Laporan Ekonomi Bulanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Ekonomi Bulanan"

Transkripsi

1 Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Agustus 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav. 2-3 Kuningan Jakarta Selatan

2 Indikator Ekonomi Indikator Nilai PDB Harga Konstan Tahun 2 (Rp Triliun)1, ,66.6 1, , (1) 2. Pertumbuhan PDB (%) (1) 3. Inflasi (%) (2) 4. Total Ekspor (US$ Milyar) (3) 5. Ekspor Nonmigas (US$ Milyar) (3) 6. Total Impor (US$ Milyar) (3) 7. Impor Nonmigas (US$ Milyar) (3) 8. Neraca Perdagangan (US$ Milyar) (3) 9. Neraca Transaksi Berjalan (US$ Milyar) (1) 1. Cadangan Devisa(US$ Milyar, akhir tahun) (5) 11. Posisi Utang Luar Negeri (US$ Milyar) (6) 12. Rupiah/US$ (Kurs Tengah Bank Indonesia) 8,33 9,355 9,83. 9,2. 9,41 (5) 13.Total Penerimaan Pemerintah (Rp Triliun) *) 14. Total Pengeluaran Pemerintah (Rp Triliun) *) 15. Defisit Anggaran (Rp Triliun) *) 16. Uang Primer (Rp Triliun) (5) 17. Uang Beredar (Rp Triliun) a. Arti Sempit (M1) (4) b. Arti Luas (M2) ,33.5 1,23.2 1, ,452. (4) 18. Dana Pihak Ketiga Perbankan (Rp Triliun) , , ,363.8 (4) 19. Kredit Perbankan (Rp Triliun) (4) 2. Suku Bunga (persen per tahun) a. SBI 1 Bulan (5) b. Deposito 1 Bulan (4) c. Kredit Modal Kerja (4) d. Kredit Investasi (4) 21. Persetujuan Investasi - Domestik (Rp Triliun) (4) - Asing (US$ Billion) (4) 22. IHSG BEJ ,.2 1, , (5) 23. Nilai Kapitalisasi Pasar BEJ (Rp Triliun) ,649.8 (7) Sumber: BPS, BI, dan BEJ 1) Semester I 5) Posisi akhir Agustus 27 2) Januari - Agustus 27 6) Posisi akhir Maret 27 3) Januari-Juli 27 7) Posisi akhir Juli 27 4) Posisi akhir Juni 27 *) Dalam APBN 27 Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 2

3 Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh Sekretariat KADIN Indonesia Agustus 27 Satu dekade setelah krisis finansial, Indonesia sebagai salah satu negara yang terpukul krisis paling berat, dapat dikatakan belum terbebas dari kondisi krisis. Akibat krisis masih dirasakan sampai saat ini, terutama berkaitan dengan masalah daya beli masyarakat dan sulitnya mendapat pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Berbeda dengan Malaysia yang dewasa ini telah menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi Asia, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang relatif lamban, yang tidak saja tersandera oleh praktek korupsi yang merajalela karena lemahnya penegakan hukum, tetapi juga oleh belum membaiknya minat investasi di Indonesia. Kenaikan investasi sebagian besar baru terjadi pada sektor konstruksi yang meliputi lebih dari 84 persen dari total investasi fisik yang diperhitungkan dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi Asia (%) % Indonesia Vietnam India Philipina Malaysia Meskipun pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 27 lebih baik dari triwulan I 27, sehingga selama Semester I 27 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,1 persen, namun pertumbuhan yang terjadi dapat dikatakan tidak dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Selain karena lebih dimotori oleh pertumbuhan sektor jasa-jasa (perdagangan, pengangkutan, komunikasi, dan sektor finansiall) yang lebih banyak dinikmati golongan tertentu, pertumbuhan yang terjadi juga tidak meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, meskipun pendapatan per kapita nasional mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 26 PDB per kapita meningkat menjadi sekitar US$ dari sebesar US$ 1.32,6 pada tahun 25. Terjadinya kenaikan harga pada berbagai bahan kebutuhan pokok akhir-akhir ini menunjukkan kekurang pedulian pemerintah terhadap tingkat kesejahteraan rakyat. Terjadinya kelangkaan pada barang-barang kebutuhan pokok tidak saja mencerminkan ketidaksiapan pemerintah dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan, tetapi sekaligus juga mencerminkan sikap arogansi pemerintah yang sering memaksakan setiap keputusannya agar diterima masyarakat. Pemaksaan konversi minyak tanah ke gas dan kenaikan tarif jalan tol merupakan dua contoh kebijakan yang dipaksakan tanpa didahului oleh persiapan yang matang. Pemerintah kurang memperhitungkan perlunya memberi waktu yang cukup bagi masa transisi, agar masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap suatu Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 3

4 perubahan drastis dalam pola hidup mereka. Konversi minyak tanah ke gas tidak saja menaikkan harga minyak tanah ke tingkat yang sangat memberatkan, tetapi juga menebabkan terjainya kelangkaan yang menyusahkan rakyat banyak. Kebijakan-kebijakan pemerintah masih banyak yang bersifat ad-hoc tanpa mempertimbangkan segala kondisi dan kemungkinan yang bisa terjadi. Kenaikan harga minyak goreng yang diatasi dengan meningkatkan pungutan ekspor (PE) bagi kelapa sawit, pada kenyataannya, tidak saja tidak cukup berhasil, tetapi dikhawatirkan telah menjadi kebijakan yang kontraprodukif. Karena persoalan kenaikan harga minyak goreng sesungguhnya berada dalam koridor distributor, disamping juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pertumbuhan Ekonomi Semester I 27 Dengan pertumbuhan ekonomi Triwulan II 27 yang mencapai 2,4 persen terhadap triwulan sebelumnya, maka selama Semester I 27 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 6,1 persen. Sedangkan tanpa migas, pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 6,7 persen, menunjukkan bahwa dewasa ini Indonesia tidak lagi menjadi produsen migas yang dapat diandalkan. Pada Triwulan II 27, peningkatan produksi dapat dikatakan terjadi pada semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan sebesar,5 persen. Meskipun selama Semester I 27 sektor ini tetap mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,9 persen. Pertumbuhan PDB Harga Konstan 2 Menurut Sektor (%) Trw II 27 Semester I 27 Lapangan Usaha thd thd Trw I 27 Semester I PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH JASA - JASA Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto Tanpa Migas Sumber: Badan Pusat Statistik Seperti biasanya, sektor ekonomi yang mencapai pertumbuhan tertinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,6 persen, lalu sektor listrik dan gas, dan kemudian sektor konstruksi sebesar 8,6 persen. Tingginya pertumbuhan sektor konstruksi dapat dikatakan sebagai sektor penggerak investasi yang paling penting dewasa ini. Sebagai bagian dari sektor sekunder, peningkatan yang tejadi pada sektor konstruksi bisa menggambarkan terjadinya peningkatan pada kegiatan sektor riil. Dengan sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 5,5 persen, maka sektor sekunder (industri dan konstruksi) memberi sumbangan pertumbuhan sebesar 2 persen dari pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen secara year on year pada Triwulan II 27. Dari sisi permintaan, motor pertumbuhan ekonomi tetap dikendalikan oleh ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 9,4 persen pada Semester I 27. Tidak seperti kondisi Triwulan I 27, yang mencatatkan kontraksi pertumbuhan investasi terhadap triwulan sebelumnya, pada Triwulan II 27 pertumbuhan investasi mencapai pertumbuhan yang cukup berarti. Pada periode tersebut investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tercatat tumbuh sebesar 4,3 persen terhadap triwulan sebelumnya, sehingga pada Semeter I 27 investasi mencatatkan kenaikan sebesar 7,3 persen. Kondisi ini sebenarnya bisa menjadi gambaran tentang kinerja ekonomi yang mulai membaik, yang bisa mengantarkan perekonomian Indonesia pada pertumbuhan yang lebih tinggi untuk seluruh tahun 27. Namun, karena sebagian besar pertumbuhan investasi terjadi di sektor konstruksi, maka kondisi ini Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 4

5 juga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya gejolak di sektor property yang bisa berdampak pada sektor perbankan. Meningkatnya kembali Net Performing Loan (NPL) kredit konsumsi akhir-akhir ini merupakan kondisi yang harus diwaspadai semua pihak. Pertumbuhan PDB Harga Konstan 2 menurut Penggunaan(%) Trw II 27 Semester I 27 Pengeluran thd thd Trw I 27 Semester I 26 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Barang dan Jasa Dikurangi : Impor Barang dan Jasa Produk Domestik Bruto Sumber: Badan Pusat Statistik Investasi Upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi dalam negeri memang pantas dihargai. Berbagai kemungkinan kerja sama ekonomi dengan beberapa negara terus dilakukan, yang realisasinya sudah mulai terlihat dalam angkaangka yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dalam bulan-bulan terakhir ini Indonesia telah mengundang para pebisnis senior dari negara-negara tetangga, antara lain Australia, Malaysia, Jepang, dan Rusia untuk menjajaki kemungkinan kerja sama ekonomi. Ditandatanganinya perjanjian kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang (yang dikenal dengan EPA) diharapkan akan meningkatkan kembali investasi Jepang di Indonesia yang terus menurun belakangan ini. Meskipun terdapat berbagai hal yang perlu diwaspadai dari pelaksanaan EPA tersebut, namun adanya kerja sama ini diharapkan semakin meningkatkan kredibilitas perekonomian Indonesia di mata investor internasional. Sementara itu pada awal September ini juga telah dijadwalkan penanda tanganan berbagai proyek kerja sama dengan pengusaha-pengusaha Rusia, yang akan ikut dalam rombongan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia. Kerja sama yang dikabarkan sudah merupakan proyek yang akan langsung direalisasikan tersebut diharapkan akan meningkatkan penanaman modal langsung (PMA) yang cukup berarti bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Lebih-lebih karena proyek kerja sama yang akan ditandatangani bergerak di sektor minyak, gas, dan pertambangan. Membaiknya investasi dalam negeri dapat dilihat dari angka realisasi investasi yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Peningkatan realisasi investasi dalam negeri dan penanaman modal asing sebesar 52,6 persen dalam enam bulan pertama tahun 27, menunjukkan mulai meningkatnya kembali kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kenaikan tersebut terjadi dari Rp 42,77 triliun pada Semester I 26 menjadi Rp 65,27 triliun pada Semester I 27. Pada periode tersebut realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) meningkat sebesar 153,7 persen dari Rp 11,18 triliun pada Semester I 26 menjadi Rp 28,37 triliun pada Semester I 27. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat 16,8 persen dari US$ 3,51 miliar pada Semester I 26 menjadi US$ 4,1 miliar pada Semester I 27. Tren peningkatan investasi pada enam bulan pertama tahun 27 juga ditandai dengan meningkatnya persetujuan investasi. Rencana atau persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) meningkat sekitar 72,2 persen dari Rp 67 triliun pada Semester I 26 menjadi Rp 115,36 triliun pada Semester I 27. Sementara untuk Penanaman Modal Asing (PMA) melonjak sekitar 31,7 persen, yaitu dari US$ 5,97 miliar pada Semester I 26 menjadi US$ 23,98 miliar pada Semeter I 27. Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 5

6 Persetujuan dan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (Rp Triliun) 16 Persetujuan Realisasi Jan- Jan- Juni '6 Juni '7 Persetujuan dan Realisasi Penanaman Modal Asing (US$ Miliar) Jan- Juni '6 Jan- Juni '7 Persetujuan Realisasi Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik di tahun 27, yang terutama ditandai oleh menurunnya inflasi dan tingkat suku bunga, merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan penting para investor, disamping dapat terjaganya stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Kerja keras pemerintah untuk terus menjaga sabilitas nilai tukar rupiah merupakan salah satu upaya untuk mencapai stabilitas makro ekonomi, yang diyakini sebagai modal dasar untuk memacu tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun, kehati-hatian pemerintah dalam mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi tidak selalu berbuah kebaikan. Pemerintah terkesan sangat lamban dalam mengatasi berbagai persoalan, terutama yang berkaitan dengan persoalan mikro ekonomi. Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 6

7 Laju Inflasi Relatif tingginya kenaikan harga yang terus berlanjut sampai dengan bulan Agustus 27 terlihat dari angka inflasi yang mencapai,75 persen pada bulan Agustus 27. Angka ini merupakan angka inflasi bulan Agustus tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pemicu utama inflasi pada bulan tersebut adalah naiknya harga minyak tanah yang cukup tinggi (secara nasional naik sekitar 9,7 persen), akibat tersendatnya distribusi minyak tanah di berbagai daerah. Selain karena harga minyak dunia yang terus meningkat, adanya program konversi penggunaan bahan bakar dari minyak tanah ke gas elpiji juga menjadi faktor penyebab kelangkaan minyak tanah. Sebab dengan adanya program konversi tersebut, Pertamina dengan sengaja mengurangi pasokan minyak tanah ke pasar domestik. Di sisi lain, pola distribusi juga masih buruk, sehingga pengecer minyak tanah dapat mengambil margin yang cukup besar. Kenaikan harga minyak tanah yang cukup tinggi ini memberi andil sekitar,16 persen pada inflasi secara umum dan menyebabkan inflasi sebesar,77 persen pada kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar. Komoditas lain yang juga menjadi pemicu inflasi Agustus 27 adalah minyak goreng, yang memberi andil sebesar,7 persen pada inflasi umum. Masih tingginya harga minyak goreng, meski telah dilakukan operasi pasar, diduga terkait dengan harga minyak kelapa sawit (CPO) di pasar internasional yang masih cukup tinggi, sehingga produsen cenderung memilih pasar ekspor. Hal ini terlihat dari masih tingginya ekspor Indonesia yang ternyata didorong oleh ekspor minyak kelapa sawit. Selain harga minyak goreng, beberapa komoditas lain yang termasuk pada kelompok bahan makanan juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, seperti telur dan daging ayam ras, beras, susu serta beberapa jenis sayuran. Hal ini diperkirakan karena meningkatnya permintaan seiring dengan semakin dekatnya bulan puasa, terutama permintaan minyak goreng, telur, tepung dan susu. Kenaikan harga berbagai komoditas ini menyebabkan inflasi pada kelompok bahan makanan mencapai,79 persen. Namun, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami inflasi sebesar 3,18 persen. Tingginya inflasi ini dipicu oleh naiknya biaya pendidikan, terutama untuk tingkat perguruan tinggi, seiring dimulainya tahun ajaran baru. Meski kelompok ini mengalami inflasi yang cukup tinggi, namun karena bobotnya relatif rendah dibanding bobot kelompok bahan makanan dalam penghitungan inflasi umum, maka kelompok pendidikan ini hanya memberi andil sebesar,19 persen terhadap inflasi umum. Sedangkan kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi,79 persen mempunyai andil sebesar,21 persen terhadap inflasi umum. Dengan inflasi sebesar,75 persen tersebut, maka laju inflasi kumulatif selama Januari-Agustus 27 mencapai 3,18 persen, yang masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi untuk laju inflasi year on year (Agustus 27 terhadap Agustus 26) yang mencapai 6,51 persen. Laju inflasi year on year pada periode tahun 24 sampai dengan tahun 26 lebih tinggi dibandingkan tahun 27. Hal ini sebenarnya menunjukkan situasi yang kondusif bagi perekonomian Indonesia, yang memperlihatkan bahwa gejolak kenaikan harga pada beberapa harga bahan pokok tidak banyak mempengaruhi inflasi sampai bulan Agustus 27. Inflasi Kumulatif (%) % January February March April May June July August September October November December Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 7

8 Perkembangan Ekspor dan Impor Pada bulan Juli 27 nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 9,81 miliar atau naik sekitar 4,2 persen dibanding nilai ekspor bulan Juni 27 yang sebesar US$ 9,42 miliar. Kenaikan ini didorong oleh ekspor non migas yang mengalami peningkatan sekitar 5,3 persen, dari US$ 7,61 miliar menjadi US$ 8,2 miliar. Sementara untuk bulan yang sama ekspor migas masih menunjukkan penurunan tipis sebesar,5 persen yaitu dari US$ 1,81 miliar menjadi US$ 1,8 miliar. Hal itu disebabkan ekspor minyak mentah dan ekspor hasil minyak masing-masing mengalami penurunan nilai ekspor sekitar 16,6% dan 1%, meskipun nilai ekspor gas alam meningkat sekitar 21,4 persen. Terjadinya penurunan pada nilai ekspor migas terlihat kontradiktif dengan kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional yang mencapai US$ 75,5 per barrel di bulan Juli 27 (dari sekitar US$ 69,14 per barrel pada bulan Juni 27). Menurut BPS, penurunan ekspor migas ini disebabkan oleh karena kurangnya kemampuan kontraktor meningkatkan produksi minyak yang bisa dijual (lifting). Saat ini lifting minyak yang diproduksi Indonesia masih dikisaran 1,1 juta barel per hari. Dari data Pertamina dan BP Migas diketahui bahwa volume ekspor minyak mentah turun sebesar 22,8 persen dan hasil minyak turun 13 turun, sementara volume ekspor gas alam meningkat sekitar 2 persen. Meskipun pada bulan Juli 27 peningkatan ekspor hanya terjadi untuk ekspor non migas karena ekspor migas mengalami penurunan, tetapi secara kumulatif nilai ekspor selama Januari Juli 27 (US$ 63,53 miliar) menunjukkan peningkatan sebesar 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 26 (US$ 55,8 miliar). Dalam periode ini ekspor migas menunjukkan penurunan sekitar 8,1 persen dari US$ 12,51 miliar menjadi US$ 11,49 miliar. Sedangkan ekspor non migas menunjukkan peningkatan sekitar 2,2 persen dari US$ 43,29 miliar menjadi US$ 52,4 miliar. Dilihat menurut sektor, pada periode tersebut ekspor sektor pertanian meningkat 1,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 26, sementara ekspor hasil industri naik 17,3 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik sebesar 43,4 persen. 12 Nilai Ekspor (US$ miliar) 1 US$ Juta Jan-Juli 26 Migas Nonmigas Jan-Juli 27 Sementara itu dari sisi impor terlihat bahwa total impor bulan Juli 27 mengalami peningkatan sebesar 5,6 persen dibandingkan dengan total impor bulan Juni 27, yaitu dari US$ 5,93 miliar menjadi US$ 6,26 miliar. Peningkatan ini didukung oleh naiknya impor migas sebesar 2,5 persen, dari US$ 1,63 miliar pada Juni 27 menjadi US$ 1,66 miliar pada Juli 27. Sementara itu impor non migas yang mencapai US$ 4,6 miliar pada Juli 27 merupakan kenaikan sekitar 6,7 persen dari impor bulan Juni 27 (sebesar US$ 4,31 miliar). Secara kumulatif total nilai impor selama Januari Juli 27 meningkat sekitar 16 persen dibanding dengan nilai impor pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari US$ 34,35 miliar menjadi US$ 39,89 miliar. Dalam hal Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 8

9 ini impor migas meningkat 1,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari US$ 1,88 miliar pada Januari-Juli 26 menjadi US$ 11,2 miliar pada Januari-Juli 27. Sedangkan impor non migas melonjak sekitar 23 persen dari US$ 23,47 miliar menjadi US$ 28,86 miliar. Dengan demikian selama periode Januari Juli 27 neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 23,65 miliar atau meningkat sekitar 1,3 persen dibanding dengan surplus yang terjadi pada periode yang sama tahun 26 (sebesar US$ 21,44 miliar). Dengan surplus neraca perdagangan yang terus meningkat, maka selayaknya cadangan devisa juga terus meningkat. Namun terjadinya gejolak nilai tukar di bulan Agustus lalu diperkirakan telah memaksa Bank Indonesia melakukan intervensi valas sehingga menurunkan cadangan devisa. Pada akhir Agustus 27 cadangan devisa Bank Indonesia tercatat sebesar US$ 51,43 miliar yang lebih rendah dari posisi cadangan devisa pada akhir Juli 27 yang mencapai US$ 51,88 miliar. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (US$ Miliar) US$ Miliar Ekspor Impor This report is for use by professional and business investors only and has been prepared for information purposes and is not an offer to sell or a solicitation to buy any institution. The information herein was obtained or derived from sources that we believe are reliable, but whilst all reasonable care has been taken to ensure that stated facts are accurate and opinions fair and reasonable, we do not represent that it is accurate or complete and it should not be relied upon as such. All opinions and estimates included in this report constitute our judgment as of this date and are subject to change without notice. This document is for the information of clients only and must not be copied, reproduced or mare available to others. Laporan Ekonomi Bulan Agustus 27 Kamar Dagang dan Industri Indonesia 9

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Juli 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2000 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Mei 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Oktober 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi September 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Februari 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Desember 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Shoji MAEDA Erna Zetha Rusman Indikator Ekonomi Indikator

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Maret 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2002 2003 2004 2005 2006 1. Nilai

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Februari 2008 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juni 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Laporan Ekonomi Bulanan. Mei 2006

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Laporan Ekonomi Bulanan. Mei 2006 KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Laporan Ekonomi Bulanan Mei 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO Yojiro OGAWA Shoji MAEDA Erna Zetha Tulus Tambunan

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Januari 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA INDIKATOR EKONOMI Indikator 2001 2002 2003 2004 2005

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan November 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi November 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin ndonesia Kerjasama KADN ndonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA ndikator Ekonomi ndikator 2001 2002 2003 2004 2005 1.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan September 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Oktober 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Agustus 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Januari 2008 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Juni 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Oleh Yojiro Ogawa Shoji Maeda Erna Zetha Tulus Tambunan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Sekretariat: Menara Kadin Lt.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Januari 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Februari 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2002 2003 2004 2005 2006 1.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Maret 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014 INFLASI BULAN MEI TERCATAT 0,1% Pada bulan Mei 2014, laju inflasi tercatat sebesar 0,1%. Faktor pendukung inflasi karena harga makanan jadi dan minuman yang meningkat. Inflasi tahun kalender sebesar 1,56%,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014 INFLASI BULAN JUNI TERCATAT 0,43% Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada bulan Juni 2014 mencapai 0,43%. Inflasi Juni lebih tinggi dari Mei 2014 yang sebesar 0,16%. Inflasi secara berurutan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 No. 28/05/72/Thn XVII, 05 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 Perekonomian Sulawesi Tengah triwulan I-2014 mengalami kontraksi 4,57 persen jika dibandingkan dengan triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003 No. 12/VII/16 Februari 2004 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003 PDB INDONESIA TAHUN 2003 TUMBUH 4,10 PERSEN! PDB Indonesia selama tahun 2003 meningkat sebesar 4,10 persen dibandingkan tahun 2002.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 No. 53/11/36/Th.VIII, 5 November 2014 PDRB Banten triwulan III 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen, melambat

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA No. 27 / VIII / 16 Mei 2005 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PDB INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2005 TUMBUH 2,84 PERSEN PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2005 meningkat sebesar 2,84 persen dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001

PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001 No. 07/V/18 FEBRUARI 2002 PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001 PDB INDONESIA TAHUN 2001 TUMBUH 3,32 PERSEN PDB Indonesia tahun 2001 secara riil meningkat sebesar 3,32 persen dibandingkan tahun 2000. Hampir

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro tahun 2005 sampai dengan bulan Juli 2006 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi membaik dari

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013 A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III TAHUN 2013 No. 75/11/21/Th.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 11/02/73/Th. VIII, 5 Februari 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN IV 2013 BERKONTRAKSI SEBESAR 3,99 PERSEN Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Highlights PDB Indonesia Triwulan I 2010 Tumbuh +5,7% YoY Laju Inflasi April 2010 Meningkat Pertumbuhan Impor Lebih Cepat Dari Ekspor Maret 2010 BI Rate Tetap Pada Level 6,5% Ratna Lim Ratna@megaci.com

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR *) TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR *) TRIWULAN II TAHUN 2014 k BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.041/08/64/Th.XVII, 5 Agustus q-to-q: -0,19 % y-on-y: 1,89 % PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR *) TRIWULAN II TAHUN Perekonomian Kalimantan Timur berdasarkan besaran

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 79/11/21/Th.IX, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III PDRB KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TUMBUH 6,15 PERSEN (c to c) PDRB Kepulauan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

BERITA RESMISTATISTIK

BERITA RESMISTATISTIK BERITA RESMISTATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 72/11/52/Th. VII, 6 November-2013 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN III-2013 PDRB Provinsi NTB pada triwulan III-2013 a. Dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Mingguan

Analisis Ekonomi Mingguan Implikasi Indikator Ekonomi Terkini Terhadap Pasar Modal Analisis Ekonomi Mingguan Economic & Business Research Senior economist: Ibnu Edy Wiyono ibnu.wiyono@cp.co.idi id Business & economic analyst: M

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/08/72/Th. XIV, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 09/02/61/Th. XIII, 10 Februari 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2009 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 meningkat 4,76 persen dibandingkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 34/05/21/Th. IX, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014 A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT SEKTOR EKONOMI PDRB KEPRI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci