGROFORESTRY Sumber :ESP 2006 Oleh : Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE

Lebih terperinci

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) Buku Petunjuk Perakitan Perawatan Pengoperasian Jl. Rajekwesi 11 Malang Jawa Timur Indonesia (0341)551634 Website: 1 a. CARA PERAKITAN Untuk dapat memperoleh kinerja

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBU RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DALAM WILAYAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

METODA-METODA PENGUKURAN

METODA-METODA PENGUKURAN METODA-METODA PENGUKURAN METDA PENGUKURAN HORIZONTAL 1. Metda poligon 2. Metoda Pengikatan 3. Global Positioning System (GPS) METODA PENGUKURAN VERTIKAL 1. M.Sifat Datar 2. M. Trigonometris 3. M. Barometris

Lebih terperinci

DIAGRAM SINGKAT MATERI PERTANDINGAN

DIAGRAM SINGKAT MATERI PERTANDINGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT Lampiran 5 (Blangko Penilaian) pada Juknis Lomba Peleton Tangka TNI AD TA 2015 MENEMBAK PISTOL DIAGRAM SINGKAT MATERI PERTANDINGAN Subyek Materi Kegiatan

Lebih terperinci

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan PERPETAAN - 2 Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo

Lebih terperinci

Alan David Prayogi

Alan David Prayogi Alan David Prayogi 3408100135 Latar Belakang Bagi kru ranpur banyak masalah yang harus dihadapi saat berada di wilayah musuh. Salah satunya adalah alat pertahanan diri yaitu senapan. Berawal dari ide senapan

Lebih terperinci

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH 4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS ILMU UKUR TANAH 1 Materi ini menerangkan peralatan yang digunakan didalam praktikum ukur tanah Tujuan Instruksional Khusus:

Lebih terperinci

PERATURAN BARIS BERBARIS

PERATURAN BARIS BERBARIS PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1244, 2014 KEMENHUB. Jalan. Marka. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIRMD KLAS 11 FISIKA Persiapan UAS 1 Fisika Doc. Name: AR11FIS01UAS Version : 016-08 halaman 1 01. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r = 5t + 1, maka kecepatan rata-rata antara t

Lebih terperinci

BAB VI Mesin Shaping I

BAB VI Mesin Shaping I BAB VI Mesin Shaping I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin shaping. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin shaping. 3. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Penempatan marka jalan

Penempatan marka jalan Penempatan marka jalan 1 Ruang lingkup Tata cara perencanaan marka jalan ini mengatur pengelompokan marka jalan menurut fungsinya, bentuk dan ukuran, penggunaan serta penempatannya. Tata cara perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR 1 BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Grafik disamping ini menggunakan posisi x sebagai fungsi dari waaktu t. benda mulai bergerak saat t = 0. Dari graaafik ini dapat diambil

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap BAB IV MESIN SEKRAP 4.1 Pengertian Mesin Sekrap Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak- balik secara vertikal maupun horizontal. Mesin sekrap mempunyai gerak utama bolak-balik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB INF WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Menimbang :

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah KULIAH 5 Koreksi Boussole / Kompas pada Theodolith Digunakan untuk koreksi arah utara 0 o yang sebenarnya (bukan utara magnetis). Ada beberapa metode

Lebih terperinci

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000 (Indonesian) DM-MDFC001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Set engkol depan ALIVIO FC-M4000 FC-M4050 FC-M4050-B2 FC-M4060 ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2

Lebih terperinci

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK I. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi dan interferensi. II.

Lebih terperinci

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44 Halaman:. Jika n = 8, maka n0 n bernilai... (a) kurang dari 00 (b) (d) lebih dari 00. Penumpang suatu pesawat terdiri dari anak-anak dari berbagai negara, 6 orang dari Indonesia yang termasuk dari anak-anak

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

Nokia Mini Speakers MD-8. Edisi 1

Nokia Mini Speakers MD-8. Edisi 1 Nokia Mini Speakers MD-8 Edisi 1 7 Nokia, Nokia Connecting people, dan logo Nokia Original Accessories adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Pendahuluan Selamat Anda telah

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : 5201407055 Prodi : PTMSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 200 I. JENIS PEKERJAAN : 1. Mebubut

Lebih terperinci

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran. III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI A. Sub Kompetensi Pembuatan pola dan inti dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Kumpulan soal Pilihan Ganda Fisika Created by : Krizia, Ruri, Agatha IMPULS DAN MOMENTUM

Kumpulan soal Pilihan Ganda Fisika Created by : Krizia, Ruri, Agatha IMPULS DAN MOMENTUM IMPULS DAN MOMENTUM Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!. Dua buah bola bermassa identik. Keduanya bergerak lurus dan saling mendekati. Bola A dengan kecepatan 3 m/s bergerak ke kanan. Bola

Lebih terperinci

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci