RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2015

2 KEPUTUSAN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI NOMOR HK TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN TAHUN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun , perlu menetapkan Keputusan Direktur Standardisasi Produk Pangan tentang Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan. b. bahwa Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan mengacu pada Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lemabran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana teleh beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 5. Keputusan Presien Nomo 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagiaman telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah NAsional Tahun ; 7. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga ( Renstra-K/L) ; 8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagiaman telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK Tahun 2004; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN TAHUN Pertama : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun mengacu pada Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya yang mengacu pada Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

4 Kedua Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun merupakan dokumen induk perencanaan kegiatan pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Ketiga : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan merupakan acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan tahunan untuk masa pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, program dan kegiatan serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Keempat : Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan tahun sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini; Kelima : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Standardisasi Produk Pangan Nomor HK Tahun 2013 tentang Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun , dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 April 2015 Direktur Standardisasi Produk Pangan Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP NIP

5 KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan Rancangan Renstra-KL sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN dan menetapkan Renstra-KL setelah disesuaikan dengan RPJMN. Oleh karena itu, setiap Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian/Lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh. Dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Badan POM tanggal 30 Maret 2015 dan diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 515 tanggal 6 April Renstra Badan POM menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan di bidang Pengawasan Obat dan Makanan dan dalam penyusunan Renstra unit organisasi di bawahnya yang meliputi unit organisasi Eselon I, Satuan Kerja dan Unit Organisasi Eselon II. Sesuai dengan pasal 3 Peraturan Kepala Badan POM Nomo 2 Tahun 2015, bahwa setiap unit organisasi Eselon I, Satuan Kerja (Satker) dan Unit Organisasi Eselon II di lingkungan Badan POM wajib menetapkan Renstra Tahun Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai salah satu unit eselon II pada Badan Pengawas Obat dan Makanan yang secara resmi telah terbentuk pada tanggal 31 Desember 2001 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN i

6 Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun Merujuk pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Badan POM , maka perlu disusun Rencana Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagaimana telah ditetapkan dengan keputusan Direktur Standardisasi Produk Pangan Nomor HK Tahun Akhirnya, Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun diharapkan dapat menjadi pedoman bagi jajaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam melakukan tugas dan fungsinya melalui kerja sama dan komunikasi yang efektif dari seluruh pemangku kepentingan. Jakarta, 30 April 2015 Direktur Standardisasi Produk Pangan Ir. Tetty Helfery Sihombing,MP NIP RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN ii

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI.....iii KEPUTUSAN DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN NOMOR HK TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi umum Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan berdasarkan 4 Peraturan Perundang undangan Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Capaian Kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan 16 periode Potensi dan Permasalahan Potensi Globalisasi Perdagangan Tuntutan masyarakat tentang keamanan pangan Persepsi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Terhadap 23 Standar Kepercayaan Terhadap Proses Pengembangan SNI Emerging Isu dan Kemajuan Ilmu dan Teknologi di Bidang 25 Pangan Partisipasi dan Keterlibatan di Nasional dan Internasional Pengawasan pre market dan post market Permasalahan Faktor Kunci Keberhasilan Manajemen Perubahan Analisa terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT) BAB II. VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Visi Misi Budaya Organisasi Tujuan Sasaran Strategis 44 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN iii

8 BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Pengawasan 48 Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Standardisasi Produk 54 Pangan 3.3 Kerangka Regulasi 57 BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Target Kinerja Kegiatan dalam Sasaran Strategis Menguatnya Sistem 60 Pengawasan Obat dan Makanan Kegiatan dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kemandirian 61 Pelaku Usaha, Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan dan Partisipasi Masyarakat Kerangka Pendanaan 63 BAB V. PENUTUP RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN iv

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 7 Gambar 1.2. Siklus dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan 10 Gambar 1.3. Sebaran Kegiatan dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode dalam bentuk grafik lingkaran. 11 Gambar 1.4. Sebaran Kegiatan dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode dalam bentuk grafik batang 12 Gambar 1.5. Kebutuhan SDM Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun Berdasarkan Analisa Beban Kerja. 13 Gambar 1.6. Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 18 Gambar 1.7. Diagram permasalahan, kondisi saat ini dan dampaknya. 36 Gambar 1.8. Peta Bisnis Proses Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai Peran dan Kewenangan. 37 Gambar 1.9. Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 37 Gambar 3.1. Logframe Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 54 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN v

10 DAFTAR GAMBAR Tabel 1.1 Profil Pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Tabel 1.2. Target Pembangunan Untuk Tahun pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan 17 Tabel 1.3. Rangkuman Analisis SWOT. 33 Tabel 1.4. Penguatan Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan 38 Tabel 2.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis Direktorat Standardisasi Produk Pangan periode Tabel 3.1. Program, Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran Kegiatan, dan Indikator di Lingkungan Direktorat Standardisasi Produk. 57 Tabel 4.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja,Program, Sasaran Program, Kegiatan, Sasaran Kegiatan, dan Indikator Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 59 Tabel 4.2. Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 62 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN vi

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Kamus Indikator Sasaran Strategis Termasuk Indikator Kinerja Utama (Iku) Indikator Sasaran Program (Outcome), Dan Indikator Sasaran Kegiatan (Output) Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Standardisasi Produk Pangan RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN vii

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum P angan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Dan keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus dipenuhi. Untuk itu, konsumen berhak atas jaminan keamanan pangan dari semua produk yang dikonsumsinya. Di pihak lain, keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Terkait hal tersebut, dibutuhkan standar yang berlaku secara internasional agar tercipta persaingan dagang yang adil dan memastikan pangan beredar aman untuk dikonsumsi. Lebih lanjut, adanya kerjasama di bidang ekonomi antara negara negara di dunia, seperti Asean Free Trade Area ( AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), ASEAN CHINA Free Trade Agreement dan World Trade Organization (WTO), telah menciptakan sistem perdagangan dunia yang bebas (free trade). Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda (Wikipedia, 2011). Pada era pasar bebas banyak tantangan dan persaingan harus dihadapi oleh dunia bisnis yang semakin komplek. Ditandai dengan adanya perubahan lingkungan yang cepat dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 1

13 pesat, menuntut kepekaan organisasi untuk merespon perubahan yang akan terjadi sehingga mereka tetap eksis dalam kancah persaingan. Tuntutan kesiapan organisasi bisnis terhadap persaingan pasar bebas yang semakin dekat dan tuntutan restrukturisasi organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam mensikapi berbagai perubahan yang terjadi. Hanya organisasi yang fleksibel dan adaptif yang mampu bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat dan sebagai dampak dari terbukanya kesempatan bagi pelaku bisnis dari berbagai negara. Perkembangan sistem perdagangan bebas ini akan memperluas gerak arus transaksi produk produk pangan melintasi batas batas wilayah suatu negara, terutama arus masuknya produk pangan dari luar ke sistem pangan nasional. Perdagangan dunia yang bebas mendorong terjadinya pasar yang bersifat terbuka terhadap setiap barang dan atau jasa impor. Dalam mendukung pasar nasional dalam menghadapi proses globalisasi perdagangan tersebut, dipandang perlu untuk menyiapkan perangkat hukum nasional di bidang Standardisasi yang tidak saja mampu menjamin perlindungan terhadap masyarakat khususnya di bidang pangan. Standardisasi bisa juga dikembangkan sebagai salah satu alat pendorong untuk menciptakan keunggulan kompetitif melalui peningkatan mutu dan efisiensi industri pangan. Menurut PP No 102 Tahun 2000 Tentang Standardisasi Nasional Definisi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dengan melibatkan semua pihak. Terwujudnya standardisasi produk pangan untuk pengawasan keamanan pangan baik pre-market dan post-market akan berkontribusi dalam peningkatan efisiensi dan daya saing produk pangan nasional serta terlindungnya konsumen dari pangan yang tidak layak, tidak aman atau yang dipalsukan. Pengembangan dan penyesuaian peraturan perundang undangan nasional dibidang standardisasi produk pangan tidak hanya dapat membantu kelancaran RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 2

14 perdagangan dan mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan tetapi juga berperan meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat lainnya untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup nasional. Dengan perkembangan ini Direktorat Standardisasi Produk Pangan memandang perlu menyiapkan perangkat hukum nasional di bidang standardisasi makanan yang tidak saja mampu menjamin perlindungan terhadap masyarakat khususnya di bidang keamanan, mutu dan gizi pangan tetapi juga di bidang keselamatan, kesehatan dan lingkungan hidup serta juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Disamping itu Standardisasi Makanan bisa dikembangkan sebagai salah satu alat pedorong untuk menciptakan keunggulan kompetitif peningkatan mutu dan efisiensi industri pangan. Produk Pangan Nasional saat ini menghadapi tantangan pasar bebas berupa iklim persaingan yang semakin ketat. Masuknya produk pangan impor secara besar besaran ke dalam wilayah Indonesia menjadi bukti bahwa fenomena pasar bebas telah mulai berlangsung saat ini. Untuk memenangkan persaingan tersebut, tantangan yang paling dominan bagi industri produk pangan adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk pangan yang akan mereka konsumsi bermutu dan aman, serta pada tingkat harga yang terjangkau. Sebagai konsekuensinya, industri produk pangan harus mampu menerapkan sistem jaminan mutu dan jaminan keamanan pangan sebagai fokus kegiatan utama. Pemerintah dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan. Direktorat Standardisasi Produk Pangan harus dapat menjawab tantangan tersebut dengan menyiapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung industri produk pangan nasional untuk dapat bersaing ditingkat Internasional. Standardisasi Makanan merupakan dasar yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan produk pangan unggulan yang berdaya saing tinggi, karena RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 3

15 standar merupakan acuan mutu dan keamanan produk yang dapat dideskripsikan untuk pemenuhan keinginan konsumen dan dapat memberikan jaminan bagi konsumen akan keamanan produk pangan tersebut. Produk pangan unggulan yang berdaya saing tinggi diperlukan dalam menghadapi persaingan global. Standardisasi makanan dapat digunakan sebagai salah satu alat kebijakan pemerintah dalam menata struktur ekonomi secara lebih baik dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan standar makanan nasional dengan mutu yang makin meningkat dan dapat memenuhi persyaratan internasional, untuk menunjang tercapainya tujuan strategis, antara lain, peningkatan ekspor produk pangan, peningkatan daya saing produk pangan Indonesia terhadap produk pangan impor, peningkatan efisiensi nasional, dan menunjang program keterkaitan sektor pangan dengan berbagai sektor lainnya. Dengan sistem diatas setiap pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan standardisasi yaitu pemerintah, pelaku usaha, ilmuwan dan konsumen, lebih menyadari pentingnya standardisasi produk pangan di Indonesia mengingat efektifitas pengaturan di bidang standardisasi sangat dipengaruhi oleh peran aktif dan kerjasama yang sinergis antara semua stakeholder Peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Berdasarkan Peraturan Perundang undangan. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI ditetapkan berdasarkan pasal 25 ayat (2) Undang undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara jo. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 4

16 melalui Menteri yang mengkoordinasikan. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut Badan POM dikoordinasikan oleh Menteri Kesehatan, khususnya dalam perumusan kebijakan yang berkaitan dengan instansi pemerintah lainnya serta penyelesian permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan dimaksud. Selanjutnya terkait dengan tugas dan fungsi Badan POM diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2011 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departeman sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan Atas Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Pembentukan Badan POM ditindak lanjuti dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK Tahun 2004 dan setelah mendapat persetujuan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 34/M.PAN/2/2001 tanggal 1 Februari Perubahan-perubahan tersebut mendorong Badan POM untuk melakukan reposisi dan redefinisi terhadap tugas pokok, fungsi dan perannya sebagai pembantu Presiden Republik Indonesia di bidang pengawasan obat dan makanan. Direktorat Standardisasi Produk Pangan merupakan satu dari lima unit pelaksana teknis yang ada pada Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM, RI. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM tanggal 26 Februari 2001, Direktorat Standarisasi Produk Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 5

17 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 249, Direktorat Standardisasi Produk Pangan menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan dan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan ; 2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan dan standardisasi pangan khusus; 3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan dan standardisasi pangan olahan ; 4. Penyusunan rencana dan program standardisasi produk pangan ; 5. Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di standardisasi produk pangan ; 6. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi produk pangan ; 7. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Standardisasi Produk Pangan dibentuk dengan struktur organisasi sebagai berikut : RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 6

18 Direktorat Standardisasi Produk Pangan SUBDIT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN SUBDIT STANDARDISASI PANGAN KHUSUS SUBDIT STANDARDISASI BAHAN BAKU DAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN SEKSI STANDARDISASI PRODUK PANGAN SEKSI STANDARDISASI PHRG & IRADIASI SEKSI STANDARDISASI BAHAN BAKU SEKSI KODEKS PANGAN SEKSI STANDARDISASI PANGAN FUNGSIONAL SEKSI STANDARDISASI BAHAN TAMBAHAN PANGAN SEKSI TATA OPERASIONAL Gambar 1.1, Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan Masing-masing Subdirektorat dan Seksi mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1) Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan terdiri dari: a. Seksi Standardisasi Bahan Baku; b. Seksi Standardisasi Bahan Tambahan Pangan RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 7

19 Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana dan program standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan; 2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi bahan baku; 3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi bahan tambahan pangan; 4. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan. 2) Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus terdiri dari: a. Seksi Standardisasi Pangan Hasil Rekayasa Genetika dan Iradiasi b. Seksi Standardisasi Produk Pangan Fungsional Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan pelaksanaan pengaturan dan standardisasi pangan khusus. Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana dan program standardisasi pangan khusus RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 8

20 2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi pangan hasil rekayasa genetika dan iradiasi. 3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi produk pangan fungsional. 4. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi pangan khusus 3). Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan terdiri dari: a. Seksi Standardisasi Produk Pangan b. Seksi Kodex Pangan c. Seksi Tata Operasional Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur evaluasi dan pelaksanaan pengaturan dan standardisasi pangan olahan. Dalam melaksananakan tugas, Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana dan program standardisasi pangan olahan; 2. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi produk pangan; 3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta penyusunan kodex pangan; 4. Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi pangan olahan; 5. Pelaksanaan urusan tata operasional dilingkungan Direktorat. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 9

21 Siklus Dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya mengembangkan sistem manajemen standardisasi produk pangan melalui siklus : 1. Pengkajian dan Evaluasi Standardisasi Produk Pangan. 2. Penyusunan dan Review Standar Produk Pangan (Kebijakan, Peraturan, Standar, Peraturan, dan Code of Practice) 3. Penetapan Standar Pangan 4. Sosialisasi dan Advokasi Standar Pangan 5. Implementasi/Aplikasi Standar Pangan 6. Pemantauan/Monitoring Standar Pangan Siklus dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan dapat dilihat pada gambar seperti dibawah ini : PENGKAJIAN/EVALUASI MONITORING PENYUSUNAN IMPLEMENTASI / APLIKASI PENETAPAN SOSIALISASI & ADVOKASI Gambar 1.2. Siklus dalam Sistem Manajemen Standardisasi Produk Pangan RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 10

22 Keterangan : A = Penyusunan dan Review B = Penetapan / Harmonisasi C = Sosialisasi & Advokasi D = Implementasi / Aplikasi E = Monitoring F = Pengkajian dan Evaluasi Gambar.1 3 : Sebaran Kegiatan Dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 11

23 Keterangan : A = Penyusunan B = Penetapan / Harmonisasi C = Sosialisasi & Advokasi D = Implementasi / Aplikasi E = Monitoring F = Pengkajian dan Evaluasi Gambar 1.4 : Sebaran Kegiatan Dan Penganggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode Dari grafik diatas terlihat bahwa dalam siklus manajemen sistem standardisasi produk pangan kegiatan penyusunan, pengkajian dan sosialisasi serta advokasi mempunyai porsi yang lebih besar dari kegiatan lain selama periode renstra tahun Hal ini menunjukan bahwa tiga kegiatan penyusunan, sosialisasi dan review standar masih menjadi prioritas. Sosialisasi kepada stakeholder menjadi suatu tahapan penting untuk memberikan pengetahuan yang memadai dan membangun persepsi yang sama terhadap setiap ketentuan yang ada pada peraturan yang dikeluarkan, terutama untuk seluruh pengawas pangan, baik di Badan POM maupun Balai/Balai Besar POM. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 12

24 Disamping itu sosialisasi berguna untuk mendapatkan input dalam melakukan pengkajian dan penyusunan regulasi dan standar. Untuk mendukung tugas tugas Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan peran dan fungsinya, diperlukan sejumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlan dan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki Direktorat Standardisasi Produk Pangan untuk melaksanakan tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan, sampai Tahun 2014 adalah sejumlah 30 orang yang tersebar di setiap sub direktorat. Pada Tahun 2014, Direktorat Standardisasi Produk Pangan belum didukung dengan SDM yang memadai dan masih kekurangan SDM sejumlah 21 orang, dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dari target yang ditetapkan. Berikut ini adalah profil kebutuhan pegawai berdasarkan analisa beban kerja : *) Tahun 2015 s/d 2019 asumsi tidak ada penambahan pegawai Gambar 1.5 Kebutuhan SDM Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun Berdasarkan Analisa Beban Kerja. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 13

25 Dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk melakukan moratorium pegawai selama 5 (lima) tahun mulai Tahun berarti tidak ada penambahan pegawai selama kurun waktu tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan, karena diperkirakan sejumlah 3 (tiga) pegawai akan pensiun, 2 pegawai akan pindah dan sebagainya dalam lima tahun tersebut, sementara beban kerja semakin meningkat. Adanya kekurangan pegawai yang signifikan tersebut menyebabkan beberapa tugas dan fungsi penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan belum dapat dilakukan secara optimal. Adapun profil pegawai Direktorat Standardisasi Produk Panganyang tersebar di subdirektorat berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada tabel 1 di bawah ini : Tabel 1.1. : Profil Pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun No. Unit kerja S3 S2 1 Subdit Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan 2 Subdit Standardisasi Pangan Khusus 3 Subdit Standardisasi Pangan Olahan(termasuk Direktur dan TOP) Profesi (Apoteker dan Dokter) S1 Non Sarjana Jumlah TOTAL % 33.33% 20% 13.33% RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 14

26 Keterangan : No. Jenis Pendidikan Jumlah 1. Apoteker S2 Teknologi Pangan 3 3. S2 Magister Profesional 4 4. S2 Kesehatan 1 5. S2 Kesehatan Masyarakat 1 6. S2 Farmasi 1 7. S1 Teknologi Pertanian /Teknologi Pangan 4 8. S1 Gizi 1 9. S1 Komputer DIII Farmasi DIII Manajemen Informatika SMF/KPAA 2 TOTAL 30 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar 33.33% pegawai Direktorat Standardisasi Produk Pangan memiliki latar belakang pendidikan apoteker. Selain itu terdapat sarjana strata dua sejumlah sarjana bidang lainnya sejumlah 20% dan non sarjana sejumlah 13.33%. Selain memadai secara kualitas, agar Direktorat Standardisasi Produk Pangan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan eksternal yang sangat dinamis, diperlukan kompetensi SDM sesuai dengan bidang tugasnya agar mampu berkinerja baik. Untuk itu Direktorat Standardisasi Produk Pangan harus senantiasa memperhatikan peningkatan kompetensi SDM secara berkesinambungan melalui capacity building yang terencana. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 15

27 Capaian Kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode Sesuai dengan peran dan kewenangannya, Direktorat Standardisasi Produk Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, sasaran strategis untuk mencapai tujuan Badan POM dalam meningkatnya efektivitas perlindungan masyarakat dari produk makanan yang berisiko terhadap kesehatan serta meningkatnya daya saing produk makanan adalah Tersusunnya Standar Makanan yang Mampu Menjamin Makanan, Aman, Bermanfaat dan Bermutu dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) 1. Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan isu, keamanan, mutu dan gizi pangan. 2. Jumlah Standar yang dihasilkan dalam rangka mendukung Program Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). 3. Persentase UMKM Pangan yang meningkat daya saingnya berdasarkan hasil grading (dihitung terhadap 1800 UMKM) Tahun 2012 Direktorat Standardisasi Produk Pangan melakukan revisi terhadap indikator kinerja utama untuk mengakomodir perubahan lingkungan strategis dan untuk mengakomodir kegiatan new initiative pada tahun 2012 yaitu Penyusunan NSPK dalam rangka Dukungan Program Rencana Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah dan new initiative tahun 2013 yaitu Peningkatan Keamanan dan Mutu Produk Pangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangka Harmonisasi ASEAN 2015, sehingga ada perubahan dan penambahan indikator utama pada Sasaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan pada Renstra periode , sebagaimana uraian pada tabel 2 dibawah ini : RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 16

28 Tabel 1.2 : Target Pembangunan untuk Tahun Unit Kerja : Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN NO. PROGRAM/ KEGIATAN 3.10 Standardisasi Makanan Keterangan : OUTCOME /OUTPUT Tersusunnya standar makanan yang mampu menjamin makanan aman, bermanfaat dan bemutu INDIKATOR Persentase kecukupan standar makanan yang dimiliki dengan yang dibutuhkan ( dihitung dari 100 standar) *) 1 Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan isu keamanan, mutu dan gizi pangan.**) 2 Jumlah Standar yang Dihasilkan dalam rangka Mendukung Program Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) 3 Persentase UMKM yang meningkat daya saingnya berdasarkan hasil grading (dihitung dari 1800 UMKM) * Indikator sesuai dokumen Renstra sebelum direvisi dan pada TA 2012 sudah tidak berlaku **) Indikator sesuai dokumen Trilateral Meeting / RKP 2012 TARGET ***) 2014 ***) ***) Indikator sesuai dokumen Renstra Sinkronisasi (Revisi Renstra Direktorat Standardisasi Produk Pangan Periode ) ****) Perubahan target indikator untuk menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah tentang penghematan anggaran TA 2014 Adapun pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan Direktorat Standardisasi Produk Pangan tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaian indikator kinerja utama grafik di bawah ini. Grafik 1 : Pencapaian IKU 1 Grafik 2 : Pencapaian IKU 2 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 17

29 Grafik 2 : Pencapaian IKU 3 Gambar 1.6 : Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan Sebagaimana grafik 1. terkait pencapaian kinerja pada Renstra tahun tersebut di atas, kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan telah menunjukkan perbaikan yang semakin signifikan. Hal ini bisa dilihat dari seluruh kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan tugas utamanya melakukan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan. Adapun penjelasan pencapaian masing-masing indikator kinerja utama tersebut adalah sebagai berikut: Untuk indikator kinerja pertama Jumlah standar yang dihasilkan dalam rangka antisipasi perkembangan isu keamanan, mutu dan gizi pangan rata rata tercapai sebesar 100% setiap tahunnya bahkan pada tahun 2011 dan 2012 melebihi target yang telah ditetapkan sebesar masing masing 140 % dan 120 %. Sedangkan untuk indikator kinerja ke dua Jumlah Standar yang Dihasilkan dalam rangka Mendukung Program Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah pada tahun 2012 dan 2013 berhasil mencapai target 100% dimana dihasilkan 4 (empat) standar. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi perubahan target indikator untuk menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah tentang penghematan anggaran TA 2014 dimana jumlah standar PJAS yang dihasilkan tidak sama dengan yang ditargetkan pada Rencana Kinerja Tahunan RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 18

30 maupun Perjanjian kinerja 2014, yaitu 4 standar, karena terdapat efisiensi anggaran, target dikurangi menjadi 1 (satu standar). Pada Indikator Kinerja ketiga Persentase UMKM yang meningkat daya saingnya berdasarkan hasil grading (dihitung dari 1800 UMKM) juga merupakan kegiatan new Inisiatif yang pelaksanaannya dimulai pada Tahun Anggaran Capaian pada Indikator Kinerja ketiga adalah 33.9% dan 43.67% dimana tidak mencapai target yang ditetapkan sebesar 50% dan 60% Hal ini disebabkan dikarenakan sebagian besar jenis UMKM Pangan yang diberikan bimbingan teknis dan dilakukan monitoring adalah industri rumah tangga dan masih termasuk jenis usaha skala mikro dimana sebagian besar dari mereka masih memiliki banyak kekurangan dalam hal kesiapan sarana prasarana dan teknologi pengolahan pangan serta keterbatasan modal; pemenuhan persyaratan standar Harmonisasi ASEAN seperti pelabelan produk pangan; di sisi lain bimbingan teknis yang dilakukan oleh Badan POM belum cukup untuk meningkatkan kesiapan UMKM untuk harmonisasi ASEAN, dengan demikian diperlukan bimbingan teknis dan pendampingan yang lebih intensif dan berkesinambungan serta perlunya peningkatan koordinasi dengan kementerian / lembaga yang melakukan pembinaan UMKM pangan untuk bekerjasama memenuhi kekurangan UMKM terutama terkait sarana dan prasarana serta modal. Berdasarkan capaian kinerja utama Direktorat Standardisasi Produk Pangan sesuai dengan grafik 1,2 dan 3 atas, terlihat bahwa kinerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan telah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Namun hal ini tidak menjadikan peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan selesai. Bahkan dengan adanya perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis diharapkan peran Direktorat Standardisasi Produk Pangan pada masa yang akan datang dapat lebih ditingkatkan. Direktorat Standardisasi Produk Pangan diharapkan terus menjaga kinerja yang telah dicapai saat ini sesuai harapan masyarakat, yaitu agar pengawasan Obat dan Makanan terus lebih dimaksimalkan untuk melindungi kesehatan masyarakat. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 19

31 1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi dan aman merupakan hak asasi setiap orang. Disamping itu sektor pangan memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakan roda pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Peningkatan kesejahteraan rakyat yang berlandaskan pada pengembangan usaha yang unggul secara kompetitif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dalam menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi. Dengan kerjasama di bidang ekonomi antara negara-negara di Dunia, seperti harmonisasi Association of South East Asia Nations (ASEAN), ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN-China Fre Trade Area (ACFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO) dan regional telah menciptakan sistem perdagangan dunia yang bebas (free trade area). Kondisi seperti diatas akan berpengaruh secara langsung pada perdagangan pangan internasional dimana arus masuk produk pangan dari luar meningkat sehingga akan mempengaruhi sistem pangan nasional. Pasar nasional yang bersifat unik dan tertutup dengan adanya globalisasi diatas akan menjadi pasar yang bersifat terbuka terhadap setiap produk. Untuk mendukung pasar nasional perlu disiapkan perangkat hukum nasional dibidang standardisasi terutama standardisasi pangan yang tidak saja mampu menjamin perlindungan terhadap masyarakat khususnya dibidang keamanan, mutu dan gizi pangan, kesehatan dan lingkungan hidup, tapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Ancaman keamanan pangan di dunia berupa kasus kasus keracunan pangan terutama yang disebabkan oleh mikroba patogen asal pangan (foodborne RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 20

32 disease) terus menerus menimbulkan masalah. Patogen patogen penyebab penyakit dan adanya strain strain baru dari pathogen yang menyebabkan penyakit (emerging patogen) yang kejadiannya meningkat dalam dua dekake terakhir atau diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Standardisasi Produk Pangan dituntut untuk melakukan percepatan dalam penyusunan peraturan dan standardisasi dalam rangka mengantisipasi isu isu strategis tersebut dan agar dapat disusun kebijakan yang tepat. Dari analisis lingkungan strategis tersebut diatas maka tuntutan terhadap kompetensi standardisasi pangan meningkat. Standardisasi diharapkan dapat menjawab semua tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi. Untuk itu diperlukan strategi dalam peningkatan pengembangan Standardisai Pangan POTENSI Globalisasi Perdagangan Standardisasi makanan sebagai salah satu unsur penunjang pembangunan, mempunyai peranan penting dalam usaha mengoptimalisasi pendayagunaan sumber daya dalam kegiatan pembangunan. Standardisasi pangan berperan pula dalam menunjang kemampuan produksi pangan khususnya peningkatan perdagangan produk pangan dalam negeri dan luar negeri, serta pengembangan industri pangan dan perlindungan terhadap konsumen. Perkembangan liberalisasi perdagangan merupakan faktor penting dalam pengembangan standardisasi pangan di Indonesia. Berbagai perjanjian internasional dan regional baik di lingkungan lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), World Trade Organization (WTO) dan ASEAN Economic Community (AEC) mengikat semua anggotanya untuk menerapkan keteraturan tertentu dalam transaksi perdagangan produk pangan antar negara, RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 21

33 sehingga masing-masing negara anggota tidak lagi menerapkan berbagai hambatan perdagangan dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Di pihak lain dalam pasar yang terbuka, kelemahan dalam pengendalian dan pengawasan produk pangan dapat menjadi peluang untuk masuknya produk pangan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan. Dampak dari pengaruh lingkungan eksternal khususnya globalisasi tersebut telah mengakibatkan Indonesia masuk dalam perjanjian-perjanjian internasional, khususnya ekonomi yang menghendaki adanya area perdagangan bebas (Free Trade Area). Ini dimulai dari perjanjian ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand), Free Trade Area, ASEAN-China Free Trade Area, ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). Dalam hal ini, memungkinkan negara-negara tersebut membentuk suatu kawasan bebas perdagangan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional dan berpeluang besar menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional. Hal ini membuka peluang peningkatan nilai ekonomi sektor barang dan jasa serta memungkinkan sejumlah produk pangan Indonesia akan lebih mudah memasuki pasaran domestik negara-negara yang tergabung dalam perjanjian pasar regional tersebut. Dalam menghadapi FTA dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2015, diharapkan industri produk pangan dalam negeri mampu untuk menjaga daya saing terhadap produk luar negeri. Dalam kaitan dengan globalisasi dan perjanjian-perjanjian internasional khususnya di sektor ekonomi tersebut, harusnya yang menjadi dasar pijakan dan harus ditekankan dari awal adalah soal kedaulatan bangsa, negara dan rakyat kita dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan transnasional dan negara-negara lain tersebut. Dan ini sangat sejalan dengan 9 (sembilan) agenda prioritas pembangunan (Nawa Cita), khususnya pada butir 1: RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 22

34 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara (dengan memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional), juga pada butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta pada butir 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Dengan masuknya produk perdagangan bebas tersebut yang antara lain adalah produk pangan makanan, merupakan persoalan krusial yang perlu segera diantisipasi. Realitas menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk pangan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan mutunya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat membutuhkan proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi pangan tersebut. Mengantisipasi hal tersebut maka perlu penyiapan standar dan regulasi yang tepat sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang pangan untuk menjamin produk produk pangan yang beredar dalam negeri memenuhi standar dan regulasi tersebut Tuntutan masyarakat tentang keamanan pangan. Tuntutan masyarakat terhadap pangan semula hanya pada penampilan, rasa, harga dan tren gaya hidup, namun seiring dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin baik, tuntutan terhadap pangan lebih kepada keamanan, mutu dan gizi pangan. Disamping itu ditambah lagi dengan semakin banyaknya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam memilih produk maupun hak dan kewajibannya sebagai konsumen Persepsi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Terhadap Standar RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 23

35 Pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu pemerintah sebagai pengawas dan regulator, produsen sebagai penghasil pangan, konsumen sebagai pengguna maupun para pakar dibidang pangan persepsinya terhadap kegunaan standar merupakan daya penggerak perkembangan standar pangan yang sangat penting. Pemahaman tentang fungsi standar dalam kegiatan produksi dan akan mempengaruhi tarikan pasar bagi perkembangan standar, sekaligus akan mendorong pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan standar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan standar pada dasarnya berakar pada persepsi dan pemahaman pemangku kepentingan terhadap kegunaan standar Kepercayaan Terhadap Proses Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Daya penggerak lain yang juga sangat penting adalah kepercayaan terhadap proses pengembangan SNI. Perkembangan persepsi pemangku kepentingan tentang pentingnya standar hanya akan menjadi tarikan pasar yang riil bagi perkembangan SNI apabila kepercayaan mereka terhadap proses pengembangan SNI cukup baik, karena: (1) terbuka bagi partisipasi pemangku kepentingan; (2) prosesnya transparan, tidak memihak serta menjunjung tinggi konsensus; (3) pelaksanaannya efektif karena menjawab kebutuhan pasar, sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta koheren dengan berbagai standar dan praktek perdagangan internasional. Trend keamanan pangan (food safety) menjadi isu sensitif dalam industri pangan. Berbagai kasus keracunan pangan yang terjadi, berasal dari kontaminasi bahan kimia dan mikroba. Faktor kesehatan menjadi salah satu alasan, mengapa konsumen mengonsumsi pangan. Keamanan dan mutu produk pangan menjadi tuntutan konsumen. Perbaikan mutu dan gaya hidup sehat, telah RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 24

36 mendorong masyarakat di berbagai negara dan mendorong gerakan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi pangan yang sehat Emerging Isu dan Kemajuan Ilmu dan Teknologi di Bidang Pangan. Berbagai perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat di bidang pangan mengakibatkan kebutuhan akan standar dan regulasi baru semakin meningkat, semakin terbatasnya sumber daya serta semakin beragamnya tuntutan produsen pangan dan konsumen. Hal ini yang mendorong Direktorat Standardisasi Produk Pangan mempersiapkan diri dan merencanakan kegiatan yang bersifat strategis serta dapat menjawab isu isu strategis di bidang pangan dalam rangka menanggapi tuntutan produsen dan konsumen tersebut dan juga untuk menghadapi emerging isu yang terkait dengan mutu dan keamanan pangan serta emerging dalam teknologi pengolahan pangan yang menghasilkan produk produk baru (novel food) yang harus diiringi dengan ketersediaan standar Partisipasi dan Keterlibatan dalam Kegiatan Nasional dan Internasional Partisipasi ini bertujuan untuk menyuarakan kepentingan Nasional di bidang pangan dengan ikut serta dalam keanggotaan organisasi Regional dan Internasional dan juga untuk menyamakan persepsi di bidang standar dan peraturan serta memperluas informasi tentang peraturan, kebijakan standar di bidang pangan sehingga diperoleh dukungan dan kesamaan persepsi. Hal ini mendorong untuk dilaksanakannya harmonisasi standar, peraturan dan pedoman ditingkat regional dan internasional serta meningkatkan peran aktif dalam kerjasama standardisasi produk pangan nasional, regional, multilateral dan bilateral Pengawasan pre market dan post market. Standar sebagai salah satu tools yang dijadikan acuan dalam melaksanakan pengawasan baik pre market maupun post market. Tanpa standar pengawasan RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN 25

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 199, 2000 BADAN STANDARISASI. Standarisasi Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN Disampaikan oleh: Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP Direktur Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Visi dan Misi Badan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap kementerian dan lembaga diwajibkan untuk menyusun rencana strategis termasuk

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI NOMOR HK.04.01.313.05.15.1413 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI TAHUN 2015-2019 DIREKTUR PENILAIAN OBAT

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6

Daftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6 RENCANA STRATEGIS PUSAT AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 (63) () (63..6) PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN SATUAN KERJA (44) DEPUTI III BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN

BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN 2015- BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Direktorat Standardisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pemerintah Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Arrista Trimaya *

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Arrista Trimaya * OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : Arrista Trimaya * Perlindungan Konsumen yang diatur dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No No.1441, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. RENSTRA. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 199 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,

Lebih terperinci

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/DPD RI/II/2013-2014 TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman. No.105, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Latar Belakang Derasnya arus globalisasi memberikan warna dan nuansa pada pola perdagangan nasional maupun internasional. Perkembangan sistem perdagangan dunia

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BULAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NASIONAL TAHUN 2015 2019

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib

Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 20118.A/PER/BSN/2/2010 TANGGAL : 1 Februari 2011 Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPKIN DIT. PPPDN

KATA PENGANTAR LAPKIN DIT. PPPDN KATA PENGANTAR Salah satu upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, khususnya

Lebih terperinci

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 Apa itu Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) MEA adalah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi No.667, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPPT. Renstra. Tahun 2015-2019. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

2 global sebagai sarana peningkatan kemampuan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk melindungi kepentingan negara dalam menghadapi era globalisasi tersebut

2 global sebagai sarana peningkatan kemampuan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk melindungi kepentingan negara dalam menghadapi era globalisasi tersebut TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas,

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas, BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS 2014 KATA PENGANTAR Berdasarkan Permendagri No 54 Tahun 2010, Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

NOMOR : HK TENTANG PEMBENTUKAN TIM MITRA BESTARI PANGAN FUNGSIONAL KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI,

NOMOR : HK TENTANG PEMBENTUKAN TIM MITRA BESTARI PANGAN FUNGSIONAL KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI, KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.1.0421 TENTANG PEMBENTUKAN TIM MITRA BESTARI PANGAN FUNGSIONAL KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN NOMOR HK.04.05.06.15.695 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.51/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/2007................... TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. * ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. * Era perdagangan bebas di negaranegara ASEAN tinggal menghitung waktu. Tidak kurang dari 2 tahun pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci