BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Pisang sebagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Pisang sebagai"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Pisang Pisang (musa parasidiaca) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Pisang sebagai bahan konsumsi adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun (Suyanti, 2008). Kandungan gizi pisang terdiri dari air, karbohidrat protein, lemak dan vitamin A, B1, B2 dan C. Komposisi kandungan gizi pisang dapat dilihat pada tabel

2 7 Tabel 2.1 Komposisi Kandungan Gizi Pisang (Per 100g) Kandungan % Kalori (kkal) 90 Karbohidrat (g) 22,84 Gula (g) 12,23 Serat (g) 2,26 Lemak (g) 0,33 Protein (g) 1,09 Vit. B5 (mg) 0,334 Vit. B6 (mg) 0,367 Kalsium (mg) 8,7 Besi (mg) 5 Vit. C (mg) 0,26 Magnesium (mg) 27 Potasium (mg) 358 Sumber: Suyanti, Fungsi Permintaan Jumlah permintaan dari suatu barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli. Banyak hal yang menentukan jumlah permintaan barang, salah satu penentunya adalah harga dari barang itu. Jumlah permintaan jatuh seiring naiknya harga dan meningkat seiring turunnya harga, dapat kita katakan bahwa jumlah permintaan berhubungan secara negative terhadap harga. Hubungan antara harga dan jumlah permintaan ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam perekonomian, dan faktanya hal ini begitu umum sehingga para ekonom menyebutnya sebagai hukum permintaan: jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah permintaannya akan menurun, dan ketika harganya turun, maka jumlah permintaannya akan naik (Mankiw, 2011). Kurva permintaan menunjukkan banyaknya barang yang dibeli pada suatu harga, dengan asumsi bahwa semua faktor lain diluar harga yang mempengaruhi

3 8 keinginan membeli tidak berubah. Kurva permintaan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Jika sesuatu terjadi dan mengubah jumlah permintaan pada suatu harga, maka kurva permintaan akan bergeser. Peningkatan permintaan merupakan perubahan apapun yang meningkatkan jumlah yang ingin dibeli oleh pembeli pada harga berapapun menggeser kurva permintaan kekanan. Sedangkan penurunan permintaan merupakan perubahan apapun yang menurunkan jumlah yang ingin dibeli oleh pembeli pada harga berapapun menggeser kurva permintaan kekiri. Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana pergeseran kurva permintaan itu terjadi. P P1 P2 Q1 Q2 Q Gambar 2.1 Kurva Permintaan (Mankiw, 2011) P Peningkatan permintaan D2 Penurunan permintaan D1 D3 Q Gambar 2.2 Pergeseran kurva permintaan (Mankiw, 2011)

4 9 Mankiw (2011) menyebutkan variabel yang dapat menggeser kurva permintaan. Berikut adalah beberapa yang penting, yaitu: 1. Pendapatan Pendapatan yang lebih rendah berarti memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan secara keseluruhan, sehingga akan mengurangi belanja beberapa barang. Jika permintaan terhadap suatu barang berkurang ketika pendapatn berkurang, maka barang itu disebut dengan barang normal. Tidak semua barang adalah barang normal. Jika permintaan suatu barang bertambah ketika pendapatan berkurang, barang itu disebut barang inferior. 2. Harga barang-barang terkait Ketika penurunan pada harga suatu barang mengurangi permintaan barang lain, kedua barang tersebut disebut barang substitusi. Barang substitusi seringkali berupa pasangan-pasangan barang yang digunakan sebagai pengganti satu sama lain. Sedangkan ketika penurunan yang terjadi pada harga suatu barang meningkatkan permintaan barang lain, keduanya disebut barang komplementer. Barang komplementer seringkali berupa pasangan-pasangan barang yang saling melengkapi dan digunakan secara bersamaan. 3. Selera Hal yang paling menentukan permintaan tentunya adalah selera. Para ekonom biasanya tidak mencoba menjelaskan selera masyarakat karena selera didasarkan atas kekuatan-kekuatan historis sekaligus psikologis yang berada diluar ranah ilmu ekonomi.

5 10 4. Harapan Harapan mengenai masa depan tentunya mempengaruhi tingkat permintaan terhadap suatu barang atau jasa pada masa kini. 5. Jumlah pembeli Karena permintaan pasar diperoleh dari permintaan masing-masing individu, maka permintaan pasar bergantung pada semua faktor yang menentukan permintaan individu, termasuk penghasilan, selera,dan harapan individu, serta harga dari barang-barang yang terkait. Sebagai tambahan, permintaan pasar juga bergantung pada jumlah pembeli. 2.3 Konsep Elastisitas Elastisitas adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya terhadap perubahan permintaan dan penawaran dari suatu komoditas. Elastisitas mengukur dan menjelaskan hingga seberapa jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap perubahan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan lainnya (Lipsey RG et al. 1995). Ada tiga macam elastisitas yang berhubungan dengan permintaan yaitu elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas pendapatan (Boediono 2000). Apabila terdapat fungsi permintaan sebagai berikut (Baye and Prince, 2016) : Q = cp P M H

6 11 Dimana : Q = Permintaan C = Konstanta P = Harga barang itu sendiri P = Harga barang substitusi M = Pendapatan H = Variabel lain Dengan mentransformasikan model tersebut dalam bentuk logaritma natural, sehingga menjadi lebih sederhana sebagai berikut : lnq = β + β lnp + β lnp + β lnm + β lnh Nilai elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang bisa didapatkan melalui penurunan rumus sebagai berikut : E, = = β cp P M H = β Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai elastisitas harga adalah sebesar β, nilai elastisitas pendapatan adalah β, dan nilai elastisitas silang adalah β Elastisitas Permintaan Menurut Lipsey RG et al. (1995) elastisitas permintaan juga disebut elastisitas permintaan terhadap harga merupakan ukuran besarnya respon (tanggapan) jumlah yang diminta dari suatu komoditas tertentu, terhadap perubahan harga. Nicholson W (2002) menyatakan bahwa untuk mengukur responsi perubahan harga terhadap jumlah permintaan bisa digunakan konsep elastisitas permintaan harga.

7 Elastisitas harga Elastisitas harga atau elastisitas permintaan adalah persentse perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar satu persen. Oleh karena kurva permintaan berlereng menurun, maka kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah yang diminta, dan sebaliknya, karena persentase perubahan harga dan kuantitas memiliki tanda yang berlawanan, elastisitas permintaan merupakan angka yang negatif. Dalam prakteknya dapat diabaikan tanda negatif tersebut dan menyatakan ukuran itu dengan angka positif (nilai absolut). Besarnya elastisitas dapat bervariasi antara nol hingga tak terhingga. Elastisitas sama dengan nol jika jumlah yang diminta tidak tanggap sama sekali terhadap perubahan harga. Sepanjang persentase perubahan kuantitas lebih kecil dari pada persentase perubahan harga, besarnya elastisitas permintaannya akan lebih kecil daripada satu. Jika kedua persentase perubahan kuantitas melampai persentase perubahan harga, nilai elastisitas permintaannya lebih besar daripada satu. Apabila persentase perubahan kuantitas lebih kecil daripada persentase perubahan harga (elastisitas kurang dari satu), permintaannya disebut inelastis. Apabila persentase perubahan kuantitas lebih besar daripada persentase perubahan harganya (elastisitas lebih besar dari satu), permintaannya disebut bersifat elastis (Lipsey RG et al. 1995) Elastisitas pendapatan Elastisitas pendapatan adalah derajat reaksi permintaan terhadap perubahan pendapatan. Untuk kebanyakan jenis barang, kenaikan pendapatan berakibat kenaikan permintaan dan elastisitas terhadap permintaan akan positif. Barang-barang demikian disebut barang normal. Barang-barang yang

8 13 konsumsinya menurun sebagai tanggapan terhadap kenaikan pendapatan memiliki elastisitas pendapatan yang negatif dan disebut barang inferior. Elastisitas barang normal terhadap pendapatan bisa lebih besar daripada satu (elastis) atau lebih kecil daripada satu (inelastis), tergantung pada apakah persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar atau lebih kecil daripada persentase perubahan pendapatan yang menyebabkannya (Lipsey RG et al. 1995) Elastisitas silang Elastisitas silang adalah besarnya reaksi permintaan terhadap perubahan harga-harga dari komoditas lain. Elastisitas silang dapat bervariasi mulai dari minus tak terhingga sampai positif tak terhingga. Komoditas-komoditas yang tergolong komplementer mempunyai elastisitas silang yang negatif, sedangkan komoditas-komoditas yang tergolong substitusi mempunyai elastisitas silang yang positif (Lipsey RG et al. 1995) Faktor-faktor yang memengaruhi Elastisitas Permintaan Jika kita mengambil keputusan dari uraian di atas, ternyata barang/ jasa tertentu tidak memiliki elastisitas yang sama (Baye and Prince, 2016). Faktor yang memengaruhinya adalah sebagai berikut: 1. Ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi tingkat kemampuannya mensubtitusi maka permintaan barang tersebut semakin elastis. 2. Intensitas kebutuhan (desakan kebutuhan) Kebutuhan pokok bersifat inelastis, artinya semakin penting kebutuhan pokok itu semakin inelastis permintaannya. Artinya, meskipun harga naik, masyarakat tetap membutuhkan dan tetap membelinya. Sebaliknya, barang

9 14 mewah lebih bersifat elastis karena tidak mesti diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pembelinya dapat ditunda dan jumlah pembeli banyak seandainya harga turun. 3. Pendapatan konsumen Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga barang, permintaan akan inelastis. Sebaliknya, konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga sedikit saja akan memengaruhi permintannya terhadap barang sehingga permintaan bersifat elastis. 4. Tradisi Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk dipergunakan, barang tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap membelinya sehingga untuk barang ini permintaannya cenderung inelastis Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi untuk memaksimumkan kepuasannya. Perilaku konsumen akan mempengaruhi konsumsi konsumen, permintaan barang dan jasa, dan pendapatan serta laba perusahaan dalam yang memproduksi barang dan jasa tersebut (Noor, 2007). Kepuasan dan perilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: a. Nilai guna (utility) barang dan jasayang dikonsumsi. Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. b. Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Daya Beli dari income konsumen dan ketersediaan abarang di pasar.

10 15 c. Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi. Menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera serta nilai-nilai yang dianut seperti: agama, adat istiadat, kebiasan, dan sebagainya Nilai Guna (Utility) Nilai guna barang dan jasa adalah kemampuan barang dan jasa tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa nilai gunanya berkurang atau meningkat bagi konsumen tergantung dari kondisi yang dihadapi konsumen (Noor. 2007). Terdapat dua pendekatan dalam teori perilaku konsumen, yaitu : a. Pendekatan utiliti (nilai guna) kardinal atau Marginal Utility, bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utiliti) setiap konsumen dapat diukur dengan uang atau dengan satuan lain (utiliti yang bersifat kardinal) seperti kita mengukur volume air, panjang jalan, atau berat sekarung beras. b. Pendekatan utiliti ordinal atau kurve kepuasan sama (Indifference Curve), bertitik tolak pada anggapan bahwa tingkat kepuasan konsumen dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (utiliti yang bersifat ordinal) Kurva Kepuasan Sama (Indifirens Curve) Kurva indiferens merupakan kurva yang mengidentifikasi semua kombinasi barang dan jasa yang memberikan utilitas yang sama (Pappas and Hirschey, 1995). Kurva indiferens dapat dilihat pada Gambar 2.3. Menurut Baye and Prince (2016), asumsi untuk teori indifference-curves adalah : 1. Rasionalitas. Konsumen diasumsikan rasional : ia berusaha memaksimumkan utilitinya, berdasarkan pendapatannya dan harga pasar tertentu. Ia juga

11 16 diasumsikan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang semua informasi yang relevan. 2. Utiliti adalah ordinal. Konsumen dianggap dapat menyusun secara urut (rank) pilihan-pilihannya terhadap berbagai kelompok barang (basket s of goods) berdasarkan tingkat kepuasan setiap kelompok. 3). Tingkat substitusi marginal yang menurun (diminishing marginal rate of substitution). Pilihan-pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen, yang diasumsikan cembung (convex) pada titik origin. Hal ini menunjukkan bahwa slope kurve indiferen adalah menaik. Slope kurve indiferen ini disebut tingkat substitusi marginal dari suatu komoditi. Teori kurve indiferen didasarkan pada aksioma ini. 4). Total utiliti tergantung pada kuantitas komoditi yang dikonsumsi. Secara matematis ditulis: U =f(q1,q2,q3,, qn). 5). Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan. Konsumen diasumsikan dalam pilihannya, yaitu, jika pada suatu waktu ia memilih kelompok barang A dari pada kelompok B, ia tidak akan memilih kelompok barang B dari pada kelompok A pada saat yang lain. Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka B > A. Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka A lebih disuaki dari pada C. Asumsi ini dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, dan B>C, maka A>C.

12 17 Gambar 2.3 Kurva indiferens Tingkat Substitusi Marginal (Marjinal Substitution Rate) Tingkat substitusi marginal merupakan besarnya pengurangan jumlah konsumsi barang yang satu untuk menaikkan konsumsi satu satuan barang lainnya, dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasannya (Pappas and Hirschey, 1995). Dapat dilihat pada Gambar 2.3, untuk perubahan kombinasi A ke B memiliki tingkat substitusi marginal Y 1 -Y 2, artinya perubahan tersebut memerlukan pengorbanan Y 1 -Y 2 unit Y untuk menaikkan konsumsi X 2 -X 1 unit X. Sebagai akibat dari tingkat substitusi marginal yang semakin kecil tersebut kurve kepuasan sama berbentuk cembung ke titik origin. Secara matematis, tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution) dari X untuk Y (MRSxy) adalah -dy/dx, artinya jumlah komoditi Y yang harus diberikan (dikurangi) jika ditambahkan satu unit komoditi X agar tingkat kepuasan tetap sama. MRSxy tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut. Dari fungsi U = f(x,y), diperoleh du = (du/dx) dx + (du/dy) dy = (MUx)dX + (MUY)dY. Untuk kurve kepuasan sama (du = 0), maka (MUx) dx + (MUy) dy = 0 atau (MUx) dx = - (MUy) dy atau MUx/MUy = - dy/dx. Tingkat substitusi marginal

13 18 bertanda negatif (slope negatif) menunjukkan bahwa kurve kepuasan sama memiliki ciri turun dari kiri atas ke kanan bawah (Pappas and Hirschey, 1995) Konsumen Rumah Tangga Pelaku ekonomi adalah seorang individu, kelompok, atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan perekonomian baikkonsumsi, distribusi, maupun produksi. Secara umum, pelaku ekonomi dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu Rumah Tangga Keluarga, Masyarakat, Perusahaan, Pemerintah, dan Negara. Setiap pelaku ekonomi tersebut memiliki peran tersendiri dalam kegiatan konsumsi, distribusi, dan produksi. Konsumen Rumah Tangga merupakan pelaku ekonomi yang memiliki ruang lingkup terkecil. Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, definisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Engel JF, DB Roger, dan WM Paul (1994) menyatakan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berkerabat maupun tidak, yang menempati suatu unit perumahan. Lipsey RG et al. (1995) menyatakan bahwa pengertian rumah tangga adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan membuat keputusan keuangan bersama atau menyebabkan pihak lain mengambil keputusan bagi mereka. Anggota rumah tangga seringkali disebut sebagai konsumen karena mereka membeli dan mengkonsumsi sebagian besar barang konsumsi dan jasa. Ciri-ciri rumah tangga antara lain: setiap rumah tangga mengambil keputusan

14 19 yang konsisten selain itu rumah tangga menjual jasa-jasa faktor produksi pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya. 2.6 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian yang dilakukan Dhani Perwira Sari (2004) dengan judul Analisis Permintaan Buah Jeruk Tingkat Rumah Tangga di Kabupaten Klaten. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, sedangkan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendapatan, pendidikan ibu rumah tangga, harga buah pisang dan harga buah pepaya berpengaruh nyata terhadap permintaan buah jeruk. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh adalah pendapatan. Nilai elastisitas harga buah jeruk adalah -0,110 yang menunjukkan buah jeruk sebagai barang inelastis dan elastisitas pendapatnnya adalah 0,762 sehingga buah jeruk dikategorikan barang normal. Nilai elastisitas menunjukkan bahwa buah pisang sebagai barang substitusi dan buah pepaya sebagai barang komplementer. Menurut penelitian Eka Jati Nugroho (2005) yang berjudul Analisis Permintaan Tomat Organik di Supermarket Surakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan tomat organik, serta koefisien elastisitas untuk mengkaji elastisitas permintaan tomat organik. Faktor pembatas yang digunakan dalam penelitian adalah pendapatan rumah tangga konsumen, harga tomat biasa, harga tomat organik, pendidikan konsumen dan jumlah anggota rumah tangga konsumen. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari faktor-faktor pembatas, faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan tomat organik adalah pendapatan rumah

15 20 tangga konsumen dan harga tomat organik. Elastisitas permintaan harga bernilai -2,53 menunjukkan bahwa tomat organik bersifat elastis. Elastisitas harga silang bernilai 1,04 menunjukkan bahwa tomat biasa merupakan substitusi bagi tomat organik. Dalam Penelitian Sudihastuti (2008) dengan judul Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Ikan Laut Segar Di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini untuk mengetahui profil konsumen rumah tangga di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok yang mengkonsumsi ikan laut segar, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan model permintaan ikan laut segar, menentukan nilai elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang dari permintaan ikan laut segar. Berdasarkan evaluasi model baik secara statistik, ekonometrik, maupun ekonomi, model Coub Douglas layak digunakan untuk memprediksi permintaan ikan laut segar berdasarkan masukkan variabel independennya. Berdasarkan kriteria statistik yaitu terpenuhinya uji F, berdasarkan kriteria ekonometrika model dugaan telah memenuhi kriteria ekonometrika yaitu telah memenuhi asumsi-asumsi model linear klasik yaitu asumsi normalitas, homoskedastisitas, asumsi tidak adanya multikoliniearitas dan autokorelasi. Berdasarkan kriteria ekonomi dan analisis respon (elastisitas) diketahui elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang bersifat inelastis. Elastisitas harga sebesar -0,129, elastisitas pendapatan sebesar 0,373, elastisitas silang harga ikan tawar adalah sebesar - 0,105, elastisitas silang harga ayam adalah sebesar 0,529 dan elastisitas silang harga daging sapi adalah sebesar -0,873.

16 21 Penelitian yang dilakukan Yeni Kusuma Dewi (2009) dengan judul Analisis Permintaan Jeruk Lokal (Citrus Sp) Di Kabupaten Sleman. Penelitian tersebut untuk mengkaji faktor harga jeruk, harga salak, harga pisang, jumlah penduduk dan pendapatan penduduk dalam mempengaruhi permintaan jeruk lokal di Kabupaten Sleman dan menganalisis elastisitas permintaan jeruk lokal di Kabupaten Sleman. Metode penelitian dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian ini diketahui persamaan fungsi permintaan Ln Q i = -0,891 2,445 Ln X HJ + 2,558 Ln X HS + 0,369 Ln X HP + 0,578 Ln X JP + 0,189 Ln X P. Model ini mempunyai R2 sebesar 81,9% yang berarti bahwa besarnya sumbangan variabel harga jeruk, harga salak, harga pisang, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita terhadap variasi permintaan jeruk di Kabupaten Sleman sebesar 81,9%, sedangkan sisanya 18,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar variabel yang diteliti. Pada uji F dikatakan bahwa variabel harga jeruk, harga salak, harga pisang, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan jeruk di Kabupaten Sleman. Pada uji t diperoleh bahwa variabel harga jeruk, harga salak dan pendapatan perkapita berpengaruh secara nyata, sedangkan variabel harga pisang dan jumlah penduduk tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk di Kabupaten Sleman. Koefisien elastisitas harga mempunyai nilai sebesar -2,445 yang bersifat elastis. Koefisien elastisitas silang untuk salak dan pisang berturut-turut mempunyai nilai sebesar 2,558 dan 0,369 yang menunjukkan bahwa salak dan pisang merupakan barang substitusi. Untuk koefisien elastisitas pendapatan mempunyai nilai sebesar 0,189 yang menunjukkan bahwa jeruk merupakan barang normal.

17 22 Dalam penelitian Wirawan (2013) dengan judul Permintaan Buah pisang Ambon Oleh Rumah Tangga Di Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Penelitian ini untuk mengetahui fungsi permintaan buah pisang ambon, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan buah pisang ambon, dan elastisitas permintaan buah pisang ambon di Kecamatan Denpasar Barat. Model analisis yang digunakan yaitu fungsi permintaan Cobb-Douglas dan fungsi permintaan linier. Dari hasil penelitian menunjukkan fungsi permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga yang representatif adalah fungsi permintaan linier, yaitu (Y) adalah Y = 0, , X 1 + 0, X 2 + 0, X 3 + 0, X 4 + 0, X 5 + 0, D. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga yaitu harga buah lainnya, pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga. Elastisitas harga atas permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga adalah inelastisitas, elastisitas pendapatan menunjukkan bahwa buah pisang ambon termasuk dalam kategori barang normal, buah lainnya (buah pepaya, semangka, jeruk, dan buah mangga) dapat dikategorikan sebagai barang substitusi dari buah pisang ambon berdasarkan hasil analisis elastisitas harga silang.

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Kardono-nuhfil1 IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku

Lebih terperinci

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Deskripsi Modul Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN 1 PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen mempelajari : (1)mengapa para konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang rendah dan mengurangi pembeliannya

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang lebih

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan Permintaan terhadap suatu komoditi yang dihasilkan oleh produsen terjadi karena konsumen bersedia membelinya (Sugiarto, 2000 dalam Nainggolan, 2007). Teori permintaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A.

II. LANDASAN TEORI A. 7 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Michael (1985) yang berjudul Estimating Cross Elasticities of Demand for Beef, menggunakan variabel harga daging sapi, harga ikan, harga daging unggas,

Lebih terperinci

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Asumsi dalam Model Utilitas Kardinal Kepuasan konsumen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total. MUx

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Produksi Produksi merupakan sebuah proses menghasilkan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KURVA INDIFEREN / ORDINAL Pendekatan ini mempunyai asumsi : Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beras Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan alat penggiling serta alat

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto POKOK BAHASAN: ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Suharyanto Tujuan Perkuliahan ini: Mahasiswa dapat menganalisis sensitivitas respon perubahan permintaan dan penawaran akibat perubahan harga dan faktor

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Kotler(2007) dapat didefinisikan bahwa seluruh individu dan rumah tangga yang dapat membeli atau dapat memperoleh

Lebih terperinci

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN Dibuat oleh: Wahyuli Ambarwati Wulandari 7211410094 Akuntansi S1, 2010 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012 A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Konsep Cardinal Utility Approach, Kurva Indeference Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve) Teori Ekonomi Mikro Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve) Arti Kurva Kepuasan Sama Kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dari komoditi x dan y yang menghasilkan

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility Modul ke: Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id TEORI UTILITAS ORDINAL Kurva Indiferens Garis Anggaran Keseimbangan

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Komsumen a. Pendekatan Kardinal Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang memberikan penilian. Jadi

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP IKAN LAUT SEGAR DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP IKAN LAUT SEGAR DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP IKAN LAUT SEGAR DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT DYAH SUDIHASTUTI SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 06 Teori Fakultas FEB KONSUMEN kepuasan konsumen mencoba menjelaskan bagaimana konsumen dengan anggaran yang terbatas mencoba memaksimalkan kepuasannya. Ada dua pendekatan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Penawaran Teori penawaran secara umum menjelaskan ketersediaan produk baik itu barang dan jasa di pasar yang diharapkan dapat memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi, Libria Widiastuti (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta) Email: triardewi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Permintaan Buah Pisang Di Kota Denpasar, Bali

Analisis Permintaan Buah Pisang Di Kota Denpasar, Bali Analisis Permintaan Buah Pisang Di Kota Denpasar, Bali P. K. SUPARYANA, W. RAMANTHA 1), W. BUDIASA 2) Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, E-mail: panko.suparyana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas 7FEB Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Pendekatan Ordinal Anggapan ynag diperlukan adalah : konsumen dapat

Lebih terperinci

TEORI PREFERENSI KONSUMEN

TEORI PREFERENSI KONSUMEN TEORI PREFERENSI KONSUMEN 1 Baca: Jogiyanto Bab 6. Fungsi Utility Cardinal Vs Ordinal Cardinal Ordinal Aplikasi Matematis TEORI PREFERENSI KONUMEN Teori Modern Preferensi Konsumen Dalil 1 Dalil 2 Dalil

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian, seperti kontribusi terhadap peningkatan

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN Secara indivudial atau perilaku pelaku pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup dengan menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen. Modul ke: Perilaku Konsumen Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perilaku Konsumen Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI 1.1 Definisi dan Metologi Ekonomi Ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal berhubungan dengan kehidupan rumah tangga (bangsa, negara

Lebih terperinci

TEORI ELASTISITAS. Tata Tachman

TEORI ELASTISITAS. Tata Tachman TEORI ELASTISITAS Hubungan sebab akibat berapa persen satu variable (y) berubah jika variable lain (x) berubah sebesar satu persen? Analisis sensitivitas atau elastisitas Angka elastisitas (koefisien elastisitas)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM), 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perusahaan Daerah Air Minum Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan perekonomian daerah untuk menambah penghasilan daerah.

Lebih terperinci

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah

Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa tengah SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Falultas

Lebih terperinci

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 Nilai guna atau utiliti, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang-barang. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. Materi Kurva Permintaan Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan Elastisitas permintaan Kurva Penawaran Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak buruk bagi kehidupan. untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Surakarta. Sumber Air

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak buruk bagi kehidupan. untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Surakarta. Sumber Air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pembangunan yang merata, tidak terpisahkan dari tujuan pembangunan nasional yaitu kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA Barang (commodities ) adalah benda dan jasa yang di konsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruh nya

Lebih terperinci

Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan

Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan Kuliah II-Teori Konsumen & Derivasi Kurva Permintaan DIE-FEUI February 19, 2013 Kuliah II-Teori Konsumen & 1 2 3 4 Kuliah II-Teori Konsumen & Bacaan Pindyck Ch.3 & Ch.4 Nicholson Ch.3 Kuliah II-Teori Konsumen

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas 1 Menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan sumberdaya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan suatu produk/jasa. 2 Pokok Bahasan 1. Pentingnya konsep

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati ELASTISITAS ERMINTAAN LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati Elastisitas Harga Elastisitas harga adalah rasio yang menyatakan persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase perubahan harga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Arti Penting Daging Sapi Disain pembangunan sangat sentralistik dengan perlakuan yang sangat beragam terhadap keragaman yang ada di nusantara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS 37 III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Fungsi Permintaan Gula Keadaan konsumsi dan permintaan suatu komoditas sangat menentukan banyaknya komoditas yang dapat digerakkan oleh sistem tata niaga dan memberikan arahan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Elastisitas harga permintaan 3. Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas silang 6.

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO

Add your company slogan. Permintaan Pasar LOGO Add your company slogan Permintaan Pasar LOGO Pokok Bahasan Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Elastisitas Individu dan Elastisitas Pasar Elastisitas dan penerimaan (revenue) Elastisitas konstan

Lebih terperinci

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1Permintaan Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Mangga Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga yang berasal dari pulau Kalimantan

Lebih terperinci

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Kardodno-nuhfil 1 III. ELASTISITAS PERMINTAAN AN PENAWARAN Apakah yang akan terjadi pada permintaan atau penawaran suatu barang apabila harga barang itu turun atau naik satu persen? Jawaban pertanyaan

Lebih terperinci

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Deskripsi Modul Ketika diperkenalkan tentang konsep permintaan, kita lihat bahwa para konsumen biasanya membeli lebih dari satu barang ketika harga turun,

Lebih terperinci

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA 161 VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA Pemodelan suatu fenomena seringkali tidak cukup hanya dengan satu persamaan, namun diperlukan beberapa persamaan. Pada Bab IV telah disebutkan bahwa ditinjau

Lebih terperinci

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN Jika terjadi kegagalan panen maka dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva penawaran kekiri, yaitu dari S ke S Gambar 4.1(i) menggambarkan suatu kasus

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Rizki Andini *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH KODE : Sosial Humaniora ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH Zaenul Laily 1*, Wahyu Dyah Prastiwi 2 dan Hery Setiyawan 3 1 2 3 Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Analisis Utilitas Pengukuran Utilitas dgn Pendekatan Kardinal Preferensi, Utilitas Ordinal dan Indifference

Lebih terperinci

Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta 1 Buku Acuan: 1. Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Economics, MgGraw-Hill International editions, 1992 2. Gemmill & Blodgett Economics: Principles

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah yang besar. Negara yang terdiri dari banyaknya pulau ini tentunya juga memiliki jumlah daratan yang banyak. Besarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada bab ini akan disampaikan beberapa kajian pustaka mengenai teori permintaan, elastisitas permintaan dan BBM. 2.1.1 Teori

Lebih terperinci

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1 Harga Harga Keseimbangan dibentuk oleh Harga Pendapatan Selera Konsumen Harga Barang Lain Perkiraan dipengaruhi oleh Permintaan dijelaskan oleh Hukum Permintaan berbeda-beda dalam hal Penawaran dijelaskan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD /3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD /3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD-023302/3 Minggu ke- Pokok bahasan TIU Sub pokok bahasan sasaran belajar Metode kuliah 1 PENDAHULUAN Dapat mendefinisikan pengertian ilmu

Lebih terperinci

Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Konsep Penyebab konsumen membeli lebih banyak pada harga yang rendah, dan sebaliknya Konsumen menentukan jumlah dan komposisi barang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Pokok Bahasan Teori nilai guna (utility) Pemaksimuman nilai guna Teori nilai guna dan teori permintaan Paradoks

Lebih terperinci